Anda di halaman 1dari 13

TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDI TENTANG

KEKERASAN PADA MASYARAKAT PERKEBUNAN DI KECAMATAN


SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU)
Siti Miswatun
(Sitimiswatun96@gmail.com)

Dosen Pembimbing: Dr. Hesti Asriwandari, M.Si


asriwandari@yahoo.com
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam
Pekanbaru-Riau

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang melakukan tindak kekerasan di


dalam rumah tangga pada masyarakat perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisa faktor yang melatarbelakangi tindak kekerasan dalam rumah
tangga pada masyarakat perkebunan. Topik fokus penelitian ini adalah profil
kehidupan masyarakat perkebunan di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri
Hulu. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling
dan menetapka jumlah sampel sebanyak 7 orang. Peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif dan Instrumen data adalah observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi. Menurut penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa profil
tindak kekerasan dalam rumah tangga antara lain bekerja sebagai perkebunan sawit.
Subjek penelitian ini dapat dikatakan bahwa tindak kekerasan dalam rumah tangga
dapat disebabkan karena faktor ekonomi yang tidak dapat memenuhi hidupnya dan
tekanan baik diri individu maupun dari lingkungan masyarakat serta tidak dapat
menyelesaikan masalah rumah tangga secara kekeluargaan sehingga dapat memicu
tindak kekerasan. Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma di dalam masyarakat. Kemudian teori patriarki di mana
orang menganggap laki-laki lebih berkuasa dibandingkan perempuan. Sehingga
kepercayaan tersebut dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga karena laki-laki
lebih berkuasa dibandingkan perempuan. Laki-laki juga merupakan kepala keluarga
yang mencari nafkah untuk keluarga, sehingga perempuan tidak berani melawan
ketika laki-laki melakukan kekerasan. Perempuan juga menganggap kekerasan
dalam rumah tangga merupakan aib keluarga, sehingga perempuan tidak berani
menceritakan atau melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.

Kata Kunci: Kekerasan, Masyarakat Perkebunan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 2


VIOLENCE IN HOUSEHOLD (STUDY OF VIOLENCE IN PLANTATION
SOCIETY IN DISTRICT OF SEBERIDA INDRAGIRI HULU)

Siti Miswatun
(Sitimiswatun96@gmail.com)

Supervisor: Dr. Hesti Asriwandari, M.Si


asriwandari@yahoo.com
Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences
Riau University
Campus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam
Pekanbaru-Riau

ABSTRACT

This study was conducted on people who committed domestic violence in plantation
communities. The purpose of this study was to analyze the factors behind the
domestic violence in the plantation community. The focus of this research is the life
profile of plantation community in Seberida Sub-district, Indragiri Hulu Regency.
Sampling technique in this study is Purposive Sampling and menetapka number of
samples of 7 people. Researchers use qualitative research methods and Instruments
data are observations, interview guides, and documentation. According to the
research, it can be concluded that the profile of domestic violence acts as a palm
oil plantation. The subject of this research can be said that violence in the
household can be caused by economic factors that can not fulfill their life and
pressure either individual self or from society society and can not solve household
problems kinsely so that can trigger violence act. Behavior is a behavior that is not
in accordance with the values and norms in society. Then a patriarchal theory in
which people consider men to be more powerful than women. So that belief can
trigger domestic violence because men are more powerful than women. Men are
also heads of families who earn a living for families, so women do not dare to fight
when men do violence. Women also consider domestic violence a family disgrace,
so women do not dare to tell or report the incident to the authorities.

Keywords: Violence, Plantation Society

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 3


sebagai petani, peternak dan
perkebunan.
BAB I
Kriminalitas merupakan suatu
PENDAHULUAN
permasalah yang dihadapi oleh suatu
daerah. Di Kabupaten Indragiri Hulu
1.1 Latar Belakang
angka kriminalitas yang paling tinggi
Indonesia merupakan negara yaitu terletak di Kecamtan Seberida.
yang sebagian besar adalah Dimana pada tahun 2014 angka
masyarakat perkebunan, di mana kriminal di Kecamatan Seberida yaitu
perkebunan memegang peranan berjumlah 157 kasus, sedangkan pada
terpenting dalam aktifitas ekonomi tahun 2015 berjumlah 71 kasus, dan
masyarakat. Selain memiliki peran pada tahun 2016 meningkat menjadi
penting dalam kemakmuran 105 kasus tindakan kriminal.
masyarakat, perkebunan juga
memiliki fungsi pokok dalam Kasus kekerasan dalam Rumah
kehidupan masyarakat, yaitu sebagai tangga bisa terjadi karena kemiskinan
tempat tinggal faktor yang paling ataupun faktor ekonomi yang tidak
utama. Itu artinya, kebutuhan akan bisa memenuhi kebutuhan sehari-
tanah tidak hanya dibutuhkan untuk hari. Kekerasan bisa terjadi di
perkebunan, melainkan tanah juga kalangan masyarakat Atas, Tengah
dibutuhkan oleh masyarakat bukan ataupun kalangan bawah.
hanya perkebunan tetapi keseluruhan. Fenomena kasus yang tidak
Pembangunan perkebunan dilaporkan kepada pihak kepolisian
kelapa sawit dalam skala besar dapat yaitu seperti kasus yang terjadi di
menimbulkan dampak positif maupun salah satu desa di Kecamatan
negatif. Dampak sosial pembangunan Seberida pada tahun 2016, Seorang
perkebunan kelapa sawit di Indonesia suami yang bekerja di perkebunan
adalah munculnya berbagai konflik karet dan sawit dengan hasil yang
dan sengketa antara masyarakat tidak seberapa melakukan tindak
adat/lokal dengan perusahaan kekerasan fisik terhadap istrinya.
perkebunan kelapa sawit. Konflik dan Berdasarkan kasus yang ada di
sengketa antara masyarakat dengan daerah tersebut penulis mengamati
perusahaan perkebunan besar ini dan menyusun karya tulis ilmiah yang
melahirkan banyak kekerasan fisik berjudul “TINDAK KEKERASAN
ataupun psikis sampai terbunuhnya DALAM RUMAH TANGGA:
jiwa manusia. Permasalahan yang KEKERASAN PADA
timbul dari perusahaan dapat MASYARAKAT PERKEBUNAN
menimbulkan berbagai tekanan DI KECAMATAN SEBERIDA
terhadap individu sehingga akan KABUPATEN INDRAGIRI HULU).
memicu timbulnya kekerasan
terutama di dalam keluarga. 1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa muncul Tindak
Kabupaten Indragiri Hulu Kekerasan Dalam Rumah
merupakan salah satu kabupaten yang Tangga Pada Masyarkat
terletak di Provinsi Riau. Di mana Perkebunan?
kabupaten Indragiri Hulu 2. Bagaimana Peran Komunitas
masyarakatnya bermata pencaharian di dalam mengatasi Tindak

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 3


Kekerasan Dalam Rumah Kartini Kartono (2011) patologi
Tangga pada Masyarakat sosial adalah Semua tingkah laku
Perkebunan? yang bertentangan dengan norma
kebaikan, stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, hak milik,
BAB II solidaritas kekeluargaan, hidup rukun
TINJAUAN TEORI bertetangga, disiplin, kebaikan dan
hukum formal.
2.1 Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Sebagai Perilaku 1.3 Patriarki dan Struktural
Menyimpang Fungsional
Budaya patriarki telah menjadi
Tingkah Laku Menyimpang unsur utama terjadinya kekerasan
merupakan tingkah laku yang tidak terhadap perempuan. Budaya
adekwat, tidak bisa diterima oleh patriarki merupakan budaya dominan
masyarakat pada umumnya, dan tidak yang mendomisasi kebudayaan
sesuai dengan norma dan nilai yang nasional, yang memperlihatkan
ada di dalam masyarakat. pembedaan yang jelas antara laki-laki
Perilaku menyimpang atau dengan perempuan terutama
Deviasi sifatnya bisa tunggal, mengenai kekuasaan. Kekuasaan
misalnya hanaya kriminal saja dan dominan yang di miliki oleh laki-laki
tidak alkoholik atau mencandu bahan- dianggap merupakan sesuatu yang
bahan narkotik. Namun, bisa juga tidak dapat diubah, dan mutlak serta
bersifat jamak, misalnya seorang baku. Dimana laki-laki menempati
yang alkohol dan melakukan posisi sebagai pimimpin, dan
penyimpangan seperti Kekerasan penguasa, sedangkan perempuan
Dalam Rumah Tangga. sebagai pekerja yang harus melayani
kaum laki-laki.
Perilaku suami terhadap yang Teori Struktural-Fungsional
melakukan tindak kekerasan terhadap dikembangkan oleh Talcott Parson.
istri (perempuan) dapat dikategorikan Teori Struktural fungsional adalah
sebagai perilaku menyimpang. sebuah teori yang berisi tentang sudut
Perilaku menyimpang merupakan pandang yang menafsirkan
suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sebuah struktur
suami terhadap istri yang di luar batas dengan bagian-bagian yang saling
dan dapat membahayakan nyawa berhubungan.
seseorang. Ciri pokok perspektif ini adalah
gagasan tentang kebutuhan
2.2 Patologi Sosial
masyarakat (societal needs).
Patologi sosial ialah ilmu tentang Masyarakat sangat serupa dengan
gejala-gejala sosial yang dianggap organisme biologis, karena
sakit disebabkan oleh faktor-faktor mempunyai kebutuhan-kebutuhan
sosial. Penyakit masyarakat dasar yang harus dipenuhi agar
merupakan/sosial adalah tingkah laku masyarakat dapat melangsungkan
manusia yang dianggap tidak sesuai, keberadaannya atau setidaknya
melanggar norma-norma umum dan berfungsi dengan baik.
adat-istiadat, atau tidak terintegrasi
dengan tingkah laku umum. 2.4 Masyarakat Perkebunan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 4


Pekebun adalah perorangan yang melakukan penelitian. Fungsi dari
melakukan usaha perkebunan dengan kajian terdahulu yaitu untuk menjadi
skala usaha tidak mencapai skala salah satu acuan penulis dalam
tertentu, atau lebih dikenal dengan melakukan penelitian sehingga
perkebunan rakyat. Perusahaan penulis dapat memperkaya teori yang
perkebunan adalah pelaku usaha digunakan dalam mengkaji penelitian
perkebunan berbentuk badan hukum yang dilakukan.
yang meliputi koperasi dan perseroan
terbatas baik milik negara maupun 2.7 Kerangka Berfikir
swasta, yang mengelola usaha
Kerangka berfikir merupakan
perkebunan dengan skala tertentu. model konseptual tentang bagaimana
Berdasarkan kemampuan yang teori berhubungan dengan berbagai
dimiliki maka perkebunan besar faktor yang telah diidentifikasi
mampu untuk meningkatkan sebagai hal yang penting, jadi dengan
penghasilan dan keuntungan per demikian kerangka berfikir
hektar dan per satuan tenaga kerja merupakan sebuah pemahaman yang
yang lebih tinggi dibanding melandasi pemahaman-pemahaman
perkebunan rakyat lainnya. Sebuah pemahaman yang
paling mendasar dan menjadi pondasi
2.5 Peran Komunitas Dalam bagi setiap pemikiran atau suatu
Mengatasi Masalah Sosial bentuk proses dari keseluruhan
penelitian yang akan dilakukan (Uma:
Masyarakat setempat adalah 2011).
suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatu derajat hubungan BAB III
sosial yang tertentu. Dasar-dasar
masyarakat setempat adalah lokalitas METODE PENELITIAN
dan perasaan kemasyarakatan
3.1 Lokasi Penelitian
setempat. Suatu masyarakat setempat
pasti mempunyai lokalitas atau Lokasi penelitian ini dilakukan di
tempat tinggal atau wilayah tertentu. Kecamatan Seberida Kabupaten
Walaupun sekelompok manusia Indragiri Hulu Provinsi Riau. Alasan
merupakan masyarakat pendatang penulis memilih lokasi ini yaitu
dari berbagai daerah, pada saat-saat kecamatan Seberida merupakan
tertentu anggota-anggotanya pasti kecamatan yang terletak di Jalan
akan kumpul pada saat waktu Lintas Timur yang merupakan jalur
tertentu. utama lintas transportasi darat di
Masyarakat setempat berfungsi Pulau Sumatera. Perkebunan juga
sebagai ukuran untuk merupakan matapencarian yang
menggarisbawahi hubungan antara paling utama bagi masyarakat di
hubungan-hubungan sosial dengan Kecamatan Seberida dan memiliki
suatu wilayah geografis tertentu. angka kriminal yang tinggi
dibandingkan kecamatan lain.
2.6 Kajian Terdahulu
3.2 Subjek Penelitian
Kajian terdahulu merupakan
penelitian-penelitian yang sudah Penelitian ini menggunakan
dilakukan sebelum penulis teknik Purposive Sampling

