Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK

Disususn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengantar : Miftah Wangsadanuraja M. Pd. I

Disusun Oleh
Heri Perdian (311610552)
Asep Saepudin (311610353)
Deni (311610619)
Yanwar Purnama (311610746)
LINGKUP
BAHASAN Pengertian dan Ruang Lingkup
Akhlak
Akhlak kepada Allah SWT
Fungsi dan Tanggung Jawab Manusia
dalam Islam
Akhlak Manusia dengan Manusia
Akhlak Manusia Dengan Alam
PENDAHULUAN
Menurut sebagian ahli bahwa akhlaq tidak perlu dibentuk, karena akhlaq adalah insting atau gharizah yang dibawa
manusia sejak lahir. Dalam pendangan ini, maka akhlaq akan tumbuh dengan sendirinya walaupun tanpa dibentuk atau
diusahakan. Namun pendapat lain mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan
perjuangan keras dengan sungguh sungguh. Dalam satu hadits nabi:

Artinya : Sesunguguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia


Pengertian Akhlak
Secara etimologis, lughatan, bahasa arab, akhlak adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti : budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Seakar dengan kata Khaliq artinya : pencipta, Makhluk artinya : Yang di ciptakan, Khulq
artinya : Penciptaan.

Secara terminologis pengertian akhlak terbagi kedalam beberapa definisi, yaitu sebagai berikut:

Menurut Imam Al-Ghazali


Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Menurut Ibrahim Anis


Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan nya lahirlah macam-macam perbuatan yang baik atau yang
buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Menurut Karim Zaidan


Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan pertimbangannya, baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.
Pengertian Akhlak
Kesimpulan

Akhlak atau khuluq adalah Sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan, bila
mana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan
dorongan dari luar.

Ciri-ciri Akhlak

1. Akhlak memiliki sifat yangt tertanam kuat didalam jiwa atau lubuk hati seorang yang menjadi
kepribadiannya dan itu akan membuatnya berbeda dengan orang lain.
2. Akhlak mengandung perbuatan yang terus menerus , dalam keadaan bagai manapun juga. Dalam kata lain
akhlak merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh seseorang.
3. Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karna kesadaran sendiri, bukan karena dipaksa, atau
mendapat tekanan dan intimidasi dari orang lain.
Ruang Lingkup Akhlak
Muhammad Abdullah Daras membagi ruang lingkup akhlak menjadi 5 bagian, diantaranya:

Akhlak pribadi (Al-Ahklaq Al-Fardiyah). Terdiri dari: Yang diperintahkan (Al Awanir), Yang dilarang (An-Nawahi), Yang
dibolehkan (Al Mubahal) dan, Akhlak dalam keadaan darurat (Al-Mukholafah bi-al Idhtbirar).

Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-Usrawiyah). Terdiri dari: kewajiban timbal balik orang tua dan anak (Wajibal nahwa
al-Usbul wa-Alfuru), kewajiban suami istri (Wajibal Baina al- Azwaja) dan kewajiban terhadap karib kerabat (Wajibal
nahwa al- aqarib).
Akhlak bermasyarakat (Al-Akhlaq Al-Ijtimaiyah). Terdiri dari: Yang dilarang (Al- Mahzurrat) , Yang diperintahkan (al-
Awamir) dan kaedah-kaedah adab (Qowaid al- Adab).

Akhlak bernegara (Akhlaq ad-Daulah). Terdiri dari: Hubungan antara pemimpin dan rakyat (Al-Alaqah baina ar- Rais wa
as- Syab), Hubungan luar negeri (al- Alaqat al Kharijiyyah).
Akhlak beragama (al-Akhlaq ad-Diniyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah Swt. (Wajibat nahwa Allah).
Ruang Lingkup Akhlak
Yunahar Ilyas berpendapat bahwa ruang lingkup akhlak itu sangat luas, mencakup seluruh asfek kehidupan, baik
secara vertikal dengan Allah Swt. maupun secara horizontal sesama makhluk Tuhan.
Dan Yunahar Ilyas pun membagi ruang lingkup akhlak menjadi 6 bagian, diantaranya:

1. Akhlak terhadap Allah SWT.


2. Akhlak terhadap Rasulullah SAW.
3. Akhlak terhadap diri sendiri.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak bermasyarakat.
Akhlak Kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sifat atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada tuhan sebagai Khalik. Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepda Allah adalah
pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan Melainkan Allah yang memiliki sifat-sifat terpuji.

