Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 3(1), 59-63, 2017 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN TEH


KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN
SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST
PROBABLE NUMBER (MPN)

Submitted : 4 Mei 2017


Edited : 15 Mei 2017
Accepted : 23 Mei 2017

Fitri Handayani, Reksi Sundu, Dawia

Akademi Farmasi Samarinda


Email : sausanrukan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Tea beverage packaging is a popular fast food beverage because it has a variety of
flavors that are in great demand by the public. Presentation of packaged tea beverages is
mostly found in roads that may be contaminated by Escherichia coli bacteria. This study aims to
identify Escherichia coli bacteria in packaged tea drinks circulating in the rivers of Kelurahan
Selili. This research is a descriptive research. The sample used is packaged tea drink taken in
two subdistricts of Samarinda ilir namely Selili urban village and Sungai Dama by using
Purposive Sampling method of 10 samples. Sample tests include presumtive test, confirmative
test and completed test. The LB (Lactose Broth) assay test was used to detect early presence of
Coliform bacteria, BGLBB (Brillian Green Lactose Bile Broth) as a detector of the specification
of the presence of Coliform bacteria and completed test using EMBA (Eosin Methylene Blue
Agar) as Escherichia coli. The results of this study were 7 samples of 10 samples tested
containing Escherichia coli.

Keywords : Tea beverage, contamination, Escherichia coli

PENDAHULUAN terjangkau. Kelurahan Sungai Dama dan


Minuman teh merupakan salah satu Kelurahan Selili, merupakan salah satu
minuman pelengkap yang kini semakin kelurahan yang banyak terdapat penjual
beragam cara penyajiannya. Perkembangan minuman teh kemasan serta didominasi oleh
inovasi minuman tradisional ini anak-anak sekolah dan masyarakat.
mengutamakan kecepatan sajian yang Minuman teh kemasan merupakan minuman
diharapkan dapat meningkatkan nilai jual. ringan olahan langsung yang telah
Minuman teh seduhan merupakan salah satu ditambahkan air yang dididihkan dan
terobosan baru dalam penjualan teh dengan disimpan ke dalam wadah teko.
berbagai rasa untuk semakin menarik minat Hasil laporan tahunan BPOM Kota
para konsumen(1). Samarinda sebanyak 107 kasus keracunan
Penjual minuman teh kemasan yang disebabkan keracunan makanan dan
industri rumah tangga banyak yang minuman. Penyebabnya karena tidak
membuka usaha di pinggiran jalan kota diperhatikan kebersihan perorangan dan
Samarinda serta menawarkan berbagai lingkungan dalam proses pengelolaan
varian rasa dan harganya yang cukup makanan. Sekitar 80% penyakit yang

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 59


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 3(1), 59-63, 2017 FITRI HANDAYANI

tertular melalui makanan disebabkan oleh Tabung yang sudah berisi media di tutup
bakteri pathogen(2). Pengolahan dengan dengan kapas steril dan aluminium foil
bahan baku yang tidak higienis seperti air kemudian disterilisasi ke dalam Autoclave
yang tidak dididihkan terlebih dahulu serta dengan suhu 121oC selama 30 menit.
pelayanan yang dijajakan langsung di
pinggiran jalan memungkinkan adanya Pembuatan Brillian Green lactose Bile
pencemaran mikroba pada minuman ringan Broth 2% (BGLBB)
tersebut baik melalui bahan baku yang tidak Dua belas gram Brillian Green
higienis maupun melalui lingkungan yang lactose Bile Broth dilarutkan dengan air
tidak bersih. Kondisi yang demikian sebanyak 300 ml didalam labu Erlenmeyer
memungkinkan minuman ini dapat tercemar dan panaskan diatas Hot Plate Stirer hingga
bakteri berbahaya seperti Escherichia coli larut. Larutan BGLBB dipipet sebanyak 4,5 ml
yang dapat menyebabkan diare, mual, dan kedalam masing-masing tabung reaksi yang
gangguan pencernaan lainnya. telah di tempatkan tabung durham secara
Berdasarkan beberapa uraian di atas terbalik. Tabung yang sudah berisi media di
maka perlu dilakukan penelitian untuk tutup dengan kapas steril dan aluminium foil
mengetahui ada tidaknya cemaran bakteri kemudian disterilisasi ke dalam Autoclave
Escherichia coli pada minuman teh kemasan dengan suhu 121oC selama 30 menit.
industri rumah tangga yang beredar di
Kelurahan Selili dan Kelurahan Sungai Pembuatan Eosin Methylene Blue Agar
Dama dengan menggunakan metode MPN (EMBA)
(Most Probable Number). Adapun manfaat EMBA sebanyak 15 g dan agar 10 g
dari penelitian ini adalah memberi infromasi dilarutkan dengan air sebanyak 500 ml di
kepada masyarakat akan kehati-hatian dalam dalam labu erlenmeyer yang sudah terdapat
mengkonsumsi minuman olahan yang magnetic stirrer kemudian di panaskan
terdapat di pinggiran jalan. diatas hot plate. Larutan di sterilkan dalam
autoclave selama 30 menit pada suhu 121oC,
BAHAN DAN METODE dituang ke dalam cawan petri yang sudah di
Bahan sterilkan terlebih dahulu sebanyak ± 15 ml
Minuman teh kemasan industri rumah dan didiamkan sampai memadat.
tangga, Medium Lactosa Broth (LB),
Medium Brillian Green Lactosa Bile Broth Uji Praduga (Presumtive test)
(BGLBB), Medium Eosin Methylene Blue Sampel sebanyak 0,5 ml dengan
agar (EMBA), Aquades, Alkohol 70%, 10 berbagai seri pengenceran (10, 10-1, 10-2 dan
sampel minuman teh kemasan industri 10-3) dimasukkan ke dalam masing-masing 5
rumah tangga. tabung yang berisi 4,5 ml LB yang telah di
tempatkan tabung durham secara terbalik,
Metode tutup rapat dengan kapas steril dan di
Pembuatan Lactosa Broth (LB) inkubasi ke dalam incubator selama ± 24 jam
Lactosa Broth ditimbang sebanyak pada suhu 36oC. Hasil positif ditunjukan
3.9 g, larutkan dengan air sebanyak 300 ml dengan adanya gas pada tabung(6).
didalam labu Erlenmeyer dan panaskan
diatas Hot Plate Stirer hingga larut. Larutan Uji Penegas (Confirmative test)
LB dipipet sebanyak 4,5 ml kedalam Test ini dilakukan untuk menegaskan
masing-masing tabung reaksi yang telah di hasil positif dari test perkiraan. Dari setiap
tempatkan tabung durham secara terbalik. tabung yang menunjukan hasil positif pada

