1. TUJUAN
Memberikan pedoman cara pengisian, penanganan, dan penyimpanan Batch Record
(catatan pengolahan dan pengemasan batch), sehingga terdokumentasi dengan baik dan
mudah ditelusuri apabila diperlukan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur Tetap ini mencakup cara pengisian dan penanganan Batch Record (catatan
pengolahan dan pengemasan batch) yang berkaitan di masing-masing departemen.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. QA Supervisor bertanggung jawab untuk membuat serta mengkaji Prosedur Tetap
Cara Pengisian dan Penanganan Catatan Pengolahan dan Pengemasan Batch secara
konsisten.
3.2. Production Manager bertanggung jawab memeriksa Prosedur Tetap ini dan
mengawasi pelaksanaannya di departemen masing-masing.
3.3. QC Manager bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan proses produksi (In Process
Control) dan bertanggung jawab dalam proses pemeriksaan produk ruahan oleh
Analis QC.
3.4. QA Manager bertanggung jawab untuk menyetujui, dan mengkaji Prosedur Tetap dan
berwenang untuk meluluskan atau menolak produk jadi (Obat).
4. PROSEDUR
4.1. Cara Pengisian Catatan Pengolahan Batch.
4.1.1. Catatan Pengolahan Batch terdiri dari
4.1.1.1. Cover Catatan Pengolahan Batch.
4.1.1.2. Check list kebersihan ruang penimbangan.
4.1.1.3. Lembar Permintaan Bahan Baku.
4.1.1.4. Lembar Petunjuk Proses.
4.1.1.5. Lembar Petunjuk Proses dan Rekonsiliasi.
4.1.1.6. Lembar Label Timbang Bahan Baku.
4.1.1.7. Lembar Label Kebersihan Ruang Proses dan Sedang Proses.
4.1.1.8. Lembar Label Kebersihan Mesin dan Peralatan.
4.1.1.9. Lembar Label Status Pemeriksaan.
4.1.1.10. Rekaman Hasil Pemeriksaan Produk Ruahan (RHPPR).
4.1.1.11. Lembar Penanganan Penyimpangan.
4.1.1.12. Lembar untuk menempelkan Formulir BPHP.
4.1.2. Cover Catatan Pengolahan Batch berisi nama produk, kode produk jadi, Batch
No., Batch Size, Mfg Date, Exp Date, HET, Dokumen Rujukan, No, Catatan
Pengemasan Batch, Tanggal mulai proses, dan tanggal selesai proses, serta
PT. L’ESSENTIAL PROSEDUR TETAP
Dibuat Diperiksa Disetujui
4.1.4. Lembar Permintaan Bahan Baku berisi Permintaan bahan baku untuk Proses
Pengolahan yang akan ditimbang oleh operator penimbang, dan diserahkan ke
operator proses.
4.1.4.1. No. LPBB diisi oleh administrasi produksi dengan menggunakan
tinta berwarna biru.
4.1.4.2. Administrasi gudang menuliskan No. Analisa QC untuk setiap
bahan baku (selain Purified Water) pada kolom No Analisa QC
dengan menggunakan tinta berwarna biru, sedangkan No. Analisa
QC Purified Water diisi oleh operator proses.
4.1.4.3. Operator penimbang menimbang bahan baku sesuai dengan jumlah
nominal yang tertera pada Lembar Permintaan Bahan Baku dan
disaksikan oleh IPC QC.
4.1.4.4. Setelah menimbang bahan baku, operator langsung menuliskan
jumlah bahan yang ditimbang.
4.1.4.5. Operator penimbang (Gudang) dan IPC memberikan paraf di kolom
masing-masing menggunakan tinta berwarna biru, sedangkan
supervisor produksi memberikan paraf setelah bahan baku diperiksa
ulang di produksi.
4.1.4.6. Setelah semua bahan baku ditimbang, bahan diperiksa kembali oleh
Supervisor Gudang Bahan Baku, diberikan tanggal dan paraf
menggunakan tinta berwarna biru.
4.1.4.7. Lembar Permintaan Bahan Baku diberi stempel BARANG
LENGKAP sebagai bukti bahwa semua bahan baku yang diperlukan
telah ditimbang dengan benar dan lengkap.
4.1.4.8. Supervisor produksi memeriksa dan menerima bahan baku, lalu
diberikan tanggal dan paraf menggunakan tinta berwarna biru.
4.1.4.9. Supervisor produksi memberikan paraf dan tanggal pada kolom
diperiksa dan diterima, sebagai bukti bahwa bahan baku yang
diterima telah lengkap.
4.1.5. Lembar Petunjuk Proses merupakan lembar sebagai pedoman bagi operator
untuk memeriksa kesiapan proses (ruangan, alat, dan cara kerja).
4.1.5.1. Operator proses melakukan pemeriksaan kebersihan ruangan
dengan memberikan tanda check list (√) pada parameter berikut:
Catat nomor ruangan yang digunakan untuk proses.
Ada/ tidak Label bersih ruangan.
Ada/ tidak Catatan Pengolahan Batch Produk sebelumnya.
Isi Nama Produk dan No. Batch.
Ada/ tidak Catatan Pengolahan Batch produk sekarang.
Catat Suhu dan kelembaban ruangan.
PT. L’ESSENTIAL PROSEDUR TETAP
Dibuat Diperiksa Disetujui
4.1.9. Label Kebersihan Mesin dan Peralatan yang sebelumnya terpasang pada
Mesin dan Peralatan agar ditempelkan dengan rapi pada Lembar kebersihan
Mesin dan Peralatan.
4.1.10. Label Status Pemeriksaan (Label Karantina, Telah Disampling, Ditunda (jika
ada), Diluluskan / Ditolak) yang sebelumnya terpasang pada Produk Ruahan
agar ditempelkan pada Lembar Label Status Pemeriksaan.
4.1.10.1. Operator produksi menempelkan label status KARANTINA pada
produk ruahan yang telah selesai diproses, sambil menunggu hasil
pemeriksaan departemen QC.
4.1.10.2. IPC QC menempelkan label TELAH DISAMPLING pada produk
ruahan yang telah diambil untuk pemeriksaan.
4.1.10.3. IPC QC menempelkan label DITUNDA (jika ada), DILULUSKAN
(jika memenuhi syarat), dan DITOLAK (jika tidak memenuhi
syarat).
4.1.11. Rekaman Hasil Pemeriksaan Produk Ruahan (RHPPR) akan diisi oleh analis
QC dan diperiksa oleh QC Supervisor / QC Manager.
4.1.12. Lembar Penanganan Penyimpangan merupakan lembaran yang berisi
penyimpangan (jika terjadi penyimpangan pada produk ruahan).
4.1.13. Formulir BPHP merupakan formulir yang berisi Bon Penyerahan Hasil Proses
dan diisi dan diparaf oleh operator proses.
4.2. Cara Pengisian Catatan Pengemasan Batch.
4.2.1. Catatan Pengemasan Batch terdiri dari.
4.2.1.1. Cover Catatan Pengemasan Batch.
4.2.1.2. Lembar Permintaan Bahan Kemas.
4.2.1.3. Persiapan Sebelum Pengemasan Primer.
4.2.1.4. Lembar Petunjuk Pengemasan Primer.
4.2.1.5. Catatan Pemeriksaan Pengisian Produk dalam Kemasan.
4.2.1.6. Grafik Kontrol Rata-Rata Bobot Produk dalam Kemasan.
4.2.1.7. Lembar Petunjuk Pengemasan Sekunder.
4.2.1.8. Catatan Pemeriksaan Fisik Hasil Pengemasan.
4.2.1.9. Lembar Rekonsiliasi Bahan Pengemas.
4.2.1.10. Lembar Rekonsiliasi Proses Pengemasan.
4.2.1.11. Catatan Penggunaan Mesin dan Orang.
4.2.1.12. Lembar Label Status Pemeriksaan.
4.2.1.13. Lembar Pelulusan Batch.
4.2.1.14. Bukti Pengiriman Produk Jadi.
4.2.1.15. Lembar Label Kebersihan Mesin, Peralatan dan wadah kemas.
4.2.1.16. Lembar Label Line Pengemasan.
4.2.1.17. Lembar Contoh Bahan Pengemas.
4.2.1.18. Lembar Penanganan Penyimpangan.
PT. L’ESSENTIAL PROSEDUR TETAP
Dibuat Diperiksa Disetujui
4.2.11. Label Status Pemeriksaan (Label Karantina, Telah Disampling, Ditunda (jika
ada), Diluluskan/ Ditolak) yang sebelumnya terpasang pada produk agar
ditempelkan pada lembar Label Status Pemeriksaan.
4.2.11.1. Supervisor kemas sekunder menempelkan label status
KARANTINA pada produk jadi yang telah selesai dikemas, sambil
menunggu hasil pemeriksaan departemen QC.
4.2.11.2. IPC QC menempelkan label TELAH DISAMPLING pada produk
jadi yang telah diambil untuk pemeriksaan.
4.2.11.3. IPC QC menempelkan label DITUNDA (jika ada), DILULUSKAN
(jika memenuhi syarat), dan DITOLAK (jika tidak memenuhi
syarat).
4.2.12. Lembar Pelulusan Batch berisi pernyataan bahwa produk telah diproduksi
sesuai dengan CPOB dan telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
4.2.12.1. QC Manager, Production Manager, QA Supervisor, dan QA
Manager memberikan paraf pada kolom yang telah disediakan
menggunakan tinta berwarna biru.
4.2.12.2. Catatan produksi dan catatan QA diisi bila diperlukan.
4.2.13. Bukti Pengiriman Produk Jadi merupakan bukti bahwa produk jadi dikirimkan
ke Gudang FG (Finish Good).
4.2.13.1. Operator kemas sekunder mengisi tanggal, jam, No. BPPJ (Bukti
Penyerahan Produk Jadi), QC Released, Jumlah innerbox dan
outerbox yang dikirim, nama pengirim, dan nama penerima.
4.2.13.2. Serah terima Produk Jadi dikirim oleh Operator Kemas Sekunder
dan diperiksa oleh Supervisor Kemas Sekunder kemudian diterima
oleh petugas Gudang Obat Jadi.
4.2.14. Lembar Label Kebersihan Mesin, Peralatan dan Wadah Kemas (Primer /
Sekunder) yang sebelumnya terpasang pada mesin, peralatan dan wadah agar
ditempelkan dengan rapi pada Lembar Label Kebersihan Mesin, Peralatan dan
Wadah Kemas (Primer / Sekunder).
4.2.15. Lembar Label Line Pengemasan merupakan lembar yang digunakan untuk
menempelkan Check list Kesiapan Jalur Pengemasan Primer, Label Sedang
Kemas Primer, Check list Kesiapan Jalur Pengemasan Sekunder, Label
Sedang Kemas Sekunder.
4.2.16. Contoh stiker dan Innerbox yang sudah lengkap dengan Label Penandaan serta
Brosur agar ditempelkan pada Lembar Contoh Bahan Pengemas.
4.2.17. Lembar Penanganan Penyimpangan jika terdapat penyimpangan, dan gunakan
Formulir penyimpangan sesuai dengan dokumen Laporan Penanganan
Penyimpangan QASS-F-002.
PT. L’ESSENTIAL PROSEDUR TETAP
Dibuat Diperiksa Disetujui
4.2.18. Sertifikat Analisa Produk Jadi (COA) berisi Spesifikasi Produk Jadi, dan
dibuat oleh Analis QC, diperiksa oleh QC Supervisor dan disetujui oleh QC
Manager.
4.2.18.1. Analis QC, QC Supervisor dan QC Manager memberikan paraf dan
tanggal pada kolom yang telah disediakan menggunakan tinta
berwarna biru.
4.3. Cara Penanganan Catatan Pengolahan dan Pengemasan Batch.
4.3.1. Master lembar Catatan Pengolahan Batch (CPB) dan lembar Catatan
Pengemasan Batch (CKB) disimpan oleh departemen Quality Assurance (QA)
dan diberi stempel “DOKUMEN MASTER“ warna biru.
4.3.2. Pengadaan fotocopy CPB dan CKB yang akan digunakan sebagai catatan
produksi dilakukan oleh bagian administrasi produksi.
4.3.3. Sebelum mengeluarkan CPB dan CKB ke bagian pengolahan dan pengemasan
produksi, apabila ada perubahan maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan bagian formulasi RND.
4.3.4. Semua dokumen tersebut diatas (Catatan Pengolahan Batch dan Catatan
Pengemasan Batch) dikeluarkan berdasarkan jadwal produksi yang telah
dibuat bagian produksi dan disetujui Plant Manager, setiap minggu.
4.3.5. Hasil fotocopy CPB dan CKB yang akan digunakan di produksi harus
diberikan stempel “DOKUMEN TERKONTROL TIDAK BOLEH
DIGANDAKAN” warna hijau pada setiap halaman.
4.3.6. Fotocopy CPB dan CKB yang sudah distempel “DOKUMEN
TERKONTROL TIDAK BOLEH DIGANDAKAN” adalah dokumen resmi
yang dapat digunakan oleh departemen produksi.
4.3.7. Fotocopy CPB dan CKB tanpa stempel “DOKUMEN TERKONTROL
TIDAK BOLEH DIGANDAKAN” tidak dapat digunakan oleh departemen
produksi.
4.3.8. Lampiran berupa Rekaman Hasil Pemeriksaan Produk Ruahan dan catatan
pengawasan selama proses didistribusikan dan dikontrol oleh departemen
Quality Control (QC).
4.3.9. Label berupa label bersih alat dan ruangan dikeluarkan oleh departemen
produksi.
4.3.10. Lampiran kesiapan jalur pengolahan dan pengemasan dikeluarkan oleh
departemen produksi.
4.3.11. Label timbang dikeluarkan oleh administrasi produksi diisi oleh petugas
gudang pada saat melakukan penimbangan.
4.3.12. Dokumen-dokumen (Catatan Pengolahan Batch dan Catatan Pengemasan
Batch) yang sudah diisi lengkap beserta lampiran dan label pendukung disebut
sebagai catatan batch (batch record) produk disimpan oleh departemen
PT. L’ESSENTIAL PROSEDUR TETAP
Dibuat Diperiksa Disetujui
3. Departemen Produksi 3