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 5


(Sampling bertujuan). Pengertian 4.1 Kondisi Geografis Kecamatan
purposive sampling menurut Seberida
Sugiyono 2010 adalah teknik untuk Kecamatan Seberida merupakan
menentukan sampel penelitian kecamatan yang terletak di jalur
dengan beberapa pertimbangan Lintas Timur yang merupakan jalur
tertentu yang bertujuan agar data yang Utama Lintas darat di Pulau
diperoleh nantinya bisa lebih Sumatera. Luas wilayah Kecamatan
representatif. Seberida lima tahun terakhir yaitu
634,43 KM ² yang di dominasi
Purposive sampling atau dataran rendah sangat berpotensi
sampling bertujuan merupakan teknik untuk perkebunan. Perkebunan,
mengambil semua kasus yang sesuai perdagangan, dan pertambangan
dengan kriteria tertentu, kriteria yang menjadi mata pencaharian utama
dalam penelitian ini yaitu kasus masyarakat yang tinggal di
tentang Tindak Kekerasan berupa kecamatan Seberida.
tindak kekerasan Fisik yaitu seperti
suami melakukan tamparan, pukulan, 4.2 Penduduk
tendangan, atau pun dicekik terhadap
Penduduk kecamatan Seberida
istri. pada umumnya dihuni oleh
3.3 Teknik Pengumulan Data masyarakat suku Melayu, Jawa,
1. Observasi Sunda, Minang, Batak dan suku
2. Wawancara pendatang dari daerah lainnya.
3. Dokumentasi Jumlah penduduk Kecamatan
Seberida pada Tahun 2014 adalah
3.4 Sumber Data 55.485 orang terdiri dari 29.176 laki-
1. Data Primer laki dan 26.309 perempuan yang
2. Data Sekunder berasal dari 14.108 rumah tangga.
4.3 Pendidikan
3.5 Teknik Analisis Data
Di sektor Pendidikan pra sekolah
Teknik yang digunakan dalam di kecamatan Seberida terdapat 18
penelitian ini yaitu Deskriptif Taman Kanak-kanak. Pada tingkat
Kualitatif. Menurut Nazir (1988) Sekolah Dasar terdapat 28 Sekolah
Metode deskriptif merupakan metode Dasar. Pada sekolah lanjutan Tingkat
dalam meneliti status sekelompok Pertama memiliki 8 SMP/Sederajat.
manusia, suatu objek, suatu situasi Pada Sekolah Lanjutan tingkat atas
kondisi, suatu sistem pemikiran terdapat 6 SMU/Sederajat.
ataupun suatu kelas peristiwa pada
4.4 Kesehatan
masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif kualitatif adalah untuk Pada sektor kesehatan,
menggambarkan, mendeskripsikan Kecamatan Seberida memiliki 1
atau lukisan fakta-fakta atau kejadian, Puskesmas dengan rawat inap dan 12
sifat-sifat serta hubungan Puskesmas Pembantu, 7 Balai
antarfenomena yang diselidiki. Pengobatan, 7 tempat Praktek dokter,
BAB IV 17 tempat praktek bidan dan 32
GAMBARAN UMUM LOKASI Posyandu. Mengingat masih
PENELITIAN terbatasnya tenaga kesehatan dan
fasilatas kesehatan maka sangat

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 6


diperlukan perhatian yang lebih pada LATAR BELAKANG
sektor kesehatan. MUNCULNYA TINDAK
KEKERASAN DALAM RUMAH
4.5 Sosial Budaya TANGGA
Di kecamatan Seberida
keberagaman agama sangat dihormati 5.1 Profil Keluarga
hal ini dibuktikan dengan banyaknya
Profil keluarga merupakan
pembangunan sarana peribadatan. Di
gambaran umum dari kehidupan
kecamatan Seberida setidaknya
keluarga seperti umur, jenis kelamin,
tercatat 37 Mesjid, 139 Mushola, dan
pendidikan dan pekerjaan. Profil
11 Gereja.
keluarga juga dapat menggambarkan
Keberagaman etnis di kecamtan lokasi tempat tinggal dari kasus
Seberida juga berfariasi. Urutan Etnis tindak kekerasan dalam rumah tangga
atau Suku terbanyak di Kecamatan dan jenis suku/etnis dari keluarga
Seberida yaitu suku Jawa dan Melayu tersebut.
mendominasi etnis terbanyak di ikuti
Suku Sunda, Batang, dan Minang. 5.2 Kekerasan Fisik
Setiap suku atau etnis di dalam Kekerasan fisik merupakan suatu
kehidupan masyarakat mamiliki tindakan yang dilakukan kepada
keanekaragaman budaya. seseorang yang dapat menyebabkan
Meskipun adanya keberagaman luka-luka atau memar-memar di
agama dengan mayoritas beragama bagian salah satu anggota tubuh
Islam. Namun, adanya heterogennya korban. Kekerasan fisik bisa berupa
etnis tidak mengurangi nilai-nilai pukulan, cekikan, tendangan,
toleransi antar umat beragama dan tamparan dan pukulan.
adat istiadat. Demikian juga dengan
pemeluk agama lain yang secara 5.3 Kekerasan Psikologis
jumlah merupakan minoritas tapi Kekerasan psikologis merupakan
tidak ada sedikitpun perlakuan yang suatu tindakan yang dilakukan oleh
deskriminasi terhadapnya. seseorang berupa kekerasan yang
4.6 Mata Pencarian Penduduk tidak nampak oleh mata. Secara
kejiwaan, korban menjadi tidak
Mata pencarian masyarakat berani mengungkapkan pendapat,
Kecamatan Seberida yaitu berpotensi menjadi penurut, menjadi selalu
pada sektor perkebunan. Terdapat bergantung pada suami atau orang
5.158 Rumah Tangga yang lain dalam segala hal (termasuk
mengusahakan tanaman perkebunan. keuangan). Akibatnya korban
Tanaman perkebunan yang paling menjadi sasaran dan selalu dalam
banyak diusahakan oleh masyarakat keadaan tertekan atau bahkan takut.
adalah tanaman sawit, karet, kelapa, Kekerasan termasuk : penghinaan,
dan kakao. Selain pada sektor komentar-komentar yang
pertanian, pada sektor peternakan merendahkan, melarang istri
terdapat 1.157 rumah tangga usaha mengunjungi saudara maupun teman-
ternak. temannya, mengancam akan
dikembalikan ke rumah orang tuanya.
BAB V

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 7


Dampak kekerasan psikologis 10. Suami mau menang sendiri.
terhadap korban yaitu kehilangan
minat interaksi dengan orang lain, BAB VI
terganggunya aktifitas sehari-hari, PERAN KOMUNITAS DALAM
tidak mampu melihat kemampuan diri MENANGANI KASUS
sendiri, kelebihan diri sendiri dan KEKRASAN DALAM RUMAH
cenderung membandingkan diri TANGGA
sendiri dengan orang lain
6.1 Hubungan Keluarga Dengan
5.4 Situasi Yang Mendorong Masyarakat Sekitar
Tindak Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Hubungan sosial merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh
Faktor pendorong tindak seseorang atau kelompok di didalam
kekerasan dalam rumah tangga dapat sebuah lingkungan sehingga akan
disebabkan oleh adanya beberapa terbentuk interaksi atau timbal balik
faktor. Artinya faktor yang antara individu. Hubungan sosial
mempengaruhi tindak kekrasan dapat terjadi karena adanya keinginan
tersebut dapat terjadi karena faktor individu maupun kelompok dengan
internal maupun faktor eksternal. tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Faktor internal merupakan faktor
yang menyangkut kepribadian pelaku Hubungan sosial atau interaksi
yang dapat menyebabkan pelaku sosila merupakan hubungan sosial
melakukan tindakan kekerasan dalam yang dapat berubah, menyangkut
menghadapi situasi yang tidak sesuai hubungan antara individu dengan
dan memungkinkan pelaku bersifat individu, kelompok dengan kelompok
emosi dan marah dalam kondisi maupun individu dengan kelompok.
tersebut. Dua syarat terjadinya hubungan sosial
atau interaksi sosial yaitu:
Faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar diri 1. Adanya kontak sosial (Social
pelaku. Faktor eksternal yang berasal Contact), yang dapat berlangsung
dari luar diri pelaku bisa berupa sifat dalam tiga bentuk. Yaitu antara
agresif pelaku yang dapat munculnya individu, antarindividu dengan
tindak kekerasan tersebut karena sifat kelompok, antarkelompok. Selain
yang agresif dan mengalami situasi itu kontak sosial dapat bersifat
yang mendesak. Tindak kekerasan langsung dan tidak langsung.
juga dapat terjadi karena adanya
faktor pemicu atau pendorong yaitu: 2. Adanya Komunikasi, yaitu
seseorang memberi arti pada
1. Masalah keuangan perilaku orang lain, perasaan-
2. Masalah cemburu perasaan apa yang ingin
3. Masalah salah paham disampaikan oleh orang tersebut.
4. Masalah orang tua
5. Masalah anak
6. Masalah saudara
6.2 Komunitas Sekitar Tempat
7. Masalah masa lalu
Tinggal
8. Masalah sopan santun
9. Masalah tidak memasak

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 8


Komunitas merupakan sebuah BAB VII
kelompok yang berada di dalam
lingkungan masyarakat dan memiliki PENUTUP
wewenang serta tujuan untuk
7.1 Kesimpulan
mensejahterakaan setiap anggota
masyarakat. Komunitas sekitar Berdasarkan hasil penelitian
tempat tinggal yaitu: yang dilakukan di Kecamatan
Seberida Kabupaten Indragiri Hulu
1. Keluarga
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
2. Kerabat dan Teman
Studi Tentang Kekerasan Pada
3. Tokoh Informal
Masyarakat Perkebunan, dapat
6.3 Komunitas Formal disimpulkan sebagai berikut:

Komunitas formal merupakan 1. Faktor yang melatarbelakangi


komunitas yang memiliki wenang dan terjadinya kekrasan di dalam rumah
kewajiban dan komunitas tersebut tangga pada masyarakat perkebunan
merupakan komunitas hukum atau yaitu karena sebagian masyarakat
badan yang memiliki aturan untuk memiliki ekonomi yang rendah dan
ketertiban masyarakat. Komunitas masyarakat perkebunan yang bekerja
formal yaitu: dikebun penghasilannya tidak sesuai
dengan kebutuhan pokok di dalam
1. Kepolisian lingkungan keluarga. Kehidupan
2. P2TP2A (Pusat Pelayanan yang serba kekurangan akan
Terpadu Pemberdayaan mempenngaruhi tingkah laku
Perempuan dan Anak). seseorang dan dapat memicu individu
3. Tenaga kesehatan untuk melakukan penyimpangan
4. Relawan atau Pendamping sosial ketika individu tersebut tidak
memenuhi kebutuhannya.
6.4 Tanggapan Korban Tentang
Tindak Kekerasan Dalam Rumah 2. Peran komunitas di dalam
Tangga masyarakat kurang bekerja sama
dengan kepolisian dalam mengatasi
Tanggapan korban tentang tindak tindak kekerasan dalam rumah tangga
kekerasan dalam rumah tangga yaitu pada masyarakat perkebunan di
sebagian korban yang mendapat kecamatan Seberida Kabupaten
perlakuan tindak kekerasan tersebut Indragiri Hulu. Komunitas formal
mereka tidak menerima perlakuan atau komunitas hukum juga kurang
yang dilakukan oleh suaminya. tegas dalam menangani kasus tindak
kekerasan dalam rumah tangga pada
Namun, dari pihak kepolisian
masyarakat perkebunan. Dari pihak
sendiri melakukan mediasi agar
kepolisian sendiri sudah mempunya
korban mau memaafkan pelaku dan
peraturan yan tegas menganai kasus
mempertimbangkan lagi keputusan
kekerasan dalam rumah tangga.
yang akan diambil. Jika keputusan
Namun, karena pihak kepolisiaan
tersebut tidak dipertimbangkan secara
memiliki rasa kemanusiaan, maka
benar-benar maka akan
pelaku yang seharusnya masuk ke
mengakibatkan dampak yang kurang
dalam penjara, tidak masuk penjara
baik untuk korban maupun pelaku.
karena mempertimbangkan anak dan
istrinya.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 9


7.2 Saran variabel-variabel independen dan
mengembangkan upaya-upaya lain
Berdasarkan kesimpulan yang dalam mengatasi kekerasan dalam
telah dipaparkan diatas tindak rumah tangga.
kekerasan dalam rumah tangga
kekerasan pada masyarakat
perkebunan di Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu, ada DAFTAR PUSTAKA
beberapa saran yang diajukan, yaitu:
REFERENSI BUKU
1. Pemerintah seharusnya dapat
Best Y.W.1883.Metode-metode
memperluas lagi perekonomian bagi
Penelitian Pendidikan.Surabaya:
masyarakat yang bermatapencaharian
Usaha Nasional.
sebagai perkebunan sawit dan bisa
menaikkan harga buah sawit sesuai Budiman,Yurike.2017. Jakarta
dengan pekerjaannya dan masyarakat Duduki Rangking Tertinggi
juga dapat memenuhi kebutuhan Kasus Kekerasan terhadap
pokok di dalam lingkungan keluarga. Perempuan.TribunNews.Jakatra.
Terutama di era global pada saat ini 8 Maret 2017.
dimana masyarakat banyak yang
konsumtif, dengan memperluas Fauzia, Amelia, dkk.2004.Realita
perekonomian masyarakat akan bisa Kesetaraan dan Gender. Jakarta:
mengurangi dampak dari perilaku Universitas Islam Jakarta.
yang menyimpang dan melakukan Patriaki dan Kesetaraan Gender.
segala cara untuk mendapatkan (Diakses 18 November 2017
sesuatu. Pukul 15.00 WIB)

2. Perlu adanya kerja sama Gilgun,J.F.1992.”Definition,


antara pihak komunitas di lingkungan Metodologies, and Methods in
masyarakat dengan pihak kepolisian Family Research.Colifornia:
serta masyarakat seharusnya cepat Sage Publication.
tanggap dan melaporkan kejadian
yang terjadi di dalam rumah tangga Hadi,Sutrisno.1984.Metode Research
kepada pihak yang berwajib. Pihak II.Yogyakarta: Yasbid Fakultas
kepolisian juga seharusnya dapar Psikologi UGM.
mempertegas dalam melakukan Hadiati Soeroso, Moerti. 2010.
tindakan hukum. Pelaku yang Kekerasan Dalam Rumah
seharusnya masuk penjara akan tetap Tangga Dalam Perspektif
masuk penjara jika sudah melakukan Yuridis-Viktimologis. Jakarta:
tindak kekerasan dan melanggar Sinar Grafika.
hukum. Perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang tindak Haralambos and
kekerasan di dalam rumah tangga dan Harborn.2004.Sociologi:
mengenali jenis-jenis tindak Themes and Perspectivis 6 th
kekerasan yang terjadi di dalam Edition.London: Harper Collins
lingkungan keluarga. Publisher.
3. Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 10


Koentjaraningrat.1983.Metode- Supriadi,W.C.2001.Kumpulan
metode Penelitian Tulisan Perempuan dan
Masyarakat.Jakarta:Gramedia Kekerasan Dalam
Perkawinan.Bandung:Mandar
Martono, Nanang.2014.Sosiologi Maju.
Perubahan Sosial:Perspektif
Klasik, Modern,Postmodern, dan Suyanto, Bagong dan Sutinah.2005.
Poskolonial:Edisi-revisi ke- Metode Penelitian Sosial
3.Jakarta: Rajawali Pers. Berbagai Alternatif Pendekatan
Edisi Revisi. Surabaya: Kencana
Moeljatno. 1980. Asas-Asas Hukum Prenada Media Group.
Pidana. Yogyakarta: Gajah Mada
Press. Syani, Abdul.1987.Sosiologi
Kriminal.Bandung:Remaja
Narbuko, Kholid dan Abu Achmadi. Karya.
2013. Metodologi Penelitian :
Memberikan bekal teoritis pada Tambunan, Morhan. 2015.
mahasiswa tentang metodologi Kecamatan Seberida Dalam
penelitian serta diharapkan dapat Angka 2015. Pematang Reba:
melaksanakan penelitian dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten
langkah-langkah yang benar. Indragiri Hulu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Waluyo, Bambang. 2011.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. VIKTIMINOLOGI
Jakarta : Ghalia Indonesia. Perlindungan Korban dan Saksi.
Jakarta: Sinar Grafika.
Santoso, Topo dan Evi Achjani
Zulfa.2001.Krimanologi.Jakarta: REFERENSI SKRIPSI
PT Raja Grafindo Persada.
Hutauruk, Meilani. 2011. Peran
Sihite, Romany. 2007. Perempuan, Wanita Single Parent Dalam
Kesetaraan, dan Keadilan: Suatu Menjalankan Fungsi Keluarga
tinjaun berwawasan gender. Pada Karyawan PT.ISS Mall
Jakarta: RajaGrafindo Persada. Pekanbaru. Pekanbaru:
Universitas Riau.
Singarimbun,Masri.1984.Metode
Penelitian Survai.Jakarta: LP3ES Purba, Siswanto. 2011. Potret
Berperilaku Menyimpang di Duri
Singarimbun, Masri dan Sofian Kecamatan Mandau Kabupaten
Effendi.1989. Metode Penelitian Bengkalis. Pekanbaru:
Survai. Jakarta: LP3ES. Universitas Riau.
Soekanto, Soerjono dan Budi Putra, Ade Elsa. 2011. Kekerasan
Sulistyowati. 2015. Sosiologi Terhadap Anak Jalanan (Studi
Suatu Pengantar-Ed. Revisi, Cet. Tentang Anak Jalanan
47. Jakarta: Rajawali Pers. Perempuan di Kota Pekanbaru).
Pekanbaru: Universitas Riau.
Sumarni, Sri. 2012. Metode
Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Insan Madani.
REFERENSI JURNAL ONLINE

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 11


Badan Pusat Statistika Kabupaten (Diakses 26 November 2017
Indragiri Hulu. 2017. Kabupaten Pukul 11.09 WIB).
Indragiri Hulu Dalam Angka
2017. BPS Kabupaten Indragiri Risnawati. 2016. Peran Ganda Istri
Hulu. Rengat yang Bekerja Dalam Membantu
https://inhukab.bps.go.id/website Ekonomi Keluarga Buruh
V2/pdf_publikasi/Kabupaten- Perkebunan Kelapa Sawit Pada
Indragiri-Hulu-Dalam-Angka- PT. Bumi Mas Agro Di
2017.pdf (Dikutip 16 November Kecamatan Sandaran Kabupaten
2017 Pukul 14.00 WIB). Kutai Timur. EJournal Sosiatri-
Sosiologi 2016, 4 (3): 84-97.
Ismail, Nurhasan, dan I Nyoman Http://Jurnal Peran Wanita.pdf
Nurjaya. 2012. Wajah Baru (Diakses 15 November 2017
Agrarische Wet-Dasar Alasan Pukul 19.10 WIB).
Pembatalan Pasal-pasal
Kriminalisasi Oleh Mahkamah Rofi”, Agus. 2012. Tinjauan Hukum
Konstitusi. Jakarta Selatan: Islam Terhadap Kekerasan
Elsam-Sawit Watc-Pilnet. Dalam Rumah Tangga (Studi
Http://1341811845.Wajah_Baru Kasus Kalangan Masyarakat
_Agrarische_Wet.pdf- Nelayan Desa Babalan,
AdobeReader (Diakses 15 Kecamatan Wedung Kabupaten
November 2017 Pukul 19.40 Demak). Yogyakarta: UIN Sunan
WIB). Kalijaga. Http://Jurnal-
Kekerasan-Dalam-Rumah-
Nuralia, Lia. 2017. Struktur Sosial Tangga-Pada-Masyarakat-
Pada Rumah Pejabat Tinggi Nelayan. (Diakses 18 November
Perkebunan Zaman Hindia 2017 Pukul 20.00 WIB).
Belanda Di Jawa Bagian Barat.
Jurnal Kapata Arkeologi, Surambo, Achmad. Elsa Susanti dkk.
Volume 13 Nomor 1, Juli 2017: 2010. Sistem Perkebunan Kelapa
1-20. (Diakses 04 Februari 2018 Sawit Memperlemah Posisi
Pukul 14.26 WIB). Perempuan. Kalimantan Tengah:
Sawit Watch & Solidaritas
Purwoko, Agus. Ketut Sukiyono, dkk. Perempuan. Http:KDRT
2011. Probabilitas Terjadinya Perkebunan Kelapa Sawit
Tindak Kekerasan Dalam Rumah (Diakses 25 September 2017).
Tangga: Studi Pada Masyarakat
Berbasis Pertanian di Kabupaten REFERENSI INTERNET
Bengkulu Utara. Jurnal
Http://matatimoer.or.id/2016/04/05/P
Sosiohumoniora, Volume 13,
atriarki-Masyarakat-Budaya-
No.1, Maret 2011: 58-75.
dan-Negara-Dalam-Kuasa-
Https://Www.Researchgate.Net/
Lelaki/. (Diakses 19 Januari 2018
Publication/315634144_Probabil
Pukul 14.45 WIB).
itas_Terjadinya_Tindak_Kekera
san_Terhadap_Wanita_Dalam_ https://budidayatanaman-
Rumah_Tangga_Studi_Pada_Ma perkebunan.blogspot.com/2014/
syarakat_Berbasis_Pertanian_Di 08/mengenal-tanaman-
_Kabupaten_Bengkulu_Utara. perkebunan.html. (Diakses 04
Februari 2018 Pukul 13.29 WIB).

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 12


Http://id.wikisource.org/wiki/undang
-
undang_Republik_Indonesia_No
mor_23_Tahun_2004. (Diakses
19 Januari 2018 Pukul 15.35
WIB).
http://semuatentangbidan.blogspot.co
m/2012/07/peran-bidan-dalam-
kekerasan-dalam-rumah.html.
(Diakses 19 Januari 2018 Pukul 15.48
WIB).

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 13

Anda mungkin juga menyukai