DI APOTEK BOLON
Jl. Tentara Pelajar, RT 01 RW 11, Bolon, Kec. Colomadu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57178
19 Desember 2022 s/d 19 Februari 2023
Disusun Oleh :
1. Cristiani 211510
2. Salsabila Dewi Annastasya 211670
3. Salsabilla Suci Luna Ramadhani 211671
4. Septi Wulandari 211675
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan hasil praktek farmasi di apotek Bolon telah di selesaikan dan disahkan
pada :
Hari /tanggal :
Tempat : Apotek Bolon
Suyatna,S.Pd, M.Pd
Sariyono, S.Farm. apt
NIP. 196470512198031008
NIP. 198311302022211006
ii
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis
bisa menyelesaikan laporan ini. Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Penulis juga
kepada :
2. Sariyono, S.Farm., apt selaku ketua program studi SMK Negeri I Sambi.
4. Ratna Sari Dewi, S.Farm selaku guru produktif dari jurusan farmasi SMK
Negeri 1 Sambi.
Bolon.
9. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, sehingga
Maka kritik dan saran yang bersifat membangun agar kekurangan dari laporan
iii
dapat kami perbaiki. Ahkir kata penulis berharap semoga berguna bagi yang
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
DI APOTEK BOLON.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Waktu Dan Tempat.........................................................................................................2
C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan......................................................................................2
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan....................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
A. Pengertian Apotek...........................................................................................................4
B. Persyaratan apotek..........................................................................................................5
C. Pengelolaan apotek...........................................................................................................7
D. Adsminitrasi Apotek..........................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................11
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN............................................................11
D.Jam kerja apotek...............................................................................................................13
E. Tata ruang apotek..........................................................................................................13
F. Kegiatan...........................................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................20
A. Skrinning Resep............................................................................................................20
B. Adminitrasi Obat..............................................................................................................21
C.Hasil dan pembahasan......................................................................................................24
BAB V......................................................................................................................................26
v
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................26
A. Kesimpulan...................................................................................................................26
B. Saran..............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................27
LAMPIRAN........................................................................................................................28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Apotik merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
maksimal. Apotik adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu kesehatan
bagi masyarakat,apotik juga sebagai tempat praktik tenaga profesi apoteker dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian. Menurut kemenkes RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan permenkes No.
922/MENKES/PER/X/1993 mengenai ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek dalam suatu tempat tertentu. tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,
penyaluran pembekalan farmasi kepada masyarakat. Praktek Kerja Lapangan
diadakan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan secara langsung yang
bersifat teoritis dan praktik, meliputi : aspek kefarmasian, kemasyarakatan
sehingga memiliki gambaran nantinya menjalani profesi kefarmasian di apotik.
2
2. Mendapatkan gambaran mengenai struktur, cara,situasi, kondisi
pekerjaan dilapangan, sehingga mengetahui tugas dan fungsi profesinya
secara profesional.
3. Paham tentang ruang lingkup apotik, perundang-undangan apotek,
pengelolaan obat, manajemen apotik, serta menambah pengetahuan
tentang apotik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Praktek kefarmasian.
Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2019 , tentang tugas dan fungsi apotek adalah :
jabatan apoteker.
4
d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,
C. Persyaratan apotek
1. Lokasi
2. Bangunan
5
b. Bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat merupakan
sebagai dimaksud dalam pasal 6 paling sedikit memiliki sarana ruang yang
a. Penerimaan Resep.
d. Konseling
f. Arsip.
b. Instalasi listrik.
6
1. Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi rak obat,
Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan Apoteker
Permenkes No. 9 Tahun 2019 (Pasal 10) yang mengatur tentang Sarana,
Permenkes No. 9 Tahun 2019 ( Pasal 11) mengatur diantaranya adalah sebagai
berikut :
administrasi.
ayat (1) dan ayat (2) wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan
7
D. Pengelolaan apotek
Pengelolaan apotek menurut Permenkes No. 9 tahun 2017 pasal 10 dan pasal 11
lainnya.
terjamin.
d) Apoteker wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
a) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, bagi Puskesmas yang
kefarmasian atau tenaga kesehatan lain yang ditugaskan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota.
8
b) Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
E. Adsminitrasi Apotek
a) Buku defecta. Buku ini digunakan untuk mencatat nama obat yang habis
9
b) Blanko surat pesanan. Berisi lembaran surat pesanan yang ditanda
tangani APA, yang tercantum antara lain tanggal pemesanan, nama PBF
yang dituju, nama barang atau obat, kemasan, dosis, jumlah, harga, tanda
barang yang diterima, nomor batch, jumlah barang, harga satuan, total
d) Kartu stock. Kartu stock tiap barang berfungsi untuk mengetahui jumlah
obat masuk, keluar maupun sisa. Kartu stock mencantumkan nama barang,
nama pabrik, kemasan, tanggal penerimaan, nama PBF dan nomor faktur,
tanggal R/, nomor R/, jumlah harga, nama pasien, alamat pasien dan
dokter.
f) Buku penjualan obat bebas (HV). Buku ini digunakan untuk mencatat
jumlah, nama obat, harga penjualan obat bebas, jumlah total penjualan
setiap hari.
g) Buku penjualan obat generik. Buku ini mencatat jumlah obat generik
10
h) Buku penjualan (Psikotropika). Buku ini mencatat, nomor, nama obat,
nama dokter dan pasien, alamat, keterangan. Obat yang diambil dicatat di
akhir, tanggal, nomer resep, jumlah obat, jumlah harga, nama dokter, nama
dan alamat pasien. Laporan ini dibuat satu bulan sekali, sedangkan
pesanan yang dibuat rangkap lima yaitu untuk PBF, Kanwil Depkes, Balai
Copy resep tidak dilayani meskipun belum diambil atau diambil sebagian.
tembusan kepala Balai Pom Jateng, dan kepala Dinkes tingkat I Jateng,
dicatat dalam buku tersendiri yang berisi tanggal, nama barang, jumlah
11
k) Buku instansi harian. Mencatat faktur yang telah dibayar oleh apotek.
m) Neraca rugi laba. Berisi penjualan bruto, harga pokok penjualan laba
n) Neraca akhir tahun. Berisi kas, piutang lancar, inventaris hutang barang,
mempermudah penjualan.
12
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Bolon dipimpin oleh seorang ( PSA ) apt. Dewi Ekowati, M. Sc dan APJ
tempat bangunan apotek didirikan, lokasi apotek yang baru atau berpindah,
jumlah dan jarak minimal antar apotek ditetapkan oleh Mentri Kesehatan.
sarana pelayanan kesehatan lainnya, hygeiene lingkungan dan faktor - faktor yang
terkait setelah adanya otonomi daerah maka faktor jarak sudah tidak
dipermasalahkan lagi. Lokasi merupakan salah satu unsur penting yang harus
13
Apotek sebaiknya terletak pada daerah yang strategis dan terjangkau oleh
masyarakat umum.
3. Apotek berada dilokasi yang cukup strategis dan mudah dicapai oleh
masyarakat, karena apotek terletak ditepi jalan raya yang dilalui kendaraan,
bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas sehingga dapat
14
Struktur Organisasi Apotek Bolon :
PSA
apt. Dewi Ekowati M. Sc
APJ
apt. Sulistyo Handayani. S.Farm
AA Adm I Adm II
Emi Yunanto, S.Farm Eka Firli Dini
Keterangan :
15
4. ADM (Admin apotek ) : Bertanggung jawab untuk
Apotek.
bertugas melayani resep atau obat bebas dan menyusun buku harian resep
dengan lancar bila karyawan terampil dan cekatan dalam menjalankan tugas dan
Apotek Bolon buka setiap hari mulai jam 07.30 - 21.00 WIB, hari minggu
buka mulai jam 10.00 - jam 21.00. Untuk kelancaran apotek, dilakukan
pembagian shif pagi dan shif siang dengan jadwal sebagai berikut :
16
E. Tata ruang apotek
Tata ruang apotek bolon terdiri dari ruang tunggu, ruang pelayanan obat,
ruang peracikan, ruang kerja apoteker, ruang pencucian alat, ruang konsultasi,
Keterangan :
17
9. Etalase madu 13. Lemari pendingin
1) Pergudangan
yang sudah dibeli agar aman dan tidak mudah rusak. Sistem penyimpanan
A. Penyimpanan.
tahun 2015 yang merupakan regulasi terbaru, yakni pasal 25 dan 26.
sebagai berikut :
18
b) Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci
yang berbeda.
obatan termolabil (pada suhu 2-8 ºC). Setidaknya berupa kulkas atau
dibawah 0º C (freezer).
B. Pengeluaran.
karena stok yang telah habis. Barang yang harganya mahal, cepat rusak,
19
Sedangkan barang-barang yang harganya tidak mahal dan apotek bolon
2. Distribusi
distribusi obat, yang meliputi penjualan obat bebas dan penjualan obat
a. Distribusi penjualan obat bebas. Penjualan obat bebas atau tanpa resep
dokter dilakukan pada obat – obat yang termasuk dalam daftar obat
bebas, obat bebas terbatas, OWA, alat kontrasepsi, alat kesehatan, dan
kosmetika.
dilayani lalu dibuatkan copy resep. Setelah diracik resep beserta obat
3. Administrasi laporan
tersebut meliputi:
a. Buku defecta. Buku ini digunakan untuk mencatat nama obat yang habis.
20
PBF, nomor faktur, nomor batch, ED, jumlah barang, harga satuan,
jumlah nama obat, harga penjualan obat bebas, jumlah total penjualan
setiap hari.
d. Buku penjualan (ET), buku ini digunakan untuk mencatat jumlah nama
obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter seperti, obat bebas, obat bebas
e. Kartu stok, tiap barang berfungsi untuk mengetahui jumlah obat masuk,
PBF yang dituju, nama barang atau obat, kemasan, dosis, jumlah, harga,
g. Buku instansi harian, Mencatat faktur yang telah dibayar oleh apotek.
21
i. Neraca rugi laba, Berisi penjualan bruto, harga pokok penjualan laba
j. Neraca akhir tahun, Berisi kas, piutang lancar, inventaris hutang barang,
4. Penjualan
dibawah ini :
b. Harga obat dengan resep Harga jual (HNA + PPN 11%) × jumlh brg ×
5. Pelayanan
atau setengahnya. Setelah dibayar resep diberi nomor sesuai kandungan obat
misal obat umum dibeti warna hijau. Resep diracik dan dibuatkan copy
22
Alur penerimaan resep
Pasien
Farmatesis
Pasien
23
6. Perlengkapan apotek
farmasi (lemari dan rak obat, lemari narkotik dan psikotropik, lemari
pendingin).
penyerahan obat).
7. Pelaporan
24
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
25
BAB IV
A. Skrinning Resep
resep. Saat apoteker menemukan suatu permasalahan dari resep, maka apoteker
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker, untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
resep mempunyai dua makna penting yaitu sebagai dokumen legal dan sebagai
alat komunikasi antara penulis resep dan penerima resep. Oleh karena itu, resep
harus memenuhi persyaratan administratif dan ditulis dengan jelas agar tidak
Resep memiliki :
26
1. Nama, SIP, dan alamat dokter.
7. Informasi lainnya.
2. Jika dokter menginginkan resep diulang, maka diberi tanda “iter”. Jika
kanannya, jika ditulis di atas R/ maka semua resep diulang sesuai jumlah
kanan resep sebagai berikut : cito, statim, urgent, atau PIM (periculum in
5. Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras diulang
tanpa sepengetahuan dokter, dokter akan menulis n.i. (ne iteratur, tidak
boleh diulang).
6. Resep dapat ditulis kembali dalam bentuk salinan resep (apograph, copy
resep ). Selain memuat keterangan resep juga memuat nama apotek dan
27
alamatnya, nama apoteker dan SIPAnya tanda tangan apoteker pengelola
apotek, dan tanda "det" (jika obat sudah diserahkan) atau "nedet" ( jika
obat yang diminta sebelumnya baru diberikan sebagian), maka copy resep
8. Resep yang mengandung narkotika tidak dapat ditebus di luar kota tempat
obat diresepkan.
B. Adminitrasi Obat
1. Perencanaan
Tujuan dari perencanaan adalah agar proses pengadaan obat atau perbekalan
farmasi yang ada di apotek menjadi lebih efektif dan efesien sesuai dengan
waktu, barang yang dikirim, ada tidaknya diskon bonus, layanan obat
expire date (ED) dan tenggang waktu penagihan) , kualitas obat, dan
harga.
28
1. Metode konsumsi, memperkirakan penggunaan obat berdasarkan pemakaian
epidimiologi.
2. Pengadaan
mutu yang tinggi serta waktu yang tepat. Yang perlu di perhatikan dalam
1. Pemilihan PBF.
diterima oleh PBF sampai item dan jumlah item berdasarkan perencanaan
3. Harga.
4. Penyimpanan.
5. Stok.
29
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
3.Penyimpanan
sudah di cek dan sesuai dengan SP (Surat Pesanan), kemudian disimpan dan
First In First Out (FIFO) Artinya, barang yang yang pertama masuk dan
harus dikeluarkan pertama kali . First Expired First Out (FEFO) yaitu
4. Distribusi
gudang.
obat bebas maupun resep dan instansi lain, misalnya pukesmas, klinik,
30
FIFO (first in first out). Demikian halnya dengan obat- obat yang
first out).
seorang APJ, dimana didalamnya terdapat struktur yang komplek, terpadu dan
Bolon telah berjalan sesuai dengan PP.25 tahun 1980 , Hal ini dapat dilihat dari
kerja yang ada di apotek itu sendiri. Manfaat siswa Praktik Kerja Lapangan di
pengadaan untuk obat- obatan yang cepat laku, untuk itu dilakukan
pemantauan melalui kartu stok secara cermat dan teliti. Pemeriksaan terhadap
waktu kadaluwarsa obat juga harus dilakukan, jadi obat yang masa
Apotek Bolon dapat dilakukan secara tunai. Untuk penjualan obat didalam
etalase, OWA, alkes, peracikan obat dengan resep dilakukan dengan tunai,
Pencatatan uang yang dilakukan terhadap semua barang atau obat yang terjual
31
dicatat setiap hari oleh seorang administrasi, dan setiap bulan direkapitulasi
untuk omset setiap bulan. Penjualan di apotek Bolon secara tunai tidak menjual
barang ke apotek, dokter atau bidan, kecuali ada permintaan dari resep atau ada
resep.
dan obat bebas (HV) diserahkan kepada APA. Kegiatan administrasi seperti
pembelian atau inkaso, keuangan, pencatatan dan pengelolaan resep dan OWA
terhadap semua barang atau obat yang terjual, dicatat dalam buku pemasukan
harian dan setiap bulan direkapitulasi untuk menghitung omset yang didapat
setiap bulannya. Apotek Bolon juga tidak lepas dari kewajiban untuk
membayar pajak, jenis - jenis pajak yang dikenakan pada Apotek Bolon yaitu
PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), (Pajak
32
kedisiplinan, profesional, integritas, dan kerja sama antar karyawan.
33
BAB V
A. Kesimpulan
Apotek Bolon JL. Tentara Pelajar Rt.1 Rw. 11, Colomadu, Karanganyar
baik, dan kerja sama antar karyawan juga berjalan dengan baik, dimana
prefesional.
apotek.
FIFO (Frist in frist out ) dan FEFO (Frist expired frist out ).
B. Saran
34
dilakukan dengan sikap prefesional. Diharapkan kepada Apotek Bolon
hubungan kerja sama antar sesama. Kemudian, pada saat penyerahan obat
35
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
INDONESIA, K. B. P. O. D. M. R. (2013). Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi Dan Obat Mengandung
Prekursor Farmas. 1–155.
LKPP. (2015). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaa Pengadaan
Barang/Jasa Melalui E-Purchasing. 2–4.
36
Permenkes,R.I.(1978). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28/MENKES/PER/I/1978 Tahun 1978.
Permenkes, R.I.(1983). Surat Keputusan Menteri Kesehatan Ri
No.2380/A/Sk/Vi/83 Tentang Tanda Khusus Untuk Obat Bebas Dan Obat
Bebas Terbatas.
Permenkes,R.I.(1986). Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.02396/A/SK/VII/1986. 02396, 6–7.
Permenkes,R.I.(1990). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
347/Menkes/Sk/Vli/1990 T tentang Obat Wajib Apotik. 419.
Permenkes, R. I. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. nomor 3.
Permenkes, R. I. (2016). PERMENKES RI No.73 Tahun 2016. 3345– 3356
Permenkes, R. I. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9
Tahun 2017 tentang Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotik, 1–36.
PP, R. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
PP, R. (2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010
Tentang Prekursor. 1–91.
Subagyo. (1990). Manajemen Logistik.
Syamsuni. (2016). Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi (Vol. 1).
UU, R.I. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997
Tentang Psikotropika. nomor 5.
UU, R.I. (2009b). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. nomor 35(75), 31–47.
37
L
A
M
P
I
R
A
N
38
Lampiran 1. Surat pesanan
39
Lampiran 2. Surat pesanan tertentu
Lampiran 3. Resep
40
Lampiran 4. Copy Resep
Lampiran 5.Etiket
41
Lampiran 6. Faktur Obat
42
Lampiran 8. Buku Pemesanan Obat
43
Lampiran 10. Buku/ kartu Psikotropika
44