Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KERJA PUSKESMAS

GAMBARAN KUALITAS AIR MINUM SECARA


MIKROBIOLOGI PADA DAM DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS BANJARNEGARA 1
TAHUN 2023

Oleh :
KHAIDAR RIZKI HERDIANSYAH
B2003010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK BANJARNEGARA
PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini menerangkan bahwa Laporan Praktik Kerja Industri mahasiswa


Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Banjarnegara berjudul
“GAMBARAN KUALITAS AIR MINUM SECARA MIKROBIOLOGI PADA
DAM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BANJARNEGARA 1
TAHUN 2023”
Yang disusun oleh :
Nama : Khaidar Rizki Herdiansyah
NIM : B2003010
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal ...... Maret 2023

Banjarnegara, ..... Maret 2023


Dosen Pembimbing

Dwi Atin Faidah, S.KM, M.Kes (Epid)


NUP. 080290038

i
IDENTITAS MAHASISWA
Data Personal
Nama : Khaidar Rizki Herdiansyah
NIM : B2003010
Jumlah SKS yang telah lulus : 100 SKS
Data Instansi
Nama Instansi : UPTD Puskesmas Banjarnegara 1
Unit Kerja : Kesehatan Lingkungan
Alamat : Jl. Serma Mukhlas No.Km. 1, Karangtengah, Kec.
Banjarnegara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah
53416
Pembimbing
Pembimbing Lapangan : Henni Maulida Aprilliana, S.KM.
Dosen Pembimbing : Dwi Atin Faidah, S.KM, M.Kes (Epid)

Banjarnegara, ..... Maret 2023


Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dwi Atin Faidah, S.KM, M.Kes (Epid) Henni Maulida Aprilliana, S.KM.
NUP. 080290038 NIP. 19820415 200801 2 008

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Lingkungan

Bayu Suseno, S.K.M, M.Kes.


NUP. 110290088

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil Praktik Kerja Industri dengan judul GAMBARAN KUALITAS AIR
MINUM SECARA MIKROBIOLOGI PADA DAM DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS BANJARNEGARA 1 TAHUN 2023 yang telah
dilaksanakan mulai tanggal 20 Februari 2023 sampai dengan 20 Maret 2023
bertempat di Jl. Serma Mukhlas No.Km. 1, Karangtengah, Kec. Banjarnegara,
Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Dukungan, dorongan, bantuan, kerjasama, serta
doa tentu tak lepas menjadi pengiring terselesaikannya Laporan Praktik Kerja
Puskesmas ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih diberikan kepada :
1. Bapak Bapak Aziz Purwanto S.Pd, M.M selaku Direktur Politeknik
Banjarnegara atas pengarahannya
2. Bapak Bayu Suseno, S.K.M, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Lingkungan Politeknik Banjarnegara
3. Dwi Atin Faidah, S.KM, M.Kes (Epid) selaku dosen pembimbing praktik
kerja puskesmas
4. Dosen dan staf pengajar Program Studi Kesehatan Lingkungan Politeknik
Banjarnegara yang telah banyak membantu dalam penyususnan laporan
praktik kerja puskesmas
5. Ibu Khusnul Khotimah, S.SiT, M.Kes selaku kepala UPTD Puskesmas
Banjarnegara 1
6. Ibu Henni Maulida Aprilliana, S.KM. selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan masukan dan arahannya dalam penyelesaian laporan praktik kerja
puskesmas
7. Ibu Ika Yuli Andarwati selaku pembimbing lapangan kedua yang telah
memberikan masukan dan arahannya dalam penyelesaian laporan praktik kerja
puskesmas
8. Semua karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 yang telah membantu
dalam proses pembelajaran

iii
9. Orang tua dan Keluarga yang memberi dukungan, motivasi dan doa tulus yang
tiada henti selama saya melaksanakan tugas praktik kerja puskesmas
Serta semua pihak yang telah turut banyak membantu penulis yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat
balasan yang semestinya dari Allah SWT. Akhir kata, semoga apa yang penulis
dapatkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Banjarnegara, ..... Maret 2023


Penulis

Khaidar Rizki Herdiansyah


NIM. B2003010

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... i
IDENTITAS MAHASISWA............................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5
A. Air Minum............................................................................................ 5
B. Bakteri Coliform dan Escherichia Coli................................................ 6
C. Peranan Air........................................................................................... 6
D. Kualitas DAM....................................................................................... 7
BAB III ANALISIS SITUASI UMUM DAN KHUSUS ................................ 9
A. Analisis Umum..................................................................................... 9
B. Analisis Khusus.................................................................................... 16
BAB IV IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ............................. 17
A. Identifikasi Masalah.............................................................................. 17
B. Prioritas Masalah.................................................................................. 17
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 18
A. Pembahasan Gambaran Umum Permasalahan..................................... 18
B. Kegiatan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan..................................... 22
BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 27
A. Kesimpulan........................................................................................... 27
B. Saran..................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di UPTD


Puskesmas Banjarnegara 1.......................................................... 11
Tabel 3.2 Tenaga Kerja di UPTD Puskesmas Banjarnegara 1.................... 12
Tabel 3.3 Data TPM Depot Air Minum Tahun 2021................................. 12
Tabel 4.1 Jumlah DAM di Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Banjarnegara 1............................................................................. 17
Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis DAM Februari 2023............... 19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Peskesmas Banjarnegara 1.............. 10


Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Banjarnegara 1.............. 15
Gambar 5.1 Konseling ANC.......................................................................... 22
Gambar 5.2 Inspeksi Dapur Laik Sehat.......................................................... 23
Gambar 5.3 Pengambilan Sampel Air Bersih................................................ 23
Gambar 5.4 Pengambilan Sampel Air Minum Pada DAM........................... 24
Gambar 5.5 Pendataan Peserta Rockport....................................................... 25
Gambar 5.6 Pengukuran Tekanan Darah dan Nadi........................................ 25
Gambar 5.7 Pemanasan.................................................................................. 26