60 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 3(1), 59-63, 2017 FITRI HANDAYANI

uji presumptive, dikocok dan masing-masing LB dapat positif karena bakteri yang tumbuh
diambil 1-2 ose. Kemudian di inokulasi pada adalah bakteri yang dapat menfermentasi
tabung BGLBB setelah itu tabung BGLBB laktosa dan juga menghasilkan gas.
yang sudah di tutup dengan kapas steril di Pengujian MPN pada 10 sampel
inkubasi selama 24 jam pada suhu 36oC. minuman teh kemasan yang diperiksa
Diamati terbentuknya gas pada setiap tabung memiliki hasil yang beragam yang
BGLBB yang positif gas dicatat(6). ditunjukan pada table 1.

Uji Pelengkap (Completed test) Tabel 1. Hasil Uji MPN


Dari setiap tabung yang menunjukan
Jumlah
hasil positif pada uji presumptive, dikocok Jumlah
Kode Coliform (Uji
dan dipindahkan sebanyak 1x jarum ose dari Coliform (Uji
Sampel Penduga dan
tiap tabung LB yang membentuk gas ke Pelengkap)
Penegas)
dalam cawan petri yang berisikan media A 2800 x 102 200 x 102
EMBA. Jarum ose digoreskan ke dalam B 9200 x 102 320 x 102
cawan petri dengan 3 x penggoresan. C 240 x102 60 x 102
Dimasukkan cawan petri kedalam incubator D 620 x 102 40 x 102
dan dicatat hasil yang positif terdapat E 390 x 102 70 x 102
Escherichia coli ditandai terdapat hijau F 390 x 102 140 x 102
metalik pada cawan petri(6).. G 320 x 102 20 x 102
H 390 x 102 20 x 102
Analisis Data I 280 x 102 280 x 102
Metode analisis data yang digunakan J 200 x 102 140 x 102
adalah metode deskriktif yaitu mengetahui
ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli Tabel 1. Menunjukkan bahwa 10
pada sampel minuman teh kemasan industri sampel minuman teh kemasan industri
rumah tangga. rumah tangga yang telah diuji, ternyata
terdapat perbedaan jumlah mikroorganisme
HASIL DAN PEMBAHASAN tiap sampel. Sampel B merupakan sampel
Hasil Uji MPN dengan cemaran bakteri Escherichia coli
Uji MPN merupakan uji untuk tertinggi 320x102. Cemaran koloni bakteri
mengetahui jumlah bakteri coliform baik Escherichia coli terendah adalah sampel G
fekal oral maupun non-fekal oral yang dan H dengan cemaran bakteri koloni
terkandung dalam suatu sampel yang diuji Escherichia coli 20x102. Hasil uji penduga
dan dinyatakan per 100 ml. Uji MPN yang menunjukkan keberadaan bakteri
menggunakan media LB dengan tiga tingkat Coliform pada sampel akan dilakukan uji
pengenceran yaitu 10 ml, 0,1 ml, 0,01ml dan pelengkap untuk mengetahui keberadaan
0,001ml. Tabung yang telah berisikan bakteri Escherichia coli. Dari hasil uji
sampel dan LB selanjutnya di inkubasi pelengkap didapat bahwa sampel yang
selama ± 24 jam pada suhu 36oC. mengandung bakteri Coliform pada uji
Uji MPN dinyatakan positif bila penduga positif mengandung Escherichia
setelah inkubasi terjadi kekeruhan cairan dan coli. Ini membuktikan bahwa keberadaan
juga terbentuk gas pada tabung durham bakteri Coliform pada sampel merupakan
sedangkan uji MPN dinyatakan negatif indikasi bahwa adanya kemungkinan
apabila tidak terjadi kekeruhan atau tidak keberadaan bakteri Escherichia coli pada
terdapat gas pada tabung durham(7). Media

