Anda di halaman 1dari 8

137

MANAJEMEN KONFLIK SOSIAL


DAN UPAYA PENYELESAIANNYA

Abdul Sadad
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Social Conflict Management and Effort Solved. Social conflict in Riau generally triggered
by a dispute over natural resources, agriculture and forestry. The existence of land in Riau system
disorder such as overlapping land permits on the ground that trigger social conflict. Not least in
Pelalawan, social conflict in this district is high, especially conflicts related to plantations. Given
the breadth of the plantation in Pelalawan, and high population growth in this area will possibly
many social conflicts. The purpose of this study was to analyze how the prevention of social
conflicts, whoever the parties involved in the prevention of social conflict in the social conflict in
Pelalawan, and how the conflict resolution. The method used in this research is descriptive
qualitative research instrument in the form of in-depth interviews, observation and documentation.
The results showed that the dominant conflict occurred in the regency is a natural resource
conflicts. This happens because of government policies that arbitrarily granting licenses and
concessions to companies engaged in extractive such as plantations and large-scale mining. Open
new plantations of palm oil, both on land which claimed the community as their communal land, or
by converting forest.

Abstrak: Manajemen Konflik Sosial dan Upaya Penyelesaiannya. Konflik sosial di Riau pada
umumnya dipicu oleh sengketa sumber daya alam, perkebunan dan kehutanan. Adanya ketidak-
teraturan sistem pertanahan di Riau seperti tumpang tindihnya perizinan lahan yang memicu terjadinya
konflik sosial. Tak terkecuali di Kabupaten Pelalawan, konflik sosial di Kabupaten ini tergolong tinggi
terutama konflik yang berkaitan dengan lahan perkebunan. Dengan begitu luasnya perkebunan di
Kabupaten Pelalawan, dan tingginya pertumbuhan penduduk di daerah ini tidak menutup kemung-
kinan akan banyak terjadi konflik sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalis bagaimana
penanggulangan konflik sosial, siapa saja pihak yang terlibat dalam penanggulangan konflik sosial,
serta bagaimana penyelesaian konflik tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif dengan instrumen penelitian berupa wawancara mendalam, observasi
(pengamatan) dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konflik yang dominan terjadi
di kabupaten Pelalawan adalah Konflik sumber daya alam. Hal ini terjadi karena kebijakan Pemerintah
yang dengan sewenang-wenang memberikan perizinan dan konsesi kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak di bidang ekstraktif seperti perkebunan dan pertambangan skala luas. Membuka
perkebunan-perkebunan baru kelapa sawit, baik diatas tanah-tanah yang diklaim masyarakat sebagai
tanah ulayat mereka, maupun dengan mengkonversi hutan.
Kata Kunci: konflik sosial, sumberdaya alam, konversi hutan

PENDAHULUAN bangsa Indonesia. Penyelesaian konflik-konflik


Proses globalisasi terus bergulir dan tak mu- sosial dan pemulihannya diperlukan proses
ngkin dapat dihindari yang akan menjadi tan- rekonsiliasi sosial politik yang seungguh-sungguh
tangan bagi persatuan dan kesatuan bangsa. diantara berbagai kelompok yang terlibat dalam
Masalah kemanan dan ketertiban umum yang masalah konflik, golongan dan etnis, perbedaan
lazim disebut dengan social order juga menjadi pandangan sosial politik, serta perbedaan keya-
tantangan tersendiri bagi indonesia di tengah era kinan agama.
reformasi dan demokratisasi yang sedang ber- Menurut Fisher dkk (2004) konflik se-
jalan sekarang ini. Dalam bidang keamanan bagai hubungan yang tidak cocok antara dua
menuntut adanya komitmen bersama yang kuat pihak atau lebih (individu dan kelompok), ter-
bagi segenap komponen bangsa untuk menge- masuk dalam cara mencapai sasaran/tujuan
lolanya. Ditambahkan lagi dengan adanya per- mereka, sementara kekerasan didefenisikan se-
soalan-persoalan lainnya seperti separatisme bagai sebuah tindakan, perkataan, sikap, ber-
yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bagai struktur atau sistem yang menyebabkan

137
138 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 87-156

kerusakan secara fisik, mental, sosial lingkungan Dengan begitu luasnya perkebunan di
dan atau menghalangi seseorang atau kelompok Kabupaten Pelalawan, dan tingginya pertum-
orang untuk meraih potensinya secara penuh. buhan penduduk di daerah ini tidak menutup
Dari pendapat di atas, dapat kita pahami kemungkinan akan banyak terjadi konflik sosial.
bahwa ada perbedaan antara konflik dan keke- Seperti sengketa yang terjadi di kawasan per-
rasan. Bila ditelusuri lebih lanjut perbedaannya luasan Taman Nasional Teso Nilo seluas sekitar
antara keduanya terletak pada bentuk dan ba- 83 ha di Dusun Sei Medang Desa Kesuma Ke-
gaimana cara penyelesaiannya. Konflik akan camatan Pangkalan Kuras antara masyarakat
menghasilkan kondisi yang harmonis setelah dengan Balai TNTN. Akar permasalahan adalah
tercapainya suatu kesepakatan. Ada beberapa dikeluarkannya keputusan Menteri Kehutanan
penyebab timbulnya konflik adalah kemakmuran dengan SK 663/menhut/II/2009 tentang per-
yang tidak merata, akses dan kekuasaan yang luasan kawasan Taman Nasional Teso Nilo
tidak seimbang, serta kesenjangan sosial. (TNTN) dimana Dusun Sei Medang Desa Ke-
Secara umum Propinsi Riau memiliki titik- suma Kecamatan Pangkalan Kuras yang
titik potensi konflik yang jika dibiarkan akan dahulunya bukan termasuk dalam kawasan
menjadi konflik terbuka. Adapun dari penga- TNTN sehingga masyarakat di sekitar yang telah
matan yang sudah dilakukan telah didapatkan tinggal menetap dan berkebun menjadi terganggu
temuan bahwa akar konflik sosial yang terjadi dengan adanya perluasan kawasan perluasan
di Propinsi Riau adalah konflik pertanahan dan TNTN.
tapal batas, konflik etnis dan konflik penguasaan Sengketa lahan rimba garapan masyarakat
atau sumber daya alam, sehingga memberikan di Desa Seikijang antara masyarakat, Bathin
pengaruh terhadap dinamika sosial dan ekonomi Kerinci, Datuk Suku Monti dengan PT. Bumi
masyarakat di Propinsi Riau pada umumnya. Riau Kencana. Sengketa lahan antara kelompok
Tak terkecuali di Kabupaten Pelalawan, tani Citra Masyarakat dengan PT. Raja Garuda
konflik sosial di Kabupaten ini tergolong tinggi Mas Sejati (RGMS) Kecamatan Bandar Seikijang.
terutama konflik yang berkaitan dengan lahan Pendirian Gereja GPDI yang mendapat penola-
perkebunan. Kabupaten ini memiliki luas 13. kan oleh masyarakat RT 02 RW 05 Dusun Timur
924,94 Km2 dan pada awal terbentunya terdiri I Desa Makmur Kecamatan Pangkalan Kerinci
dari 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Akar permasalahan ada-
Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. lah terjadi penolakan masyarakat setempat
Dalam perkembangannya kabupaten pelalawan sehubungan dengan adanya rumah tinggal yang
secara administratif terdapat 12 wilayah keca- dijadikan tempat ibadah yang dikuatkan dengan
matan, yang meliputi 106 Desa dan 12 kelurahan. surat penolakan dari masyarakat kepada ketua
Kecamatan yang belum memiliki kelurahan yaitu FKUB Kab. Pelalawan. Masyarakat kembali
Bandar Seikijang dan Bandar Petalangan. mengirimkan surat penolakan kepada Bupati.
Sektor perkebunan terutama sawit dan karet Kemudian pembanguan rumah ibadah tersebut
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tidak sesuai dengan peraturan SKB dua menteri
perekonomian Pelalawan. Perkebunan kelapa tentang pendirian rumah ibadah. Dan masih banyak
sawit diusahakan hampir di semua Kecamatan lagi permasalahan konflik sosial yang terjadi di
di Pelalawan. Kemudian laju pertumbuhan pen- kabupaten pelalawan.
duduk sampai dengan tahun 2012 cukup tinggi Penanganan konflik sosial oleh pemerintah
6,71 persen yang disebabkan oleh tingkat kela- daerah tersebut belum maksimal dilakukan ka-
hiran dan tingginya jumlah pendatang yang terkait rena penanganan yang dilakukan selama ini masih
dengan penyerapan tenaga kerja. Dengan sex bersifat memadamkan api semata, di satu sisi akar
ratio pada tahun 2012 adalah 111 yang me- permasalahan konflik sosial tersebut sedikit men-
nandakan penduduk laki-laki lebih dominan di dapatkan perhatian pemerintah daerah. Minim-
banding perempuan. Kepadatan penduduk di nya perhatian terhadap akar-akar konflik ter-
Kabupaten Pelalawan 26 jiwa per km2. sebut bisa disebabkan karena kurangnya sumber
Manajemen Konflik Sosial dan Upaya Penyelesaiannya (Sadad) 139

daya baik sumber daya manusia dan sumber sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah
pendanaan bahkan terkait dengan ketiadaan (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau
Standar Prosedur Operasional (SOP) yang jelas pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu
bagi Pemerintah sebagai panduan untuk ber- pendekatan yang berorientasi pada proses mana-
tindak. jemen konflik menunjuk pada pola komunikasi
Manajemen konflik sangat berpengaruh (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana
bagi anggota organisasi (Wahyudi, 2006). Pe- mereka mempengaruhi kepentingan dan penaf-
mimpin organisasi dituntut menguasai manajemen siran terhadap konflik.
konflik agar konflik yang muncul dapat ber-
dampak positif untuk meningkatkan mutu orga- METODE
nisasi. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala Keterbatasan geografis dan praktis seperti
atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat waktu, biaya dan tenaga perlu pula dijadikan per-
negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai timbangan dalam menentukan lokasi penelitian.
gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif Untuk itulah maka lokasi yang peneliti pilih
maupun positif tergantung bagaimana cara adalah lokasi dimana peneliti dapat menangkap
mengelolanya. Dari pandangan baru dapat kita keadaan yang sebenarnya dari obyek yang akan
lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya diteliti. Lokasi yang peneliti ambil pada penelitian
wajib menekan dan memecahkan konflik yang ini adalah Kabupaten Pelalawan dengan dasar
terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/ pertimbangan diatas. Sumber data utama dalam
memenej konflik sehingga aspek-aspek yang penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
mem-bahayakan dapat dihindari dan ditekan diperoleh peneliti langsung dari sumbernya yang
seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang berupa kata-kata dari informan yang diwawan-
menguntungkan dikembangkan semaksimal carai dan peristiwa atau kegiatan yang diamati.
mungkin. Informan sebagai sumber data utama sengaja
Manajemen konflik merupakan serang- dipilih dari subjek yang menguasai permasalahan,
kaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pi- mengetahui banyak hal tentang informasi yang
hak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik dibutuhkan serta memiliki data dan bersedia
termasuk pada suatu pendekatan yang ber- memberikan data. Kemudian data sekunder,
orientasi pada proses yang mengarahkan pada yaitu data yang diperoleh dalam bentuk naskah
bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari tertulis atau dokumen lainnya yang relevan
pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka dengan penelitian ini, seperti laporan pelaksanaan
mempengaruhi kepentingan (interests) dan in- kegiatan. Proses pengumpulan data dalam
terpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang ber- penelitian meliputi tiga kegiatan (Moleong, 2005),
konflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya yakni wawancara mendalam, Observasi (Penga-
adalah informasi yang akurat tentang situasi kon- matan), dan dokumentasi. Tehnik analisis data
flik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara dengan cara pengumpulan dan interpretasi data.
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan ter-
hadap pihak ketiga. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Ross (1993), manajemen konflik Konflik sosial yang terjadi di kabupaten
merupakan langkah-langkah yang diambil para pelalawan sangat beragam, mulai dari konflik
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka meng- SARA, konflik politik sampai kepada konflik
arahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang sumber daya alam (SDA). Bila dilihat dari konflik
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu agama berupa penolakan masyarakat terhadap
akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin pendirian gereja. Konflik ini terjadi disebabkan
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal ketidaksenangan masyarakat terhadap pendirian
positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Ma- gereja yang pada saat tersebut belum mendapat
najemen konflik dapat melibatkan bantuan diri persetujuan dari masyarakat, apalagi mayoritas
140 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 87-156

masyarakat di kabupaten ini adalah beragama Pihak-pihak yang Telibat dalam Konflik
islam. Artinya di kabupaten ini banyak terdapat Pihak yang berkonflik pada dasarnya ber-
sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren yang variasi, seperti kelompok politik, aparat pe-
kental dengan ajaran agama islam. merintah, masyarakat desa dan perusahaan. Bila
Konflik sosial yang lainnya adalah konflik dilihat dari Tabel 1, maka dapat dianalis bahwa
politik, konflik ini biasanya muncul pada saat konflik yang terjadi di Kabupaten Pelala-wan
pemilihan kepala daerah yang berujung kepada tidak bersifat tunggal artinya tidak satu jenis
pengarahan massa untuk menjatuhkan lawan pihak saja yang terlibat tetapi bervariasi yang
politik dan yang mengakibatkan korban jiwa dan menyebar di seluruh wilayah yang di kabupaten
pengrusakan terhadap fasilitas publik. ini.
Selain konflik SARA dan politik yang terjadi
di kabupaten pelalawan terdapat juga konflik Upaya Pemerintah dalam Penyesaian Konflik
SDA dan konflik agrarian yang sampai sekarang Untuk penyelesaian konflik yang terjadi
masih menjadi polemik yang berkepanjangan. terdapat usaha yang dilakukan aparat pemerintah
Hal ini disebabkan oleh carut marut perizinan dan maupun masyarakat, seperti kepolisian, penga-
ketidakjelasan tapal batas tanah yang menye- dilan, DPRD, tokoh masyarakat dan tokoh aga-
babkan tumpang tindihnya surat-surat tanah serta ma, komnas HAM, dan lain sebagainya, dapat
permainan yang dilakukan oleh perusahaan. dilihat pada Tabel 2. Bila dianalisis secara
Hampir di semua kecamatan yang ada di mendalam terhadap konflik yang terjadi di
kabupaten pelalawan terjadi konflik sosial. Kon- Kabupaten Pelalawan dapat dikategorikan
flik yang paling banyak terjadi adalah jenis konflik kepada konflik laten. Dalam arti konflik tersebut
sumberdaya alam, konflik ini menjadi trend pada sudah terjadi berulang kali yang diibaratkan
saat ini dikarenakan maraknya perkebunan seperti api dalam sekam. Dipermukaan memang
terutama perkebunan sawit yang terdapat di ka- tidak terlalu kelihatan tetapi dapat menimbulkan
bupaten ini. Kemudian disusul jenis konflik gejolak konflik yang besar. Tergantung kepada
SARA atau agama tetapi tidak terlalu marak, pemicu yang dapat menyebabkan timbulnya
sedangkan konflik politik terjadi secara tentatif konflik ini apalagi dilakukan pada saat yang dan
pada saat event tertentu seperti pemilukada. momen yang tepat.
Menyikapi hal ini memang harus ada komit- Untuk itu diperlukan peredaman terhadap
men dari seluruh komponen, terutama pemerintah konflik yang ada di Kabupaten Pelalawan de-
yang bertindak sebagai pengambil kebijakan dan ngan memberikan pemahaman kepada masya-
administrasi, perusahaan dan masyarakat yang rakat maupun pihak-pihak yang terlibat konflik
harus sadar akan hak dan tanggung jawab me- bahwa perdamaian itu sangat penting dan ko-
reka sebagai penerima hasil kebijakan dari pe- mitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk
merintah. selalu menjaga kerukunan diantara masyarakat
dan umat beragama, antar suku, yang mempunyai
Tabel 1. Pihak-pihak yang terlibat konflik
No Para pihak Tindakan nyata Kepentingan Sumber kekuatan
1. Kelompok politik Penghasutan, pengerahan Kepentingan politik terutama Uang dan Masa
masa dalam menghimpun masa pendukung
pendukung bagi calon tertentu
2. Pemerintah/Apart Desa Pengakuan terhadap batas Kepentingan politik Jabatan dan
wilayah kekuasaan
3. Masyarakat Menyalurkan aspirasi ke Kepentingan ekonomi dan System
desa/wilayah DPR berupa tuntutan akan kebutuhan hidup sehari-hari kekerabatan dan
tertentu hak nilai yang dianut
4. Perusahaan • Penyerobotan tanah Kepentingan perusahaan Dana yang
masyarakat terutama mencari keuntungan dimiliki dan izin
• Pemberian upah yang perusahaan dari
tidak layak bagi buruh pemerintah
Manajemen Konflik Sosial dan Upaya Penyelesaiannya (Sadad) 141

Tabel 2. Upaya pembangunan perdamaian


Upaya
Pembangunan Tahapan pembangunan
No Hasil yang disepakati Aktor perdamaian
perdamaian yang perdamaian
dilakukan

1. Perundingan antara Mempertemukan antara pihak Keputusan penyelesaian Komnas HAM,


pihak yang berkonflik yang berkonflik di DPRD masalah kepolisian, pemerintah
daerah dan masyarakat

2. Jalur hukum Ke pengadilan Yang bersalah Kepolisian, pengadilan,


mendapat ganjaran yang berkonflik dan
berupa tahanan penjara masyarakat

3. Musyawarah dan Mempertemukan pihak yang Pelanggaran terhadap Tokoh adat, cerdik
mufakat berkonflik. Mencari solusi hasil musyawarah akan pandai, tokoh agama,
yang terbaik untuk mengakhiri mendapatkan hukuman aparat desa, dan
tersebut atau sanksi yang telah masyarakat
disepakati bersama

latar belakang pendidikan yang berbeda serta Lauer, Robert H, 2001. Perspektif Tentang
tingkat strata sosial yang berbeda pula. Disanalah Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
peran penting Kesbangpolinmas, Kepolisian dan Mardianto, A. dkk. 2000. Penggunaan
TNI dalam menjaga perdamaian di Kabupaten Manajemen Konflik Ditinjau dari Status
Pelalawan. Keikutsertaan dalam Mengikuti Kegiatan
Pencinta Alam di Universitas Gajah Mada.
SIMPULAN Jurnal Psikologi, No. 2
Konflik yang dominan terjadi di kabupaten Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman
Pelalawan adalah Konflik sumber daya alam ter- 1987. Analisis Data Penelitian Kualitatif,
jadi di kawasan perkebunan, kehutanan, tam-
Terjemahan Tjetjep Rohendi, Jakarta: UI
bang. Hal ini terjadi disebabkan oleh kebijakan
Press
Pemerintah yang dengan sewenang-wenang
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian
memberikan perizinan dan konsesi kepada pe-
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
rusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2005.
ekstraktif seperti perkebunan dan pertambangan
Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
skala luas. Konflik agraria sekarang menjadi
meluas karena Pemerintah terus mendorong Bandung: Kencana Prenada Media Group
pertumbuhan ekonomi tinggi, salah satunya de- Nasikun. 2003. Sistem Sosial Indonesia.
ngan membuka perkebunan-perkebunan baru Jakarta: Raja Grafindo Persada
kelapa sawit, baik diatas tanah-tanah yang Ross, Marc Howard Ross. 1993. The
diklaim masyarakat sebagai tanah ulayat mereka, Management of Conflict: Interpretations
maupun dengan mengkonversi hutan. and Interests in Comparative Perspective.
Yale University Press.
DAFTAR RUJUKAN Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011.
Fisher, Simon, dkk. 2004. Mengelola Konflik, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak. dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,
Jakarta: The British Council Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:
Kusnadi. 2002. Masalah Kerja Sama, Konflik Kencana Prenada Media Group
dan Kinerja. Malang: Taroda Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi.
Lawang, Robert. 1994. Buku Materi Pokok Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pengantar Sosiologi, Jakarta: Universitas Soetomo. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan.
Terbuka Jakarta: Dunia Pustaka Jaya
142 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 87-156

Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi Suatu Wahyudi. 2006. Manajemen Konflik dalam
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Organisasi: Pedoman Praktis bagi
Susanto, Astrid. 2006. Pengantar Sosiologi Pemimpin Visioner. Bandung: Alfabeta
dan Perubahan Sosial. Bandung: Bina Winardi. 1994. Manajemen Konflik: Konflik
Cipta Perubahan dan Pengembangan. Bandung:
Setyodarmodjo, Soenarko H. 2000. Public CV. Mandar Maju
Policy: Pengertian Pokok Untuk Memahami Zeitlin, Irving M. 1998. Memahami Kembali
dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah. Sosiologi. Yogyakarta: Gajah Mada
Surbaya: Airlangga University Press University Press.
143

PROFESIONALISME PELAYANAN PUBLIK KECAMATAN


DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

Zulkarnaini
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Professionalism In Improving Public Service District Community Trust. A professional


public service need to employ personnel who are competent as a policy implementor. This study aims
to identify and analyze the implementation of the Administrative Services Integrated Subdistrict
(PATENT) in an effort professionalism of the public service in Siak and to analyze the factors affecting
such implementation so as to optimize the role of districts as the leader in providing services to the
public. This study used a qualitative method is mainly used to describe (descriptive) and explain
(explanatory). Selection of qualitative methods are used from the desire to analyze and recognize the
problems and justification of the status and practices are ongoing, verified and then we got the result
to making a plan in the future. From the research data showed that the imple-mentation of the Patent
in Siak already well underway. This was evidenced by analyzing the level of compliance of the
bureaucracy and the smooth routine procedure that could have been done according to standard
that has been set. From the results of this study also found that of the four factors the data submitted,
the most dominant factor affecting the implementation of this program is the factor of the executing
agencies. The implementor policy of high integrity in carrying out the work assigned to him.

Abstrak: Profesionalisme Pelayanan Publik Kecamatan dalam Meningkatkan Kepercayaan


Masyarakat. Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tenaga aparatur yang berkompeten
sebagai implementor kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) dalam upaya profesionalisme pelayanan
publik di Kabupaten Siak dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi tersebut
sehingga dapat mengoptimalkan peran kecamatan sebagai perangkat terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif terutama digunakan untuk
menggambarkan (deskriptif) dan menjelaskan (explanatory). Pemilihan metode kualitatif digunakan
berangkat dari keinginan untuk menganalisis serta mengenal masalah dan mendapat pembenaran terhadap
keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung, melakukan verifikasi untuk kemudian didapat
hasil guna pembuatan rencana pada masa yang akan datang. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa
implementasi Program PATEN di Kabupaten Siak sudah berjalan dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan
menganalisis tingkat kepatuhan birokrasi dan kelancaran prosedur rutinitas yang sudah bisa terlaksana
sesuai standart yang telah ditetapkan. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan data bahwa dari empat
faktor yang diajukan, faktor paling dominan mempengaruhi implementasi program ini adalah faktor
instansi pelaksana. Para implementor kebijakan memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Kata Kunci: kecamatan, pelayanan publik, PATEN, kepercayaan masyarakat

PENDAHULUAN terdepan dalam memberikan pelayanan kepada


Penyelenggaraan pemerintahan daerah masyarakat. Dalam peraturan ini disebutkan
menuju tata kelola pemerintahan yang baik terus adanya pendelegasian atau pelimpahan sebagian
mengalami perkembangan. Pemerintah pusat wewenang bupati kepada kecamatan, yang
telah membuat berbagai kebijakan untuk men- meliputi bidang perizinan dan non perizinan.
jawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat luas Pelimpahan sebagian kewenangan bukan berarti
yang semakin meningkat. Di bidang pelayanan memindahkan kekuasaan kepada camat, tetapi
misalnya Pemerintah Pusat telah mengeluarkan lebih kepada pendistribusian wewenang bupati
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun yang selama ini dititipkan kepada dinas/lembaga
2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi teknis daerah. Tentunya semua ini dalam skala
Terpadu Kecamatan (PATEN). Dikeluarkannya dan kriteria yang relevan dengan kemampuan
kebijakan ini bertujuan agar pemerintah daerah kecamatan, dimana ujungnya adalah mendekat-
dengan segenap kekuatan bertekad meng- kan pelayanan dengan sumber kebutuhan
optimalkan peran kecamatan sebagai perangkat masyarakat.

143
144 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, hlm. 87-156

Sebagai daerah yang sangat berkomitmen yanan perizinan dapat cepat dan tepat waktu.
dalam hal pelayanan publik, Pemerintah Kabu- Selanjutnya telah dilakukan pelimpahan sebagian
paten Siak merespon Permendagri No. 4 Tahun kewenangan Bupati kepada camat melalui
2010 dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Program PATEN.
Siak No. 42 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sejak diluncurkan sampai sekarang Prog-
Sebagian Kewenangan Bupati kepada Keca- ram PATEN di Kabupaten Siak sekilas diamati
matan untuk Melaksanakan Urusan Pemerintah sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetap-
Daerah. Dikeluarkannya Perbub ini dengan kan. Bahkan karena keseriusan pelaksanaannya,
harapan kecamatan dapat meningkatkan mutu program ini telah pula mendapat pengakuan dari
pelayanan menjadi cepat, mudah, terjangkau dan berbagai pihak. Bersempena dengan HUT Pro-
pro-fessional. Peran dan tugas yang dilaksanakan vinsi Riau tahun 2013 yang lalu, dua kecamatan
nantinya mampu mewujudkan pelayanan publik di Kabu-paten Siak mendapat penghargaan dari
yang profesional sesuai dengan Visi Pemba- Peme-rintah Provinsi Riau, yaitu Kecamatan
ngunan Jangka Menengah Pemerintah Kabu- Siak sebagai kota percontohan pelaksanaan
paten Siak Tahun 2011-2016, yaitu “Ter- PATEN di Provinsi Riau dan Kecamatan Tualang
wujudnya masyarakat Kabupaten Siak yang sebagai kecamatan terbaik se-Riau dalam hal
sehat, cerdas, dan sejahtera dalam lingku- penyele-nggaraan kinerja di bidang pelayananan.
ngan masyarakat yang agamis dan ber- Pe-nghargaan atas keberhasilan program
budaya Melayu serta sebagai kabupaten PATEN juga diberikan oleh Kementerian Dalam
dengan pelayanan publik terbaik di Provinsi Negeri (Kemendagri) RI melalui Direktorat
Riau Tahun 2016”. Jenderal Pemerintah Umum (PUM) tanggal 28
Maksud diberikannya sebagian besar Februari 2012.
kewenangan bupati kepada camat adalah untuk Walaupun sudah mendapat pengakuan akan
lebih mendekatkan pelayanan kepada masya- suksesnya Program PATEN ini, tentu saja dalam
rakat karena kecamatan adalah ujung tombak implementasinya masih terdapat berbagai ken-
yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. dala. Satu hambatan diantaranya adalah sarana
Muaranya adalah memperpendek prosedur dan prasarana seperti gedung kantor yang masih
birokrasi yang selama ini dinilai berbelit-belit serta kurang memadai. Belum lagi banyak fasilitas
memakan waktu yang lama. Kewenangan yang kantor seperti listrik, air, tempat parkir, dan se-
di limpahkan kepada camat sesuai Peraturan bagainya yang tidak lengkap. Hal ini tentunya
Bupati Siak No 42 Tahun 2011 adalah : 74 jenis akan menyebabkan tidak maksimalnya pela-
kewenangan aspek perizinan, 22 jenis kewe- yanan oleh pegawai, sehingga tidak tercipta
nangan aspek rekomendasi, 16 jenis kewena- suasana yang nyaman serta representatif dalam
ngan aspek pembinaan, 29 jenis kewenangan pelayanan. Kondisi ini juga tidak menumbuhkan
aspek fasilitasi, 5 jenis kewenangan aspek pene- semangat baru dalam bekerja bagi aparatur,
tapan, dan 25 jenis kewenangan aspek penye- sehingga pelayanan publik serta disiplin pegawai
lenggaraan. Dengan dilimpahkannya beberapa kurang berjalan maksimal.
jenis kewenangan tersebut kepada para camat, Aparatur pemerintah dituntut untuk bisa
maka diharapkan kecamatan dapat meni- memberikan pelayanan prima kepada masya-
ngkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. rakat, sehingga kepercayaan masyarakat men-
Implementasi dari Perbub Siak No. 42 jadi lebih baik lagi. Untuk itulah, aparatur pe-
Tahun 2011 sebagiannya sudah berjalan se- merintah dituntut mampu menegakkan disiplin
bagaimana yang dicanangkan. Misalnya dalam dan meningkatkan kinerjanya secara berke-
hal percepatan pelayanan di bidang perizinan lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut, agar pela-
kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Siak yanan dan disiplin ini dapat berjalan dengan baik,
telah membentuk Badan Penanaman Modal dan tentulah didukung dengan fasilitas kerja yang baik
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T). pula. Karena fasilitas kerja merupakan faktor-
Diharapkan dengan pendirian badan ini pela- faktor yang tidak dapat dipisahkan dari dunia

Anda mungkin juga menyukai