TESIS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
DESEMBER 2012
TESIS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
DESEMBER 2012
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikannya tesis ini. Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Magister Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, saya tidak dapat menyelesaikan tesis ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Dr. Ancella Anitawati H. S. E., MBA, selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan ilmunya untuk
mengarahkan saya dalam menyusun skripsi ini;
(2) Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, selaku Ketua Program MM-FEUI;
(3) Para dosen yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat sebagai
bekal bagi saya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik;
(4) Ir. Sigit Prakoso, MM, selaku Senior Advisor For Board of Director PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang memberikan dukungan moral,
ilmu, data, dan pengalamannya yang dibutuhkan dalam pembuatan tesis;
(5) Ir. Imam Sutjahyono, MT, selaku Senior Enjinir 1 Bidang Pembangkitan
Wilayah Indonesia Timur PT. PLN (Persero) yang telah memberikan
data, ilmu, dan pengalamannya yang dibutuhkan dalam pembuatan tesis;
(6) Ir. Agustian M., selaku Staff Perencanaan Wilayah Sumatera Barat yang
telah memberikan data, ilmu, dan pengalamannya yang dibutuhkan
dalam pembuatan tesis;
(7) Ir. Krisna Simba Putra MSc., selaku ex-General Manager Sumatera
Barat PT. PLN (Persero) yang telah memberikan data, ilmu, dan
pengalamannya yang saya butuhkan dalam pembuatan tesis;
(8) Arde Nugroho Kristianto SM. MM., selaku Staf Perencanaan dan
Pengembangan Bisnis PLN Enjiniring yang telah memberikan data,
ilmu, dan pengalamannya yang saya butuhkan dalam pembuatan tesis;
(9) Suami, Putri, Ayah, Ibu, dan Kakak-kakak saya yang tercinta, yang telah
memberikan dukungan kasih, doa, dan moral;
iii
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dan mendoakan agar semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan tesis ini mendapatkan balasan berkat
dari Tuhan Yang Maha Esa. Besar harapan saya agar tesis ini dapat menjadi
sumbangan ilmu pengetahuan untuk Bangsa dan Negara Indonesia.
Penulis
iv
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database)
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 3 Januari 2013
Yang menyatakan
Kata Kunci:
PLTS, kelayakan, analisis
vi
Universitas Indonesia
Using diesel power plant in remote areas and islands of Indonesia gives a sum of
technical, financial, and environmental problems. In accordance with the
President’s request to reduce the usage of diesel power plants and to replace them
with power plants which utilizes renewable energy sources, solar power plant is a
viable replacement to be considered. The feasibility is assessed by analyzing the
quality and quantity by calculating the NPV, Payback Period, and IRR.
Calculation results showed that a solar power plant is a feasible and good
replacement for the diesel power plant.
Key words:
PLTS, feasibility, analysis
vii
Universitas Indonesia
viii
Universitas Indonesia
Tabel 1.1. Jenis dan Jumlah Pembangkit di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur ......................................................................................................... 2
Tabel 1.2. Jenis dan Jumlah Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali
Tahun 2009 ................................................................................................................ 2
Tabel 3.1. Data Umum dan Ketenagalistrikan di Pulau Sipora pada tahun 2010 ....... 24
Tabel 3.2. Data Kelistrikan PLTD di Pulau Sipora Tahun 2010 ................................ 25
Tabel 3.3. Kondisi Mesin PLTD di Pulau Sipora Desember 2010 ............................. 26
Tabel 3.4. Biaya Bahan Bakar dan Ongkos Angkutan Mesin PLTD di Pulau
Sipora Desember 2010 ............................................................................................. 26
Tabel 4.1. Perbedaan Skenario Optimis, Normal, dan Pesimis .................................. 31
Tabel 4.2. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam Membangun
PLTS 3 MW Pada Skenario Optimis ....................................................................... 32
Tabel 4.3. Jenis dan Keterangan Spesifikasi Baterai .................................................. 33
Tabel 4.4. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam Membangun
PLTS 3 MW Pada Skenario Normal ........................................................................ 37
Tabel 4.5. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam Membangun
PLTS 3 MW Pada Skenario Pesimis........................................................................ 39
Tabel 4.6. Perhitungan Persentase Rata-rata Kenaikan BBM Bersubsidi .................. 42
Tabel 4.7. Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Rumah Tangga ............................... 43
Tabel 4.8. Rincian Biaya-biaya Operasional Setahun Pada Tahun 2013 Pada
Skenario Optimis...................................................................................................... 44
Tabel 4.9. Rincian Biaya-biaya Operasional Setahun Pada Tahun 2013 Dalam
Skenario Normal ...................................................................................................... 47
Tabel 4.10. Rincian Biaya-biaya Operasional Setahun Pada Tahun 2013 Dalam
Skenario Pesimis ...................................................................................................... 49
Tabel 4.11. Proyeksi Pembayaran Hutang Obligasi Masing-masing Skenario .......... 54
Tabel 4.12. Proyeksi Arus Kas Masing-masing Skenario........................................... 55
Tabel 4.13. Perhitungan Net Present Value Masing-masing Skenario ....................... 56
Tabel 4.14. IRR Pada Masing-masing Skenario ......................................................... 57
Tabel 4.15. Perhitungan Payback Period Masing-masing Skenario ........................... 57
Tabel 4.16. Kondisi Mesin-mesin PLTD Pulau Sipora Tahun 2013-2015 ................. 58
Tabel 4.17. Rincian Biaya BBM dan Pengangkutan Per Tahun ................................. 60
Tabel 4.18. Cash Outflow PLTD Pada Masing-masing Skenario ............................... 62
ix
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
Universitas Indonesia
Walaupun kapasitas terpasang milik PT. PLN (Persero) dan IPP yang tersebar di
Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah 7.414 MW, namun daya mampu
pembangkit hanya sekitar 5.560 MW atau 75% dari kapasitas terpasang. Hal ini
disebabkan karena sistem pembangkitan tersebut masih didominasi oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 2.627 MW dan sekitar 1.600
MW PLTD tersebut telah berusia lebih dari 10 tahun, sehingga tidak bisa
menghasilkan pasokan listrik secara maksimal (Rancangan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik periode 2010-2019, 2010).
