Anda di halaman 1dari 6

UAS MANAJEMEN PEMASARAN

Dosen Pengampu: Ida Yulianti, S.E., MBA., M.M., Ph.D.

Penyusun:

Daffa Putra Hardian (225020207111113)

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijay2

1
1. Berikut ini adalah penjelasan dari bagan diatas:

a. Tangible product: Level ini merujuk pada manfaat inti atau nilai dasar yang
diinginkan oleh konsumen saat membeli produk. Misalnya, ketika seseorang membeli
sepeda, manfaat intinya adalah transportasi yang efisien dan kemudahan mobilitas.

b. Basic brand: Level ini mengacu pada atribut dasar seperti fitur fisik produk,
kualitas, desain, kemasan, dan nama produk yang dibutuhkan untuk memenuhi
manfaat inti. Pada contoh sepeda, generic product-nya adalah rangka, roda, rem, dan
sistem penggerak yang memungkinkan fungsi utama sepeda.

c. Augmented brand: Level ini melibatkan peningkatan tambahan pada produk yang
melebihi ekspektasi konsumen. Perusahaan dapat menambahkan nilai tambahan
melalui fitur-fitur tambahan, seperti garansi, pengiriman dan instalasi, pelayanan yang
baik, atau keunggulan yang membedakan dari pesaing. Misalnya, sepeda dengan
sistem suspensi yang nyaman atau garansi jangka Panjang serta pelayanan yang
ramah.

d. Potential brand: Level ini melibatkan eksplorasi inovasi dan pengembangan produk
di masa depan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. Ini
melibatkan konsep produk yang baru dan revolusioner yang belum ditemukan atau
dikembangkan. Produk potensial dapat mempengaruhi tren pasar di masa mendatang.

2. Line extension, brand extension, dan multi-branding adalah strategi pemasaran


yang digunakan oleh perusahaan untuk memperluas atau memperkenalkan produk
atau merek baru. Berikut adalah perbedaan antara ketiga strategi tersebut:

 Line Extension:
Line extension terjadi ketika perusahaan memperkenalkan varian baru dari produk
yang sudah ada di dalam lini produk yang sama. Tujuannya adalah memanfaatkan
popularitas atau keberhasilan merek yang sudah ada untuk memperkenalkan produk
baru yang serupa. Perbedaan dalam line extension umumnya terletak pada variasi
fitur, ukuran, rasa, atau atribut produk yang ada.

Contoh:
Sebuah perusahaan makanan ringan yang sudah memiliki merek keripik kentang
terkenal dapat memperkenalkan varian baru dengan rasa pedas atau rasa baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Dalam hal ini, perusahaan memanfaatkan popularitas
merek keripik kentang untuk memperkenalkan varian baru kepada konsumen yang
sudah ada.

 Brand Extension:
Brand extension terjadi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dengan
menggunakan merek yang sudah ada dan terkenal di pasar. Perusahaan memanfaatkan
asosiasi positif dan kesadaran merek yang sudah ada untuk memperkenalkan produk
baru dalam kategori yang berbeda.

Contoh:
Sebuah perusahaan kosmetik yang terkenal dengan produk perawatan kulit dapat
memperkenalkan produk perawatan rambut dengan menggunakan merek yang sudah

2
ada. Dalam hal ini, perusahaan memanfaatkan kepercayaan konsumen pada merek
kosmetik untuk memperkenalkan produk baru di kategori perawatan rambut.

 Multi-Branding:
Multi-branding terjadi ketika perusahaan memperkenalkan merek-merek baru untuk
produk yang berbeda dalam kategori yang sama. Setiap merek memiliki identitas dan
atribut yang unik, dan perusahaan berharap untuk menarik segmen pasar yang berbeda
dengan merek-merek yang berbeda.

Contoh:
Sebuah perusahaan minuman ringan dapat memiliki beberapa merek soda yang
berbeda dengan identitas dan rasa yang berbeda. Merek A mungkin ditargetkan untuk
konsumen yang lebih muda dengan rasa buah yang segar, sementara merek B
mungkin ditargetkan untuk konsumen yang lebih dewasa dengan rasa kafein yang
lebih kuat. Dalam hal ini, perusahaan mencoba untuk menarik segmen pasar yang
berbeda dengan merek-merek yang berbeda dalam kategori minuman ringan.

kesimpulan, line extension terjadi ketika perusahaan memperkenalkan varian baru


dari produk yang sudah ada, brand extension terjadi ketika perusahaan
memperkenalkan produk baru dengan menggunakan merek yang sudah ada, dan
multi-branding terjadi ketika perusahaan memperkenalkan merek-merek baru untuk
produk yang berbeda dalam kategori yang sama.

3. Piramida Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah kerangka kerja


yang menggambarkan empat tahap yang berbeda dari tanggung jawab sosial
perusahaan. Piramida CSR memberikan panduan bagi perusahaan dalam memahami
dan menjalankan tanggung jawab sosial mereka. Berikut adalah penjelasan tentang
setiap tahap piramida CSR beserta contoh-contohnya:

a. Tahap Ekonomi: Tahap ini merupakan dasar dari piramida CSR, di mana
perusahaan bertanggung jawab untuk menghasilkan keuntungan secara ekonomi dan
menghasilkan nilai bagi para pemangku kepentingan utamanya, seperti pemegang
saham dan karyawan. Hal ini mencakup pemenuhan tanggung jawab dasar perusahaan
terhadap ekonomi dan pertumbuhan bisnis. Perusahaan harus dapat memenuhi tahap
ini agar dapat tetap berkembang dan bertahan. Contoh: Perusahaan membayar gaji
yang adil kepada karyawan, memberikan dividen yang wajar kepada pemegang
saham, dan memberikan keuntungan ekonomi bagi pemasok dan mitra bisnis.

b. Tahap Hukum: Tahap ini mencakup ketaatan perusahaan terhadap hukum dan
regulasi yang berlaku dalam aktivitas bisnisnya. Perusahaan diharapkan untuk
menjalankan operasionalnya dengan mematuhi undang-undang, peraturan, dan
standar yang berlaku untuk melindungi hak-hak masyarakat, konsumen, dan
lingkungan. Contoh: Perusahaan memastikan pematuhan terhadap undang-undang
ketenagakerjaan, peraturan lingkungan, dan regulasi keuangan yang berlaku.

c. Tahap Etika: Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktik bisnis


yang baik, etis, dan benar. Perusahaan diharapkan untuk bertindak dengan integritas,
menghormati hak asasi manusia, dan mempertimbangkan nilai-nilai etis dalam
pengambilan keputusan bisnisnya. Perusahaan juga dapat menggunakan normanorma
yang berlaku sebagai rujukan. Contoh: Perusahaan menerapkan kebijakan anti-

3
diskriminasi serta menjalankan bisnis dengan transparansi, menghindari konflik
kepentingan, dan mendukung penuh keadilan sosial.
d. Tahap Filantropi: Tahap ini merupakan puncak piramida CSR, di mana perusahaan
berkontribusi dan memberikan manfaat kepada masyarakat melalui program-program
filantropi dan kegiatan sukarela. Perusahaan menggunakan sebagian keuntungannya
untuk membantu masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Contoh: Perusahaan
menyumbangkan dana untuk pendidikan, membantu lembaga amal, atau mendukung
proyek-proyek lingkungan yang berkelanjutan.

4. Greenwashing merupakan suatu strategi pemasaran yang di mana perusahaan


memberikan kesan atau klaim bahwa produk mereka ramah lingkungan, padahal
kenyataannya tidak sesuai dengan kesan atau klaim tersebut. Tujuan dari strategi ini
adalah untuk meningkatkan citra perusahaan atau produk mereka sebagai produk
ramah lingkungan, padahal kenyataannya tidak sesuai.
Berikut adalah tiga contoh produk yang dapat dianggap melakukan greenwashing:

a. Volkswagen: Produsen mobil Volkswagen kedapatan memalsukan laporan


emisinya pada beberapa lini kendaraan dieselnya pada tahun 2015. Hal ini
menyebabkan beberapa tuntutan hukum dan denda miliaran. Volkswagen tertarik
untuk memanfaatkan konsumen yang tertarik dengan transportasi rendah karbon yang
terjangkau, pabrikan Jerman itu mencap lini baru kendaraan dieselnya sebagai salah
satu opsi paling ramah lingkungan yang tersedia, dan seharusnya memiliki data untuk
ditampilkan. Selama beberapa tahun, kendaraannya dianggap sebagai salah satu
penghasil emisi terendah di pasar mesin pembakaran. Hingga Badan Perlindungan
Lingkungan AS menyadari, mobil tersebut menghasilkan emisi hingga 40 kali lebih
banyak daripada yang diiklankan. Volkswagen membantah memalsukan datanya dan
menyesatkan publik, dengan mengatakan telah salah memahami persyaratan
pengujian.

b. Coca-cola: Perusahaan soda Amerika, Coca-Cola baru-baru ini dituduh melakukan


greenwashing dalam dua kasus berbeda. Pertama, ia mempromosikan lini baru versi
rendah gulanya, Coca-Cola Life, sebagai “alternatif yang ramah lingkungan dan
sehat”. Kedua, perusahaan mengklaim berkomitmen untuk mengurangi sampah
plastik. Dalam kedua kasus tersebut, konsumen telah melihat greenwashing. Setelah
ahli gizi menyoroti bahwa minuman tersebut masih tidak sehat, Label rendah gula
menyesatkan konsumen tentang kandungan total yang masih ada di dalam botol.
Demikian pula, Coca Cola pergi ke pengadilan atas klaim limbah plastiknya, dengan
perusahaan tersebut dinobatkan sebagai salah satu pencemar plastik terbesar di dunia.
Ini adalah salah satu contoh greenwashing terbesar.

