Anda di halaman 1dari 12

TREND DAN ISSUE

KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
PADA HIPERTENSI
PADA REMAJA
kelompok 2 :

1. Ahsanti Isra (P07120122002)


2. Dikcy Ramadhani (P0712012202009)
3. Indah Fahira (P07120122016)
4. Muhammad Rafi (P07120122022)
5. Maisarah (P07120122084)
6. Siti Salinah. Zk (P07120122035)
7. Selvi Angeli Yolanda (P07120122034)

5
Konsep Dasar Temuan Issue Hipertensi Pada RemajaA. Definisi
A. Definisi

Hipertensi disebut juga sebagai penyakit tekanan darah tinggi


dimana pada kondisi ini pembuluh darah mengalami gangguan
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi juga terganggu.
Hipertensi diketahui sebagai penyakit penyebab kematian nomor
1 di dunia dan diperkirakan penderita hipertensi akan terus
mengalami peningkatan seiring jumlah penduduk yang meningkat
faktor penyebab hipertensi

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab hipertensi pada


remaja. Faktor risiko tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat


hipertensi dalam keluarga, jenis kelamin, dan berat badan lahir
2. faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas, asupan
natrium berlebih, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan
rendahnya kualitas tidur.
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi Esensial atau Hipertensi primer


Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga
Hipertensi idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan mencakup ± 95%
dari luas kasus Hipertensi. Hipertensi primer biasanya timbul pada umur
30 – 50 tahun.
2. Hipertensi Sekunder atau hipertensi renal Peningkatan tekanan darah
akibat penyakit tertentu dengan penyebab diketahui mencakup ± 5 % dari
kasus Hipertensi. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme
primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain – lain.
D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE).
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
1. Aksi pertama
meningkatkan sekresi hormon antidiuretic (ADH) dan rasa haus. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya.
2. Aksi kedua
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
D. Gejala Klinis
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
3. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
4. sering buang air kecil tengah malam (nokturia)
5. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
E. Faktor Resiko
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Riwayat hipertensi pada keluarga (keturunan)
umur

5
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
merokok
stres
obesitas
konsumsi garam berlebihan
aktifitas fisik (olahraga)
Trend isu Hipertensi pada remaja

Saat ini telah terjadi perubahan trend penyakit hipertensi. Dalam bidang
kesehatan masyarakat disebut transisi epidemiologi yang merupakan
perubahan pola penyakit dan kematian yang mulanya didominasi oleh
penyakit infeksi. Di mana angka tertinggi ada pada penyakit hipertensi.
Kita sering menjumpai penyakit hipertensi terjadi pada usia lanjut.
Namun, data terbaru menunjukkan bahwa hipertensi dapat muncul sejak
remaja dan prevalensinya meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
hipertensi yang terjadi pada masa remaja akan berlanjut hingga usia
dewasa dan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.
Hipertensi yang paling sering terjadi pada remaja adalah hipertensi
esensial, yaitu hipertensi yang terjadi tanpa gejala dan banyak
terdeteksi hanya saat pemeriksaan rutin. Di sisi lain, hipertensi dikenal
sebagai silent killer karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan
yang berarti, namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi
bahkan kematian. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi salah satu
strategi penting dalam pencegahan dan penanggulangan PTM. Maka
dari itu, selain menjaga pola
hidup yang sehat, hipertensi bisa dicegah dengan deteksi dini melalui
pemeriksaan antropometri (BB dan TB), pemeriksaan tekanan darah
dan kadar kolesterol, serta kadar gula dalam darah secara rutin dalam
upaya perubahan perilaku sehat dan deteksi dini diarahkan pada
masyarakat mulai usia 15 tahun ke atas.
thanks!

Anda mungkin juga menyukai