Disusun Oleh :
GIZYA AULIA. S
NISN : 0076806349
E-mail : smkislamfarm14@gamil.com
SUMBAWA BESAR
LEMBAR PENGESAHAN
MENGETAHUI
Sumbawa Besar
Kusriawansyah, S. Pd
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan
pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Al-Hidayah dapat terselesaikan
dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
laporan ini terutama kepada :
1. Bapak Kusriawansyah, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Islam Farmasi Sumbawa Besar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat di harapkan . Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Penyusunan
Gizya Aulia. S
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Manfaat.....................................................................................................3
A. Pengertian Apotek.....................................................................................6
iii
E. Pengelolaan Sumber Daya.....................................................................9
G. Pelayanan Di Apotek..............................................................................17
E. Studi kasus.................................................................................,..............29
BAB IV PENUTUP..................................................................................................31
A. Kesimpulan................................................................................................31
B. Saran.........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................33
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................34
iv
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman.................................................................................. 34
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah Farmasi yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan
nasional adalah mendidik tenaga-tenaga Farmasi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki integritas dan
keperibadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi masyarakat khusus
nya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian.
Menurut UU No. 20 tahun 2023 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri nya dan masyarakat.
Berdasarkan tujuan diatas, maka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi
mampu :
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, bersifat terbuka, dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan iptek dan berorientasi ke masa depan, serta
mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat dengan menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan.
4. Membantu dalam kegiatan penelitian dibidang Farmasi atau bidang lainnya yang
terkait.
1
2
SMK Islam Farmasi Sumbawa Besar bagian tak terpisahkan dari sistem Pendidikan
Nasional juga wajib menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruan Nasional menjadi
tujuan pendidikan pada tingkat kelembapan dan/ sekolah.
B. Tujuan
Praktek akerja Instansi bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang
telah diperolah selama pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di
tempat kerja. Beberapa tujuan lainnya antara lain:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntuan
lapangan kerja.
b. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara SMK
dan lapangan kerja.
3
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
dan profesional.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
Salah satu tugas yang harus di penuhi oleh peserta Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN)
adalah membuat laporan tentang uraian Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN) yang
bertujuan untuk:
c. Memiliki tingkat kompetensi standar, sesuai dengan yang telah dipersyaratkan oleh
dunia kerja.
d. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun peserta didik yang
bersangkutan.
e. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan, dan
produktif.
b. Umumnya peserta PRAKERIN telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta PRAKERIN adalah tenaga kerja yang memberi
keuntungan.
Tujuan pendidikan adalah memberi keahlian profesional bagi peserta didik agar
lebih terjamin pencapaian nya. Adapun PRAKERIN bagi Sekolah yaitu :
e. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga kerja
yang berkualitas dan profesional.
BAB II
A. Pengertian Apotek
Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1990 adalah :
6
7
2. Izin Apotek pada tempat tertentu diberikan oleh Menteri kepada Apoteker Pemilik
Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA) (Pasal 24 ayat 1).
c. Tidak terkait pada suatu kewajiban lain, sehingga tidak memungkinkan nya
melaksanakan tugas Apoteker Pengelola Apotek.
4. Surat Izin Pengelolaan Apotek (SIPA) diberikan oleh Menteri kepada seorang
Apoteker setelah memenuhi ketentuan sebagai berikut (Pasal 26) :
Memenuhi syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai
Apoteker.
5. Surat Izin yang dimaksud dalam Pasal 26 berlaku selama 5 tahun dan dapat
diperpanjang (Pasal 27).
Surat Izin Apotek (SIA) seperti telah dikatakan berlaku untuk seharusnya selama
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, tetapi dalam hal tertentu
Bupati/Walikota mencabut Surat Izin Apotek apabila :
5. Apotek tidak lagi sesuai dengan Surat Izin Apotek telah diterbitkan.
1. Peringatan secara tertulis kepada (APA) sebanyak tiga kali berturut-turut dengan
rentang waktu masing-masing dua bulan.
