Anda di halaman 1dari 3

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen :445/B


No. Revisi : /XVI/1011577/2023
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :
UPTD Dr. Dwi Fenti Atri
PUSKESMAS NIP.1985051220142005
BATUMARTA II

1. Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berkelebihan di


sa kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiensi nutrisi,
penurunan ber
badan dan mengganggu aktifitas sehari – hari
2. Tujuan a. Mengurangi rasa mual dan muntah
b. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit

c. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan BB ibu


3. Kebijakan Bidan, Perawat
4. Referensi Prawirohardjo S,Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
5. Prosedur Persiapan alat :
 Infus set
 Cairan infus Dextrose 5 % atau sesuai instruksi Dokter.
 Kapas alkohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bethadine cair, plester, dll
 Nierbeken
 Tissue makan / Tissue Rol dalam
tempatnya Persiapan penolong :
1 Memberikan penerangan tindakan apa yang akan dilakukan pada
pasie
tentang kehamilannya, agar perasaan pasien tenang
2 Cara bekerja septik aseptik
6. Langkah-langkah Penatalaksanaan :
1 Menjelaskan pada pasien bahwa kehamilan dan persalinan
merupaka proses fisiologis
2 Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala
yan normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang
setelah us kehamilan 4 bulan.
3 Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi dengan
frekuen yang lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun
dari temp tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan te hangat.
4 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak, dan makanan
ata minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
5 Makan makanan yang banyak mengandung gula dianjurkan untu
menghindari kekurangan karbohidrat
6 Defekasi yang teratur. Pada pasien dengan muntah-muntah sering,
pasien dipuasakan dalam 2 jam, kemudian di infus dextrose, 5% RL
2:1pada kolf I/IV diisi neurobion 5000 ui. Dan vitamin C 200 mg IV,
kebutuhan cairan ± 3000 cc dalam 2 jam ( sebelumnya dalam pemberian
obat-obatan kolaborasi dulu denga Dokter yang merawat.
7 Intake dan output di catat tiap aplusan
8 Pemeriksaan laboratorium DL leucosit, LED, urine aceton,
trombosit Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap
aplusan
9 Pemberian obat-obatan anti muntah
10 Setelah pasien puasa 24 jam, boleh diberikan teh, biscuit bertahap
setiap jam, diet bubur tak merangsang, buah manis.
11 Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam makanan dapat
tambah.
12 Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau jika
kebutuha cairan belum terpenuhi infus di teruskan (sebelumnya
kolaborasi denga Dokter yang merawat)
Yang perlu diperhatikan :
1). Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur pasien dapat di
mandikan, mobilisasi bertahap.
2). Kebersihan pasien dan lingkungan di jaga kebersihannya
3). Membantu memenuhi segala kebutuhan pasien.

Jika setelah perawatan & pengobatan baik, muntah berkurang atau


pasien tida muntah lagi pasien dapat dipulangkan, sebelumnya
kolaborasi dengan Dokt yang merawat
Unit Terkait Ruang KIA dan Bersalin

Anda mungkin juga menyukai