Anda di halaman 1dari 108

Penyusun:

Muhammad Amar, S.Pd


SMP MUHAMMADIYAH 26

ModulIPA
JAKARTA

KELAS IX
INDAHNYA BERSAMA AL-QUR'AN

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang
terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
disucikan. Diturunkan dari Rabbil 'aalamiin.
(Al-Qur'an Surah Al-Waqiah ayat 77-80)

Kelas IX
SMP M 26 Jakarta
Islamic Shool
KURIKULUM 13

1|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

BAB 1
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

Sistem reproduksi pada manusia memainkan peran penting dalam mempertahankan


kelangsungan hidup spesies. Pada modul ini, kita akan mempelajari bagaimana sistem
reproduksi pada manusia bekerja dan mengenal lebih dalam tentang organ-organ yang
terlibat dalam proses reproduksi.

I. Anatomi Sistem Reproduksi Manusia

A. Organ Eksternal

1. Penis

Penis adalah organ eksternal yang terdapat pada sistem reproduksi pria. Berikut ini
adalah informasi mengenai penis:

a. Fungsi dan struktur

Fungsi Penis:
1. Organ Reproduksi: Penis merupakan organ utama dalam sistem reproduksi
pria. Fungsi utamanya adalah untuk memasukkan sperma ke dalam saluran
reproduksi wanita selama hubungan seksual, yang memungkinkan
pembuahan dan kehamilan terjadi.
2. Pembuangan Urin: Penis juga berperan dalam pembuangan urin dari tubuh.
Saluran uretra yang melalui penis memungkinkan urine dikeluarkan dari
kandung kemih melalui meatus uretra yang terletak di ujung penis.
Struktur Penis:
1. Kepala Penis (Glans): Kepala penis, atau glans, adalah bagian ujung yang
melebar dan berbentuk seperti kerucut. Permukaannya biasanya lebih sensitif
terhadap rangsangan seksual dibandingkan dengan bagian lain dari penis.
2. Batang Penis: Batang penis adalah bagian utama penis yang terdiri dari
jaringan erektil. Terdapat dua struktur utama dalam batang penis: a. Korpus
Kavernosum: Ini adalah dua silinder jaringan erektil yang berjalan sepanjang
bagian atas penis. Selama ereksi, korpus kavernosum mengisi dengan darah,
menyebabkan penis membesar dan tegang. b. Korpus Spongiosum: Ini
adalah jaringan erektil yang mengelilingi uretra. Selama ereksi, korpus
spongiosum membantu menjaga saluran uretra tetap terbuka untuk
mengizinkan keluarnya urine dan sperma.
3. Kulup (Preputium): Kulup adalah lipatan kulit yang menutupi kepala penis
pada sebagian pria. Pada beberapa pria, kulup dapat ditarik ke belakang untuk
mengungkapkan glans penis.
4. Meatus Uretra: Meatus uretra adalah bukaan ujung uretra pada kepala penis.
Ini adalah titik keluarnya urine dari tubuh dan juga tempat sperma dikeluarkan
selama ejakulasi.
2|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

5. Jaringan Vaskular: Penis memiliki jaringan pembuluh darah yang penting


untuk ereksi. Selama rangsangan seksual, aliran darah meningkat ke dalam
korpus kavernosum dan korpus spongiosum, menyebabkan penis membesar
dan memadat.

b. Ereksi dan ejakulasi

Ereksi:
Ereksi adalah proses di mana penis menjadi tegang dan membesar. Ereksi
terjadi sebagai respons terhadap rangsangan seksual fisik atau psikologis.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang ereksi:

1. Mekanisme Ereksi: Ereksi terjadi karena adanya aliran darah yang


meningkat ke dalam korpus kavernosum, dua silinder jaringan erektil di
dalam batang penis. Saat terangsang, impuls saraf yang berasal dari
otak dan sistem saraf pusat merangsang pelebaran pembuluh darah
dan relaksasi otot-otot polos di sekitar pembuluh darah dalam penis.
Hal ini mengakibatkan peningkatan aliran darah ke dalam korpus
kavernosum, sehingga penis membesar dan tegang.

2. Rangsangan Seksual: Ereksi biasanya terjadi sebagai respons


terhadap rangsangan seksual. Rangsangan seksual bisa berasal dari
sentuhan fisik, visual, atau pikiran yang merangsang gairah seksual.
Pada tahap

2. Skrotum

Skrotum adalah organ eksternal yang terdapat pada sistem reproduksi pria. Berikut
ini adalah informasi mengenai skrotum:

1. Fungsi Skrotum:

o Melindungi Testis: Skrotum berfungsi sebagai kantong yang melindungi dan


menyokong testis, organ reproduksi utama pria yang bertanggung jawab
untuk produksi sperma dan hormon testosteron.
o Regulasi Suhu Testis: Skrotum memiliki kemampuan untuk mengatur suhu
testis. Suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh normal
diperlukan untuk produksi sperma yang sehat. Skrotum dapat
mengencangkan atau melonggar untuk menjaga suhu yang optimal bagi
testis.

2. Struktur Skrotum:

o Lokasi dan Bentuk: Skrotum terletak di antara pangkal penis dan perineum
(area di antara skrotum dan anus). Biasanya terdiri dari dua kantong yang
terpisah oleh sebuah lipatan tengah.
o Kulit: Skrotum dilapisi oleh kulit yang lebih tebal dan mengandung lebih sedikit
kelenjar minyak dibandingkan dengan kulit di bagian tubuh lainnya.
o Jaringan Otot dan Jaringan Konektif: Skrotum juga mengandung jaringan otot
dan jaringan konektif yang membantu dalam gerakan dan penyesuaian suhu.

3. Perawatan dan Kesehatan Skrotum:

o Kebersihan: Membersihkan skrotum secara teratur dengan mencuci


menggunakan air dan sabun lembut penting untuk menjaga kebersihan dan
mencegah infeksi.
3|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Pemeriksaan Sendiri: Pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan sendiri


pada skrotum mereka untuk mendeteksi perubahan apa pun seperti benjolan,
pembengkakan, atau nyeri yang tidak normal. Jika ada keluhan atau
perubahan yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Fungsi Skrotum:

1. Perlindungan: Skrotum berfungsi sebagai pelindung bagi testis, organ reproduksi


utama pria. Skrotum membantu mencegah cedera langsung pada testis dan
membantu menjaga kondisi yang optimal untuk fungsi reproduksi.
2. Regulasi Suhu: Skrotum memiliki peran penting dalam mengatur suhu testis. Suhu
yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh normal diperlukan untuk produksi sperma
yang sehat. Skrotum dapat mengendur atau mengencang untuk mengatur jarak testis
dari tubuh dan mempengaruhi suhu mereka. Ketika dingin, otot-otot di skrotum dapat
mengencangkan dan menarik testis lebih dekat ke tubuh untuk mempertahankan
suhu yang lebih hangat. Ketika suhu meningkat, skrotum dapat melonggar dan
menjauhkan testis untuk mendinginkan mereka.

Struktur Skrotum:

1. Lokasi dan Bentuk: Skrotum terletak di antara pangkal penis dan anus pada bagian
bawah perut. Biasanya terdiri dari dua kantong yang terpisah oleh septum atau
lipatan tengah.
2. Kulit: Kulit yang melapisi skrotum lebih tebal dan lebih longgar dibandingkan dengan
kulit di area tubuh lainnya. Kulit skrotum memiliki tekstur yang khas dan seringkali
lebih gelap dibandingkan dengan kulit di daerah lain.
3. Otot Dartos: Skrotum mengandung otot dartos, yang merupakan lapisan otot polos
di dalam kulit skrotum. Otot dartos membantu mengatur suhu testis dengan
mengendur atau mengencangkan skrotum.
4. Jaringan Konektif: Skrotum juga mengandung jaringan konektif yang membantu
memberikan dukungan struktural dan elastisitas pada skrotum.

Regulasi suhu testis adalah proses yang penting dalam menjaga suhu yang optimal
untuk fungsi reproduksi pria. Suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh normal diperlukan
untuk produksi sperma yang sehat. Skrotum memiliki peran utama dalam regulasi suhu
testis. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai regulasi suhu testis:

1. Mekanisme Regulasi Suhu:


o Kontraksi dan Relaksasi: Skrotum mengandung otot dartos, yang merupakan
lapisan otot polos di dalam kulit skrotum. Otot dartos dapat mengendur atau
mengencangkan skrotum untuk mengatur jarak testis dari tubuh. Saat suhu
lingkungan rendah, otot dartos mengencang, menarik testis lebih dekat ke
tubuh untuk mempertahankan suhu yang lebih hangat. Ketika suhu
meningkat, otot dartos melonggar, memungkinkan testis menjauh dari tubuh
untuk mendinginkan mereka.
o Vasokonstriksi dan Vasodilatasi: Selain itu, terdapat jaringan pembuluh darah
di dalam skrotum. Ketika suhu lingkungan dingin, pembuluh darah di skrotum
mengalami vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah, yang
mengurangi aliran darah ke dalam skrotum dan menjaga suhu yang lebih
rendah. Sebaliknya, ketika suhu lingkungan meningkat, pembuluh darah
mengalami vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah, yang meningkatkan
aliran darah ke dalam skrotum dan membantu dalam proses pendinginan.
2. Pentingnya Regulasi Suhu Testis:

4|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Produksi Sperma: Suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh normal diperlukan
o
untuk produksi sperma yang sehat. Sperma yang terlalu panas dapat
mengalami kerusakan dan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma yang
dihasilkan.
o Fungsi Reproduksi: Suhu yang optimal untuk testis adalah penting untuk
menjaga fungsi reproduksi yang normal. Lingkungan yang terlalu panas dapat
mempengaruhi produksi hormon reproduksi, seperti hormon testosteron, yang
penting untuk perkembangan dan fungsi sistem reproduksi pria.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Suhu Testis:
o Suhu Lingkungan: Suhu lingkungan merupakan faktor yang signifikan dalam
regulasi suhu testis. Paparan terus-menerus terhadap suhu yang terlalu tinggi,
seperti suhu panas yang ekstrem atau penggunaan pakaian ketat yang
membatasi ventilasi udara di sekitar skrotum, dapat mempengaruhi suhu
testis.
o Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik intens dan lama dapat meningkatkan suhu tubuh,
termasuk suhu skrotum. Oleh karena itu, aktivitas fisik yang berlebihan atau
berkepanjangan dapat mempengaruhi regulasi suhu testis.
o Faktor Genetik: Beberapa individu mungkin memiliki sensitivitas yang berbeda
terhadap suhu dan regulasi suhu tubuh.

B. Organ Internal

a. Testis

Testis, juga dikenal sebagai buah zakar atau biji zakar, adalah organ reproduksi utama pria
yang terletak di dalam skrotum. Berikut ini adalah informasi lebih lanjut mengenai testis:

1. Fungsi Testis:
o Produksi Sperma: Fungsi utama testis adalah memproduksi sperma, sel
reproduksi pria yang diperlukan untuk pembuahan sel telur wanita. Proses
produksi sperma disebut spermatogenesis. Testis mengandung tubulus
seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis terjadi.
o Produksi Hormon: Sel Leydig yang terdapat di dalam testis juga berperan
dalam produksi hormon testosteron. Hormon ini adalah hormon seks pria yang
penting untuk perkembangan dan fungsi sistem reproduksi, serta
pengembangan ciri-ciri seksual sekunder pria.
2. Anatomi Testis:
o Lokasi dan Bentuk: Testis biasanya terletak di dalam skrotum, kantong
berbentuk oval yang terletak di luar tubuh pria. Setiap pria memiliki dua testis,
satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.
o Tunika Albuginea: Testis dilapisi oleh lapisan jaringan ikat yang disebut tunika
albuginea. Lapisan ini memberikan dukungan struktural pada testis dan
melindungi jaringan di dalamnya.
o Tubulus Seminiferus: Di dalam testis terdapat banyak saluran berliku yang
disebut tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus adalah tempat terjadinya
spermatogenesis, yaitu produksi sperma. Sel-sel germinal dalam tubulus
seminiferus mengalami tahap perkembangan untuk membentuk sperma
matang.
o Sel Leydig: Sel Leydig terdapat di antara tubulus seminiferus dan bertanggung
jawab untuk produksi hormon testosteron.
3. Regulasi Suhu: Suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh normal diperlukan untuk
produksi sperma yang sehat. Skrotum, tempat testis berada, memiliki mekanisme
untuk mengatur suhu testis melalui kontraksi dan relaksasi otot dartos serta
vasokonstriksi dan vasodilatasi pada pembuluh darah skrotum.

Fungsi Testis:

5|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

1. Produksi Sperma: Fungsi utama testis adalah memproduksi sperma, sel reproduksi
pria yang diperlukan untuk pembuahan sel telur wanita. Proses produksi sperma
disebut spermatogenesis. Sel-sel dalam tubulus seminiferus testis mengalami
perkembangan dan diferensiasi menjadi spermatozoa matang.