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
pasal 1 ayat 1 menyebutkan, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang melalui syarat kesehatan
sehingga dapat langsung diminum.
Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum harus memenuhi
syarat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum yang aman bagi
kesehatan yaitu apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi,
kimia dan radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara
mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia C oli. Manusia
akan lebih cepat meninggal apabila kekurangan air dari pada kekurangan
makanan. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air,
anak -anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% (Karame, 2014).
kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter sampai
2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya Kebutuhan
air yang sangat penting ini direspon positif oleh para pengusaha
dengan membuat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bahkan
berkembang lebih jauh terdapat air minum isi ulang sehingga
memunculkan banyak Depot Air Minum (DAM). Akan tetapi
perkembangan ini, belum didukung dengan higienis dan sanitasi yang
baik terutama di Depot Air Minum (DAM) sehingga perlu diragukan
kebersihan dan kesehatannya. Meskipun demikian, konsumen terkadang
lalai terhadap hal tersebut karena faktor praktis dan mudah didapat. Padahal
untuk kesehatan, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia
maupun bakteriologi agar tetap sehat (Suriawiria, 2003). Menurut Soemirat
(2004), syarat air minum ialah harus aman diminum artinya bebas
mikroba patogen dan zat berbahaya dan

1
2

diterima dari segi warna, rasa, bau dan kekeruhannya. Sehingga, kualitas
air minum yang diminum sangat penting baik dari segi fisik, kimia,
maupun biologis.
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan, dengan kondisi sanitasi yang
kurang layak merupakan faktor risiko terjadinya diare, buang air besar
sembarangan, ketersediaan air bersih serta perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat yang belum sesuai dengan syarat kesehatan turut berpengaruh
terhadap terjadinya penyakit diare. Kualitas air minum secara biologis
sangat penting, karena di antaranya dapat mengakibatkan diare. Di
Banjarnegara Pada tahun 2021 perkiraan jumlah penderita diare semua umur
28.553 kasus dan 12.321 untuk balita (Profil Kesehatan Banjarnegara, 2021).
WHO (2017) menyebutkan adanya 71% populasi global (5,3 miliar
orang) menggunakan layanan air minum yang dikelola dengan aman, yaitu
sumber air minum yang lebih baik yang terletak dilokasi, tersedia saat
dibutuhkan dan bebas dari kontaminasi. 785 orang masih kekurangan bahan
pelayanan air minum dasar, yang didefinisikan sebagai air minum dari
sumber yang lebih baik, dengan syarat waktu pengambilan tidak lebih dari 30
menit untuk pulang pergi. Ini termasuk 144 juta orang yang mengumpulkan
air permukaan yang tidak diolah untuk minum. Pada tahun 2000-2017
populasi global yang menggunakan setidaknya layanan air minum dasar
meningkat 1,7 miliar orang per tahun.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan
bahwa proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air
minum di Indonesia adalah sebesar 66,8% (di perkotaan 64,3% dan pedesaan
69,4%). Lima provinsi dengan proporsi tertinggi untuk rumah tangga yang
memilik akses terhadap air minum adalah Bali (82,0%), DI Yogyakarta
(81,7%), Jawa Timur (77,9%), dan Maluku Utara (75,3%). Sedangkan lima
provinsi terendah adalah Kepulauan Riau (24,0%), Kalimantan Timur
(35,2%), Bangka Belitung (44,3%), Riau (45,5%), dan Papua (45,7%).
3

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualiatas bakteriologi yang dilakukan


UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 pada tahun 2021 dengan jumlah 21 DAM,
di dapatkan hasil 21 DAM dinyatakan telah memenuhi syarat. Untuk menjaga
kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan
kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasan kualitas
air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten. Pengawasan kualitas air minum secara internal
merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum
untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat.
Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
Dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang
“Gambaran Kualitas Air Minum Secara Mikrobiologi Pada DAM di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kualitas air minum pada
DAM di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023”
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana gambaran kualitas air minum secara mikrobiologis pada
DAM di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023?
b. Bagaimana gambaran sarana dan prasarana tempat serta fasilitas DAM
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun2023?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kualitas air minum pada DAM di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023.
4

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kualitas air minum secara mikrobiologis pada
DAM di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023
b. Mengetahui gambaran sarana dan prasarana tempat serta fasilitas DAM
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2023
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan dampak dan bahaya
dari pencemaran kualitas air minum
2. Bagi Pihak Puskesmas
Sebagai bahan dan kajian untuk meningkatkan Pengawasan terhadap
DAM yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara
3. Bagi Program Studi
Dapat menjadi wacana dan menambah wawasan bagi mahasiswa
Politeknik Banjarnegara mengenai pelaksanaan kegiatan pengawasan
DAM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Minum
Menurut Permenkes RI No. 492/Mankes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang melalui syarat dan dapat
langsung di minum air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air
minum yang aman bagi kesehatan harus memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang di muat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan. Parameter wajib persyaratan kualitas air minum
yang wajib di ikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum,
sedangkan parameter tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing-masing dengan
mengacu pada parameter tambahan yang ditentukan oleh Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Selanjutnya menurut Permendagri No 23 tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah
Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air minum dalam kehidupan manusia merupakan salah satu
kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah
dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
melalui upaya peningkatan derajat kesehatan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa air minum
merupakan suatu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup makhluk hidup.
terutama manusia. Tanpa air minum manusia tidak bisa melangsungkan
kehidupannya dengan baik karena tubuh manusia membutuhkan air minum
terutama untuk menjaga kesehatan dan jika hal ini sudah terpenuhi maka
kualitas hidup manusia akan meningkat ataupun bisa melaksanakan kegiatan
sehari-hari dengan baik.
6

B. Bakteri Coliform dan Escherichia Coli


1. Bakteri Coliform
Menurut Unus Suriawiria dalam Mikrobiologi Dasar (2003)
menyatakan bahwa bakteri Coliform adalah penghuni normal saluran
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas biasanya tidak patogenik.
Coliform sebagai suatu kelompok yang dicirikan sebagai bakteri yang
berbentuk gram negative, tidak membentuk spora, aerobic dan anaerobic
fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan
gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 °C
2. Bakteri Escherichia Coli
Merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2
micrometer dan diameter 0,5 micrometer volume sel Escherichia Coli
berkisar 0-0,7 micrometer kubik. Bakteri ini umumnya hidup pada rentang
20-40°C, optimum 37°C. Escherichia coli tergolong dalam keluarga
Enterobacteraceae, yaitu jenis bakteri gram negatif yang bersifat
fermentative.

C. Peranan Air
Menurut Raharjo (2004) Depot Air Minum Isi Ulang adalah suatu
depot yang berpotensi dengan memberikan layanan penyediaan air minum
yang berasal dari air baku baik dari tanah maupun air permukaan yang telah di
olah melalui beberapa tahapan, yaitu filtrasi, desinfeksi, dan pengemasan
sehingga air minum menjadi layak konsumsi menurut standar kesehatan.
1. Peranan air dalam kehidupan
Air merupakan sumber daya alam yang menguasai hajat hidup
orang banyak sehingga perlu dijaga baik secara kualitas maupun
kuantitasnya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan. Air dalam kehidupan
sehari-hari memiliki peranan yang sangat penting mulai keperluan untuk
air minum, mandi, mencuci, sampai keperluan untuk memasak, meliputi
sektor pertanian, industri, dan perdagangan dan masih banyak lagi
kegunaan yang lain Karena peranannya yang sangat penting maka
keberadaannya perlu dijaga dengan baik.
7

2. Peranan air terhadap penularan penyakit


Sanropie (1983) menyatakan air memiliki peranan yang sangat
besar dalam penularan beberapa penyakit. Besarnya peranan air terhadap
penularan penyakit adalah disebabkan karena keadaan air itu sendiri
memungkinkan dan sangat cocok untuk dapat bertindak sebagai tempat
berkembangnya baik mikroba dan sebagai tempat tinggal sementara
(perantara) sebelum mikroba berpindah kepada manusia.

D. Kualitas DAM
1. DAM
Depot Air Minum (DAM) adalah usaha industri yang melakukan
proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung
kepada pembeli. Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan syarat-
syarat kualitas air minum dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomer 492/MENKES/Per/IV/2010, depot air minum wajib
melakukan pengujian mutu produk di Laboratorium Pemeriksaan Kualitas
Air yang di pilih oleh pemerintah Kabupaten/kota atau yang terakreditasi
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. Pengujian bertujuan untuk menjamin
mutu produk air minum yang dihasilkan, medukung terciptanya usaha
depot air minum isi ulang yang sehat dan upaya perlindungan kepada
konsumen.
2. Aturan dan Perizinan DAM
a. Aturan
Ada beberapa aturan yang sudah ada mengenai depot air minum
isi ulang yaitu mengenai persyaratan kualitas air minum yang sudah di
atur di Permenkes nomor 492 tahun 2010 tentang ambang batas
parameter wajib, misalnya mengenai mikrobiologi seperti (bakteri e-
coli), mengenai kimia seperti (unsur-unsur kimia argon, fluor, crom,
dll), dan yang tidak berhubungan langsung dengan bau, suhu dan
lainnya, serta parameter tambahan yang jarang ditemukan. Selanjutnya,
persyaratan kualitas air bersih sudah diatur di Permenkes nomor 416
tahun 1990 tentang ambang batas yang di bolehkan.
8

Tata laksana pengawasan kualitas air minum diatur oleh


Permenkes nomor 736 tahun 2010, secara internal pengawasan kualitas
air minum isi ulang dilakukan oleh pengusaha secara eksternal
pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan, dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium (di Balai POM, BTJL, dll), dalam permenkes
ini diatur tentang sanksi oleh pemda, berupa peringatan sampai dengan
pelarangan distribusi di wilayah.
b. Perizinan
Mengenai izin membuka usaha Depot Air Minum Isi Ulang
(DAMIU) atau kini yang banyak di sebut sebagai Depot Air Minum
(DAM), di berbagai provinsi dikeluarkan oleh pemerintah daerah
setempat, biasanya melalui badan perijinan terpadu yang akan meminta
rekomendasi dari Dinas Kesehatan setempat, berdasarkan inspeksi
sanitasi dan hasil pemeriksaan Laboratorium termasuk BPOM, (BTKL)
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (Tjandra, 2002).
BAB III
ANALISIS SITUASI UMUM DAN KHUSUS PADA UNIT KERJA

A. Analisis Situasi Umum


1. Geografi
UPT Puskesmas Banjarnegara 1 yang berada di Jalan Serma Muklas,
Karangtengah, Banjarnegara terletak pada jalur pegunungan di bagian
tengah wilayah Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat
ke timur dan mempunyai luas wilayah kerja kurang lebih 26,24 Km2 atau
2624 Ha atau sekitar 2,6% dari Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Secara astronomi terletak di antara 7° 12’ - 7° 31’ LS dan 109° 29’ 10” -
109° 45’50” BT. Secara administratif Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Banjarnegara 1 terbagi dalam 2 desa dan 5 kelurahan. Desa/kelurahan
yang terluas adalah kelurahan Argasoka dengan luas 3,65 Km2 atau sekitar
23,54% dari luas total Wilayah Kerja UPT Puskesmas Banjarnegara 1.
Sedangkan kelurahan Wangon merupakan memiliki wilayah paling kecil
yaitu hanya seluas 1,19 Km2 atau sekitar 7,67%.
Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas antara lain :
Sebelah Utara : Kecamatan Madukara
Sebelah Timur : Kecamatan Sigaluh
Sebelah Selatan : Kecamatan Pagedongan
Sebelah Barat : Kecamatan Bawang

2. Topografi
UPT Puskesmas Banjarnegara 1 mempunyai luas wilayah kurang
lebih 26,24 Km2 atau 2624 Ha atau sekitar 2,6% dari Luas Wilayah
Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari 2 desa dan 5 kelurahan meliputi :
Kutabanjarnegara, Ampelsari, Argasoka, Tlagawera, Semampir, Wangon
dan Karangtengah.
Ditinjau dari segi ketinggiannya, wilayah kerja Puskesmas Banjarnegara 1
dibedakan menjadi :
10

a. Kurang dari 100 m di atas permukaan laut, meliputi 0% dari luas


wilayah kerja Puskesmas.
b. Antara 100-500 m di atas permukaan laut, meliputi 100% dari luas
wilayah kerja Puskesmas, yaitu :
1) Kutabanjarnegara
2) Ampelsari
3) Argasoka
4) Tlagawera
5) Semampir
6) Wangon
7) Karangtengah
c. Antara 500-1000 m di atas permukaan laut, meliputi 0% dari luas
wilayah kerja Puskesmas.
d. Lebih dari 1000 m di atas permukaan laut, meliputi 0% dari luas
wilayah kerja Puskesmas.

(Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Banjarnegara 1)


11

3. Demografi
Luas Wilayah : 26,24 Km2 atau 2624 Ha
Jumlah Desa/Kelurahan : 7 Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk : keseluruhan sebesar 11.506 jiwa dengan
rincian 5.620 laki-laki dan 5.886 perempuan.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di UPTD
Puskesmas 1 Banjarnegara
Golongan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Umur (Th) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
0–4 2.868 2.975 3.117 2.912 2.581 2.581
5 – 14 5.447 5.361 5.800 5.494 5.233 5.223
15 – 44 14.353 15.671 16.741 16.138 17.910 17.910
45 – 64 6.914 7.471 8.084 7.908 9.455 9.455
65 ke atas 3.705 2.153 2.447 2.229 1.185 1.185

Total (Jiwa) 33.287 33.631 36.189 34.681 36.364 36.364


Sumber : Profil Puskesmas Banjarnegara 1 tahun 2021

Dari data diatas diketahui bahwa penduduk di wilayah UPT


Puskesmas Banjarnegara 1 banyak pada golongan usia 15 – 44 usia
produktif yaitu sebanyak 75.702 orang sedangkan kelompok usia lanjut
sebanyak 13.462 orang. Kepadatan penduduk di wilayah UPT Puskesmas
Banjarnegara 1 sebesar 0,22/km².
12

4. Sumber Daya
Tabel 3.2 Tenaga Kerja di UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2021
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Kepala Puskesmas 1
2 KTU 1
3 Dokter Umum 1
4 Dokter Gigi 1
5 Perawat 6
6 Bidan 16
7 Kesehatan Masyarakat 2
8 Kesehatan Lingkungan 2
9 Gizi 1
10 Ahli Laboratorium Medik 1
11 Kefarmasian 1
12 Pengemudi 1
13 JMD (Juru malaria desa) 1
14 Administrasi 3
15 Pramukantor 2
Jumlah 40
Sumber : Profil Puskesmas Banjarnegara 1 tahun 2021

5. Tujuan dan Fungsi


Tujuan Puskesmas
Mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat;
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
13

Fungsi Puskesmas :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya;
c. Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

6. Unit Pelayanan Puskesmas


a. Rawat Jalan
1) POLI UMUM
2) POLI GIGI
3) POLI BALITA SAKIT
4) POLI KIA/KB
5) KLINIK KONSELING
a) Klinik Berhenti Merokok
b) Klinik Gizi
c) Klinik Kesehatan Lingkungan
6) LABORAT
a) Darah
b) Urine
c) TBC
7) IGD
b. Persalinan 24 Jam

7. Visi dan Misi UPT Puskesmas Banjarnegara 1


a. Visi Puskesmas
Menjadi Pilihan Utama Masyarakat dalam Mencapai Kesehatan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
b. Misi Puskesmas
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,
merata dan terjangkau oleh masyarakat
2) Menggerakkan Masyarakat untuk meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan serta kemandirian berperilaku hidup bersih
dan sehat
14

3) Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan stakeholder untuk


mendukung pembangunan berwawasan kesehatan
4) Menyelenggarakkan manajemen puskesmas yang didukung dengan
peningkatan kinerja aparatur kesehatan dan system informasi
kesehatan yang handal
c. Moto Puskesmas
Satu Tekad Untuk Pelayanan Prima
d. Tata Nilai UPT Puskesmas Banjarnegara 1
“TOP SIAGA”
1) Teliti
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1
bekerja dengan cermat dan saksama dalam menjalankan tugas
sehingga terhindar dari kesalahan.
2) Orientasi Pelanggan
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1
keinginan untuk mengetahui, membantu dan melayani kebutuhan
pelanggan.
3) Profesional
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1,
mampu menguasai ilmu sesuai kompetensinya, melakukan
kreatifitas dan inovasi di bidangnya, berfikir positif dan
menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
4) Santun
Adalah bahwa setiap karyawan UPTDPuskesmas Banjarnegara 1,
halus dan baik budi bahasa dan tingkah lakunya.
5) Ikhlas
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1,
bekerja dengan sungguh-sungguh dilandasi oleh hati yang tulus,
tidak keluh kesah dan mengharap ridho Allah.
15

6) Adil
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1,
memberikan pelayanan tidak ada diskriminasi, semua mendapatkan
perlakuan yang sama.
7) Gerakan Cepat
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1,
melakukan pekerjaan dengan cepat dan tidak menunda-nunda.
8) Aman
Adalah bahwa setiap karyawan UPTD Puskesmas Banjarnegara 1,
melakukan pekerjaan dengan pasti, tidak beresiko dan tidak
berbahaya.

8. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Banjarnegara 1

Kepala Puskesmas

Jabatan Fungsional Ka. Bag Tata Usaha

Pelur Pelur Pelur Pelur Gizi Pelur Gizi Pelur


Pemulihan Promosi KIA/KB Pencegahan
Kesehatan Kesehatan dan
dan Pemberantasan
Rujukan Penyakit

Pelur Pelur Pelur


Kesehatan Farmasi Lokal
Lingkungan Spesifik

PKS PKS PKS Bidan Desa Bidan Desa Bidan Bidan


Ampelsari Argasoka Tlagawera Semampir Kutabanjar Desa Desa
Wangon Karang
tengah

(Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Banjarnegara 1)


16

B. Analisis Situasi Khusus


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Pada Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara air minum
wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan. Air
minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi
persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif. Secara
mikrobiologis air minum yang sehat harus bebas dari bakteri E. Coli dan total
bakteri Coliform.
Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Pada tahun
2021 DAM dengan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan sebesar
100%. Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat
dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal.
Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Pengawasan kualitas air minum
secara internal merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi
syarat. Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
Tabel 3.3 Kategori Kandungan Coliform DAM
Kandungan Coliform
Tidak Memenuhi
Desa/Kel Jumlah DAMIU Memenuhi Syarat
Syarat
N % N %
Kutabanjar 10 10 100 0 0
Ampelsari 2 2 100 0 0
Argasoka 2 2 100 0 0
Tlagawera 0 0 0 0 0
Semampir 3 3 100 0 0
Wangon 2 2 100 0 0
Karangtengah 2 2 100 0 0
Total 21 21 100 0 0
Sumber : Data TPM UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 Tahun 2021
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembagian daerah administratif, wilayah kerja UPTD
Puskesmas Banjarnegara 1 membawahi 2 Desa dan 5 Kelurahan yang ada di
kecamatan Banjarnegara. Dari 7 Desa/Kelurahan terdapat 21 DAM yang
berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1.

Tabel 4.1 Jumlah DAM di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1


No Desa/Kelurahan Jumlah DAM
1 Kutabanjarnegara 10
2 Ampelsari 2
3 Argasoka 2
4 Tlagawera -
5 Semampir 3
6 Wangon 2
7 Karangtengah 2
Total 21
Sumber : Profil Puskesmas Banjarnegara 1 tahun 2021
Tabel 4.1 menunjukan bahwa ada 21 DAM yang berada di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1. Dari 7 wilayah kerja UPTD
Puskesmas Banjarnegara 1 hanya satu desa yang tidak memiliki DAM yaitu
Desa Tlagawera.

B. Prioritas Masalah
Dari hal diatas maka menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas air
minum yang dikonsumsi masyarakat dengan dilakukan pengawasan kualitas air
minum. Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
Dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa permasalahan dan
hambatan yang harus diperbaiki melalui prioritas masalah yang ada yaitu :
1. Masih terdapat kandungan bakteri Coliform pada air minum DAM
2. Terdapat sarana prasarana dan tempat serta fasilitas DAM yang belum
memenuhi persyaratan yang layak
BAB V
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Gambaran Umum Permasalahan


1. Masih terdapat kandungan bakteri Coliform pada air minum DAM
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital, tanpa air minum tidak
bisa bertahan hidup demikian pula makhluk lainnya seperti hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air minum
haruslah dapat menjamin kuantitas maupun kualitasnya. Air minum yang
aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi persyaratan fisika,
bakteriologi, dan kimiawi. Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan
pada air minum yang dihasilkan agar kualitas air tetap terjaga sesuai
dengan parameter (Permenkes, 2010).
Upaya pemenuhan persyaratan kualitas air minum dilakukan
melalui kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan
secara terus menerus agar air yang digunakan oleh penduduk dari penyedia
air minum yang ada terjamin kualitasnya, termasuk didalamnya air minum
yang diproduksi oleh suatu perusahan, baik pemerintah maupun swasta, di
distribusikan kepada masyarakat dengan kemasan atau isi ulang (Depkes,
2002).
Pengawasan kualitas air minum perlu dilaksanakan untuk
mengetahui keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas air secara
bakteriologi, fisika maupun kimia sebagai data dasar dalam memberikan
rekomendasi atau tindak lanjut untuk pengamanan kualitas air terhadap
upaya perlindungan pencemaran, perbaikan kualitas air dan penyuluhan
kepada pihak terkait.
Pemeriksaan Coliform air minum sangat penting mengingat bahaya
yang ditimbulkan dengan adanya Coliform pada air minum. Coliform
merupakan suatu kelompok bakteri heterogen, berbentuk batang dan
termasuk Gram negatif. Bakteri ini digunakan sebagai indikator adanya
polusi yang berasal dari kotoran manusia maupun hewan dan
menunjukkan sanitasi yang tidak baik terhadap air. Faktor-faktor dan
19

kondisi yang menyebabkan kualitas bakteriologi air pada DAM tidak


memenuhi standar kesehatan meliputi, adanya Coliform air minum yang
dikarenakan kontaminasi pada peralatan pengolahan air minum, kurangnya
pengetahuan penjamah dan pemilik DAM akan kurangnya pengetahuan
hygiene sanitasi depot air minum, serta sarana prasarana tempat dan
fasilitas DAM tersebut (Depkes, 2003).

Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Kandungan Coliform DAM


Januari Februari
Jumlah
Desa/Kel MS TMS MS TMS
DAM
N % N % N % N %
Kutabanjarnegar
8
a 1 13 7 88 2 25 6 75
Ampelsari 2 0 0 2 100 0 0 2 100
Argasoka 2 1 50 1 50 1 50 1 50
Tlagawera 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Semampir 3 1 33 2 67 0 0 2 100
Wangon 2 0 0 2 100 0 0 2 100
Karangtengah 2 1 50 1 50 1 50 1 50
Total 19 4 21 15 79 4 22 14 78

Tabel 5.1 menunjukan kandungan Coliform/100ml untuk sampel


air minum pada 19 DAM yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Banjarnegara 1 hanya terdapat 4 dari 19 DAM yang memenuhi syarat.
Total presentase bulan Februari dari 19 DAM yang diambil sampel air
minum menunjukan bahwa 22 % memenuhi syarat dan 78 % tidak
memenuhi syarat pemeriksaan kualitas air minum berdasarkan parameter
pemeriksaan bakteriologi yang diatur dalam Permenkes No. 492 tahun
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Sumber air baku DAM yang tidak memenuhi syarat
memungkinkan hasil produksi air minum yang buruk karena mungkin
kandungan Coliform tinggi, sehingga alat pengolahan yang digunakan
kurang mampu mereduksi jumlah Coliform air baku yang tinggi tersebut.
Selain dari alat pengolahan air minum adapun penyebab lain yang
menyebabkan kualitas air minum itu mengandung Coliform, yaitu sarana
prasarana tempat serta fasilitas yang tidak memadai, sumber air baku yang
20

jarang di periksa, dan ada kemungkinan kecil penyebabnya dari cuaca


(Alam) yang menyebabkan sumber air baku itu terkontaminasi.
Air minum yang dihasilkan DAM yang tidak memenuhi syarat
secara mikrobiologis sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dapat
menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare. Diare
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh air (Sumantri, 2010).
Salah satu dampak kesehatan yang bisa terjadi yaitu penyakit menular.
Penyakit menular seperti diare khususnya pada anak balita (Sumampouw,
2017).

2. Terdapat sarana prasarana dan tempat serta fasilitas DAM yang belum
memenuhi persyaratan yang layak
Berdasarakan buku podoman dan pengawasan hygiene sanitasi
depot air minum, Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi dijelaskan bahwa
segi sarana prasarana tempat serta fasilitas, personal hygine karyawan dan
bahkan bangunan DAM mempunyai peran terhadap kualitas air minum
yang dihasilkan Selain kualitas air minum, Kesehatan dan kebersihan
lingkungan DAM juga menjadi faktor adanya pedoman mengenai standar
untuk menghasilkan kualitas air minum yang baik.
1. Sarana Prasarana dan Tempat serta Fasilitas DAM
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, untuk tata ruang
seharusnya memiliki Fasilitas antara lain, tempat cuci tangan, lap
peembersih tangan, lap pembersih galon, 1 unit dispenser sampel air
minum dan tempat sampah. Hasil observasi yang dilakukan pada 19
DAM tidak menemukan adanya dispenser untuk contoh air minum
hasıl olahan. Dispenser sangat berguna bagi konsumen sebagai sarana
untuk menilai kualitas air minum hasil produksi dari DAM. Hasil
pemeriksaan, menunjukan bahwa DAM belum memenuhi syarat
fasilitas, yaitu belum adanya unit dispenser untuk contoh air minum
21

hasil olahan DAM tersebut (Pedoman dan Pengawasan Hygiene


Sanitasi DAM, 2003)
Hasil pemeriksaan pada 19 DAM masing-masing memiliki
fasilitas seperti menyediakan tempat sampah, tisue lap tangan, lap
galon dan juga memasang label. Penyediaan fasilitas yang berkenaan
dengan proses penyelenggaraan air minum harus sesuai dengan standar
kesehatan. Dengan adanya penyediaan fasilitas pada DAM, maka akan
menambah kualitas air minum yang dihasilkan, dari 19 DAM
semuanya sudah sesuai dengan pedoman dan pengawasan hygiene
sanitasi depot air minum
2. Sterilisasi Air Minum DAM
Peralatan sanitasi dan disinfeksi harus mampu membunuh
kuman patogen dalam air minum, akan tetapi tidak menimbulkan
perubahan stuktur pada air minum. Proses sterilisasi pada 19 DAM
menggunakan jenis ultra violet. Menurut pedoman dan pengawasan
hygiene kuman yang harus dibebaskan salah satunya adalah Coliform
berdasarkan rekomendasi dari kementerian kesehatan radiasi sinar
ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan
waktunya cukup, tidak ada radiasi atau hasil samping dari proses
penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif debit aliran air
disesuaikan dengan Intensitas sinar lampu UV agar dapat membunuh
mikroba apabila intensitas dan waktunya cukup. Air yang akan di
sinari dengan UV harus tetap melalui filter halus dan karbon aktif
untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, Fe atau Mn
jika konsentrasi cukup tinggi (Depkes 2002). Hasil observasi pada 19
DAM diwilayah kerja Puskesmas Banjarnegara 1 semuanya memenuhi
standar kesehatan, yaitu dengan memiliki alat sterilisasi jenis ultra
violet (UV).
PERMENKES nomor 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, Pasal 4 ayat I dijelaskan bahwa untuk
menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan
pengawasan kualitas air minum secara exsternal dan internal.
22

Pengawasan external dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten,


sedangkan pengawasan internal dilakukan oleh pemilik DAM untuk
menjamin kualitas air minum yang diproduksi sesuai dengan parameter
yang berlaku.
Sanitasi yang kurang memadai akan memudahkan pencemaran
karena dapat menjadi titik rawan dalam proses pengolahan air minum
isi ulang fasilitas sanitasi yang sebaiknya dimiliki oleh DAM adalah
tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah, fasilitas sanitasi seperti lap tangan dan dan lap gallon,
tempat sampah yang memenuhi persyaratan (Kementerian Kesehatan
RI, 2010).

B. Kegiatan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan


Kegiatan pelaksanaan kesehatan lingkungan di Puseksmas
Banjarnegara 1 diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Konseling
Konseling ANC ibu hamil yang ada di puskesmas Banjarnegara 1
dilakukan setiap hari Rabu dan Sabtu Konseling ini dilakukan sebagai
bentuk penecegahan terhadap ibu hamil dan pemberian nasehat tentang
sanitasi kesehatan lingkungan. Konseling yang diberikan meliputi
a. Promosi kesehatan
b. Perilaku Higiene Sanitasi
c. Menjauhi asap rokok
d. Air bersih
e. Jamban
23

2. Inspeksi Dapur Laik Sehat


Inspeksi Dapur Laik Sehat dilakukan oleh petugas sanitarian
Puskesmas Banjarnegara 1 untuk menjaga keamanan pangan yang harus
dilaksanakan secara terstruktur dan terukur dengan kegiatan, sasaran dan
ukuran kinerja yang jelas, salah satunya dengan mewujudkan tempat
pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan. Kegiatan ini
dilakukan di Rumah Tahanan Negara Banjarnegara.

(Gambar 5.2 Inspeksi Dapur Laik Sehat)

(Gambar 5.3 Pengambilan Sampel Air Bersih)

3. Pengambilan Sampel Air Minum Pada DAM


Kegiatan pengambilan sampel air minum pada DAM dilakukan
setiap satu bulan sekali. Pada saat Praktik Kerja Puskesmas saya
melakukan pengambilan sampel air minum yang dilakukan pada DAM
yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1. Kegiatan
pengambilan sampel air minum pada DAM secara berkala adalah untuk
24

menjamin kualitas dan keamanan air minum hingga sampai pada


konsumen.

(Gambar 5.4 Pengambilan Sampel Air Minum Pada DAM)

4. Kesehatan Kerja Dan Olahraga


Rockport adalah salah satu metode pengukuran kebugaran jasmani
dengan menghitung waktu tempuh seseorang saat menempuh lintasan
1600 meter. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh
menyesuaikan beban fisik yang diterima tanpa adanya gangguan atau
kelelahan berlebih. Kegiatan rockport dilakukan setiap hari Jumat.
Adapun Kegitan yang dilakukan yaitu :
a. Pembukaan
b. Pendataan peserta rocport
1) Petugas mendata umur, jenis kelamin peserta dan melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan
2) Petugas memasukan data ke buku register
25

(Gambar 5.5 Pendataan peserta Rockport)

c. Pengukuran tekanan darah dan nadi


Petugas melakukan pengukuran tekanan darah dan cek nadi sebelum
pelaksanaan tes kebugaran, jika tekanan darah peserta melebihi normal,
peserta tidak bisa melanjutkan dengan jalan selama 6 menit.

(Gambar 5.6 Pengukuran tekanan darah dan nadi)


26

d. Peregangan dan pemanasan


Peregangan seluruh tubuh/pemanasan dilakukan kurang lebih 5-10
menit terutama untuk otot tungkai

(Gambar 5.7 Pemanasan)


e. Pelaksanaan rockport
1) Tes kebugaran dengan metode rockport dilakukan dengan cara
jalan cepat/berlari dengan kecepatan konstan menempuh jarak 1,6
km
2) Petugas mencatat waktu tempuh dalam menit da detik, cocokan
dengan tabel
3) Dengan menggunakan tabel, hubungkan waktu tempuh dengan
VO2MAX, kemudian kategorikan tingkat kebugaran sesuai jenis
kelamin dan kelompok
f. Penyampaian hasil pengukuran tes kebugaran
1) Petugas mencatat hasil pengukuran di kartu menuju bugar dan
menyampaikan hasil pengukuran data
2) Program latihan fidk disesuaikan dengan hasil masing-masing
tingkat kebugaran diperoleh sesuai tabel
g. Rencana tindak lanjut
1) Tes kebugaran dengan metode rockport akan dilaksanankan untuk
instansi lain di minggu berikutnya
2) Tes kebugaran dapat diulang kembali setiap 3 bulan
3) Tes kebugaran ini dapat dijadikan paduan untuk menjaga dan
meningkatkan kebugaran jasmani
4) Dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok
27

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kualitas air minum secara mikrobiologis kandungan Coliform DAM di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Banjarnegara 1 pada Bulan Februari 2023
yaitu memenuhi syarat sebesar 22% dan yang tidak memenuhi syarat
sebesar 78%
2. Sarana prasarana serta fasilitas DAM menunjukan bahwa fasilitas sterilasi
dan sanitasi lengkap kecuali kepemilikian 1 dispenser sampel air minum
3. Kegiatan pelaksanaan kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas
banjarnegara 1 diantaranya Konseling ANC, Pengambilan Sampel Air
Minum pada DAM, Inspeksi Dapur Laik Sehat serta Kesehatan Kerja dan
Olahraga dengan metode Rockport.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati serta memilih DAM yang
sehat sebagai tempat pengambilan air konsumsi.
2. Bagi Puskesmas diharapkan dapat melakukan pengadaan fasilitas
kendaraan untuk mendukung kegiatan kesehatan lingkungan, seperti,
melakukan penyuluhan, pengawasan dan pemantauan terhadap kualitas air
DAM di wilayah kerjanya.
3. Bagi pemilik DAM apabila kandungan E.Coli atau Coliform masih tinggi
diatas baku mutu yang ditetapkan diharapkan dapat menyesuaikan debit
aliran air dengan intensitas sinar lampu UV agar dapat membunuh
mikroba apabila intensitas dan waktunya cukup.
28

4. Pemilik DAM Diharapkan agar selalu membersihkan sarana prasarana


serta fasilitas seperti kebersihan lingkungan sekitar lingkungan DAM,
tempat penyaringan selalu dibersihkan tepat waktu agar tidak ada
kandungan bakteri Coliform pada air minum yang di produksi serta untuk
mengurangi terpaparnya bakteri Caliform pada air minum yang di
produksi sebaiknya toko DAM di buat ruangan khusus DAM supaya tidak
di campur dalam 1 ruangan dengan bisnis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Badiamurti, GR dan Muntalif, BD. 2002. Kepmenkes RI No.


907/Menkes/SK/VII/2002. Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum. Depkes RI. Jakarta.

Badiamurti, GR dan Muntalif, BD. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Depkes RI. Jakarta.

Badiamurti, GR dan Muntalif, BD. 2010. Kepmenkes RI No.


907/Menkes/SK/IV/2010. Tentang Pemeriksaan Kualitas Air Minum.
Depkes RI. Jakarta.

Badiamurti, GR dan Muntalif, BD. 2013.Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2021. Profil Kesehatan Kabupaten


Banjarnegara. Banjarnegara
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum. Direktorat Penyehatan Lingkungan.
Dirjen PPPL: Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2002. Kepmenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002


Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI.
Jakarta.

Permendagri No. 23 Tahun 2006. Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Departemen dalam Negeri RI. Jakarta.

Raharjo, Arif Setyo. 2004. Study Pengolahan Air Minum Isi Ulang Pada Depot
Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Banyumas Tahun 2004. KTI.
Purwokerto: AKL Purwokerto.

Sanropi. 1983. Pedoman Bidang Study Penyehatan Air Bersih Sekolah Pembantu
Penilik Hygiene. Proyek Pengembangan Pendidikan. Jakarta.

Sumampouw, O. J. 2017. Diare Balita: Suatu Tinjauan dari bidang Kesehatan


Masyarakat. Deepublish.

Sumantri, A. 2010. Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Kencana


Suriawiria, Unus. 1985. Mikrobiologis Air dan Dasar-Dasar Pengolahan
Buangan Secara Mikrobiologis. Jakarta. Penerbitalumni
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Bersih

Tjandra Yoga Aditama TH. 2002. Kesehatan dan Keselamatam Kerja. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

WHO. 2017. Health Through Safe Drinking Water and Basic Sanitation.
http://www.who.int/water_sanitation_health/mdg1/en/.
LAMPIRAN

Lampiran 1
Hasil Pemeriksaan Bakteriologis DAM Januari 2023
Parameter Pemeriksaan
No Nama Alamat Total E.Coli Total Coliform
pH
CFU/100 ml CFU/100 ml
1 DAM A Karangtengah 5,96 0 0
2 DAM B Karangtengah 5,85 0 1
3 DAM C Wangon 5,55 3 57
4 DAM D Wangon 5,87 0 3
5 DAM E Argasoka 7,48 0 1
6 DAM F Argasoka 7,98 0 0
7 DAM G Ampelsari 6,40 0 3
8 DAM H Ampelsari 7,64 0 30
9 DAM I Semampir 7,04 0 0
10 DAM J Semampir 7,53 2 63
11 DAM S Semampir 7,09 0 1
12 DAM K Kutabanjarnegara 7,19 0 11
13 DAM L Kutabanjarnegara 6,88 0 13
14 DAM M Kutabanjarnegara 7,76 3 41
15 DAM N Kutabanjarnegara 6,35 0 4
16 DAM O Kutabanjarnegara 7,34 0 2
17 DAM P Kutabanjarnegara 7,08 0 0
18 DAM Q Kutabanjarnegara 6,97 0 >200
19 DAM R Kutabanjarnegara 8,09 0 19
Hasil Pemeriksaan Bakteriologis DAM Februari 2023
Parameter Pemeriksaan
No Nama Alamat Total E.Coli Total Coliform
pH
CFU/100 ml CFU/100 ml
1 DAM A Karangtengah 5,96 0 0
2 DAM B Karangtengah 5,85 0 1
3 DAM C Wangon 5,85 0 4
4 DAM D Wangon 4,79 0 12
5 DAM E Argasoka 6,64 0 7
6 DAM F Argasoka 7,13 0 0
7 DAM G Ampelsari 6,40 0 3
8 DAM H Ampelsari 7,03 0 160
9 DAM I Semampir 6,70 0 1
10 DAM J Semampir 7,07 0 6
11 DAM K Kutabanjarnegara 6,67 0 >200
12 DAM L Kutabanjarnegara 6,69 0 >200
13 DAM M Kutabanjarnegara 6,68 0 0
14 DAM N Kutabanjarnegara 6,26 0 6
15 DAM O Kutabanjarnegara 6,74 0 2
16 DAM P Kutabanjarnegara 7,13 0 0
17 DAM Q Kutabanjarnegara 6,20 0 13
18 DAM R Kutabanjarnegara 7,14 0 3
Lampiran 2
Daftar Konseling ANC (Ibu Hamil)
No Tanggal Nama Umur KK Alamat
1 22/2/2023 Deni Yumidi 35 Tahun Suratno Karangtengah 5/3
2 22/2/2023 Afis Wahyu 25 Tahun Bayu Ajun P Kutabanjarnegara
3 22/2/2023 Rima Lusiana 24 Tahun Wahyu S Karangtengah
4 23/2/2023 Erica 20 Tahun Nova Krandegan 3/2
5 23/2/2023 Novi R 31 Tahun Haryono Ampelsari 5/5
6 23/2/2023 Purwanti 28 Tahun Ujang Budiutomo Tlagawera ½
7 01/3/2023 Heny Lis 38 Tahun Ahmad Semampir
8 01/3/2023 Muji Rahayu 31 Tahun Latif Hendra Tlagawera 2/5
9 01/3/2023 Pamela 23 Tahun Mukhlis Gumingsir 3/4
10 15/3/2023 Safeli Damayanti 23 Tahun Taufik Hidayatuloh Argasoka 2/9
11 15/3/2023 Novita Ramadani 21 Tahun Rouf Febrian J. Kutabanjar 4/3
12 15/3/2023 Laely nurfaidah 26 Tahun Ahmad Rohman Ampelsari 3/4

Anda mungkin juga menyukai