Anda di halaman 1dari 8

HISAB RUKYAT MENURUT ULAMA KONTEMPORER

Nur Laili Holisatun Haniah

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri ( UIN ) Sunan Ampel Surabaya,

Surabaya, Jawa Timur 60237, Indonesia

Nurlailiholisatun@gmail.com

Elly Uzlifatul jannah, M.H

Abstrack

Difference is a normal thing, even in Islam it is a blessing that we should be grateful for. and the differences that
usually occur in Indonesia, especially the Islamic religion, namely the determination of the calendar or the
determination in determining the beginning of the qamariyah month. there are lots of opinions of the scholars which
only come from the same source, namely the Qur'an and hadith, we must understand this difference, so that in
dialogue we do not easily blame people. here there is a difference according to contemporary scholars, namely
there are 5 figures. where Shaykh Ahmad Muhammad Syakir prioritizes reckoning over the new moon. And the
second is Shaykh Muhammad Rashid Ridho who is also more reckoning than the new moon for the same reason,
namely the Muslim community. it's not umm anymore. the third is Tanawhi Jauhari who also chooses reckoning, and
Shaykh Yusuf Al Qadharawi and Shaykh Ali Jumuah who prefer reckoning

Keyword : the beginning of the month, opinion, reckoning and rukyat

Abstrak

perbedaan merupakan suatu hal yang biasa,bahkan di dalam islam itu menjadi rahmat yang harus kita syukuri. dan
perbedaan yang biasa terjadi di Indonesia terutama agama islam yakni penentuan kalender atau penentuan dalam
menentukan awal bulan qamariyah. banyak sekali pendapat para ulamanya dimana hanya dari sumber yang sama
yakni al Qur'an dan hadist, perbedaan ini harus kita pahami, sehingga dalam berdialogtika kita tidak gampang
menyalahkan orang. sini ada perbedaan menurut ulama kontemporer, yakni ada 5 tokoh. dimana syaikh ahmad
Muhammad Syakir lebih mengutamakan hisab dari pada hilal.dan yang kedua syaikh Muhammad rasyid ridho yang
juga lebih k hisab daripada hilal dengan alasana yang sama yakni ummat musli. sudah tidak ummi lagi. yang ketiga
ada tantawhi jauhari yang memilih hisab juga, dan syaikh yusuf al qadharawi dan syaikh ali jumuah yang lebih
memilih hisab.para ulama tadi lebih seruju menganjurkan menggunakan hisab

kata kunci : awal bulan,pendapat,hisab dan rukyat


A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki semboyan bhinneka tunggal ika, yang
memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua, dimana dapat kita pahami yakni di dalam negara kita
indonesia terdapat perbedaan, namun nyatanya meskipun terdapat perbedaaan indonesia masih
dalam satu kesatuan. Sama halnya di dalam islam yakni perbedaan merupakan rahmat yang harus
kita syukuri, contoh perbedaan di negara kita indonesia, masyarakat indonesia terdiri dari islam,
hindu, budha, dan konghucu. Dan didalam setiap agama itu masih tedapat juga pebedaan yang
harus kita syukuri.
Di dalam agama islam ada perbedaan dalam menentukan hal yang berkaitan dengan
ibadah, namun tetap berlandasan menggunakan al-quran dan hadist, dan yang paling penting
yakni penentuan awal bulan qamariyah, atau ketetapan yang ada dikalender karena menjadi sebab
pelaksanaan ibadah dalam hukum islam. Dalam menentukan awal bulan qamariyah ini juga ada
banyak perbedaan namun tetap berpedoman tegus terhadap al-quran dan hadist, hanya saja para
ulama memiliki penafsiran masing-masing terhadap al-quran dan hadist. Ada 2 macam sistem
penentuan awal bulan qamariyah, yakni sitem rukyah bilfi’li dan sistem hisab. 1
Sistem rukya bil fi’li adalah uapaya melihat hilal ddengan mata telanjang pada saat
matahari terbenam tanggal 29 qamariyah. Kalau hilal terlihat, maka malam itu dan keesokan
harinya ditetapkan sebagai tanggal satu bulan baru, sedangkan kalau hilal tidak berhasil dilihat
maka tanggal satu hilal baru ditetapkan jatuh pda malam berikutnya, bilangan hari dari bulan
yang sedang berlangsung digenapkan menjadi 30 hari. Dan sistem ini masih banyak yang
menggnakannya dari masa nabi hingga sekarang.Sistem hisab yakni perhitungan menggunakan
peredaran bulan mengelilingi bumi, dalam penentuan awal bulan qamariyah. ada dua cara hisab
yakni ; hisab urfi dan hisab hakiki.2 Hisab urfi atau disebut juga dengan hisab adadi atau hisab
alamah adalah metode perhitungan yang berpatokan tidak kepada gerak hakiki atau gerak
sebenarnya dari benda-benda langit.3Didalam hisab urfi ini mempunyai pengertian bahwasanya
jumlah hari dalam setiap bulannya permanen,untuk bulan yang berjumlah 30 hari yakni pada
bulan muharram, rabiul awal, jumadil awal, rajab, ramadhan, dan dzhulqa’dah. Sedangkan hisab
hakiki ialah metode penentuan awal bulan qomariyah yang dilakukan dengan menghitung gerak
faktual bulan dilangit, dan menurut hisab hakiki ini umur tiap bulan tidaklah tetap ataupun
permanen, kadang-kadang dua bulan berturut-turut umurnya 29 hari atau 30 hari atau kadang-
kadang pula brganti seperti metode hisab urfi. Sistem ini menggunakan data yang sebenarnya dari
gerak bulan dan bumi serta menggunakan kaidah-kaidah ilmu ukur segitiga ( spherical
trigonometri).4
Perbedaan yang terjadi ini merupakan salah satu hal yang harus kita syukuri, karena
dengan adanya perbedaan ini kitab bisa mengetahui banyak hal, dan dengan adanya kita
mempelajari perbedaan ini kita tidak mungkin langsung menyalahkan orang jika ada yang tidak
sependapat dengan apa yang kita anut. Pendapat dari para madzhab, ulama’ klasik dan ulama’
kontemporer, harus kita pelajari agar adanya toleransi dalam diri kita.
B. Metode
1
Muhammad wardan dipaningrat,kitab falak dan hisab, (yogyakarta, toko pandu, 1975)hal 53-54
2
Dipaningrat, kitab falak, 20-35
3
Majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat muhammadiyah ( yogyakarta; majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat
muhammadiyah,2009) h 18
4
Departemen agama R.I pedoman perhitungan awal bulan qamariyah (jakarta;pembinaan administrasi hukum dan
peradilan agama 1983) hal 8
Metode penelitian ini adalah library research (penelitian keperpustakaan) yaitu penelitian
yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur kepustakaan baik berupa buku, catatan maupun
laporan.
C. Pembahasan
Hisab rukyat menurut ulama kontemporer
1. Ahmad muhammad syakir ( w. 1377h)
Syaikh muhammad syakir lahir di jurja, mesir pada pertengahan syawal tahun 1282 H
atau pada tahun 1863 M. Beliau memiliki ayah bernama ahmad bin abdil qadir bin abdul
