Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

APOTEK AL-HIDAYAH SUMBAWA BESAR

TANGGAL 27 DESEMBER SAMPAI 22 JANUARI 2023/2024

Disusun Oleh :

GIZYA AULIA. S
NISN : 0076806349

SMK ISLAM FARMASI SUMBAWA BESAR

Jln. Durian No. 06 Sumbawa Besar, Tlpn. 085337111252

E-mail : smkislamfarm14@gamil.com

SUMBAWA BESAR
LEMBAR PENGESAHAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI APOTEK AL-HIDAYAH SUMBAWA BESAR

TANGGAL 27 DESEMBER SAMPAI 22 JANUARI 2023/2024

Sumbawa Besar, 22 JANUARI 2024

Pembimbing Apotek Pembimbing Sekolah

Ika Fildayati, R. S. Farm, Apt Wiwik Intan Sartika S. Pd

MENGETAHUI

Kepala SMK Islam Farmasi

Sumbawa Besar

Kusriawansyah, S. Pd

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan
pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Al-Hidayah dapat terselesaikan
dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
laporan ini terutama kepada :

1. Bapak Kusriawansyah, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Islam Farmasi Sumbawa Besar.

2. Bapak Ahmadi Rifa'I selaku PSA Apotek Al-Hidayah Sumbawa Besar.

3. Ibu Wiwik Intan Sartika, S. Pd, selaku pembimbing Sekolah.

4. Ibu Ika Fildayati, R. S. Farm, selaku pembimbing Apotek.

5. Karyawan/Karyawati Apotek Al-Hidayah Sumbawa Besar.

6. Apoteker dan Asisten Apoteker Apotek Al-Hidayah Sumbawa Besar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat di harapkan . Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.

Sumbawa Besar, 22 Januari 2024

Penyusunan

Gizya Aulia. S

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN LOGO

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................2

C. Manfaat.....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN..................................................6

A. Pengertian Apotek.....................................................................................6

B. Tugas dan Fungsi Apotek.........................................................................7

C. Persyaratan Pendirian Apotek.................................................................8

D. Pencabutan Izin Apotek...........................................................................9

iii
E. Pengelolaan Sumber Daya.....................................................................9

F. Persyaratan Penandaan Obat..............................................................12

G. Pelayanan Di Apotek..............................................................................17

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................24

A. Waktu dan Tempat pelaksaan PRAKERIN..........................................24

B. Struktur Organisasi Apotek Al-Hidayah.............................................26

C. Pengelola Sumber Daya.........................................................................27

D. Pelayanan Strategi Pengembangan.....................................................29

E. Studi kasus.................................................................................,..............29

BAB IV PENUTUP..................................................................................................31

A. Kesimpulan................................................................................................31

B. Saran.........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................33

LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................34

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal piket peserta PRAKERIN Minggu Pertama...............26

Tabel 3.2. Jadwal piket peserta PRAKERIN Minggu kedua...................26

Tabel 3.3. Jadwal piket peserta PRAKERIN Minggu ketiga...................27

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Obat bebas.....................................................................12

Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas......................................................12

Gambar 2.3 Logo Obat Keras.....................................................................14

Gambar 2.4 Logo Obat Narkotika..............................................................14

Gambar 2.5 Logo jamu...............................................................................15

Gambar 2.6 Logo Fitofarmaka...................................................................16

Gambar 2.7 Logo Obat Herbal Terbatas....................................................17

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman.................................................................................. 34

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan menengah Farmasi yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan
nasional adalah mendidik tenaga-tenaga Farmasi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, memiliki integritas dan
keperibadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi masyarakat khusus
nya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian.

Menurut UU No. 20 tahun 2023 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri nya dan masyarakat.

Berdasarkan tujuan diatas, maka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi
mampu :

1. Melakukan profesinya dalam pelayanan kesehatan pada umumnya, khususnya


pelayanan dibidang Farmasi.

2. Berpesan aktif dalam mengelola pelayanan kefarmasian dengan menerapkan prinsip


administrasi, organisasi, supervise, dan evaluasi.

3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, bersifat terbuka, dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan iptek dan berorientasi ke masa depan, serta
mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat dengan menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan.

4. Membantu dalam kegiatan penelitian dibidang Farmasi atau bidang lainnya yang
terkait.

1
2

SMK Islam Farmasi Sumbawa Besar bagian tak terpisahkan dari sistem Pendidikan
Nasional juga wajib menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruan Nasional menjadi
tujuan pendidikan pada tingkat kelembapan dan/ sekolah.

Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas


didalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih ditekankan
pada pengajaran yang menerobos diluar kelas, bahkan diluar institusi pendidikan seperti
lingkungan kerja atau kehidupan masyarakat. Dalam hal ini Praktek Kerja Industri
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta
merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh pada proses belajar mengajar (PBM).

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Praturan


Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Praktek Kefarmasian, maka pekerjaan apoteker
dan atau teknisi kefarmasian/Asisten Apoteker meliputi, Industri Farmasi, industri obat,
obat tradisional, makanan dan minuman kosmetika dan alat kesehatan), Pedagang Besar
Farmasi Apotek, Toko Obat Rumah Sakit Puskesmas, dan Intalasi dan Farmasi Kabupaten.

B. Tujuan

1. Tujuan pelaksanaan PRAKERIN

Praktek akerja Instansi bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang
telah diperolah selama pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di
tempat kerja. Beberapa tujuan lainnya antara lain:

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntuan
lapangan kerja.

b. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara SMK
dan lapangan kerja.
3

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
dan profesional.

d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.

2. Tujuan Pembuatan Laporan

Salah satu tugas yang harus di penuhi oleh peserta Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN)
adalah membuat laporan tentang uraian Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN) yang
bertujuan untuk:

a. Peserta akan mempu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang


telah diperolah di sekolah kemudian diterapkan dilapangan kerja.

b. Peserta akan mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan


dilapangan.

c. Memiliki tingkat kompetensi standar, sesuai dengan yang telah dipersyaratkan oleh
dunia kerja.

d. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun peserta didik yang
bersangkutan.

e. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan, dan
produktif.

C. Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

1.Manfaat Bagi Industri Pasangan

Penyelenggaraan PRAKERIN memberikan keuntungan nyata bagi instansi pasangan


antara lain :

a. Instansi pasangan dapat mengenal kualitas peserta PRAKERIN yang belajar


4

dan bekerja di tempat PRAKERIN.

b. Umumnya peserta PRAKERIN telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta PRAKERIN adalah tenaga kerja yang memberi
keuntungan.

2. Manfaat Bagi Sekolah

Tujuan pendidikan adalah memberi keahlian profesional bagi peserta didik agar
lebih terjamin pencapaian nya. Adapun PRAKERIN bagi Sekolah yaitu :

a. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

b. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.

c. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dengan


kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip link and match).

d. Memberikan kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karena


tamatnya lebih terjamin.

e. Sekolah menghasilkan peserta didik yang bermanfaat baik untuk kepentingan


tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.

3. Manfaat Bagi Peserta PRAKERIN

a. Membentuk pola pikir Siswa-siswi agar terkonstruktif baik, serta memberikan


pengalaman dalam dunia kerja

b. Menambah pengetahuan dan menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang


sesungguhnya.

c. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.


5

d. Mempersiapkan diri untuk bersaing di dunia kerja atau wirausaha.

e. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga kerja
yang berkualitas dan profesional.
BAB II

TINJAUAN INSTANSI PASANGAN

A. Pengertian Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian yang dilakukan Praktek Kefarmasian


oleh Apoteker, serta standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian (Permenkes RI No. 73/2016:1).

Menurut Kemenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes


No. 922/Menkes/Per/X/1993, Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan Apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan nya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
pembekalan Farmasi kepada masyarakat.

Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu meningkatkan


kesehatan bagi masyarakat, apotek juga sebagai tempat tenaga profesi apoteker dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian.

B. Tugas Dan Fungsi Apotek

Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1990 adalah :

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah


jabatan.

2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran


bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang menyebutkan obat yang diperlukan


masyarakat secara meluas dan merata.

6
7

C. Persyaratan Pendirian Apotek

Persyaratan tentang Apotek diperjelas dalam Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 26/Menkes/Per/1/1981 tentang Pengelolaan dan Perizinan
Apotek. Dalam peraturan ini disebutkan mengenai persyaratan dan perizinan apotek
antara lain sebagai berikut :

1. Lokasi, bangunan, perlengkapan Apotek, perbekalan Farmasi, dan tenaga Kesehatan,


harus menunjang penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat,
tanpa mengurangi mutu pelayanan (pasal 22).

2. Izin Apotek pada tempat tertentu diberikan oleh Menteri kepada Apoteker Pemilik
Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA) (Pasal 24 ayat 1).