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 61


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 3(1), 59-63, 2017 FITRI HANDAYANI

sampel. Uji pelengkap dapat mendeteksi Tabel 2. Uji inokulasi EMBA


keberadaan bakteri Escherichia coli dalam
Kilap Ungu inti Tak
sampel. Uji pelengap dilakukan dengan No.
logam hitam berwarna
menginokulasi sampel dari media uji A + + -
penduga kedalam media yang selektif B + + -
terhadap keberadaan koloni bakteri C + + -
Escherichia coli yaitu EMBA (Eosin D - + -
Methylene Blue Agar). E + + -
F - + -
Hasil Uji EMBA G - + -
Hasil inokulasi pada media EMBA H - - -
I - - -
menghasilkan koloni berwarna kehijauan
J - - -
dengan bintik hitam di tengah koloni dan
Total
kilap logam dikarenakan EMBA 4 7 0
Positif
mengandung eosin dan metilen blue yang
menghambat pertumbuhan bakteri Gram
Pada table 2 diketahui bahwa
positif sehingga bakteri yang tumbuh
sebanyak 7 sampel yang menghasilkan
terseleksi hanya bakteri Gram negatif.
koloni bakteri kilap logam dari 10 sampel
EMBA juga memiliki kandungan laktosa
yang diuji, koloni kilap logam diduga bahwa
sehingga bakteri Gram negatif yang tumbuh
sampel tersebut mengandung bakteri E.coli.
akan terdiferensiasi berdasarkan sifatnya
sebanyak 4 sampel dari 10 sampel yang
yang dapat meragi laktosa(8).
diuji memiliki koloni bakteri berwarna ungu
Pada uji EMBA 10 sampel didapatkan
dengan inti kehitaman dan 0 sampel
koloni bakteri yang bervariatif berdasarkan
memiliki koloni bakteri tak berwarna. Pada
warnanya yaitu koloni bakteri dengan warna
tahap pengujian ini dapat dinyatakan bahwa
kilap logam, koloni ungu dengan inti hitam
7 sampel dari 10 sampel yang diuji
yang merupakan koloni dari bakteri
terindikasi kuat mengandung E.coli.
Enterobacter aerogenes dengan batang
Gram negatif dan koloni yang tak berwarna
SIMPULAN
merupakan bakteri Pseudomonas
Terdapat 7 sample dari 10 sampel
aeruginosa yang memiliki sifat Gram
minuman teh kemasan industri rumah
negatif bentuk batang(9).
tangga yang beredar di Kelurahan Sungai
Dama dan Kelurahan Selili menggandung
cemaran bakteri Escherichia coli.

DAFTAR PUSTAKA
1. Syarifatun A.N, Sri U.H dan Witjoro.A.
Analisis Mikrobiologi Minuman, Teh
Seduhan Berbeda Merek Berdasarkan
Nilai MPN Coliform di Kota Malang.
Jurnal Ilmiah. FMIPA. Malang.
Universitas Negeri Malang, 2008, J078 :
Gambar 1. Koloni hasil inokulasi pada 518-523.
EMBA 2. Badan POM 2011,
http://www.pom.go.id/new/index.php/b

62 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 3(1), 59-63, 2017 FITRI HANDAYANI

rowse/laporan_tahunan/04-05-2007/04- 6. Radji. M., Oktavia, H., dan Suryadi, H.


05-2017/1 2008. Pemeriksaan Bakteriologi Air
3. Mansauda, K. L. R., Fatimawali, dan Minum Isi Ulang Di Beberapa Depo
Kojong, N. Analisis Cemaran Bakteri Air Minum Isi Ulang Di Daerah
Coliform Pada Saus Tomat Jajanan Lenteng Agung dan Srengseng Sawah
Bakso Tusuk Yang Beredar di Manado. Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah. FMIPA.
Pharmacon. 2014. Vol 3(2): 2302- Depok. Universitas Indonesia
2493. 7. Standar Nasional Indonesia. Batas
4. Cheeptham N. 2012. Eosin Methylene Maksimum Cemaran Mikroba dalam
blue agar. Thompson Rivers Pangan. Jakarta : Badan Standarisasi
University, Canada Nasional, 2009
5. Bontong, R. A., Mahatmi, H., dan 8. BPOM RI. Info POM. Dalam
Suada, I K. Kontaminasi Bakteri Pengujian Mikrobiologi Pangan.
Escherichia coli Pada Daging Se’I Sapi Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Yang Dipasarkan Di Kota Kupang. Makanan Republik Indonesia; 2008
Indonesia Medicus Veterinus. 2012. 9. Jawetz M, Melnick R, Adelberg.
Vol 1 (5): 699-711. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC, 2008. P 199-200

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 63

Anda mungkin juga menyukai