Oleh
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Laporan Praktek Kerja
Industri di Apotek Agung Farma dan RSUD Bangli” ini telah disetujui dan
disahkan oleh pembimbing sebagai salah satu syarat mengikuti semester lanjut
serta Ujian Sekolah tahap akhir tahun pelajaran 2022/2023 pada,
Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Mengetahui
Kepala Program Keahlian
Mengesahkan
Kepala SMK Negeri 1 Tembuku
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa,karena atas rahmat-Nya Laporan Praktek Kerja Industri di RSUD
Bangli dan Apotek Agung Farma ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik
sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri
ini disusun berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang diperoleh selama
menjalankan Praktek Kerja Industri di RSUD Bangli dan Apotek Agung Farma
serta data data dan keterangan pembimbing dari SMK Negeri 1 Tembuku maupun
pembimbing dari RSUD Bangli serta pmbimbing di Apotek Agung Farma.
i
4. Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Bangli, Kepala Instalansi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Bangli Apt.Luh Ade Puji Lesatri S.Farm
serta seluruh staff atau senior RSU Bangli yang membimbing kami
dengan baik.
5. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................1
1.3 Manfaat.....................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................19
4.1 Simpulan..............................................................................................................19
4.2 Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2) RSU Bangli
Pada Apotek Agung Farma terbagi dalam 2 shiff, yaitu shiff pagi dan shiff
siang, shiff pagi dimulai dari pukul (07.30 – 13.30) sedangkan waktu
pelaksanaan shiff siang yaitu dari pukul (13.30 – 21.30), sedangkan pada
RSUD Bangli terbagi menjadi menjadi 3 shiff, yaitu shiff pagi, shiff siang,
dan shiff malam. Shiff pagi dimulai dari pukul (07.30 – 14.00), Shiff siang
dimulai dari pukul (13.30 – 20.00) dan shiff malam dimulai dari pukul
(19.30 – 08.00).
3
BAB II
4
2.1.2 Sejarah RSUD BANGLI
5
Pada tahun 1958 RSU Bangli dikembangkan melayani
pasien umum sedangkan RSJ terpisah melayani pasien dengan
gangguan jiwa yang pada awalnya kapasitas RSU Bangli
berjumlah 41 tempat tidur. Seiring perkembangan pembangunan
bidang kesehatan maka pada tahun 1997 berdasarkan SK Menteri
Kesehatan RI No.85/MENKES/SK/V/1997 RSU Bangli ditetapkan
menjadi RS kelas C dengan kapasitas 81 tempat tidur.
Pengembangan RSU Bangli terus dilakukan oleh Pemkab Bangli,
secara bertahap agar bisa menjadi lebih representatif dalam
melaksanakan pelayanan kepada pengguna jasa.Untuk bisa
mengembangkan layanan kesehatan dengan kapasitas yang lebih
besar, maka Pemerintah Kabupaten Bangli mendesain
pengembangkan RSU Bangli di Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99x
Bangli dengan luas areal kurang lebih 2 hektar dengan kapasitas
243 tempat tidur.Mulai tanggal 1 April 2011 secara bertahap
manajemen dan pelayanan RSU Bangli dipindahkan
operasionalisasinya ke lokasi RSU Bangli tersebut.
6
Pada tanggal 3-5 Desember 2015 Tim Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) melakukan survei Akreditasi versi 2012 ke RSU
Bangli dan selanjutnya RSU Bangli diberikan pengakuan sebagai
Rumah Sakit yang telah memenuhi standar Akreditasi Rumah Sakit
serta dinyatakan lulus Tingkat Utama sesuai dengan sertifikat
KARS nomor KARS-SERT/207/II/2016.
7
2.2 Struktur Organisasi
PEMILIK
8
9
2.3 Visi dan Misi
MISI
VISI
10
BAB III
11
b. Bentuk Sediaan Kaplet
Kaplet merupakan tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan
berwarna menarik yang berguna dalam menjaga kelembapan serta
kontaminasi ketika lambung.
Contoh obat:Acifar kaplet 400 mg (secara oral)
12
d) Bentuk sediaan suspensi
Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa.
Contoh:Bufect (secara oral)
13
f) Bentuk sediaan gel
Gel merupakan bentuk sediaan semi padat yang mengandung zat
pembentuk gel (gelling agent) untuk memberikan kekakuan pada
larutan atau dispersi koloid.
Contoh: Microlax (suppositoria,rektal)
14
h) Bentuk sediaan cream
Sediaan cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai.
Contoh:Benoson-N (secara topikal)
15
j) Bentuk sediaan otic
Sediaan otic merupakan sdiaan cair yang digunakan dalam tetes
telinga.
Contoh:otilon
16
l) Bentuk sediaan transdermal
Sediaan transdermal merupakan sediaan farmasi yang digunakan
melalui permukaan kulit secara noninvasif, tanpa melukai jaringan
dan tidak menimbulkan rasa sakitdengan cara ditempelkan.
Contoh: Koyo cabe,Hansaplast koyo
e) Sistem Pernafasan
Sistem Pernafasan yang dimaksud adalah bisa juga disebut sebagai
respirasi yang dapat didefinisikan sebagai sebuah proses
pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari paru-
paru.
20
f) Antihistamin
Antihistamin merupakan segala obat yang dapat digunakan untuk
mengobati segala jenis rintis alergi dan alergi lainnya.
21
3. Melakukan pengecekan kelengkapan resep dan membuat
salinan resep
22
4. Melakukan perhitungan dosis obat
23
5. Menyiapkan obat racikan bentuk pulvis/pulveres kapsul dan
semi solid dan non racikan
-Indikasi:
a) Interbi yaitu obat yang digunakan sebagai terapi topikal
untuk mengatasi infeksi pada kulit tubuh dan kulit kepala,
serta kuku tangan dan kaki akibat pertumbuhan jamur.
b) Sagestam merupakan sediaan topikal berbentuk salep yang
digunakan untuk mengatasi penyakit ulit akibat infeksi oleh
bakteri yang peka.
26
-Keterangan Etiket:
Penggunaan etiket biru pada pemakaian luar dan terdapat
aturan pakai 2 x pemakaian dalam sehari dengan cara
dioleskan.
Gambar
Gambar
Sanmol Forte sirup merupakan obat yang terdapat
kandungan paracetamol yang digunakan dalam
mengatasi demam, sakit kepala, dan mengatasi nyeri.
29
Gambar
Gambar
a) P No.1 : Awas! Obat keras. Bacalah aturan
memakainya.
b) P No.2 : Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan
ditelan.
c) P No.3 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar
badan.
d) P No.4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
e) P No.5 : Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
f) P No.6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
30
Gambar
31
Gambar
32
b) Surat pesanan mengandung prekursor farmasi
Gambar
Gambar
Gambar
34
c) Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan di Apotek
Gambar
35
Gambar
Gambar
36
Gambar
Gambar
Gambar
38
Gambar
Gambar
A. Pengelolaan Narkotika
Pengelolaan narkotika diatur secara khusus untuk menghindari
terjadinya kemungkinan penyalahgunaan pada obat tersebut
narkotika terbagi menjadi 3 golongan yaitu golongan 1,2 dan 3
Pelaksanaan pengelolaan obat narkotika di Apotek meliputi:
39
B. Pengelolaan psikotopika
Psikotropika merupakan zat atau obat yang bekerja
menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat,
sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba – tiba
dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Gambar
Keuntungan cara pemberian obat ini adalah mudah, aman dan murah.
Namun cara pemberian obat peroral hanya bisa dilakukan pada pasien
yang masih sadar dan mau bekerjasama.
Selain itu, pemberian obat per oral memiliki beberapa kerugian yaitu:
Gambar
42
Gambar
Gambar
Gambar
43
Keuntungan dari metode ini adalah efek yang timbul lebih cepat dan teratur.
Dapat diberikan kepada pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau
muntah muntah. Selain itu, metode parenteral sangat berguna dalam
keadaan darurat.
Gambar
44
Gambar
Gambar
45
Gambar
Gambar
1. Sublingual
Gambar
2. Bukal
Gambar
Keuntungan metode ini adalah kerja obatnya cepat dan bisa bersifat
lokal maupun sistemik. Baik sekali untuk obat yang rusak oleh asam
lambung. Diberikan untuk mencapai dosis terpiutik yang cepat dan
tepat. Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan
dengan metode pemberian per oral.
Kerugian metode ini adalah timbulnya rasa tidak nyaman pada pasien.
Bisa juga terjadi absorbsi/penyerapan yang tidak maksimal. Indikasi
metode ini adalah diberikan jika obat dapat rusak pada asam lambung.
Gambar
a) Sistem pencernaan
Gambar
Gambar
Gambar
Stolak supp merupakan salah satu obat secara rektal dan memiliki
kandungan bisacodyl , obat tersebut dapat mengatasi sembelit
kronis atau akut, membersihkan usus sebelum oprasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan radiologi.
Gambar
Gambar
Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf perifer yang
sebagian besar bertindak independen dari kontrol sadar (sengaja)
dan terdiri dari saraf di otot jantung, otot polos, eksokrin dan
kelenjar endokrin.
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
g). Antihistamin
Gambar
Gambar
a) Inscriptio
b) Invocatio
c) Prescriptio
Bagian ini terdiri dari nama obat yang diinginkan, bentuk sediaan
obat, dosis obat, dan jumlah obat yang diminta. Selain itu biasanya
juga disertai alat-alat kesehatan yang diinginkan atau dibutuhkan.
d) Signatura
e) Subscriptio
f) Pro
Resep 1
Gambar
Kelengkapan resep
Inscriptio : Ada dan lengkap
Invocatio : Ada dan lengkap
Subscriptio : Ada dan lengkap
Prescriptio : Ada dan lengkap
Signatura : Ada
Pro : Ada dan lengkap
Copy resep
Gambar
57
Indikasi obat pada resep 1
a). Mecobalamin injeksi merupakan obat generik yang digunakan
untuk mengobati neuropati perifer (saraf tepi) dengan memperbaiki
gangguan metabolisme asam nukleat dan protein di dalam jaringan
saraf.
