Menetapkan sasaran pembaca dapat menjadi acuan dalam memilih gaya bahasa yang akan dipakai. Hal ini penting karena gaya bahasa akan dipakai di keseluruhan teks yang dibuat. Gaya bahasa pun akan menentukan tingkat keintiman dengan pembaca. 3. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur Dikarenakan teks cerita inspiratif harus bisa menyentuh perasaan pembaca, maka pembuatannya harus mengalir. Untuk membuat cerita mengalir, maka diperlukan skema alur yang harus dirancang terlebih dahulu agar penulis bisa menuliskan ide-ide dan ceritanya secara runtut dan tidak acak-acakan. 4. Membagi peristiwa menjadi awal, perkembangan, dan akhir cerita. Membagi peristiwa menjadi awal, perkembangan, dan akhir cerita membantu alur cerita akan semakin jelas. Penulis bisa mengumpulkan peristiwa mana saja yang seharusnya disimpan di bagian awal perkembangan serta akhir cerita. 5. Menyusun tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang Tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang adalah unsur intrinsik yang penting dalam sebuah teks cerita inspiratif. Sehingga unsur-unsur tersebut perlu diperhatikan dengan cara merincinya terlebih dahulu sebelum semua cerita dituliskan.
5. Menyusun tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang
Tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang adalah unsur intrinsik yang penting dalam sebuah teks cerita inspiratif. Sehingga unsur-unsur tersebut perlu diperhatikan dengan cara merincinya terlebih dahulu sebelum semua cerita dituliskan.
Menentukan tema dan pesan (amanat) yang akan disampaikan terlebih
dahulu Seperti namanya, teks cerita inspiratif intinya adalah berisikan cerita yang menginspirasi pembaca sehingga harus mengandung pesan. Amanat atau pesan ini bisa ditentukan sebelum penulisan teks secara menyeluruh.