1
Universitas Indonesia
Hingga pada tahun 2009, di seluruh wilayah operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur, PT PLN (Persero) dan IPP telah memiliki:
Universitas Indonesia
Kini telah ada berbagai jenis teknologi pembangkit tenaga listrik energi
terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit
Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Dalam mempergunakan jenis-jenis pembangkit listrik tersebut, tentu
tempat-tempat yang mempergunakannya harus memiliki sumber daya alam
terbarukan seperti sungai yang cukup besar dan deras untuk PLTA, kecepatan
angin yang berkisar 10-15 meter/detik untuk PLTB, sumber panas bumi untuk
PLTP, lokasi yang memiliki ombak kuat dan muncul secara konsisten untuk
PLTPs, dan daerah yang cukup tersinari matahari untuk PLTS. Diantara kelima
teknologi pembangkit listrik energi terbarukan tersebut, PLTS adalah jenis
pembangkit yang paling bisa diterapkan di segala penjuru Indonesia yang berada
di wilayah garis khatulistiwa, dimana Negara ini memperoleh cukup banyak
pancaran sinar matahari di tiap harinya.
Pada jenis pembangkit seperti PLTB, PLTA, PLTP, PLTPs, dan PLTS, kelima-
limanya memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia di alam sebagai sumber
energi dalam memproduksi energi listrik. Oleh karena itu biaya-biaya dalam
menjalankan pembangkit-pembangkit tersebut berupa biaya investasi awal, biaya
operasi, dan biaya pemeliharaan. Berbeda dengan PLTU dan PLTD yang
memanfaatkan bahan bakar berupa batu bara dan diesel yang merupakan jenis
energi tidak terbarukan, untuk menjalankan pembangkit-pembangkit tersebut
diperlukan adanya usaha dan biaya ekstra dalam mengumpulkan dan menyalurkan
bahan bakar, dan tentu saja untuk memperoleh bahan bakar tersebut tidak dengan
Universitas Indonesia
Selain masalah biaya bahan bakar, alasan kuat kenapa menjalankan kedua jenis
pembangkit ini dirasa kurang efektif adalah adanya beban biaya transportasi yang
semakin besar untuk mengirimkan bahan bakar ke wilayah-wilayah yang semakin
jauh dan terpencil yang berada di luar jaringan Jawa-Bali. Dengan jumlah PLTD
yang kini beroperasi di luar jaringan Jawa-Bali sebesar 34,299%, tentu beban
biaya yang ditanggung oleh PT. PLN (Persero) pun cukup besar. Di sisi lain,
perbedaan usia mesin juga perlu menjadi pertimbangan. Jenis-jenis pembangkit
listrik yang mempergunakan energi terbarukan rata-rata berusia pakai 20 tahun
keatas dan tidak perlu membeli mesin baru secara total seperti PLTD dan PLTU,
namun hanya perlu melakukan perbaikan mesin apabila terjadi kerusakan.
Sedangkan usia pemakaian mesin pada PLTD rata-rata 10 tahun dan PLTU rata-
rata 20 tahun. Perbedaan kondisi pembangkit serta biaya-biaya yang ada pada
pengoperasian kedua pembangkit inilah yang menjadi pertimbangan kuat untuk
mempergunakan pembangkit listrik yang memakai sumber energi terbarukan
seperti PLTS yang dapat dioperasikan di berbagai wilayah Indonesia yang
merupakan negara beriklim tropis yang memperoleh cukup banyak pancaran sinar
matahari.
Dalam studi kasus ini, akan dibahas bagaimana kelayakan penggunaan PLTS
sebagai alternatif pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia dalam rangka
memperkecil angka penggunaan PLTD sebagai pembangkit listrik di daerah-
daerah tertinggal dan pulau-pulau terpencil di luar Jawa-Bali. Dalam kasus ini
Pulau Sipora sebagai salah satu pulau terpencil di Sumatera Barat yang masih
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang kondisi pembangkit listrik PT. PLN
(Persero) di Indonesia, perumusan masalah yang dihadapi oleh PT. PLN
(Persero) dalam mencapai sasaran, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
b) Opportunity Cost
Merupakan suatu jumlah pendapatan yang bisa didapatkan yang kemudian
menjadi hilang akibat suatu perusahaan memilih alternatif yang lain dan
oleh karena itu hal ini dianggap sebagai suatu biaya.
c) Efek Samping
Salah satu kesulitan dalam menentukan incremental cash flow adalah
adanya efek samping dari keberadaan proyek lain yang diusulkan oleh
perusahaan. efek samping tersebut dapat berupa erosi atau sinergi. Erosi
terjadi ketika arus kas terpengaruh akibat keberadaan suatu produk baru
yang dapat mengurangi penjualan. Sedangkan sinergi terjadi ketika suatu
proyek baru malah meningkatkan arus kas proyek yang ada. Cara
memperhitungkan efek samping adalah NPV dari produk baru ditambah
dengan NPV produk lama yang telah dikurangi dengan NPV produk lama
apabila tidak ada produk baru. Apabila hasilnya adalah minus, maka
terjadi erosi, dan bila positif, maka yang terjadi adalah sinergi.
d) Biaya yang Telah Dialokasikan
Keberadaan suatu biaya tidak selalu merugikan suatu proyek, namun
seringkali kebedaradaannya juga dapat memberikan manfaat bagi proyek
tersebut. Dalam analisis keputusan investasi, biaya yang dialokasikan ini
harus dilihat sebagai arus kas keluar dari proyek apabila biaya tersebut
termasuk dalam biaya tambahan yang berhubungan dengan proyek
tersebut.
Beberapa hal yang bersangkutan dari proyeksi arus kas dari proyek:
a. Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai suatu aset setelah berjalannya suatu
periode waktu. Depresiasi bukanlah merupakan biaya berupa kas, namun
ia harus tetap diperhitungkan dalam menilai suatu asset berdasarkan usia
pemakaiannya pada tahun tertentu. Hal ini diperlukan agar dapat
mengetahui berapa jumlah nilai asset yang dimiliki suatu perusahaan pada
tahun tertentu. Perhitungan depresiasi dalam arus kas ini memberikan
keuntungan bagi perusahaan, yaitu dalam hal perlindungan dari
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b) Cost of Equity
Cost of Equity merupakan besaran tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh investor saham. Rumus perhitungan Cost of Debt adalah sebagai
berikut.