Berakhlak kepada Allah juga bisa dilakukan dengan baerbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Beribadah kepada Allah yaitu melaksanakan perintah Allah utuk menyembah_Nya sesuai dengan
perintah_Nya
2. Berdzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan
mulut maupun dalam hati. Berdzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
3. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah, doa merupakan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan atas keterbatasan dan ketidak mampuan maanusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
4. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau
menanti akibat dari suatu keadaan.
5. Tawaduk kepada Allah, yaitu renddah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan
hinadihadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong,
tidak mau memaafkan orang lain dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
Fungsi dan Tanggung Jawab Manusia dalam Islam
Berpedoman pada Qs Al-Baqarah, 30-36, maka peran yang dilakukan adalah selaku pelaku ajaran Allah sekaligus
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor ajaran
Allah, seseorang dituntut dari diri sendiri dan keluarganya, baru setelah itu dari orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

1. Belajar, belajar yang dinyatakan dalam ayat pertama disurat Al Alaq mempelajari ilmu Allah yaitu Al-Quran.
2. Mengajarkan ilmu, Al-baqarah (31-39) khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah wajib mengajarkan ilmunya
kepada orang lain.
3. Membudayakan ilmu ( Al- Mukmin 35) ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang
lain, melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri agar membudaya, seperti yang telah dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.
Akhlak Manusia Dengan Manusia
1. Akhlak terpuji (Mahmudah)

Akhlak mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji, dapat disebut juga dengan akhlak fadhilah (
) ,
akhlak yang utama.

Perbuatan yang baik merupakan akhlaq karimah yang wajib dikerjakan. Akhlaq karimah berarti tingkah laku yang
terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlaq al karimah dilahirkan
berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak yang baik disebut juga dengan akhlak mahmudah. Pandangan al-
Ghazali tentang akhlak yang baik hampir senada dengan pendapat Plato yang mengatakan, bahwa orang adalah
orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus. Al-Ghazali memandang orang yang dekat
kepada Allah adalah orang yang mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.

1. Husnuzon
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnun berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik.
Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang.

2. Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan
kata Tawaduk adalah Takabur.
Akhlak Manusia Dengan Manusia
3. Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.

4. Taawun
Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
Akhlak Manusia Dengan Manusia
2. Akhlak Tercela (Mazmumah)
1. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, Janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki,
dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak
boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Anas).
2. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman:

Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan
kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar (Q.S.An
Nahl/16:126)
Akhlak Manusia Dengan Manusia
2. Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang
dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.Sedangkan apabila kejelekan yang
dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Al Hujurat/49:12)
Akhlak Manusia Dengan Manusia
2. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar
kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan diantara keduanya. Allah Berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik(keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu
kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. Al-Hujurat/49:6)
Akhlak Manusia Dengan Alam
Selama ini, masalah akhlak ini hanya sering terfokus terhadap hubungan antara manusia saja. Padahal, akhlak terhadap
lingkungan sangatlah penting. Kita lihat sekarang ini banyak sekali tingkah laku manusia yang tidak memperdulikan
lingkungan sekitarnya. Misalnya menebang hutan, mengubah area hutan menjadi area pemukiman, yang akan
mengakibatkan pemanasan global Karena hutan yang bisa digunakan untuk mengolah kadar karbondioksida dialam
ini sudah mulai tiada. Dalam kasus ini kita harus mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan hanya
memikirkan kepentingan diri kita sendiri saja tapi merusak lingkungan.

Jadi intinya kita sebagai umat Islam harus sadar memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan
alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang sengaja diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia, dan
juga kita harus sayang kepada seasama makhluk hidup.
KESIMPULAN Berdasarkan aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa hakekat manusia dalam pandangan
Islam sebagai khalifah dibumi ini, yang harus mampu merubah
bumi ini kearah yang lebih baik , dan tentunya dengan ilmu
juga manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Dan ditunjang dengan akhlak yang baik, baik
terhadap sesama maupun terhadap alam, terlebih lagi tehadap
Allah. Dan disisi lain, manusia juga harus membudayakan
belajar , memberi ilmu dan memanfaatkan ilmu itu untuk diri
sendiri.
TERIMA KASIH
PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai