Nim :210101102
MK :Praktik Hisab Dan Rukyah
Artinya: demi fajar(1)dan malam yang sepuluh,(2) dan yang genap dan yang ganjil,
(3) dan malam bila berlalu(4)pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat
diterima) oleh orang-orang yang berakal(5). (Q.S. Al- Fajr : 1-5).
Qura’an surat al-fajr ini merupakan salah satu landasan hukum hisab awal bulan
kamariah kelompok tarekat naqsabandiyah. Selain itu perhitungan atau hisab mereka
juga di dasarkan pada Almanak hisab Munjid yaitu salah satu almanak pedoman
perhitungan awal bulan kamariah oleh Syekh Muhammad Thaib pada tahun 1906 M.
Almanak Hisab Munjid ini berbentuk selembar kertas yang dipenuhi dengan kolom
hari, bulan kamariah, bilangan tahun dan bilangan bulan kamariah.
Almanak Hisab Munjid
Almanak inilah yang dijadika acuan dalam openentuan awal bulan tarekat
naqsabandiah. Selain itu ternyata ada juga yang mereka kenal dengan hitungan lima,
yaitu sebuah perhitungan dengan menjumlahkan hari penetapan dengan 5 hari
berikutnya untuk menetukan awal bulan tahun berikutnya. Contohnya : awal
Ramadhan 1441 H jatuh pada hari Kamis, 23 April 2020 maka untuk tahun 2021 awal
ramadhannya dengan cara menambahkan 5 hari. Caranya hari kamis dianggap sebagai
hari pertama (1. Kamis), kemudian dilanjut dengan hari berikutnya yaitu 2. Jum’at, 3.
Sabtu, 4. Ahad dan 5. Senin. Maka dengan demikian awal ramadhan / 1 Ramadhan
1442 H (2021) akan jatuh pada hari Senin, 12 April 2021.
Sementara dalam hal rukyat ada beberapa metode yang dilakukan oleh tarekat
naqsabandiyah, diantaranya :
Bulan dilihat pada waktu Maghrib
Untuk menentukan awal bulan Ramdhan, bulan di lihat pada bulan Sya’ban dengan
cara melihat bulan pada saat Maghrib, jika bulan kelihatan setengah, hitungan bulan
pada saat itu adalah 8 hari. Maka awal bulan Sya’ban sudah diketahui dengan cara
menghitung delapan hari kebelakang.
Bulan dilihat pada tengah Malam
Sama halnya melihat Bulan pada saat maghrib, maka metode ini Bulan kembali
dilihat pada jam 12 malam. Namun bedanya pada metode ini Bulan dalam keadaan
Purnama (full moon). Jika posisi bulan berada di atas kepala, maka hitungan bulan
pada saat itu adalah 15 hari. Hanya dengan menghitung lima belas hari kebelakang
maka awal bulan Sya’ban sudah di ketahui. Jika awal Sya’ban sudah di ketahui, maka
untuk menentukan awal Ramadhan dengan cara menghitung (29) dua puluh Sembilan
hari dari awal Sya’ban. Karena mereka meyakini bulan Sya’ban jumlah harinya 29
hari dan Ramadhan 30 hari.