D
ke = (2.2)
P0
ke = biaya equity
D = Dividen
P0 = harga saham kini
Universitas Indonesia
memiliki tingkat diskonto yang berbeda-beda, hal itu dikarenakan perusahaan juga
memperhitungkan resiko bunga pada adanya peminjaman modal dari bank serta
resiko-resiko tidak terduga lainnya untuk pertimbangan keamanan perhitungan
dari jumlah nilai yang didapat dari menjalankan suatu proyek. Perhitungan tingkat
diskonto ini didapat dari perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC)
perusahaan, yang didasarkan dari kondisi struktur kapital perusahaan. Rumus
WACC adalah sebagai berikut:
Rf = Risk Free
βi = beta portfolio
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
PV = _FVt_ (2.6)
(1+r)t
Universitas Indonesia
n
_Ct__ (2.9)
NPV = ∑ (1+r)t
- C0
t=1
Ct = Cash Inflow
C0 = Initial Cash Outflow
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) yang bergerak di bidang
listrik, gas, dan kokas yang kemudian dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Namun di saat yang sama, 2 perusahaan milik negara, yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) diresmikan. Mengikuti
keberadaan Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1972, maka status Perusahaan
Listrik Negara (PLN) kemudian ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan juga sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) yang
memiliki tugas dalam menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Pada
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
19
Universitas Indonesia
Unit wilayah operasional PT. PLN (Persero) terbagi menjadi 3 wilayah yang
memiliki 3 kelompok wilayah operasional, yaitu PLN Wilayah Operasional Jawa
Bali, PLN Wilayah Operasional Indonesia Barat, dan PLN Wilayah Operasional
Indonesia Timur. PLN Wilayah Operasional Indonesia Barat terbagi menjadi 9
wilayah, yaitu Wilayah Aceh; Wilayah Sumatera Utara; Wilayah Sumatera Barat;
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu; Wilayah Riau dan Kepulauan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kegiatan usaha PT. PLN (Persero) sendiri terbagi menjadi beberapa kategori
sebagai berikut:
1. Kegiatan Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh perusahaan sebagai induk perusahaan yang
termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik
(pembangkitan, transmisi, dan distribusi secara umum) serta
penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan
organisasi dan SDM.
2. Kegiatan Pembangunan
Kegiatan ini mencakupi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik
pembangkitan , transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan
organisasi konstruksi Proyek Induk, sementara pelaksanaan pembangunan
jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah
dan distribusi.
3. Kegiatan Usaha/Operasi
Kegiatan ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah:
- Bidang Pembangkitan
Kegiatan yang ada berupa produksi tenaga listrik yang dihasilkan
oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa
jenis pembangkit dan perusahaan juga melakukan pembelian
tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis
pembangkit. Contoh pembangkit yang ada di wilayah Sumatera
Barat adalah PLTA Maninjau, PLTA Singkarak, dan beberapa
PLTD di daerah terpencil dan pulau-pulau. Dalam bidang
Pembangkitan khusus di Kepulauan Mentawai ada sub bidang
yang mengurus tentang logistik, diantaranya adalah urusan BBM
dan urusan pemeliharaan dan penyediaan sparepart bagi mesin-
mesin. Pada penyaluran BBM di pulau-pulau di Sumatera Barat,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Enjiniring PT. PLN (Persero); Jasa Sertifikasi PT. PLN (Persero); Jasa
Manajemen Konstruksi PT. PLN (Persero); Jasa dan Produksi PT. PLN
(Persero)
Tabel 3.1. Data Umum dan Ketenagalistrikan di Pulau Sipora pada tahun
2010
Universitas Indonesia
Pulau Sipora merupakan salah satu pulau utama dalam Kepulauan Mentawai yang
merupakan salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Pusat Pemerintahan dari
Kabupaten Mentawai berada di Tuapejat yang terletak di sebelah utara Pulau
Sipora. Pulau ini terbagi dalam 13 nagari yang terdiri dari 36 kampung (Festi
Hidayat, 2009, Kab. Kepulauan Mentawai). Berdasarkan data sensus penduduk
tahun 2010, secara umum laju pertumbuhan penduduk Kepulauan Mentawai
selama 10 tahun terakhir (2000-2010) rata-rata per tahun sebesar 2,32% dan laju
pertumbuhan penduduk Sipora sebesar 8,72% (hasil sensus penduduk Kepulauan
Mentawai tahun 2010) yang merupakan laju pertumbuhan tertinggi di Kepulauan
Mentawai. Di Pulau ini telah beroperasi 2 PLTD, yaitu PLTD Sipora dan PLTD
Tua Pejat. Berikut di tabel 3.2. adalah data kelistrikan, kondisi mesin, dan biaya-
biaya utama pada kedua PLTD tersebut pada tahun 2010.
Universitas Indonesia
Tabel 3.4. Biaya Bahan Bakar dan Ongkos Angkutan Mesin PLTD di
Pulau Sipora Desember 2010
No. Jenis Satuan Biaya
1. BBM 142.755 liter Rp. 875.759.098,50
2. Total Ongkos Angkut BBM Rp. 963,99/liter Rp. 137.614.392,45
3. Oli 913 liter Rp. 19.573.290,00
4. Total Ongkos Angkut Oli Rp. 1.270,50/liter Rp. 1.111.687,50
Total Biaya 1 Bulan Rp. 1.034.058.468,45
Total Biaya Setahun Rp. 12.408.701.621,40
Data Kit Kep. Mentawai Des 2010
Universitas Indonesia
Berdasarkan data-data pada 2 tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa hingga kini
kondisi PLTD yang ada di Pulau Sipora masih belum beroperasi penuh (24 jam)
dan sebagian mesin-mesin yang dimilikinya telah tua sehingga kemampuan
produksinya rendah. Hal ini tentu akan menjadi masalah di masa mendatang
ketika kemampuan produksi listrik mesin-mesin tersebut semakin turun dan usia
pakainya telah habis sedangkan jumlah pelanggan akan terus meningkat. Dari
kondisi tersebut terlihat bahwa di Pulau Sipora dibutuhkan terpenuhinya
kebutuhan pasokan listrik untuk kini dan masa mendatang yang tentunya lebih
ramah lingkungan dan lebih murah biaya operasionalnya bagi PT. PLN sendiri.
Universitas Indonesia
Konsep kerja PLTS sangat sederhana, yaitu mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik melalui sel surya tanpa ada bagian perangkat pembangkit yang
berputar, sehingga tidak menyebabkan kebisingan. Selain itu juga tidak
memerlukan bahan bakar energi tidak terbaharui seperti minyak bumi atau batu
28
Universitas Indonesia
bara dimana dalam prosesnya menghasilkan pembuangan gas CO2 dan gas-gas
lainnya yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang dapat menambah
pemanasan global yang kini sedang terjadi dan menyebabkan rusaknya sistem
ekosistem di bumi ini.
Tenaga listrik yang dihasilkan dari penyerapan cahaya matahari yang diubah oleh
panel-panel surya dapat langsung disalurkan kepada pelanggan untuk
dipergunakan dan jika berlebih dapat disimpan di dalam baterai yang tersedia.
Baterai PLTS memiliki umur pemakaian selama 15 tahun, oleh karena itu setelah
15 tahun pemakaian harus diganti dengan baterai baru. Besaran baterai selalu
dipersiapkan agar dapat menampung lebih besar dari besaran energi listrik yang
dapat dihasilkan oleh PLTS. Hal ini dilakukan agar energi yang tersimpan dalam
baterai dapat mencukupi kebutuhan listrik pada malam hari (panel-panel surya
tidak bisa menghasilkan energi listrik pada malam hari karena tidak ada cahaya
matahari) dan 2 hari berikutnya apabila terjadi mendung. Pada saat cuaca
mendung, panel-panel surya pada PLTS hanya mampu menghasilkan listrik
sebsar 50% saja.
Universitas Indonesia
m. Penangkal Petir
n. Sistem Grounding
o. Ruang Kontrol
p. Jaringan TR
q. kWh Meter
r. Transformer
s. Cubicle 20 kV
t. Monitoring
u. Protection
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah tabel perkiraan investasi awal pembangunan PLTS 3MW dalam
skenario optimis.
Universitas Indonesia
Tabel 4.2. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam
Membangun PLTS 3 MW Pada Skenario Optimis
Dengan demikian dapat diprediksikan bahwa kebutuhan listrik pada tahun 2013
adalah 3.602. 062 kWh per tahun, maka kebutuhan listrik per hari adalah:
3.602. 062 kWh : 365 = 9.868,663 kWh
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4. Perhitungan Biaya Pemasangan dan Testing (rincian biaya berasal dari Schott)
€ 400.000 x Rp 12.141,00 = Rp 4.856.400.000,00
€ 30.000 x Rp 12.141,00 = Rp 364.230.000,00 +
Total = Rp 5.220.630.000,00
5. Perhitungan Biaya Trafo, Peralatan, Pagar dan Alarm System (rincian biaya
berasal dari Schott)
€ 60.000 x Rp 12.141,00 = Rp 728.460.000,00
€ 100.000 x Rp 12.141,00 = Rp 1.214.100.000,00 +
Total = Rp 1.942.560.000,00
Universitas Indonesia
lahan tambahan yang dibutuhkan adalah 30% dari luas 3,21 MW panel PV.
Sedangkan dengan adanya pertimbangan jarak antar panel, maka luas seluruh
panel PV harus dikalikan 2.
Lahan yang dibutuhkan untuk 1MW baterai NAS adalah 83,6127 m2, sedangkan
jika ditambah dengan lahan untuk jarak antar bilik baterai maka jumlah lahan
yang dibutuhkan adalah 2 kali lipat dari luas baterainya. Untuk membawa
peralatan-peralatan besar dan berat, maka dibutuhkan adanya halaman parkir
untuk kendaraan yang membawa peralatan-peralatan tersebut, yaitu sebesar 25 m
x 50 m. Selain lahan untuk panel PV, baterai NAS, dan halaman parkir,
dibutuhkan juga lahan untuk gedung kontrol seluas 200m2, lahan untuk trafo 4 m
x 10 m, gudang seluas 250 m2 (25 m x 10 m), dan penyesuaian luas lahan karena
adanya penambahan jarak 30 m dari panel PV ke pagar. Berikut ini adalah rincian
perhitungan biaya luas lahan dan gedung yang diprediksikan.
Universitas Indonesia
Tabel 4.4. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam
Membangun PLTS 3 MW Pada Skenario Normal
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 4.5. Jenis dan Jumlah Investasi Awal yang Dibutuhkan Dalam
Membangun PLTS 3 MW Pada Skenario Pesimis
Universitas Indonesia
Dari pertimbangan secara kualitatif, diyakini bahwa untuk ke depannya negara ini
masih mampu mempertahankan kestabilan perekonomiannya. Ekspektasi ini
Universitas Indonesia
Spare part untuk PLTS dijual dalam mata uang dollar, oleh karena itu inflasi
dollar Amerika Serikat sangat berpengaruh. Berdasarkan prediksi perhitungan
inflasi oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat, besaran inflasi dollar
Amerika Serikat adalah 1,9% (tabel daftar historis inflasi Amerika Serikat
dicantumkan di Lampiran 2). Rata-rata inflasinya pada tabel histori terlihat rendah
karena negara ini merupakan salah satu negara yang pernah mengalami deplesi.
Pada skenario normal besaran inflasi yang dipakai adalah 3% dan pada skenario
pesimis adalah 4%. Besaran prediksi ini dipakai dengan adanya pertimbangan
data histori inflasi serta kondisi di Amerika Serikat yang masih memiliki beberapa
masalah besar seperti diantaranya adalah keterlibatan mereka dalam perang antar
negara yang membutuhkan biaya besar dan permasalahan politik di dalamnya.
Berdasarkan prediksi pemerintah, nilai kurs dollar dalam rupiah adalah berkisar
Rp. 9.300,00 hingga Rp. 9.500,00. Besaran prediksi nilai kurs dollar dalam rupiah
yang dipakai pada skenario optimis mempergunakan hasil prediksi dari LM-
FEUI, yaitu sebesar Rp. 9.339,00. Oleh karena itu dalam skenario optimis besaran
nilai kurs dollar dalam rupiah adalah Rp. 9.339,00, sedangkan dalam skenario
normal adalah Rp. 8.500,00 dan dalam skenario pesimis sebesar Rp. 11.474,00.
Besaran prediksi nilai kurs euro dalam rupiah mempergunakan prediksi dari
Departemen Keuangan Amerika Serikat, dimana diprediksikan besaran kurs euro
adalah 1,3 kali dari kurs dollar. Dengan demikian nilai mata uang euro dalam
rupiah yang dipakai dalam skenario adalah Rp. 12.141,00 untuk skenario optimis,
Rp. 13.528,00 untuk skenario normal, dan Rp. 14.916,00 untuk skenario pesimis.
Besaran prediksi ini sesuai dengan kondisi perekonomian di Eropa saat ini dimana
Universitas Indonesia
4.4 Operasional
4.4.1 Tarif Listrik
PT. PLN (Persero) memiliki aturan tarif listrik yang diatur dalam Tarif Dasar
Listrik (TDL) yang diatur dalam perpres no 8 tahun 2011 (terlampir di Lampiran
C). Tarif listrik berbeda-beda biayanya berdasarkan golongannya yang terbagi-
bagi dalam 9 golongan yaitu: rumah tangga; pelayanan sosial; bisnis; industri;
kantor pemerintahan dan PJU; traksi; curah; layanan khusus; dan listrik prabayar.