Resep 2
Gambar
Kelengkapan resep
Gambar
Gambar
Kelengkapan resep
a). Inscriptio : Ada dan lengkap
b). Invocatio : Ada dan lengkap
c). Prescriptio : Ada dan lengkap
d). Subscriptio : Ada dan lengkap
e). Signatura : Ada
f). Pro : Ada dan lengkap
Copy resep
60
Indikasi obat pada resep 3
a). Levofloxacin adalah obat antibiotik yang bermanfaat untuk
mengobati penyakit akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia,
sinusitis, prostatitis, konjungtivitis, infeksi saluran kemih, dan
infeksi kulit. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, tetes mata, dan
cairan infus.
Resep 1
Gambar
61
Gambar
62
Resep 2
Gambar
Gambar
63
Indikasi obat pada Resep 2
1). CTM 4 mg dapat mengatasi gejala alergi.
2). Ambroxol 30 mg dapat mengatasi gejala batuk.
3).Dexamethazon 0,5 mg dapat mengatasi atau meredakan
peradangan.
Gambar
Gmbar
64
a) Menggerus sediaan
Gambar
b) Membagi sediaan
Gambar
c) Membungkus sediaan
Gambar
65
Menyiapkan obat non racikan
a) Membungkus sediaan non racikan ( tablet )
Gambar
Gambar
66
b). Menggerus sediaan
Gambar
Gambar
67
d). Menyusun cangkang kapsul
Gambar
Gambar
68
f). Sediaan kapsul jadi
Gambar
Gambar
69
Sediaan semi solid
Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan
pada kulit atau pada membran mukosa. Termasuk sediaan semi solid yaitu
salep, kim, gel, dan pasta.
a). Jenis sediaan semi solid
Gambar
Gambar
70
6). Memeriksa kesesuaian obat sebelum diserahkan kepada apoteker.
Gambar
71
b). Melakukan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit
Pengadaan adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan sebelumnya dalam kegiatan perencanaan.
Kegiatan mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai di apotek dilaksanakan melalui aktivitas
pembelian yang merupakan metode penting untuk mencapai
keseimbangan antara jumlah, mutu, dan harga. Sehingga dapat
memenuhi kebutuhan di apotek.
Pengadaan sediaan farmasi dilaksanakan berdasarkan surat pesanan
(SP). yang ditandatangani oleh Apoteker pemegang SIA dengan
mencantumkan nomor SIPA.
Gambar
Gambar
c). Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit
Penerimaan merupakan aktivitas lanjutan dari pengadaan di apotek.
Aktivitas ini untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan. Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan
oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir, dapat
didelegasikan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang ditunjuk
oleh Apoteker Pemegang SIA.
Gambar
d). Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan sediaan farmasi dan BMHP yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan
penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab,
menghindari kehilangan dan pencurian, serta memudahkan
pencarian dan pengawasan.
Adapun pengelompokan penyimpanan sediaan farmasi yaitu:
1). FEFO (First Expire First Out) yaitu produk yang lebih dahulu
kadaluwarsa akan dikeluarkan lebih dahulu. Obat yang lebih dekat
dengan waktu kadaluwarsanya akan disimpan di bagian paling
depan. Sehingga obat akan lebih mudah untuk dikeluarkan lebih
dahulu jika ada penjualan. Sistem FEFO merupakan sistem yang
paling sesuai dengan persediaan di Rumah Sakit. Sebab sediaan
farmasi seperti obat sangat memperhatikan waktu
kadaluwarsa. Obat yang kadaluwarsa tidak bisa digunakan kembali
bahkan harus dimusnahkan sehingga apotek harus memperhatikan
waktu kadaluwarsa obat dalam penyimpanan.
2). FIFO (First In First Out) yaitu produk yang lebih dahulu masuk
ke Rumah Sakit akan dikeluarkan lebih dahulu. Obat yang lama
(masuk lebih dahulu) akan disimpan di bagian paling depan
sehingga akan lebih dahulu diamprahkan.
b). Penyimpanan obat dengan berdasarkan alfabet
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
5). Melakukan pengelolaan sedaan obat narkotika dan psikotropika
Gambar
Gambar
A. Pengelolaan Narkotika
B. Pengelolaan psikotopika
Psikotropika merupakan zat atau obat yang bekerja
menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat,
sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba – tiba
dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Gambar
a).Pemesanan psikotropika
1). Belum hafal dimana letak obat seperti obat pengawasan (Hight Alert) serta
Alat Kesehatan yang berada pada Apotek Agung Farma maupun Rumah Sakit
Umum Bangli.
2). Kesulitan dalam membaca salah satu resep yang ditulis oleh dokter.
Berikut solusi yang saya gunakan dalam memecahkan atau mengatasi suatu
kendala yang saya alami selama PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) pada
Apotek Agung Farma maupun di Rumah Sakit Umum Bangli antara lain:
DAFTAR PUSTAKA