Artikel Manajemen Pengelolaan SDM Laboratorium Kesehatan
Artikel Manajemen Pengelolaan SDM Laboratorium Kesehatan
Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non-manusia (non-
human resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusiawi yang
melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi
non-fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang
pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang
terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan, inteligensia, keterampilan, human
relations.[1] Sedangkan sumber daya non-manusia merupakan sarana atau perlatan
berupa mesin-mesin atau alat-alat non mesin dan bahan-bahan yang digunakan dalam
proses pelayanan laboratorium klinik.
SDM yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup beragam, baik
profesi maupun tingkat pendidikannya. Kebutuhan jumlah pegawai antara laboratorium
kesehatan di Rumah Sakit dengan laboratorium kesehatan swasta, atau Puskesmas tentu
tidak sama. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan, jumlah pemakai jasa, dan permasalahan
yang dihadapi oleh masing-masing laboratorium tersebut berbeda-beda. Jenis ketenagaan
yang diperlukan dalam pelayanan laboratorium kesehatan adalah sebagai berikut [2,3] :
1. Staf medis
Dokter Spesialis Patologi Klinik,
Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
Dokter Spesialis Forensik,
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
2. Tenaga teknis laboratorium
Analis Kesehatan atau Analis Medis,
Perawat Kesehatan,
Dokter umum,
Sarjana kedokteran,
Sarjana farmasi,
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Sejalan
dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh laboratorium kesehatan
sangat perlu untuk menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat.
Salah satu standar mutu pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit adalah tersedianya
SDM dengan jumlah yang cukup dan memenuhi kualifikasi tenaga sesuai dengan jenis
pelayanan laboratorium klinik yang ada.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, laboratorium klinik yang terdapat dalam seluruh
Rumah Sakit perlu dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat.
Salah satu pendekatan mutu yang digunakan adalah Manajemen Mutu Terpadu (Total
Quality Magement, TQM).
Konsep TQM pada mulanya dipelopori oleh W. Edward Deming, seorang doktor di
bidang statistik yang diilhami oleh manajemen Jepang yang selalu konsisten terhadap
kualitas terhadap produk-produk dan layananannya. TQM adalah suatu pendekatan yang
seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini untuk memperbaiki otputnya, menekan
biaya produksi serta meningkatkan produksi. Total mempunyai konotasi seluruh sistem,
yaitu seluruh proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier.
Quality berarti karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedangkan management
berarti proses komunikasi vertikal dan horizontal, top-down dan bottom-up, guna
mencapai mutu dan produktivitas [1].
Peningkatan proses yang selanjutnya akan meningkatkan mutu antara lain memerlukan
perencanaan kebutuhan SDM yang matang. Perencanaan SDM dapat digunakan sebagai
indikator kesesuaian antara supply dan demand bagi sejumlah orang dalam organisasi
dengan keterampilan yang sesuai, membantu menilai dan melengkapi rencana-rencana
dan keputusan-keputusan manajemen dengan menilai pengaruh-pengaruh daripada tenaga
kerja, dan membantu organisasi agar terhindar dari kelangkaan SDM pada saat
dibutuhkan maupun kelebihan SDM saat tidak dibutuhkan. [6,7,8]
Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penentuan tipe SDM yang diperlukan.
Untuk perencanaan kepegawaian dengan memperkirakan suplai dan permintaan terhadap
SDM, selanjutnya menentukan perbedaan atas suplai dan permintaan, apa ada
kekurangan atau kelebihan. Selanjutnya dapat ditentukan langkah strategik apa yang akan
diambil dalam menghadapi kekurangan atau kelebihan SDM. [9]
Analisis dan klasifikasi pegawai perlu dilakukan dalam merencanakan kebutuhan tenaga
laboratorium kesehatan. Analisis pegawai adalah usaha-usaha mempelajari,
mengumpulkan informasi serta merumuskan secara jelas mengenai kepegawaian dan
batasan kualifikasi minimal pegawai yang dikehendaki untuk melakukan pekerjaan
secara tepat guna dan berhasil guna. Sedangkan klasifikasi pegawai adalah tindakan
pengelompokan pegawai berdasarkan kesamaan jenis ke dalam suatu kesatuan pegawai.
[1]
Forecasting SDM
Hampir semua perusahaan harus membuat prediksi atau peramalan kebutuhan karyawan
pada masa yang akan datang, meskipun hal ini tidak tepat benar dengan kenyataan yang
sebenarnya. Namun demikian melalui peramalan dapat mendekati kebenaran sehingga
diperoleh efisiensi dalam penggunaan SDM. [11]
Analisis kebutuhan organisasi akan SDM dinilai sangat penting karena berfungsi sebagai
pusat kegiatan perencanaan SDM; mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan, perilaku
dan dampak tindakan-tindakan operasional; meningkatkan pendayagunaan SDM secara
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam peramalan akan kebutuhan SDM,
salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan analisis beban kerja. Cara
menghitung kebutuhan SDM laboratorium berdasarkan beban kerja akan saya sampaikan
pada tulisan berikutnya.
Daftar Pustaka :