Dengan perhitungan serta pendekatan jumlah pembagian rata-rata jumlah
Universitas Indonesia
Selama ini, PT. PLN (Persero) menjual listrik kepada masyarakat dengan harga
yang lebih murah dibandingkan biaya operasionalnya dikarenakan peraturan dari
pemerintahlah yang mengatur tarif dasar listrik demikian agar setiap golongan
masyarakat di Indonesia dapat sanggup membayar dan menikmati penyaluran
listrik yang ada. Agar Perusahaan ini dapat tetap bertahan, pemerintah
memberikan izin kepada PT. PLN (Persero) untuk memperoleh keuntungan
dengan besaran margin sebesar 7% dari total Biaya Pokok Produksi (BPP) pada
tahun ini (pada tahun sebelum-sebelumnya adalah 8%), namun harga jual yang
diberikan kepada masyarakat adalah harga jual subsidi yang dibebankan kepada
pemerintah. Yang termasuk dalam Biaya Pokok Produksi PT. PLN (Persero)
adalah pembayaran bunga, pembayaran pokok pinjaman, depresiasi mesin,
depresiasi bangunan, biaya perawatan mesin, biaya perawatan gedung, biaya
Universitas Indonesia
perlengkapan kantor, biaya telepon, biaya bahan bakar, biaya angkut, gaji
pegawai, dan biaya transportasi.
1. Gaji Pegawai
Pegawai yang akan dipekerjakan menggunakan sistem kerja shift yang dibagi
dalam 4 kelompok yang bekerja bergantian tiap 8 jam. Sistem pembayaran gaji
dihitung sebagai 14 bulan dalam setahun (tambahan 1 bulan THR dan 1 bulan
Universitas Indonesia
untuk jasa produksi). Persentase kenaikan gaji pegawai PT. PLN(Persero) tiap
tahun adalah 6%.
Kepala PLTS(1 orang): 14 x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 70.000.000,00
Operator (8 orang) : 14 x 8 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 336.000.000,00 +
Total Gaji Pegawai setahun (2011) : Rp. 406.000.000,00
Total gaji pegawai setahun (2013) :
Rp. 406.000.000,00 x 1,06 x 1,06 = Rp. 456.181.600,00
Dengan adanya garansi tersebut, biaya perawatan yang perlu dikeluarkan adalah
biaya untuk menambah panel PV serta biaya pemasangan untuk menutupi
penurunan output rata-rata 1% tiap tahunnya, sehingga kualitas pelayanan
penyediaan listrik kepada masyarakat tidak menurun. Dengan harga panel PV per
KW adalah $1.300 dan biaya pemasangan per 100 KW adalah Rp.
232.239.000,00 (2011), maka total biaya perawatan mesin PLTS 3MW (3.000
KW) adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
5. Biaya Transportasi
Biaya transportasi di pulau kecil seperti Pulau Sipora cenderung lebih kecil karena
rata-rata perjalanan cukup ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Dengan
rata-rata kenaikan harga BBM sebesar 18,22% tiap tahunnya menurut perhitungan
Universitas Indonesia
6. Biaya Telepon
Rincian asumsi perhitungan biaya telepon dalam setahun pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
(12 x Rp. 100.000,00) x 1,05 x 1,05 = Rp. 1.323.000,00
Universitas Indonesia
1. Gaji Pegawai
Dengan sistem pembayaran gaji dihitung sebagai 14 bulan dalam setahun
(tambahan 1 bulan THR dan 1 bulan untuk jasa produksi), maka rincian jumlah
gaji pegawai adalah sebagai berikut.
Kepala PLTS(1 orang): 14 x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 70.000.000,00
Operator (8 orang) : 14 x 8 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 336.000.000,00 +
Total Gaji Pegawai setahun (2011) : Rp. 406.000.000,00
Total gaji pegawai setahun (2013) :
Rp. 406.000.000,00 x 1.06 x 1,06 = Rp. 456.181.600,00
Universitas Indonesia
5. Biaya Transportasi
Dalam skenario normal ini, diasumsikan besaran biaya transportasi sebulan
sebesar Rp. 200.000,00/orang sudah mencukupi seluruh kebutuhan biaya
transportasi pegawai di PLTS pada tahun 2013. Total biaya transpotasi pada tahun
2013 adalah sebagai berikut:
9 x 12 x Rp. 200.000,00 = Rp 21.600.000,00
6. Biaya Telepon
Rincian asumsi perhitungan biaya telepon dalam setahun pada tahun 2013 dalam
skenario normal adalah sebagai berikut:
(12 x Rp. 100.000,00) x 1,08 x 1,08 = Rp. 1.400.000,00 (pembulatan)
Universitas Indonesia
1. Gaji Pegawai
Dengan Sistem pembayaran gaji dihitung sebagai 14 bulan dalam setahun
(tambahan 1 bulan THR dan 1 bulan untuk jasa produksi), maka total gaji
pegawai dalam skenario pesimis adalah sebagai berikut.
Kepala PLTS(1 orang): 14 x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 70.000.000,00
Operator (8 orang) : 14 x 8 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 336.000.000,00 +
Total Gaji Pegawai setahun (2011) : Rp. 406.000.000,00
Total gaji pegawai setahun (2013) :
Rp. 406.000.000,00 x 1,06 x 1,06 = Rp. 456.181.600,00
Universitas Indonesia
5. Biaya Transportasi
Dalam skenario pesimis, diasumsikan besaran biaya transportasi sebulan sebesar
Rp. 200.000,00/orang sudah mencukupi seluruh kebutuhan biaya transportasi
pegawai di PLTS pada tahun 2013. Total biaya transpotasi pada tahun 2013
adalah sebagai berikut:
9 x 12 x Rp. 200.000,00 = Rp 21.600.000,00
6. Biaya Telepon
Rincian asumsi perhitungan biaya telepon dalam setahun pada tahun 2013 dalam
skenario pesimis adalah sebagai berikut:
(12 x Rp. 100.000,00) x 1,11 x 1,11 = Rp. 1.478.520,00
4.5 Depresiasi
Dengan mempergunakan metode perhitungan garis lurus, maka perhitungan
depresiasi PLTS dan gedung dalam skenario optimis, normal, dan pesimis adalah
sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Untuk tabel rincian arus kas yang lengkap dalam masing-masing skenario dapat
dilihat pada Lampiran 11 sampai Lampiran 19. Berikut ini adalah tabel
perhitungan proyeksi arus kas skenario optimis, normal, dan pesimis pada tahun
2013 hingga 2027 (proyeksi arus kas diperpendek dengan menggunakan metode
Terminal Cash Flow).
Net Cash Flow Skenario Net Cash Flow Skenario Net Cash Flow Skenario
Tahun
Optimis Normal Pesimis
2013 Rp. 22.181.782.996,00 Rp. 24.611.158.285,00 Rp. 27.041.393.448,00
2014 Rp. 24.415.574.504,00 Rp. 24.614.426.424,00 Rp. 27.045.469.291,00
2015 Rp. 24.418.238.897,00 Rp. 24.617.871.366,00 Rp. 27.049.780.300,00
2016 Rp. 24.421.053.092,00 Rp. 24.621.506.910,00 Rp. 27.054.344.456,00
2017 Rp. 24.424.030.395,00 Rp. 24.625.348.448,00 Rp. 27.059.181.681,00
2018 Rp. 24.427.185.819,00 Rp. 24.629.413.202,00 Rp. 27.064.314.113,00
2019 Rp. 24.430.536.357,00 Rp. 24.633.720.504,00 Rp. 27.069.766.424,00
2020 Rp. 24.434.101.293,00 Rp. 24.638.292.122,00 Rp. 27.075.566.186,00
2021 Rp. 24.437.902.583,00 Rp. 24.643.152.642,00 Rp. 27.081.744.305,00
2022 Rp. 24.441.965.284,00 Rp. 24.648.329.920,00 Rp. 27.088.335.516,00
2023 Rp. 24.446.318.078,00 Rp. 24.653.855.603,00 Rp. 27.095.378.973,00
2024 Rp. 24.450.993.871,00 Rp. 24.659.765.753,00 Rp. 27.102.918.928,00
2025 Rp. 24.456.030.511,00 Rp. 24.666.101.570,00 Rp. 27.111.005.528,00
2026 Rp. 24.461.471.622,00 Rp. 24.672.910.245,00 Rp. 27.119.695.750,00
2027 Rp. 187.937.410.401,00 Rp. 205.528.555.169,00 Rp. 225.370.072.291,00
Universitas Indonesia
Di bawah ini adalah tabel perhitungan Net Present Value proyek PLTS 3MW
dalam skenario optimis, normal, dan pesimis dengan menggunakan tingkat
diskonto sebesar 0,056 (tabel perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 20,
Lampiran 21, dan Lampiran 22).
Universitas Indonesia
n
_Ct__ (4.2)
NPV = ∑ (1+r)t
- C0
t=1
Proyek PLTS ini memiliki nilai IRR lebih besar dari cost of capital pada
perhitungan masing-masing skenario, sehingga proyek ini dianggap layak untuk
dilaksanakan secara finansial. Berikut ini adalah hasil perhitungan IRR pada
masing-masing skenario.
Universitas Indonesia
4.12.1 Kondisi Mesin-mesin PLTD Sipora dan Tuapejat Hingga Habis Masa
Operasinya
Tabel berikut ini akan menunjukkan kemampuan masing-masing mesin PLTD
berproduksi hingga habis masa kemampuannya untuk beroperasi.
Tua Pejat
Deutz F 10 L 413 F 2006 100 65 65 65 60
Deutz F 10 L 413 F 1995 100 0 0 0 0
Deutz F 10 L 413 F 2007 100 75 75 70 60
Deutz F 10 L 413 F 1995 100 0 0 0 0
MTU 12 V 2000 G 63 2007 600 375 375 350 350
Komatsu SA 6D 140 A-1 2000 308 0 0 0 0
Cummins 6 CTA 8.3 G2 2005 120 75 75 70 60
Cummins 6 CTA 8.3 G2 2005 120 75 75 70 60
Total 1.688 740 735 690 650
Sumber: Data diolah
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tahun 2013 hingga 2015, terdapat 6 mesin PLTD yang masih dapat
beroperasi, total besaran kW mesin yang terpasang adalah 1.140 kW, maka total
biaya pemeliharaan mesin tahun 2013 adalah:
a. Biaya pemeliharaan mesin pada skenario optimis
1.140 x Rp. 1.000.000,00 x (1,05)2 = Rp. 1.256.850.000,00
b. Biaya pemeliharaan mesin pada skenario normal
1.140 x Rp. 1.000.000,00 x (1,08)2 = Rp. 1.329.696.000,00
c. Biaya pemeliharaan mesin pada skenario pesimis
1.140x Rp. 1.000.000,00 x (1,11)2 = Rp. 1.404.594.000,00
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Apabila kedua PLTD tersebut telah berhenti beroperasi, PT. PLN (Persero)
memiliki kebijakan tidak tertulis yang telah menjadi menjadi tindakan keputusan
yang umum, dimana gedung dan lahan bekas pengoperasian PLTD tersebut tidak
akan dijual, melainkan akan dimanfaatkan kembali untuk pelayanan listrik kepada
pelanggan. Sedangkan mesin-mesin PLTD yang sudah tidak bisa beroperasi
hanya akan dijual sebagai besi kiloan, dimana harga jual besinya adalah Rp.
10.000.000,00/ton. Berat besi pada 1MW PLTD adalah 3 ton, sedangkan total
besaran daya terpasang mesin-mesin PLTD di Pulau Sipora adalah 1.993 kW
(1,993 MW). Apabila seluruh mesin-mesin PLTD tersebut dijual maka, harga
jualnya adalah:
1,993 x 3 x Rp. 10.000.000,00 = Rp 59.790.000,00
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PLTS dan PLTD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Salah satu
kelebihan PLTS adalah memiliki umur operasi yang panjang yaitu 25
tahun dan juga memakai energi matahari yang termasuk dalam sumber
energi terbarukan sebagai sumber energinya. Energi matahari merupakan
sumber energi yang dapat diperoleh secara bebas, sehingga hal ini
menguntungkan bagi PT. PLN (Persero) karena tidak perlu mengeluarkan
beban biaya bahan bakar yang terpengaruh kenaikan harga akibat
keterbatasannya sebagai jenis sumber energi tidak terbaharui. Selain itu,
pasokan energi listrik kepada masyarakat menjadi lebih terjamin selalu
terpasok karena permasalahan keterlambatan pengirimanan bahan bakar
akibat pelayaran di perairan yang sulit tidak akan terjadi lagi. PLTS ini
juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan lingkungan
dikarenakan dalam pengoperasiannya tidak memerlukan pembakaran
BBM yang dapat menghasilkan gas buangan seperti CO2 dan tidak
menggunakan perangkat pembangkit yang berputar. Kedua kondisi
tersebut membuat PLTS tidak menghasilkan adanya suara bising dari
pergerakan perangkat pembangkit yang dapat menjadi polusi suara dan
polusi udara dari gas buangan hasil pembakaran bagi masyarakat dan
lingkungan alam disekitarnya. PLTS juga memiliki kekurangan, yaitu
pembangkit ini hanya dapat menghasilkan lisrtrik maksimal selama 4 jam
saja disaat matahari berada di puncak siang hari di saat energi matahari
paling banyak terpancar ke permukaan bumi. Kekurangan lainnya dari
PLTS ini adalah memerlukan adanya lahan yang luas untuk memasang
panel surya, initial investment yang cukup besar, serta memerlukan adanya
64
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bank Indonesia. (Juli, 2011). Laporan inflasi (indeks harga konsumen). Juli,
2011. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/
Brealey, R. A., Nyers, S. C., & Allen, F. (2006). Corporate finance. New York:
McGraw-Hill.
Peterson, P. P., & Fabozzi, F. J. (2002). Capital budgeting: theory and practice.
New York: John Wiley & Sons.
