Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ririn Triswanti

NIM :14040120120020
Kelas : Filsafat Ilmu 08
ANALISIS KASUS 4

Kerja Jurnalis dan Kebebasan Pers di Masa Pandemi

 Deskripsi Kasus
Pandemi covid-19 membangun batasan dalam berinteraksi, tak terkecuali bagi jurnalis. Di tengah
pandemi virus corona, sebagian besar kebebasan itu terenggut. Kini jurnalis melakukan
wawancara dengan telepon, konferensi pers melalui media online, hingga diskusi atau seminar
yang harus diselenggarakan lewat aplikasi. Di tingkat nasional, kekhawatiran kalangan jurnalis
terkait data pemerintah seputar kasus virus corona juga muncul. Situasi ini mendorong Ahmad
Arif, Ketua Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK) Indonesia menginisiasi berdirinya
laporcovid19.org.

Kondisi ini juga mendorong Haris Firdaus, jurnalis koran Kompas di Yogyakarta, menjalin
kolaborasi peliputan kasus virus corona dengan jurnalis dari 7 media berbeda.“Kolaborasi ini lahir
karena kami melihat penanganan COVID-19 di Yogyakarta yang lamban. Juga karena soal
keakuratan data. Kita harus menyadari, data yang tidak akurat bisa menyebabkan penanganan yang
lamban atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,” kata Haris.

Kolaborasi jurnalis Yogyakarta sudah melahirkan dua seri tulisan. Seri pertama tentang kecepatan
penanganan dan wacana status PSBB. Sedangkan seri kedua adalah telaah data yang simpang siur,
terutama terkait kematian yang tidak tercatat. Jurnalis intensif mengulik data, menggelar diskusi,
dan melakukan wawancara bersama sejumlah pakar, pejabat pemerintah dan warga untuk
keseimbangan informasi.
“Data-data yang disampaikan oleh pemerintah, terutama terkait kematian akibat virus corona
terjadinya underreporting. Antara yang dilaporkan tiap hari dengan yang terjadi di masyarakat kita
melihat ada gap. Itu yang kemudian mendasari kita untuk pentingnya, mencoba membuat sistem
pelaporan tapi berbasis informasi warga dari bawah.” Ujar Arif.Ahmad Arif menegaskan,
transparansi data akan mendorong kepercayaan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah.
Pengamat media dari Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Gadjah Mada, Gilang
Desti Parahita melihat kondisi pandemi berpengaruh bagi kerja jurnalis dan media.Desti
merekomendasikan beberapa hal bagi jurnalis untuk menghadapi situasi ini. Pertama, jurnalis
harus lebih akrab dengan teknologi media baru dalam berinteraksi. Kedua, jurnalis juga harus
lebih sering memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi awal dari masyarakat. Ketiga,
jurnalis dan media dapat menyusun survei online kecil untuk mengetahui kecenderungan
masyarakat terkait isu-isu apa yang menjadi perhatian mereka di tengah pandemi. Keempat,
perusahaan media sebaiknya mulai memanfaatkan big data bekerja sama dengan pihak ketiga
untuk memperkuat kemampuan mengumpulkan data. Kelima, jurnalis harus lebih banyak
meluangkan waktu menyisir pernyataan-pernyataan pers dan data yang dirilis setiap departemen
atau lembaga terkait isu virus corona.

Menurut Gilang Desti Parahita, Pengamat media Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UGM
jurnalis tidak boleh begitu saja menerima data yang dipublikasikan pemerintah tanpa
mengkritisinya. Tanpa sikap kritis terhadap data, jurnalis hanya akan menjadi kepanjangan tangan
pemerintah, dan gagal menjalankan fungsi sebagai watchdog.Selalu muncul kemungkinan ada
kesenjangan data di lapangan dan apa yang dilaporkan pemerintah. Salah satu tugas jurnalis dan
media, adalah memperkecil kesenjangan data riil dan data formal.

 Deskripsi Teori dan Konsep


1. Pendekatan Deskripsi menurut ahli Plato (427-347 SM)
Filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yag berminat capai
kebenaran asli.
2. Pendekatan deskripsi menurut ahli Rene Descrates menjelaskan tentang
rasionalisme,anggapan ia bahwa kita perlu meragukan semua keyakinan dan pengetahuan kita.
3. Cabang filsafat radikal,yaitu menggunakan daya kritis untuk mengkaji objek hingga ke akar-
akarnya.
4. Filsafat Pengetahuan,yaitu pengetahuan adalah keseluruhan
pemikiran,gagasan,ide,konsep,dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan
segala isinya termasuk manusia dan kehidupanya.
5. Skeptisisme
Merupakan sebuah paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti,skeptisisme meragukan
kemungkinan bahwa manusia bisa mengetahui sesuatu karena tidak ada bukti yang cukup
untuk mempertahankan bahwa manusia benar-benar tahu tentang sesuatu.
6. Proposisi Aposteriori,mengetahuinya berdasarkan fakta,yaitu apa yang ditemukan secara
nyata didunia ini melalui pancaindera dan dari pengaruh realitas.

 Analisis Kasus Dengan Teori dan Konsep Relevan


1. - Kasus ini membahas tentang adanya pembatasan bagi jurnalis untuk mencari berita secara
langsung karena adanya Pandemi Covid-19 yang mana mengharuskan mereka mencari berita
atau informasi dengan wawancara menggunakan media sosial atau aplikasi.Berdasarkan
berita diatas Ahmad Arif menyatakan bahwa data-data yang disampaikan oleh pemerintah,
terutama terkait kematian akibat virus corona terjadinya underreporting. Antara yang
dilaporkan tiap hari dengan yang terjadi di masyarakat kita melihat ada gap.Hal inilah yang
menjadikan para jurnalis untuk berusaha memperoleh informasi kebenaran jumlah korban
meninggal akibat covid-19.
- Selain itu juga Haris Firdaus, jurnalis koran Kompas di Yogyakarta, menjalin kolaborasi
peliputan kasus virus corona dengan jurnalis dari 7 media berbeda dengan mengulik data,
menggelar diskusi, dan melakukan wawancara bersama sejumlah pakar, pejabat pemerintah
dan warga untuk keseimbangan informasi untuk mendapatkan keakuratan/kebenaran asli
terkait korban virus corona.
Yang mana hal ini sesuai dengan definisi filsafat yang disampaikan oleh Plato (427-347
SM) filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yag berminat
capai kebenaran asli .

2. Dalam kasus ini Ahmad Arif menyatakan bahwa data-data yang disampaikan oleh
pemerintah, terutama terkait kematian akibat virus corona terjadinya underreporting. Antara
yang dilaporkan tiap hari dengan yang terjadi di masyarakat kita melihat ada gap.Selain itu
juga menurut Gilang Desti Parahita, Pengamat media Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
UGM jurnalis tidak boleh begitu saja menerima data yang dipublikasikan pemerintah tanpa
mengkritisinya. Statement-statement tersebut menjadikan jurnalis menjadi kurang percaya
(meragukan) berita yang disampaikan oleh pemerintah,hal ini sesuai dengan filsafat tentang
rasionalosme menerut Rene Descrates bahwa kita perlu meragukan semua keyakinan dan
pengetahuan kita.
3.Dalam kasus ini disebutkan bahwa Gilang Desti Parahita, Pengamat media Departemen
Ilmu Komunikasi FISIP UGM jurnalis tidak boleh begitu saja menerima data yang
dipublikasikan pemerintah tanpa mengkritisinya. Desti pun juga merekomendasikan
beberapa hal bagi jurnalis untuk menghadapi situasi ini:

a. Jurnalis harus lebih akrab dengan teknologi media baru dalam berinteraksi.
b. Jurnalis juga harus lebih sering memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi awal
dari masyarakat.
c. Jurnalis dan media dapat menyusun survei online kecil untuk mengetahui kecenderungan
masyarakat terkait isu-isu apa yang menjadi perhatian mereka di tengah pandemi.
d. Perusahaan media sebaiknya mulai memanfaatkan big data bekerja sama dengan pihak
ketiga untuk memperkuat kemampuan mengumpulkan data.
e. Jurnalis harus lebih banyak meluangkan waktu menyisir pernyataan-pernyataan pers dan
data yang dirilis setiap departemen atau lembaga terkait isu virus corona.
Berbagai hal tersebut merupakan langkah langkah agar jurnalis dapat menggali informasi atau
berita dengan akurat yang selengkap lengkapnya,hal ini sesuai dengan salah satu cabang
filsafat radikal karena filsafat menggunakan daya kritis untuk mengkaji objek hingga ke akar-
akarnya.
- Selain itu mengkaji kasus hingga ke akar-akarnya dibuktikan dengan Haris Firdaus, jurnalis
koran Kompas di Yogyakarta, menjalin kolaborasi peliputan kasus virus corona dengan
jurnalis dari 7 media berbeda dengan mengulik data, menggelar diskusi, dan melakukan
wawancara bersama sejumlah pakar, pejabat pemerintah dan warga untuk keseimbangan
informasi untuk mendapatkan keakuratan/kebenaran asli terkait korban virus corona.Krena
akan mengangkut tentang penanganan virus,semakin lambat update status virus tentu
penannganpun juga semakin melambat.
4. Kasus ini membahas tentang kerja jurnalis dan kebebasan pers di masa pandemi yang
terbatasi sehingga pencarian berita ataupun wawancara harus dilakukan melalui media sosial
atau aplikasi.Selain itu juga menurut Ahmad Arif berita terkait jumlah korban covid-19 yang
disampaikan pemerintah terjadi underreporting yaitu antara yang dilaporkan tiap hari dengan
yang terjadi di masyarakat tidak sinkron.Kemudian Pengamat media dari Departemen Ilmu
Komunikasi, FISIP Universitas Gadjah Mada, Gilang Desti Parahita merekomendasikan
beberapa hal bagi jurnalis untuk menghadapi situasi ini seperti lebih menguasai media sosial,
menyusun survei online kecil, menyisir pernyataan pers,hal tersebut sesuai dengan filsafat
pengetahuan yaitu keseluruhan pemikiran,gagasan,ide,konsep,dan pemahaman yang dimiliki
manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupanya,bukan
membahas tentang keyakinan.

5. Dalam berita dicantumkan bahwa menurut Gilang Desti Parahita, Pengamat media
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UGM jurnalis tidak boleh begitu saja menerima data
yang dipublikasikan pemerintah tanpa mengkritisinya. Tanpa sikap kritis terhadap data,
jurnalis hanya akan menjadi kepanjangan tangan pemerintah, dan gagal menjalankan fungsi
sebagai watchdog.Hal tersebut sesuai dengan sifat Filsafat Skeptisisime yaitu meragukan
kemungkinan bahwa manusia bisa mengetahui sesuatu karena tidak ada bukti yang cukup
untuk mempertahankan bahwa manusia benar-benar tahu tentang sesuatu.

6. Kasus tentang kerja jurnalis dan kebebasan pers di masa pandemi menjadi terbatas
sehingga pencarian berita atau wawabcara harus dilakukan melalui media sosial atau aplikasi
merupakan kebenaran aposteriori karena berdasarkan fakta,yaitu memang nyata adanya dan
dapat dibuktikan dengan pancaindra maupun akal budi manusia.

 Simpulan
1. Dalam Kasus ini jurnalis berusaha untuk mengungkap kebenaran data tentang jumlah
korban akibat covid-19 dengan berbagai langkah seperti yang sudah disampaikan oleh
pengamat media dari Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP UGM Gilang Desti Parahita
karena data yang disampaikan pemerintah tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Haris Firdaus, jurnalis koran Kompas di Yogyakarta,juga menjalin kolaborasi peliputan
kasus virus corona dengan jurnalis dari 7 media berbeda dengan mengulik data, menggelar
diskusi, dan melakukan wawancara bersama sejumlah pakar, pejabat pemerintah dan warga
untuk keseimbangan informasi untuk mendapatkan keakuratan/kebenaran asli terkait
korban virus corona.Hal ini sesuai dengan filsafat yang disampaikan oleh Plato bahwa
filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat
capai kebenaran asli .
2. Dalam berita di sampaikan bahwa menurut Gilang Desti Parahita, Pengamat media
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UGM jurnalis tidak boleh begitu saja menerima data
yang dipublikasikan pemerintah tanpa mengkritisinya.Hal tersebut sesuai dengan
pengertian rasionalitas menurut Rene Descrates,kita perlu meragukan semua keyakinan dan
pengetahuan kita.
3. Kasus ini merupakan cabang filsafat radikal,yaitu menggunakan daya kritis untuk mengkaji
objek hingga ke akar-akarnya karena para jurnalis meragukan berita yang disampaikan
pemerintah dan berusaha untuk menggali berita sendiri secar lebih akurat.
4. Kasus ini termasuk kedalam pengetahuan bukan keyakinan karena mengandung kebenaran
menyangkut kerja jurnalis dan kebebasan pers yang terbatasi karena covid-19 karena dapat
dibuktikan dengan pancaindra juga dengan akal budi manusia,bersifat objektif juga tidak
hanya berdasar perspektif manusia
5. Kasus ini mengandung adanya skeptisisme karena jurnalis meragukan informasi dari
pemerintah terkait korban covid-19 dan berusaha untuk mencari informasi sendiri yang lebih
akurat.
6. Kasus ini apabila dikaji mengandung proposisi aposteriori karena merupakan suatu peristiwa
nyata (benar-benar ada berdasar fakta) bukan rekayasa.Karena covid-19 membatasi
pencarian berita bagi jurnalis memang nyata adanya.

 Daftar Pustaka
- Sucahyo,Nurhadi (2020,04 Mei).Kerja Jurnalis dan Kebebasan Pers di Masa
Pandemi.Dikutip pada 11 Maret 2021 dari https://www.voaindonesia.com/a/kerja-
jurnalis-dan-kebebasan-pers-di-masa-pandemi/5403430.html
- PPT Sistematika Filsafat dari Bapak Sunarto
- PPT Sumber Keyakinan dari Bapak Sunarto
- PPT Sumber Pengetahuan dari Bapak Sunarto

Anda mungkin juga menyukai