Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Uji Kompetensi Keahlian (UKK) di
SMK Negeri Kesehatan Dan Pariwisata Bangkinang Tahun pelajaran 2022/2023
Disusun oleh :
NIS/NISN : 0297/0056411038
KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU
LEMBAR PENGESAHAN
NIS/NISN : 0297/0056411038
Disahkan Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIS/NISN : 0297/0056411038
Disahkan Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di Klinik Pratama
UP dengan baik dan lancar.
Praktek Kerja Lapangan ini dapat di laksanakan dengan baik dan lancar tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak-
banyak terima kasih kepada :
iii
8. Serta Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh
dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena
itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan ini bisa menjadi referensi untuk peserta didik yang datang
serta bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan dalam
peningkatan wawasan keterampilan dalam pengolahan apotek. Atas perhatian,
dukungan, bantuan, serta kerjasamanya dari pembaca penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
MUTIARA IDZNI
NIS/NISN: 0297/0056411038
iv
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Sejarah Singkat DUDI...................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................4
D. Tujuan.............................................................................................................5
A. Teori Singkat.................................................................................................6
B. Definisi Apotek.............................................................................................6
C. Landasan Hukum Apotek............................................................................6
D. Tugas Dan Fungsi Apotek.............................................................................9
E. Persyaratan Pendirian Apotek.....................................................................10
v
F. Tata Cara Pendirian Apotek........................................................................11
G. Personalia Apotek........................................................................................12
H. Kegiatan Pelayanan Kefarmasiaan...............................................................12
I. Penggolongan Obat......................................................................................13
1. Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X /1993.......................................................................13
2. Penggolongan Obat Tradisional............................................................19
J. Alat Dan Bahan............................................................................................22
1. Alat........................................................................................................22
2. Bahan ................................................................................................... 23
K. Langkah Kerja............................................................................................ 25
L. Hasil Yang Diperoleh...................................................................................25
A. Kesimpulan.................................................................................................. 26
B. Saran............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 28
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari
pembangunan nasional di bidang kesehatan yang di arahkan untuk
mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam hal ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk
memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu bertanggung jawab
dalam menjalakan tugas dan mewujudkan perubahan dalam memenuhi
pelayanan kesehatn bagi seluruhmasyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, disebutkan bahwa apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Pekerjaan kefarmasian meliputi pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, bahan obat
dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pekerjaan kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah,
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan
pasien atau masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang
memenuhi standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51, 2009).
Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan
dan tanggung jawab langsung profesi Apoteker dalam pekerjaan kefarmasian
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pharmaceutical care saat ini
sudah bergeser orientasinya dari pelayanan obat (drug oriented) menjadi
pelayanan pada pasien (patient oriented), adanya perubahan tersebut Apoteker
2
hitam, biru dan putih dengan tulisan Klinik Pratama Universitas Pahlawan,
hal ini dibuat dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah untuk
menemukan Klinik Pratama Universitas Pahlawan.
Tata ruang farmasi Klinik Pratama Universitas Pahlawan dibuat
sedemikian rupa untuk menjamin kelancaran pelayan serta pengawasan
kegiatan di ruang farmasi. Ruang operasional farmasi Klinik Pratama
Universitas Pahlawan terbagi atas ruang tunggu, ruang etalase apotek,
ruang transaksi, ruang konsultasi, ruang racikan, ruang penyimpanan obat,
ruang administrasi.
Penyimpanan obat berdasarkan fungsi farmakologis terdiri dari
kelompok analgetik, saraf, antiinfeksi, pencernaan, kardiovasuler, ISPA,
hormone, diabetes melitus, kolestrol, vitamin dan antihistamin.
Penyimpanan oleh berdasarkan sediaan terdiri dari sediaan padat (tablet,
kapsul, kaplet), sediaan cair (suspense, larutan, sirup), sediaan semi solid
(suppositoria, ovula, krim, salep), obat tetes mata dan telinga, obat inhaler
dan injeksi. Penyimpanan obat juga dibedakan atas obat generik dan obat
paten serta obat yang memerlukan suhu penyimpanan khusus(2-8C).
Ruang pelayanan terdiri dari kasir, pelayanan resep, penerimaan resep
dan penyerahaan obat. Ruang etalase farmasi merupakan tempat-tempat
obat bebas. Obat bebas terbatas, vitamin dan suplemen makanan.