70
Universitas Indonesia
Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. (2010). Corporate finance. New York:
McGraw-Hill.
Singer, P. (2010, November 19). Korea’s posco develops nas battery for energy
storage. April, 2012. http://www.renewableenergyworld.com/rea/blog/post/
2010/11/koreas-posco-deveops-nas-battery-for-energy-storage
Universitas Indonesia
Wholesale Solar. 2002. Compare solar panels before you buy. Februari 2011.
http://www.wholesalesolar.com/solar-panels.html
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
Universitas Indonesia
76
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
No. Bulan Tahun Tingkat Inflasi
91 Desember 2003 1,88%
92 November 2003 1,77%
93 Oktober 2003 2,04%
94 September 2003 2,32%
95 Agustus 2003 2,16%
96 Juli 2003 2,11%
97 Juni 2003 2,11%
98 Mei 2003 2,06%
99 April 2003 2,22%
100 Maret 2003 3,02%
101 Februari 2003 2,98%
102 Januari 2003 2,60%
103 Desember 2002 2,38%
104 November 2002 2,20%
105 Oktober 2002 2,03%
106 September 2002 1,51%
107 Agustus 2002 1,80%
108 Juli 2002 1,46%
109 Juni 2002 1,07%
110 Mei 2002 1,18%
111 April 2002 1,64%
112 Maret 2002 1,48%
113 Februari 2002 1,14%
114 Januari 2002 1,14%
115 Desember 2001 1,55%
116 November 2001 1,90%
117 Oktober 2001 2,13%
118 September 2001 2,65%
119 Agustus 2001 2,72%
120 Juli 2001 2,72%
121 Juni 2001 3,25%
122 Mei 2001 3,62%
123 April 2001 3,27%
124 Maret 2001 2,92%
125 Februari 2001 3,53%
126 Januari 2001 3,73%
Rata-rata inflasi 2,42%
Rata-rata Inflasi (pembulatan) 2,50%
Universitas Indonesia
79
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
BBM
1 PLTD Sipora CUMMINS 6 CTA 83 G 44649136 100 70 27.450 450 10.157 0,370 10136,48617 1.592,76 102.951.221,77 16.176.850,49
1 PLTD Tua Pejat DEUTZ F 10 L 413 F 6712026 100 65 10.519 175 3.734 0,355 10136,48617 1.592,76 37.852.842,48 5.947.863,11
3 DEUTZ F 10 L 413 F 7137115 100 75 42.210 630 14.774 0,350 10136,48617 1.592,76 149.751.378,41 23.530.615,94
5 MTU 12 V 2000 G 63 535104670 600 375 182.070 630 64.635 0,355 10136,48617 1.592,76 655.170.263,02 102.947.699,03
7 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69187928 120 75 14.700 210 5.586 0,380 10136,48617 1.592,76 56.622.411,74 8.897.148,32
8 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69185374 120 75 14.700 210 5.586 0,380 10136,48617 1.592,76 56.622.411,74 8.897.148,32
81
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
Oli
1 PLTD Sipora CUMMINS 6 CTA 83 G 44649136 100 70 27.450 450 44 0,00160 32.533 2.098,34 1.431.433,77 92.327
1 PLTD Tua Pejat DEUTZ F 10 L 413 F 6712026 100 65 10.519 175 48 0,00456 32.533 2.098,34 1.561.564,11 100.720
3 DEUTZ F 10 L 413 F 7137115 100 75 42.210 630 85 0,00201 32.533 2.098,34 2.765.269,78 178.359
5 MTU 12 V 2000 G 63 535104670 600 375 182.070 630 184 0,00101 32.533 2.098,34 5.985.995,75 386.095
7 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69187928 120 75 14.700 210 12 0,00082 32.533 2.098,34 390.391,03 25.180
8 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69185374 120 75 14.700 210 12 0,00082 32.533 2.098,34 390.391,03 25.180
Universitas Indonesia
BBM
Daya Daya Produksi Jam
Satuan Total
Terpasang Mampu kWh Operasi
No. Lokasi Merek Mesin Tipe Nomor Seri Liter SFC
Solar Biaya Angkut Biaya Solar Biaya Angkut
3 DEUTZ F 10 L 413 F 7137115 100 70 42.210 630 15.069 0,357 11.983,35 1.882,96 180.576.801,15 28.374.252,05
5 MTU 12 V 2000 G 63 535104670 600 350 182.700 630 65.224 0,357 11.983,35 1.882,96 781.601.079,58 122.813.926,77
7 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69187928 120 70 23.352 334 8.874 0,380 11.983,35 1.882,96 106.337.406,93 16.708.925,88
8 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69185374 120 70 23.369 334 8.880 0,380 11.983,35 1.882,96 106.413.908,66 16.720.946,69
83
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
Oli
Daya Daya Produksi Jam Satuan TOTAL
Terpasang Mampu kWh Operasi
No. Lokasi Merek Mesin Tipe Nomor Seri Liter SLC
Biaya
Oli Biaya Oli Biaya Angkut
Angkut
kW kW kWh Jam ltr 0 Rp Rp Rp Rp
1 PLTD SIPORA CUMMINS 6 CTA 83 G 44649136 100 65 27.450 450 44 0,00160 38.460,02 2.480,66 1.692.241,00 109.149,11
3 DEUTZ F 10 L 413 F 7137115 100 70 42.210 630 85 0,00201 38.460,02 2.480,66 3.269.101,93 210.856,24
5 MTU 12 V 2000 G 63 535104670 600 350 182.700 630 184 0,00101 38.460,02 2.480,66 7.076.644,18 456.441,75
7 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69187928 120 70 23.352 334 12 0,00051 38.460,02 2.480,66 461.520,27 29.767,94
8 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69185374 120 70 23.369 334 12,01 0,00051 38.460,02 2.480,66 461.904,87 29.792,75
Universitas Indonesia
BBM
Daya Daya Jam Satuan Total
Produksi
Terpasa Mamp Opera
No Merek kWh
Lokasi Tipe Nomor Seri ng u si Liter SFC Biaya
. Mesin
Solar Angk Biaya Solar Biaya Angkut
ut
kW kW kWh Jam ltr - Rp Rp Rp Rp
14.16
1 PLTD SIPORA CUMMINS 6 CTA 83 G 44649136 100 60 28.181 470 10.709 0,380 7 2.226 151.707.222,24 23.837.940,06
14.16
2 DEUTZ F 6 L 912 81631007 40 - - - - - 7 2.226 - -
CATERPIL 4 EB 4B 14.16
3 AR ,3304 15382 85 - - - - - 7 2.226 - -
85
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
Oli
Daya Daya Produksi Jam Satuan Total
Terpasang Mampu kWh Operasi
No. Lokasi Merek Mesin Tipe Nomor Seri Liter SLC
Biaya
Oli Biaya Oli Biaya Angkut
Angkut
kW kW kWh Jam ltr 0 Rp Rp Rp Rp
n1 PLTD SIPORA CUMMINS 6 CTA 83 G 44649136 100 60 28.181 470 44 0,00156 45.467 2.933 2.000.567,31 129.036,08
3 DEUTZ F 10 L 413 F 7137115 100 60 37.800 630 85 0,00225 45.467 2.933 3.864.732,30 249.274,25
5 MTU 12 V 2000 G 63 535104670 600 350 190.740 660 184 0,00096 45.467 2.933 8.366.008,74 539.605,44
7 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69187928 120 60 26.970 450 12 0,00044 45.467 2.933 545.609,27 35.191,66
8 CUMMINS 6 CTA 83 G2 69185374 120 60 25.200 420 11,07 0,00044 45.467 2.933 503.324,55 32.464,31
Jumlah 1.768 590 316.549 2.757 340 0,00107 - 26.394 15.462.112 997.302
Total Keseluruhan (1 bulan) 650 344.730 17.462.679 1.126.338
Universitas Indonesia
Tahun Pembayaran
ke- Pinjaman Pokok Bunga (8%) Angsuran Pinjaman Pokok
0 196.256.000.000
1 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
2 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
3 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
4 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
5 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
6 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
7 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
8 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
9 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
10 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
11 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
12 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
13 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
14 196.256.000.000 15.700.480.000 15.700.480.000 0
15 0 15.700.480.000 211.956.480.000 196.256.000.000
87
Universitas Indonesia
Tahun Pembayaran
ke- Pinjaman Pokok Bunga (8%) Angsuran Pinjaman Pokok
0 217.006.000.000
1 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
2 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