warits.5 Keluarga beliau pun telah dikenal sebgaia keluarga yang paling mulia dan yang
paling dermawan dikota kelahiran syaikh muhammad syakir. 6 Beliau termasuk min ba’dhil
muhaddistin atau ahli hadist, memang bukan periwayatannya terhadap hadis sebagaimana
imam bhukori dan lainnya, tapi karena bidang keilmuan yang digelutinya. Nama laqob beliau
adalah syaikh muhammad syakir al-iskandariyah. Sejak kepemimpinan utsmaniyah yang
memproklamirkan negara mesir merdeka pada tahun 1085, yakni di masa pemerintahan
muhammad ali, mesir mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah muhammad ali
membantai sisa-sisa petinggi mamluk pada tahun 1811. 7syaikh muhammad syakir lahir
dimesir yang sudah dalam keadaan tenang, dan beliau berada dilingkungan madzhab hanafi.
Beliau dikenal sebagai seorang pembaharu universitas al-azhar, dan beliau merupakan
mantan rektor universitar al-azhar karirnya dimulai dari menghafal al-quran dan belajar
dasar-dasar studi di jurja,mesir, kemudian beliau rihlah (bepergian untuk menuntut ilmu ) ke
universitas al-azhar dan beliau belajar dari guru-guru besar pada masa itu, kemudian
dipercayai untuk memberikan fatwa pada tahun 1307. Dan kemudian beliau menduduki
jabatan sebagai ketua mahkamah mudiniyyah al-qulyubiyyah, dan tinggal di sana selama
tujuh tahun sampai beliau dipilih menjadi qadhi (hakim) untuk negeri sudan pada tahun 1317
H.8 Beliau adalah orang yang pertama menduduki jabatan ini, dan orang yang pertama yang
menetapkan hukum-hukum hakim yang syar’i di sudan. Kemudian pada tahun 1322 H, beliau
ditunjuk sebagai guru bagi para ulama iskandariyyah. Hal ini bagi orang muslimin
memunculkan orang-orang yang menunjukkan umat supaya dapat mengembalikan kejayaan
islam diseantero dunia, kemudian beliau ditunjuk sebagai bagi para guru al-azhar, kemudian
beliau menggunakan kesempatan pendirian jam’iyyah tasni’yyah pada tahun 1913 M.
Kemudian beliau berusaha untuk menjadi anggota organisasi tersebut, sebagai pilihannya dari
sisi pemerintah mesir.dan dengan itulah beliau meninggalkan jabatannya, serta enggan untuk
kembali kepada satu bagianpun dari jabatan-jabatan tersebut, dan beliau tidak lagi berhasrat
setelah itu kepada sesuatu yang memikat dirinya, bahkan beliau lebih mengutamakan untuk
hidup dalam keadaan pikiran, amalan, hati dan ilmu yang bebas lepas.
Awa’il asy-syuhurcal-a’rabiyah hal yajuzu syar’an itsbatuha bi al-hisab al- falaky
merupakan karangan syaikh ahmad muhammad syakir dimana beliau menjelaskan secara rici
tentang kebolehan menggunakan hisab pada penentuan awal bulan. Beliau juga menuturkan
bahwasanya masyrakat arab masih belom mengerti ilmu falak pada awal perkembangan islam
5
Martin Van bruinessen, kitab kuning. Pesantren dan tarekat: tradisi-tradisi islam di indonesia, (bandung; Mizan,
1995), hlm. 160
6
Abdullah, “biografi muhammad syakir”,http:wwscrib.com|doc|528160
7
Taufik abdullah, ensiklopedi tematis dunia islam,akar dan awal, (jakarta: PT. Iktiar Baru Van Hoeve,2002), hlm
173
8
Ahmad muhammad syakir op.cit., h 8-9
sebab mereka adalah ummat yang ummy ( ‫ ) ُأِّم َّيٌة ُأَّم ٌة إَّنا‬tidak menulis dan tidak menghitung.
Oleh karena itu rasululah menjadikan rukyatul hilal sebagai alternatif bagi mereka dalam
menentukan awal bulan ramadhon dan syawal, dan sesungguhnya allah tidak membebani
hambanya, lebih dari kesanggupannya.Namun seiring berkembangnya zaman, berkembang
pulalah ilmu pengetahuan termasuk juga ilmu hisab falak ( astronomi ), namun banyak ahli
fikih dan ahli hadis yang tidak mengetahui ilmu falak sehingga ilmu tentang falak sedikit
yang percaya apalagi beranggapan bahwa hisab itu mengada-ada ( bid’ah).
Dan menaggapi pernyataan nabi saw “ fain ghumma ‘alaikum fadhuru lahu” dan “ fain
ghumma ‘alaikum fa akmilu ‘al-iddata tsalatsin “ beliau menggabungkan dua riwayat
tersebut dalam keadaan yang berbeda. Makna dari faqduru lahu yakni bermakna
“ kadarkanlah dengan perhitungan al manazil ( hisab-falak )” yang tertuju untuk orang-
orang khusus yang mengerti ilmu perhitungan ( al-khithab li man khasshahu allah bi hadza
al’ilm,) dan kata “fa-akmilu...” tertuju untuk orang-orang awam ( khithab li al-‘ammah ).9

2. Muhammad rasyid ridho ( w. 1354 h)


Rasyid Ridha Memiliki nama lengkap yakni Muhammad Rashid ibn ali ridho ibn
Muhammad Syamsuddin bin Muhammad Bahauddin bin Manla Ali Khalifah.Rasyid
Ridhalahir pada tahun 1865 di suatu desa bernama Al-Qolamun suatu desa diLibanon (saat
itu berada di wilayah Turki kerajaan Usmani) yang letaknya tidak jauh dengan kota
Tripoli(sekarang Suriah). Semasa kecil Ia telah belajar menulis, membaca Al-Qur'an dan
berhitung di desa yang ditinggikan olehnya itu.Pada tahun 1882, Ia meneruskan
pendidikannya diSekolah Nasional Islam atau yang disebut Madrasah al-Wataniyah al-
Islamiyah di Tripoli.Syaikh Husain Al-Jisr, beliaulah yang mendirikan sekolah tersebut dan
beliau termasukulama islam yang terpengaruhi oleh ide-ide modern. Di Madrasah ini, Rasyid
Ridha jugamempelajari bahasa asing seperti turki dan perancis. Selain mempelajari bahasa
asing dan pengetahuan tentang agama, ia juga mepelajri tentang pengetahuan
modern.Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikannya di sekolah agama di Tripoli.Meski
demikian, beliau masih berhubungan dengan Syaikh Husain Al-Jisr dan beliaulah guru
dimasa muda Rasyid Ridha. Selain Syaikh Husain Al-Jisr, beberapa ulama yang berpengaruh
terhadap Rasyid Ridha yaitu Syaikh Mahmud Nasabah, Syaikh Muhammad Al-Qawiji, dan
Syaikh Abdul Ghani Ar-Rafi. Kemudian,beliau terpengaruh oleh ide-ide dari Jamaludin Al-
Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah Al-Wutsqa.Pertemuan Rasyid
Ridha dengan Muhammad Abduh, saat itu Muhammad Abduh berada dalam pembuangan di
Beirut dan mereka sempat berdialog . Kemudian pemikiran pembaharuan yang didapat dari
Syaikh Husain Al-Jisr itu diperluas lagi dengan ide-ide Al-Afghani dan Muhammad Abduh
sehingga beberapa bulan kemudian beliau menerbitkan majalah yang berjudul Al-Manar.
Dalam majalah Al-Manar ini, tujuannya sama seperti tujuan majalah Al Urwah Al-Wutsqa
yaitu membarantas masalah tahayyul dan bid'ah- bid'ah yang masuk dalam tubuh islam
menghilangkan paham fatalisme dan faham yang dianuttarekat-tarekat tasawuf,
meningkatkan mutu pendidikan serta membela islam dalam permainan politik barat, pada
masa tua pun beliau masih aktif untuk membela kebenaran.
Dalam masalah penentuan puasa atau awal bulan, beliau mengatakan bahwasanya
anjuran rukyatul hilal disini bukan sebagai ibadah namun sebagai kemudahan dikarenakan

9
Ahmad muhammad syakir op.cit., h 15-16
pada masa itu ummat muslim masih ummy, berbeda dengan konteks sekrang dimana ummat
islam sudah tidak ummy lagi. 10 Dan beliau lebih condong menggunakan metode hisab
astronomis, yang memiliki dua alasan ; pertama, al-quran sangat menganjurkan umat islam
untuk mempelajari ilmu hisab. Kedua, pengamatan hilal itu dianjurkan karena sesuai dengan
keadaan zaman dahulu. Dengan berkembangnya ilmu hisab astronomis, maka penetapan hilal
bisa diganti dengan ilmu hisab yang lebih maju. dan menurut beliau ummat islam tidak boleh
selalu berada di dala ke ummy annya.
3. Tantawhi jauhari ( w. 1358 h)
Syekh tantawi bin jauhari al-mishriy, yang dikenal dengan tantawi jauhari dilahirkan di
desa kifr, iwadiflah tahun 1287 H, ada juga yang berpendapat beliau lahir pada tahun 1870
M, beliau wafat pada 11 januari tahun 1940 m di kairo mesir. 11beliau dilahirkan di dalam
keluarga petani sehingga masa kecilnya dia sering membantu orang tuanya, beeliau adalah
seorang pemikir dan cendekiawan mesir ada yang menyebutnya sebagai filosof islam. 12sambil
membantu orang tua bertani beliau juga belajar di madrasah al-ghars, dan setelah beliau
menamatkan sekolahnya di ghar beliau mendapatkan dukungan dari orang tuanya untuk
mengembangkan ilmu, akhirnya beliau berangkat ke al azhar di kairo dan disanalah beliau
bertemu dengan tokoh-tokoh pembaharu terkemuka dikota mesir, salah satunya yakni
muhammad abduh yang mengajar diberbagai kelas waktu itu, dan syekh tantawi terpengaruh
untuk dengan pandangan-pandangan beliau, terutama pandangan dalam mengadakan
reformasi masyarakat dan menyerang bid’ah. Merasa tidak puas dengan sistem pengajaran
yang ada di al azhar beliau pun pindah ke dar al-ulum dan menyelesaikan pada tahun 1311
H.kehausan beliau akan ilmu sangatlah nyata, dan diapun menjadi guru dimadrasah ibtidaiyah
dan stanawiyah dan kemudian mengajar di kuliah universitas dar-al-ulum dan diangkat
menjadi dosen pengajar di al-jamiat al-musyirat dalam mata kuliah falsafat islam.beliau
sangat gigih dalam menyiarkan ilmu allah, sampai-sampai beliau mendirikan lembaga
pendidikan asing agar ummat islam dapat memahami bahasa barat dan pemikirannya, beliau
juga mendorong masyarakat mesir untuk untuk terus belajar. Beliau memiliki motiv yakni
keyakinannya bahwa al-quran memang menganjurkan kaum muslimin untuk menuntuk ilmu
dalam arti seluas-luasnya.13
Dalam tafsir beliau al jawahir fi tafsir al-quran al-azhim secara jelas menyatakan
keharusan dalam menggunakan data hisab astronomi dalam menentukan awal bulan
puasa,hari raya, dan bulan qamariyah. Dan pernyataan ini dapat disimak dalam pandangan
beliau dalam mengomentari QS Yunus (10) 05 dan ayat-ayat yang berkaitan dengan
perhitungan gerak siang-malam.

4. Yusuf al-qardhawi
Muhammad yusuf al qardawi yakni nama lengkap dari syekh yusuf al-qardhawi dimana
beliau lahir didesa shafat turab mesir bagian barat pada tanggal 9 september 1926, desa sharf
turab terletak antara kota thanta dan kota al-mahallah al kubra, yang merupakan kota
kabupaten ( markaz ) paling terkenal di provinsi al-gharbiyyah. Berjarak sekitar 21 kilometer

10
Rasyid ridho, “itsbat syhar ramadhon wa bahts al- ‘amal fhi wa ghairihi “ jurnal al manar vol 1, no hal 63-73
11
Zaki muhammad mujahid, al-a’lam asy-syarqiyah, cet 2 juz. 1( beirut : dar al-garbal-islami, 1994), hal 319
12
Dewan redaksi, ensikopedia islam di indonesia,( jakarta; anda utama, 1992)hal 1187
13
Dewan redaksi ,ensikolopedi islam, jilid II ( jakarta; ikhtiyar van hoeve, 1993), hlm 307
dari thanta dan 9 kilometer dari al-mahallah. 14ketika berusia 2 tahun ayah dari beliau
meninggal dunia, dan diambil asuh oleh pamannya yang memperlakukan beliau layaknya
seperti anak sendiri. Dan beliau lahir dari keluarga yang taat agama. Dengan mendapatkan
perhatian penuh dari pamannya dan lingkungan sekitar beliau mulai serius menghafal al-
quran sejak usia 5 tahun dengan belajar kepada syeikh hamid, dengan ketekunan dan
kecerdasan beliau, akhirnya berhasil menghafal al-quran 30 juz dalam usia 10 tahun, dan kala
itu sudah mahir dalam tajwid dan kefasihannya swehingga seringkali menjadi imam masjid.
Beliau sangat tertarik pada tokoh-tokoh ikhwanul muslimin yang lain, karena fatwa dan
pemikiran kokoh dan mantap, diantara tokoh tersebut ialah bakhil al-khauli, muhammad al-
ghazali dan muhammad abdullah darras, selain itu beliau juga kagun terhadap dan hormat
terhadap imam mahmud sekaligus dosen yang mengajar difakultas ushuluddin dalam bidang
filsafat, meskipun yusuf al-qadri kagum dan hormat tapi beliau tidak taqlid terhadap beliau-
beliau dan tidak mengurangi sikap kritisnya, beliau pernah berkata “ karunia allah pada saya ,
bahwa kecintaan saya terhadap seorang tokoh tidak menjadikan saya taqlid kepadanya,
karena saya bukan lembaran kopiah dari orang-orang terdahulu, tetapi saya mengikuti ide dan
perilakunya, hanya saja hal itu merupakan penghalang antara saya dan pengambilan manfaat
tersebut.”
Dalam penentuan awal bulan qamariyah beliau dengan sangat tegas untuk menyeru
dalam menerima perhitungan astronomi di dalam fiqh as-syhiam-nya. Dan dalam hal ini
beliau banyak berimam terhadap rasyid ridhho dan amhad muhammad syakir.