3. Untuk Apoteker permohonan harus memenuhi persyaratan antara lain ( Pasal 24


ayat 2).

a. Tidak merangkap bekerja pada perusahaan Farmasi lain.

b. Harus bertempat tinggal dalam jarak tertentu yang memungkinkan nya


melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Apoteker Pengelola Apotek.

c. Tidak terkait pada suatu kewajiban lain, sehingga tidak memungkinkan nya
melaksanakan tugas Apoteker Pengelola Apotek.

d. Kepala Apoteker Pegawai Negeri, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan


Apoteker yang bekerja pada intansi pemerintah lainnya harus mendapatkan izin atasnnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Surat Izin Pengelolaan Apotek (SIPA) diberikan oleh Menteri kepada seorang
Apoteker setelah memenuhi ketentuan sebagai berikut (Pasal 26) :

a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.


8

b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.

c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri.

Memenuhi syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai
Apoteker.

e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan pengelolaan Apotek.

5. Surat Izin yang dimaksud dalam Pasal 26 berlaku selama 5 tahun dan dapat
diperpanjang (Pasal 27).

D. Pencabutan Izin Apotek

Surat Izin Apotek (SIA) seperti telah dikatakan berlaku untuk seharusnya selama
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, tetapi dalam hal tertentu
Bupati/Walikota mencabut Surat Izin Apotek apabila :

1. Apotek sudah tidak lagi memenuhi kewajiban persyaratan sebagai Apoteker


Pengelola Apotek (APA).

2. Terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.

3. Surat Izin Apoteker atau rekomendasi organisasi profesi di cabut.

4. Pemilik Sarana Apotek terbukti akibat pelanggaran perundang-undangan.

5. Apotek tidak lagi sesuai dengan Surat Izin Apotek telah diterbitkan.

Pelaksanaan pencabutan Izin Apotek dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri


Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu setelah dikeluarkan :

1. Peringatan secara tertulis kepada (APA) sebanyak tiga kali berturut-turut dengan
rentang waktu masing-masing dua bulan.

2. Pembekuan izin Apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan sejak di


9

keluaran yang penetapan pembekuan kegiatan Apotek.

Pembekuan izin dapat dicairkan kembali apabila Apotek telah membuktikan memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan. Hal ini dapat dilakukan setelah
Dikes menerima laporan hasil pemeriksaan dari Kepala BPOM.

Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker Pengganti Wajib mengamankan pembekalan
Farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan tersebut
mengikuti tata cara sebagai berikut:

1. Dilakukan ifentaris terhadap seluruh persediaan narkotika obat keras tertentu dan
obat lainnya serta seluruh resep yang tersedia di Apotek.

2. Narkotika, psikotropika, obat tertentu dan resep harus dimasukkan kedalam tempat
tertutup dan terkunci.

3. APA wajib melaporkan secara tertulis kepada Dikes atau petugas yang diberi
wewenang olehnya tentang penghentian kegiatan disertai laporan infentatis.

E. Pengelolan Sumber Daya

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Apotek harus dikelola oleh


seorang Apoteker yang :

a. Professional.

b. Memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.

c. Mengambil keputusan yang tepat.

d. Mampu berkomunikasi antar profesi.

e. Menempatkan diri sebagai pemimpin dan multidisipliner.


10

f. Kemampuan mengelola SDM secara efektif.

g. Selalu belajar sepanjang karir.

h. Membantu memberi pendidikan dan member peluang untuk meningkatkan


pengetahuan.

2. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Apotek untuk menunjang pelayanan
kefarmasian yaitu :

a. Berlokasi strategis.

b. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata Apotek.

c. Apotek harus dengan mudah di akses oleh masyarakat.

d. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktifitas
pelayanan dan penjualan produk lain.

e. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh Apoteker untuk
memperoleh informasi dan konseling.

f. Lingkungan apotek harus terjaga kebersihannya.

g. Apotek memiliki suplai listrik yang kau konstan, terutama untuk lemari pendingin.

Apotek harus memiliki :

a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dan pengunjung.

b. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur/menteri


informasi.

c. Ruangan tertutup untuk pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari
11

untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

d. Ruang peracikan.

e. Tempat peracikan.

3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan,
penyimpanan, dan administrasi.

a. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu perhatikan pola


penyakit, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat.

b. Pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi


harus melalui jalur resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Penyimpanan

1. Obat/bahan harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam pengecualian atau
darurat dimana isi dipindahkan ke dalam wadah lain . Maka Harus dicegah terjadi nya
kontaminasi dan ditulis informasi yang jelas pada wadah baru.