3 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
4 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
5 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
6 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
7 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
8 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
9 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
10 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
11 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
12 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
13 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
14 217.006.000.000 17.360.480.000 17.360.480.000 0
15 0 17.360.480.000 234.366.480.000 217.006.000.000
88
Universitas Indonesia
Tahun Pembayaran
ke- Pinjaman Pokok Bunga (8%) Angsuran Pinjaman Pokok
0 237.773.000.000
1 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
2 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
3 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
4 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
5 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
6 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
7 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
8 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
9 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
10 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
11 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
12 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
13 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
14 237.773.000.000 19.021.840.000 19.021.840.000 0
15 0 19.021.840.000 256.794.840.000 237.773.000.000
89
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 27.459.673.169 29.739.215.272 29.743.021.547 29.747.041.825 29.751.295.115
Pajak (30%) 8.237.901.951 8.921.764.582 8.922.906.464 8.924.112.548 8.925.388.535
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 19.221.771.218 20.817.450.690 20.820.115.083 20.822.929.278 20.825.906.581
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880
Depresiasi Baterai 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 5.103.303.379 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 2.960.011.778 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814
90
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 29.755.802.865 29.760.589.347 29.765.682.113 29.771.112.527 29.776.916.386
Pajak (30%) 8.926.740.859 8.928.176.804 8.929.704.634 8.931.333.758 8.933.074.916
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 20.829.062.005 20.832.412.543 20.835.977.479 20.839.778.769 20.843.841.470
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880
Depresiasi Baterai 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814
91
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 29.783.134.663 29.789.814.368 29.797.009.567 29.804.782.583 239.807.125.410
Pajak (30%) 8.934.940.399 8.936.944.310 8.939.102.870 8.941.434.775 71.942.137.623
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 20.848.194.264 20.852.870.057 20.857.906.697 20.863.347.808 167.864.987.787
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880 1.558.865.880
Depresiasi Baterai 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000 3.081.870.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500 7.230.343.500
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814 3.598.123.814
92
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 30.447.876.097 30.452.544.867 30.457.466.213 30.462.659.847 30.468.147.759
Pajak (30%) 9.134.362.829 9.135.763.460 9.137.239.864 9.138.797.954 9.140.444.328
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 21.313.513.268 21.316.781.407 21.320.226.349 21.323.861.893 21.327.703.431
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520
Depresiasi Baterai 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017
93
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 30.473.954.551 30.480.107.839 30.486.638.722 30.493.582.322 30.500.978.433
Pajak (30%) 9.142.186.365 9.144.032.352 9.145.991.617 9.148.074.697 9.150.293.530
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 21.331.768.185 21.336.075.487 21.340.647.105 21.345.507.626 21.350.684.903
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520
Depresiasi Baterai 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017
94
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 30.508.872.266 30.517.315.338 30.526.366.505 30.536.093.184 262.742.992.790
Pajak (30%) 9.152.661.680 9.155.194.601 9.157.909.951 9.160.827.955 78.822.897.837
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 21.356.210.586 21.362.120.737 21.368.456.553 21.375.265.229 183.920.094.953
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520 1.736.969.520
Depresiasi Baterai 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000 3.433.980.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869 5.686.309.869
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000 108.224.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017 3.297.645.017
95
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 33.437.394.308 33.443.216.940 33.449.375.525 33.455.895.748 33.462.806.070
Pajak (30%) 10.031.218.292 10.032.965.082 10.034.812.658 10.036.768.724 10.038.841.821
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 23.406.176.015 23.410.251.858 23.414.562.868 23.419.127.024 23.423.964.249
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080
Depresiasi Baterai 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432
96
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 33.470.138.116 33.477.927.131 33.486.212.506 33.495.038.389 33.504.454.405
Pajak (30%) 10.041.041.435 10.043.378.139 10.045.863.752 10.048.511.517 10.051.336.322
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 23.429.096.681 23.434.548.992 23.440.348.754 23.446.526.873 23.453.118.084
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080
Depresiasi Baterai 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432
97
Universitas Indonesia
Arus Kas Operasional Sebelum Pajak 33.514.516.487 33.525.287.851 33.536.840.137 33.549.254.740 287.979.734.369
Pajak (30%) 10.054.354.946 10.057.586.355 10.061.052.041 10.064.776.422 86.393.920.311
Arus Kas Operasional Setelah Pajak 23.460.161.541 23.467.701.496 23.475.788.096 23.484.478.318 201.585.814.058
Depresiasi
Depresiasi PV PLTS 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080 1.915.240.080
Depresiasi Baterai 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000 3.786.420.000
Depresiasi Inverter, Panel Kontrol 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694 6.269.736.694
Depresiasi Trafo, Peralatan, Pagar, dan Alarm System 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000 119.328.000
Depresiasi Gedung 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667 26.666.667
Depreciation Tax Shield (Pajak 30%) 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432 3.635.217.432
98
Universitas Indonesia
99
Universitas Indonesia
100
Universitas Indonesia
101
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
107
Universitas Indonesia