Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. NAMA MAHASISWA : IKA YULIANI


B. DOSEN PENGAMPU : Dr. ZUHDYAH, M.Ag
C. Judul Modul : AQIDAH AKHLAK
D. Kegiatan Belajar :SUMBER TERBENTUKNYA AKHLAK DAN IMPLEMENTASINYA
(KB 2)

E. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa istilah Akhlak Al- Karimah
dan definisi) di modul bidang Pada dasarnya Akhlak al-karimah adalah tingkah laku atau
studi cara bertindak dan berperilaku yang dominan dalam diri
seseorang secara sadar sepenuhnya, tanpa ada rencana atau
motivasi dari pihak manapun. Akhlak dalam bahasa arab yang
berarti budi pekerti, hakikat, tingkah laku, budi pekerti atau
budi pekerti.
Pengertian akhlak menurut para ahli berikut ini:
a. Miskawaih, Thadzib al-Akhlaq, akhlak adalah kondisi jiwa
yang mendorong perbuatan tanpa pertimbangan tambahan.
b. Al-Ghazali, Ihya Ulum ad-Din/Rubuu' al-Muhlikat, Akhlak
adalah gambaran keadaan batin ditinjau dari sifat-sifat yang
mendarah daging yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu dengan sederhana dan sederhana tanpa banyak
berpikir.
c. Prof. Dr. Ahmad Amin, Kitab al-Akhlaq, akhlak adalah
kemauan yang dilakukan, bukan perbuatan yang tidak
disertai kemauan. Seperti pernapasan, detak jantung,
berkedip dan banyak lagi.
Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa ada tiga kekuatan dalam
jiwa manusia yang sangat penting dalam membentuk karakter
seseorang.
Kisi-kisi penilaian amal shalih sebenarnya sudah
disampaiakan dalam ajaran Islam yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad Saw., yakni amal yang dibingkai dengan iman;
diawali rencana yang matang dan tawakkal, niat yang ikhlas,
dikerjakan dengan sabar dan atau syukur, serta akhirnya dapat
menerima (ridha) hasilnya sebagai bagian dari takdir Allah Sw
Lawan dari Quwwah al-Ilm adalah kelemahan atau
ketidaktahuan terhadap ilmu, yang terbagi menjadi dua konsep,
yaitu:
a) radzilah al-khibb terdiri dari ad-dahaa (tertipu) dan al-
jarbazah (pemikiran lemah). Logikanya kurang rasional
atau lugas, oleh karena itu ketika mengambil kesimpulan
sering kali tidak benar, apa yang dikatakan baik, ternyata
buruk, atau sebaliknya.
b) radzilah al-balah terdiri dari tiga hal; Pertama,
kebodohan karena kurangnya pengalaman belajar,
kedua, kebodohan karena terlahir idiot, dan ketiga,
kebodohan karena kehilangan akal atau menjadi gila.
Quwwah al-Ghadhab adalah dorongan manusia untuk
meninggalkan apa yang tidak disukainya dan memperoleh
kesenangan yang bersifat abstrak dan batin. Sifat itu merupakan
sumber akhlak yang mulia dan mengedepankan keutamaan,
yakni karakter syaja’ah (keberanian).
Quwwah al-Ghadhab, juga dapat mendorong seseorang
untuk melakukan perbuatan buruk, seperti at-Tahawwur
(artinya berani berbuat tidak pantas) dan al-Jubn (pengecut),
rasa takut yang berlebihan untuk melindungi diri dari berbagai
permasalahan dalam hidup.
Al-Quwwah asy-Syahwah adalah kekuatan yang terdapat
pada diri manusia yang mengarahkan aktivitasnya pada
kesenangan-kesenangan semu yang diilhami oleh panca indera,
seperti: mencari makan dan minum, mencintai lawan jenis, dan
lain-lain. Quwwah asy Syahwah yang baik disebut dengan al-
iffah, yaitu kemampuan menahan diri dari hal-hal yang
diharamkan Allah SWT. atau dengan kata lain orang yang
sabar adalah ketaatannya tanpa syarat kepada Allah SWT. dan
menunaikan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan jalan-
Nya, padahal (nafsu) jiwanya rindu untuk melanggarnya.
Berikut ini adalah sifat-sifat terpuji yang timbul dari sifat
“Iffah” :
a. Haya', sifat malu menolak perbuatan yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT. dan di sisi lain rasa malu karena
melakukan apa yang dilarang oleh-Nya.
b. Qana'ah adalah penerimaan atau perasaan yang cukup akan
rahmat Allah dengan tetap menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan dan kebutuhan yang berlebihan.
c. Sakha' yaitu Kedermawanan adalah kesediaan untuk
memberikan harta dengan syarat yang diberikan sesuai
dengan kebaikan diri sendiri tanpa mengharapkan imbalan
apa pun atas apa yang diberikan dalam bentuk tertentu
seperti pujian, imbalan, status atau sekadar ucapan terima
kasih.
d. Wara' yaitu meninggalkan hal-hal yang meragukan karena
takut membahayakan nasibnya di akhirat adalah tidak baik.
Quwwah asy-Syahwah, dapat mendorong seseorang untuk
melakukan perbuatan buruk seperti keserakahan, kerakusan,
suka cita, hawa nafsu, dengki, dengki dan sifat-sifat buruk
lainnya. Al-Quwwah al-'Adl, kekuatan seimbang dari tiga
kekuatan jiwa sebelumnya (Quwwah al-Ilmi, Quwwah al-
Ghadhab dan Quwwah ash-Syahwah)
Tawakal
Tawakkal berasal dari kata ‫التوكل‬/tawakkul dari akar kata
‫ وكل‬/wakala) yang berarti lemah. Al-tokl/tawakkul artinya
pemindahan atau pendelegasian. Tawakkal adalah hakikat
tauhid yang menjadi landasan keimanan dan seluruh bagian
keimanan hanyalah ilmu, keadaan dan amalan.
Adapun sikap tawakal terdiri dari ilmu yang menjadi
landasan, dan amalan yang merupakan buah (akibat), dan
kondisi yang menjadi obyek amanah. Tawakkal menyerahkan
diri kepada Allah ketika ia menjadi obyek kepentingan,
bersandar kepada-Nya dalam kesulitan yang melampaui batas
kemampuan manusia.
Tawakal adalah amalan dan penghambaan hati,
mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah SWT saja.
sekedar beriman kepada-Nya, bertawakal hanya kepada-Nya
dan merasa cukup dengan segala sesuatu yang datang
kepadanya, yakin dengan keyakinan bahwa Tuhan akan
memberikan segala sesuatu yang “cukup”, tetap berusaha untuk
mendapatkan sebanyak-banyaknya.

Ikhlas
Ikhlas artinya menerima segala sesuatu yang diberikan oleh
Allah SWT. Dalam bahasa Arab, kata ikhlas merupakan bentuk
mashdari dari akhlas, yang berasal dari akar kata
kholas/khalasa. artinya memperbaiki dan membersihkan sesuatu
Keikhlasan yang diungkapkan oleh para ulama antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Muhammad Abduh mengatakan keikhlasan adalah agama
yang ikhlas karena Allah SWT. selalu memandang
kepada-Nya dan tidak mengenali keserupaan-Nya dengan
makhluk apa pun atau tujuan khusus apa pun seperti
menghindari bencana atau mencari keuntungan, atau
menunjuk siapa pun selain Dia sebagai pelindung.
2. Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa ikhlas adalah
berbuat baik hanya karena Allah SWT.
Ikhlas melakukan sesuatu dengan sengaja demi Allah
SWT. dan mengharapkan keridhaan dan kesucian-Nya dari
segala kekotoran dan godaan, seperti keinginan nikmat, simpati
orang lain, kemewahan, kedudukan, kekayaan, pemuasan
nafsu dan penyakit hati lainnya.
Sifat-sifat yang dapat merusak keikhlasan adalah:
a) Ria, itu berbuat baik bukan untuk mencari keridhaan
Allah SWT. namun akan dihargai oleh manusia untuk
memperoleh pujian atau ketenaran, status, kedudukan
dalam masyarakat sebagaimana yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT. Ciri-ciri pengidap Riya adalah:
1) orang yang meningkatkan ketaatannya ketika orang
lain memuji atau menyanjungnya, tetapi melemahkan
atau bahkan mengurungkan niatnya ketika dikritik dan
diolok-olok,
2) rajin rukuk di hadapan banyak orang, tetapi malas
melakukannya sendirian,
3) bersedia memberi atau sedekah bila banyak yang
melihatnya, tetapi ogah-ogahan bila tidak ada yang
melihatnya,
4) Berkata dan berbuat baik bukan hanya dari Allah SWT.
Tapi demi harapan umat manusia
b) Sum'ah, menceritakan tentang perbuatan baik kepada
orang lain, agar dapat penilain baik terhadap orang lain.
c) Kemunafikan, sifat menyembunyikan kekafiran dengan
menyatakan dan bersumpah beriman kepada Allah SWT.

Sabar
Kesabaran berarti bertahan menghadapi cobaan, tidak mudah
marah, depresi atau putus asa. Sebenarnya kata sabar berasal
dari bahasa arab yaitu shabara-yashbiru-shabran yang artinya
sabar. Kata lainnya adalah alhabit yang artinya menangkap
atau memenjarakan. Tujuannya untuk menjaga hatinya dari
hawa nafsu atau hawa nafsu
Sabar artinya kemampuan mengendalikan emosi sehingga
kesabaran mempunyai nama yang berbeda-beda tergantung
objeknya:
1) Sabar adalah ketabahan dalam menghadapi musibah,
begitu pula kebalikannya rasa khawatir, dan mengeluh
berarti sabar
2) Shabar adalah dhobit an nafs, yang berasal dari
kemampuan menghadapi dan menahan diri dari godaan
kesenangan hidup,
3) Shabara disebut pemberani dalam perang, sebaliknya
pengecut,
4) Kesabaran dalam menahan amarah disebut dengan
kesantunan (hilm), sebaliknya kurang ajar (tazammur),
5) Kesabaran dalam menghadapi musibah disebut rahmat
(ridha),
6) Seorang Shabar yang mendengar gosip dikatakan mampu
menyembunyikan rahasia,
7) Shabar menuju kemewahan disebut zuhud dan
8) Sabar dalam menerima sedikit disebut dermawan
(qana'ah), kebalikan dari serakah atau kikir.

Syukur
Syukur adalah rasa syukur kepada Allah dan kebahagiaan
(mengungkapkan kelegaan, kegembiraan, dan sebagainya).
Sebenarnya kata syukur berasal dari bahasa arab yaitu bentuk
mashdar dari kata kerja syakara-yasykuru-syukran-wa syukur-
wa syukranan.
Syukur artinya memuji kebaikan dan kesempurnaan suatu
hal. Bersyukur juga berarti menunjukkan sesuatu secara
dangkal. Dalam hal ini mengungkapkan sesuatu yang tampak
di permukaan, atau mengungkapkan kemurahan Tuhan.
Menurut istilahnya, syukur adalah pengakuan terhadap pahala
yang dianugerahkan Tuhan, berkaitan dengan status seseorang
di sisi-Nya, dan pemanfaatan nikmat tersebut sesuai petunjuk
dan kehendak-Nya.
M. Quraish Shihab mejelaskan bahwa syukur mempunyai
tiga aspek: Pertama, rasa syukur dalam hati, yaitu kepuasan
batin atas anugerah. Kedua, ucapan terima kasih secara
linguistik, yaitu pengakuan atas pemberian dan pujian dari si
pemberi. Ketiga, ucapan terima kasih melalui tindakan, yaitu
menggunakan hadiah yang diterima sesuai dengan tujuan
pemberian penghargaan .Persatuan dengan amal shaleh
menjadi dasar tauhid ketika ia mendapat kesempatan yang
baik untuk menunaikan kewajibannya di dunia ini.

Ridha
Kata ‫الرضا‬/ridha secara bahasa berasal dari bahasa Arab
yang berarti senang, rela. Kebalikan dari ‫السخت‬/al-sukht yang
artinya marah, gusar, muak. Orang yang ‫الرضا‬/ridha artinya
orang yang mampu melepaskan rasa ketidakpuasan batin
sehingga hanya kesenangan yang tersisa di hatinya.
Para ulama mengartikan rida sebagai berikut:
a. Dzunnun Al-Miṣri mengatakan kenikmatan adalah
nikmatnya hati bertemu dengan qadha Allah,
b. Ibnu Ujaibah mengatakan bahwa Ridha menerima
kehancuran dengan wajah tersenyum, atau bersukacita
ketika keputusan itu datang, atau tidak memilih apa yang
telah Allah atur dan putuskan, atau dermawan dan
mengingkari segala sesuatu yang berasal dari Allah.
c. Al-Barkawi meyakini Ridha adalah jiwa yang suci
terhadap apa yang terjadi dan apa yang terjadi, tanpa
perubahan apa pun. Ibnu Aṭaillah as-Sakandari berkata:
“Tertawa adalah pendapat hati tentang pilihan abadi Allah
terhadap hamba-Nya, yaitu menahan diri dari amarah.

Menurut Imam Al-Ghazal, ada 4 kekuatan (Al-Quwwah)


yang merupakan Akhlak al-karimah, atau pembentukan
Daftar materi bidang studi yang
2 akhlak yang baik harus dilakukan dengan 4 kekuatan
sulit dipahami pada modul
tersebut atau cukup salah satunya untuk membentuk
Akhlak Al-karimah .
Riya dan sumah, dimana Riya melakukan amalan karena
Daftar materi yang sering ingin dipuji, sedangkan sum’ah adalah berbicara tentang
3 mengalami miskonsepsi dalam amalan Riya tersebut. Dengan demikian, riya dan sumah
pembelajaran merupakan kegiatan untuk memperoleh pujian, kedudukan
dan kehormatan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai