Anda di halaman 1dari 130

TUGAS AKHIR

SAMPUL DEPAN
APLIKASI EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP KEMAMPUAN
MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)
DI RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

PENELITIAN RESEARCH AND DEVELOPMENT

Oleh:
ANDY KRISTIYAN

PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
TUGAS AKHIR

SAMPUL DALAM
APLIKASI EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP KEMAMPUAN
MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)
DI RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

PENELITIAN RESEARCH AND DEVELOPMENT

Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Keperawatan (Sp.Kep.MB) pada Program Studi Spesialis
Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan UNAIR

Oleh: ANDY KRISTIYAN


NIM: 132121263004

PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bersurnpah bahlr.a tugas akhir ini atlalah liasil karya sendirj dan belum

pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
j g penrl i rti kan rli PerguntanTi ng gi rn anaptln
"..lj"n

Surabaya, 9 Agustus 2023


\, .- .^ . _ .,
- - -^ - - - r .. I . . -
I drlB tttcnydtd.Ndll
,

Nama: Andy Kristiyan, S.Kep., Ns.


aTrf,, r1^l^1a11nn,,i
t\llvi - L)i-t- tz\rJU\r+

ii

.:r.
TUGAS AKHIR

APLIKASI EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP KEMAMPUAN


MANAJSMEN CAIRAN PADA PASIEN.CONGESTIF HEARTH FAILURE GHT)
DI RUANG JAI\TUNG RSUP DT. KARTADI SEMARANG

Oleh:
Narna: And;' Kristi.u"arr. S.Kep., Ns.
NrM. r3212t263004

.|ANCGAL
TUGAS AKI IIR INI DISETUJI.-] I
09 Agustus 2023

, OIeh:
Pemb l(etLra

f)r. Ninuh Dian


v
SI(ep.. Ns.. N4ANP.
NtP. I 97703 162005012001

Pembim Kedua

J s.. \,{.Kep.
NrP. I 9730e09 r 9e70i I 002

Koordinator Program StLrdi Spesialis KNltl

Dr. Sriyono. S.Kep..Ns.. M . Ns..Sp.l(ep.\,{B


NIP. I 9701 120200604r 00r

a. al<ultas Keperarvatan
Airlangga
t

Dr. lka Yuni S . n-s..Sp.t(ep.l\'18


0t) l 2200 I

lv
TUGAS AKHIR

APLIKAST EDUKASI PRE SISI MANAJEMEN CATRAN TERIIADAP KEMAMPUAN


MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)
DI RUANG JAI'{TTNG RSI,P DT. KARIADI SEMARANG

Oleh:
Nanra : Andl Kristivan. S.Kep.. Ns.
Nrvl. r3212 1263004

-l'elah
diLrii pada tanggal. 09 AgustLrs 2023

q PANITIA PIlirr-GLlJl
l. Ketua PengLrii: Dr. Yulis Setiy'a Dervi. S.l(ep.Ns..M.Ng.

2. Anggota: I)r. Ninuli Dian I(Lrrniau,ati. Ns.. MANP


3. Anggota: Junait. S.Kep.. 1"s.. N'l.Kep.
4. Anggota: Dr. AbLr Bakar. S.Kep.. t.\s,. M.Kep.. Sp.l04B
5. Anggota: Erna Dr,vi WalryLrni. S.Kep.. Ns.. Nl.Kep. )

Koolclinatol Program Stircli Spesialis KMB

Dr. Srivono. S.l(ep..Ns., Ns..Sp.Kep.N4B


NrP. 1970 r | 20200604r00r

N4errgetalru i"
aku ltas Keperar,r,atan
Airlangga
1

Dr. lka Yuni ,.r"s.. Sp.li.ep. M t3


80605200 1220A1

1V
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “APLIKASI
EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP KEMAMPUAN
MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE
(CHF) DI RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG”. Tugas
akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis
Keperawatan (Sp.Kep.MB) pada Program Studi Spesialis Keperawatan Medikal
Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Yusuf, S.Kp., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Spesialis Keperawatan Medikal Bedah.
2. Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep.Ns., M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB. selaku Wakil
Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan
kesempatan dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah.
3. Dr. Sriyono, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB. selaku Kepala Program Studi
Spesialis Keperawatan Medikal Bedah yang selalu memberikan arahan
selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Dr. Ninuk Dian Kurniawati, Ns., MANP. selaku Pembimbing I yang
memberikan bimbingan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Ns. Junait, S.Kep., M.Kep. Selaku Pembimbing II yang memberikan masukan
selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Dr. Yulis Setiya Dewi, S.Kep.Ns., M.Ng., Dr. Abu Bakar, S.Kep., Ns.,
M.Kep., Sp.KMB, dan Ns. Erna Dwi Wahyuni, S.Kep., M.Kep selaku
penguji yang memberikan masukan serta saran yang berguna selama proses
sidang sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
7. drg. Farichah Hanum, M.Kes selaku Direktur RSUP Dr. Kariadi yang telah
memberikan kesempatan untuk menjalankan studi lanjut pada jenjang
pendidikan Spesialis Keperawatan Medikal Bedah.
8. Teman-teman mahasiswa Spesialis Keperawatan Medikal Bedah UNAIR
angkatan III yang selalu mendukung dalam setiap proses ini.
9. Responden penelitian dan keluarganya yang telah berpartisipasi dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan saat penelitian.
10. Kedua orang tua, Nur Ana Istiqomah (isteri), Krisnanda Muhammad Iqbal,
Krisnanda Ilham Ramadhan dan Krisnanda Izyan Ghaizani (tiga jagoan) dan

v
segenap keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan pendidikan di UNAIR.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas budi baik semua pihak yang
telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Kami sadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan ilmu
keperawatan.

Surabaya, 9 Agustus 2023


Penulis,

Andy Kristiyan, S.Kep., Ns.

vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga saya yang bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Andy Kristiyan, S.Kep., Ns.
NIM : 132121263004
Program Studi : Spesialis Keperawatan
Departemen : Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk diberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty
Free Right) atas karya yang berjudul : ” APLIKASI EDUKASI PRESISI
MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MANAJEMEN
CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF) DI
RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG” beserta perangkat
yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini
Universitas Airlangga berhak menyimpan, mengalih media formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai pencipta/penulis dan
sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Surabaya
Pada tanggal: 9 Agustus 2023
Yang menyatakan

Andy Kristiyan, S.Kep., Ns.

vii
RINGKASAN
APLIKASI EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP
KEMAMPUAN MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH
FAILURE (CHF) DI RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Oleh : Andy Kristiyan

Congestif Hearth Failure (CHF) atau penyakit gagal jantung adalah


kondisi kronis ketika jantung tidak mampu memompa darah sebagaimana
mestinya. Penyakit gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif
dengan angka mortalitas dan morbiditas dan merupakan jumlah kasus penyakit
yang terbanyak dibiayai oleh BPJS Kesehatan, yaitu sebanyak 11.592.990 kasus
pada akhir Desember 2020. Cara terbaik dalam mengontrol kekambuhan dari
gejala penyakit gagal jantung yaitu dengan manajemen keseimbangan cairan
dalam tubuh, maka diperlukan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi edukasi presisi
manajemen cairan berbasis android terhadap kemampuan manajemen cairan pada
pasien CHF di ruang rawat inap jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Edukasi presisi merupakan bagian dari perawatan kesehatan presisi atau
Precision Health Care (PHC) yaitu perawatan terpadu berdasarkan kebutuhan
individu, termasuk kerja sama interdisipliner dan keterlibatan pasien dalam
pengambilan keputusan mengenai tujuan kesehatan. Manajemen cairan pada
pasien gagal jantung lainnya antara lain dengan meningkatkan kepatuhan terhadap
restriksi cairan melalui edukasi, persuasi, dan evaluasi yang terencana dengan
baik terhadap pasien gagal jantung. Gagal jantung adalah keadaan sindrom klinik
yang sifatnya kompleks, bisa akibat dari gangguan pada fungsi miokardium
(fungsi sistolik dan diastolik), penyakit katup ataupun perikardium, atau apa saja
yang bisa membuat gangguan pada aliran darah sehingga terjadi retensi cairan,
biasanya tampak sebagai kongesti paru, edema perifer, sesak nafas, dan cepat
lelah.
Penulis merencakan pembuatan aplikasi edukasi presisi cairan pada pasien
CHF dengan menggunakan teori Dorothea Orem sebagai upaya mengatasi
masalah manajemen cairan yang dialami pasien CHF dengan memfokuskan pada
self care, dimana unsur self care dari teori ini melibatkan dua unsur yakni
peningkatan self cares agency, dan self cares demand. Apabila 2 unsur didalam
teori ini terpenuhi, maka deficit self care dapat teratasi dengan memberikan solusi
terhadap kebutuhan cairan pada pasien CHF menggunakan system edukasi
suportif antara lain: konsep cairan, kebutuhan cairan harian, urin harian, intake
cairan harian, mengatasi rasa haus, dan memonitoring berat badan. Teori ini
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kemandirian CHF dalam
melakukan manajemen cairan.

viii
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development
(RnD) tahap 1 dan tahap 2. Pada tahap 1 penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui kemampuan
manajemen cairan pasien CHF di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini juga
menggunakan observasi dokumen sebagai bahan utama untuk mengambil isu
strategis yang akan diangkat. Kemudian wawancara yang dilakukan kepada
Kepala Ruang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh upaya perawat ruangan
memberikan edukasi manajemen cairan pada pasien CHF setiap harinya.
Selanjutnya dilakukan FGD (Foccus Group Discussion) dengan Perawat
Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) dalam manajemen cairan pasien CHF.
Kemudian melakukan diskusi pakar terkait aplikasi edukasi presisi manajemen
cairan. Pada tahap 2 dilakukan expert review terkait uji kelayakan aplikasi.
Aplikasi yang telah dibuat akan dicoba oleh pasien, keluarga dan perawat
ruangan. Metode pengambilan data menggunakan purposive sampling yaitu
penderita CHF sebanyak 30 yang di rawat inap pada ruang jantung, 4 perawat
ruang rawat inap, 2 PPJA ahli jantung, dan 1 dosen pakar dari Civitas Akademik
kampus.
Hasil uji validitas dari penggunaan aplikasi presisi manajemen cairan
dinilai sangat relevan dan dapat digunakan untuk membantu pasien CHF
melakukan manajemen cairan. Dari hasil uji kelayakan didapatkan hasil
acceptable. Keterbatasan pada aplikasi adalah saat digunakan pada orang tua, di
mana responden berusia 70 tahun mengalami hambatan dalam penggunaanya
dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dalam mengoperasikan android.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan edukasi presisi manajemen
cairan pada pasien CHF dengan 6 menu dinataranya: manajemen cairan terkait
konsep cairan, cara menghitung kebutuhan cairan pasien chf, cara mengatasi haus,
cara melakukan pencatatan konsumsi cairan, menghitung haluaran urin harian,
melakukan pemantauan berat badan dinilai efektif terhadap pembatasan cairan
secara mandiri sehingga disarankan kepada pelayanan kesehatan yakni rumah
sakit dapat menggunakan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan sebagai salah
satu media untuk melakukan Discharge Planning saat pasien akan pulang.

ix
SUMMARY
PERCISION EDUCATIONAL APPLICATION OF LIQUID MANAGEMENT OF FLUID
MANAGEMENT ABILITY IN CONGESTIVE HEART FAILURE PATIENTS (CHF)
IN HEART ROOM DR. KARIADI SEMARANG

By Andy Kristiyan

Congestive Heart Failure (CHF) or heart failure is a chronic condition


when the heart is unable to pump blood as it should. Heart failure is a progressive
health problem with mortality and morbidity rates and is the highest number of
disease cases funded by BPJS Kesehatan, namely 11,592,990 cases at the end of
December 2020. The best way to control recurrence of heart failure symptoms is
by balance management. fluids in the body. The purpose of this research is to
develop an Android-based precision fluid management educational application for
fluid management capabilities in CHF patients in the cardiac inpatient room of
RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Precision education is part of precision health care (PHC), which is
integrated care based on individual needs, including interdisciplinary cooperation
and patient involvement in decision-making regarding health goals. Fluid
management in other heart failure patients includes increasing adherence to fluid
restriction through education, persuasion, and well-planned evaluation of heart
failure patients. Heart failure is a clinical syndrome that is complex in nature, can
be the result of disturbances in myocardial function (systolic and diastolic
function), valvular or pericardial disease, or anything that can interfere with blood
flow resulting in fluid retention, usually seen as pulmonary congestion. peripheral
edema, shortness of breath, and fatigue.
The author plans to make a fluid precision educational application for CHF
patients using Dorothea Orem's theory as an effort to overcome fluid management
problems experienced by CHF patients by focusing on self care, where the self
care element of this theory involves two elements, namely increasing self care
agency, and self care. demand. If the 2 elements in this theory are met, then the
self care deficit can be overcome by providing solutions to fluid needs in CHF
patients using a supportive education system including: the concept of fluids,
daily fluid requirements, daily urine, daily fluid intake, overcoming thirst, and
monitoring weight. This theory is expected to be able to increase CHF's ability to
be independent in carrying out fluid management.
This research uses Research and Development (RnD) phase 1 and phase 2
research. In phase 1 this study uses a descriptive research design. The purpose of
this stage is to determine the fluid management capabilities of CHF patients at
RSUP Dr. Kariadi Semarang. This study also uses document observation as the
main material for taking strategic issues to be raised. Then the interviews
conducted with the Head of the Room aim to find out how far the efforts of the
room nurses provide fluid management education to CHF patients every day.

x
Furthermore, an FGD (Foccus Group Discussion) was carried out with the Nurse
in Charge of Care (PPJA) in the fluid management of CHF patients. Then hold
expert discussions regarding fluid management precision educational applications.
In stage 2, an expert review is carried out regarding the feasibility test of the
application. Applications that have been made will be tried by patients, families
and room nurses. The data collection method used purposive sampling, namely 30
CHF patients who were hospitalized in the heart room, 4 inpatient room nurses, 2
PPJA cardiologists, and 1 expert lecturer from the campus academic community.
The test results from using this application are considered very good and
can be used to help CHF patients carry out fluid management. From the feasibility
test results obtained acceptable results. The limitation of the application is when it
is used by parents, where respondents aged 70 years experience obstacles in using
it due to limited ability to operate Android.
Based on the results of this study, it was found that education on precision
fluid management in CHF patients was considered effective against fluid
restriction independently so it was suggested to health services that hospitals
could use educational applications for precision fluid management as a medium
for carrying out discharge planning when the patient is going home.

xi
ABSTRAK
APLIKASI EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN TERHADAP
KEMAMPUAN MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH
FAILURE (CHF) DI RUANG JANTUNG RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Oleh : Andy Kristiyan

Pendahuluan: Penyakit gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif di


negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Cara terbaik dalam
mengontrol kekambuhan dari gejala penyakit gagal jantung yaitu dengan manajemen
keseimbangan cairan tubuh. Aplikasi edukasi presisi manajemen cairan dapat digunakan
sebagai upaya dalam mengatasi masalah manajemen cairan yang dialami pasien CHF
dengan meningkatkan self care pasien. Metode: Desain penelitian menggunakan
Research and Development (R & D) yang terdiri dari dua tahap penelitian. Populasi yang
diambil sebanyak 30 pasien CHF, 4 perawat penanggung jawab ahli jantung, dan rekam
medik, sampel yang dilibatkan adalah keluarga dan pasien CHF, sampling menggunakan
quota sampling dengan melibatkan sebanyak 15 pasien CHF. Instrument yang digunakan
adalah lembar catatan observasi rekam medis, wawancara, dan kuesioner dalam
mengukur kemampuan manajemen cairan pasien. Hasil: Uji kelayakan kuesioner SUS
pada aplikasi edukasi presisi didapatkan hasil 84 artinya acceptable. Uji validitas aplikasi
edukasi presisi hasilnya 0,868 artinya sangat relevan sehingga aplikasi edukasi presisi
manajemen cairan dapat digunakan untuk membantu pasien CHF melakukan manajemen
cairan. Analisis: Pada tahap 1 menggunakan analisa univariat dan bivariat, sedangkan
pada tahap 2 menggunakan analisa univariat untuk menunjukkan presentasi hasil
kelayakan uji aplikasi. Diskusi: Aplikasi edukasi presisi manajemen cairan layak untuk
digunakan sebagai media edukasi dengan kondisi Acceptability Ranges yakni acceptable.
Grade Scale termasuk B. Adjective Rating: Worst Imaginable hasilnya Excellent dan
secara Percentiles hasilnya Baik.
Kata kunci : Edukasi Presisi, Manajemen Cairan, CHF

xii
ABSTRACT
PERCISION EDUCATIONAL APPLICATION OF LIQUID MANAGEMENT OF FLUID
MANAGEMENT ABILITY IN CONGESTIVE HEART FAILURE PATIENTS (CHF)
IN HEART ROOM DR. KARIADI SEMARANG

By Andy Kristiyan

Introduction: Heart failure is a progressive health problem in both developed and


developing countries like Indonesia. The best way to control the recurrence of symptoms
of heart failure is self-management and one of them is managing the fluid balance in the
body. Fluid management precision educational applications can be used as an effort to
overcome fluid management problems experienced by CHF patients by improving patient
self-care. Method: The research design used a Research and Development (R & D)
which consists of two research stages. The population taken was 30 CHF patients, 4
nurses in charge of cardiologists, and medical records, the samples involved were
families and CHF patients, the sampling used quota sampling involving 15 CHF patients.
The instruments used were medical record observation notes, interviews, and
questionnaires in measuring the patient's fluid management ability. Results: The
feasibility test of the SUS questionnaire for precision education applications showed 84
results, meaning acceptable. The validity test of the application results is 0.868, meaning
it is very relevant so that the fluid management precision educational application can be
used to help CHF patients carry out fluid management. Analysis: In stage 1 using
univariate and bivariate analysis, while in stage 2 using univariate analysis to show the
presentation of the feasibility results of the application test. Discussion: The educational
application of precision fluid management is feasible to be used as an educational
medium with the conditions of Acceptability Ranges, namely acceptable. Grade Scale
including B. Adjective Rating: Worst Imaginable the results are Excellent and in
Percentiles the results are Good
Keywords: Precision Education, Fluid Management, CHF

xiii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ...................................................................................................1


SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ii
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ........................................................................ iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR ...........................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ............................ vii
RINGKASAN ...................................................................................................... viii
SUMMARY .............................................................................................................x
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ..................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................4
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan khusus .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................5
1.4.1 Teoritis ............................................................................................. 5
1.4.2 Praktis ...............................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6


2.1 Edukasi Presisi Manajemen Cairan CHF ...................................................6
2.2 Manajemen Cairan Pada Gagal Jantung .....................................................8
2.3 Konsep Congestif Heart Failure (CHF) .................................................. 10
2.1.1 Pengertian dan klasifikasi .............................................................. 10
2.1.2 Manifestasi klinis ........................................................................... 12
2.1.3 Manajemen diri pasien gagal jantung ............................................ 13
2.4 Teori Self-Care dari Dorothea E. Orem ................................................... 15
2.5 Keaslian Penelitian ................................................................................... 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN ............................................... 23


3.1. Kerangka Konsep .................................................................................... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ...................................................................... 25


4.1 Penelitian Tahap 1 dan Tahap II ...............................................................25
4.1.1 Desain penelitian ............................................................................25
4.1.2 Populasi, sampel dan sampling ...................................................... 26
4.1.3 Variabel penelitian ......................................................................... 29
4.1.4 Defisini operasional ....................................................................... 29

xiv
4.1.5 Alat dan Bahan Penelitian ..............................................................30
4.1.6 Instrumen penelitian .......................................................................30
4.1.7 Kerangka kerja penelitian tahap 1 ..................................................37
4.1.8 Kerangka kerja penelitian tahap 2 ..................................................38
4.1.8 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 38
4.1.9 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ............................. 38
4.1.10 Analisis data .................................................................................39
4.1.11 Kelayakan Etik Penelitian........ ....................................................40

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN .............................................. 42


5.1 Hasil Penelitian Tahap I ........................................................................... 42
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ................................................ 42
5.1.2 Hasil reviu Rekam Medis Elektronik dan media edukasi .............. 42
5.1.3 Hasil wawancara dengan Kepala Ruang ........................................43
5.1.4 Hasil survey kebutuhan manajemen cairan pasien CHF ............... 44
5.1.5 Analisis dan isu strategis ................................................................46
5.1.6 Hasil FGD ...................................................................................... 47
5.1.7 Konsultasi pakar .............................................................................50
5.1.8 Rancangan aplikasi ........................................................................ 50
5.2 Hasil Penelitian Tahap II ..........................................................................56
5.2.1. Hasil uji kelayakan aplikasi pada 15 responden terkait aplikasi ...57
5.2.2. Hasil uji validitas aplikasi atau Content Validity Index (CVI) ...... 58

BAB 6 PEMBAHASAN .......................................................................................59


6.1. Pembahasan Tahapan I ............................................................................59
6.2.1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menetapkan batasan
konsumsi cairan yang diperlukan setiap hari .......................................... 59
6.2.2. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam memahami arti cairan ..60
6.2.3. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menyusun tabel harian
konsumsi cairan .......................................................................................61
6.2.4. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengelola rasa haus .... 63
6.2.5. Melakukan FGD (Focus Group Disscussion) dengan perawat ahli64
6.2.6. Melakukan diskusi pakar terkait aplikasi ......................................67
6.2.7. Menyusun dan membuat aplikasi ..................................................69
6.2. Pembahasan Tahap II .............................................................................. 73
6.2.1. Melakukan uji kelayakan pada aplikasi ........................................ 73
6.2.2. Analisis data uji kelayakan aplikasi .............................................. 73
6.3. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 75

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................76


7.1. Kesimpulan ..............................................................................................76
7.2. Saran ........................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................79


LAMPIRAN .......................................................................................................... 82

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Teori Dorothe Orem Self Care .............................................. 17


Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Edukasi Presisi .................................................... 23
Gambar 4. 1 Kerangka Kerja Penelitian Tahap 1 ..................................................37
Gambar 4. 2 Kerangka Kerja Penelitian Tahap 2 ..................................................38
Gambar 5. 1 Halaman Login ................................................................................. 52
Gambar 5. 2 Halaman Register ............................................................................. 52
Gambar 5. 3 Halaman Dashboard .........................................................................53
Gambar 5. 4 Halaman Edukasi Presisi .................................................................. 53
Gambar 5. 5 Halaman Target Input Cairan ........................................................... 54
Gambar 5. 6 Halaman Target Output Cairan .........................................................55
Gambar 5. 7 Halaman Mengatasi Rasa Haus ........................................................ 55
Gambar 5. 8 Catatan Harian .................................................................................. 56

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pelaksanaan dari Elemen dan Strategi PHC……………………………. 7


Tabel 2. 2 Klasifikasi Gagal Jantung……………………………………………. 11
Tabel 2. 3 Keaslian Penelitian……………………………………………………18
Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian Tahap 1……………………………..29
Tabel 4. 2 Definisi Operasional Penelitian Tahap 2…………………………….. 30
Tabel 4. 3 Instrument Penelitian Kemampuan Manajemen Cairan Pasien………31
Tabel 4. 4 Instrument Panduan FGD……………………………………………..33
Tabel 5. 1 Karakteristik Perawat............................................................................43
Tabel 5. 2 Deskripsi Karakteristik Demografi Responden Pasien Kebutuhan
Manajemen Cairan Pasien CHF (n=30) ............................................... 44
Tabel 5. 3 Kemampuan pasien CHF dalam melakukan manajemen cairan (n=30)
.............................................................................................................. 45
Tabel 5. 4 Variabel Kebutuhan Manajemen Cairan Pasien CHF (n=30) ............ 45
Tabel 5. 5 Analisis dan Isu Strategis..................................................................... 46
Tabel 5. 6 Hasil FGD Kemampuan Manejemen Cairan Pasien CHF .................. 47
Tabel 5. 7 Hasil Konsultasi Pakar .........................................................................50
Tabel 5. 8 Hasil Uji Kelayakan Aplikasi .............................................................. 57
Tabel 5.9 Hasil Uji Content Validity Index.......................................................... 59

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Layak Etik dan Surat Izin Melaksanakan


Penelitian ......................................................................................... 82
Lampiran 2. Lembar Permohonan dan Persetujuan menjadi Responden ..............84
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Manajemen Cairan ........................................... 86
Lampiran 4. Instrumen Data Dasar dan Kuesioner Manajemen Cairan ................88
Lampiran 5. Panduan FGD ....................................................................................89
Lampiran 6. Kuesioner SUS .................................................................................. 94
Lampiran 7. Hasil Data ..........................................................................................95
Lampiran 8. Hasil SPSS .........................................................................................97
Lampiran 9. Petunjuk Penggunaan Aplikasi Edukasi ......................................... 105

xviii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

CHF : Congestif Heart Failure


DSME : Diabetes Self Care-Managemen Education
DSMS : Diabetes Self Care-Managemen Support
GGK : Gagal Ginjal Kongestif
PPC : Precision Personalised Care
PHC : Precision Health Care
R&D : Research & Development
UNAIR : Universitas Airlangga
RME : Rekam Medis Elektrik
FGD : Fokus Group Discussion
SUS : System Usability Scale
IHD : Ischemic Hearth Disease
DM : Diabetes Mellitus
EC : Ethical Clearance
CVI : Content Validity Index

xix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Congestif Hearth Failure (CHF) atau penyakit gagal jantung adalah

kondisi kronis ketika jantung tidak mampu memompa darah sebagaimana

mestinya. Gagal jantung dapat terjadi jika jantung tidak dapat memompa (sistolik)

atau mengisi (diastolik) secara memadai. Penyakit gagal jantung merupakan

masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan morbiditas yang

tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia (PERKI

2020). Gejala penyakit gagal jantung kadang asimtomatik dan dapat muncul

kapan saja (Kemenkes RI 2021; PERKI 2020).

Cara terbaik dalam mengontrol kekambuhan dari gejala penyakit gagal

jantung yaitu dengan manajemen diri dan salah satunya adalah mengelola

keseimbangan cairan dalam tubuh (Fauziah and Rubaiah 2020). Pembatasan

cairan sangat penting karena jika terlalu banyak mengkonsumsi cairan maka

jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa kelebihan cairan yang ada

dalam tubuh, sehingga memperparah keadaan gagal janrung. Cairan yang berlebih

dapat menumpuk pada paru-paru sehingga mengakibatkan kongesti paru dan

akhirnya muncul dypsnea yang akan mengganggu aktivitas pasien CHF

(Putradana, Mardiyono, and Rochana 2021; Fauziah and Rubaiah 2020).

Penyakit jantung merupakan jumlah kasus penyakit yang terbanyak

dibiayai oleh BPJS Kesehatan, yaitu sebanyak 11.592.990 kasus pada akhir

Desember 2020 dengan jumlah pembiayaan 8,3 triliun rupiah (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia 2021). Hasil Riskesdas selama 5 tahunan

1
2

menyebutkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular

seperti hipertensi dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil

(2013) menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-

2018). Berdasarkan jenis kelamin, penyakit jantung lebih tinggi pada perempuan

(1,6%) dibandingkan pada laki-laki (1,3%) (Riskesdas 2018).

Hasil wawancara yang dilakukan dengan lima orang pasien CHF yang

dirawat di ruang jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang didapatkan data bahwa ke-5

pasien tersebut sering mengalami sesak nafas saat di rumah dan sering mengalami

edema pada kaki, selain itu semua pasien dan keluarga juga belum bisa

menghitung kebutuhan cairan yang bisa dikonsumsi setiap harinya. Keluarga dan

pasien mengatakan saat dilakukan perawatan di rumah sakit telah diberikan

penjelasan dengan leaflet tetapi saat di rumah pasien dan keluarga lupa cara

menghitung kebutuhan cairan yang telah diajarkan. Berdasarkan fenomena yang

ditemukan maka dibutuhkan sebuah intervensi yang bisa memberikan pemahaman

kepada pasien dan keluarga terkait manajemen cairan yang dapat diaplikasikan

saat perawatan di rumah sakit atau di rumah.

Pembatasan cairan dapat dijelaskan kepada pasien melalui berbagai cara

atau metode. Penelitian oleh Putradana (2021) menunjukkan bahwa pemberian

diet sodium dan pembatasan cairan dengan menggunakan aplikasi android dapat

memperbaiki keseimbangan cairan pada pasien CHF (Putradana, Mardiyono, and

Rochana 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2022) menunjukkan

bahwa pemberian edukasi melalui aplikasi Cardicraf dapat membantu

memonitoring self management program pasien CHF (Hardiyanti et al. 2022).

Penelitian yang dilakukan Abdurrachim (2020) menunjukkan bahwa pembatasan


3

konsumsi sodium dan melakukan keseimbangan cairan di rawat inap dapat

menurunkan kejadian sesak atau dyspnea pada pasien CHF (Abdurrachim and

Chairunnisa 2021).

Penelitian yang dilakukan oleh Pranata (2021) menunjukkan bahwa

pemberian edukasi presisi dapat meningkatkan manajemen diri pasien diabetes

pada pasien dan keluarga (Pranata, Shing, et al. 2021). Penggunaan edukasi presisi

dapat membantu pasien dan keluarga memahami dan mengaplikasikan

manajemen cairan saat di rumah sakit dan saat di rumah pasien masih bisa

melakukannya. Edukasi presisi yang dilakukan mencakup pemberian pengetahuan

serta melatih pasien dalam melakukan pembatasan cairan saat di rumah. Edukasi

presisi juga melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya sehingga keluarga dapat

memantau dan membantu serta mendorong pasien dalam melakukan pembatasan

cairan.

Aplikasi edukasi presisi manajemen cairan dapat digunakan dalam

mengatasi masalah manajemen cairan yang dialami pasien CHF dengan

meningkatkan self care pasien. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan

melakukan pembuatan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan untuk

meningkatkan kemampuan manajemen cairan pada pasien Congestif Hearth

Failure (CHF) di ruang rawat inap jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pembuatan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan terhadap

kemampuan manajemen cairan pada pasien Congestif Hearth Failure (CHF) di

ruang rawat inap jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang.


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi edukasi

presisi manajemen cairan berbasis android terhadap kemampuan manajemen

cairan pada pasien CHF di ruang rawat inap jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menetapkan batasan

konsumsi cairan yang diperlukan setiap hari, memahami arti cairan

secara umum, menyusun tabel harian konsumsi cairan, dan mengelola

rasa haus pada pasien dengan CHF secara mandiri.

2. Menganalisis media edukasi manajemen cairan yang diberikan

perawat kepada pasien CHF melalui wawancara dengan kepala

ruangan.

3. Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan Perawat

Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) dalam memberikan edukasi

tentang manajemen cairan pasien CHF.

4. Melakukan diskusi pakar terkait aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan.

5. Menyusun dan membuat aplikasi edukasi presisi manajemen cairan.

6. Melakukan uji kelayakan pada aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan.
5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Mengembangkan teori Self Care dalam membantu pasien CHF untuk

melakukan manajemen cairan sehingga tercipta aplikasi baru tentang edukasi

presisi manajemen cairan yang bisa digunakan dalam perawatan diri pada pasien

CHF dan mengembangkan keilmuan pada keperawatan medikal bedah.

1.4.2 Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka rawat

inap pasien gagal jantung karena penumpukan cairan.

2. Memberikan masukan kepada pihak manajemen pelayanan

keperawatan sebagai dasar menetapkan kebijakan tentang intervensi

pasien rawat inap ruang jantung.

3. Menciptakan alat bantu yang baru bagi pasien CHF dalam mengelola

kebutuan cairan secara tepat.

4. Memberikan bahan informasi bagi peneliti lain yang berminat untuk

mengembangkan penelitian lebih lanjut.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Edukasi Presisi Manajemen Cairan CHF

Edukasi presisi merupakan bagian dari perawatan kesehatan presisi atau

Precision Health Care (PHC). PHC adalah perawatan terpadu berdasarkan

kebutuhan individu, termasuk kerja sama interdisipliner dan keterlibatan pasien

dalam pengambilan keputusan mengenai tujuan kesehatan, memberikan

perawatan yang memenuhi harapan dan preferensi pasien, menyediakan

perawatan berorientasi pasien, dan menggunakan biodata sebagai pemberian

perawatan berbasis bukti untuk meningkatkan manajemen diri pasien (Pranata,

Wu, Alizargar, et al. 2021).

PHC terdiri dari beberapa elemen yaitu genetik atau gaya hidup yang

dipersonalisasi, biodata atau berbasis bukti, glikemik target, preferensi pasien,

kontrol glikemik, praktik kolaborasi interdisipliner, manajemen diri, dan

perawatan langsung prioritas pasien adalah elemen inti untuk pasien dengan

diabetes. PHC pada pasien diabetes adalah perawatan terpadu melalui praktik

kolaboratif interdisipliner antara pasien, perawat, dan dokter berdasarkan genetika

atau gaya hidup pasien, target glikemik, biodata atau berbasis bukti praktik,

preferensi pasien, dan prioritas untuk meningkatkan manajemen diri pasien

mencapai kontrol glikemik (Pranata, Wu, Alizargar, et al. 2021).

PHC dapat dilakukan melalui beberapa strategi antara lain: penilaian risiko

komplikasi dengan menggunakan grafik prediksi risiko; pengembangan kesehatan

elektronik catatan di rumah sakit; pengembangan alat penilaian pengambilan

keputusan bersama; dan penelitian PHC dengan intervensi fokus pada praktik

6
7

keperawatan. Mengintegrasikan PHC dengan teknologi pintar dapat memfasilitasi

globalisasi program PHC untuk diabetes dan penyakit lain. Untuk berhasil

menerapkan PHC, diperlukan lebih banyak elemen untuk pasien dengan diabetes

dan profesional kesehatan. Khususnya, strategi harus diteliti dengan baik sebelum

aplikasi klinis (Pranata, Wu, Alizargar, et al. 2021). Pelaksanaan dari elemen dan

strategi dari PHC dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2. 1 Pelaksanaan dari Elemen dan STrategi PHC


No. Elemen Strategi atau Langkah Pelaksanaan
1 Self management, Melakukan pengarahan, Mengorganisasi seminar dengan
praktek kolaborasi mengurangi pengajaran pasien Diabetes atau CHF
interdispliner Seminar atau pemberian materi
akan diberikan orang yang ahli
seperti perawat, dokter atau ahli
gizi
Seminar berisi strategi self
management untuk menjaga gula
darah di rumah pada diabetes dan
manajemen cairan pada CHF

2 Self management, Menilai self management Setelah seminar selesai, perawat


praktek kolaborasi level dan risiko terjadinya melakukan pengkajian kepada
interdispliner penyakit kardiovaskular pasien terkait self manajement
pada pasien yang diajarkan
Pasien yang memiliki risiko
tinggi akan dilakukan rujuk
kepada sub spesialis yang sesuai

3 Genetik personal atau Pengorganisasian Kelompok pendukung di antara


faktor gaya hidup sesi brainstorming pasien menyediakan pertukaran
antara pasien untuk informasi
bertukar pengalaman pengalaman dan gaya hidup
terkait target glikemik dan untuk mengontrol glukosa darah
kebiasaan target tertentu (dalam CHF mengontrol tekanan
darah dan kontrol cairan CHF
Kelompok pendukung akan
menemani dengan cara
memfasilitasi untuk memastikan
informasi yang diberikan adalah
aman dan tidak ada malpraktik

4 Target glikemik, Membuat list dari Kelompok diskusi pendukung


preferensi pasien kebutuhan pasien dan mencari sumber informasi yang
membuat skala prioritas dipilih saat di rumah dalam
menyetabilkan glukosa darah
pada diabetes tetapi pada CHF
menyetabilkan tekanan darah dan
kebutuhan cairan
8

No. Elemen Strategi atau Langkah Pelaksanaan


5 Kontrol glikemik, Membuat tujuan dan Tujuan pasien dan intervensi
perawatan langsung menulis cara atau yang direncanakan akan di
prioritas pasien tindakannya tuliskan pada buku monitoring

6 Biodata atau Evidence Melakukan follow up Setiap laporan pada buku


Based Practice monitoring akan menjadi data
evaluasi untuk rumah sakit atau
fasilitas kesehatan lain dalam
menentukan intervensi yang
sesuai untuk pasien selanjutnya

7 Self Management Melaporkan tujuan yang Evaluasi pada self manajement


telah disepakati program setelah program
dilaksanakan

2.2 Manajemen Cairan Pada Gagal Jantung

Manajemen cairan pada penderita gagal jantung, yaitu; (PERKI 2020;

Fauziah and Rubaiah 2020):

1. Memahami konsep dari cairan, di mana segala sesuatu yang berbentuk

cair adalah cairan, seperti air, es batu, susu, jus, minuman berkemasan,

kopi, teh, susu, krim, sup, jelly, es krim, sari buah, dan kuah.

2. Mengetahui kebutuhan cairan dalam satu hari. Khusus pasien gagal

jantung perlu pembatasan cairannya itu dengan konsumsi 70-80% dari

kebutuhan cairan orang sehat per hari. Perhitungan kebutuhan cairan

yaitu: wanita (25cc/kgBB/hari) dan pria (30cc/kgBB/hari). Contoh cara

melakukan perhitungan kebutuhan cairan pada pasien wanita dengan

berat badan 50kg. Kebutuhan cairan normal per hari yaitu 25cc x 50kg

= 1250ml per 24 jam. Pembatasan cairan per hari (dengan gagal

jantung) yaitu 70% s.d 80% x 1250ml = 875ml sampai 1000ml.

3. Memahami jumlah urin yang harusnya dikeluarkan dalam sehari. Hal

ini bertujuan agar cairan yang masuk dengan cairan yang keluar dari

tubuh anda seimbang. Rumus maka target keluaran urin per hari

yaitu > 1cc x BB x 24jam urin. Contoh wanita dengan berat badan
9

50kg maka target keluaran urin perhari yaitu > 1cc x 50 x 24 = >

1200ml per 24 jam.

4. Membuat catatan harian dalam mengkonsumsi cairan. Buatlah catatan

harian mengenai konsumsi harian cairan (semua jenis cairan dan

termasuk kandungan air dalam makanan). Usahakan konsumsi jumlah

cairan yang sama setiap hari. Gunakan botol/gelas yang sama agar

perhitungan akurat. Bisa menggunakan gelas ukur (bila tersedia).

Membuat perencanaan konsumsi cairan dengan membagi dengan jam

makan Anda, seperti: total keutuhan cairan anda 750ml dalam sehari

maka dibagi dalam 3 kali minum ketika makannya itu makan pagi

250ml, makan siang 250ml, dan makan malam 250ml.

5. Mengatasi rasa haus dengan cara menyikat gigi lebih sering atau bilas

mulut dengan air, tetapi jangan ditelan. Tambahkan lemon atau jeruk

limau pada air atau es yang anda minum. Kunyah permen asam,

permen karet, potongan lemon, atau dengan menyemprotkan penyegar

tenggorokan rasa mint, untuk mencegah mulut kering. Konsumsi buah

atau sayuran yang dibekukan.

6. Melakukan pemantauan berat badan. Pemantauan berat badan per hari

untuk mengetahui jika terjadi peningkatan berat badan secara tiba-tiba

yang mengindikasikan kelebihan cairan dalam tubuh Anda. Jika

terjadi peningkatan berat badan yang cepat yaitu 2 kg dalam 2 hari atau

lebih dari 2,5 kg dalam seminggu segera lapor dokter. Timbang berat

badan Anda di waktu yang sama setiap hari dalam keadaan perut
10

kosong. Gunakan timbangan yang sama pada tempat yang sama dan

baju yang beratnya hampir sama.

Manajemen cairan pada pasien gagal jantung lainnya antara lain

dengan mempertimbangkan restriksi cairan 1,5-2 liter per hari terutama

pada pasien dengan gejala berat badan yang disertai hiponatremia.

Restriksi cairan rutin pada semua psaien dengan gejala ringan sampai

sedang tidak memberikan keuntungan klinis. Restriksi cairan sebaiknya

tidak dianjurkan untuk semua pasien gagal jantung. Pembatasan cairan

temporer dapat dipertimbangkan pada gagal jantung dekompensasi dan

atau pasien dengan hiponatremia. Pembatasan cairan yang disesuaikan

berdasarkan berat badan (30 ml/kg/hari) merupakan pilihan paling rasional.

Pasien agar kepatuhan terhadap restriksi cairan semakin meningkat

dibutuhkan edukasi, persuasi, dan evaluasi yang terencana dengan baik

terhadap pasien gagal jantung (Ardiana and Andiantro 2021).

2.3 Konsep Congestif Heart Failure (CHF)

2.1.1 Pengertian dan klasifikasi

Gagal jantung adalah keadaan sindrom klinik yang sifatnya kompleks, bisa

akibat dari gangguan pada fungsi miokardium (fungsi sistolik dan diastolik),

penyakit katup ataupun perikardium, atau apa saja yang bisa membuat gangguan

pada aliran darah sehingga terjadi retensi cairan, biasanya tampak sebagai

kongesti paru, edema perifer, sesak nafas, dan cepat lelah. Siklus ini dipicu karena

meningkatnya regulasi neurohormonal yang awalnya berfungsi sebagai

mekanisme kompensasi dalam mempertahankan mekanisme Frank–Starling,

tetapi selanjutnya menyebabkan penumpukan cairan yang berlebih dengan


11

gangguan fungsi jantung. Gagal jantung bisa didefinisikan sebagai abnormalitas

dari struktur jantung atau fungsi jantung yang dapat menyebabkan kegagalan

jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Secara klinis, gagal

jantung merupakan kumpulan gejala yang kompleks di mana seseorang memiliki

tampilan berupa: gejala gagal jantung, tanda khas gagal jantung, dan adanya bukti

obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat (Kemenkes RI

2021).

Klasifikasi gagal jantung oleh New York Heart Association (NYHA)

dijabarkan melalui dua kategori yaitu kelainan struktural jantung atau berdasarkan

gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional (Kemenkes RI 2021).

Klasifikasi gagal jantung bisa dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2. 2 Klasifikasi Gagal Jantung


Berdasarkan kelainan struktur jantung Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang Tidak ada batasan aktivitas fisik. Aktifitas
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat fisik sehari-hari tidak menimbulkan
gangguan struktural atau fungsional jantung, kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
dan juga tidak tampak tanda atau gejala.

Stadium B Kelas II
Telah terbentuk kelainan pada struktur Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak
jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istirahat, namun
perkembangan gagal jantung tapi tidak aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan
terdapat tanda atau gejala. kelelahan, berdebar atau sesak nafas.

Stadium C Kelas III


Gagal jantung yang simtomatik berhubungan Terdapat batasan aktivitas yang bermakna.
dengan penyakit struktural jantung yang Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun
mendasari. aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan,
berdebar atau sesak nafas.

Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa
gagal jantung yang sangat bermakna muncul keluhan. Terdapat gejala saat istrahat.
saat istrahat walaupun sudah mendapat terapi Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas.
farmakologi maksimal (refrakter)
12

2.1.2 Manifestasi klinis

Manifestasi klinis secara umum yang dapat muncul pada gagal jatung

kongestif antara lain (Fikriana 2018):

1. Dyspnea/ sesak nafas

Gagal jantung pada umumnya akan mengalami sesak nafas saat

melakukan aktifitas, saat istirahat atau bahkan saat tidur. Keluhan

sesak nafas penderita gagal jantung biasanya menjadi semakin berat

saat penderita berada pada posisi terlentang/ supine. Sesak nafas terjadi

karena jantung tidak mampu memompa darah yang berasal dari vena

pulmonalis sehingga akan terjadi bendungan cairan di dalam paru-paru.

Adanya bendungan cairan di paru-paru ini akan mengganggu

terjadinya pertukaran gas sehingga penderita akan menjadi sesak nafas.

2. Batuk kronis atau muncul wheezing

Batuk disertai dengan produksi mucus yang berwarna putih atau pink.

Hal ini terjadi karena penderita gagal jantung juga mengalami

penumpukan cairan di paru-paru.

3. Edema

Edema biasanya terjadi di kaki maupun abdomen. Terjadinya edema

ini akan menyebabkan berat badan penderita menjadi meningkat

drastis karena terjadi penumpukan cairan di dalam tubuhnya. Ginjal

mengalami gangguan dalam regulasi natrium dan air sehingga akan

terjadi peningkatan cairan di dalam jaringan.


13

4. Fatigue

Penderita seringkali merasakan mudah lelah saat melakukan aktivitas

sehari-hari. Hal ini karena jantung tidak mampu memompa darah

secara maksimal sehingga kebutuhan darah yang mengandung oksigen

dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh menjadi berkurang.

5. Nausea

Nausea diakibatkan oleh saluran pencernaan mengalami penurunan

aliran darah sehingga menyebabkan gangguan dalam pencernaan.

6. Konfusi

Penderita gagal jantung dapat muncul kurang perhatian/ penurunan

daya konsentrasi dan disorientasi. Perubahan ini dapat terjadi karena

perubahan kandungan elektrolit seperti natrium dalam tubuh yang akan

menyebabkan seseorang menjadi konfusi.

7. Takikardia

Penderita gagal jantung seringkali mengalami palpitasi. Hal ini karena

jantung berusaha memompa darah lebih cepat untuk memenuhi

kebutuhan.

2.1.3 Manajemen diri pasien gagal jantung

Aktifitas manajemen diri pada pasien gagal jantung antara lain adalah

mengontrol tekanan darah. Tekanan darah sebaiknya <140/85 mmHg. Pasien

dengan penyakit penyerta diabetes tekanan darah sebaiknya <130/80 mmHg.

Tekanan darah tinggi dapat membahayakan lapisan arteri sehingga bisa

menimbulkan stroke, gangguan ginjal, atau penyakit jantung lanjutan.

Mengkonsumsi makanan untuk diet jantung. Konsumsi makanan diet jantung


14

yaitu perbanyak buah dan sayuran, perbanyak daging dan ikan tanpa lemak,

mengurangi konsumsi garam (batasan sehari maksimal 1 sendok teh garam atau

2000mg natrium), dan mengurangi konsumsi lemak jenuh (Fauziah and Rubaiah

2020).

Merokok dan minum alkohol dapat mengakibatkan kerusakan lanjut pada

paru-paru dan tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko serangan jantung atau

stroke, membuat tidur kurang nyenyak, memperburuk sirkulasi darah dan oksigen,

dan mengganggu keseimbangan cairan (memperburuk bengkak pada kaki dan

perut). Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan seperti jalan santai 30 menit

sebanyak 6 x dalam seminggu. Istirahat jika saat olahraga timbul capek, sesak,

dan kelelahan. Minum obat secara teratur, seperti penggunaan ACE inhibitor,

Beta-blocker, Diuretik, Aspirin, Antikoagulan, Statin, obat tekanan darah tinggi,

dan Digoxin. Ketahui obat yang dikonsumsi dan untuk apa obat itu, serta pastikan

konsumsi obat yang benar seperti yang disarankan dokter (Fauziah and Rubaiah

2020).

Mengelola keseimbangan cairan tubuh. Keseimbangan cairan sangat

penting karena ketika minum banyak cairan, jantung akan bekerja lebih keras

untuk memompa kelebihan cairan dalam tubuh. Terlalu banyak cairan di dalam

tubuh akan memperparah kondisi gagal jantung (Fauziah and Rubaiah 2020).

Manajemen perawatan diri bisa didefinisikan sebagai tindakan-tindakan

yang bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat

memperburuk kondisi dan mendeteksi gejala awal perburukan gagal jantung.

Manajemen perawatan mandiri mempunyai peran penting dalam keberhasilan

pengobatan gagal jantung dan dapat memberi dampak bermakna untuk perbaikan
15

gejala gagal jantung, kapasitas fungsional, kualitas hidup, morbiditas, dan

prognosis (PERKI 2020).

2.4 Teori Self-Care dari Dorothea E. Orem

Teori ini menjelaskan bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang

dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi

kebutuhaan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan,

kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada

kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Bentuk keperawatan self care dari

Orem yaitu (Ani 2018; Widuri 2022):

1. Perawatan diri sendiri (Self care)

Self care meliputi self care, self agency, dan kebutuhan self care. Self

care adalah aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh

individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,

kesehatan, serta kesejahteraan. Self care agency adalah suatu

kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang

dipengaruhi oleh usia, sosio kultural, dan kesehatan. Kebutuhan self

care adalah totalitas dari tindakan self care yang di inisiatif dan

dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan

metode yang valid dan berhubungan dengan tindakan yang akan

dilakukan.

2. Teori self care deficit

Keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus

ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care

secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat


16

berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Jika

seseorang memiliki kebutuhan lebih banyak dari kemampuan, maka

keperawatan akan dibutuhkan.

3. Teory nursing system

Pasien atau individu yang mengalami defisit self care maka

membutuhkan nursing system, dalam nursing system terdapat yang

namanya nursing agency. Nursing agency merupakan suatu properti

atau atribut lengkap yang diberikan untuk orang-orang yang telah

didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui

dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care

terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care

agency. Nursing system dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

1) Wholly compensatory system

Tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh

pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam

memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang

memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan

ambulasi. Individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan

menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol

dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis

tertentu.

2) Partially compensatory system

Sistem pemberian perawatan diri sebagian saja dan ditujukan

kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.


17

3) Supportive educative system atau sistem suportif dan edukatif

Sistem bantuan yang diberikan kepada pasien dengan kebutuhan

dukungan pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan

secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu

melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.

Gambar 2. 1 Model Teori Dorothe Orem Self Care

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jika kebutuhan lebih

banyak dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakan-tindakan

yang dapat dilakukan oleh perawat pada pemberian pelayanan keperawatan dapat

digambarkan sebagai domain keperawatan.

Terdapat hubungan timbal balik antara selfcare dengan self care agency

dan self care dengan self care demand. Self care demand berhubungan dengan self

care agency. Terdapat hubungan timbal balik antara nursing agency dengan self

care agency dan self care demand. Nursing agency berhubungan dengan nursing

deficit.
18

2.5 Keaslian Penelitian

Artikel dicari dengan cara melakukan penelusuran di Google Scholer

dalam bahasa indonesia dengan kata kunci edukasi presisi dan managemen cairan

CHF, secara bahasa inggris dengan kata kunci education precision dan fluid

management chf. Pencarian dilakukan dibatasi tahun 2020. Didapatkan 10 artikel

terkait.

Tabel 2. 3 Keaslian Penelitian


NO Judul Artikel; Metode Hasil Penelitian
Penulis, Tahun (Desain, Sampel,
Variabel, Instrument,
Analisis)
1 The role of sodium Observasional analitik Hasil penelitian menunjukkan 12
intake and liquid dengan pendekatan responden diperoleh 58.3%
balance to overcoming prospektif, 12 orang, berumur 56-65 tahun, 66.7%
breathing based on asupan natrium dan berjenis kelamin laki-laki, dan
respiration rate (RR) keseimbangan cairan, 50% dengan pendidikan SMP
on congestive heart Respiration Rate, data dan SMU/ sederajat.
failure (CHF) patients; dikumpulkan dengan Pengkajian gizi pasien CHF
Rijanti Abdurrachim formulir dood recall yaitu sesak napas berkurang,
dan Nana Chairunnisa; 1x24 jam, analisa tekanan darah menurun, data
2021 (Abdurrachim menggunakan rank spea laboratorium normal, dan tidak
and Chairunnisa 2021) ada perubahan diet yang
diberikan. Asupan natrium
cukup (75%), tingkat
keseimbangan cairan negatif
66.7%, kejadian sesak napas
berdasarkan RR normal (50%)
dan takipnea (50%).
Terdapat hubungan asupan
natrium (p= 0.049) dan
keseimbangan cairan (p=0.01)
terhadap kejadian sesak napas
berdasarkan nilai RR pasien
CHF di Ruang Rawat Inap
Jantung RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
Pengaturan asupan natrium dan
keseimbangan cairan berguna
untuk mengurangi gejala sesak
napas pada pasien CHF.

2 Pengaruh Pemberian Quasy eksperiment, 25 Hasil penelitian menunjukkan


Edukasi Berbasis responden, edukasi rata-rata kepatuhan self-care
Digital Cardicraf Digital Cardicraf dan management sebelum intervensi
terhadap Tingkat self-care management aplikasi Digital Cardicraf adalah
Kepatuhan Monitoring gagal jantung, kuesioner 59,92 dan sesudahnya adalah
Self-Care SCHFI, analisa dengan 85,75. Hasil uji statistic
Management Pasien paired sampel t-test. mendapatkan p value 0,000
Gagal Jantung; Fina sehingga disimpulkan terdapat
19

NO Judul Artikel; Metode Hasil Penelitian


Penulis, Tahun (Desain, Sampel,
Variabel, Instrument,
Analisis)
Catur Hardiyanti; pengaruh pemberian edukasi
Indah Mae Nur; dengan Cardicraf terhadap
Falakh, Dewi kepatuhan self-care management
Rahmawati, Siti Iyah pasien gagal jantung. Aplikasi
Fauziyah, Trisna ini memerlukan penyempurnaan
Nurhidayat, Triyandi untuk dapat didaftarkan pada
Algifari; 2022 platform playstore agar dapat
(Hardiyanti et al. digunakan secara lebih luas dan
2022) mudah oleh masyarakat dan
membantu tenaga kesehatan
dalam pengkajian dan
monitoring pada pasien gagal
jantung.

3 Pengaruh Diet Sodium Quasy eksperiment, 40 Hasil penelitian menunjukkan


dan Pembatasan Cairan orang, analisis uji Chi- ada perbaikan keseimbangan
Berbasis Aplikasi square, Wilcoxon dan cairan (p=0.001), dan penurunan
Android Terhadap Mann Whitney. gejala dyspnea (p=0.001).
Keseimbangan Cairan Kesimpulan: Terdapat pengaruh
Dan Dyspnea Pada Pembatasan Cairan dan Diet
Pasien Gagal Jantung Sodium berbasis aplikasi android
Kongestif (CHF); Agus terhadap perbaikan
Putradana, Muh. keseimbangan cairan dan
Mardiyono, Nana penurunan gejala dyspnea pada
Rochana; 2021 pasien gagal jantung kongestif
(Putradana, Mardiyono, NYHA II. Intervensi diet sodium
and Rochana 2021) dan pembatasan cairan berbasis
aplikasi android ini merupakan
intervensi yang mudah
digunakan serta sangat
bermanfaat untuk dilakukan bagi
pasien gagal jantung kongestif
NYHA II.

4 The implementation of Studi Observasi; 8 orang; Intervensi berfokus pada PCC


precision personalized descriptif dan ekploratif (Precision Personalised Care)
care to improve analisa dan sesuai program preventif
diabetes patients’ self- serta kuratif. PCC diberikan
management at taipei dengan cara melakukan edukasi
veteran general dan demonstrasi kepada pasien
hospital: an berupa manajemen perawatan
observational study; diri. Penelitian yang ada
Satriya Pranata, Lin menunjukkan bahwa pemberian
Chun Shing, Aric diabetes self care-managemen
Vranada, Lee Ya Chun, education (DSME) dan diabetes
Yunie Armiyati, self care-management support
Khoiriyah Khoiriy; (DSMS) dapat menurunkan
2021 (Pranata, Shing, kejadian komplikasi pasien
et al. 2021) diabetes.

5 Precision health care Qualitatif study: Perawatan kesehatan presisi


strategies for older interview using delphi terdiri dari delapan elemen:
adults with diabetes in technique manajemen diri, praktik
Indonesia: a Delphi kolaboratif interdisipliner,
20

NO Judul Artikel; Metode Hasil Penelitian


Penulis, Tahun (Desain, Sampel,
Variabel, Instrument,
Analisis)
consensus study personalisasi faktor genetik atau
(Pranata, Wu, Chu, et gaya hidup, target glikemik,
al. 2021) preferensi pasien, kontrol
glikemik, perawatan yang
diarahkan pada prioritas pasien,
dan praktik berbasis biodata atau
bukti.
Strategi perawatan kesehatan
presisi untuk diabetes dibagi
menjadi tujuh langkah:
melakukan pengajaran secara
deduktif; menilai tingkat
manajemen diri dan risiko
penyakit kardiovaskular;
mengorganisir sesi
brainstorming di antara pasien
untuk bertukar pengalaman
terkait target glikemik dan
perilaku target spesifik,
membuat daftar kebutuhan
pasien dan peringkat prioritas,
menetapkan tujuan dan tindakan
menulis, melakukan tindak
lanjut; dan pelaporan tujuan dari
tindakan.

6 Fluid and Salt Balance Literatur review; Manajemen pasien gagal jantung
and Role of Nutrition in Reviu pada beberapa berfokus pada diet sodium dan
Heart Failure artikel pembatasan cairan. Selain itu
(Chrysohoou et al. nutrisi juga sangat penting pada
2022) diet pasien jantung terutama
pada pasien yang kekurangan
tinggi nutrisi. Diet pada pasien
gagal jantung berfokus pada
pemasukan cairan, monitoring
berat badan, mengurangi
konsumsi garam dan tidak
mengkonsumsi alkohol.
Konsumsi banyak buah dan
sayuran yang tidak
menggandung banyak air serta
makanan berserat.

7 Relationship between Penelitian kuanitatif Pengetahuan berhubungan


Heart Failure dengan pendekatan study dengan self managemen pada
Treatment and Self- cross-sectional; 100 manajemen pasien CHF. Hal ini
Management responden dengan usia > mempengaruhi level kepatuan
Compliance in 17 tahun, NYHA 1-3; cairan dan komplikasi yang
Congestive Heart Kuesioner data dasar dan diakibatkan oleh kelebihan
Failure Patients (Putri SCHI (self care heart cairan. Komplikasi karena tidak
and Hudiyawati 2022) failure index) patuhan pembatasan cairan
mengakibatkan perburukan
gejala dan menyebabkan re-
hospitalisasi
21

NO Judul Artikel; Metode Hasil Penelitian


Penulis, Tahun (Desain, Sampel,
Variabel, Instrument,
Analisis)
8 Effect of Education Quasy eksperiment; 76 Penggunaan edukasi dengan
Using Booklet Media responden; analisa data media booklet secara siginikan
on Low Salt Diet dengan Wilxocon pada dapat meningkatkan score
Compliance and Fluid diet garam dan Paired kepatuhan dalam melakukan diet
Restriction in Sampel t-Test pada garam dan pembatasan cairan
Congestive Heart pembatasan cairan pada kelompok intervensi
Failure Patients dibandingkan dengan kelompok
(Marganingsih and kontrol.
Hudiyawati 2023)

9 Pengaruh Pemberian Metode penelitian Pemberian edukasi manajemen


Edukasi Manajemen analitik kuantitatif kesehatan pasien gagal jantung
Kesehatan Pasien dengan desain Pra- berpengaruh pada tingkat
Gagal Jantung Experimental dengan pengetahun pasien gagal jantung
Kongestif (Anggraeni pendekatan (One Group dengan p value 0,000.
and Syafriati 2022) Pre-Post
Test Design). Sampel 32
responden dengan
metode Accidental
Sampling, menggunakan
analisa data uji Wilcoxon

10 Pelaksanaan Self Quasi eksperiment Terdapat pengaruh pemberian


Managemen terhadap dengan Pre And Post self
Perilaku Perawatan Tets Design Group; management terhadap perilaku
pada Pasien Gagal sampel 18 orang diambil perawatan diri pada pasien gagal
Jantung Di Desa secara consecutive jantung kongestif. Perawatan diri
Plesungan(Saelan et al. sampling; analisa data sebelum pemberian self
2021) menggunakan sample t- management terdapat 7 orang
test. adekuat dan 11 tidak adekuat.
Setelah pemberian self
management terdapat 15 orang
memiliki perawatan diri adekuat
dan 3 tidak adekuat.

Hasil sintesa dari penelitian sebelumnya menunjukan belum ditemukan

aplikasi edukasi presisi manajemen cairan pada pasien CHF. Hanya didapatkan

edukasi presisi pada pasien diabetes mellitus dan itu sangat membantu pasien

diabetes dalam melakukan manajemen perawatan dirinya. Di rumah sakit belum

ada aplikasi yang memuat edukasi terkait manajemen cairan pasien CHF.

Intervensi lain yang bisa digunakan dalam membantu pasien CHF melakukan

manajemen cairan adalah dengan aplikasi android tentang pembatasan

pembatasan cairan tetapi berbeda dengan aplikasi edukasi presisi manajemen


22

cairan. Cara kedua dengan menggunakan booklet sebagai media dalam melakukan

edukasi tentang diet cairan dan konsumsi garam. Cara lain adalah dengan

menggunakan cardicraf untuk mengetahui kepatuhan pasien CHF dalam

melakukan kepatuhan pembatasan cairan. Manajemen cairan yang baik akan

mengurangi gejala sesak napas pada pasien CHF dengan cara mengontrol asupan

natrium dan mengatur keseimbangan cairan.

Hasil sintesis dari artikel juga menjelaskan bahwa pasien gagal jantung

atau CHF harus mampu melakukan pembatasan cairan atau mampu melakukan

manajemen cairan agar tidak terjadi gelaja pada pasien CHF. Salah satu tindakan

yang dilakukan dengan melakukan majemen konsumsi garam dan cairan.

Pengetahuan terkait cara melakukan manajemen cairan sangat berpengaruh

terhadap cara pasien CHF melakukan pembatasan cairan. Pada hasil wawancara

pasien CHF belum bisa melakukan manajemen cairan yang baik sehingga sering

mengalami kekambuhan gejala CHF.


BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Self cares

Self cares agency Self cares


meningkat demand

Self cares
defisit

Nursing agency

Supportive educative system:


1. Concept of fluid
2. Daily fluid requirements
3. Daily urin
4. Fluid intake diary
5. Solving thirst
6. Weight monitoring

Meningkatkan
kemampuan kemandirian
pasien CHF dalam
melakukan manajemen
cairan

Keterangan: : diteliti : tidak diteliti

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Edukasi Presisi

Berdasarkan teori keperawatan Self Care yang dikemukakan oleh

Dorothea Orem, manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam merawat

dirinya sendiri yang di sebut Self Care Agency. Self Care Agency dapat berubah

23
24

setiap waktu yang di pengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factor) yang

terdiri atas pengetahuan, sikap, keyakinan pendidikan dan pekerjaan. Yang kedua

yaitu faktor pemungkin (Enabling factor) yaitu aplikasi edukasi presisi

manajemen pasien. Yang ketiga yaitu; faktor pendorong (Reinforcing factor) yang

berupa peran perawat penanggungjawab pasien. Ketika terjadi defisit pengetahuan

perawatan diri, peran perawat sebagai Nursing Agency membantu untuk

memaksimalkan kemampuan pelaksanaan manajemen cairan melalui tindakan

asuhan keperawatan mandiri perawat berupa bantuan Supportif –Educative

System dengan memberikan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan, untuk

meningkatkan kemampuan atau kemandirian pasien CHF (Self Care Agency)

terhadap manajemen cairan (Self Care Demand). Berdasarkan gambar kerangka

konsep edukasi presisi di atas menunjukkan aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan diharapkan bisa digunakan dengan mudah dan aplikatif dalam membantu

pasien CHF dalam melakukan manajemen cairan. Faktor confounding seperti

pendidikan, lamanya terkena CHF dan usia responden dilihat tetapi tidak diteliti.
BAB 4
METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi, sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian,

analisa data, prosedur penelitian, dan etika penelitian. Desain penelitian yang

digunakan adalah Research and Development (R & D) yang terdiri dari dua tahap.

R & D adalah cara ilmiah dalam meneliti, merancang, memproduksi dan menguji

validitas suatu produk yang dihasilkan. Penelitian R & D ini bertujuan untuk

meneliti, merancang, memproduksi dan menguji aplikasi edukasi presisi

manajemen cairan pada pasien CHF. Langkah-langkah penelitian dan

pengembangan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi kemampuan pasien CHF dalam melakukan manajemen

cairan di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

2. Menganalisis kemampuan perawat dalam memberikan edukasi manajemen

cairan kepada pasien CHF melalui wawancara dengan kepala ruangan.

3. Menyusun aplikasi edukasi presisi manajemen cairan pada pasien CHF

berbasis android melalui FGD dan konsultasi pakar.

4. Melakukan uji kelayakan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan pada

pasien CHF yang berbasis android.

4.1 Penelitian Tahap 1 dan Tahap II

4.1.1 Desain penelitian

Penelitian tahap pertama menggunakan desain penelitian deskriptif

eksplorasi. Kuantitatif deskriptif untuk mengetahui kemampuan manajemen

cairan pasien CHF di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kualitatif deskriptif untuk

25
26

melakukan deskriptif eksplorasi mengenai metode manajemen cairan pada pasien

CHF dengan pakar. Penelitian ini juga menggunakan observasi dokumen sebagai

bahan utama untuk mengambil isu strategis yang akan diangkat. Kemudian

wawancara yang dilakukan karu kepada perawat bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh upaya edukasi manajemen cairan pada pasien CHF setiap harinya.

Tahap pertama bertujuan menentukan kebutuhan manajemen cairan yang

dibutuhkan oleh pasien CHF. Penelitian pengembangan dilakukan melalui

tahapan menentukan kebutuhan manajemen cairan pasien CHF, pengembangan

dan perancangan model aplikasi presisi manajemen cairan pasien CHF (Saputro

2021).

Tahap kedua desain penelitian yang digunakan adalah uji kelayakan

aplikasi. Aplikasi yang telah dibuat akan dicoba oleh pasien, perawat, dan dosen

pakar.

4.1.2 Populasi, sampel dan sampling

Populasi target merupakan populasi yang menjadi sasaran dari penelitian

yang akan dilakukan (Adiputra et al. 2021). Populasi target dalam penelitian ini

adalah penderita CHF sebanyak 30 yang di rawat di ruang jantung, 4 perawat

penanggung jawab ahli jantung, dan rekam medik di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Berdasarkan data yang diambil dari rekam medis, rata-rata pasien dengan

diagnosa medis CHF yang menjalankan rawat inap di ruang jantung RSUP Dr.

Kariadi periode bulan Januari sampai Juni 2023 sejumlah 346 pasien. Pasien

dengan diagnosa medis Left Ventricural Failure 23 pasien dan Hearth Failure

unspecified sejumlah 11 pasien. Karena jumlah rekam medis yang akan direviu

lebih dari 100 maka jumlah rekam medis yang digunakan sebagai sampel adalah
27

10% - 15% (Arikunto. 2002). Hasil telaah 35 rekam medis pasien yang sudah

diijinkan pulang, dari resume medis yang diberikan pasien saat pulang didapatkan

data bahwa pasien diberikan leaflet edukasi tentang penyakit gagal jantung secara

umum, belum ada media edukasi yang berisikan informasi tentang manajemen

cairan pasien CHF saat perawatan di rumah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Elang baru dan ruang

Elang lama didapatkan informasi bahwa perawat di masing-masing ruangan

tersebut sudah memberikan edukasi tentang penyakit gagal jantung yang

dituliskan pada lembar edukasi dan dimintakan tanda tangan kepada pasien atau

keluarga sebagai bukti pelaksanaan edukasi. Sedangkan edukasi tentang

manajemen cairan pada pasien yang dirawat dengan diagnosa medis CHF, hanya

diberikan edukasi untuk membatasi minum dan dilakukan pemantauan Balance

Cairan tiap 24 jam dan dicatat pada rekam medis. Di ruangan rawat inap belum

disediakan leaflet edukasi khusus tentang manajemen cairan yang dapat

digunakan oleh perawat sebagai media saat memberikan edukasi kepada pasien

rawat inap atau yang direncanakann pulang untuk perawatan di rumah.

Observasi kemampuan pasien dalam melakukan manajemen cairann saat

perawatan di rumah dilakukan dengan memberikan kuesioner penelitian pada

pasien yang menjalankan rawat inap di ruang jantung RSUP Dr. Kariadi

Semarang pada periode bulan Mei sampai Juni 2023. Pengambilan sampel sesuai

kriteria inklusi meliputi pasien CHF yang berusia di atas 20 tahun (pasien dewasa),

tidak memiliki komplikasi seperti gagal ginjal dan diabetes mellitus, dan belum

pernah dilakukan penelitian serupa sebelumnya. Kriteria eksklusi dalam penelitian

ini adalah pasien yang mengalami gangguan komunikasi, pasien yang mengalami
28

gangguan kognitif. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling.

Besar sampel ditentukan dengan penggunaan sampel minimal yang harus ada

dalam penelitian statistik parametrik yaitu sebanyak 30 orang (Prastitin and

Yuwono 2018).

Responden untuk kegiatan FGD dalam penelitian ini adalah 2 Perawat

Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) yang mempunyai pengalaman dan

spesialisasai dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien jantung. Kriteria

yang ditetapkan adalah perawat dengan pendidikan Ners, minimal Perawat Klinik

(PK) 3, menjabat sebagai PPJA, dan telah mendapat pelatihan tentang

keperawatan kardiovaskuler dasar. Sedangkan konsultasi pakar dilaksanakan

dengan nara sumber dari institusi pendidikan yaitu dosen keperawatan medikal

bedah dengan pendidikan Spesialis Keperawatan Medikal Bedah konsentrasi

keperawatan kardiovaskuler

1. Populasi

Populasi target merupakan populasi yang menjadi sasaran dari

penelitian yang akan dilakukan (Adiputra et al. 2021). Populasi target

dalam penelitian ini adalah keluarga dan pasien CHF di ruang jantung

RSUP Dr. Kariadi Semarang

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga dan pasien CHF yang

melakukan perawatan di ruang jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang

pada bulan Juni 2023.


29

3. Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling. Di mana

sampel akan diambil sesuai kebutuhan penelitian saja dan jika sudah

didapatkan maka akan selesai. Jumlah sampel yang digunakan adalah

jumlah sampel minimal penelitian eksperimen yaitu 15 orang.

4.1.3 Variabel penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu konsep yang mempunyai nilai lebih

dari satu, keadaan, kategori, atau kondisi yang juga lebih dari satu dan dapat

diukur (Kusumastuti, Khoiron, and Akhmadi 2020). Variabel dalam peneltian ini

adalah variabel tunggal yaitu kemampuan manajemen cairan pasien CHF.

Variabel penelitian merupakan suatu konsep yang mempunyai nilai lebih

dari satu, keadaan, kategori, atau kondisi yang juga lebih dari satu dan dapat

diukur (Kusumastuti, Khoiron, and Akhmadi 2020). Variabel pada penelitian ini

adalah aplikasi edukasi presisi manajemen cairan.

4.1.4 Defisini operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian Tahap 1


Varibel Definisi dan parameter Alat ukur Skala Skor
Dokumen Mengobservasi pemberian Dokumen nOMIN Total sampel
edukasi Rekam edukasi pada resume pasien AL X 10%
Medis pulang di rekam medik

Media edukasi Mengukur pemahaman perawat Panduan 0 0


pasien rawat ruang rawat inap dalam wawancara
inap memberikan edukasi
manajemen cairan pasien CHF

Kemampuan Mengukur pemahaman dan Kuesioner Ordinal Kurang : X <


Manajemen kemampuan manajemen cairan kemampuan M-1SD
Cairan Pasien pasien CHF; Menjelaskan manajemen
CHF konsep dari cairan. cairan pada Cukup : M-
Menjelaskan kebutuhan cairan pasien CHF 1SD ≤
dalam satu yang terdiri M+1SD
Membuat catatan harian dalam dari 6
mengkonsumsi cairan. pertanyaan Baik :
Menjelaskan cara rasa haus. M+1SD
Mendemonstrasikan
pemantauan berat badan.
30

Tabel 4. 2 Definisi Operasional Penelitian Tahap 2


Varibel Definisi dan parameter Alat ukur Skala Skor
Aplikasi Uji penggunaan aplikasi SUS Ordinal Acceptability Ranges:
Edukasi Penilaian penggunaan (System Skor <50 : not acceptable
Presisi aplikasi yang dinilai dari : Usability Skor 50-70 : marginal
Managemen Acceptability Ranges, Scale) Skor >70 : acceptable
Cairan Grade Scale, Adjective
Rating, Percentiles Grade Scale :
A (Skor 90-100)
B (Skor 80-90)
C (Skor 70-80)
D (Skor 60-70)
E (Skor <60)

Adjective Rating:
Worst Imaginable (0-25)
Poor (25-40)
OK (40-50) Good (50-75)
Excellent (75-85)
Best Imaginable (85-100)
Percentiles :
Baik (>68)
Buruk (<68)

4.1.5 Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat kuesioner sebagai pengukuran data, dan

bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain; rekam medis, media

wawancara, dan aplikasi manajemen cairan.

4.1.6 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari;

1. Lembar catatan observasi rekam medis pasien pulang.

Lembar catatan observasi rekam medis pasien pulang digunakan untuk

mengidentifikasi usia, diagnosa medis, riwayat penyakit DM dan gagal

ginjal.

2. Instrument wawancara.

Panduan wawancara terdiri dari tiga pertanyaan yang diberikan kepada

Kepala Ruang tentang tindakan perawat yang sudah dikerjakan.

Pertanyaan yang diajukan adalah tindakan keperawatan terkait


31

manajemen cairan, materi edukasi manajemen cairan yang diberikan saat

pasien rawat inap, media edukasi yang dibawakan saat pasien pulang.

3. Instrumen data dasar dan mengukur kemampuan manajemen cairan pasien.

Data dasar responden atau karakteristik responden di ketahui dengan

memberikan lembar pertanyaan kepada responden yang berisi usia, jenis

kelamin, lama menderita CHF, dan komplikasi lain yang dialami oleh

responden. Instrumen kemampuan manajemen cairan terdiri dari 6

pertanyaan yang mana setiap pertanyaan akan dijawab salah, betul dan

kurang tepat. Pasien akan diberikan pertanyaan kemudian diminta

menjawab.

Tabel 4. 3 Instrument Penelitian Kemampuan Manajemen Cairan Pasien


Variabel Parameter Jumlah Nomor
item pertanyaan

Kemampuan Produk cairan 1 1


manajemen
cairan Penghitungan cairan 1 2

Penghitungan jumlah urin 1 3

Catatan harian konsumsi cairan 1 4

Mengatasi haus 1 5

Pemantauan BB dilihat dari 1 6


penambahan BB

Total Jumlah Item 6 6

Penilaian jawaban salah, benar, dan kurang tepat sesuai dengan panduan

yang dibuat. Jika salah nilai 0, jika benar nilai 2, jika kurang tepat nilai 1.

Skor akan dijumlahkan kemudian dikelompokkan ke dalam kategori baik,

cukup baik, dan kurang. Penggolongan baik akan dilakukan dengan rumus :

1) Kurang : X < M-1SD

2) Cukup : M-1SD ≤ M+1SD


32

3) Baik : M+1SD

Keterangan :

M = Mean

SD = Standar Deviasi

Kuesioner dilakukan 2 tahapan pengujian yaitu uji validitas dan

reliabilitasnya. Tahap pertama kuesioner setelah dibuat akan dikonsulkan

kepada 2 orang ahli jantung dari ranah praktisi dan 1 orang ahli jantung

dari ranah akademik nanti akan di berikan form apakah pertanyaan

diterima, diterima dengan revisi, atau ditolak. Hasil uji isi kuesinoer

didapatkan dari ketiga ekspert tidak ada revisi atau penolakan, semuanya

diterima.

Tahap kedua adalah melakukan uji pengisian kuesioner kepada 30 orang

pasien kemudian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas data apakah

setiap pertanyaan pada kuesioner tersebut valid dan tidak serta untuk

mengukur tingkat serta kebutuhan manajemen cairan pada pasien. Hasil uji

validitas instrumen menggunakan uji pearson correlation dimana

pertanyaan 1 sampai 5 memiliki siginifan pada korelasi 0.05 atau 0,01 dan

pada pertanyaan 6 jawaban responden konstan sehingga dianggap semua

pertanyaan valid. Pertanyaan 1 nilai signifikansi 0,000 dengan r tabel

0,669. Pertanyaan 2 nilai signifikansi 0,000 dengan r tabel 0,801.

Pertanyaan 3 nilai signifikansi 0,000 dengan r tabel 0,728. Pertanyaan 4

nilai signifikansi 0,000 dengan r tabel 0,590. Pertanyaan 5 nilai

signifikansi 0,000 dengan r tabel 0,821. Pertanyaan 6 nilai konstan. Uji


33

reliabilitas didapatkan hasil semua pertanyaan reliabel dengan nilai

keseluruhan cronbach alfa adalah 0,742 dan itu dinyatakan reliabel.

Uji validitas telah dilakukan kepada kuesioner SUS (System Usability

Scale). Hasil validitas dilakukan dengan uji expert kepada 5 pakar dan uji

product moment coefficient pada 97 peserta. Hasil uji validitas didapatkan

semua pertanyaan memiliki nilai t hitung lebih besar dari t=Tabel

sehingga semua kuesioner dinyatakan valid dan tidak perlu ada perubahan.

Uji reliablitas didapatkan nilai cronbach alfa yaitu 0,778086452 sehingga

dinyatakan semua butir soal dalam kuesioner adalah reliabel (Lulu, Usman,

and Gustalika 2022).

4. Panduan FGD

Tabel 4. 4 Instrument Panduan FGD

No. Langkah Waktu

1. Mengumpulkan pasien dengan CHF sebanyak 30 orang 5 menit

Memperkenalkan diri 7 menit


Menjelaskan prosedur FGD
Kontrak waktu

3. Pemberian informed consent 2 menit

4. Diskusi 30 menit

5. Pembuatan kesimpulan diskusi 5 menit

FGD digunakan oleh peneliti dalam melakukan FGD dengan perawat ahli

ruang jantung. Panduan FGD berisi daftar pertanyaan yaitu cara bagaiman

mengukur kebutuhan cairan pada pasien CHF. Bagaimana mengatasi haus

pada pasien CHF. konsep cairan seperti apa, cara mengetahui jumlah

haluaran urin yang seharusnya pada pasien CHF, cara pembuatan catatan
34

cairan pada pasien seperti apa dan apakah masih ada manajemen cairan

pada pasien yang harus ditambahkan pada pembuatan aplikasi.

5. Uji validitas aplikasi atau Content Validity Index (CVI)

Merupakan salah satu teknik yang paling banyak digunakan dalam riset

keperawatan. Teknik ini dikembangkan oleh Martuza (Martuza, 1977),

seorang spesialis pendidikan. Meski demikian, CVI telah memiliki banyak

kritik. Kemudian Lynn (Lynn, 1986), dalam penelitiannya menghitung dua

jenis CVI. Tipe pertama melibatkan validitas isi item individual (i-CVI)

dan yang kedua melibatkan validitas konten dari skala keseluruhan (s-

CVI). Lynn menganjurkan minimal menggunakan tiga ahli, namun

mengindikasikan bahwa lebih dari 10 mungkin tidak perlu.

Tabel 4. 5 Instrument Uji Validitas Aplikasi

No. Kriteria Penilaian Butir Instumen

1. Tampilan Program

1) Pewarnaan 1, 2,

2) Konsistensi desain 3

3) Penggunaan kata dan bahasa 4, 5, 6

4) Kejelasan kontent 7

5) Tampilan pada layar 8, 9

6) Penggunaan icon 10, 11, 12

7) Visualisasi data 15

2. Kualitas Teknis

8) Ketepatan fungsionalitas 1

9) Kemudahan penggunaan 2, 3, 4

10) Performa dan kinerja 5, 6

11) Keamanan 7, 8

12) Pemeliharaan dan dukungan 9

13) Skalabilitas 10, 11, 12, 13

14) Dokumentasi 14, 15


35

Aspek Tampilan Program:

1) Bagaimana pendapat Anda tentang kesesuaian warna yang

digunakan dalam aplikasi ini? Apakah warna-warna tersebut

membantu atau mengganggu pengalaman pengguna?

2) Apakah Anda merasa tampilan aplikasi ini konsisten dalam hal

desain dan tata letak?

Aspek Kualitas Teknis:

1) Bagaimana navigasi di aplikasi ini? Apakah mudah untuk

menemukan menu dan fungsi yang diperlukan?

2) Apakah semua fitur yang dijanjikan berfungsi dengan baik

dalam aplikasi ini?

Analisis Data:

Kriteria Penilaian Tanggapan Validator menggunakan data judgment

expert yang diperoleh berupa jawaban pada item instrument tes.

Tanggapan pemberian skor dari validator memiliki kriteria sebagai berikut:

Tanggapan Validator Ya skor 1, Tanggapan Validator Tidak skor 0.

6. Kelayakan Instrumen Aplikasi

Dalam instrument penelitian System Usability Scale (SUS) merupakan

metode yang cepat untuk dikelola dan murah untuk digunakan, terlebih

jika dilakukan secara online. Uji validitas dan reliabilitas instrument

dengan aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) yaitu

cronbach alfa dan person product moment. Penguji aplikasi dengan

metode SUS merupakan salah satu cara yang paling efisien untuk

mengumpulkan data yang valid secara statistik dan memberikan hasil skor
36

yang jelas dan cukup tepat. Responden yang menggunakan skala likert

yang mencakup 10 pertanyaan yang dijawab oleh pengguna produk atau

layanan. Para responden akan memberi penilaian untuk setiap pertanyaan

berdasarkan skala 1 sampai 5 berdasarkan seberapa setuju mereka dengan

pernyataan yang ada di dalam kuesioner SUS. Skala 5 berarti sangat setuju,

sedangkan skala 1 berarti sangat tidak setuju. Cara menghitung skor SUS

adalah: (Kesuma 2021)

1) Untuk setiap pertanyaan bernomor ganjil, hasil skornya dikurangi

angka 1. [Penilaian pengguna – 1 = skor pertanyaan]

2) Untuk setiap pertanyaan bernomor genap, maka kita harus mengurangi

angka 5 dengan hasil skornya. [5 - Penilaian pengguna = skor

pertanyaan]

3) Kemudian jumlahkan semua hasil skor dari setiap pertanyaan per

responden, kemudian hasilnya dikalikan dengan angka 2,5. [[Skor

pertanyaan ke 1] + [Skor pertanyaan ke 2] + … + [Skor pertanyaan ke

n] * 2.5 = skor responden]

4) Jumlahkan semua hasil skor setiap responden yang telah melalui

langkah 1 hingga 3 di atas, kemudian hitung nilai rata-ratanya. [Total

skor responden] / jumlah responden = Hasil Skor SUS.

Interpretasi skor SUS adalah Acceptability Ranges; Skor <50: not

acceptable, Skor 50-70: marginal, Skor >70: acceptable. Grade Scale: A

(Skor 90-100), B (Skor 80-90), C (Skor 70-80), D (Skor 60-70), E (Skor

<60). Adjective Rating: Worst Imaginable (0-25), Poor (25-40), OK (40-


37

50), Good (50-75), Excellent (75-85), Best Imaginable (85-100).

Percentiles: Baik (>68) dan Buruk (<68) .

4.1.7 Kerangka kerja penelitian tahap 1

Review RME dan Survey kebutuhan Wawancara dengan


media edukasi manajemen cairan Kepala Ruang

Analisis data

Isu strategis

Menyusun rancangan aplikasi

FGD dan konsultasi pakar

Menyusun petunjuk penggunaan aplikasi

Gambar 4. 1 Kerangka Kerja Penelitian Tahap 1

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa menentukan kebutuhan cairan dilakukan

dengan revieu Rekam Medis Elektronik (RME), revieu media edukasi, melakukan

survei kebutuhan manajamen cairan dan wawancara dengan Kepala Ruang.

Melakukan analisis data yang didapat dan membuat rancangan aplikasi.

Melakukan FGD dan konsultasi pakar serta membuat petunjuk penggunaan

aplikasi.
38

4.1.8 Kerangka kerja penelitian tahap 2

Gambar 4. 2 Kerangka Kerja Penelitian Tahap 2

4.1.8 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 29 Mei 2023 sampai tanggal

30 Juni 2023 di Instalasi Rawat Inap Ruang Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang.

4.1.9 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Tahap pertama

1) Persiapan pembuatan proposal penelitian

2) Persiapan perijinan Etichal Clearance

2. Tahap kedua

1) Melakukan reviu rekam medis pasien pulang untuk mencari data

edukasi yang diberikan terkait manajemen cairan di rumah.

2) Melakukan wawancara dengan Kepala Ruang untuk mendapatkan data

edukasi manajemen cairan yang diberikan perawat kepada pasien.

3) Mengukur kemampuan manajemen cairan pasien rawat inap dengan

memberikan kuesioner, pemilihan pasien langsung dengan cara

consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.

4) Responden terpilih diberikan Inform Consent dan diminta

menandatangani lembar persetujuan.


39

5) Melakukan FGD terkait manajemen cairan pasien CHF dengan 2

perawat ahli jantung.

6) Melakukan konsultasi pakar terkait materi aplikasi denagn 1 dosen

Spesialis Keperawatan Medikal Bedah konsentrasi kardiovaskuler.

7) Pembuatan aplikasi.

4.1.10 Analisis data

Analisis data merupakan proses mengolah data menjadi informasi baru

yang dapat di mengerti maksudnya dan digunakan untuk pengambilan keputusan

peneltian. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat

dan bivariat. Analisa univariat adalah analisa pada masing-masing variabel.

Analisa univariat yang digunakan adalah distribusi frekuensi (Dahlan 2014) dari

data demografi pasien dan kemampuan manajemen cairan pasien. Analisis FGD

dilakukan dengan cara mengobservasi kemampuan dan ketidakmampuan pasien

dengan CHF dalam manajemen cairan yang dikumpulkan menjadi satu tempat

diskusi sehingga dapat diambil sebuah isu strategis.

Analisis data yang digunakan adalah analisa univariat untuk menunjukkan

presentasi hasil kelayakan uji aplikasi.

Aplikasi disusun berdasarkan kemampuan pasien dalam melakukan

manajemen cairan dan hasil dari FGD serta diskusi dengan pakar. Aplikasi

edukasi presisi manajemen cairan pada CHF terdiri dari 6 menu utama yaitu :

1. Menu pertama adalah kebutuhan cairan pasien CHF. Pada menu ini

pengguna akan diminta untuk memasukkan data berat badan dan jenis

kelamin. Setelah pengguna memasukkan berat badan dan jenis kelamin

maka akan muncul jumlah cairan yang dapat dikonsumsi oleh pengguna.
40

2. Menu kedua adalah konsep cairan. Pada menu ini akan menampilkan

beberapa gambar dan keterangan jenis makanan dan minuman yang

termasuk dalam cairan dan jumlah kandungan air di dalamnya.

3. Menu ketiga adalah cara mengatasi rasa haus. Pada menu ini menampilkan

beberapa gambar dan keterangan terkait cara mengatasi rasa haus.

4. Menu keempat adalah jumlah urin yang harus dikeluarkan. Pada menu ini

pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan sehingga nanti

akan muncul jumlah urin yang seharusnya dikeluarkan dalam setiap

harinya.

5. Menu kelima adalah pengukuran berat badan. Pada menu ini pengguna

dapat menuliskan berat badan sehingga nantinya akan muncul grafik berat

badan pada pengguna pada setiap bulan.

6. Menu keenam adalah catatan harian konsumsi cairan. Pada menu ini

pasien bisa menuliskan catatan harian apa saja yang akan dikonsumsi.

Terdiri dari menu cairan pada pagi, siang, dan sore hari.

4.1.11 Kelayakan Etik Penelitian

Etichal Clearance dilakukan uji etik kepada tim etik RSUP Dr. Kariadi

Semarang. Nomor EC yang didapatkan adalah No. 1497/EC/KEPK-RSDK/2023.

Prinsip etik yang digunakan antara lain :

1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for person)

Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for person)

merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia

sebagai pribadi yang memiliki kebebasan berkehendak memilih dan

sekaligus bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri


41

(Hendrastuti et al. 2021). Prinsip ini di lakukan dengan memberikan lembar

persetujuan kepada responden apakah setuju atau tidak mengikuti

penelitian yang dilakukan.

2. Prinsip berbuat baik (beneficience) dan tidak merugikan (non-maleficience)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain,

dilakukan dengan mengupayakan manfaat sebesar-besarnya dan

meminimalkan kerugian. Prinsip tidak merugikan bertujuan untuk

memberikan perlindungan terhadap subjek penelitian dari tindakan

penyalahgunaan dan perlakukan yang semena-mena (Hendrastuti et al.

2021). Prinsip berbuat baik diaplikasikan dengan memberikan intervensi

yang bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan

manajemen cairan. Prinsip tidak merugikan diaplikasikan dengan

merahasiakan seluruh data pribadi pasien.

3. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk membedakan setiap

orang dalam memperoleh haknya dengan moral yang benar dan layak

(Hendrastuti et al. 2021). Prinsip keadilan diwujudkan dengan tidak

memilih gender tertentu dan ras tertentu serta agama tertentu dalam

menentukan responden penelitian.


BAB 5
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian pengembangan aplikasi presisi

manajemen cairan pada pasien CHF di RSUP dr Kariadi Semarang.

5.1 Hasil Penelitian Tahap I

Sub bab ini menjelaskan hasil penelitian tahap 1 pada bulan Mei-Juni 2023.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner sesuai

dengan tujuan yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dan inferensial. Hasil

penelitian akan menyajikan gambaran umum lokasi penelitian; karakteristik

responden; deskripsi variabel penelitian; pengembangan edukasi presisi

manajemen cairan pada pasien CHF.

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di ruang jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang pada

bulan 29 Mei - 29 Juni 2023. Ruang jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang

merupakan bangsal perawatan yang dipergunakan khusus untuk pasien-pasien

dengan masalah jantung. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan reviu

RME dan media edukasi, survei kemampuan manajemen cairan pasien, dan

wawancara dengan Kepala Ruang. Survei kemampuan manajemen cairan

dilakukan kepada 30 responden pasien CHF Selanjutnya peneliti melakukan

wawancara dengan Kepala Ruang, melaksanakan FGD dan konsultasi pakar.

5.1.2 Hasil reviu Rekam Medis Elektronik dan media edukasi

Berdasarkan hasil revieu tiga puluh lima RME pasien pulang didapatkan

data bahwa belum terdapat adanya media edukasi yang khusus menjelaskan

tentang manajemen cairan pasien CHF. Media edukasi yang tersedia hanya berisi

42
43

manajemen perawatan diri pasien CHF secara umum, belum ada media yang

secara terperinci menjelaskan manajemen cairan.

5.1.3 Hasil wawancara dengan Kepala Ruang

Tabel 5. 1 Karakteristik Perawat


No. No urut Karakteristik Perawat Hasil Wawancara
perawat
1. 1 PPJA ruang Elang 1 1. Memberikan edukasi pembatasan minu
2. Mengukur Balance Cairan tiap 24 jam
3. Memberikan media edukasi saat pasien
pulang
4. Tidak memberikan edukasi khusus
manajemen cairan

2. 2 PPJA ruang Elang 1 1. Memberikan edukasi pembatasan minu


2. Mengukur Balance Cairan tiap 24 jam
3. Memberikan media edukasi saat pasien
pulang
4. Tidak memberikan edukasi khusus
manajemen cairan

3. 3 PPJA ruang Elang 2 1. Memberikan edukasi pembatasan minu


2. Mengukur Balance Cairan tiap 24 jam
3. Memberikan media edukasi saat pasien
pulang
4. Tidak memberikan edukasi khusus
manajemen cairan

4. 4 PPJA ruang Elang 2 1. Memberikan edukasi pembatasan minu


2. Mengukur Balance Cairan tiap 24 jam
3. Memberikan media edukasi saat pasien
pulang
4. Tidak memberikan edukasi khusus
manajemen cairan

Dari tabel 5.1 menunjukkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

Kepala Ruang Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang didapatkan bahwa perawat

ruang Rawat Inap Jantung sudah memberikan edukasi kepada pasien CHF untuk

membatasi intake minum tidak melebihi jumlah urine dalam 24 jam. Di ruangan

sudah menyediakan media edukasi yang berisi informasi tentang penyakit gagal

jantung dan perawatannya. Tetapi materi edukasi tentang manajemen cairan pada

pasien CHF belum tersedia.


44

5.1.4 Hasil survey kebutuhan manajemen cairan pasien CHF

1. Karakteristik demografi pasien dengan CHF

Tabel 5. 2 Deskripsi Karakteristik Demografi Responden Pasien Kebutuhan


Manajemen Cairan Pasien CHF (n=30)
Karateristik Jumlah (n) / Persen (%) /
minimal dan rata-rata
maksimal

Jenis Laki-Laki 15 50
Kelamin
Perempuan 15 50

Jenis CHF 1 0 0
CHF
CHF 2 3 10

CHF 3 17 57

CHF 4 10 33

Penyakit Bronkitis 1 3,3


Lainnya
Kronik Liver Disease 1 3,3

Dilatasi Kardiomiopati 1 3,3

Diabates Mellitus Tipe 2 8 26,7

Ecocarditis 1 3,3

Geriatri Sindrom 1 3,3

Ischemic Hearth Disease 4 13,3

Mitral Regurgitation 4 13,3

Multiple Sklerosis 1 3,3

Tanpa Penyakit Penyerta 8 26,7

Usia 23 dan 77 tahun 53 tahun

Lama 1 dan 15 tahun 4,2 tahun


Menderita
CHF

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden antara laki-laki dan perempuan

jumlahnya sama 15 orang (50%). Responden paling banyak menderita

CHF tipe 3 yaitu 17 orang (57 %). Penyakit lain yang di derita responden

paling banyak adalah Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu 8 orang (26,7 %).

Pasien rata-rata berusia 53 tahun dan lama menderita CHF rata-rata 4,2

tahun.
45

2. Kemampuan manajem cairan pasien CHF

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil standar deviasi 1,841 dan

mean adalah 3,30 sehingga didapatkan perhitungan kemampuan pasien

CHF melakukan manajemen cairan yaitu :

1) Kurang : X < M-1SD = 3,30-1,841 = 1,459 = < 2

2) Cukup : M-1SD ≤ M+1SD = 3,30 – 1,841 ≤ 3,30 + 1,41 = 1,49 ≤

5,141 = 2 ≤ 6

3) Baik : > M+1SD = 3,30 + 1,841 = 5,141 = > 6

Keterangan :

M = Mean (3,3)

SD = Standar Deviasi (1,841)

Tabel 5. 3 Kemampuan pasien CHF dalam melakukan manajemen cairan


(n=30)
Kemampuan Melakukan Frekuensi (n) Persen (%)
Manajemen Cairan

Kurang (X < M-1SD) 7 23,3

Cukup (M-1SD ≤ M+1SD) 21 70

Baik (> M+1SD) 2 6,7

Total 30 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan manajemen

cairan cukup yaitu 21 orang (70%). Hanya 2 orang yang memiliki

kemampuan manajemen cairan baik.

3. Deskripsi variabel kebutuhan manajemen cairan pasien CHF

Tabel 5. 4 Variabel Kebutuhan Manajemen Cairan Pasien CHF (n=30)


No Pertanyaan Hasil

0 = tidak 1 = bisa 2 = bisa


bisa atau sebagian atau tahu
tidak tahu dengan baik

1 Arti atau Konsep cairan 0 (0%) 10 (33,3%) 20 (66,7%)

2 Menghitung Kebutuhan Cairan 15 (50%) 15 (50%) 0 (0%)


46

No Pertanyaan Hasil

0 = tidak 1 = bisa 2 = bisa


bisa atau sebagian atau tahu
tidak tahu dengan baik

3 Menghitung Haluaran Urin 24 (80%) 6 (20%) 0 (0%)

4 Melakukan Catatan Harian 22 (73,3%) 8 (26,7%) 0 (0%)


Konsumsi Cairan

5 Mengatasi Rasa Haus 13 (43,3%) 14 (46,7%) 3 (10%)

6 Menimbang Berat Badan 24 (80%) 6 (20%) 0 (0%)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 20 orang

(66,7%) sudah mengerti atau mengetahui tentang arti atau konsep cairan.

Tidak ada pasien yang bisa melakukan perhitungan kebutuhan cairan,

meghitung haluaran urin, melakukan pencatatan harian pemasukan cairan,

dan memantau berat badan harian dengan baik atau benar. Hanya ada 3

orang (10%) pasien yang mampu atau bisa mengatasi rasa haus.

5.1.5 Analisis dan isu strategis

No. Indikator Data Isu Strategis

1. Pasien dapat memahami konsep 66.7% Mengukur cairan pasien


cairan pada pasien CHF CHF

2. Pasien mampu memilih jenis 10 % Mengatasi haus pada


makanan dengan kandungan air pasien CHF
minimal untuk mengatasi rasa haus

3. Pasien mampu menghitung 0% Memahami kebutuhan


kebutuhan cairan dalam 24 jam cairan pada pasien CHF

4. Pasien mampu menghitung haluaran 0% Mengetahui jumlah


urine dalam 24 jam haluaran urin pada pasien
CHF

5. Pasien mampu membuat catatan 0% Membuat catatan cairan


harian intake dan out put cairan pada pasien CHF

6. Pasien mampu mengenali tanda- 0% Memahami balance cairan


tanda kelebihan cairan dari hasil pada pasien CHF
timbang berat badan

Tabel 5.5 menunjukkan dari 30 pasien tidak memiliki kemampuan yang

baik dalam melakukan manajemen cairan. Pasien membutuhkan suatu intervensi


47

untuk dapat memahami cara melakukan manajemen cairan yang meliputi cara

menghitung kebutuhan cairan yang benar pada pasien CHF. Cara menghitung urin

yang harus dikeluarkan setiap harinya. Melakukan catatan harian terkait konsumsi

cairan yang dilakukan setiap harinya serta cara mengatasi rasa haus yang

dirasakan oleh pasien CHF. Pasien membutuhkan suatu metode atau alat yang

nantinya bisa membantu melakukan manajemen cairan saat dirumah maupun

dirumah sakit.

5.1.6 Hasil FGD

FGD dilakukan dengan 2 perawat ahli di ruang Jantung yaitu Ibu Rini

Damayanti, S.Kep.,Ns dan Bapak Husein Arafat, Amd.Kep.M.Epid. Hasil FGD

didapatkan ke tiga expert di bidang jantung sepakat akan adanya 6 tema yaitu

manajemen cairan terkait konsep cairan, cara menghitung kebutuhan cairan pasien

CHF, cara mengatasi haus, cara melakukan pencatatan konsumsi cairan,

menghitung haluaran urin harian dan melakukan pemantauan berat badan.

Terdapat masukan yaitu terkait tanda-tanda kritis pasien kelebihan cairan yang

harus dibawa ke rumah sakit yang besok bisa dimasukkan oleh peneliti kedalam

aplikasi atau early warning kelebihan cairan.

Hasil FGD secara rangkuman bisa dilihat pada tabel 5.6 sesuai dengan

panduan FGD yang telah dibuat.

Tabel 5. 6 Hasil FGD Kemampuan Manejemen Cairan Pasien CHF


No. Isu Strategis Penyebab Hasil FGD Analisis Peneliti
1 Mengukur Rata-rata pasien Wanita 25 cc perhari Pengukuran kebutuhan
cairan pasien belum mengetahui Pria 30 cc perhari cairan pasien dihitung
CHF pengukuran cairan Diukur dengan rumus dengan rumus yaitu :
CHF laki-laki 30 cc BB per Pada laki-laki jumlah
hari, jika perempuan cairan 30 cc dikali BB
25 cc per BB per hari Pada perempuan jumlah
cairan 25 cc dikali BB
48

No. Isu Strategis Penyebab Hasil FGD Analisis Peneliti


2 Mengatasi Pasien tidak Menyikat gigi lebih Cara mengatasi rasa haus
haus pada mudah mengatasi sering, tambah jeruk pada pasien CHF yaitu
pasien CHF haus limau pada yang dengan menambakan
diminum, kumur2 limau pada minuman
tidak ditelan, kunyah yang diminum, menyikat
permen karet, semprot gigi lebih sering dan
penyegar mulut, berkumur tapi tidak
makan sayuran atau boleh ditelan,
buah yang dibekukan mengunyah permen
Pasien disarankan karet, memakan buah
sikat gigi secara rutin, dan sayuran yang sudah
memakan atau dibekukan atau bentuk
mengunyah buah- frozen, dan menyemprot
buahan dalam bentuk penyegar mulut
frozen
3 Memahami Pasien Jumlah cairan masuk Cairan merupakan
kebutuhan membutuhkan tubuh bisa berubah jumlah cairan atau intake
cairan pada kepastian minuman atau dari yang masuk ke dalam
pasien CHF perubahan cairan makanan yang tubuh yang, cairan ini
selama dikonsumsi sehari-hari bisa berupa air minum
mengalami CHF. Patokan yang langsung yang berbentuk
dijadikan intake yaitu cair, atau makanan yang
air, teh, susu, sayur- berbentuk cair, atau
sayuran yang sayuran yang
mengandung kuah, mengandung kuah, atau
buah-buahan yang makanan yang
mengandung air mengandung air seperti
seperti jeruk atau jeruk atau semangka
semangka

4 Mengetahui Pasien belum Ada rumusnya kurang Haluaran urin normal


jumlah memahami dan lebih 1 cc x BB x 24 bisa dihitung
haluaran urin mengerti jumlah jam perhari menggunakan rumus 0,5
pada pasien haluaran urin. Bisa menggunakan cc – 1 cc per BB per jam
CHF rumus 0,5-1 cc per kg dan jika mau dihitung
berat badan dan dalam 24 jam tinggl
perjam bisa dikalikan dikali 24
24 jam jika dihitung 1
hari
49

No. Isu Strategis Penyebab Hasil FGD Analisis Peneliti


5 Membuat Pasien belum Cara pembuatan Catatan pemasukan
catatan cairan mengetahui harian timbang BB cairan pasien dilakukan
pada pasien kebutuhan cairan sehari sekali usahakan setiap pasien
CHF berdasarkan pagi dengan timbagan mengkonsumsi makanan,
catatan yang sama dengan makan pada jam berapa
mandirinya. perut kosong, tulis saja dan jumlahnya
ditabel BB tiap hari berapa baik itu dalam
dan buat tabel jumlah bentuk cair maupun
cairan masuk dan makanan yang berair
keluar sehingga semua dicatat kandungan
mengetahui balance airnya. Kemudian
cairan dan jika ada mencatat berat badan
peningkatan BB setiap hari saat bangun
laporkan pada dokter tidur pada saat perut
Mencatat segala yang kosong, dengan
masuk ketika dia timbangan yang sama
makan dan minum dan jam yang sama.
setiap hari dan dijam Mencatat juga ada nya
berapa dia makan dan perubahan BB pada
minum serta jumlah setiap hari dan jika ada
yang makan dan penambahan BB berlebih
minum berapa bisa konsul ke dokter

6 Memahami Pasien belum Misalnya untuk buah Perlu ada menu terkait
balance mengetahui cara apa saja yang boleh buah apa saja yang boleh
cairan pada menyeimbangkan apa saja dan dan tidak boleh serta
pasien CHF cairan jumlahnya berapa jumlah yang
karena banyak buah diperbolehkan seberapa.
yang mengandung Ditambahkan terkait
banyak air. warning system atau hal-
hal yang perlu
Bisa ditambahkan diperhatikan pasien atau
kapan pasien ini tanda-tanda pasien
masuk rumah sakit mengalami kelebihan
atau warning sistem cairan yang seperti apa
terkait hal-hal yang
perlu diperhatikan
ketika pasien ini
kelebihan cairan
dalam tubuh

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari hasil FGD ada 6 tema utama yang

akan muncul pada aplikasi edukasi presisi manajemen cairan pasien CHF yaitu

arti atau konsep cairan, perhitungan kebutuhan cairan, meghitung haluaran urin,

melakukan pencatatan harian pemasukan cairan, pemantauan berat badan harian

dan cara mengatasi rasa haus. Rekomendasi dari perawat memunculkan anda-

tanda atau warning system terkait kelebihan cairan belum dimasukkan dalam

aplikasi dari hasil FGD.


50

5.1.7 Konsultasi pakar

Konsultasi pakar dilakukan kepada dosen keperawatan yang ahli di bidang

jantung yaitu bapak Priyanto, S.Kep.,Sp.Kep.MB. Konsultasi pakar didapatkan

hasil ada 6 tema yaitu :

Tabel 5. 7 Hasil Konsultasi Pakar


No. Komponen Masukan Pakar

1. Manajemen cairan terkait Konsep cairan merupakan semua air yang dikonsumsi
konsep cairan oleh pasien CHF bisa berupa air yang diminum atau
yang terkandung dalam makanan

2. Cara menghitung kebutuhan Pengukuran kebutuhan cairan dengan rumus di mana


cairan pasien CHF laki-laki diukur dengan 30 cc BB dan pada
perempuan diukur dengan 25 cc BB

3. Cara mengatasi haus Cara mengatasi rasa haus dilakukan dengan minum
air yang ditambah limau, makan buah atau sayur yang
beku atau frozen, mengunyah permen karet, menyikat
gigi dan berkumur

4. Cara melakukan pencatatan Pencatatan harian konsumsi cairan dilakukan dengan


konsumsi cairan mencatat semua yang diminum ataupun dimakan
yang mengandung air.

5. Menghitung haluaran urin Haluaran urin dalam setiap hari bisa dihitung dengan
harian dengan rumus 1 cc per BB per jam

6. Melakukan pemantauan berat mencatat BB setiap hari di hari yang sama dengan
badan timbangan yang sama supaya bisa tau ada tidaknya
kenaikan berat badan

5.1.8 Rancangan aplikasi

Aplikasi presisi manajemen cairan rencananya akan dibuat dalam 6 tema

atau 6 topik. Topik sesuai dengan hasil dari review RME dan media edukasi,

survey kemampuan manajemen cairan pasien CHF, Wawancara Kepala Ruang,

dan analisis isu strategis. 6 tema manajemen cairan pada pasien CHF yaitu :

1. Pemahaman tentang konsep dari cairan, di mana segala sesuatu yang

berbentuk cair adalah cairan.

2. Pemahaman mengetahui kebutuhan cairan dalam satu hari. Khusus pasien

gagal jantung perlu pembatasan cairannya itu dengan konsumsi 70-80% dari

kebutuhan cairan orang sehat per hari.


51

3. Pemahaman jumlah urin yang harusnya dikeluarkan dalam sehari. Hal ini

bertujuan agar cairan yang masuk dengan cairan yang keluar dari tubuh anda

seimbang.

4. Membuat catatan harian dalam mengkonsumsi cairan. Buatlah catatan harian

mengenai konsumsi harian cairan (semua jenis cairan dan termasuk

kandungan air dalam makanan).

5. Mengatasi rasa haus dengan berbagai cara.

6. Mampu melakukan pemantauan berat badan untuk mengetahui jika terjadi

peningkatan berat badan secara tiba-tiba yang mengindikasikan kelebihan

cairan dalam tubuh.

Aplikasi edukasi presisi bisa ditambahkan terkait dengan tanda atau gejala

saat pasien mengalami kelebihan cairan itu seperti apa.

1. Halaman Login

Halaman login adalah halaman yang akan digunakan oleh pengguna saat

akan menggunakan aplikasi. Setiap pengguna diwajibkan untuk

melakukan login untuk dapat mengakses menu utama. Jika pengguna

belum memiliki akun, maka pengguna akan diminta untuk membuat akun

terlebih dahulu di menu Register.


52

Gambar 5. 1 Halaman Login


2. Halaman Register

Halaman register adalah halaman yang digunakan pengguna untuk

membuat akun baru. Akun ini yang akan menjadikan pengguna memilik

akses pada menu utama aplikasi. Setelah pengguna membuat akun baru,

pengguna akan diarahkan ke halaman Login kembali.

Gambar 5. 2 Halaman Register

3. Halaman Dashboard
53

Halaman dashboard ini berisi menu-menu utama yang ada pada aplikasi.

Ketika pengguna sudah berhasil melakukan login, pengguna akan

disajikan semua menu utama aplikasi.

Gambar 5. 3 Halaman Dashboard

Menu utama ini terdiri dari beberapa 6 hal, antara lain; edukasi presisi,

target input cairan, target output cairan, monitor berat badan, mengatasi

rasa haus, catatan harian input dan output cairan. Dalam penjelasannya

dapat dijelaskan lebih lanjut seperti yang disajikan sebagai berikut:

1) Edukasi Presisi

Gambar 5. 4 Halaman Edukasi Presisi


54

Pada menu ini berisi edukasi yang akan dibaca oleh pengguna, dengan

isi sebagai berikut: manajemen cairan pada pasien gagal jantung dan

daftar makanan yang mengandung cairan.

2) Halaman Target Input Cairan

Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan

dan jenis kelamin. Setelah pengguna memasukkan berat badan dan

jenis kelamin maka akan muncul jumlah cairan yang dapat dikonsumsi

oleh pengguna

Gambar 5. 5 Halaman Target Input Cairan

3) Halaman Target Output Cairan

Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan.

Setelah pengguna memasukkan berat badan maka akan muncul jumlah

urin yang diperkirakan dikeluarkan oleh pasien dalam 24 jam.


55

Gambar 5. 6 Halaman Target Output Cairan

4) Halaman Monitoring Berat Badan

Pada menu ini pengguna dapat melihat hasil pengukuran berat badan

setiap hari disertai grafik berat badan pengguna pada setiap minggu).

Kemudian akan terdapat “tanda alert” jika ada penambahan BB lebih

dari 2,5 Kg/minggu. Lalu jika pengguna ingin mengisi data

pengukuran baru maka pengguna perlu menekan tombol input.

5) Halaman Mengatasi Rasa Haus

Pada menu ini, pengguna akan diperlihatkan materi edukasi tentang

cara mengatasi rasa haus.

Gambar 5. 7 Halaman Mengatasi Rasa Haus


56

6) Halaman Catatan Harian Input dan Output Cairan

Pada menu ini pengguna memasukkan data volume cairan yang

diminum, perkiraan jumlah air dalam kuah sayuran dan buah yang

dikonsumsi, jumlah output urin (urin tampung) dalam 24, Berat Badan

sehingga nanti akan muncul tabel BALANCE CAIRAN dalam 24 jam.

Gambar 5. 8 Catatan Harian

Hasil setelah memasukkan input dan output cairan di catatan harian,

maka pengguna dapat mengetahui apakah cairan per hari balance atau tidak,

dan keluar dengan hasil per 24 jam.

5.2 Hasil Penelitian Tahap II

Sub bab ini menjelaskan hasil penelitian tahap 2 yang telah dilaksanakan

pada bulan Mei-Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen kuesioner System Usability Scale (SUS). Hasil penelitian akan

menyajikan kelayakan aplikasi berbasis android yang telah dibuat.


57

5.2.1. Hasil uji kelayakan aplikasi pada 15 responden terkait aplikasi

Tabel 5. 8 Hasil Uji SUS Kelayakan Aplikasi


No Nomer Responden Total Nilai Soal (Hasil * 2) Nilai Akhir (Jumah Nilai / N)
1. 1 33 82,5
2. 2 36 90
3. 3 26 65
4. 4 28 70
5. 5 32 80
6. 6 35 87,5
7. 7 37 92,5
8. 8 35 87,5
9. 9 38 95
10. 10 28 70
11. 11 38 95
12. 12 37 92,5
13. 13 38 95
14. 14 33 82,5
15. 15 32 80
1265
84,33333
Tabel 5.8 menunjukkan hasil uji coba aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan pasien CHF dilakukan kepada 15 responden. Setelah dilakukan perhitungan

secara detail dan menyeluruh didapatkan hasil akhir kuesioner SUS adalah 84,33

yang berarti bahwa Acceptability Ranges hasilnya acceptable. Grade Scale

termasuk B. Adjective Rating: Worst Imaginable hasilnya Excellent dan secara

Percentiles hasilnya Baik. Kekurangan aplikasi adalah saat digunakan pada orang

tua, di mana responden berusia 70 tahun mengalami hambatan dalam

penggunaanya dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dalam

mengoperasikan android. Selain itu pada salah satu responden ada yang kurang

mampu mengoperasikan aplikasi karena di rumah tidak memiki hand phone

android sehingga harus dibantu oleh anaknya.


58

5.2.2. Hasil uji validitas aplikasi atau Content Validity Index (CVI)

Tabel 5.9 Hasil Uji Content Validity Index

Jumlah
No Butir Penilaian Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 I-CVI
Kesetujuan

1 Pewarnaan 1 1 1 3 3/3=1,00

2 Konsistensi desain 1 1 1 3 3/3=1,00

3 Penggunaan kata dan bahasa 0 1 1 2 2/3=0,67

4 Kejelasan konten 1 1 1 3 3/3=1,00

5 Tampilan pada layar 1 1 0 2 2/3=0,67

6 Penggunaan icon 1 1 1 3 3/3=1,00

7 Visualisasi data 1 0 1 2 2/3=0,67

8 Ketepatan fungsionalitas 1 1 1 3 3/3=1,00

9 Kemudahan penggunaan 0 1 1 2 2/3=0,67

10 Performa dan kinerja 1 1 1 3 3/3=1,00

11 Keamanan 1 1 1 3 3/3=1,00

12 Pemeliharaan dan dukungan 1 1 1 3 3/3=1,00

13 Skalabilitas 1 1 0 2 2/3=0,67

14 Dokumentasi 0 1 1 2 2/3=0,67

 12 14 13 Mean I-CVI 0,868

Proporsi Relevan 0,8 0,93 0,86

Dari Tabel 5.9 didapatkan data skala pengukuran yang disarankan adalah

skala ordinal 4 titik pada skor untuk menghindari titik tengah netral dan

ambivalen. Beberapa label yang sering sering digunakan: 1 = tidak relevan, 2 =

agak relevan, 3 = cukup relevan, 4 = sangat relevan. Kemudian, untuk setiap item,

I-CVI dihitung sebagai jumlah ahli yang memberikan penilaian baik yaitu 3 atau 4

(dengan demikian dikotomisasi skala ordinal menjadi relevan = 1 dan tidak

relevan= 0), dibagi dengan jumlah total ahli. Dengan rentang nilai; 0 –

0,25=Tidak relevan, 0,26 – 0,50=Agak relevan, 0,51 – 0,75=Cukup relevan dan

0,76 - 1=Sangat relevan. Pada aplikasi ini hasilnya 0,868 artinya sangat relevan.
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1. Pembahasan Tahapan I

Penelitian ini menunjukkan pasien jantung yang mengalami rawat inap

kebanyakan adalah pada derajat NYHA III dan NYHA IV. Hal ini dikarenakan

NYHA derajat III dan IV memiliki Fraksi Ejeksi <30%, cardiothoracic ratio >60%

dan pada derajat ini memiliki prognosis yang buruk sehingga mudah mengalami

kekambuhan (Khasanah and Amin 2020).

6.2.1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menetapkan batasan

konsumsi cairan yang diperlukan setiap hari

Berdasarkan hasil wawancara tidak ada pasien yang bisa melakukan

perhitungan kebutuhan cairan, meghitung haluaran urin, melakukan pencatatan

harian pemasukan cairan, dan memantau berat badan harian dengan baik atau

benar. Menurut kepala ruangan, manajemen cairan hanya dijelaskan bagaimana

pasien harus melakukan pembatasan cairan dan tidak mengkonsumsi garam secara

berlebihan dan jangan sampai minum cairan secara berlebihan.

Sedangkan menurut Ardiana dan Andiantro (2021) khusus pasien gagal

jantung perlu pembatasan cairannya itu dengan konsumsi 70-80% dari kebutuhan

cairan orang sehat per hari. Perhitungan kebutuhan cairan normal yaitu: wanita

(25cc/kgBB/hari) dan pria (30cc/kgBB/hari) (Ardiana and Andiantro 2021).

Sehingga pasien perlu memahami pengukuran kebutuhan cairan pasien dihitung

dengan rumus yaitu pada laki-laki jumlah cairan (30 cc) dikali BB pada

perempuan jumlah cairan (25 cc) dikali BB. Hasil perhitungan cairan normal

tersebut kemudian dikali lagi dengan 70-80% agar sesuai dengan kebutuhan

59
60

pasien CHF. Rumus untuk laki-laki : 30 x BB x 70% sd. 80%. Rumus untuk

perempuan 25 x BB x 70% sd. 80%.

Peneliti memberikan edukasi terkait kebutuhan harian pasien CHF dengan

menu kebutuhan cairan harian. Pengguna akan diminta untuk memasukkan data

berat badan dan jenis kelamin. Setelah pengguna memasukkan berat badan dan

jenis kelamin maka akan muncul jumlah cairan yang dapat dikonsumsi oleh

pengguna. Jumlah cairan tersebut juga berdasarkan rumus yang telah dihitung

oleh sistem. Sehingga pasien dapat dengan mudah mengetahui jumlah cairan yang

tepat perhari.

6.2.2. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam memahami arti cairan

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 10 dari 30

responden belum mengerti atau mengetahui tentang arti atau konsep cairan.

Perawat ahli mengatakan pasien membutuhkan kepastian perubahan cairan selama

mengalami CHF. Menurut perawat ahli jenis cairan masuk tubuh bisa berupa

minuman atau dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari dengan patokan yang

dijadikan intake yaitu air, teh, susu, sayur-sayuran yang mengandung kuah, buah-

buahan yang mengandung air seperti jeruk atau semangka.

Sesuai dengan penjelasan Ardiana dan Andiantro (2021) segala sesuatu

yang berbentuk cair adalah cairan, seperti air, es batu, susu, jus, minuman

berkemasan, kopi, teh, susu, krim, sup, jelly, es krim, sari buah, dan kuah.

Sehingga pasien perlu memahami bahwa cairan merupakan jumlah cairan atau

intake yang masuk ke dalam tubuh, cairan ini bisa berupa air minum langsung

yang berbentuk cair, atau makanan yang berbentuk cair, atau sayuran yang
61

mengandung kuah, atau makanan yang mengandung air seperti jeruk atau

semangka.

Peneliti memberikan penjelasan terkait konsep cairan menggunakan menu

konsep cairan. Menu ini menampilkan beberapa gambar dan keterangan jenis

makanan dan minuman yang termasuk dalam cairan dan jumlah kandungan air di

dalamnya. Penjelasan yang menggunakan metode visualisasi gambar dapat

meningkatkan daya tangkap pasien terhadap penjelasan yang didapat. Sehingga

pasien dapat dengan mudah mengetahui cairan yang dikonsumsi sehari-hari.

6.2.3. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam menyusun tabel harian

konsumsi cairan

Hasil survei pada 30 responden menunjukkan bahwa tidak ada pasien yang

melakukan catatan harian konsumsi cairan dan sebagian besar pasien yang tidak

bisa atau tidak tahu cara untuk melakukan pencatatan harian konsumsi cairan. Hal

tersebut karena kurangnya edukasi yang diberikan dan pengetahuan pasien

terhadap cara manajemen kebutuhan cairan harian. Merujuk pada penelitian yang

dilakukan oleh Satriya Pranata dan teman-temannya (Pranata, Shing, et al. 2021),

intervensi berfokus pada PCC (Precision Personalised Care) dan sesuai program

preventif serta kuratif. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian

Diabetes Self Care-Managemen Education (DSME) dan Diabetes Self Care-

Managemen Support (DSMS) dapat menurunkan kejadian komplikasi pasien

diabetes. Edukasi presisi merupakan bagian dari perawatan kesehatan presisi atau

Precision Health Care (PHC) sehingga dapat meningkatkan manajemen diri

pasien (Pranata, Wu, Alizargar, et al. 2021).


62

Pencatatan harian konsumsi cairan pada pasien dengan CHF merupakan

hal yang penting untuk dilakukan. Hal Tersebut dikarenakan pasien CHF yang

megalami kelebihan cairan akan cairan berlebih dapat mempengaruhi kinerja

jantung untuk memompa kelebihan cairan dalam tubuh (Fauziah & Rubaiah,

2020). Sehingga melakukan pencatatan harian konsumsi cairan sangat membantu

dalam mengetahui kebutuhan cairan dalam satu hari. Manajemen cairan pada

penderita gagal jantung, yaitu; (PERKI 2020; Fauziah and Rubaiah 2020) perlu

pembatasan cairannya itu dengan konsumsi 70-80% dari kebutuhan cairan orang

sehat per hari, serta memahami jumlah urin yang harusnya dikeluarkan dalam

sehari. Hal ini bertujuan agar cairan yang masuk dengan cairan yang keluar dari

tubuh seimbang.

Pada penelitian ini pasien dapat menuliskan catatan harian apa saja

yang akan dikonsumsi. Terdiri dari menu cairan pada pagi, siang, dan sore hari.

Catatan pemasukan cairan pasien dilakukan setiap pasien mengkonsumsi makanan,

makan pada jam berapa saja, dan jumlahnya berapa, baik itu dalam bentuk cair

maupun makanan yang berair semua dicatat kandungan airnya. Kemudian

mencatat berat badan setiap hari saat bangun tidur pada saat perut kosong, dengan

timbangan yang sama dan jam yang sama. Perlunya mencatat perubahan BB pada

setiap hari agar mengetahui adanya perubahan BB sehingga segera dikonsulkan ke

dokter. PCC diberikan dengan cara melakukan edukasi dan demonstrasi kepada

pasien berupa manajemen perawatan diri. Pemberian edukasi presisi manajemen

cairan dapat meningkatkan kemampuan mencatat konsumsi cairan harian yang

berguna bagi pasien untuk melakukan pembatasan cairan.


63

6.2.4. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengelola rasa haus

Keluhan haus dirasakan oleh sebagian besar pasien CHF yang melakukan

pembatasan cairan. Hasil survei kebutuhan manajemen cairan pasien CHF

didapatkan bahwa sebagian pasien tidak bisa atau tidak tahu cara mengatasi rasa

haus. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan pasien dalam mengatasi rasa

haus. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Chrysohoou dan teman-

temannya pada penelitian “Fluid and Salt Balance and Role of Nutrition in Heart

Failure” (Chrysohoou et al. 2022) menunjukkan bahwa manajemen pasien gagal

jantung berfokus pada diet sodium dan pembatasan cairan.

Manajemen perawatan mandiri mempunyai peran penting dalam

keberhasilan pengobatan gagal jantung dan dapat memberi dampak bermakna

untuk perbaikan gejala gagal jantung, kapasitas fungsional, kualitas hidup,

morbiditas, dan prognosis (PERKI 2020). Manajemen cairan yang dapat

dilakukan ialah dengan mengelola keseimbangan cairan tubuh. Keseimbangan

cairan sangat penting karena ketika minum banyak cairan, jantung akan bekerja

lebih keras untuk memompa kelebihan cairan dalam tubuh. Terlalu banyak minum

saat haus akan mengakibatkan bertambahnya cairan di dalam tubuh yang berisiko

memperparah kondisi gagal jantung (Fauziah and Rubaiah 2020).

Rasa haus dialami oleh pasien CHF hampir setiap hari yang dapat

mengganggu rasa nyaman. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

mengurangi intensitas rasa haus diantaranya yakni penggunaan air es, mengunyah

permen karet, saliva pengganti, pemberian oral swab, pelembab bibir rasa mint,

dan es batu (Hudiyawati, 2017). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sujudi dan teman-temannya (2014) menunjukkan hasil bahwa adanya efektivitas


64

yang signifikan antara tingkat rasa haus sebelum dan sesudah diberikan fruit

frozen pada pasien CHF yang menjalani restriksi cairan (Sujudi et al., 2014).

Pada penelitian ini pasien CHF akan diedukasi cara mengatasi rasa

haus yaitu dengan menambakan limau pada minuman yang diminum, menyikat

gigi lebih sering dan berkumur tapi tidak boleh ditelan, mengunyah permen karet,

memakan buah dan sayuran yang sudah dibekukan atau bentuk frozen, dan

menyemprot penyegar mulu. Pemberian edukasi presisi dengan menampilkan

gambar dan keterangan terkait cara mengatasi rasa haus meningkatkan

pengetahuan pasien CHF dalam mengatasi rasa haus.

6.2.5. Melakukan FGD (Focus Group Disscussion) dengan perawat ahli

Focus Group Discussion yang dilakukan dengan 2 perawat ahli di

ruang Jantung dapat diambil beberapa kesimpulan yakni : 1) Pengukuran

kebutuhan cairan menggunakan rumus hitung yakni laki-laki 30 cc/KgBB dan

perempuan 25 cc/KgBB; 2) Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi haus

yakni menambahkan limau pada minuman, menyikat gigi lebih sering,

mengunyah permen karet, memakan buah dan sayuran frozen, serta menggunakan

penyegar mulut; 3) Cairan dapat berupa air minum, makanan yang berbentuk cair,

sayuran yang mengandung kuah, maupun makanan yang mengandung air; 4)

Haluaran urin dihitung menggunakan rumus 0,5 – 1 cc/KgBB/Jam; 5) Catatan

cairan dilakukan setiap mengkonsumsi makan disertai jam makan dan jumlah

makanan serta mencatat berat badan setiap bangun tidur ketika perut kosong; dan

6) Menu makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta hal-hal yang perlu

diperhatikan agar tidak terjadi kelebihan cairan dibutuhkan pasien untuk

mengetahui cara menyeimbangkan cairan.


65

Keseimbangan cairan pada pasien dengan CHF merupakan hal perlu

diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan pada pasien CHF ketika mengkonsumsi

cairan berlebih dapat mempengaruhi kinerja jantung untuk memompa kelebihan

cairan dalam tubuh (Fauziah & Rubaiah, 2020). Pembatasan cairan berpengaruh

terhadap keseimbangan cairan pada pasien CHF. Pemantauan keseimbangan

cairan dengan melakukan perhitungan kebutuhan cairan perhari, pencatatan dan

penjumlahan cairan yang telah dikonsumsi menunjukkan kecenderungan lebih

baik dalam perbaikan keseimbangan cairan pasien CHF (Putradana et al., 2021).

Tujuan kendali volume tubuh adalah tercapainya komposisi cairan tubuh pada

keadaan homeostasis, maka kebutuhan cairan pasien gagal jantung harus

dikurangi dari kebutuhan normal. Kebutuhan cairan pada pasien gagal jantung

adalah BB x 25 ml/kg. Pada keadaan umum dewasa normal dikalikan dengan 30

ml/kg dengan batas bawah yang bertujuan untuk menghindari peningkatan kadar

cairan dalam tubuh (Andayani, 2019).

Analisis peneliti berdasarkan beberapa teori dan kegiatan FGD yang

telah dilakukan yakni menentukan kebutuhan cairan pasien CHF dengan

menggunakan rumus 30 cc/KgBB pada laki-laki dan 25 cc/KgBB pada perempuan.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi peningkatan kadar cairan dalam tubuh

sehingga tidak mempengaruhi kinerja jantung dalam memompa kelebihan cairan

dalam tubuh. Adapun jumlah makanan yang boleh dikonsumsi terutama yang

mengandung cairan dapat disesuaikan dengan rumus kebutuhan cairan tersebut.

Keluhan haus dapat dirasakan pada hampir sebagian pasien dengan

CHF yang melakukan pembatasan cairan. Pasien dengan dosis diuretik yang

tinggi cenderung lebih sering mengalami rasa haus. Hal ini dikarenakan diuretik
66

meningkatkan ekskresi cairan dari ginjal sehingga menyebabkan perubahan

volume plasma dan osmolalitas tubuh (Eng et al., 2021). Rasa haus dialami oleh

pasien CHF hampir setiap hari yang dapat mengganggu rasa nyaman dan

menimbulkan keinginan untuk melanggar aturan pembatasan cairan. Kegagalan

untuk membatasi cairan akibat tingginya rasa haus pada pasien gagal jantung

dapat memperburuk kondisi pasien gagal jantung (Lumbantoruan & Chen, 2021).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas rasa haus

diantaranya yakni penggunaan air es, mengunyah permen karet, saliva pengganti,

pemberian oral swab, pelembab bibir rasa mint, dan es batu (Hudiyawati, 2017).

Konsumsi permen karet dapat meningkatan pH saliva dan aliran saliva melalui

kombinasi stimulasi gustatory dan mekanik, sehingga mengurangi keluhan haus

pada pasien CHF (Garcia et al., 2019). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan

hasil bahwa terdapat efektivitas yang signifikan antara tingkat rasa haus dan mulut

kering sebelum dan sesudah diberikan fruit frozen pada pasien CHF yang

menjalani restriksi cairan (Sujudi et al., 2014). Analisis peneliti berdasarkan

beberapa teori dan kegiatan FGD yang telah dilakukan yakni pasien CHF yang

melakukan pembatasan cairan akan mengalami keluhan haus sehingga

membutuhkan beberapa upaya untuk mengatasi keluhan tersebut. Adapun upaya

yang dapat dilakukan terdapat berbagai macam diantaranya mengunyah permen

karet, mengkonsumsi buah yang sudah dibekukan, dan lainnya. Upaya tersebut

dipilih berdasarkan kenyamanan pada penderita CHF, sehingga mampu

meningkatkan kenyamanan pasien CHF yang menjalani restriksi cairan serta

mengurangi keluhan haus.


67

Pasien dengan CHF akan timbul gejala berupa penurunan produksi

urin disebabkan oleh penurunan perfusi ke ginjal yang dipengaruhi oleh

penurunan cardiac output. Produksi urin normal pada dewasa adalah sebanyak

0,5-1ml/kgBB/jam (Khaira & Handayani, 2021). Target produksi urine

merupakan hal yang penting untuk dicapai oleh pasien CHF. Hal tersebut

bertujuan untuk mengukur keseimbangan cairan sehingga dapat dipastikan tidak

ada cairan yang berlebih dalam tubuh.

Manajemen cairan pada pasien dengan CHF salah satunya yakni

mencatat jumlah cairan yang masuk dan keluar. Penelitian sebelumnya

menunjukkan hasil bahwa pencatatan intake dan output cairan dapat mengatasi

kelebihan cairan yang dibuktikan dengan menurunnya gejala edema pada pasien

(Purnamasari et al., 2023). Data terkait cairan yang masuk meliputi jenis dan

jumlah makanan maupun cairan, sedangkan pengeluaran cairan meliputi jumlah

urin, muntah dan diare selama 24 jam (Andayani, 2019). Analisis peneliti

berdasarkan teori dan kegiatan FGD yang telah dilakukan yakni pencatatan cairan

penting dilakukan oleh pasien CHF dikarenakan dengan mencatat cairan yang

masuk dan keluar dapat membantu mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh

selama 24 jam. Pencatatan cairan yang masuk juga penting untuk dilakukan oleh

pasien gagal jantung dengan memperhatikan jumlah makanan, kandungan

makanan, serta frekuensi makan agar dapat mengukur total cairan yang masuk

dalam tubuh sehingga tidak terjadi kelebihan volume cairan dalam tubuh.

6.2.6. Melakukan diskusi pakar terkait aplikasi

Diskusi pakar yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan

beberapa hasil, diantaranya: 1) Cairan merupakan semua air yang dikonsumsi oleh
68

pasien CHF berupa air yang diminum maupun terkandung dalam makanan; 2)

Rumus kebutuhan cairan yakni 30 cc/KgBB pada laki-laki dan 25 cc/KgBB pada

perempuan; 3) Mengatasi haus dapat dilakukan dengan minum air yang ditambah

limau, makan buah atau sayur yang beku atau frozen, mengunyah permen karet,

menyikat gigi dan berkumur; 4) Mencatat konsumsi cairan yakni semua yang

diminum ataupun dimakan yang mengandung air; 5) haluaran urin dapat dihitung

dengan rumus 1 cc/KgBB/24 jam; dan 6) Mencatat BB dilakukan setiap hari saat

bangun tidur dalam kondisi perut kosong dengan timbangan yang sama.

Segala sesuatu yang berbentuk cair adalah cairan, seperti air, es batu,

susu, jus, minuman berkemasan, kopi, teh, susu, krim, sup, jelly, es krim, sari

buah, dan kuah (Fauziah & Rubaiah, 2020; PERKI, 2020). Pembatasan cairan

yang disesuaikan berdasarkan berat badan (30 ml/kg/hari atau 25 ml/kg/hari)

merupakan pilihan paling rasional. Keseimbangan cairan sangat penting karena

ketika minum banyak cairan, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa

kelebihan cairan dalam tubuh. Terlalu banyak cairan di dalam tubuh akan

memperparah kondisi gagal jantung (Fauziah & Rubaiah, 2020). Ketidakpatuhan

dalam pembatasan cairan mengakibatkan terjadinya kelebihan cairan sehingga

pasien dapat mengalami perburukan gejala dan menyebabkan re-hospitalisasi

(Putri & Hudiyawati, 2022). Kurangnya kemampuan pasien CHF dalam

melakukan manajemen cairan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

kurangnya pemahaman terkait penatalaksanaan penyakit CHF terutama

manajemen cairan. Oleh karena itu, edukasi presisi manajemen cairan dibutuhkan

bagi pasien CHF agar dapat mencapai keseimbangan cairan sehingga tidak terjadi

hipervolemia atau bahkan rehospitalisasi.


69

6.2.7. Menyusun dan membuat aplikasi

Aplikasi edukasi presisi manajemen cairan pada CHF terdiri dari 6

menu utama yaitu : kebutuhan cairan pasien CHF, konsep cairan pada pasien CHF,

cara mengatasi rasa haus, jumlah urin yang harus dikeluarkan, pengukuran berat

badan, dan catatan harian konsumsi cairan. Pada menu pertama yaitu kebutuhan

cairan pasien CHF. Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan

berat badan dan jenis kelamin. Setelah pengguna memasukkan berat badan dan

jenis kelamin maka akan muncul jumlah cairan yang dapat dikonsumsi oleh

pengguna. Sesuai dengan rumus pembatasan cairan pada pasien CHF oleh PERKI

(2020; Fauziah dan Rubaiah (2020), yaitu pada pasien gagal jantung perlu

pembatasan cairannya itu dengan konsumsi 70-80% dari kebutuhan cairan orang

sehat per hari. Perhitungan kebutuhan cairan yaitu: wanita (25cc/kgBB/hari) dan

pria (30cc/kgBB/hari). Oleh sebab itu pada menu aplikasi perhitungan kebutuhan

cairan pasien CHF diperlukan data jenis kelamin dan berat badan pasien yang

akan dihitung secara otomatis oleh sistem. Sehingga dengan perhitungan

pembatasan cairan secara otomatis oleh sistem akan mempermudah pasien CHF

mengetahui kebutuhan cairan hariannya.

Menu kedua adalah mengenai edukasi konsep cairan. Pada menu ini

akan menampilkan beberapa gambar dan keterangan jenis makanan dan minuman

yang termasuk dalam cairan dan jumlah kandungan air di dalamnya. Tujuan

edukasi konsep cairan pada pasien CHF adalah untuk mengurangi natrium dan

retensi cairan. Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur atau

mengurangi edema yag biasanya dialami oleh psien dengan CHF (Putradana et al.,

2021). Sejalan dengan penelitian Marantika & Devi (2014), pasien dengan
70

pembatasan cairan dianjurkan untuk membatasi makanan yang mengandung

tinggi air dan garam. Buah-buahan dan sayur-sayuran biasanya mengandung

kandungan air tinggi sehingga pasien disarankan untuk tidak berlebihan dalam

mengkonsumsi hampir semua jenis buah serta makanan yang diolah dari buah.

Membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam dilakukan agar pasien

tidak merasa haus. Rasa haus mendorong pasien untuk minum sehingga dapat

meningkatkan konsumsi cairan harian (Anita & Novitasari, 2017). Pada pasien

CHF pengaturan konsumsi cairan perlu dilakukan dengan cermat. Intake cairan

tidak hanya didapatkan dari konsumsi air mineral saja, namun buah dan sayur juga

mengandung kandungan air didalamnya sehingga bila dikonsumsi maka akan

menambah intake cairan harian. Sehingga dengan adanya menu edukasi konsep

cairan, pasien CHF dapat dengan mudah mengidentifikasi bahan makanan apa

yang mengandung air dan berapa kandungan airnya.

Menu ketiga adalah cara mengatasi rasa haus. Pada menu ini akan

menampilkan beberapa gambar dan keterangan terkait cara mengatasi rasa haus.

Rasa haus akan meningkatkan psien dengan CHF untuk mengonsumsi cairan,

sehingga perlu dilakukan pembatasan dengan cara mengatasi rasa haus. Rasa haus

yang dialami dapat terjadi karena konsumsi bahan makanan/ minuman yang

mengandung diuretik salah satunya adalah teh. Teh memiliki zat yang bersifat

diuretik, dimana zat tersebut akan menyebabkan rasa haus (Anita & Novitasari,

2017). Teh merupakan minuman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia khususnya masyarakat Jawa. Sejalan dengan penelitian Wahyuni &

Jadmiko (2017), bahwa mayoritas pasien dengan gagal jantung di poli jantung

RSUP. Dr. Soeradji Klaten mengonsumsi air teh manis. Faktor lain yang
71

menyebabkan seseorang merasa haus diantaranya berupa iklim dan cuaca. Iklim

tropis dengan cuaca yang panas dapat menyebabkan tubuh mengatur suhu dengan

mengeluarkan keringat sehingga rasa haus meningkat. Selain itu, aktivitas fisik

yang berat juga dapat menyebabkan kelelahan dan rasa haus (Anita & Novitasari,

2017). Oleh karena itu, untuk mencegah pasien CHF merasa haus dan

meningkatkan asupan cairan harian, maka perlu menghindari konsumsi makanan /

minuman yang mengandung diuretik, beraktivitas fisik yang berat, dan berada di

lingkungan yang panas dan suhu yang tinggi.

Menu keempat adalah jumlah urine yang harus dikeluarkan. Hal ini

bertujuan agar cairan yang masuk dengan cairan yang keluar dari tubuh anda

seimbang. Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan

sehingga nanti akan muncul jumlah urin yang seharusnya dikeluarkan dalam

setiap harinya. Pada menu ini, akan dihitung secara otomatis oleh sistem jumlah

urin yang harus dikeluarkan berdasarkan berat badan. Sesuai dengan panduan

manajemen cairan pada penderita gagal jantung menurut PERKI (2020); Fauziah

dan Rubaiah (2020), target keluaran urin per hari yaitu 1cc x BB x 24jam urin.

Sejalan dengan penelitian (Minarti, 2018) salah satu masalah keperawatan pada

pasien CHF adalah kelebihan volume cairan sehingga intervensi keperawatannya

dalah manajemen cairan. Pada manajemen cairan, perlu dilakukan pengukuran

urine untuk menentukan output cairan. Hal ini dilakukan untuk mengukur

keseimbangan cairan pasien dari total intake cairan dan total output cairan pasien.

Menu kelima adalah pengukuran berat badan. Pada menu ini pengguna

dapat menuliskan berat badan sehingga nantinya akan muncul grafik berat badan

pada pengguna pada setiap bulan. Sesuai dengan panduan manajemen cairan pada
72

penderita gagal jantung menurut PERKI (2020); Fauziah dan Rubaiah (2020), jika

terjadi peningkatan berat badan yang cepat yaitu 2 kg dalam 2 hari atau lebih dari

2,5 kg dalam seminggu segera lapor dokter. Pemantauan berat badan harian

dilakukan di waktu yang sama, timbangan yang sama setiap hari dalam keadaan

perut kosong. Peningkatan berat badan yang drastis ini dapat disebabkan oleh

edema akibat kelebihan volume cairan. Sejalan dengan penelitian (Fikriana, 2018)

edema biasanya terjadi di kaki maupun abdomen. Terjadinya edema ini akan

menyebabkan berat badan penderita menjadi meningkat drastis karena terjadi

penumpukan cairan di dalam tubuhnya. Pemantauan berat badan ini tujuannya

adalah untuk memantau berat badan pengguna setiap bulannya. Sehingga

pengguna dapat dengan mudah melihat grafik berat badan setiap bulannya apakah

mengalami penurunan, penambahan atau berat badan konstan.

Menu keenam adalah catatan harian konsumsi cairan. Pada menu ini

pasien bisa menuliskan catatan harian apa saja yang akan dikonsumsi. Terdiri dari

menu cairan pada pagi, siang, dan malam hari. Sesuai dengan panduan

manajemen cairan pada penderita gagal jantung menurut PERKI (2020); Fauziah

dan Rubaiah (2020), konsumsi jumlah cairan yang sesuai dengan berat badan

setiap hari. Bisa dengan menggunakan botol/gelas yang sama agar perhitungan

akurat. Bisa menggunakan gelas ukur (bila tersedia). Membuat perencanaan

konsumsi cairan bisa dengan membagi pada jam makan pagi, siang, dan malam

hari. Sejalan dengan penelitian Putradana (2021) menunjukkan bahwa

pembatasan konsumsi cairan harian dapat meningkatkan perbaikan keseimbangan

cairan dan penurunan gejala dyspnea pada pasien gagal jantung kongestif. Tujuan

dari catatan harian konsumsi cairan adalah untuk memantau asupan cairan
73

pengguna pada pagi, siang, dan malam hari. Sehingga pada setiap makan,

pengguna dapat dengan mudah memantau berapa kebutuhan dan konsumsi cairan

di setiap jam makan.

6.2. Pembahasan Tahap II

6.2.1. Melakukan uji kelayakan pada aplikasi

Aplikasi edukasi presisi manajemen cairan dapat digunakan dalam

mengatasi masalah manajemen cairan yang dialami pasien CHF dengan

meningkatkan self care pasien. Dari hasil uji kelayakan aplikasi edukasi presisi

manajemen cairan pasien CHF didapatkan hasil akhir yaitu acceptable, sehingga

aplikasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan manajemen cairan

secara mandiri. Sesuai dengan Penelitian oleh Putradana (2021) menunjukkan

bahwa pemberian diet sodium dan pembatasan cairan dengan menggunakan

aplikasi android dapat memperbaiki keseimbangan cairan pada pasien CHF

(Putradana et al., 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2022)

menunjukkan bahwa pemberian edukasi melalui aplikasi Cardicraf dapat

membantu memonitoring self management program pasien CHF (Hardiyanti et al.,

2022). Penelitian yang dilakukan Abdurrachim (2020) menunjukkan bahwa

pembatasan konsumsi sodium dan melakukan keseimbangan cairan di rawat inap

dapat menurunkan kejadian sesak atau dyspnea pada pasien CHF (Abdurrachim &

Chairunnisa, 2021).

6.2.2. Analisis data uji kelayakan aplikasi

Penelitian yang dilakukan oleh Pranata (2021) menunjukkan bahwa

pemberian edukasi presisi dapat meningkatkan manajemen diri pasien diabetes

pada pasien dan keluarga (Pranata et al., 2021). Penggunaan edukasi presisi dapat
74

membantu pasien dan keluarga memahami dan mengaplikasikan manajemen

cairan saat di rumah sakit dan saat di rumah pasien masih bisa melakukannya.

Edukasi presisi yang dilakukan mencakup pemberian pengetahuan serta melatih

pasien dalam melakukan pembatasan cairan saat di rumah. Edukasi presisi juga

melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya sehingga keluarga dapat memantau

dan membantu serta mendorong pasien dalam melakukan pembatasan cairan.

Penelitian oleh Sholihah et al. (2022), menunjukkan aplikasi manajemen cairan

mandiri berbasis android dapat mempermudah pasien dalam mengontrol

konsumsi cairan sesuai dengan anjuran, selain itu pasien juga dapat melakukan

pengontrolan secara mandiri (self menejement) dengan mengoperasikan aplikasi

tersebut di ponsel masing-masing pasien. Humaidi (2020), mengemukakan bahwa

dengan manajemen cairan mandiri, pasien tidak lagi menjadi penerima pendidikan

yang pasif, akan tetapi mereka adalah penentu yang aktif dalam menentukan

kondisi kesehatannya, manajemen cairan mandiri merupakan media dimana

pasien dapat meningkatkan keterampilannya dalam mengatasi penyakit kronis

yang dialaminya secara mandiri. Penelitian-penelitian sebelumnya terkait

manajemen cairan mandiri pada pasien dengan gagal jantung memiliki hasil yang

positif dimana pasien lebih mudah dalam mengakses informasi yang diperlukan

terkait diet dan pembatasan cairan yang perlu dilakukan.

Kekurangan aplikasi berbasis android untuk manajemen cairan

mandiri adalah saat digunakan pada orang tua, dimana responden berusia 70 tahun

mengalami hambatan dalam penggunaanya dikarenakan adanya keterbatasan

kemampuan dalam mengoperasikan android. Solusinya adalah dengan dukungan

keluarga yang lebih mengerti mengenai pengoperasian ponsel dan aplikasi


75

berbasis android. Sejalan dengan penelitian Intan Saraswati et al. (2019),

kepatuhan pasien terhadap pembatasan cairan dipengaruhi beberapa faktor salah

satunya dukungan kelurga. Victoria et al. (2015), mengungkapkan bahwa keluarga

juga menjadi pendorong dalam usaha belajar untuk mengikuti perubahan dalam

kehidupan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kekurangan aplikasi berbasis

android berupa hambatan dalam penggunaan ponsel dan aplikasi android, maka

dukungan keluarga memiliki peran yang sangat penting. Keluarga akan membantu

pasien untuk memantau intake cairan dan output cairan sehingga keseimbangan

cairan pasien akan tercapai.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya menggunakan

minimal sampel tidak bisa menggunakan sampel secara maksimal. Kemudian

penelitian dengan menggunakan aplikasi berbasis android kurang efisien terhadap

responden khusus seperti lanjut usia berusia 70 tahun yang mengalami hambatan

dalam penggunaanya dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dalam

mengoperasikan android .
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan perhitungan kebutuhan

cairan, meghitung haluaran urin, melakukan pencatatan harian

pemasukan cairan, dan memantau berat badan harian dengan baik atau

benar didapatkan hasil tidak satupun pasien yang memenuhi kriteria.

Sedangkan pada kasus CHF, penting untuk melakukan manajemen

cairan secara mandiri. Peneliti telah merancang edukasi dan sarana

yang lebih mudah diakses melalui aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan pada CHF.

2. Hasil analisis kemampuan perawat ruang rawat inap jantung dalam

memberikan edukasi kepada pasien CHF sebatas untuk membatasi

intake minum agar tidak melebihi jumlah urine dalam 24 jam. Media

edukasi yang berisi informasi tentang penyakit gagal jantung dan

perawatannya juga telah tersedia di ruangan. Namun, materi edukasi

tentang manajemen cairan pada pasien CHF yang lebih rinci belum

tersedia.

3. Hasil dari FGD (Focus Group Discussion) dengan pasien, perawat,

dan dokter dalam manajemen cairan pasien CHF, didapatkan hasil 6

tema manajemen cairan terkait konsep cairan, cara menghitung

kebutuhan cairan pasien CHF, cara mengatasi haus, cara melakukan


76
77

pencatatan konsumsi cairan, menghitung haluaran urin harian dan

melakukan pemantauan berat badan.

7. Hasil dari diskusi pakar terkait aplikasi edukasi presisi manajemen

cairan didapatkan perlunya tersedia 6 tema manajemen cairan pada

aplikasi edukasi persisi terkait konsep cairan, cara menghitung

kebutuhan cairan pasien CHF, cara mengatasi haus, cara melakukan

pencatatan konsumsi cairan, menghitung haluaran urin harian dan

melakukan pemantauan berat badan.

8. Penyusunan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan didasarkan

pada hasil FGD dan diskusi pakar yaitu dengan 6 tema manajemen

cairan pada aplikasi edukasi persisi terkait konsep cairan, cara

menghitung kebutuhan cairan pasien CHF, cara mengatasi haus, cara

melakukan pencatatan konsumsi cairan, menghitung haluaran urin

harian dan melakukan pemantauan berat badan

9. Hasil dari uji kelayakan aplikasi edukasi presisi manajemen cairan

yaitu layak untuk digunakan dengan kondisi Acceptability Ranges

hasilnya acceptable. Grade Scale termasuk B. Adjective Rating: Worst

Imaginable hasilnya Excellent dan secara Percentiles hasilnya Baik.

7.2. Saran

1. Diharapkan pasien dengan CHF dapat menggunakan aplikasi edukasi

presisi manajemen cairan dengan konsisten dan mampu menerapkan

manajemen cairan dengan mandiri


78

2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian

kuasi eksperimen dan memodifikasi aplikasi edukasi presisi

manajemen cairan untuk bisa digunakan oleh lansia.

3. Diharapkan bagi pihak Rumah Sakit untuk dapat

mengimplementasikan penggunaan aplikasi edukasi presisi

manajemen cairan (setelah dilakukan uji ekspresimen sehingga layak

digunakan kepada pasien) sebagai bagian dari Discharge Planning

pasien rawat inap..


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachim, Rijanti, and Nana Chairunnisa. 2021. “The Role of Sodium Intake
and Liquid Balance to Overcoming Breathing Based on Respiration Rate
(RR) on Congestive Heart Failure (CHF) Patients.” Jurnal Gizi Dan Dietetik
Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) 8 (2): 93.
https://doi.org/10.21927/ijnd.2020.8(2).93-100.
Adiputra, Ni Made Sudarma, Ni Wayan Trisnadewi, Ni Putu Wiwik Oktaviani,
and Seri Asnawati Munthe. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Anggraeni, Anggun Rosalina, and Ani Syafriati. 2022. “Pengaruh Pemberian
Edukasi Manajemen Kesehatan Pasien Gagal Jantung Kongestif.” Jurnal
Ilmiah MUlti Science Kesehatan 14 (2): 126. https://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/.
Ani, Nur. 2018. Teori Model Keperawatan Besarta Aplikasinya Dalam
Keperawatan. Malang: Univesitas MUhammdiyah Malang.
Ardiana, Meitiy, and Andiantro. 2021. Buku Ajar Rehabilitasi Jantung Pada
Populasi Khusus. Pekalongan: PT Nasya Expanding Management.
Chrysohoou, Christina, Emmanouil Mantzouranis, Yannis Dimitroglou, Andreas
Mavroudis, and Kostas Tsioufis. 2022. “Fluid and Salt Balance and the Role
of Nutrition in Heart Failure.” Nutrients. MDPI.
https://doi.org/10.3390/nu14071386.
Dahlan, M.S. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.
Farhana, Arina Farhana, and Dian Hudiyawati. 2020. “Gambaran Self
Management Pada Pasien Gagal Jantung.” Universitas Muhammdiyah
SUrakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/82907.
Fauziah, Siti Hanifah Rahmawati, and Nyinyi Rubaiah. 2020. “Pengaturan Cairan
Pada Pasien Gagal Jantung Dewasa.” Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.
2020.
Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hardiyanti, Fina Catur, Dewi Rahmawati, Siti Iyah Fauziyah, Indah Mae Nur,
Trisna Nurhidayat, and Triyandi Algifari. 2022. “Pengaruh Pemberian
Edukasi Berbasis Digital Cardicraf Terhadap Tingkat Kepatuhan Monitoring
Self-Care Management Pasien Gagal Jantung The Effects of Digital-Based
Education Provision Cardicraf on the Level of Self-Care” 09 (3): 278–84.
Hendrastuti, Elisabeth Sri, Erliza Noor, Etty Riani, Evy Dhamayanti, Husin Alatas,
Irma Isnafia Arief, Mohamad Agus Setiadi, and Ni Wayan Kurniani Karja.
2021. Etika Penelitian Dan Publikasi Ilmiah. Bogor: Dewan Guru Institut

79
80

Pertanian Bogor.
Husnaniyah, Dedeh, Riyanto, and Kamsari. 2022. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Kemenkes RI. 2021. “Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Gagal Jantung.” Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil Kesehatan Indonesia
2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6.
Kesuma, Dorie P. 2021. “Penggunaan Metode System Usability Scale Untuk
Mengukur Aspek Usability Pada Media Pembelajaran Daring Di Universitas
XYZ.” Jurnal Tehnik Informatika Dan Komunikasi 8 (3): 1615–26.
http://jurnal.mdp.ac.id.
Khasanah, Suci, and Susanto Amin. 2020. “Analysis Of Factors Related To
Rehospitalization Events Of Congestive Heart Failure Patients.” PROFESI
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian 17 (2): 30–36.
Kusumastuti, Adhi, Ahmad Mustamil Khoiron, and Taofan Amil Akhmadi. 2020.
Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Lulu, Muhammad, Latif Usman, and Azrino Gustalika. 2022. “Pengujian
Validitas Dan Reliabilitas System Usability Scale (SUS) Untuk Perangkat
Smartphone.” Jurnal Ecotipe 9 (1): 19–24.
Marganingsih, Via, and Dian Hudiyawati. 2023. “Effect of Education Using
Booklet Media on Low Salt Diet Compliance and Fluid Restriction in
Congestive Heart Failure Patients.” Jurnal Berita Ilmu Keperawatan 16 (1).
PERKI. 2020. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung 2020. 2nd Ed. Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2020. Vol. 6. Jakarta Barat:
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonsesia.
Prabowo, Ridho Kunto, Wayunah, and Wulan Luqti Vaeli. 2022. “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rehospitalisasi Pada Pasien
Congestive Heart Failure ( CHF ).” Bima Nursing Journal 4 (1): 47–55.
Pranata, Satriya, Lin Chun Shing, Aric Vranada, Lee Ya Chun, and Yunie
Armiyati. 2021. “The Implementation of Precision Personalized Care to
Improve Diabetes Patients ’ Self-Management at Taipei Veteran General
Hospital : An Observational Study” 10 (3): 1304–7.
https://doi.org/10.15562/bmj.v10i3.2902.
Pranata, Satriya, Shu Fang Vivienne Wu, Javad Alizargar, Ju Han Liu, Shu Yuan
Liang, and Yu Ying Lu. 2021. “Precision Health Care Elements, Definitions,
and Strategies for Patients with Diabetes: A Literature Review.”
International Journal of Environmental Research and Public Health 18 (12):
1–14. https://doi.org/10.3390/ijerph18126535.
Pranata, Satriya, Shu Fang Vivienne Wu, Chun Hua Chu, and Khristophorus Heri
Nugroho. 2021. “Precision Health Care Strategies for Older Adults with
81

Diabetes in Indonesia: A Delphi Consensus Study.” Medical Journal of


Indonesia 30 (3): 221–27. https://doi.org/10.13181/mji.oa.215525.
Prastitin, Wiwien D, and Susatyo Yuwono. 2018. Psikologi Eksperimen : Konsep,
Teori, Dan Aplikasi. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Putradana, Agus, Muh. Mardiyono, and Nana Rochana. 2021. “Pengaruh Diet
Sodium Dan Pembatasan Cairan Berbasis Aplikasi Android Terhadap
Keseimbangan Cairan Dan Dyspnea Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
(CHF).” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) 5 (1).
https://doi.org/10.36312/jisip.v5i1.1768.
Putri, Ariwati Anggita, and Dian Hudiyawati. 2022. “Relationship between Heart
Failure Treatment and Self-Management Compliance in Congestive Heart
Failure Patients.” Jurnal Berita Ilmu Keperawatan 15 (2): 224–30.
Riskesdas. 2018. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Saelan, Dzurriyatun Toyyibah, Galih Setia Adi, and Budi Prasetyo. 2021.
“Pelaksanaan Self Management Terhadap Perilaku Perawatan Diri Pada
Pasien Gagal Jantung Di Desa Plesungan.” Wiraradja Medika : Jurnal
Kesehatan 11 (2): 49–55. https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FIK.
Saputro, Budiono. 2021. Best Practice Penelitian Pengembangan (Research and
Development) Bidang Manajemen Pendidikan IPA. Lamongan: Academica
Publication.
Widuri. 2022. Buku Ajar Falsafah Dan Teori Keperawatan. Kediri: Lembaga
Chakra Brahmanda Lentera.
82

LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Layak Etik dan Surat Izin Melaksanakan Penelitian
83
84

Lampiran 2. Lembar Permohonan dan Persetujuan menjadi Responden


85
86

Lampiran 3. Instrumen Penilaian Manajemen Cairan

INSTRUMEN PENILIAN MANAJEMEN CAIRAN


PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)

Petunjuk :
Jawabnya Pertanyaan dibawah ini sesuai dengan yang Anda ketahui :
No. Pertanyaan Jawaban
1 Sebutkan 6 bentuk produk yang dikatakan cairan
2 Silahkan Anda hitung kebutuhan cairan Anda setiap
harinya. Tulis lengkap dengan perhitungannya.
3 Hitung perkiraan jumlah urin yang harus Anda
keluarkan setiap harinya. Tulis lengkap dengan
perhitungannya
4 Buatlah catatan harian konsumsi cairan Anda saat Silahkan dijawab
dirumah di lembar berbeda
5 Bagaimana cara mengatasi haus ?
6 Dalam melakukan pemantauan berat badan berapa
jumlah penambahan berat badan yang dikatakan
bermasalah ?

Jumlah total skor = …….


Petunjuk Penilaian Kuesioner
No. Pertanyaan Salah nilai 0 Kurang Tepat Betul nilai 2
nilai 1
1 Sebutkan 6 bentuk produk Menyebutkan Menyebutkan Menyebutka
yang dikatakan cairan ≤ dari 3 4 atau 5 n 6 produk
Jawaban : air, es batu, susu, produk produk
jus, minuman berkemasan,
kopi, teh, susu, krim, sup,
jelly, es krim, sari buah, dan
kuah
2 Silahkan Anda hitung Tidak Menuliskan Menuliskan
kebutuhan cairan Anda menuliskan rumus dan rumus dan
setiap harinya. Tulis rumus dan salah dalam betul dalam
lengkap dengan tidak perhitungan perhitungan
perhitungannya. menghitung
Jawaban : Perhitungan
kebutuhan cairan yaitu :
wanita (25cc/kgBB/hari)
dan pria (30cc/kgBB/hari).
3 Hitung perkiraan jumlah Tidak Menuliskan Menuliskan
urin yang harus Anda menuliskan rumus dan rumus dan
keluarkan setiap harinya. rumus dan salah dalam betul dalam
Tulis lengkap dengan tidak perhitungan perhitungan
perhitungannya menghitung
Jawaban : Rumus target
87

keluaran urin per hari


yaitu > 1cc x BB x 24jam
urin.
4 Buatlah catatan harian Tidak bisa Membuat Membuat
konsumsi cairan Anda saat membuat tapi tidak secara rinci
dirumah. jelas dan dan jelas
Jawaban : Membuat contoh rinci
konsumsi harian saat
dirumah yang berisi
makanan dan minimum
5 Bagaimana cara mengatasi Menjawab 1 Menjawab 2 Menjawab 3
haus ? benar benar benar
Jawaban :
a. Menyikat gigi lebih
sering atau bilas mulut
dengan air, tetapi
jangan ditelan.
b. Tambahkan lemon atau
jeruk limau pada air
atau es yang anda
minum.
c. Kunyah permen asam,
permen karet, potongan
lemon, atau
menyemprotkan
penyegar tenggorokan
rasa mint untuk
mencegah mulut kering.
d. Konsumsi buah atau
sayuran yang
dibekukan.
6 Dalam melakukan Tidak Hanya Jawaban
pemantauan berat badan menjawab menjawab betul
berapa jumlah penambahan sama sekali salah satu
berat badan yang dikatakan dari 2
bermasalah ? jawaban
Jawaban :
Lebih dari 2,5 kg dalam 1
minggu atau 2 kg dalam 1
hari
Skor Total minimal 0 dan maksimal 18.
Hasil hitung (menunggu uji validitas dan reliabilitas)
Kurang : X < M-1SD
Cukup : M-1SD ≤ M+1SD
Baik : M+1SD
88

Lampiran 4. Instrumen Data Dasar dan Kuesioner Manajemen Cairan

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN MANAJEMEN CAIRAN


PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)

1. Data Dasar Responden


Nama Responden : (insial)

Umur Responden : (tahun)

Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)

Lama Menderita CHF : (tahun)

Penyakit kronis lain : (sebutkan jika ada)

Tekanan Darah : mmHg

2. Kuesioner Manajemen Cairan


Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan Anda
No. Pertanyaan Jawaban
1 Sebutkan 6 jenis makanan/ minuman yang
termasuk produk cairan
2 Silahkan Anda membuat perhitungan
kebutuhan cairan setiap harinya
(jika mampu tulis lengkap dengan
rumusnya)
3 Silakan Anda membuat perhitungan
perkiraan jumlah urin yang harus
dikeluarkan setiap harinya
(jika mampu tulis lengkap dengan
rumusnya)
4 Silakan Anda membuat contoh catatan
harian tentang konsumsi cairan saat di
rumah
5 Sebutkan beberapa cara yang dapat Anda
kerjakan untuk menghilangkan rasa haus
6 Menurut pengetahuan Anda, berapa Kg
penambahan Berat Badan (dalam minggu
dan dalam hari) yang termasuk dalam
kategori bermasalah
89

Lampiran 5. Panduan FGD

PANDUAN FGD
1. Latar Belakang
Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus merupakan
suatu metode pengumpulan data yang berfokus pada kelompok. Suatu metode
dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dimana sekelompok orang
berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik tertentu di pandu oleh
seorang fasilitator atau moderator (Indrizal, 2013). Data atau informasi yang
diperoleh melalui teknik ini, selain merupakan informasi kelompok, juga
merupakan suatu pendapat dan keputusan kelompok tersebut. Keunggulan
penggunaan metode FGD adalah memberikan data yang lebih kaya dan
memberikan nilai tambah pada data yang tidak diperoleh ketika menggunakan
metode pengumpulan data lainnya (Melyndha, Astriend. 2013).
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan diskusi selama 60 menit diharapkan peserta diskusi
memperoleh masukan maupun informasi mengenai sejauh mana rencana
inovasi berupa aplikasi manajemen cairan pada pasien CHF
2.2 Tujuan Khusus
1) Menganalisis trend dan issue kasus CHF
2) Melakukan FGD dan diskusi pakar terkait pengaruh aplikasi
manajemen cairan
3) Membuat apikasi terkait manajemen cairan pada CHF berbasis
android
3. Rencana kegiatan
1.1 Nama kegiatan
Focus Group Disscussion (FGD)
1.2 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan FGD ini yaitu diskusi terarah
yang dimpimpin oleh seorang fasilitator yang terdiri dari persiapan, proses
dan penutup FGD. Permulaan diskusi yaitu (1) pembukaan (2) memaparkan
singkat topik yang akan dibahas (overview) (3) membacakan aturan umum
90

diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal lain yang akan membuat
diskusi berjalan mulus) (4) mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan
awal diskusi.
1.3 Sasaran
Pelaksanaan FGD ini dilakukan dua kali yaitu:
1. FGD 1 : 2 orang Perawat Penanggung Jawab Asuhan
2. FGD 2 : Diskusi pakar dengan Dosen Spesialis Keperawatan
Medikal Bedah konsentrasi Kardiovaskuler
1.4 Waktu dan tempat
Hari/tanggal : 27 Juni 2023
Waktu : Jam 10.00 - 12.00
Tempat : Ruang Perpustakaan KSM Kedokteran Jantung dan
Pembuluh Darah
1.5 Setting tempat

1.6 Media dan alat pendukung


1. LCD proyektor
2. Alat tulis
3. PPT
4. Proses kegiatan
91

No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


1. 0 Tim fasilitator di lokasi ruang diskusi -
2. 15’ Persiapan ruangan -
3. 15’ Pembukaan FGD 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Memperhatikan
2. Sambutan dari fasilitator dan dengan seksama
perkenalan 3. Merespon
3. Meminta peserta memperkenalkan diri pertanyaan dengan
4. penjelasan mengenai prosedur, tujuan, baik
dan lamanya diskusi
5. Fasilitator memaparkan issue strategis
4. 60’ Pelaksanaan FGD Peserta berdiskusi
1. Fasilitator mengajukan pertanyaan dan mendengarkan
terbuka kepada peserta peserta dan dengan baik
mendorong terjadinya diskusi.
2. Mencatat hasil diskusi
3. Di akhir diskusi menjelaskan
pelaksanaan aplikasi
5. 10’ Penutup Peserta
1. Penyampaian bahwa acara akan segera mendengarkan x
berakhir dari fasilitator Menjawab salam
2. Fasilitator menyampaikan kesimpulan
dari kegiatan yang dilakukan
3. Penyampaian rasa terimakasih kepada
peserta x Penutupan

PENJELASAN :
a. Persiapan sebelum kegiatan FGD
1. Peneliti datang tepat waktu sebelum peserta (undangan) tiba dan membina
hubungan saling percaya dengan audience lainnya.
2. Peneliti dan audience duduk melingkar bersama-sama
3. Peneliti mengusahakan tidak melakukan interupsi dan menggiring
opininya untuk mempengaruhi audience lainnya
b. Pembukaan FGD
1. Sambutan
2. Menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang
sedang dilakukan.
3. Menjelaskan prosedur pertemuan dan perkenalan Catatan: kerahasiaan
dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja, peserta tidak perlu
menunggu untuk dimintai pendapat, silahkan berbicara satu per satu
92

sehingga bisa direkam dan tata tertib lainnya untuk kelancaran


pertemuan.)
4. Perkenalkan diri
5. Penjelasan mengenai ketentuan pertemuan. Catatan: Penjelasan bahwa
pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan memberikan ceramah
kepada peserta dan tekankan bahwa peneliti ingin belajar dari peserta.
Tekankan juga bahwa pendapat dari semua peserta sangat penting
sehingga diharapkan semua peserta dapat mengeluarkan pendapatnya.
Sampaikan bahwa oleh karena itu peneliti akan mengemukakan sejumlah
pertanyaan yang sudah dipersiapakan sebelumnya.
6. Memulai pertemuan dengan mengajukan pertanyaan. Catatan: pertanyaaan
bersifat umum yang tidak berkaitan dengan masalah atau topik diskusi.
Setelah itu proses itu dilalui, barulah mulai memandu pernyataan dengan
menggunakan acuan panduan yang sudah disediakan.
c. Penutupan FGD
1. Penyampaian bahwa acara akan segera berakhir
2. Peneliti menyampaikan kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.
3. Penyampaian rasa terimakasih kepada peserta
4. Penutup
d. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1.1 Media yang digunakan dalam pemaparan proyek inovasi semua
lengkap dan dapat digunakan.
1.2 Materi yang akan didiskusikan mudah dipahami.
1.3 Melakukan kontrak waktu dengan peserta FGD 3 hari sebelumnya.
1.4 Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan
2. Evaluasi proses
2.1 Peserta hadir sesuai dengan yang ditargetkan
2.2 Proses FGD berjalan dengan lancar dan peserta FGD dapat
memahami dan mampu mendiskusikan materi/topik yang dibahas
2.3 Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan memperlihatkan
ketertarikan terhadap topik diskusi
93

2.4 Peserta aktif berdiskusi satu sama lain


2.5 Peserta tidak melakukan isyarat komunikasi nonverbal (cara duduk,
gerak tangan, kebosanan, suara dan kecemasan)
2.6 Peserta dapat menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan terbuka
terhadap pendapat, saran, dan perubahan yang terjadi
2.7 Kegiatan berlangsung tepat waktu
2.8 Peserta aktif bertanya
3. Evaluasi hasil Undangan yang melakukan diskusi mengerti dan
berpartisipasi aktif terhadap topik yang telah didiskusikan
4. Pedoman Wawancara
Masalah : periode bulan Januari sampai Juni 2023 sejumlah 346 pasien.
Pasien dengan diagnosa medis Left Ventricural Failure 23 pasien dan
Hearth Failure unspecified sejumlah 11 pasien. Hasil telaah 35 rekam
medis pasien yang sudah diijinkan pulang, dari resume medis yang
diberikan pasien saat pulang didapatkan data bahwa pasien diberikan
leaflet edukasi tentang penyakit gagal jantung secara umum, belum ada
media edukasi yang berisikan informasi tentang manajemen cairan pasien
CHF saat perawatan di rumah. Tujuan :
1. FGD 1 : Forum Perawat Penanggung Jawab Pasien: menggali layanan
aplikasi yang bisa digunakan untuk tatalaksana manajemen cairan
pasien CHF.
2. FGD 2 : Meminta masukan dari para ahli. Pedoman wawancara dalam
melakukan FGD dengan para ahli antara lain :
1) Evaluasi aplikasi yang sudah dibuat
2) Hambatan dalam pelaksanaan program
3) Pengembangan aplikasi manajemen cairan
94

Lampiran 6. Kuesioner SUS

No Pertanyaan Jawaban
Sangat Tidak Ragu- Setuj Sangat
Tidak Setuju Ragu u (4) Setuju
Setuju (2) (3) (5)
(1)
1 Saya berpikir akan
menggunakan sistem ini lagi
2 Saya merasa sistem ini rumit
untuk digunakan
3 Saya merasa sistem ini
mudah digunakan
4 Saya membutuhkan bantuan
dari orang lain atau teknisi
dalam menggunakan sistem
ini
5 Saya merasa fitur-fitur
sistem ini berjalan dengan
semestinya
6 Saya merasa ada banyak hal
yang tidak konsisten (tidak
serasi pada sistem ini)
7 Saya merasa orang lain akan
memahami cara
menggunakan sistem ini
dengan cepat
8 Saya merasa sistem ini
membingungkan
9 Saya merasa tidak ada
hambatan dalam
menggunakan sistem ini
10 Saya perlu membiasakan diri
terlebih dahulu sebelum
menggunakan sistem ini
95

Lampiran 7. Hasil Data

1. Kuesioner Kemampuan Manajemen Cairan

0 tidak 1 2
bisa menjawab menjaw
menjawab tidak tepat ab tepat
Pertanyaa Pertanyaa Pertany Pertanya Pertany Pertanyaan
n1 n2 aan 3 an 4 aan 5 6
KO
N konsep
DE
O cairan mengukur jumlah catatan cara pemantaua T
PS
atau kebutuhan haluaran harian mengat n BB ot
produk cairan urin cairan asi haus bermasalah al
1 BI 1 0 0 0 0 0 1
2 SH 2 0 0 0 0 0 2
3 SI 2 0 0 0 1 0 3
4 AB 2 0 0 0 1 0 3
5 BA 2 1 0 0 1 1 5
6 KI 1 0 0 1 1 0 3
7 SM 1 1 0 1 0 0 3
8 CD 1 1 0 1 0 0 3
9 HS 1 0 0 0 0 0 1
10 SN 2 1 1 0 0 0 4
11 MH 2 1 0 0 1 0 4
12 EF 2 1 0 0 1 0 4
13 IH 2 1 0 0 1 0 4
14 AL 2 1 0 0 1 0 4
15 KH 2 0 0 0 0 0 2
16 GH 2 0 0 0 0 0 2
17 SU 1 0 0 0 0 0 1
18 WH 1 0 0 0 0 0 1
19 MS 1 0 0 0 0 0 1
20 IJ 1 0 0 0 0 0 1
21 IS 2 1 0 0 1 0 4
22 PW 2 1 1 1 1 0 6
23 PS 2 1 1 1 1 0 6
24 KL 2 1 1 1 1 0 6
25 SW 1 0 0 0 0 0 1
26 DN 2 1 0 0 2 0 5
27 SY 2 1 1 1 2 0 7
28 MN 2 1 1 1 2 0 7
29 DO 2 0 0 0 1 0 3
30 OP 2 0 0 0 1 0 3
96

2. Hasil Data Kuesioner SUS

akhi
s s s s s s s s s s h r
R o n o n o n o n o n o n o n o n o n o n as (Ju
e a il a il a il a il a il a il a il a il a il al il il mal
s l a l a l a l a l a l a l a l a l a 1 a * h/N
p 1 i 2 i 3 i 4 i 5 i 6 i 7 i 8 i 9 i 0 i 2 )

3
1 5 4 2 3 4 3 2 3 4 3 1 4 5 4 1 4 4 3 3 2 3 82,5
3
2 5 4 1 4 5 4 1 4 5 4 2 3 4 3 1 4 4 3 2 3 6 90
2
3 4 3 3 2 3 2 4 1 4 3 1 4 4 3 2 3 3 2 2 3 6 65
2
4 5 4 3 2 3 2 3 2 5 4 1 4 3 2 2 3 3 2 2 3 8 70
3
5 4 3 2 3 4 3 2 3 5 4 1 4 4 3 2 3 4 3 2 3 2 80
3
6 5 4 1 4 4 3 1 4 5 4 2 3 4 3 2 3 5 4 2 3 5 87,5
3
7 5 4 1 4 5 4 1 4 5 4 1 4 4 3 2 3 5 4 2 3 7 92,5
3
8 5 4 1 4 4 3 1 4 5 4 2 3 4 3 2 3 5 4 2 3 5 87,5
3
9 5 4 1 4 5 4 1 4 5 4 1 4 4 3 1 4 5 4 2 3 8 95
1 2
0 4 3 2 3 3 2 3 2 4 3 1 4 4 3 2 3 3 2 2 3 8 70
1 3
1 5 4 1 4 5 4 1 4 5 4 2 3 5 4 2 3 5 4 1 4 8 95
1 3
2 5 4 1 4 4 3 1 4 5 4 2 3 5 4 1 4 5 4 2 3 7 92,5
1 3
3 5 4 1 4 5 4 1 4 5 4 2 3 5 4 2 3 5 4 1 4 8 95
1 3
4 4 3 2 3 4 3 1 4 5 4 1 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 82,5
1 3
5 4 3 3 2 4 3 2 3 5 4 1 4 4 3 2 3 4 3 1 4 2 80
126
5
84,3
333
3
97

Lampiran 8. Hasil SPSS

1. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 15 50.0 50.0 50.0

Perempuan 15 50.0 50.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jenis CHF

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid CHF Tipe 2 3 10.0 10.0 10.0

CHF Tipe 3 17 56.7 56.7 66.7

CHF Tipe 4 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Penyakit Lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bronkitis 1 3.3 3.3 3.3

Kronik Liver Disease 1 3.3 3.3 6.7

Dilatasi Kardiomiopati 1 3.3 3.3 10.0

Diabates Mellitus Tipe 2 11 36.7 36.7 46.7

Ecocarditis 1 3.3 3.3 50.0

Geriatri Sindrom 1 3.3 3.3 53.3

Ischemic Hearth Disease 2 6.7 6.7 60.0

Mitral Regurgitation 3 10.0 10.0 70.0

Multiple Sklerosis 1 3.3 3.3 73.3

Tanpa Penyakit Penyerta 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 30 23 77 53.27 10.935

Lama Sakit 30 1 15 4.17 3.733

Valid N (listwise) 30
98

2. Karakteristik Responden Kedua

Jenis Kelamin R2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 8 53.3 53.3 53.3

Perempuan 7 46.7 46.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Jenis CHF R2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid CHF Tipe 2 2 13.3 13.3 13.3

CHF Tipe 3 7 46.7 46.7 60.0

CHF Tipe 4 6 40.0 40.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

Penyakit Lain R2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dilatasi Kardiomiopati 1 6.7 6.7 6.7

DM Tipe 2 3 20.0 20.0 26.7

Ecocarditis 2 13.3 13.3 40.0

Iskemik Heart Disease 3 20.0 20.0 60.0

Mitral Regurgitation 1 6.7 6.7 66.7

Multipel Sklerosis 2 13.3 13.3 80.0

Tanpa Penyakit Penyerta 3 20.0 20.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UmurR2 15 26 70 49.27 10.833

Lama Sakir R2 15 1 8 3.40 2.414

Valid N (listwise) 15
99

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Correlations

Konsep Kebutuhan Haluaran Catatan Mengatasi Pemantauan Total


cairan cairan urin harian haus BB Hasil

Konsep Pearson
1 .424* .354 -.053 .617** .a .669**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .055 .780 .000 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Kebutuhan Pearson
.424* 1 .500** .452* .513** .a .801**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .005 .012 .004 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Haluaran Pearson
.354 .500** 1 .641** .385* .a .728**
urin Correlation

Sig. (2-tailed) .055 .005 .000 .036 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Catatan Pearson
-.053 .452* .641** 1 .309 .a .590**
harian Correlation

Sig. (2-tailed) .780 .012 .000 .096 . .001

N 30 30 30 30 30 30 30

Mengatasi Pearson
.617** .513** .385* .309 1 .a .821**
haus Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .036 .096 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Pemantauan Pearson
.a .a .a .a .a .a .a
BB Correlation

Sig. (2-tailed) . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30

Total Hasil Pearson


.669** .801** .728** .590** .821** .a 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .

N 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05


level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01


100

Correlations

Konsep Kebutuhan Haluaran Catatan Mengatasi Pemantauan Total


cairan cairan urin harian haus BB Hasil

Konsep Pearson
1 .424* .354 -.053 .617** .a .669**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .055 .780 .000 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Kebutuhan Pearson
.424* 1 .500** .452* .513** .a .801**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .005 .012 .004 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Haluaran Pearson
.354 .500** 1 .641** .385* .a .728**
urin Correlation

Sig. (2-tailed) .055 .005 .000 .036 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Catatan Pearson
-.053 .452* .641** 1 .309 .a .590**
harian Correlation

Sig. (2-tailed) .780 .012 .000 .096 . .001

N 30 30 30 30 30 30 30

Mengatasi Pearson
.617** .513** .385* .309 1 .a .821**
haus Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .036 .096 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Pemantauan Pearson
.a .a .a .a .a .a .a
BB Correlation

Sig. (2-tailed) . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30

Total Hasil Pearson


.669** .801** .728** .590** .821** .a 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .

N 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05


level (2-tailed).

level (2-tailed).

a. Cannot be computed because at least one of the


101

Correlations

Konsep Kebutuhan Haluaran Catatan Mengatasi Pemantauan Total


cairan cairan urin harian haus BB Hasil

Konsep Pearson
1 .424* .354 -.053 .617** .a .669**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .055 .780 .000 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Kebutuhan Pearson
.424* 1 .500** .452* .513** .a .801**
cairan Correlation

Sig. (2-tailed) .019 .005 .012 .004 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Haluaran Pearson
.354 .500** 1 .641** .385* .a .728**
urin Correlation

Sig. (2-tailed) .055 .005 .000 .036 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Catatan Pearson
-.053 .452* .641** 1 .309 .a .590**
harian Correlation

Sig. (2-tailed) .780 .012 .000 .096 . .001

N 30 30 30 30 30 30 30

Mengatasi Pearson
.617** .513** .385* .309 1 .a .821**
haus Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .036 .096 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30

Pemantauan Pearson
.a .a .a .a .a .a .a
BB Correlation

Sig. (2-tailed) . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30

Total Hasil Pearson


.669** .801** .728** .590** .821** .a 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .

N 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05


level (2-tailed).

variables is constant.
102

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.742 6

Item-Total Statistics

Corrected Item-
Scale Mean if Scale Variance Total Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

Konsep cairan 1.63 2.447 .475 .707

Kebutuhan cairan 2.80 2.166 .645 .653

Haluaran urin 3.10 2.438 .619 .672

Catatan harian 3.03 2.585 .416 .723

Mengatasi haus 2.63 1.826 .631 .664

Pemantauan BB 3.30 3.390 .000 .773


103

4. Hasil Kemampuan Manajemen Cairan Peritem Pertanyaan

Konsep cairan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 10 33.3 33.3 33.3

2 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kebutuhan cairan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 15 50.0 50.0 50.0

1 15 50.0 50.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Haluaran urin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 24 80.0 80.0 80.0

1 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Catatan harian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 22 73.3 73.3 73.3

1 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Mengatasi haus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 13 43.3 43.3 43.3

1 14 46.7 46.7 90.0

2 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pemantauan BB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 30 100.0 100.0 100.0


104

5. Kemampuan Pasien CHF Melakukan Manajemen Cairan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Total Hasil 30 1 7 3.30 1.841

Valid N (listwise) 30

Hasil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 7 23.3 23.3 23.3

cukup 21 70.0 70.0 93.3

baik 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0


105

Lampiran 9. Petunjuk Penggunaan Aplikasi Edukasi

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI


EDUKASI PRESISI MANAJEMEN CAIRAN
PADA PASIEN CONGESTIF HEARTH FAILURE (CHF)

1. Halaman Login
Halaman login adalah halaman yang akan digunakan oleh pengguna saat
akan menggunakan aplikasi. Setiap pengguna diwajibkan untuk
melakukan login untuk dapat mengakses menu utama. Jika pengguna
belum memiliki akun, maka pengguna akan diminta untuk membuat akun
terlebih dahulu di menu Register.

Gambar 1. Halaman Login


2. Halaman Register
Halaman register adalah halaman yang digunakan pengguna untuk
membuat akun baru. Akun ini yang akan menjadikan pengguna memiliki
akses pada menu utama aplikasi. Setelah pengguna membuat akun baru,
pengguna akan diarahkan ke halaman Login kembali.

Gambar 2. Halaman Register


106

3. Halaman Dashboard
Halaman dashboard ini berisi menu-menu utama yang ada pada aplikasi.
Ketika pengguna sudah berhasil melakukan login, pengguna akan
disajikan semua menu utama aplikasi.

Gambar 3. Halaman Dashboard


Menu utama ini terdiri dari beberapa hal, seperti yang disajikan sebagai
berikut:
3.1. Edukasi Presisi

Gambar 4. Halaman Edukasi Presisi


Pada menu ini berisi edukasi yang akan dibaca oleh pengguna, dengan
isi sebagai berikut:
• Manajemen Cairan pada Pasien Gagal Jantung.
• Daftar Makanan Yang Mengandung Cairan.
107

No. Tampilan Keterangan


1. Pada menu ini akan disajikan
edukasi mengenai cara
memanajemen cairan yang baik dan
benar pada pasien penderita gagal
jantung. Ada beberapa hal yang
harus dilakukan untuk
memanajemen cairan pada tubuh.

2. Pada menu ini akan disajikan


edukasi mengenai daftar makanan
yang mengandung cairan, sehingga
mempermudah pasien dalam
memanajemen cairan tubuh. Ketika
pengguna menekan salah satu
makanan, maka akan ditampilkan
penjelasan mengenai makanan
tersebut.

3.2. Halaman Target Input Cairan


Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan
dan jenis kelamin. Setelah pengguna memasukkan berat badan dan
jenis kelamin maka akan muncul jumlah cairan yang dapat dikonsumsi
oleh pengguna

Gambar 5. Halaman Target Input Cairan


108

3.3. Halaman Target Output Cairan


Target Output Cairan:
Pada menu ini pengguna akan diminta untuk memasukkan berat badan.
Setelah pengguna memasukkan berat badan maka akan muncul jumlah
urin yang diperkirakan dikeluarkan oleh pasien dalam 24 jam.

Gambar 6. Halaman Target Output Cairan


3.4. Halaman Monitoring Berat Badan
Pada menu ini pengguna dapat melihat hasil pengukuran berat badan
setiap hari disertai grafik berat badan pengguna pada setiap minggu).
Kemudian akan terdapat “tanda alert” jika ada penambahan BB lebih
dari 2,5 Kg/minggu. Lalu jika pengguna ingin mengisi data
pengukuran baru maka pengguna perlu menekan tombol input.
No. Tampilan Keterangan
1. Form Monitoring Berat
Badan:
Ketika pengguna
menekan tombol input di
halaman sebelumnya,
maka pengguna akan
diperlihatkan form untuk
mengisi data pengukuran
terbaru. Form tersebut
terdiri dari tanggal
pengukuran dan hasil
pengukuran (BB) dalam
Kg. Setelah diisi, maka
pengguna akan diarahkan
ke halaman sebelumnya
109

3.5. Halaman Mengatasi Rasa Haus


Pada menu ini, pengguna akan diperlihatkan materi edukasi tentang
cara mengatasi rasa haus.

Gambar 7. Halaman Mengatasi Rasa Haus


3.6. Halaman Catatan Harian Input dan Output Cairan
Pada menu ini pengguna memasukkan data volume cairan yang
diminum, perkiraan jumlah air dalam kuah sayuran dan buah yang
dikonsumsi, jumlah output urin (urine tampung) dalam 24, Berat
Badan sehingga nanti akan muncul tabel BALANCE CAIRAN dalam
24 jam. Dalam menu ini terdapat beberapa halaman, yaitu:
1) Halaman Total Output Cairan
2) Halaman Input Cairan (Pagi)
3) Halaman Input Cairan (Siang)
4) Halaman Input Cairan (Malam)
No. Tampilan Keterangan
1 Total Input Cairan:
Pada menu ini, pengguna akan
memasukkan data total cairan yang
telah dikeluarkan tubuh selama 24
jam.
110

No. Tampilan Keterangan


2. Total Input Cairan (Pagi):
Pada menu ini, pengguna akan
memasukkan data total cairan yang
dikonsumsi pada pagi hari.

3. Total Input Cairan (Pagi):


Pada menu ini, pengguna akan
memasukkan data total cairan yang
dikonsumsi pada siang hari.

4. Total Input Cairan (Pagi):


Pada menu ini, pengguna akan
memasukkan data total cairan yang
dikonsumsi pada malam hari.

Anda mungkin juga menyukai