Pembekuan izin dapat dicairkan kembali apabila Apotek telah membuktikan memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan. Hal ini dapat dilakukan setelah
Dikes menerima laporan hasil pemeriksaan dari Kepala BPOM.
Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker Pengganti Wajib mengamankan pembekalan
Farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan tersebut
mengikuti tata cara sebagai berikut:
1. Dilakukan ifentaris terhadap seluruh persediaan narkotika obat keras tertentu dan
obat lainnya serta seluruh resep yang tersedia di Apotek.
2. Narkotika, psikotropika, obat tertentu dan resep harus dimasukkan kedalam tempat
tertutup dan terkunci.
3. APA wajib melaporkan secara tertulis kepada Dikes atau petugas yang diberi
wewenang olehnya tentang penghentian kegiatan disertai laporan infentatis.
a. Professional.
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Apotek untuk menunjang pelayanan
kefarmasian yaitu :
a. Berlokasi strategis.
b. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata Apotek.
d. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktifitas
pelayanan dan penjualan produk lain.
e. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh Apoteker untuk
memperoleh informasi dan konseling.
g. Apotek memiliki suplai listrik yang kau konstan, terutama untuk lemari pendingin.
c. Ruangan tertutup untuk pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari
11
d. Ruang peracikan.
e. Tempat peracikan.
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
1. Obat/bahan harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam pengecualian atau
darurat dimana isi dipindahkan ke dalam wadah lain . Maka Harus dicegah terjadi nya
kontaminasi dan ditulis informasi yang jelas pada wadah baru.
2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin
kestabilan bahan.
d. Administrasi
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tempat penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.
Contoh :
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan
resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Tempat
penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.
Pada obat bebas terbatas, selain terdapat tanda lingkaran biru, juga diberi tanda
peringatan untuk aturan pakai obat sehingga obat ini aman digunakan untuk pengobatan
sendiri. Tanda peringatan terdiri dari 6 (enam) macam adalah sebagai berikut :
Contoh :
3. Obat Keras
Logo pada obat keras memiliki lingkaran merah dengan garis hitam dan huruf K di
tengahnya.
14
Logo ini berarti bahwa obat tersebut hanya akan digunakan di bawah pengawasan medis.
Dengan kata lain, obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
Amoksisilin (antibiotik)
4. Jamu
Obat yang memiliki simbol berwarna hijau dengan gambar pohon itu tergolong pada
obat yang berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang biasa disebut dengan
jamu. Bahkan, biasanya di bawah simbol tersebut sudah tertuliskan kata ‘jamu’. Sampai
saat ini, jamu masih dianggap sebagai obat yang ampuh menyembuhkan berbagai
penyakit.
Contoh :
Obat dengan simbol tiga bintang berwarna hijau ini disebut dengan Obat Herbal
Terstandar atau OHT. Namun, OHT berbeda dengan jamu. Perbedaannya terdapat pada
proses pengolahannya. Obat dengan bahan dasar alami ini diolah dengan teknologi tinggi
dan higienis yang sudah diuji toksisitas dan kronisnya. Sebelum diproduksi, OHT sudah
melalui penelitian pre-klinik untuk mengetahui standar kesehatannya.
Diaper
simbol yang mirip seperti serpihan salju berwarna hijau ini disebut dengan fitofarmaka.
Mirip dengan OHT, fitofarmaka juga berbahan dasar alami yang diolah dengan teknologi
tinggi. Namun, fitofarmaka ini sudah disetarakan dengan obat-obatan modern. Proses
pengolahannya lebih sulit dibandingkan OHT. Fitofarmaka diolah dengan proses yang
terstandar dengan bukti ilmiah yang telah di uji klinik pada manusia dengan kriteria
16
ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksanaan yang kompeten dengan prinsip
etika, dan tempat pelaksanaan proses pengolahan fitofarmaka telah memenuhi syarat.
Stimuno
7. Obat Narkotika
Narkotika merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Golongan obat narkotika
mempunyai simbol seperti tanda plus dengan lingkaran berwarna merah. Obat ini hanya
bisa didapatkan dengan resep dokter, dengan tanda tangan dokter, disertai nomor izin
praktik dokter pada resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan salinan
resep.Golongan obat narkotika berbahan dasar tanaman atau buatan berupa sintetis
ataupun semi-sintetis. Obat-obatan narkotika atau psikotropika dapat menimbulkan
ketergantungan pada penggunanya, sehingga pemakaiannya perlu diawasi dengan ketat
sesuai anjuran dan kebutuhan.Selain itu, obat narkotika dapat memengaruhi susunan
saraf pusat dan memengaruhi perilaku serta aktivitas di titik tertentu. Golongan obat
jenis ini sering digunakan dokter sebagai obat bius dan antinyeri atau analgetik potensi
kuat. Oleh karena itu, penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan dengan dilakukan oleh
dokter atau dengan pengawasan dokter.
17
Fentanil
G. Pelayanan di Apotek
Pelayanan Apotek, Apotek diwajibkan untuk melayani resep dokter, dokter gigi dan
dokter hewan yang seluruh pelayanan di pertanggung jawabkan kepada apoteker untuk
mengelola apotek ( Pratiwiningsih, 2008). a) Dalam melakukan pelayanan resep harus
sesuai dengan keahlian dan tanggung jawab atas kepentingan masyarakat.
pelayanan farmasi klinik apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Alat Kesehatan,
Bahan Medis Habis Pakai, dan Sediaan Farmasi.
Alur pelayanan resep di apotek tidak sama dengan toko obat. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, toko obat hanya boleh menjual obat bebas dan bebas
terbatas untuk penjualan secara ecer.
1. Resep Datang
2. Skrining Resep
3. Pemberian Harga
4. Peracikan Obat
pelayanan farmasi klinik apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Alat Kesehatan,
Bahan Medis Habis Pakai, dan Sediaan Farmasi.
1. Resep Datang
Ketika berada di apotek dan melihat ada pasien yang membawa resep datang. Maka,
pihak apotek akan menyambut pasien dan mempersilahkan pasien untuk menunggu
beberapa saat.
2. Skrining Resep
Setelah resep datang, pihak front office akan memberikan resep tersebut kepada petugas
19
Skrining resep ini antara lain adalah skrining administratif, skrining farmasetis, dan
skrining klinis. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis
skrining resep tersebut.
a. Skrining Administratif
Tujuan dari skrining ini adalah untuk menghindari kesalahan penulisan resep maupun
pemalsuan resep. Hal yang dianalisis dalam alur pelayanan resep di apotek ini adalah
sebagai berikut:
b. Skrining Farmasetis
Tujuan dari skrining ini adalah untuk menyesuaikan dengan kondisi pasiennya. Mulai dari:
√ Stabilitas.
√ Inkompatibilitas.
√ Dosis.
√ Bentuk sediaan.
√ Potensi obat.
20
c. Skrining Klinis
Setelah skrining administratif dan skrining farmasetis dilakukan. Maka, alur pelayanan
resep di apotek selanjutnya adalah skrining klinis. Berikut ini adalah beberapa hal yang
ada dalam skrining klinis:
√ Sebagai catatan, apabila tahapan skrining ini bermasalah. Maka, kamu harus bisa
mencari solusinya, lalu memberikan solusi tersebut kepada dokter.
3. Pemberian Harga
Apabila pasien sudah menyetujui harga yang kamu berikan, maka kamu bisa segera
mempersiapkan peracikan obat.
Namun, permasalahan yang terjadi adalah apabila pasien sedikit keberatan dengan harga
tersebut. Untuk itu, sebagai jalan keluarnya adalah kamu bisa mengajukan obat alternatif
dengan jenis, jumlah, dan harga yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Hal inilah yang kemudian memunculkan copy resep. Dengan adanya copy resep ini, maka
pasien bisa menebus setengah obatnya terlebih dahulu, jika belum memiliki biaya yang
cukup. Selain itu, hal ini jugalah yang menyebabkan adanya penggantian obat paten
menjadi obat generik.
4. Peracikan Obat
Alur pelayanan resep di apotek selanjutnya adalah peracikan obat. Tahapan yang
dilakukan adalah peracikan obat dan penyerahan obat ke pasien. Orang yang melakukan
21
tahapan ini tidak harus seorang apoteker, bisa tenaga ahli kesehatan atau tenaga terlatih
lainnya.
Tahap selanjutnya adalah pemberian etiket. Perlu kamu ketahui, bahwa pada tahap ini
harus jelas prosedurnya. Ada protap yang harus kamu perhatikan dan tahap-tahap
kritikalnya, seperti dosis harus tepat hingga pencampuran yang harus tepat.
Selain itu, etiket juga harus jelas dan pengemasan harus rapi untuk menjaga kualitas dari
obat tersebut.
Setelah semua tahapan dilalui, maka kamu bisa mulai pada tahap selanjutnya, yakni
pemberian informasi yang benar dan jelas. Terakhir, kamu juga harus memberikan
monitoring penggunaan obat, khususnya untuk pasien yang memiliki penyakit kronis.
5. Mempersulit pengawasan
1. Narkotika & psikotropika : lemari khusus dua pintu dengan dilengkapi kunci ganda.
2. Obat mudah terbakar (aseton, eter, & alkohol) : lemari yang berventilasi baik, jauh
dari bahan yang mudah terbakar dan peralatan elektronik.
a. Lemari pembeku
b. Dingin
Dingin adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8ºC, lemari pendingin mempunyai suhu antara
2ºCdan 8ºC, misal Insulin.
c. Sejuk
Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 15º dan 30ºC.
Hindari menyimpan tablet atau kapsul di tempat yang panas atau lembab.
Hindari menyimpan obat dalam bentuk cair di dalam lemari pendingin (freezer) agar
tidak beku, kecuali jika ditentukan pada etiket atau kemasan obat.
3. Sediaan vagina
Sediaan obat yang digunakan dengan memasukkan ke dalam vagina (Ovula) atau anus
(Suppositoria) disimpan dalam lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
Hindari menyimpan di tempat suhu tinggi untuk sediaan bentuk aerosol atau spray
karena dapat menyebabkan ledakan.
Penyimpanan obat yang tepat sangat penting untuk menjaga efektifitas obat. Umumnya
obat harus disimpan di tempat sejuk dan kering. Beberapa obat memerlukan
penyimpanan dengan suhu khusus seperti di lemari es atau bahkan freezer. Tidak semua
obat perlu diletakkan pada lemari es. Baca ketentuan pada kemasan obat atau
menanyakan pada apoteker untuk penyimpanan obat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Apotek
Apotek Al-Hidayah Sumbawa Besar di dirikan pada tahu 2011 berlokasi di Jl.
Garuda, no. 232 Labuan Sumbawa, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa
Besar, Nusa Tenggara Barat, No. Tlpn/WA 085237698644. Apotek Al-Hidayah ini dekat
dengan jalan Raya yang biasa dilalui baik oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum, sehingga mudah dijangkau oleh pejalan kaki. Lokasi Apotek berdasarkan Mentri
kesehatan bahwa apotek berlokasi pada daerah yang sudah dikenal dan mudah di akses
masyarakat.
Apotek Al-Hidayah ini hanya menjual obat-obat tertentu (OOT) dan tidak menerima
resep. Apotek Al-Hidayah ini beroprasi pada pukul 08:00 WITA sampai pukul 21:00 WITA.
Karna buka selama kurang lebih 13 jam, maka jam kerja apotek Al-Hidayah dibagi
menjadi 2, dimana yang piket pagi dimulai dari jam 08:00-15:00 WITA dan melakukan
piket malam dimulai dari jam 15:00-21:00 WITA.
Pemilik sarana Apotek (PSA) Apotek Al-Hidayah ini ibu Sariati, dengan No.
SIA:259/IA/DPMPTSP/VII/2017 dan masa berlaku SIA:27/07/2022. Apotek Al-Hidayah ini
telah melakukan pergantian apoteker sebanyak 3 kali. Yang menjabat sebagai
penanggung jawab apotek pada tahun 2021 Ika Rumateor, S.Farm.,Apt. dengan No SIFA :
006/SIFA-SBW/2018 dan masa berlaku SIFA :25/02/2023.
24
25
26
√ Tabel Minggu Ketiga
2. Dalam rangka mendekat kan pelayanan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya
kepada masyarakat.
27
D. Struktur Organisasi di Apotek Al-Hidayah
Pengelola Apotek
Asisten Apoteker
Karyawan Pembantu
Riri Pratiwi
Irma Suryani
Yuyun Sujihartati
28
E. Pengelola Sumber Daya
Sarana yang dimiliki oleh Al-Hidayah adalah gedung dua lantai, kelengkapan
bangunan apotek misalnya, seperti : sumber air, sumber penerangan, alat pemadam,
ventilasi, sanitasi, papan nama APA, dan billboard nama apotek.
1. Tempat Parkii
2. Runga Tunggu
3. Toilet
4. Gudang
29
a. Bahan
b. Peralatan
d. Lemari pendingin
e. CCTV
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
d. Pelayanan
e. Administrasi
F. Studi Kasus
1. Pada hari Rabu, tanggal 03 Januari sekitar pukul 18.00 Wita datang seorang seorang
laki- laki sekitar umur 35 tahun, menjelaskan bahwa beliau mempunyai keluhan sakit
perut dan ingin membeli obat alpara, karena tidak sesuai saya menyarankan untuk
mengkonsumsi obat Polysilane tentunya atas saran dari Apoteker
2. Seorang lansia berumir 60 tahu mengalami gejala nyeri persendia, beliau meminta
obat dengan merk Aspirin, akan tetapi obat dengan merk Aspirin tidak baik dikonsumsi
oleh lansia, kecuali dengan petunjuk dokter dikarenakan Aspirin memiliki kandungan
30
Acetylsalucylic Acid dan dosisnya tidak cocok untuk lansia, karena bisa mengakibatkan
gejala penyakit seperti radang dan demam, sehingga kami menyarankan untuk
mengkonsumsi Asam Mefenamat karena dosisnya tidak terlalu tinggi dan cocok untuk
dikonsumsi oleh lansia, tentukan atas saran dari Apoteker.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
b. Sebagai asisten Apoteker harus memiliki keterampilan keahlian dalam melayani resep
dan kebutuhan pasien.
c. Pengetahuan dan keterampilan keahlian dalam melayani resep dan kebutuhan pasien.
d. Apoteker dan pemilik sarana Apotek telah bekerja sama dalam melaksanakan fungsi
dan tugas dari sebuah Apotek sebagai tempat pelayanan obat serta memiliki manajemen
yang baik.
B. Saran
b. Pihak sekolah memberikan waktu yang relatif panjang dalam penyusunan serta
konseling mengenai laporan.
31
32
a. Lebih serius dalam melaksanakan PRAKERIN agar ilmu yang di dapatkan bisa berguna
bagi kita sebagai pelajar maupun masyarakat.
b. Lebih disiplin dalam melaksanakan PRAKERIN baik disiplin dalam melayani pasien
ataupun kehadiran.
DAFTAR PUSTAKA
a search? Safe=strict&ita.
33
LAMPIRAN
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
No Gambar Ket
35
4
Dokumentasi pengambilan
obat
36