c. Banana boat: Banana Boat mengklaim bahwa tabir surya mereka aman untuk
terumbu karang, namun setelah dilakukan pengecekan ternyata ditemukan bahan
kimia berbahaya yang berdampak negatif terhadap lingkungan terumbu karang. Tabir
surya mereka mengandung avobenzone dan octocrylene, yang menyebabkan
pemutihan karang dan beracun bagi kehidupan laut lainnya. Dengan demikian, klaim
Banana Boat bahwa rangkaian tabir suryanya “ramah terumbu karang” sedang
ditantang. Klaim awal greenwashing menyebabkan penilaian ulang di seluruh
industri. Beberapa produsen tabir surya sedang meninjau komponen produk mereka
untuk memastikan tidak menyesatkan publik.

4
5. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan bagi perusahaan yang
mengikuti public exhibition dan business exhibition.

a. Public exhibition: Keunggulan:


o Akses langsung ke target pasar: Pameran publik memberikan kesempatan bagi
perusahaan untuk berinteraksi langsung dengan konsumen potensial dan masyarakat
umum. Hal ini dapat membantu dalam membangun hubungan dengan calon
pelanggan dan memperluas jangkauan pasar.
o Peningkatan brand awareness: Pameran publik seringkali menarik banyak perhatian
dari masyarakat luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk
atau layanan perusahaan kepada masyarakat.
o Peluang penjualan langsung: Pameran publik dapat menjadi kesempatan untuk
menjual produk atau layanan secara langsung kepada pengunjung.

Kerugian:
o Persaingan yang ketat: Pameran publik biasanya memiliki banyak peserta dari
berbagai industri. Persaingan untuk menarik perhatian pengunjung dapat menjadi
sulit, terutama jika ada banyak peserta yang menawarkan produk atau layanan serupa.
o Biaya dan sumber daya: Berpartisipasi dalam pameran publik membutuhkan biaya
yang signifikan, termasuk biaya pendaftaran, penyewaan ruang pameran, desain
booth, promosi, dan biaya lainnya. Perusahaan juga perlu mengalokasikan sumber
daya manusia dan waktu untuk persiapan dan kehadiran selama pameran.
o Kurangnya target audiens yang spesifik: Pameran publik seringkali menarik
pengunjung dari berbagai latar belakang dan minat. Hal ini berarti bahwa tidak semua
pengunjung adalah target pasar yang tepat untuk perusahaan. Perusahaan mungkin
perlu menghabiskan waktu dan usaha tambahan untuk mengidentifikasi calon
pelanggan yang potensial di antara pengunjung.

b. Business exhibition: Keunggulan:


o Fokus pada pasar yang terkait: Pameran bisnis cenderung menarik peserta dan
pengunjung yang terkait secara langsung dengan industri atau pasar tertentu. Ini
memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan bisnis
yang lebih relevan dan berpotensi menghasilkan peluang kerja sama atau penjualan.
o Jaringan bisnis: Pameran bisnis menyediakan platform untuk membangun
hubungan dengan mitra potensial, pemasok, atau pelanggan dalam industri tertentu.
Ini dapat membantu dalam mengembangkan jaringan bisnis yang kuat dan
meningkatkan peluang kerja sama jangka panjang.
o Meningkatkan citra profesional: Dengan berpartisipasi dalam pameran bisnis,
perusahaan dapat meningkatkan citra profesional mereka di antara pemangku
kepentingan industri. Hal ini dapat memperkuat reputasi perusahaan dan membantu
dalam membangun kepercayaan dengan calon mitra atau pelanggan.

Kerugian:
o Target pasar terbatas: Pameran bisnis cenderung mengundang audiens yang
terbatas dalam industri atau sektor tertentu. Ini mungkin membatasi potensi ekspansi
ke pasar yang lebih luas.
o Persiapan yang intensif: Persiapan untuk pameran bisnis bisa memakan waktu dan
sumber daya yang signifikan. Perusahaan harus mempersiapkan materi pemasaran,
bahan promosi, dan presentasi yang relevan serta menyiapkan tim yang terampil
untuk menghadiri pameran.

5
o Persaingan di dalam industri: Pameran bisnis sering kali menjadi ajang di mana
pesaing langsung berkumpul. Perusahaan harus memiliki strategi yang kuat untuk
membedakan diri dari pesaing dan memenangkan perhatian calon pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai