Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF

GENDER

Oleh: DR. Hj. Nur Aisah Jamil, M.Pd


Kepala Kesbangpol Kabupaten Purwakarta

Disampaikan pada acara Ceramah Umum Civitas


akademika Politeknik STIA – LAN Bandung, Jum’at 09
September 2022
PERBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG DAN
PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIFAT Maskulin Feminin


FUNGSI Produksi Reproduksi
RUANG Publik Domestik
LINGKUP
TANGGUNG Nafkah Utama Nafkah
JAWAB tambahan
ISTILAH-ISTILAH GENDER
 Feminim : karakteritik seksual yang bersifat kewanitaaan
 Maskulin:karakteristik seksual yang bersifat kelaki-lakian
 Feminisme: suatu gerakan untuk menyadarkan semua
bentuk diskriminasi terhdap perempuan kepada
masyarakat.
 Patriarkhi:suatu sistem sosial dimana laki-laki sebagai
penguasa dan pengambil keputusan.
STEREOTYPE
PELABELAN/CITRA BAKU YANG BERSIFAT NEGATIF TERHADAP JENIS
KELAMIN LAIN

CONTOH:
a. Pandangan terhadap peran domestik perempuan mengakibatkan
peran publiknya dianggap “perpanjangan” peran domestiknya.
b. Dianggap pandai merayu, perempuan ditempatkan di bagian penjualan
(sales/marketing).
c. Laki-laki marah dianggap tegas, perempuan dianggap emosional dan tak
bisa menahan diri.
d. Label sebagai “ibu rumah tangga” membatasi gerak perempuan dalam
kegiatan polotik, bisnis maupun birokrasi.
e. Laki-laki dianggap sebagai “pencari nafkah” mengakibatkan kerja
perempuan dianggap “sambilan” sehingga kurang dihargai.
f. Laki-laki rumah dianggap “pereyu”. Perempuan rumah dianggap “genit”.
DOUBLE BURDEN
BEBAN GANDA PADA SALAH SATU JENIS KELAMIN

Contoh:
a. Peran reproduksi di rumah tidak berkurang dengan adanya peran publik
dan peran pengelolaan komunitas (walaupun perempuan telah masuk
dalam peran publik/meniti karier peran dalam rumah tangga masih
besar);
b. Pekerjaan dalam rumah tanggga, 90% dikerjakan perempuan;
c. Setelah makan bersama, Bapak dan anak laki-laki ngloyor begitu saja
mninggalkan meja makan;
MARJINALISASI
PROSES PEMINGGIRAN AKIBAT PERBEDAAN JENIS KELAMIN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN

Contoh
a. Perempuan sebagai pencari nafkah tambahan, disektor produksi/publik,
sering dibedakan pendapatannya;
b. Revolusi hijau (modernisasi) memikirkan perempuan dipertanian dan
perkebunan membuat perempuan miskin;
c. Komandan dimiliter peluangnya lebih besar pada laki-laki;
d. Banyak bidang pekerjaan tertutup bagi laki-laki karena anggapan mereka
tidak teliti, cermat dan sabar;
e. Guru TK, sekretariss, perawat, konveksi, dan PRT dianggap pekerjaaan
rendah sehinga berpengaruh pada penggajian.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
KESENJANGAN GENDER DI RANAH PUBLIK

1. Nilai sosial dan budaya patriarkhi;


2. Kurang percaya diri, Inperior
5. Persepsi dan pemahaman para pengambil keputusan.
Apakah faktor perempuan indonesia
tertinggal…?

1. Tata nilai sosial budaya yang lebih berpihak kepada


laki-laki dari pada perempuan
2. Perangkat peraturan dan kebijakan pemerintah yang
mengutamakan laki-laki dari pada perempuan
3. Kemauan, kesediaan, konsistensi perempuan untuk
perjuangan dengan meningkatkan kemampuan masih
rendah
4. Rendahnya pengetahuan & pemahaman masyarakat
terhadap arti, maksud, dan tujuan dari pembangunan
kesetaraan gender.
PERSEPSI BUDAYA TERHADAP
PEREMPUAN ?
1. Pesan orang tua; hati-hati terhadap harta, tahta, dan
wanita.

2. Sepintar apapun seorang perempuan akhirnya akan


kembali ke dapur, sumur, dan kasur (domestik).
3. Perempuan makhluk antara anak-anak dan orang
dewasa (Shopenhower), Wanita tidak bisa berfikir
rasional dan terlalu emosional (Lord Chesterfield).

4. Wanita bercumbu ingin diperlakukan apa adanya, pria


ingin diperlakukan seperti yang diperbuatnya (Theodore
Reich), wanita bercinta cukup mau, pria harus mampu
dan mau (Erich Fromm).
Jumlah penduduk Indonesia :

1. Laki-laki Dewasa 35,4%


2. Perempuan Dewasa 35,1%
3. Anak laki-laki 15,1%
4. Anak perempuan 14,4%

5. Jumlah PR Jabar = 49,23%


Jawa barat
 Indek Pembangunan Manusia = 72,45
 Indek Pembangunan Perempuan = 70,62

 Alat ukur Indek


 Ekonomi
 Politik
 Pengambilan keputusan berbagai sektor
SOLUSI (STRATEGI DASAR MENUJU
WOMEN IN LEADERSHIP).
1. Kesetaraan gender : keseimbangan peluang, kesempatan dan
peran serta hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
2. Basis praktek kesetaraan gender dimulai dari kehidupan keluarga
yang selanjutnya ditranformasikan menjadi norma dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Melembagakan dan membudayakan norma kesetaraan gender
4. Meningkatkan kualitas hidup perempuan
5. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian lembaga perempuan.
Motto:

 “Berjuang Untuk Keadilan Perempuan”


TERIMA
KASIH
&
SEMOGA
SUKSES

Anda mungkin juga menyukai