2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin
kestabilan bahan.

d. Administrasi

Dalam menjalankan suatu pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan


kegiatan administrasi yang meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan.
12

F. Persyaratan Penandaan Obat

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tempat penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas


Sumber : kumparan. Com

Contoh :

Parasetamol (antipiretik dan analgesik)

2. Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan
resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Tempat
penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.

Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas


Sumber : Kumparan. Com
13

Pada obat bebas terbatas, selain terdapat tanda lingkaran biru, juga diberi tanda
peringatan untuk aturan pakai obat sehingga obat ini aman digunakan untuk pengobatan
sendiri. Tanda peringatan terdiri dari 6 (enam) macam adalah sebagai berikut :

P No. 1 : Awas ! Obat Keras

Bacalah aturan memakai nya

P No. 2 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk kumur jangan ditelan

P No. 3 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar dari badan

P No. 4 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P No. 5 : Awas ! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

P No. 6 : Awas ! Obat Keras

Obat wasir, jangan ditelan

Contoh :

CTM, klorfeniramin maleat (antialergi)

3. Obat Keras

Logo pada obat keras memiliki lingkaran merah dengan garis hitam dan huruf K di
tengahnya.
14

Logo ini berarti bahwa obat tersebut hanya akan digunakan di bawah pengawasan medis.
Dengan kata lain, obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

Gambar 2.3 Logo Obat Keras


Sumber : kumparan. Com
Contoh :

Amoksisilin (antibiotik)

4. Jamu

Obat yang memiliki simbol berwarna hijau dengan gambar pohon itu tergolong pada
obat yang berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang biasa disebut dengan
jamu. Bahkan, biasanya di bawah simbol tersebut sudah tertuliskan kata ‘jamu’. Sampai
saat ini, jamu masih dianggap sebagai obat yang ampuh menyembuhkan berbagai
penyakit.

Gambar 2.4 Logo Obat Jamu


15

Contoh :

Jamu kunyit asam

5. Obat Herbal Terstandar

Obat dengan simbol tiga bintang berwarna hijau ini disebut dengan Obat Herbal
Terstandar atau OHT. Namun, OHT berbeda dengan jamu. Perbedaannya terdapat pada
proses pengolahannya. Obat dengan bahan dasar alami ini diolah dengan teknologi tinggi
dan higienis yang sudah diuji toksisitas dan kronisnya. Sebelum diproduksi, OHT sudah
melalui penelitian pre-klinik untuk mengetahui standar kesehatannya.

Gambar 2.5 Logo Obat Herbal Terstandar


Sumber : kumparan. Com
Contoh :

Diaper

6. Logo Obat Fitpofarmaka

simbol yang mirip seperti serpihan salju berwarna hijau ini disebut dengan fitofarmaka.
Mirip dengan OHT, fitofarmaka juga berbahan dasar alami yang diolah dengan teknologi
tinggi. Namun, fitofarmaka ini sudah disetarakan dengan obat-obatan modern. Proses
pengolahannya lebih sulit dibandingkan OHT. Fitofarmaka diolah dengan proses yang
terstandar dengan bukti ilmiah yang telah di uji klinik pada manusia dengan kriteria
16

ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksanaan yang kompeten dengan prinsip
etika, dan tempat pelaksanaan proses pengolahan fitofarmaka telah memenuhi syarat.

Gambar 2.6 Logo Obat Fitofarmaka


Sumber : kumparan. Com
Contoh :

Stimuno

7. Obat Narkotika

Narkotika merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Golongan obat narkotika
mempunyai simbol seperti tanda plus dengan lingkaran berwarna merah. Obat ini hanya
bisa didapatkan dengan resep dokter, dengan tanda tangan dokter, disertai nomor izin
praktik dokter pada resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan salinan
resep.Golongan obat narkotika berbahan dasar tanaman atau buatan berupa sintetis
ataupun semi-sintetis. Obat-obatan narkotika atau psikotropika dapat menimbulkan
ketergantungan pada penggunanya, sehingga pemakaiannya perlu diawasi dengan ketat
sesuai anjuran dan kebutuhan.Selain itu, obat narkotika dapat memengaruhi susunan
saraf pusat dan memengaruhi perilaku serta aktivitas di titik tertentu. Golongan obat
jenis ini sering digunakan dokter sebagai obat bius dan antinyeri atau analgetik potensi
kuat. Oleh karena itu, penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan dengan dilakukan oleh
dokter atau dengan pengawasan dokter.
17

Gambar 2.7 Logo Obat Narkotika


Sumber : kumparan. Com
Contoh :

Fentanil

G. Pelayanan di Apotek

Pelayanan Apotek, Apotek diwajibkan untuk melayani resep dokter, dokter gigi dan
dokter hewan yang seluruh pelayanan di pertanggung jawabkan kepada apoteker untuk
mengelola apotek ( Pratiwiningsih, 2008). a) Dalam melakukan pelayanan resep harus
sesuai dengan keahlian dan tanggung jawab atas kepentingan masyarakat.

Berikut tahapan cara melakukan dispensing yang baik di apotek :

a. Menyiapkan obat sesuai dengan kebutuhan pasien/pelanggan.

b. Melakukan peracikan (bila perlu)

c. Memasukkan obat ke dalam wadah dan memberi etiket. ...

d. Pemeriksaan obat. ...

e. Memanggil dan memastikan identitas pasien. ...

f. Memberikan obat sekaligus informa


18

pelayanan farmasi klinik apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Alat Kesehatan,
Bahan Medis Habis Pakai, dan Sediaan Farmasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 107/Menkes/SK/2004 Pelayanan di


Apotek meliputi :

Alur pelayanan resep di apotek tidak sama dengan toko obat. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, toko obat hanya boleh menjual obat bebas dan bebas
terbatas untuk penjualan secara ecer.

Sementara apotek merupakan tempat yang memungkinkan kamu untuk mendapatkan


pelayanan kefarmasian oleh apoteker.

1. Resep Datang

2. Skrining Resep

3. Pemberian Harga

4. Peracikan Obat

pelayanan farmasi klinik apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Alat Kesehatan,
Bahan Medis Habis Pakai, dan Sediaan Farmasi.

1. Resep Datang

Ketika berada di apotek dan melihat ada pasien yang membawa resep datang. Maka,
pihak apotek akan menyambut pasien dan mempersilahkan pasien untuk menunggu
beberapa saat.

2. Skrining Resep

Setelah resep datang, pihak front office akan memberikan resep tersebut kepada petugas
19

skrining resep untuk segera melakukan skrining resep.

Skrining resep ini antara lain adalah skrining administratif, skrining farmasetis, dan
skrining klinis. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis
skrining resep tersebut.

a. Skrining Administratif

Tujuan dari skrining ini adalah untuk menghindari kesalahan penulisan resep maupun
pemalsuan resep. Hal yang dianalisis dalam alur pelayanan resep di apotek ini adalah
sebagai berikut:

√ Ada atau tidaknya nama, SIP, dan alamat dokter.

√ Benar dan salahnya nama obat.

√ Logis tidaknya tanggal penulisan resep.

√ Ada tidaknya tanda tangan dokter penulis resep.

√ Sesuai tidaknya potensi obat, dosis, dan jumlah yang diminta.

√ Jelas atau tidaknya cara pemakaian untuk pasien.

b. Skrining Farmasetis

Tujuan dari skrining ini adalah untuk menyesuaikan dengan kondisi pasiennya. Mulai dari:

√ Stabilitas.

√ Inkompatibilitas.

√ Dosis.

√ Bentuk sediaan.

√ Potensi obat.
20

√ Cara dan lama pemberian obat.

c. Skrining Klinis

Setelah skrining administratif dan skrining farmasetis dilakukan. Maka, alur pelayanan
resep di apotek selanjutnya adalah skrining klinis. Berikut ini adalah beberapa hal yang
ada dalam skrining klinis:

√ Ada atau tidaknya alergi atau efek samping dari obat.

√ Kesesuaian dari dosis hingga jumlah obat.

√ Cara pemakaian, penyimpanan, dan jangka waktu dari obat.

√ Kegiatan, minuman, dan makanan yang wajib dihindari selama terapi.

√ Sebagai catatan, apabila tahapan skrining ini bermasalah. Maka, kamu harus bisa
mencari solusinya, lalu memberikan solusi tersebut kepada dokter.

3. Pemberian Harga

Apabila pasien sudah menyetujui harga yang kamu berikan, maka kamu bisa segera
mempersiapkan peracikan obat.

Namun, permasalahan yang terjadi adalah apabila pasien sedikit keberatan dengan harga
tersebut. Untuk itu, sebagai jalan keluarnya adalah kamu bisa mengajukan obat alternatif
dengan jenis, jumlah, dan harga yang sesuai dengan kemampuan pasien.

Hal inilah yang kemudian memunculkan copy resep. Dengan adanya copy resep ini, maka
pasien bisa menebus setengah obatnya terlebih dahulu, jika belum memiliki biaya yang
cukup. Selain itu, hal ini jugalah yang menyebabkan adanya penggantian obat paten
menjadi obat generik.

4. Peracikan Obat

Alur pelayanan resep di apotek selanjutnya adalah peracikan obat. Tahapan yang
dilakukan adalah peracikan obat dan penyerahan obat ke pasien. Orang yang melakukan
21

tahapan ini tidak harus seorang apoteker, bisa tenaga ahli kesehatan atau tenaga terlatih
lainnya.

Dalam proses peracikan, biasanya dilakukan penimbangan obat, pencampuran obat


apabila perlu, kemudian pengemasan.

Tahap selanjutnya adalah pemberian etiket. Perlu kamu ketahui, bahwa pada tahap ini
harus jelas prosedurnya. Ada protap yang harus kamu perhatikan dan tahap-tahap
kritikalnya, seperti dosis harus tepat hingga pencampuran yang harus tepat.

Selain itu, etiket juga harus jelas dan pengemasan harus rapi untuk menjaga kualitas dari
obat tersebut.

Setelah semua tahapan dilalui, maka kamu bisa mulai pada tahap selanjutnya, yakni
pemberian informasi yang benar dan jelas. Terakhir, kamu juga harus memberikan
monitoring penggunaan obat, khususnya untuk pasien yang memiliki penyakit kronis.

Penyimpanan Obat Harus Mempertimbangkan Berbagai Hal

Penyimpanan obat harus mempertimbangkan berbagai hal yaitu :

1. Bentuk dan jenis sediaan.

2. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar.

3. Stabilitas, narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

Tujuan Penyimpanan Obat :

1. Memelihara mutu obat.

2. Menghindari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah.

3. Menjaga kelangsungan persediaan.

4. Memudahkan pencarian dan pengawasan .


22

Dampak Penyimpanan Obat yang Salah :

1. Obat dapat mengalami kerusakan fisik maupun kimia.

2. Mutu obat tidak dapat terpelihara.

3. Terjadi penggunaan yang tidak bertanggung jawab.

4. Tidak terjaganya ketersediaan.

5. Mempersulit pengawasan

Penyimpanan Obat Khusus :

1. Narkotika & psikotropika : lemari khusus dua pintu dengan dilengkapi kunci ganda.

2. Obat mudah terbakar (aseton, eter, & alkohol) : lemari yang berventilasi baik, jauh
dari bahan yang mudah terbakar dan peralatan elektronik.

3. Suhu penyimpanan obat terbagi menjadi :

a. Lemari pembeku

Lemari pembeku menunjukkan ruangan dengan suhu dipertahankan secara termostatik


antara -25º dan -10ºC, misal untuk menyimpan vaksin.

b. Dingin

Dingin adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8ºC, lemari pendingin mempunyai suhu antara
2ºCdan 8ºC, misal Insulin.

c. Sejuk

Adalah kondisi suhu antara 8ºC dan 15ºC.

d. Suhu ruang terkendali


23

Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 15º dan 30ºC.

Cara penyimpanan obat jika disesuaikan dengan bentuk sediaannyasediaannya :

1. Tablet dan kapsul

Hindari menyimpan tablet atau kapsul di tempat yang panas atau lembab.

2. Sediaan obat cair (sirup dan suspense)

Hindari menyimpan obat dalam bentuk cair di dalam lemari pendingin (freezer) agar
tidak beku, kecuali jika ditentukan pada etiket atau kemasan obat.

3. Sediaan vagina

Sediaan obat yang digunakan dengan memasukkan ke dalam vagina (Ovula) atau anus
(Suppositoria) disimpan dalam lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.

4. Sediaan aerosol atau spray

Hindari menyimpan di tempat suhu tinggi untuk sediaan bentuk aerosol atau spray
karena dapat menyebabkan ledakan.

Penyimpanan obat yang tepat sangat penting untuk menjaga efektifitas obat. Umumnya
obat harus disimpan di tempat sejuk dan kering. Beberapa obat memerlukan
penyimpanan dengan suhu khusus seperti di lemari es atau bahkan freezer. Tidak semua
obat perlu diletakkan pada lemari es. Baca ketentuan pada kemasan obat atau
menanyakan pada apoteker untuk penyimpanan obat.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah Apotek

Apotek Al-Hidayah Sumbawa Besar di dirikan pada tahu 2011 berlokasi di Jl.
Garuda, no. 232 Labuan Sumbawa, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa
Besar, Nusa Tenggara Barat, No. Tlpn/WA 085237698644. Apotek Al-Hidayah ini dekat
dengan jalan Raya yang biasa dilalui baik oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum, sehingga mudah dijangkau oleh pejalan kaki. Lokasi Apotek berdasarkan Mentri
kesehatan bahwa apotek berlokasi pada daerah yang sudah dikenal dan mudah di akses
masyarakat.

Apotek Al-Hidayah ini hanya menjual obat-obat tertentu (OOT) dan tidak menerima
resep. Apotek Al-Hidayah ini beroprasi pada pukul 08:00 WITA sampai pukul 21:00 WITA.
Karna buka selama kurang lebih 13 jam, maka jam kerja apotek Al-Hidayah dibagi
menjadi 2, dimana yang piket pagi dimulai dari jam 08:00-15:00 WITA dan melakukan
piket malam dimulai dari jam 15:00-21:00 WITA.

Pemilik sarana Apotek (PSA) Apotek Al-Hidayah ini ibu Sariati, dengan No.
SIA:259/IA/DPMPTSP/VII/2017 dan masa berlaku SIA:27/07/2022. Apotek Al-Hidayah ini
telah melakukan pergantian apoteker sebanyak 3 kali. Yang menjabat sebagai
penanggung jawab apotek pada tahun 2021 Ika Rumateor, S.Farm.,Apt. dengan No SIFA :
006/SIFA-SBW/2018 dan masa berlaku SIFA :25/02/2023.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PRAKERIN

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dimulai dari tanggal 27 Desember sampai 22


Januari 2023/2024 di Apotek Al-Hidayah yang berlokasi di Jln. Garuda No. 232 Labuhan
Sumbawa Kec. Labuhan Badas Kab. Sumbawa Besar, PRAKERIN ini di lakukan secara
berkelompok oleh Gizya Aulia. S, Suci, Abdi, dan Adi dalam pembagian sif.

24
25

√ Tabel Minggu Pertama

Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

Suci Pagi Pagi Siang Pagi Siang Pagi

Gizya Siang Siang Pagi Siang Pagi Pagi

Abdi Pagi Pagi Siang Pagi Siang Pagi

Adi Siang Siang Pagi Siang Pagi Pagi

Tabel 3.1 Jadwal peserta PRAKERIN Minggu Pertama

√Tabel Minggu Kedua

Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

Suci Pagi Siang Siang Pagi Siang Pagi

Gizya Siang Pagi Pagi Siang Pagi Siang

Abdi Siang Pagi Siang Siang Siang Pagi

Adi Pagi Siang Pagi Pagi Pagi Siang

Tabel 3.2 Jadwal peserta PRAKERIN Minggu Kedua

26
√ Tabel Minggu Ketiga

Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

Suci Siang Pagi Pagi Siang Siang Pagi

Gizya Pagi Siang Siang Pagi Pagi Siang

Abdi Pagi Siang Siang Siang Pagi Pagi

Adi Siang Pagi Pagi Pagi Siang Siang

Tabel 3.3 Jadwal peserta PRAKERIN Minggu ketiga

C. Tujuan Pendirian Apotek Al-Hidayah

Apotek Al-Hidayah didirikan dengan tujuan :

1. Dalam rangka ikut mendukung program pemerintah dibidang kesehatan, khususnya


menjamin ketersediaan obat yang baik dan bermutu.

2. Dalam rangka mendekat kan pelayanan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya
kepada masyarakat.

3. Memudahkan dan mempercepat pelayanan karena penyimpanan memberikan


alternatif pilihan pada masyarakat penggunaan layanan dalam menjamin kepuasan
layanan.

27
D. Struktur Organisasi di Apotek Al-Hidayah

Pengelola Apotek

Ika Fildayati, S. Farm. Apt

Asisten Apoteker

Deby Elvirah, A. Me. Farm

Karyawan Pembantu

Riri Pratiwi

Irma Suryani

Yuyun Sujihartati

28
E. Pengelola Sumber Daya

1. Sumber Daya Manusia

Di Apotek Al-Hidayah terdapat beberapa personalia yang mempunyai tugas dan


wewenang yang berbeda sesuai dengan posisi dalam struktur organisasi apotek seperti :

a. Pemilik Sarana Apotek (PSA)

b. Apoteker Pengelola Apotek : Ika Fildayati R. S. Farm., Apt

c. Asisten Apoteker : Deby Elvirah A. Me., farm

d. Non Asisten Apoteker

2. Sarana dan Prasarana

Sarana yang dimiliki oleh Al-Hidayah adalah gedung dua lantai, kelengkapan
bangunan apotek misalnya, seperti : sumber air, sumber penerangan, alat pemadam,
ventilasi, sanitasi, papan nama APA, dan billboard nama apotek.

Apotek Al-Hidayah juga terdiri atas beberapa komponen-komponen lainnya, antara


lain :

1. Tempat Parkii

2. Runga Tunggu

3. Toilet

4. Gudang

Apotek Al-Hidayah juga dilengkapi dengan beberapa prasarana seperti :

29

a. Bahan
b. Peralatan

c. Tempat penyimpanan obat

d. Lemari pendingin

e. CCTV

3. Sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan lainnya :

Pengelolaan sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai


ketentuan, perundang-undangan uang berlaku. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) adapun pembekalan lainnya seperti :

a. Perencanaan

b. Pengadaan

c. Penyimpanan

d. Pelayanan

e. Administrasi

F. Studi Kasus

1. Pada hari Rabu, tanggal 03 Januari sekitar pukul 18.00 Wita datang seorang seorang
laki- laki sekitar umur 35 tahun, menjelaskan bahwa beliau mempunyai keluhan sakit
perut dan ingin membeli obat alpara, karena tidak sesuai saya menyarankan untuk
mengkonsumsi obat Polysilane tentunya atas saran dari Apoteker

2. Seorang lansia berumir 60 tahu mengalami gejala nyeri persendia, beliau meminta
obat dengan merk Aspirin, akan tetapi obat dengan merk Aspirin tidak baik dikonsumsi
oleh lansia, kecuali dengan petunjuk dokter dikarenakan Aspirin memiliki kandungan

30
Acetylsalucylic Acid dan dosisnya tidak cocok untuk lansia, karena bisa mengakibatkan
gejala penyakit seperti radang dan demam, sehingga kami menyarankan untuk
mengkonsumsi Asam Mefenamat karena dosisnya tidak terlalu tinggi dan cocok untuk
dikonsumsi oleh lansia, tentukan atas saran dari Apoteker.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelian barang dagangan di Apotek Al-Hidayah berdasarkan kebutuhan di ruang


dan penjualan bebas serta sisa persediaan :

a. Sistem penyimpanan barang dagang dengan berdasarkan persediaan atau alphabet


dengan prinsip FEFO.

b. Sebagai asisten Apoteker harus memiliki keterampilan keahlian dalam melayani resep
dan kebutuhan pasien.

c. Pengetahuan dan keterampilan keahlian dalam melayani resep dan kebutuhan pasien.

d. Apoteker dan pemilik sarana Apotek telah bekerja sama dalam melaksanakan fungsi
dan tugas dari sebuah Apotek sebagai tempat pelayanan obat serta memiliki manajemen
yang baik.

e. Pemberian obat di lalui dengan memperhatikan serta mempertimbangkan dosis dan


umur pasien.

B. Saran

1. Saran kepada pihak sekolahsekolah

a. Pihak sekolah lebih meningkatkan pembinaan dan perbekalan mengenai PRAKERIN


agar kami lebih siap dari sebelumnya dengan mengetahui yang diberikan.

b. Pihak sekolah memberikan waktu yang relatif panjang dalam penyusunan serta
konseling mengenai laporan.

c. Pihak sekolah lebih meningkatkan pembinaan mengenai isi laporan.

31
32

2. Saran kepada Apotek

a. Meningkatkan pelayanan yang ada.

b. Kesan positif yang telah didapat dari pasien/pelanggan hendaknya terus


dipertahankan.

3. Saran kepada siswa

a. Lebih serius dalam melaksanakan PRAKERIN agar ilmu yang di dapatkan bisa berguna
bagi kita sebagai pelajar maupun masyarakat.

b. Lebih disiplin dalam melaksanakan PRAKERIN baik disiplin dalam melayani pasien
ataupun kehadiran.
DAFTAR PUSTAKA

WWW.google.com/search?q=pelayananapotek diakses pada tanggal 03 Januari 2024

Pukul 19.00 WITA.

google.com/client apotek Al-Hidayah diakses pada 04 Januari 2024

Pukul 12.00 WITA.

a search? Safe=strict&ita.

33
LAMPIRAN

34
LAMPIRAN-LAMPIRAN

No Gambar Ket

Dokumentasi Etiket Sirup

Dokumentasi Etiket Salep

Dokumentasi Kartu Stok

35
4

Dokumentasi pengambilan
obat

36

Anda mungkin juga menyukai