5. Ali jumuah
Beliau adalah seorang sosok ulama yang tawadhu, dilahirkan dengan nama Ali dari
keluarga sederhana pada 3 Maret 1952 M ( 7 Jumadal Akhirah 1341) di perkampungan Bani
Sueif, Mesir. Ayahnya bernama Jum’ah sehingga terkenal dengan nama Syekh Ali Jum’ah
nisbat kepada ayahnya.Ayahnya bekerja sebagai pengacara swasta di wilayah Bani Sueif.
Syekh Ali Jum’ah memulai pendidikannya dengan memasuki sekolah umum jenjang Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas atau Tsanawi di Bani Sueif dan memiliki ketertarikan
pada Ilmu Syariat dan Bahasa Arab pada tingkat 2 Tsanawiyah. Beliau memulai pendidikan
agamanya dengan menghapalkan alquran pada usia 15 tahun, Setelah lulus dari perguruan
tinggi, Sheikh Ali Jum'ah terdaftar di Universitas al-Azhar. Setelah menyelesaikan gelar
sarjana kuliah Dirasat Islamiyyah wal Arabiyyah Universitas al-Azhar pada tahun 1979,
Sheikh Ali Jum'ah terdaftar dalam program magister dalam Ushulul Fiqih kuliah Syari'ah
wal Qanun Universitas al-Azhar. Beliau memperoleh gelar magister pada tahun 1985 dengan
nilai mumtaz. Diikuti dengan gelar doktor dalam Ushulul Fiqih Kuliah Syari'ah wal Qanun
Universitas al-Azhar tahuan 1988 M dengan nilai Syaraf Ula.Selain studi resminya, Sheikh
Ali Jum'ah juga belajar kepada banyak syekh dan ahli ilmu-ilmu syariah. Diantaranya ulama
hadits Maroko dan Syekh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari. Sehingga mereka menganggap
Syekh Ali Jum'ah adalah salah satu mahasiswa yang paling berhasil.
Menurut syaikh ali jumuah ialah lebih utama menggunakan hisab dari rukyat, karena
mengandung unsur kepastian, dan rukya mengandung unsur keraguan yang disebabkan
banyak hambatan. Melalui pembacaan utuh turâts dan fenomena kontem- porer terkait

14
Yusuf al-qardhawi , perjalanan hidupku I, alih bahasa oleh ceceptaufikurrahman, ( jakarta: pustaka al-
kautsar,2003), 103.
masalah ini, Syaikh Ali Jum'ah memberi porsi obyektif terhadap hisab astronomi. Ia
mengatakan, "Tidak diragu- kan, hilal merupakan fenomena astronomis yang tetap (tsabitah)
dimana tidak ada perdebatan tentang kemungkinan terlihatnya hilal apabila terpenuhi kriteria
keterlihatannya secara indrawi Peluang keterlihatan itu tentunya akan lebih mudah lagi jika
menggunakan sarana akurat yang telah diakui keakuratannya dan populer dikalangan
spesialis"" Lebih lanjut Ali Jum'ah mengata kan, "kelahiran bulan (milad al-hill) adalah
hakikat ilmiah yang pasti dan merupakan ijmak di kalangan ulama astronomi dan hisab tanpa
ada keraguan.15

Daftar Pustaka

Majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat muhammadiyah ( yogyakarta; majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat
muhammadiyah,2009) h 18
Departemen agama R.I pedoman perhitungan awal bulan qamariyah (jakarta;pembinaan administrasi hukum dan
peradilan agama 1983) hal 8

15
Prof,dr ali jumuah ,al kalim ath tayyib fatwa asyyirriyah, 2, kairo dar as-sallam,cet II,1431 h 91
Martin Van bruinessen, kitab kuning. Pesantren dan tarekat: tradisi-tradisi islam di indonesia, (bandung; Mizan,
1995), hlm. 160
Abdullah, “biografi muhammad syakir”,http:wwscrib.com|doc|528160
Taufik abdullah, ensiklopedi tematis dunia islam,akar dan awal, (jakarta: PT. Iktiar Baru Van Hoeve,2002), hlm 173
Rasyid ridho, “itsbat syhar ramadhon wa bahts al- ‘amal fhi wa ghairihi “ jurnal al manar vol 1, no hal 63-73

Anda mungkin juga menyukai