Disusun oleh :
Fitria Sukma (P17334119494)
Eva Farida Malahayati (P17334119500)
Endang Estorina M Kawa (P17334119506)
Aghnia Salma Asy Syifa (P17334119512)
Demfri Pasaribu (P17334119518)
Desi Liana (P17334119524)
Eka Sari Gasela (P17334119530)
Amelia Amanda Putri (P17334119536)
Dimas Prapanca (P17334119542)
Rhamadeta Salsabila (P17334119548)
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat serta
bimbingan-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Pada Makalah ini kami membahas tentang ”Validasi Hasil
Pemeriksaan Creatinin Pada Laboratorium Kimia Klinik Dengan Tren
Seluruh Hasil Creatinin Tinggi Normal dan di Atas Normal” Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Validasi Hasil di
Politeknik Kesehatan Bandung.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat membawa manfaat
yang baik bagi para pembaca sekalian. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna sehingga kritik dan saran dari para pembaca
sekalian sangat diharapkan.
Ban
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................3
ii
iii
Kasus tersebut kami rasa cukup menarik untuk diteliti karena memiliki
urgensitas yang amat penting mengenai serangkaian tindakan-tindakan
yang diambil validator ketika menemui keadaan di kala waktu yang sama
(satu kali running) hasil pemeriksaan creatinin dari seluruh pasien yang
diperiksa memiliki keadaan serupa dimana hasil pemeriksaan
laboratorium dengan pemeriksaan creatinin menunjukan kadar kreatinin
berada pada level tinggi normal, dan di atas normal.
Validasi yang akan dilakukan tentu saja memiliki tindakan runut dan
terukur sebelum benar-benar disahkan menjadi hasil laboratorium yang
akan dikirim kepada pelanggan. Tindakan verifikasi dalam tahap pra
1
2
analitik, analitik, dan paska analitik yang baik akan dapat menemukan titik
masalah dari kasus tersebut yang kemudian dapat dijadikan pembelajaran
serupa apabila ditemui masalah yang sama pada kemudian hari.
2.1 Kreatinin
2.1.1 Pengertian Kreatinin
Kreatinin adalah protein yang merupakan hasil akhir metabolisme otot
yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan
diekskresi dalam urin dalam kecepatan yang sama, kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relative konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar
yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan
fungsi ginjal (Corwin J.E, 2001).
Kadar kreatinin berbeda setiap orang, umumnya pada orang yang
berotot kekar memilikikadar kreatinin yang lebih tinggi daripada yang tidak
berotot.Hal ini juga yang memungkinkan perbedaan nilai normal kreatinin
pada wanita dan laki-laki. Nilai normal kreatinin pada wanita adalah 0,5-
0,9 mg/dl, sedangkan laki-laki adalah 0,6-1,1 mg/dl. Sebagai petunjuk,
peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya
penurunan fungsi ginjal sebesar 50%, demikian juga peningkatan kadar
kreatinin tiga kali lipat mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal
sebesar 75% (Soeparman dkk, 2001).
5
6
6. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kreatinin lebih tinggi daripada
orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada
wanita (Sukandar, 2006).
b. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sering terjadi kesalahan, menyebabkan sampel
darah yang hemolisis akan memberikan hasil tinggi palsu pada
pemeriksaan kadar kreatinin.
c. Penanganan Sampel
Preparasi dalam pemisahan serum dari bekuan darah harus
dilakukan dengan cara yang benar, sehingga diperoleh sampel bermutu
baik. Potensi kesalahan yang sering muncul pada tahap ini adalah
kesalahan kecepatan (rpm) saat sentrifuge, pemisahan serum sebelum
darah benar-benar membeku mengakibatkan terjadinya hemolisis, dan
serum yang menjedal mengakibatkan kadar kreatinin tinggi.
2. Faktor Analitik
Faktor analitik relatif lebih mudah dikendalikan oleh petugas
laboratorium karena terjadi di ruang pemeriksaan. Faktor ini dipengaruhi
oleh keadaan alat, reagen, dan pemeriksaannya sendiri. Proses
memerlukan pengawasan instrumen dan faktor manusia juga ikut
menentukan.
1. Serum
2. Plasma
Plasma adalah darah dalam tabung yang berisi antikoagulan lalu di
sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, sehingga sel-sel
darah terpisah dari darah, karena antikoagulan tersebut untuk mencegah
http://repository.unimus.ac.id 13 pembekuan dengan cara mengikat
kalsium, lapisan jernih warna kuning muda yang ada di bagian atas adalah
plasma (Widman F.K, 1995). Plasma adalah komponen darah dalam
tabung yang telah berisi antikoagulan yang kemudian disentrifuge dalam
waktu tertentu dengan kecepatan tertentu sehingga bagian plasma dan
bagian lainnya terpisah.Plasma yang masih mengandung fibrinogen tidak
mengandung faktor pembekuan II, V, VIII, tetapi mengandung serotonin
tinggi.Plasma masih mengandung fibrinogen karena penambahan
antikoagulan yang mencegah terjadinya pembekuan darah (Guder, 2009).
Plasma darah mengandung 91-92% air dan juga larutan bermacam-
macam zat dengan sejumlah 7-9% adalah protein plasma, unsur organik
dan anorganik (Gibson J, 1995). Plasma masih mengandung fibrinogen
karena adanya antikoagulan yang mencegah terjadinya pembekuan darah
tersebut (Santoso, 1989). Plasma dalam pemeriksaan kreatinin hanya
digunakan sebagai alternatif pengganti serum apabila serum yang
diperoleh sangat sedikit pada kondisi darurat. Reaksi kadar kreatinin
dengan sampel plasma EDTA dengan pemakaian antikoagulan yang
memperpendek masa pembekuan dan menurunkan aktifitas fibrinolitik
akan bereaksi dengan asam pikrat basa membentuk kompleks warna
kemerahan. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar
kreatinin yang terdapat pada sampel dan diukur dengan spektrofotometer
(Wilson dan Walker 2000).
11
1) Efisiensi Waktu
Pemeriksaan dengan menggunakan alat autoanalyzer dapat
dilakukan dengan cepat. Dengan menggunakan alat ini, tahapan
analitik dapat dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk
memeriksa sampel dengan jumlah banyak secara bersamaan.
Efektifitas dan efisiensi waktu dalam mengerjakan sampel inilah
yang diperlukan oleh tempat - tempat pelayanan kesehatan dalam
hal tanggap melayani pasien.
2) Sampel
Pada pemeriksaan secara manual sampel yang dibutuhkan
lebih banyak. Namun, pemeriksaan otomaitis ini hanya
menggunakan sampel sedikit saja.
3) Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat analyzer ini biasanya sudah
melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium
13
1) Komponen Alat
2) Borosnya Reagen
22S, R4S, 41S, hingga 10x. Rule tersebut akan menggambarkan kesalahan
dalam bentuk peringatan ataupun penolakan.
Bahan kontrol dapat dibuat sendiri atau dibeli dalam bentuk jadi.
Bahan kontrol yang dibuat sendiri dapat menggunakan bahan dari
manusia (serum, lisat) atau menggunakan bahan kimia murni. Bahan
kontrol yang diambil manusia harus bebas dari penyakit menular lewat
darah, seperti HIV, hepatitis, HCV dan lain-lain.
17
2) Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik disebabkan oleh berbagai faktor yang secara
sistematis mempengaruhi hasil pengukuran. Kesalahan jenis ini
menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi) pemeriksaan. Sifat kesalahan ini
menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu
lebih kecil dari nilai seharusnya.
Kesalahan sistematik ini merupakan kesalahan yang terus menerus
dengan pola yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh standar kalibrasi
atau instrumentasi yang tidak baik. Kesalahan ini berhubungan dengan
akurasi suatu metode atau alat, dan kesalahan ini dapat menghasilkan
nilai yang tetap atau jika berubah dapat dipradiksi. Jadi kesalahan
sistematik akan memberikan bias pada hasil pengukuran. Bias tersebut
dapat bernilai positif atau negatif. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu
arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai
seharusnya. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan cara
pengulangan pengukuran. Dalam prakteknya, kesalahan ini sangat sulit
untuk diidentifikasi/ditentukan (Santoso, 2008; Depkes, 2008).
19
BAB III
PEMBAHASAN
Tray 1
Nomor Usi J
- Hole Nama Ruang Hasil Nilai Rujukan Ket
Register a K
Tube
1,1 P: 0,6-1,2
Kalimatu Anggre
1 100203102 35 P mg/d mg/dl Wanita N
l Saufa k
l 0,5 - 1,1 mg/dl
1,3 Pria : 0,6-1,2
M. Anggre
2 100203125 44 L mg/d mg/dl Wanita H
Chudori k
l 0,5 - 1,1 mg/dl
Jafar 1,7 Pria : 0,6-1,2
Anggre
3 100203132 Abdul 53 L mg/d mg/dl Wanita H
k
Sidik l 0,5 - 1,1 mg/dl
9,2 Pria : 0,6-1,2
4 100203002 Murniah 50 P Melati mg/d mg/dl Wanita H
l 0,5 - 1,1 mg/dl
10,2 Pria : 0,6-1,2
Upik
5 100203112 55 P Melati mg/d mg/dl Wanita H
Salasah
l 0,5 - 1,1 mg/dl
8,8 Pria : 0,6-1,2
Sobri
6 100203001 33 L Melati mg/d mg/dl Wanita H
Ahmad
l 0,5 - 1,1 mg/dl
1,2 Pria : 0,6-1,2
Husnaini
7 100203210 24 L UGD mg/d mg/dl Wanita N
Wasiyat
l 0,5 - 1,1 mg/dl
1,0 Pria : 0,6-1,2
Diana
8 100203115 17 P UGD mg/d mg/dl Wanita N
Herawati
l 0,5 - 1,1 mg/dl
Karunia 1,7 Pria : 0,6-1,2
Nusa
9 100203144 Sisil 39 P mg/d mg/dl Wanita H
Indah
Lutfiah l 0,5 - 1,1 mg/dl
Oding 1,3 Pria : 0,6-1,2
Nusa
10 100203165 Bin 69 L mg/d mg/dl Wanita H
Indah
Ma'ruf l 0,5 - 1,1 mg/dl
22
Tray
2- Nomor
Nama Usia JK Ruang Hasil Nilai Rujukan Ket
Hole Register
Tube
Pria : 0,6-1,2
100202112 Runny 1,1
1 56 P Anyelir mg/dl Wanita N
1 Rumondang mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203101 Iwan Soka 1,2
2 39 L mg/dl Wanita N
0 Budiyanto Merah mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203182 Kodirun Soka 2,9
3 81 L mg/dl Wanita H
9 Marwoto Merah mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203127 Yani Soka 1,1
4 24 P mg/dl Wanita N
9 mulyani Kuning mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203111 Senna Soka 1,1
5 22 P mg/dl Wanita N
1 Muntijah Kuning mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203000 Tan Khiok 4,8
6 61 L UGD mg/dl Wanita H
1 Kou mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203216 1,6
7 Edi Supono 55 L UGD mg/dl Wanita H
1 mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203119 1,3
8 Winda Sidqi 42 P UGD mg/dl Wanita H
0 mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203143 Verania Dwi 1,2
9 26 P ICU mg/dl Wanita H
3 Oktarie mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
Pria : 0,6-1,2
100203160 Janu 1,4
10 49 L ICU mg/dl Wanita H
0 Subekti mg/dl
0,5 - 1,1 mg/dl
4.1 Kesimpulan
Ketika validasi hasil dilakukan, perlu di perhatikan kembali verifikasi
dari tiap tahap Pra analitik, Analitik, Pasca Analitik, apakah hasil layak
dikeluarkan atau tidak.
Kegiatan validasi juga harus meliputi segala macam informasi yang
sekiranya mampu memberikan dampak terhadap hasil pasien, Bahkan jika
memungkinkan dapat dikaji dari segi keilmuan medis yang lain, misalnya
untuk mencari penguat asumsi hasil laboratorium untuk di validasi
berdasarkan kajian patofisiologinya, dan hasil pemeriksaan penunjang
yang lain.
4.2 Saran
1) Saran bagi validator hasil laboratorium
2) Saran bagi Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman D., 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Yaqin, Moh Ainul., Arista, Dian., 2015, Analisis Tahap Pemeriksaan Pra
Analitik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Hasil Laboratorium, Jurnal
Sains Vol.5 No.10., Rumah Sakit Muji Rahayu, Surabaya.