4. Kegiatan Instalasi Farmasi Klinik Pratama
Instalasi Farmasi Klinik Pratama Universitas Pahlawan merupakan instalasi
farmasi yang memberikan pelayanan kefarmasian selama 13 jam. Instalasi
farmasi beroperasi dari pukul 07.30 WIB hingga 21.00 WIB, sehingga
dapat memaksimalkan pelayanan farmasi dan kesehatan kepada pasien.
C. Manfaat
Manfaat praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
5
D. Tujuan
6
7
7
7
1) Apoteker (SIK)
2) Apoteker pendamping (Visum)
3) Asisten Apoteker
4) Tenaga Administrasi, juru racik, dan keamanan
7. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Klinik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, diperlukan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan.
Dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Klinik berperan dalam
meningkatkan akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang
komprehensif, bermutu, dan merata bagi seluruh penduduk. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik,
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Klinik dikategorikan menjadi
Klinik Pratama dan Klinik Utama. Klinik Pratama adalah Klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar, sedangkan Klinik Utama adalah
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Klinik merupakan salah satu fasilitas Pelayanan Kefarmasian
tempat dilaksanakannya pekerjaan kefarmasian.
8. Penggolongan obat
Definisi obat menurut undang-undang berdasarkan UU No. 36 Tahun
2009 yang membahas mengenai kesehatan disebutkan bahwa obat adalah
14
bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihaan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
9. Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X /1993
Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.
917/Menkes/Per/X /1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI
Nomor. 949/Menkes/Per/ VI/2000 penggolongan obat dimaksudkan untuk
peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan
distribusi.
Penggolongan obat ini terdiri dari : obat bebas, obat bebas terbatas,
obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
a. Obat Bebas
Peratuan daerah Tingkat II tangerang yakni Perda Nomor 12
Tahun 1994 tentang izin Pedagang Eceran Obat memuat pengertian
obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa
resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat
keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI. Contoh :
Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B
Compleks, E dan Obat batuk hitam Penandaan obat bebas diatur
berdasarkan SK Menkes RI Nomor. 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda
khusus untuk obat bebas dan untuk obat bebas terbatas.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan
garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut :
15
(a) Andrenalinum
(b) Antibiotika
(c) Antihistaminika, dan lain-lain
Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G
adalah “Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi”, seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
j. Fitofarmaka
Kelompok fitofarmaka sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor: HK.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia harus
mencantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA”. Logo
sebagaimana dimaksud berupa “JARI-JARI DAUN (YANG
KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG) TERLETAK DALAM
LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari
wadah / pembungkus / brosur. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran)
dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “FITOFARMAKA”
23
harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas
dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan
tulisan “FITOFARMAKA”.
3) Kulkas
11. Obat Yang Terdapat Di Apotek
1) Acyclovir
2) Allupurinol
3) Ambroxol
4) Amlodipine
5) Amoxicillin
6) Asam Mefenamat
7) Betametason Salap
8) Bromhexin
9) Carsida
10) Captropil
11) Cefadroxil
12) Cetrizine
13) Cloramfenicol
14) Clotrimazole
15) Dexametasone
16) Disclofenac Sodium
17) Domperidone
18) Dulcolax
19) Folavit
20) Glibenclamid
21) Ibuprofen
22) Ketoprofen
23) Lacto B
24) Lansoprazol
25) Loperamid
26) Metamizole
25
27) Methylprednisolone
28) Metronidazole
29) Miconazole
30) Omeprazole
31) Paracetamol
32) Piracetam
33) Piroxicam
34) Prednisone
35) Sanmol
36) Simvastatin
37) Vit B-Com
38) Vit C
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
28
29
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015, Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan precursor Kefarmasian, Jakarta.
30
31
30
Gambar 2. Pamflet Jam Praktek Apoteker
31
Gambar 4. Ruang Tunggu Apotek
32
Gambar 6. Sediaan Obat Keras Yang Disimpan Dalam Kulkas
33
Lampiran 1. Pelayanan Apotek
34
Lampiran 3. Penyusunan Obat
35
Lampiran 4. Foto Bersama Saat Pengantaran PKL
36
Lampiran 6. Foto Bersama Saat Penjemputan PKL
37