2. Produksi Hormon: Testis juga berperan dalam produksi hormon, terutama hormon
testosteron. Hormon testosteron adalah hormon seks pria yang memiliki peran
penting dalam perkembangan dan fungsi sistem reproduksi pria, serta
pengembangan ciri-ciri seksual sekunder seperti pertumbuhan rambut wajah,
perubahan suara, dan pertumbuhan otot.

Struktur Testis:

1. Lokasi dan Bentuk: Testis terletak di dalam skrotum, kantong yang terletak di luar
tubuh pria. Biasanya terdapat dua testis, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah
kiri. Testis memiliki bentuk oval dan sedikit memanjang.

2. Tunika Albuginea: Testis dilapisi oleh lapisan jaringan ikat yang kuat dan elastis yang
disebut tunika albuginea. Lapisan ini memberikan dukungan struktural pada testis.

3. Tubulus Seminiferus: Di dalam testis terdapat saluran-saluran berliku yang disebut


tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus adalah tempat terjadinya spermatogenesis,
yaitu produksi sperma. Sel-sel dalam tubulus seminiferus mengalami tahap
perkembangan dari spermatogonium menjadi spermatozoa matang.

4. Sel Leydig: Sel Leydig, juga dikenal sebagai sel interstisial, terletak di antara tubulus
seminiferus. Sel Leydig bertanggung jawab untuk produksi hormon testosteron.
Hormon testosteron diproduksi oleh sel Leydig dalam respons terhadap hormon
luteinizing hormone (LH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari.

5. Jaringan Vaskular: Testis memiliki suplai darah yang melimpah melalui arteri dan
vena yang membantu dalam memberikan nutrisi dan oksigen ke sel-sel testis, serta
mengangkut hormon dan zat-zat lainnya.

Testis memiliki dua fungsi utama, yaitu produksi sperma dan hormon testosteron. Berikut
penjelasan lebih lanjut mengenai kedua fungsi tersebut:

1. Produksi Sperma (Spermatogenesis):


o Proses produksi sperma disebut spermatogenesis, yang terjadi di dalam
tubulus seminiferus testis.
o Spermatogenesis dimulai dengan sel-sel germinal yang disebut
spermatogonium. Sel-sel ini mengalami pembelahan mitosis, menghasilkan
sel-sel anak yang kemudian berdiferensiasi menjadi spermatosit primer.
o Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II untuk
membentuk sel-sel spermatid. Spermatid kemudian mengalami pematangan
dan perubahan bentuk menjadi sperma matang.
o Sperma matang memiliki struktur yang terdiri dari kepala yang mengandung
materi genetik, leher yang menghubungkan kepala dengan ekor, dan ekor
yang berfungsi untuk gerakan.
2. Produksi Hormon Testosteron:
o Sel Leydig yang terdapat di dalam testis bertanggung jawab untuk produksi
hormon testosteron.
o Hormon testosteron adalah hormon seks pria yang penting dalam
perkembangan dan fungsi sistem reproduksi pria.

6|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Hormon testosteron berperan dalam pengaturan produksi sperma,


perkembangan dan pertumbuhan organ reproduksi pria, serta pengembangan
ciri-ciri seksual sekunder, seperti pertumbuhan rambut wajah dan tubuh,
perubahan suara, dan pertumbuhan otot dan tulang.
o Hormon testosteron juga berperan dalam regulasi energi, mood, libido, dan
kesehatan tulang.

Produksi sperma dan hormon testosteron di testis dipengaruhi oleh regulasi hormon dari
kelenjar pituitari di otak. Hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone
(FSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari berperan dalam mengatur produksi hormon
testosteron dan spermatogenesis di dalam testis.

b. Epididimis

Epididimis adalah struktur berbentuk tabung yang terletak di belakang setiap testis
dalam sistem reproduksi pria. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai epididimis:

1. Lokasi dan Bentuk:

o Epididimis terletak di belakang dan di atas setiap testis.

o Epididimis memiliki bentuk yang panjang dan berliku-liku, dan biasanya


memiliki panjang sekitar 6-7 meter ketika terbuka.

2. Fungsi Utama:

o Kematangan Sperma: Fungsi utama epididimis adalah menyimpan dan


mematangkan sperma yang diproduksi di dalam tubulus seminiferus testis.

o Proses Pematangan: Selama di epididimis, sperma mengalami perubahan


struktural dan fungsional yang memungkinkannya menjadi lebih motil
(bergerak) dan memiliki kemampuan untuk melakukan fertilisasi sel telur jika
terjadi pembuahan.

o Penyimpanan: Epididimis bertindak sebagai tempat penyimpanan sementara


bagi sperma matang sebelum mereka dikeluarkan melalui saluran reproduksi
saat ejakulasi.

3. Struktur:

o Kepala (Caput): Kepala epididimis adalah bagian yang melekat pada atas
testis dan berperan dalam menerima sperma dari tubulus seminiferus testis.

o Badan (Corpus): Bagian tubuh epididimis berfungsi untuk memelihara dan


menyimpan sperma yang telah matang dari kepala epididimis.

o Ekor (Cauda): Ekor epididimis adalah bagian terakhir epididimis yang


terhubung dengan vas deferens. Sperma yang siap dikeluarkan dari
epididimis akan bergerak ke vas deferens melalui ekor epididimis.

4. Peran dalam Transportasi Sperma:

o Selain perannya dalam pematangan sperma, epididimis juga berperan dalam


memindahkan sperma dari testis ke vas deferens saat terjadi ejakulasi.

7|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Ketika terangsang seksual, otot-otot dinding epididimis akan berkontraksi,


mendorong sperma ke vas deferens untuk perjalanan lebih lanjut dalam
saluran reproduksi pria.

Fungsi dan Struktur Epididimis :

Fungsi Epididimis: Epididimis memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem reproduksi
pria. Berikut adalah beberapa fungsi utama epididimis:

1. Pematangan Sperma: Epididimis berperan dalam proses pematangan sperma yang


diproduksi di dalam testis. Ketika sperma keluar dari tubulus seminiferus testis,
mereka masih belum sepenuhnya matang. Epididimis menyediakan lingkungan yang
tepat untuk pematangan sperma, termasuk perubahan struktural dan fungsional yang
memungkinkan mereka menjadi motil dan memiliki kemampuan untuk melakukan
fertilisasi sel telur.

2. Penyimpanan Sperma: Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan


sementara bagi sperma yang telah matang. Setelah sperma mencapai kematangan
penuh di epididimis, mereka akan disimpan di sana sampai terjadi ejakulasi.

3. Transportasi Sperma: Epididimis juga berperan dalam transportasi sperma dari testis
ke vas deferens saat terjadi ejakulasi. Ketika terangsang secara seksual, otot-otot
dinding epididimis berkontraksi dan mendorong sperma ke vas deferens untuk
perjalanan lebih lanjut dalam sistem reproduksi pria.

Struktur Epididimis: Epididimis memiliki struktur yang khas dan terdiri dari beberapa bagian
utama. Berikut adalah komponen struktur epididimis:

1. Kepala (Caput): Kepala epididimis adalah bagian teratas yang melekat pada atas
testis. Itu menerima sperma dari tubulus seminiferus testis dan merupakan tempat
awal bagi pematangan sperma.

2. Badan (Corpus): Bagian tubuh epididimis adalah sepanjang jalur yang terhubung
dengan kepala epididimis. Di badan epididimis, sperma dipelihara dan disimpan
sampai mereka matang sepenuhnya.

3. Ekor (Cauda): Ekor epididimis adalah bagian terakhir epididimis yang terhubung
dengan vas deferens. Sperma yang siap dikeluarkan dari epididimis akan bergerak
dari ekor epididimis ke vas deferens selama ejakulasi.

Struktur epididimis juga melibatkan jaringan otot polos yang memungkinkan kontraksi dan
pergerakan sperma melalui epididimis.

Kematangan sperma adalah proses di mana sperma yang diproduksi di dalam


tubulus seminiferus testis mengalami perubahan struktural dan fungsional sehingga mereka
menjadi matang dan siap untuk melakukan fertilisasi. Berikut adalah beberapa aspek yang
terkait dengan kematangan sperma:

1. Perubahan Struktural: Selama proses kematangan sperma, sperma mengalami


perubahan dalam struktur mereka. Awalnya, sperma memiliki bentuk yang belum
matang dan tidak bergerak. Namun, selama proses kematangan, beberapa
perubahan terjadi, seperti:

8|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Perubahan Bentuk: Sperma yang matang memiliki struktur yang terdiri dari
kepala, leher, dan ekor. Kepala mengandung materi genetik yang dibutuhkan
untuk pembuahan. Ekor berfungsi sebagai struktur untuk gerakan sperma.

o Pengembangan Acrosome: Acrosome adalah struktur yang terletak di kepala


sperma yang mengandung enzim yang diperlukan untuk penetrasi sel telur
wanita.

2. Peningkatan Motilitas: Sperma yang matang juga mengalami peningkatan


kemampuan motilitas atau pergerakan. Pada awalnya, sperma tidak dapat bergerak
secara aktif. Namun, selama proses kematangan di epididimis, mereka mengalami
perubahan yang memungkinkan mereka untuk bergerak dengan gerakan melingkar
atau berenang ke depan, yang penting untuk mencapai sel telur dan melakukan
fertilisasi.

3. Kemampuan Fertilisasi: Salah satu aspek penting dari kematangan sperma adalah
kemampuan mereka untuk melakukan fertilisasi atau membuahi sel telur. Setelah
sperma matang dan siap untuk dikeluarkan, mereka memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan sel telur dan mengirimkan materi genetik mereka untuk
pembuahan.

Penting untuk diingat bahwa kematangan sperma membutuhkan waktu sekitar 64 hingga
72 hari untuk diselesaikan. Oleh karena itu, perawatan yang baik terhadap kesehatan
secara keseluruhan dan menjaga pola hidup sehat selama jangka waktu ini dapat
berkontribusi pada kualitas dan kematangan sperma yang baik.

c. Saluran tuba

Saluran tuba, juga dikenal sebagai tuba falopi atau tuba uterina, adalah saluran yang
menghubungkan ovarium dengan rahim dalam sistem reproduksi wanita. Berikut adalah
informasi lebih lanjut mengenai saluran tuba:

1. Lokasi dan Struktur:

o Setiap wanita memiliki dua saluran tuba, satu di sebelah kanan dan satu di
sebelah kiri rahim.

o Saluran tuba berbentuk tabung dan panjangnya sekitar 10-12 cm.

o Saluran tuba terletak di perut bagian atas dan melingkari ovarium.

o Pada ujung yang dekat dengan ovarium, saluran tuba memiliki struktur yang
berbentuk seperti bulu-bulu kecil yang disebut fimbriae yang berfungsi untuk
menangkap sel telur yang dilepaskan saat ovulasi.

2. Fungsi Saluran Tuba:

o Pengangkutan Sel Telur: Fungsi utama saluran tuba adalah mengangkut sel
telur yang dilepaskan oleh ovarium setiap bulan ke dalam rahim. Saat ovulasi
terjadi, fimbriae akan menangkap sel telur dan menggerakkannya ke dalam
saluran tuba.

9|Page
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Tempat Pembuahan: Jika sel telur yang dilepaskan bertemu dengan sperma
dalam saluran tuba dan terjadi pembuahan, proses ini juga terjadi di dalam
saluran tuba.

o Perjalanan Sel Telur dan Embrio: Sel telur yang telah dibuahi atau embrio
yang terbentuk akan bergerak melalui saluran tuba menuju rahim. Di
sepanjang perjalanan ini, saluran tuba memberikan lingkungan yang tepat
untuk perkembangan awal embrio sebelum mencapai rahim.

3. Gangguan dan Masalah:

o Hambatan Tuba: Terkadang, saluran tuba dapat mengalami hambatan atau


penyumbatan, yang dapat menyulitkan perjalanan sel telur atau embrio
menuju rahim. Ini dapat menyebabkan masalah kesuburan dan meningkatkan
risiko kehamilan ektopik (implantasi embrio di luar rahim).

o Infeksi Saluran Tuba: Saluran tuba juga rentan terhadap infeksi, seperti infeksi
saluran reproduksi atas atau penyakit radang panggul. Infeksi ini dapat
menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saluran tuba, yang dapat
mempengaruhi fungsi dan kesuburan.

Perjalanan sperma, juga dikenal sebagai proses kapasitasi, adalah perjalanan yang
dilakukan oleh sperma dari tempat ejakulasi ke saluran reproduksi wanita, menuju sel telur
yang telah dilepaskan selama ovulasi. Berikut adalah tahapan perjalanan sperma:

1. Ejakulasi: Sperma diproduksi di dalam testis dan disimpan di epididimis. Saat terjadi
ejakulasi, kontraksi otot-otot di sekitar vas deferens mendorong sperma ke dalam
saluran reproduksi pria.
2. Saluran Ejakulasi: Sperma mengalir melalui saluran ejakulasi, yang merupakan
saluran yang menghubungkan vas deferens dengan uretra. Pada saat ini, sperma
masih belum dapat bergerak dengan cepat atau efisien.
3. Uretra: Sperma melewati uretra, saluran yang menghubungkan saluran ejakulasi
dengan luar tubuh melalui penis. Pada tahap ini, sperma dapat dicampur dengan
cairan dari vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbourethral untuk membentuk
semen.
4. Perjalanan Menuju Saluran Reproduksi Wanita: Selama hubungan seksual, sperma
akan dikeluarkan melalui penis ke dalam vagina dan kemudian bergerak menuju
saluran reproduksi wanita.
5. Perjalanan Melalui Saluran Reproduksi Wanita:
o Selama perjalanan menuju sel telur yang telah dilepaskan, sperma mengalami
berbagai tantangan dan hambatan.
o Sperma harus melawan aliran kebalikan, bertahan dalam lingkungan asam
vagina yang tidak menguntungkan, melewati leher rahim, dan akhirnya
mencapai saluran tuba falopi di mana ovulasi terjadi.
o Di saluran tuba, fimbriae yang terdapat di ujung saluran tuba menangkap sel
telur yang telah dilepaskan selama ovulasi.
o Sperma bergerak melalui saluran tuba, mengandalkan gerakan mereka
sendiri dan kontraksi otot-otot tuba untuk mencapai sel telur.
6. Pertemuan dengan Sel Telur: Jika sperma berhasil mencapai sel telur yang telah
dilepaskan, proses pembuahan (fertilisasi) dapat terjadi. Sperma harus melewati
lapisan sel telur dan menggabungkan materi genetiknya dengan sel telur,
membentuk embrio yang kemudian akan berkembang.

Perjalanan sperma menuju sel telur biasanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga
beberapa hari, tergantung pada kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan

10 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

sperma. Hanya sedikit sperma yang berhasil mencapai sel telur, dan hanya satu sperma
yang berhasil membuahi sel telur.

Penting untuk diingat bahwa tingkat kesuburan dan kemampuan sperma untuk mencapai
sel telur dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah, motilitas, dan morfologi sperma,
serta kondisi reproduksi pria dan wanita secara keseluruhan

d. Vesikula seminalis

Vesikula seminalis, juga dikenal sebagai kantung air mani, adalah struktur penting
dalam sistem reproduksi pria. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai vesikula
seminalis:

1. Lokasi dan Struktur:

o Vesikula seminalis terletak di belakang kandung kemih, dekat dengan prostat.

o Setiap pria memiliki dua vesikula seminalis, satu di sebelah kanan dan satu di
sebelah kiri.

o Vesikula seminalis berbentuk seperti tabung yang melengkung dan memiliki


panjang sekitar 5-10 cm.

2. Fungsi Vesikula Seminalis:

o Produksi Cairan Seminalis: Fungsi utama vesikula seminalis adalah


memproduksi sebagian besar cairan seminalis yang merupakan komponen
utama semen.

o Cairan seminalis yang dihasilkan oleh vesikula seminalis mengandung zat-zat


yang penting untuk menjaga dan memberikan nutrisi kepada sperma,
termasuk fruktosa (sumber energi untuk sperma), prostaglandin (yang
membantu dalam pergerakan sperma), serta zat-zat lain seperti enzim,
protein, dan vitamin.

3. Kontribusi terhadap Ejakulasi:

o Selama ejakulasi, kontraksi otot-otot di sekitar vesikula seminalis mengalirkan


cairan seminalis ke dalam vas deferens.

o Cairan seminalis yang mengandung sperma dari vesikula seminalis dan


cairan lainnya dari prostat dan kelenjar bulbourethral kemudian membentuk
semen yang dikeluarkan melalui penis saat ejakulasi.

4. Peran dalam Fertilisasi:

o Cairan seminalis yang diproduksi oleh vesikula seminalis memberikan nutrisi


dan kondisi yang optimal bagi sperma selama perjalanan mereka menuju sel
telur dalam saluran reproduksi wanita.

o Zat-zat dalam cairan seminalis membantu dalam pergerakan sperma,


menjaga keasaman yang sesuai di dalam saluran reproduksi wanita, dan
memberikan energi yang diperlukan bagi sperma untuk melakukan fertilisasi

11 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Produksi cairan semen melibatkan kontribusi dari beberapa kelenjar dalam sistem
reproduksi pria, termasuk vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbourethral. Berikut
adalah informasi mengenai produksi cairan semen:

1. Vesikula Seminalis:
o Vesikula seminalis memproduksi sebagian besar cairan seminalis, yang
merupakan komponen utama semen.
o Cairan seminalis yang dihasilkan oleh vesikula seminalis mengandung nutrisi
untuk sperma, seperti fruktosa yang berfungsi sebagai sumber energi, dan
zat-zat lain seperti enzim, protein, vitamin, dan hormon.
o Cairan seminalis juga berfungsi sebagai media untuk melindungi dan
membantu transportasi sperma melalui saluran reproduksi pria dan wanita.
2. Prostat:
o Prostat juga berkontribusi pada produksi cairan semen.
o Cairan prostat mengandung sejumlah enzim, ion, dan faktor pertumbuhan
yang diperlukan untuk memelihara dan melindungi sperma.
o Cairan prostat juga membantu dalam proses koagulasi dan pencairan semen
setelah ejakulasi.
3. Kelenjar Bulbourethral:
o Kelenjar bulbourethral, juga dikenal sebagai kelenjar Cowper, menghasilkan
cairan pre-ejakulasi atau pra-seminal.
o Cairan ini memiliki fungsi pelumas, membantu mempertahankan kondisi
lingkungan yang menguntungkan bagi sperma dan membantu dalam
pelumasan saluran ejakulasi dan uretra.

Selama ejakulasi, kontraksi otot-otot di sekitar vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar
bulbourethral mengalirkan cairan dari masing-masing kelenjar ini ke dalam saluran
ejakulasi. Cairan seminalis dari vesikula seminalis, cairan prostat, dan cairan pre-ejakulasi
bergabung untuk membentuk semen yang dikeluarkan melalui penis.

e. Prostat

Prostat adalah kelenjar kecil berukuran sekitar sebesar kastanye yang terletak di bawah
kandung kemih dan di depan rektum dalam sistem reproduksi pria. Berikut adalah informasi
lebih lanjut mengenai prostat:

1. Lokasi dan Struktur:

o Prostat terletak di bawah kandung kemih, tepat di depan rektum, dan


mengelilingi bagian awal uretra, saluran yang menghubungkan kandung
kemih dengan penis.

o Prostat memiliki bentuk seperti donat dan ukurannya bervariasi, biasanya


sekitar 3-4 cm lebar dan 2-3 cm tinggi.

2. Fungsi Prostat:

o Produksi Cairan Prostat: Fungsi utama prostat adalah memproduksi cairan


prostat yang merupakan salah satu komponen utama semen. Cairan prostat
memberikan nutrisi, perlindungan, dan kondisi yang optimal bagi sperma
selama perjalanan mereka menuju sel telur dalam saluran reproduksi wanita.

o Sekresi yang Dibutuhkan oleh Sperma: Cairan prostat mengandung sejumlah


enzim, ion, dan faktor pertumbuhan yang diperlukan untuk memelihara dan
melindungi sperma. Enzim prostat seperti PSA (Prostate-Specific Antigen)
membantu dalam pemecahan koagulasi semen setelah ejakulasi.
12 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Peran dalam Ejakulasi:

o Selama ejakulasi, kontraksi otot-otot di sekitar prostat memompa cairan


prostat ke dalam saluran ejakulasi bersama-sama dengan cairan seminalis
dari vesikula seminalis dan kelenjar bulbourethral.

o Gabungan cairan prostat, cairan seminalis, dan cairan pre-ejakulasi


membentuk semen, yang dikeluarkan melalui penis saat ejakulasi.

4. Peran dalam Kesehatan:

o Prostat juga berperan dalam fungsi kandung kemih dan kontrol urinasi. Ukuran
dan kondisi prostat yang abnormal dapat menyebabkan masalah saluran
kemih, seperti pembesaran prostat (hiperplasia prostat jinak) atau kanker
prostat.

f. Uretra

Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh.
Pada pria, uretra memiliki peran ganda dalam sistem reproduksi dan sistem ekskresi
(pengeluaran limbah). Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai uretra:

1. Lokasi dan Struktur:


o Uretra pada pria dimulai di leher kandung kemih, melewati prostat, dan
melewati penis hingga ujungnya.
o Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan terbagi menjadi tiga
bagian: uretra prostatik, uretra membranosa, dan uretra penile.
o Uretra prostatik melewati prostat, uretra membranosa melewati otot-otot di
dasar penis, dan uretra penile melewati batang penis dan berakhir di ujung
penis.
2. Fungsi Uretra:
o Saluran Pengeluaran Urin: Salah satu fungsi utama uretra adalah untuk
membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh saat proses buang air kecil
(buang air kecil).
o Saluran Pengeluaran Sperma: Selain itu, uretra juga berperan dalam
pengeluaran sperma saat ejakulasi. Sperma dihasilkan di testis dan disimpan
di epididimis, kemudian melewati vas deferens dan saluran ejakulasi sebelum
akhirnya keluar melalui uretra saat ejakulasi.
3. Bagian Uretra:
o Uretra Prostatik: Bagian ini melewati prostat dan menerima ductus
ejakulatorius, yang membawa sperma dari vas deferens ke dalam uretra.
o Uretra Membranosa: Bagian ini melewati otot-otot di dasar penis dan juga
dikenal sebagai uretra intramenus. Otot-otot di sekitarnya membantu
mengendalikan aliran urin dan sperma.
o Uretra Penile: Bagian ini melewati batang penis dan berakhir di ujung penis
(uretra eksternal). Ujungnya disebut meatus uretra, yang merupakan tempat
keluarnya urin dan sperma.

Uretra memiliki peran penting dalam sistem reproduksi pria. Berikut adalah peran utama
uretra dalam sistem reproduksi pria:

1. Saluran Pengeluaran Sperma: Uretra berfungsi sebagai saluran pengeluaran sperma


saat ejakulasi terjadi. Sperma yang diproduksi di dalam testis dan disimpan di
epididimis akan melewati vas deferens dan saluran ejakulasi, dan akhirnya keluar

13 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

melalui uretra. Uretra memungkinkan sperma untuk mencapai lingkungan luar tubuh
dan menuju saluran reproduksi wanita selama hubungan seksual, yang merupakan
langkah penting dalam proses fertilisasi.
2. Pengeluaran Cairan Pra-Ejakulasi: Uretra juga berperan dalam pengeluaran cairan
pre-ejakulasi atau pra-seminal. Cairan ini dikeluarkan dari kelenjar bulbourethral
(kelenjar Cowper) dan memainkan peran dalam pelumasan saluran ejakulasi dan
uretra sebelum ejakulasi sebenarnya terjadi. Cairan pre-ejakulasi membantu dalam
pelumasan dan perlindungan sperma selama perjalanan mereka melalui uretra.
3. Pengeluaran Urin: Meskipun bukan fungsi langsung dalam sistem reproduksi, uretra
juga berperan dalam pengeluaran urin dari kandung kemih ke luar tubuh saat buang
air kecil. Dalam hal ini, uretra membawa urin dari kandung kemih melalui saluran
uretra dan memungkinkan pengeluaran limbah metabolik dari tubuh.

Perlu dicatat bahwa uretra pada pria memiliki tugas ganda dalam sistem ekskresi dan sistem
reproduksi. Penting untuk menjaga kesehatan uretra dan sistem reproduksi pria secara
keseluruhan dengan menjaga kebersihan pribadi yang baik, menghindari infeksi saluran
kemih, menggunakan metode perlindungan yang tepat selama aktivitas seksual, dan
menjalani pemeriksaan rutin oleh profesional medis. Jika ada kekhawatiran atau masalah
kesehatan terkait uretra atau sistem reproduksi pria, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
atau profesional medis yang berkualitas.

C. Organ Reproduksi Wanita

a. Ovarium

Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita yang berperan penting dalam produksi
sel telur (ovum) dan produksi hormon-hormon seks wanita. Berikut adalah informasi lebih
lanjut mengenai ovarium:

1. Lokasi dan Struktur:


o Ovarium adalah sepasang kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak di
panggul, satu di sisi kanan dan satu di sisi kiri rahim.
o Ovarium terhubung dengan rahim melalui saluran tuba falopi.
o Setiap ovarium terdiri dari ribuan folikel ovarium yang mengandung sel telur
yang belum matang.
2. Fungsi Ovarium:
o Produksi Sel Telur: Fungsi utama ovarium adalah menghasilkan sel telur
(ovum) melalui proses yang disebut ovulasi. Setiap bulan, satu folikel ovarium
yang matang melepaskan satu sel telur yang siap untuk pembuahan. Sel telur
yang dilepaskan kemudian ditangkap oleh fimbriae, struktur bulu-bulu di ujung
saluran tuba falopi, dan diangkut menuju rahim.
o Produksi Hormon Seks Wanita: Ovarium juga berperan dalam produksi
hormon-hormon seks wanita, termasuk estrogen dan progesteron. Hormon
estrogen berperan dalam perkembangan dan pemeliharaan karakteristik
seksual sekunder wanita, seperti pertumbuhan payudara dan siklus
menstruasi. Hormon progesteron berperan dalam persiapan rahim untuk
menerima dan mendukung kehamilan.
3. Siklus Ovarian:
o Siklus ovarium adalah proses berkala di mana folikel ovarium matang dan
melepaskan sel telur yang siap untuk pembuahan.
o Setiap bulan, beberapa folikel ovarium mulai berkembang, tetapi biasanya
hanya satu yang mencapai kematangan penuh dan melepaskan sel telur
selama ovulasi.
o Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, folikel yang melepaskannya akan
berubah menjadi struktur yang disebut korpus luteum, yang menghasilkan
hormon progesteron untuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Jika sel

14 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

telur dibuahi dan kehamilan terjadi, korpus luteum akan tetap bertahan dan
menghasilkan hormon hingga plasenta mengambil alih produksinya.

Penting untuk menjaga kesehatan ovarium dan sistem reproduksi wanita secara
keseluruhan dengan menjaga pola hidup sehat, menjalani pemeriksaan rutin, dan
memperhatikan siklus menstruasi yang teratur. Jika ada kekhawatiran atau masalah
kesehatan terkait ovarium, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis
yang berkualitas.

Produksi Sel Telur (Ovum) dan Hormon Estrogen oleh Ovarium:

1. Produksi Sel Telur (Ovum):


o Ovarium memiliki peran utama dalam produksi sel telur atau ovum.
o Pada saat kelahiran seorang perempuan, ovarium mengandung jumlah sel
telur yang sudah ditentukan secara genetik, yang disebut folikel ovarium.
o Selama siklus menstruasi, beberapa folikel ovarium mulai tumbuh di bawah
pengaruh hormon folikel-stimulasi (FSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari
di otak.
o Hanya satu folikel yang akan mencapai kematangan penuh dan melepaskan
sel telur yang siap untuk pembuahan. Proses ini disebut ovulasi.
o Sel telur yang dilepaskan oleh ovarium akan bergerak ke saluran tuba falopi,
tempat pertemuan dengan sperma dapat terjadi dan kemungkinan terjadinya
pembuahan.
2. Produksi Hormon Estrogen:
o Ovarium juga berperan penting dalam produksi hormon estrogen.
o Estrogen diproduksi oleh sel-sel dalam folikel ovarium yang tumbuh dan
berkembang selama siklus menstruasi.
o Estrogen memiliki berbagai efek pada tubuh, termasuk:
 Pertumbuhan dan perkembangan payudara.
 Pengaturan siklus menstruasi dan pematangan lapisan dalam rahim
(endometrium) untuk menerima pembuahan.
 Pengaruh pada pertumbuhan tulang, menjaga kepadatan tulang, dan
mengatur keseimbangan kalsium.
 Pengaruh pada perkembangan karakteristik seksual sekunder wanita,
seperti pertumbuhan rambut kemaluan dan perubahan pada bentuk
tubuh.

Perlu dicatat bahwa produksi sel telur dan hormon estrogen di ovarium dipengaruhi oleh
keseimbangan hormon reproduksi dan sinyal-sinyal hormonal dari kelenjar pituitari di otak.
Gangguan dalam keseimbangan hormon ini dapat mempengaruhi proses ovulasi dan
produksi hormon estrogen, seperti dalam kasus sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau
menopause.

b. Saluran Tuba Falopi

Saluran tuba falopi, juga dikenal sebagai saluran tuba atau tuba uterina, adalah pasangan
saluran berongga yang menghubungkan ovarium dengan rahim dalam sistem reproduksi
wanita. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai saluran tuba falopi:

1. Lokasi dan Struktur:


o Setiap wanita memiliki dua saluran tuba falopi, satu di sebelah kanan dan satu
di sebelah kiri rahim.
o Saluran tuba falopi berbentuk seperti tabung yang panjangnya sekitar 10-12
cm.

15 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Ujung saluran tuba falopi yang berdekatan dengan ovarium memiliki struktur
o
yang mirip seperti jari-jari kecil yang disebut fimbriae. Fimbriae membantu
menangkap sel telur yang dilepaskan selama ovulasi.
2. Fungsi Saluran Tuba Falopi:
o Saluran tuba falopi memiliki peran utama dalam fertilisasi atau pembuahan.
o Setelah sel telur dilepaskan oleh ovarium selama ovulasi, fimbriae yang
berada di ujung saluran tuba falopi akan menangkap sel telur dan
membawanya ke dalam saluran tuba falopi.
o Di dalam saluran tuba falopi, jika ada sperma yang masuk melalui vagina dan
naik melalui saluran serviks, pembuahan dapat terjadi ketika sel telur bertemu
dengan sperma.
o Setelah pembuahan, embrio yang terbentuk akan bergerak melalui saluran
tuba falopi menuju rahim, tempat implantasi (penanaman) embrio biasanya
terjadi.
3. Ektopik atau Kehamilan di Luar Rahim:
o Salah satu kondisi yang mungkin terjadi pada saluran tuba falopi adalah
kehamilan ektopik, di mana telur yang telah dibuahi terimplantasi di luar rahim,
seringkali di dalam saluran tuba falopi. Ini dapat menyebabkan masalah serius
dan memerlukan perhatian medis segera.

Perjalanan sel telur (ovum) dalam sistem reproduksi wanita dimulai dari ovarium dan
berakhir di rahim. Berikut adalah tahapan perjalanan sel telur:

1. Ovulasi: Setiap bulan, salah satu ovarium akan melepaskan sel telur matang selama
proses ovulasi. Ovulasi terjadi di tengah siklus menstruasi, biasanya sekitar 14 hari
sebelum dimulainya menstruasi berikutnya. Sel telur yang dilepaskan akan bergerak
ke dalam saluran tuba falopi.
2. Fimbriae dan Saluran Tuba Falopi: Di ujung saluran tuba falopi yang berdekatan
dengan ovarium terdapat struktur seperti jari-jari kecil yang disebut fimbriae. Fimbriae
berfungsi untuk menangkap sel telur yang dilepaskan selama ovulasi. Gerakan silia,
yaitu rambut halus di dalam saluran tuba falopi, membantu mendorong sel telur ke
arah saluran tuba falopi.
3. Saluran Tuba Falopi: Sel telur akan bergerak melalui saluran tuba falopi sepanjang
perjalanan menuju rahim. Selama perjalanan ini, jika ada sperma yang memasuki
saluran tuba falopi, kemungkinan pembuahan terjadi. Fertilisasi biasanya terjadi di
ampulla, bagian tengah saluran tuba falopi.
4. Perjalanan menuju Rahim: Jika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma, embrio yang
terbentuk akan bergerak melalui saluran tuba falopi menuju rahim. Perjalanan ini
membutuhkan waktu sekitar 3-4 hari. Selama perjalanan ini, embrio mengalami
beberapa pembelahan sel dan berkembang menjadi blastosit.
5. Implantasi: Setelah mencapai rahim, embrio akan mencoba untuk melakukan
implantasi, yaitu menanamkan dirinya ke dalam dinding rahim. Jika implantasi
berhasil terjadi, kehamilan akan dimulai.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua sel telur yang dilepaskan selama ovulasi akan
dibuahi dan menghasilkan kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur dan jaringan
lainnya akan dieliminasi selama menstruasi.

c. Rahim

Rahim, juga dikenal sebagai uterus, adalah organ yang penting dalam sistem reproduksi
wanita. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai rahim:

1. Lokasi dan Struktur:


o Rahim adalah organ berongga yang terletak di panggul bagian bawah, di
belakang kandung kemih dan di depan rektum.

16 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Rahim memiliki bentuk seperti piramida terbalik, dengan bagian atas yang
o
lebih lebar disebut fundus, bagian tengah disebut korpus, dan bagian yang
menyempit ke bawah disebut serviks.
o Di dalam rahim terdapat lapisan dinding yang terdiri dari otot dan jaringan ikat
yang dapat meregang dan berkontraksi.
2. Fungsi Rahim:
o Tempat Implantasi: Fungsi utama rahim adalah sebagai tempat implantasi
embrio yang terbentuk setelah pembuahan. Jika sel telur yang telah dibuahi
berhasil menempel dan mengimplantasi di dinding rahim, kehamilan dimulai.
o Menjaga dan Mendorong Pertumbuhan Janin: Rahim mempertahankan dan
mendukung pertumbuhan janin selama kehamilan. Melalui kontraksi otot
rahim, janin didorong ke arah serviks dan akan keluar melalui proses
persalinan saat waktu persalinan tiba.
o Menstruasi: Jika pembuahan tidak terjadi, lapisan dalam rahim yang disebut
endometrium akan terlepas dan dikeluarkan melalui vagina selama siklus
menstruasi.
3. Struktur Bagian Rahim:
o Serviks: Bagian bawah rahim yang berhubungan dengan vagina disebut
serviks. Serviks memiliki kanal yang terbuka ke vagina dan menjadi pintu
masuk sperma selama hubungan seksual, serta menjadi jalan keluar bagi
darah menstruasi.
o Jaringan Ligamen: Rahim dihubungkan dengan organ panggul dan ligamen
yang memberikan dukungan dan stabilitas, seperti ligamen rahim-sakral,
ligamen rahim-lateral, dan ligamen rahim-uterosakral.

Perawatan yang baik terhadap kesehatan rahim dan sistem reproduksi wanita secara
keseluruhan melibatkan menjaga kebersihan pribadi yang baik, menjalani pemeriksaan
rutin, dan berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis yang berkualitas jika ada
kekhawatiran atau masalah kesehatan terkait rahim.

Implantasi dan pertumbuhan embrio adalah tahapan penting dalam perkembangan awal
kehamilan setelah pembuahan. Berikut adalah informasi mengenai implantasi dan
pertumbuhan embrio:

Implantasi:

1. Setelah pembuahan: Setelah sperma membuahi sel telur di saluran tuba falopi,
embrio yang terbentuk akan melakukan perjalanan menuju rahim.
2. Perjalanan menuju rahim: Embrio bergerak melalui saluran tuba falopi dan dalam
beberapa hari mencapai rahim.
3. Penempelan pada dinding rahim: Setelah mencapai rahim, embrio akan berusaha
untuk menempel pada dinding rahim (endometrium) dalam proses yang disebut
implantasi.
4. Penanaman embrio: Embrio menempel dan menanamkan dirinya secara hati-hati ke
dalam endometrium untuk mendapatkan nutrisi dan dukungan yang diperlukan untuk
pertumbuhan lebih lanjut.

Pertumbuhan Embrio:

1. Pembelahan sel: Setelah embrio menanamkan dirinya dalam dinding rahim, itu akan
terus berkembang dengan pembelahan sel yang cepat.
2. Pembentukan jaringan dan organ: Sel-sel dalam embrio berkembang menjadi
berbagai jenis jaringan dan organ yang membentuk sistem kehidupan baru. Pada
tahap awal, embrio akan mengalami pembentukan sistem peredaran darah, sistem
saraf, sistem pencernaan, dan sistem lainnya.

17 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Pembentukan plasenta: Plasenta mulai terbentuk saat embrio menanamkan diri


dalam dinding rahim. Plasenta berperan dalam menyediakan nutrisi, oksigen, dan
dukungan lainnya bagi pertumbuhan embrio.

Penting untuk diingat bahwa tahap implantasi dan pertumbuhan embrio sangat penting
dalam perkembangan kehamilan yang sehat. Gangguan dalam proses ini dapat
menyebabkan masalah dalam kehamilan, seperti keguguran atau kelainan perkembangan.

d. Serviks

Serviks, juga dikenal sebagai leher rahim, adalah bagian bawah rahim yang
menghubungkan rahim dengan vagina dalam sistem reproduksi wanita. Berikut adalah
informasi lebih lanjut mengenai serviks:

1. Lokasi dan Struktur:


o Serviks terletak di bagian bawah rahim dan menghubungkan rahim dengan
vagina.
o Serviks memiliki bentuk seperti silinder atau tabung pendek.
o Di dalam serviks terdapat saluran yang membuka ke vagina, yang disebut
kanal serviks.
2. Fungsi Serviks:
o Melindungi Rahim: Salah satu fungsi utama serviks adalah melindungi rahim
dengan mempertahankan lingkungan yang optimal di dalamnya. Serviks
membantu mencegah masuknya bakteri, infeksi, dan benda asing ke dalam
rahim.
o Penghalang Sperma: Selama sebagian besar siklus menstruasi, saluran
serviks menghasilkan lendir yang bertujuan sebagai penghalang bagi sperma.
Namun, saat masa subur, lendir serviks menjadi lebih encer dan licin untuk
memudahkan gerakan sperma menuju saluran tuba falopi.
o Lubrikasi Vagina: Selama rangsangan seksual, serviks juga berperan dalam
menghasilkan lendir yang berfungsi sebagai pelumas alami untuk melumasi
vagina.
3. Perubahan selama Siklus Menstruasi:
o Selama siklus menstruasi, serviks mengalami perubahan. Pada awal siklus,
serviks biasanya lebih keras dan tertutup rapat untuk mencegah penetrasi
bakteri ke dalam rahim. Selama masa subur, serviks menjadi lebih lembut,
menghasilkan lendir yang encer dan licin untuk membantu pergerakan
sperma.
4. Pemeriksaan PAP Smear:
o Serviks juga menjadi tempat yang penting dalam pemeriksaan kesehatan
wanita, seperti tes PAP smear. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
perubahan sel-sel serviks yang bisa menjadi tanda awal kanker serviks atau
kondisi prakanker.

Perawatan yang baik terhadap kesehatan serviks melibatkan menjaga kebersihan pribadi
yang baik, menggunakan metode perlindungan yang tepat selama hubungan seksual, dan
menjalani pemeriksaan rutin oleh dokter atau profesional medis yang berkualitas. Tes PAP
smear direkomendasikan untuk mendeteksi dini perubahan sel serviks yang dapat menjadi
tanda awal kanker serviks. Jika ada kekhawatiran atau masalah kesehatan terkait serviks

Serviks memainkan peran yang penting dalam sistem reproduksi wanita. Berikut adalah
beberapa peran utama serviks dalam reproduksi wanita:

1. Penghalang Fisik: Salah satu peran utama serviks adalah sebagai penghalang fisik
antara vagina dan rahim. Struktur serviks yang padat dan lendir serviks yang lebih
kental pada sebagian besar siklus menstruasi membantu melindungi rahim dari

18 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

masuknya bakteri, infeksi, dan benda asing yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan.
2. Penjagaan Kualitas Sperma: Lendir serviks berperan dalam mengevaluasi dan
memilih kualitas sperma yang memasuki rahim. Selama masa subur, lendir serviks
menjadi lebih encer dan licin, memfasilitasi gerakan sperma menuju saluran tuba
falopi, meningkatkan peluang pembuahan sel telur.
3. Saluran Masuk Sperma: Selama hubungan seksual, serviks berfungsi sebagai
saluran masuk bagi sperma. Sperma bergerak melalui vagina, melewati serviks, dan
menuju saluran tuba falopi di mana pembuahan terjadi jika sel telur tersedia.
4. Produksi Lendir Pelumas: Serviks juga berperan dalam memproduksi lendir pelumas
alami yang melumasi vagina selama rangsangan seksual. Lendir ini membantu
mengurangi gesekan dan membuat hubungan seksual lebih nyaman.
5. Pembukaan saat Persalinan: Saat persalinan, serviks mengalami proses yang
disebut pembukaan serviks. Ini adalah tahap di mana serviks perlahan terbuka untuk
memungkinkan bayi melewati saluran lahir dan dilahirkan.

e. Vagina

Vagina adalah saluran berongga yang merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita.
Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang vagina:

1. Lokasi dan Struktur:


o Vagina terletak di antara lubang kemih dan rektum pada area panggul bagian
bawah.
o Vagina adalah saluran elastis yang terdiri dari dinding berotot yang dilapisi
dengan lapisan mukosa.
o Vagina memiliki kemampuan untuk meregang dan menyempit,
memungkinkan penetrasi penis selama hubungan seksual dan melahirkan
bayi saat proses persalinan.
2. Fungsi-fungsi Vagina:
o Saluran Kelamin: Fungsi utama vagina adalah sebagai saluran kelamin, yang
memungkinkan penetrasi penis selama hubungan seksual. Selain itu, vagina
juga merupakan saluran bagi keluarnya darah menstruasi selama siklus
menstruasi.
o Pelumasan: Vagina menghasilkan lendir alami yang membantu melumasi dan
melindungi dinding vagina, menjaga kelembapan dan elastisitasnya selama
rangsangan seksual.
o Fungsi Reproduksi: Vagina juga berperan dalam fungsi reproduksi. Selama
hubungan seksual, sperma dimasukkan ke dalam vagina dan bergerak
menuju rahim dan saluran tuba falopi untuk mencapai sel telur dan
menyebabkan pembuahan.
3. Perawatan dan Kesehatan Vagina:
o Membersihkan dengan Baik: Menjaga kebersihan pribadi yang baik adalah
penting untuk menjaga kesehatan vagina. Membersihkan daerah genital
dengan air hangat dan sabun yang lembut adalah praktik yang dianjurkan.
o Penggunaan Produk yang Tepat: Hindari penggunaan produk kimiawi yang
keras, seperti douching atau penggunaan sabun parfum di area vagina,
karena dapat mengganggu keseimbangan alami mikrobiota vagina dan
menyebabkan infeksi atau iritasi.
o Penggunaan Metode Kontrasepsi yang Tepat: Jika membutuhkan metode
kontrasepsi, konsultasikan dengan profesional medis untuk memilih metode
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
o Pemeriksaan Rutin: Pemeriksaan ginekologi rutin, seperti pemeriksaan
panggul dan Pap smear, sangat penting untuk memantau kesehatan vagina
dan mendeteksi dini adanya kondisi yang mungkin memerlukan perawatan.

19 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Jaga kesehatan vagina dan sistem reproduksi wanita secara keseluruhan dengan menjaga
kebersihan pribadi yang baik, menggunakan metode perlindungan yang tepat, menjalani
pemeriksaan rutin oleh profesional medis, dan berkonsultasi dengan dokter jika ada
kekhawatiran atau masalah kesehatan terkait vagina atau sistem reproduksi wanita.

Vagina memainkan peran penting dalam hubungan seksual dan proses persalinan. Berikut
adalah peran vagina dalam kedua proses tersebut:

1. Hubungan Seksual:
o Penetrasi dan Sensasi: Vagina adalah saluran kelamin yang memungkinkan
penetrasi penis selama hubungan seksual. Selama penetrasi, dinding vagina
meregang dan melentur untuk menyesuaikan ukuran dan gerakan penis.
Selain itu, vagina juga memiliki banyak ujung saraf yang sensitif, sehingga
dapat menghasilkan sensasi dan kenikmatan seksual.
o Pelumasan: Vagina menghasilkan lendir alami saat rangsangan seksual yang
berfungsi sebagai pelumas alami. Pelumasan ini membantu mengurangi
gesekan dan memudahkan penetrasi, meningkatkan kenyamanan selama
hubungan seksual.
2. Persalinan:
o Saluran Lahir: Vagina adalah saluran melalui mana bayi melewati saat proses
persalinan. Saat kontraksi rahim, vagina meregang dan melebar secara
bertahap untuk memungkinkan keluarnya bayi.
o Pelumasan dan Pelenturan: Selama persalinan, vagina secara alami
menghasilkan pelumasan tambahan untuk membantu keluarnya bayi. Dinding
vagina meregang dan melentur secara signifikan untuk menyesuaikan ukuran
kepala bayi dan memfasilitasi persalinan.
o Episiotomi: Dalam beberapa kasus, pada persalinan yang sulit, dokter
mungkin melakukan episiotomi. Ini adalah prosedur pemotongan kecil pada
perineum (daerah antara vagina dan anus) untuk membantu memperluas
pembukaan vagina dan mencegah robekan yang lebih besar saat bayi lahir.

LATIHAN

SOAL

1. Jelaskan perbedaan antara organ eksternal dan organ internal pada manusia.
2. Apa fungsi kulit sebagai organ eksternal?
3. Sebutkan dan jelaskan organ-organ internal pada manusia.
4. Bagaimana proses menstruasi pada wanita?
5. Apa peran ovarium dalam sistem reproduksi wanita?
6. Jelaskan perbedaan antara rahim dan vagina dalam sistem reproduksi wanita.
7. Bagaimana proses pembuahan terjadi pada sistem reproduksi wanita?
8. Apa peran serviks dalam sistem reproduksi wanita?
9. Jelaskan perbedaan antara menstruasi dan ovulasi pada siklus menstruasi.
10. Jelaskan perbedaan antara saluran tuba falopi dan uterus dalam sistem reproduksi
wanita.
11. Jelaskan perbedaan antara ovarium dan oviduk dalam sistem reproduksi wanita.
12. Jelaskan perbedaan antara organ reproduksi eksternal dan internal pada wanita.
13. Apa peran vagina dalam sistem reproduksi wanita?
14. Jelaskan perbedaan antara folikel ovarium dan sel telur dalam sistem reproduksi
wanita.
15. Bagaimana proses ovulasi terjadi dalam sistem reproduksi wanita?
16. Jelaskan peran rahim dalam sistem reproduksi wanita.
17. Jelaskan proses implantasi dalam sistem reproduksi wanita.
18. Apa peran serviks dalam sistem reproduksi wanita?
19. Jelaskan perbedaan antara menstruasi dan ovulasi pada siklus menstruasi.
20. Jelaskan peran vagina dalam sistem reproduksi wanita.
20 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

II. Proses Reproduksi pada Manusia

A. Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel reproduksi


(sperma dan sel telur) dalam organ reproduksi jantan dan betina. Berikut adalah
penjelasan mengenai gametogenesis pada manusia

1. Spermatogenesis (Pada Pria):

o Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma dalam testis.

o Proses ini dimulai dari sel-sel germinal atau sel-sel spermatogonium yang
mengalami pembelahan mitosis.

o Sel spermatogonium akan mengalami pembelahan mitosis dan meiosis.

o Pada tahap meiosis, sel spermatogonium diproduksi menjadi sel-sel


spermatosit primer, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis I dan
meiosis II untuk menghasilkan spermatid yang matang.

o Spermatid kemudian mengalami diferensiasi menjadi sperma yang matang


dengan struktur kepala yang mengandung materi genetik dan ekor yang
berperan dalam pergerakan.

2. Oogenesis (Pada Wanita):

o Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur dalam ovarium.

o Proses ini dimulai sejak bayi perempuan dilahirkan, ketika ovariumnya


memiliki sejumlah besar oosit primer.

o Pada pubertas, beberapa oosit primer akan mengalami aktivasi dan


memasuki tahap pertumbuhan, membentuk folikel ovarium.

o Setiap bulan, seiring siklus menstruasi, hanya satu oosit yang akan matang
dan dilepaskan dari ovarium dalam proses yang disebut ovulasi.

o Sel telur matang ini akan memasuki saluran tuba falopi dan dapat dibuahi jika
terjadi pertemuan dengan sperma.

o Jika tidak ada pembuahan, sel telur akan terdegradasi dan dieliminasi melalui
siklus menstruasi.

Perbedaan utama antara spermatogenesis dan oogenesis adalah jumlah dan kualitas
gamet yang dihasilkan serta waktu pembentukannya. Pada spermatogenesis, sel-sel
sperma dihasilkan secara terus-menerus sepanjang masa hidup pria, sedangkan oogenesis
menghasilkan sel telur dalam jumlah terbatas dan terjadi hanya dalam periode tertentu pada
wanita.

21 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi dalam testis


pada pria. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai spermatogenesis:

1. Lokasi: Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus di dalam testis. Tubulus


seminiferus merupakan struktur berkelok-kelok di dalam testis yang mengandung
sel-sel germinal yang akan berkembang menjadi sperma.
2. Sel Spermatogenik: Proses spermatogenesis melibatkan sel-sel germinal yang
disebut spermatogonium. Spermatogonium adalah sel-sel yang mengalami
pembelahan mitosis untuk memperbanyak diri dan mempertahankan populasi sel-sel
spermatogonium. Sel-sel spermatogonium yang terbagi akan menghasilkan dua
jenis sel baru: spermatogonium tipe A (spermatogonium induk) dan spermatogonium
tipe B.
3. Pembelahan Meiosis: Spermatogonium tipe B yang terbentuk akan mengalami
pembelahan meiosis. Pembelahan meiosis melibatkan dua tahap, yaitu meiosis I dan
meiosis II. Pada meiosis I, spermatogonium tipe B akan membelah menjadi dua sel
yang disebut spermatosit primer. Kemudian, pada meiosis II, spermatosit primer akan
membelah menjadi empat sel yang lebih kecil yang disebut spermatid.
4. Pembentukan Spermatid: Spermatid adalah tahap perkembangan selanjutnya dalam
spermatogenesis. Spermatid tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan belum
memiliki bentuk yang matang seperti sperma.
5. Diferensiasi Menjadi Sperma: Setelah terbentuk, spermatid akan mengalami proses
diferensiasi yang kompleks yang melibatkan perubahan bentuk, peningkatan
produksi organel, dan pengembangan ekor dan kepala sperma. Proses ini
menghasilkan sperma yang matang dengan kemampuan untuk bergerak dan
membuahi sel telur.
6. Frekuensi Spermatogenesis: Spermatogenesis terjadi secara terus-menerus pada
pria dewasa dan menghasilkan jutaan sperma setiap hari

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis dan terjadi dalam testis pada pria.
Berikut adalah langkah-langkah utama dalam pembentukan sperma:

1. Spermatogonium: Proses spermatogenesis dimulai dengan spermatogonium, sel-sel


germinal yang terdapat dalam tubulus seminiferus di dalam testis. Spermatogonium
mengalami pembelahan mitosis, menghasilkan dua jenis sel baru: spermatogonium
tipe A (spermatogonium induk) dan spermatogonium tipe B.
2. Pembelahan Meiosis: Spermatogonium tipe B akan mengalami pembelahan meiosis.
Meiosis terdiri dari dua tahap utama: meiosis I dan meiosis II.
o Meiosis I: Spermatogonium tipe B membelah menjadi dua sel yang disebut
spermatosit primer.
o Meiosis II: Spermatosit primer kemudian membelah kembali menjadi dua sel
yang lebih kecil yang disebut spermatosit sekunder.
3. Spermatid: Setelah meiosis II, spermatosit sekunder akan berubah menjadi
spermatid melalui proses perubahan bentuk dan diferensiasi. Spermatid adalah sel-
sel yang belum matang dan memiliki struktur dan organel yang belum lengkap.
4. Diferensiasi menjadi Sperma: Spermatid mengalami proses diferensiasi lebih lanjut
untuk menjadi sperma yang matang dan berfungsi. Proses ini melibatkan perubahan
bentuk, pembentukan ekor dan kepala sperma, serta pengembangan organel seperti
mitokondria. Akhirnya, sperma matang terbentuk.
5. Pematangan: Setelah diferensiasi menjadi sperma matang, sperma tersebut
mengalami pematangan lebih lanjut saat bergerak melalui saluran epididimis. Di
saluran epididimis, sperma menjadi lebih motil (bergerak) dan mendapatkan
kemampuan untuk membuahi sel telur.

Spermatogenesis adalah proses berkelanjutan yang terjadi dalam tubulus seminiferus di


dalam testis. Proses ini diatur oleh berbagai faktor hormon dan pertumbuhan, serta
22 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

membutuhkan waktu sekitar 64 hingga 72 hari. Jutaan sperma matang diproduksi setiap
hari dalam tubulus seminiferus.

Spermatogenesis melibatkan dua tahap penting dalam pembelahan sel, yaitu mitosis dan
meiosis. Berikut adalah peran mitosis dan meiosis dalam spermatogenesis:

1. Mitosis:
o Tahap Spermatogonium: Proses spermatogenesis dimulai dengan
spermatogonium, sel-sel induk yang berada dalam tubulus seminiferus di
dalam testis. Spermatogonium mengalami pembelahan mitosis untuk
memperbanyak diri dan mempertahankan populasi sel-sel spermatogonium.
Satu sel spermatogonium yang membelah menghasilkan dua sel anak, yang
dapat menjadi spermatogonium tipe A atau spermatogonium tipe B.
o Perkembangan Sel-Sel Spermatogonium: Spermatogonium tipe A dapat
berfungsi sebagai sel punca, yang dapat mempertahankan kemampuan untuk
menghasilkan lebih banyak sel-sel spermatogonium. Spermatogonium tipe B
kemudian berdiferensiasi dan memasuki tahap meiosis.
2. Meiosis:
o Tahap Meiosis I: Spermatogonium tipe B yang telah berdiferensiasi memasuki
tahap meiosis. Meiosis I adalah pembelahan reduksi yang mengurangi jumlah
kromosom menjadi separuh. Spermatogonium tipe B membelah menjadi dua
sel yang disebut spermatosit primer, yang memiliki jumlah kromosom yang
masih diploid (2n).
o Tahap Meiosis II: Spermatosit primer kemudian memasuki tahap meiosis II.
Pada tahap ini, kedua spermatosit primer membelah menjadi dua sel yang
lebih kecil, yaitu spermatid. Meiosis II menghasilkan empat sel anak yang
memiliki jumlah kromosom haploid (n).

Setelah meiosis, spermatid masih belum matang dan memerlukan proses diferensiasi lebih
lanjut untuk menjadi sperma yang matang dan berfungsi. Spermatid mengalami perubahan
bentuk dan perkembangan organel seperti mitokondria untuk menghasilkan ekor dan kepala
sperma. Proses diferensiasi ini melibatkan perubahan struktural dan fungsional yang
kompleks.

Dengan demikian, mitosis berperan dalam mempertahankan populasi sel spermatogonium,


sementara meiosis terlibat dalam menghasilkan sel-sel sperma haploid yang matang.
Proses spermatogenesis secara keseluruhan melibatkan kombinasi dari kedua tahap ini,
memungkinkan produksi dan perkembangan sperma yang fungsional dalam testis pria.

b. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) dalam ovarium pada wanita.
Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang oogenesis:

1. Lokasi: Oogenesis terjadi dalam ovarium, organ reproduksi wanita yang


mengandung folikel-folikel ovarium.
2. Sel Germinatif Primer: Pada saat bayi perempuan lahir, ovariumnya sudah berisi
sejumlah besar sel germinatif primer, yang dikenal sebagai oogonium. Oogonium
adalah sel-sel yang mengalami mitosis untuk memperbanyak diri dan
mempertahankan populasi sel.
3. Pembelahan Meiosis:
o Pembelahan Meiosis I: Pada masa pubertas, beberapa oogonium di ovarium
mulai mengalami pembelahan meiosis. Setiap oogonium membelah menjadi
dua sel, yaitu sel besar yang disebut sel primer oosit dan sel kecil yang disebut
sel polos. Sel primer oosit berisi sejumlah besar sitoplasma yang diperlukan
untuk mendukung perkembangan embrio.

23 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Pembelahan Meiosis II: Dalam perkembangan lebih lanjut, sel primer oosit
o
mengalami pembelahan meiosis II yang tidak selesai. Hanya satu sel yang
mengandung sebagian besar sitoplasma yang terbagi secara tidak merata,
menghasilkan satu sel besar yang disebut sel sekunder oosit dan satu sel kecil
yang disebut sel polos.
4. Diferensiasi Menjadi Sel Telur: Sel sekunder oosit mengalami differensiasi lebih
lanjut dan menjadi sel telur matang yang disebut ovum. Proses diferensiasi ini terjadi
saat ovulasi, yaitu saat ovum matang dilepaskan dari ovarium dan siap untuk
pembuahan. Sel polos, yang tidak berkembang lebih lanjut, terdegenerasi dan tidak
menghasilkan sel telur.
5. Frekuensi Oogenesis: Proses oogenesis terjadi secara periodik pada siklus
menstruasi wanita, di mana hanya satu atau beberapa folikel ovarium yang akan
matang menjadi sel telur setiap bulannya. Sisa folikel yang tidak matang akan
terdegenerasi dan tereliminasi melalui menstruasi.

Oogenesis adalah proses yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama. Hanya
sejumlah kecil sel telur yang akan matang dan dilepaskan dari ovarium selama usia
reproduktif wanita. Jika ovum yang matang dibuahi oleh sperma, akan terjadi pembuahan
dan pembentukan embrio.

Proses pembentukan sel telur, yang disebut oogenesis, terjadi dalam ovarium pada wanita.
Berikut adalah langkah-langkah utama dalam pembentukan sel telur:

1. Oogonium:
o Saat seorang bayi perempuan lahir, ovariumnya berisi sejumlah besar sel
germinatif primer yang disebut oogonium.
o Oogonium mengalami pembelahan mitosis untuk memperbanyak diri dan
mempertahankan populasi sel.
2. Pembelahan Meiosis:
o Meiosis I: Pada masa pubertas, beberapa oogonium dipilih untuk mengalami
pembelahan meiosis.
o Setiap oogonium membelah menjadi dua sel, yaitu sel primer oosit dan sel
polos. Sel primer oosit berisi sejumlah besar sitoplasma yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan embrio.
o Hanya sedikit oosit yang akan melewati meiosis I dalam setiap siklus
menstruasi.
3. Meiosis II:
o Meiosis II dimulai dalam oosit primer tetapi tidak selesai. Proses meiosis II
berhenti di tahap metafase II sampai adanya rangsangan hormonal yang
menyebabkan pelepasan oosit dari ovarium (ovulasi).
o Jika oosit tidak dibuahi oleh sperma, meiosis II tidak akan diselesaikan.
Namun, jika oosit dibuahi, meiosis II akan dilanjutkan.
4. Diferensiasi Menjadi Sel Telur:
o Oosit yang telah melewati meiosis II menghasilkan sel telur matang, yang
disebut ovum.
o Ovum memiliki nukleus yang berisi setengah jumlah kromosom (n) dari sel
induknya.
o Sel polos yang dihasilkan dari meiosis I dan II tidak mengandung materi
genetik yang signifikan dan biasanya terdegenerasi.
5. Ovulasi:
o Ovulasi terjadi ketika ovum matang dilepaskan dari ovarium dan masuk ke
saluran tuba falopi.
o Ovum yang telah dilepaskan akan bergerak melalui saluran tuba falopi menuju
rahim, tempat pembuahan oleh sperma dapat terjadi jika kondisi sesuai.

Pembentukan sel telur adalah proses yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama.
Hanya sejumlah kecil oosit yang akan matang setiap bulan selama masa subur seorang
24 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

wanita. Jika ovum yang matang dibuahi oleh sperma selama ovulasi, akan terjadi
pembuahan dan pembentukan embrio.

ogenesis melibatkan dua tahap penting dalam pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis.
Berikut adalah peran mitosis dan meiosis dalam oogenesis:

1. Mitosis:
o Tahap Oogonium: Pada tahap awal oogenesis, sejumlah besar sel germinatif
primer yang disebut oogonium terdapat dalam ovarium. Oogonium mengalami
pembelahan mitosis untuk memperbanyak diri dan mempertahankan populasi
sel. Dalam proses mitosis, satu sel oogonium membelah menjadi dua sel anak
yang identik secara genetik.
o Perkembangan Oogonium: Beberapa sel oogonium dapat berfungsi sebagai
sel punca, yang mempertahankan kemampuan untuk menghasilkan lebih
banyak sel oogonium. Sel-sel oogonium yang tidak berdiferensiasi tetap
berada dalam tahap mitosis, sedangkan yang lainnya akan mengalami
perubahan menuju meiosis.
2. Meiosis:
o Tahap Meiosis I: Sel oogonium yang telah berdiferensiasi memasuki tahap
meiosis. Meiosis I adalah pembelahan reduksi yang mengurangi jumlah
kromosom menjadi separuh. Sel oogonium yang telah berdiferensiasi menjadi
sel primer oosit membelah secara meiosis I. Sel primer oosit terdiferensiasi
dengan memiliki jumlah kromosom diploid (2n) dan jumlah sitoplasma yang
lebih besar.
o Tahap Meiosis II: Sel primer oosit yang telah memasuki tahap meiosis I akan
mengalami pembelahan meiosis II yang tidak selesai. Hanya satu sel yang
berisi sejumlah besar sitoplasma akan membagi secara tidak merata,
menghasilkan satu sel besar yang disebut sel sekunder oosit dan satu sel kecil
yang disebut sel polos.
3. Diferensiasi Menjadi Sel Telur: Sel sekunder oosit mengalami perubahan lebih lanjut
dan menjadi sel telur matang yang disebut ovum. Dalam ovulasi, ovum yang matang
akan dilepaskan dari ovarium dan siap untuk pembuahan. Sel polos, yang tidak
berkembang lebih lanjut, akan terdegenerasi dan tidak menghasilkan sel telur.

Proses mitosis dalam oogenesis berperan dalam mempertahankan populasi sel oogonium,
sementara meiosis terlibat dalam menghasilkan sel-sel telur haploid yang matang. Setelah
meiosis, sel telur masih membutuhkan diferensiasi dan pematangan lebih lanjut untuk dapat
dibuahi dan berkembang menjadi embrio.

B. Fertilisasi

Fertilisasi, juga dikenal sebagai pembuahan, adalah proses penyatuan sel telur
(ovum) dan sperma yang menghasilkan pembentukan zigot, yang merupakan sel yang
memiliki kromosom lengkap dan merupakan awal dari perkembangan janin. Berikut adalah
penjelasan mengenai fertilisasi:

1. Pertemuan Sel Telur dan Sperma:

o Fertilisasi terjadi ketika sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi


wanita bertemu dengan sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium selama
ovulasi.

o Pertemuan ini biasanya terjadi di salah satu saluran tuba falopi.

2. Penetrasi Sel Telur:

25 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Sperma bergerak melalui saluran reproduksi wanita dan melewati lapisan


pelindung di sekitar sel telur.

o Satu sperma berhasil menembus selaput luar sel telur, yang disebut zona
pellucida, dan memasuki sitoplasma sel telur.

3. Fusi Sel Telur dan Sperma:

o Setelah penetrasi sperma, fusi sel terjadi antara materi genetik sperma yang
mengandung setengah kromosom dengan materi genetik sel telur yang juga
mengandung setengah kromosom.

o Ini menghasilkan pembentukan zigot, yang memiliki kromosom lengkap dan


menjadi dasar untuk perkembangan embrio.

4. Pembentukan Zigot:

o Zigot yang terbentuk adalah hasil dari penyatuan materi genetik dari sel telur
dan sperma.

o Zigot ini memiliki potensi untuk mengembangkan diri menjadi embrio yang
kemudian akan tumbuh menjadi janin.

5. Perjalanan Zigot:

o Setelah fertilisasi, zigot melakukan perjalanan ke dalam saluran tuba falopi


menuju rahim.

o Selama perjalanan ini, zigot terus mengalami pembelahan sel dan


berkembang menjadi tahap embrio.

6. Implantasi:

o Setelah mencapai rahim, embrio akan melekat pada dinding rahim dalam
proses yang disebut implantasi.

o Implantasi terjadi ketika embrio menembus dan melekat pada lapisan dalam
rahim yang kaya akan pembuluh darah.

o Ini memungkinkan embrio untuk menerima nutrisi dari ibu dan memulai
perkembangan yang lebih lanjut.

Fertilisasi adalah langkah penting dalam reproduksi seksual manusia. Setelah fertilisasi
terjadi, embrio akan terus berkembang dalam rahim dan menjadi janin yang lebih matang.
Pentingnya fertilisasi yang berhasil adalah untuk memastikan bahwa embrio memiliki materi
genetik yang lengkap dan dapat berkembang dengan baik selama kehamilan.

26 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

BAB 2

SISTEM PERKEMBANGBIAKAN DAN TUMBUHAN

27 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Mahabesar Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan berbagai jenis
makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan di Indonesia ini, sehingga kita merasakan
indahnya kekayaan alam negara kita. Di negara kita, terdapat beragam jenis hewan dan
tumbuhan. Apa saja jenis hewan yang ada di Indonesia? Apa saja jenis tumbuhan yang ada
di Indonesia?

Di Indonesia terdapat berbagai jenis hewan misalnya sapi, harimau, gajah, anoa, tapir,
berbagai macam burung, dan aneka ragam kupu-kupu. Indonesia juga memiliki berbagai
jenis tumbuhan yang asli dari Indonesia dan tumbuhan dari wilayah lain yang dapat tumbuh
di Indonesia, misalnya bunga kertas, anggrek, melati, bunga bangkai, cengkih, pala, dan
lain sebagainya.

Pendahuluan:

 Pengenalan tentang perkembangbiakan tumbuhan

Pengenalan tentang perkembangbiakan tumbuhan merupakan langkah awal dalam


memahami bagaimana tumbuhan mereproduksi diri dan berkembang biak.
Perkembangbiakan tumbuhan adalah proses di mana tumbuhan menghasilkan keturunan
baru untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesies mereka.

Ada dua jenis utama sistem perkembangbiakan tumbuhan, yaitu perkembangbiakan


vegetatif dan perkembangbiakan generatif.

1. Perkembangbiakan Vegetatif: Perkembangbiakan vegetatif terjadi ketika tumbuhan


menghasilkan keturunan baru tanpa melalui proses pembuahan. Dalam
perkembangbiakan vegetatif, individu baru yang dihasilkan memiliki genetik yang
identik dengan tumbuhan induk. Beberapa contoh perkembangbiakan vegetatif
meliputi:

 Stolon: Tumbuhan menghasilkan rambatan batang di permukaan tanah yang


akhirnya membentuk individu baru.

28 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

 Rimpang: Tumbuhan memiliki akar khusus yang tumbuh di dalam tanah dan
menghasilkan tunas baru di atas permukaan tanah.

 Umbi: Tumbuhan menghasilkan umbi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan


nutrisi dan berkembang menjadi individu baru.

 Tunas adventif: Tumbuhan menghasilkan tunas baru di bagian-bagian yang tidak


biasanya berkembang menjadi tunas, seperti daun atau batang.

2. Perkembangbiakan Generatif: Perkembangbiakan generatif terjadi ketika tumbuhan


menghasilkan keturunan baru melalui proses pembuahan. Proses ini melibatkan
penyatuan sel-sel reproduksi jantan dan betina untuk membentuk zigot yang
kemudian berkembang menjadi individu baru. Proses perkembangbiakan generatif
pada tumbuhan sering melibatkan bunga, penyerbukan, pembuahan, dan
perkembangan biji dan buah.

Perkembangbiakan tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga keragaman


hayati dan kesinambungan ekosistem. Melalui perkembangbiakan, tumbuhan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, memperluas daerah penyebaran, dan
melindungi diri dari perubahan lingkungan yang merugikan.

 Pentingnya perkembangbiakan tumbuhan dalam kehidupan manusia dan


ekosistem

Perkembangbiakan tumbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan


manusia dan ekosistem secara keseluruhan. Berikut ini beberapa alasan mengapa
perkembangbiakan tumbuhan sangat penting:

1. Menjaga Keanekaragaman Hayati: Perkembangbiakan tumbuhan memungkinkan


terjadinya variasi genetik dalam populasi tumbuhan. Variasi ini penting untuk
menjaga keanekaragaman hayati, karena dengan adanya variasi genetik, tumbuhan
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, melawan
penyakit, dan menghadapi tekanan alam lainnya.
2. Sumber Pangan: Tumbuhan adalah sumber pangan utama bagi manusia dan hewan.
Perkembangbiakan tumbuhan memastikan produksi dan ketersediaan makanan
yang cukup bagi populasi manusia. Dengan adanya perkembangbiakan yang baik,
kita dapat mendapatkan berbagai jenis buah, sayuran, biji-bijian, dan sumber pangan
nabati lainnya.
3. Ekosistem dan Lingkungan: Perkembangbiakan tumbuhan berperan penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem. Tumbuhan berkontribusi pada siklus nutrisi dan
oksigen dalam ekosistem. Selain itu, mereka juga berperan sebagai produsen primer,
mengubah energi matahari menjadi sumber makanan bagi organisme lain di rantai
makanan.
4. Penyediaan Habitat: Tumbuhan memberikan tempat tinggal dan habitat bagi
berbagai jenis makhluk hidup. Mereka menciptakan lingkungan yang sesuai untuk
hewan, serangga, dan mikroorganisme lainnya. Tanaman juga membantu mencegah
erosi tanah dan menjaga kualitas air dengan menyerap air hujan.
5. Penyediaan Bahan Baku: Tumbuhan menyediakan berbagai bahan baku yang
digunakan dalam industri, seperti kayu, serat, minyak nabati, rempah-rempah, dan
bahan obat-obatan. Perkembangbiakan tumbuhan memastikan pasokan
berkelanjutan bahan-bahan ini untuk keperluan manusia.
6. Estetika dan Rekreasi: Tumbuhan juga memberikan keindahan visual dan
memperkaya lingkungan kita. Kebun, taman, dan area hijau lainnya memberikan
tempat yang nyaman untuk rekreasi, relaksasi, dan kegiatan sosial.

29 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Pentingnya perkembangbiakan tumbuhan dalam kehidupan manusia dan ekosistem


menunjukkan betapa pentingnya kita untuk menjaga dan melindungi keragaman
tumbuhan di dunia. Melalui upaya konservasi dan perlindungan terhadap tumbuhan,
kita dapat memastikan kelangsungan kehidupan di bumi dan memperoleh manfaat
jangka panjang bagi manusia dan ekosistem.

Bagian 1: Perkembangbiakan Vegetatif

 Pengertian dan konsep dasar perkembangbiakan vegetative

Perkembangbiakan vegetatif adalah suatu proses perkembangbiakan pada


tumbuhan di mana individu baru yang terbentuk memiliki genetik yang identik atau sangat
mirip dengan tumbuhan induknya. Proses ini tidak melibatkan perpaduan materi genetik
antara sel-sel reproduksi jantan dan betina, seperti yang terjadi pada perkembangbiakan
generatif.

Berikut adalah konsep dasar perkembangbiakan vegetatif:

1. Kloning Tumbuhan: Perkembangbiakan vegetatif menghasilkan individu baru yang


merupakan klon atau salinan genetik dari tumbuhan induknya. Individu baru ini
memiliki materi genetik yang identik atau sangat mirip dengan tumbuhan induk,
karena berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel yang terjadi pada bagian
vegetatif (batang, akar, daun, dll.) dari tumbuhan tersebut.
2. Organ Reproduktif Vegetatif: Pada perkembangbiakan vegetatif, organ vegetatif
tertentu dari tumbuhan, seperti stolon, rimpang, umbi, atau tunas adventif, berperan
dalam menghasilkan individu baru. Organ-organ ini mengalami perkembangan dan
pembelahan sel yang mengarah pada pembentukan individu baru yang terpisah
secara fisik dari tumbuhan induknya.
3. Tidak Melibatkan Pembuahan: Dalam perkembangbiakan vegetatif, tidak terjadi
proses pembuahan yang melibatkan penyatuan sel-sel reproduksi jantan dan betina.
Oleh karena itu, tidak ada perpaduan materi genetik yang terjadi, dan individu baru
yang terbentuk memiliki materi genetik yang sama atau sangat mirip dengan
tumbuhan induknya.
4. Replikasi Genetik: Dalam perkembangbiakan vegetatif, genetika tumbuhan induk
sepenuhnya diwariskan ke individu baru. Hal ini memungkinkan reproduksi cepat dan
efisien dari tumbuhan yang menghasilkan keturunan yang sama dengan sifat dan
karakteristik yang diinginkan.
5. Penerapan Buatan: Perkembangbiakan vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan
dengan menggunakan metode seperti stek, okulasi, atau cangkok. Metode-metode
ini memungkinkan manusia untuk menghasilkan klon tumbuhan yang spesifik,
memperbanyak tumbuhan dengan sifat-sifat yang diinginkan, dan menjaga kualitas
varietas tanaman yang bernilai ekonomis.

Perkembangbiakan vegetatif memiliki manfaat dalam pertanian, hortikultura, pemuliaan


tanaman, dan konservasi tanaman. Melalui perkembangbiakan vegetatif, tumbuhan dapat
diperbanyak secara efisien, menjaga sifat-sifat yang diinginkan dari varietas tanaman, dan
memperoleh hasil yang seragam.

30 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

 Jenis-jenis perkembangbiakan vegetatif:

o Perkembangbiakan vegetatif alami (stolon, rimpang, umbi, dan tunas


adventif)

Perkembangbiakan vegetatif alami adalah proses perkembangbiakan vegetatif yang terjadi


secara alami pada tumbuhan tanpa campur tangan manusia. Beberapa bentuk
perkembangbiakan vegetatif alami meliputi stolon, rimpang, umbi, dan tunas adventif.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap bentuk perkembangbiakan vegetatif alami
tersebut:

1. Stolon: Stolon adalah batang horizontal yang tumbuh di permukaan tanah. Stolon
sering disebut juga sebagai rambatan atau rizoma. Pada ujung stolon, tunas baru
dapat tumbuh dan membentuk individu baru. Contoh tumbuhan yang
berkembangbiak dengan stolon adalah tanaman strawberry, di mana stolon menjalar
di permukaan tanah dan membentuk tanaman baru yang terpisah.

Stolon pada stroberi

2. Rimpang/ Rhizoma: Rimpang adalah batang yang tumbuh di bawah permukaan


tanah. Rimpang memiliki tunas dan akar yang dapat tumbuh menjadi individu baru.
Rimpang memiliki tunas dorman yang dapat tumbuh dan menghasilkan tanaman
baru ketika rimpangnya terpotong atau terpisah. Contoh tumbuhan yang
berkembangbiak dengan rimpang adalah jahe dan teratai.

3. Umbi: Umbi adalah organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
nutrisi. Umbi dapat berkembang menjadi individu baru dengan tunas yang tumbuh
dari permukaan umbi. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi adalah
bawang merah, bawang putih, dan kentang.

Tunas pada kentang

31 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

4. Tunas Adventif: Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh di luar lokasi yang
biasanya menghasilkan tunas, seperti pada daun atau batang. Tunas adventif dapat
berkembang menjadi individu baru jika terpisah dari tumbuhan induknya. Beberapa
contoh tunas adventif adalah tunas pada daun sukulen seperti tanaman lidah buaya
atau tunas pada batang pada tanaman seperti pohon mangga.

Daun cocor bebek

5. UMBI lapis adalah tipe umbi yang terbentuk dari daun-daun yang tersusun rapat.
Berbeda dengan jenis umbi lainnya, umbi lapis tidak menyimpan karbohidrat dalam
bentuk polisakarida, melainkan pembesaran terjadi karena penumpukan cairan sel-
sel. Umbi lapis memiliki lima bagian utama, yaitu pelat basal (tempat akar tumbuh),
sisik berdaging, tunik (penutup sisik berdaging), pucuk (kuncup bunga), dan tunas
lateral.

Perkembangbiakan vegetatif alami merupakan mekanisme alami tumbuhan untuk


memperbanyak diri tanpa melalui proses pembuahan. Proses ini memungkinkan tumbuhan
untuk menyebar dan mendominasi suatu wilayah dengan cara yang efisien. Selain itu,
perkembangbiakan vegetatif alami juga penting dalam pemuliaan tanaman dan konservasi
tumbuhan karena memungkinkan pemeliharaan sifat-sifat yang diinginkan dalam tanaman
tanpa perlu proses persilangan atau perbanyakan secara buatan.

o Perkembangbiakan vegetatif buatan (stek, okulasi, dan cangkok)

Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah proses perkembangbiakan vegetatif yang


dilakukan secara sengaja oleh manusia dengan tujuan untuk memperbanyak tumbuhan
dengan sifat-sifat yang diinginkan. Beberapa metode perkembangbiakan vegetatif buatan
yang umum digunakan adalah stek, okulasi, dan cangkok. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang masing-masing metode:

32 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

1. Stek: Stek adalah metode perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan


pengambilan potongan batang, daun, atau akar dari tumbuhan induk dan
menanamnya untuk menghasilkan individu baru. Potongan tersebut disebut sebagai
stek. Stek ditempatkan dalam media tumbuh yang sesuai dan diberikan kondisi yang
optimal untuk mengakar dan tumbuh. Setelah akar terbentuk, stek dapat dipindahkan
menjadi tumbuhan mandiri. Metode stek banyak digunakan untuk memperbanyak
tanaman hias, seperti anggrek, atau tanaman buah-buahan seperti jeruk dan apel.

2. Okulasi: Okulasi adalah metode perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan


penyatuan bagian batang (okul) dari tumbuhan yang diinginkan dengan batang atau
akar tumbuhan induk (pohon pembawa). Okul adalah potongan kecil yang berisi mata
tunas. Pada metode okulasi, okul yang diambil dari tumbuhan yang diinginkan
ditempatkan pada tumbuhan induk yang telah disiapkan dengan sayatan. Setelah itu,
kedua bagian tersebut diikat erat dan dibiarkan hingga terjadi penyatuan dan
pertumbuhan tunas baru dari okul. Okulasi sering digunakan dalam pemuliaan
tanaman, khususnya pada tanaman buah-buahan seperti apel dan pear.

3. Cangkok: Cangkok adalah metode perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan


penyatuan sebagian batang tumbuhan yang ingin diperbanyak dengan tumbuhan
induk. Pada metode ini, kulit atau lapisan luar batang tumbuhan induk dihilangkan,
dan potongan batang tumbuhan yang diinginkan ditempatkan di dalam sayatan
tersebut. Potongan batang tersebut akan tumbuh dan menghasilkan akar baru di
dalam tumbuhan induk. Setelah akar terbentuk, bagian batang tumbuhan tersebut
dipotong dari tumbuhan induk dan menjadi tumbuhan mandiri. Metode cangkok
sering digunakan pada tanaman buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman berkayu
seperti mangga, jambu biji, dan bonsai.

33 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Metode perkembangbiakan vegetatif buatan ini memungkinkan manusia untuk


menghasilkan tumbuhan baru dengan sifat-sifat yang diinginkan, menjaga kekonsistenan
varietas tanaman yang bernilai ekonomis, dan memperbanyak tanaman yang sulit
berkembangbiak secara generatif atau biji.

Bagian 2: Perkembangbiakan Generatif

 Pengertian dan konsep dasar perkembangbiakan generative

Perkembangbiakan generatif adalah proses perkembangbiakan pada tumbuhan di mana


terjadi penyatuan sel-sel reproduksi jantan (serbuk sari) dan betina (sel telur) yang
menghasilkan zigot. Proses ini melibatkan pembuahan yang mengarah pada pembentukan
biji dan buah pada tumbuhan berbunga. Perkembangbiakan generatif juga dapat terjadi
pada tumbuhan tidak berbunga, seperti pada lumut dan pakis.

Berikut adalah konsep dasar perkembangbiakan generatif pada tumbuhan:

1. Bunga: Bunga adalah struktur reproduksi yang khas pada tumbuhan berbunga
(angiospermae). Bunga terdiri dari bagian-bagian yang berperan dalam
perkembangbiakan, yaitu kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen),
dan putik (pistil). Bunga memiliki organ reproduksi jantan (stamen) yang
menghasilkan serbuk sari, dan organ reproduksi betina (putik) yang memiliki tangkai
sari (stigma), tabung sari (style), dan ovarium yang berisi sel telur.
2. Penyerbukan: Penyerbukan adalah proses transfer serbuk sari dari benang sari
(stamen) ke tangkai sari (stigma) pada bunga yang sama atau bunga yang berbeda.
Penyerbukan dapat terjadi melalui bantuan angin, air, serangga, burung, atau hewan
lain yang berperan sebagai agen penyerbuk. Tujuan penyerbukan adalah membawa
serbuk sari menuju putik untuk mencapai sel telur.
3. Pembuahan: Pembuahan adalah proses penyatuan antara inti sel telur dengan inti
sel sperma (serbuk sari) yang terjadi di dalam ovarium. Setelah serbuk sari mencapai
tangkai sari dan stigma pada putik, serbuk sari akan tumbuh melalui tabung sari
(style) menuju ovarium dan menyatukan inti sel sperma dengan inti sel telur yang
ada di dalam ovarium. Penyatuan ini menghasilkan zigot, yang merupakan embrio
awal dari tumbuhan baru.
4. Perkembangan Biji dan Buah: Setelah terjadinya pembuahan, zigot akan mengalami
perkembangan dan membentuk embrio dalam biji. Ovarium juga akan berkembang
menjadi buah yang melindungi biji dan berperan dalam penyebaran biji. Buah
mengalami berbagai perubahan dan menjadi tempat bagi biji untuk matang. Setelah
biji matang, buah akan menyebar dan biji dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru jika
mendapatkan kondisi yang sesuai.

Perkembangbiakan generatif penting dalam menjaga kelangsungan hidup dan


keberagaman tumbuhan. Proses ini memungkinkan percampuran genetik yang
memberikan variasi dalam populasi tumbuhan, membantu adaptasi terhadap lingkungan
yang berubah, serta memastikan reproduksi dan regenerasi spesies tumbuhan. Selain itu,
perkembangbiakan generatif juga memiliki peran penting dalam membentuk buah dan biji
yang menjadi sumber pangan dan penyebaran tumbuhan di alam.

34 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

 Proses-proses perkembangbiakan generatif:

o Penyerbukan

Penyerbukan adalah proses transfer serbuk sari dari organ reproduksi jantan (benang sari)
ke organ reproduksi betina (tangkai sari) pada bunga. Proses ini merupakan tahap awal
dalam perkembangbiakan generatif pada tumbuhan berbunga.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang penyerbukan:

1. Tujuan Penyerbukan: Tujuan utama dari penyerbukan adalah memindahkan serbuk


sari yang mengandung sel sperma ke tangkai sari (stigma) pada bunga betina. Hal
ini memungkinkan pertemuan antara sel sperma dan sel telur di dalam ovarium untuk
terjadinya pembuahan.
2. Agen Penyerbuk: Penyerbukan dapat terjadi melalui berbagai agen penyerbuk, yaitu
organisme atau elemen lingkungan yang membantu dalam transfer serbuk sari.
Beberapa agen penyerbuk yang umum meliputi serangga, burung, mamalia kecil,
angin, dan air. Serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat sering menjadi
penyerbuk utama karena mereka terlibat dalam mengumpulkan serbuk sari saat
mencari makanan di bunga.
3. Struktur Bunga yang Terlibat: Bagian-bagian bunga yang berperan dalam
penyerbukan adalah benang sari (stamen) dan tangkai sari (stigma) pada putik
(pistil). Benang sari menghasilkan serbuk sari yang terdiri dari sel sperma. Tangkai
sari pada putik memiliki permukaan lengket yang menerima serbuk sari.
4. Transfer Serbuk Sari: Serbuk sari dapat ditransfer dari benang sari ke tangkai sari
melalui berbagai cara. Misalnya, pada penyerbukan oleh serangga, serbuk sari
menempel pada tubuh serangga saat mereka mengunjungi bunga untuk nektar.
Ketika serangga ini berpindah ke bunga lain, serbuk sari yang menempel pada
mereka akan jatuh ke tangkai sari dan menempel pada stigma, memungkinkan
proses pembuahan terjadi.
5. Self-Penyerbukan dan Silangan: Penyerbukan dapat terjadi pada bunga yang sama
(self-penyerbukan) atau antara bunga yang berbeda dari tumbuhan yang sama atau
tumbuhan yang berbeda (penyerbukan silang). Penyerbukan silang lebih
menguntungkan karena menghasilkan variasi genetik yang lebih besar dalam
populasi tumbuhan.

Penyerbukan merupakan tahap penting dalam perkembangbiakan generatif pada tumbuhan


berbunga. Proses ini memastikan transfer serbuk sari yang membawa sel sperma untuk
bertemu dengan sel telur, membuka jalan bagi pembuahan dan pembentukan biji dan buah
yang penting dalam siklus hidup tumbuhan berbunga.

o Pembuahan

Pembuahan adalah proses penting dalam perkembangbiakan generatif pada tumbuhan. Ini
terjadi setelah terjadinya penyerbukan, ketika terjadi penyatuan sel-sel reproduksi jantan
(serbuk sari) dan betina (sel telur). Berikut adalah penjelasan tentang pembuahan:

1. Penyatuan Sel-Sel Reproduksi: Setelah serbuk sari mencapai tangkai sari (stigma)
pada putik (pistil), serbuk sari akan tumbuh melalui tabung sari (style) menuju
ovarium. Di dalam ovarium, tabung sari mencapai sel telur yang terdapat dalam
ovum. Sel sperma yang ada di dalam serbuk sari kemudian masuk ke dalam sel telur,
menyatukan inti sel sperma dengan inti sel telur. Proses penyatuan inti ini disebut
sebagai pembuahan.
2. Pembentukan Zigot: Setelah penyatuan inti sel, terbentuklah zigot. Zigot adalah hasil
penyatuan antara inti sel sperma yang membawa materi genetik dari tumbuhan

35 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

jantan dan inti sel telur yang membawa materi genetik dari tumbuhan betina. Zigot
ini merupakan embrio awal dari tumbuhan baru.
3. Perkembangan Zigot: Setelah terbentuk, zigot akan mengalami perkembangan untuk
membentuk embrio yang lebih kompleks. Embrio mengandung semua informasi
genetik yang diperlukan untuk membentuk tumbuhan baru. Selama perkembangan
zigot, terjadi pembelahan sel secara berurutan untuk membentuk beragam jaringan
dan organ yang akan membentuk tumbuhan baru.
4. Peran Endosperma: Pada beberapa spesies tumbuhan, setelah pembuahan terjadi,
juga terbentuk endosperma. Endosperma adalah jaringan yang mengandung
cadangan makanan yang akan mendukung pertumbuhan awal embrio. Endosperma
dapat menyediakan nutrisi bagi embrio hingga akar, daun, dan sistem reproduksi
pertama tumbuhan baru berkembang.
5. Pembentukan Biji: Seiring dengan perkembangan embrio, ovarium juga mengalami
perubahan dan berkembang menjadi buah. Embrio yang terbentuk bersama dengan
endosperma (jika ada) dan kulit biji (perkarpium) membentuk biji. Biji ini mengandung
embrio yang siap untuk tumbuh menjadi tumbuhan baru saat kondisi yang sesuai
tersedia.

Pembuahan memungkinkan penggabungan materi genetik dari tumbuhan jantan dan


betina, menghasilkan keragaman genetik dalam populasi tumbuhan. Ini penting untuk
adaptasi dan kelangsungan hidup spesies tumbuhan, serta untuk mempertahankan variasi
genetik dalam populasi tumbuhan.

o Perkembangan biji dan buah

Perkembangan biji dan buah adalah tahap lanjutan dalam proses perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan berbunga. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk akan
mengalami perkembangan menjadi embrio dalam biji, sedangkan ovarium akan
berkembang menjadi buah yang melindungi biji. Berikut adalah penjelasan tentang
perkembangan biji dan buah:

1. Perkembangan Biji: Setelah terjadinya pembuahan, zigot yang terbentuk dalam ovarium
mulai mengalami perkembangan menjadi embrio. Embrio ini adalah bentuk awal dari
tumbuhan baru yang terkandung dalam biji. Selama perkembangan biji, beberapa
komponen penting akan terbentuk, termasuk endosperma, kotiledon, dan kulit biji.
Endosperma adalah jaringan yang mengandung cadangan makanan untuk mendukung
pertumbuhan awal embrio. Kotiledon adalah daun lembaga yang berfungsi untuk
menyerap cadangan makanan dari endosperma. Kulit biji melindungi biji dari kerusakan
dan infeksi.
2. Perkembangan Buah: Sementara zigot mengalami perkembangan menjadi embrio
dalam biji, ovarium berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang melindungi
dan membungkus biji serta berperan dalam penyebaran biji. Selama perkembangan
buah, dinding ovarium mengalami perubahan dan membesar. Ada berbagai jenis buah
dengan berbagai bentuk, ukuran, dan tekstur yang disesuaikan dengan spesies
tumbuhan yang berbeda. Buah umumnya memiliki bagian luar yang dapat menarik
penyerbuk atau hewan pemakan buah untuk membantu dalam penyebaran biji.
3. Fungsi dan Penyebaran Buah: Buah memiliki beberapa fungsi penting dalam kehidupan
tumbuhan. Pertama, buah melindungi biji dari kerusakan mekanis dan serangan hama
atau patogen. Kedua, buah berperan dalam penyebaran biji. Buah yang menarik dan
lezat akan menarik hewan untuk memakan buah dan membawa biji bersama mereka.
Biji kemudian akan dilepas melalui feses hewan di lokasi yang jauh dari tumbuhan
induknya, memungkinkan penyebaran biji yang lebih luas dan memungkinkan
tumbuhan untuk mendapatkan akses ke lingkungan baru.
4. Variasi dalam Perkembangan Biji dan Buah: Perkembangan biji dan buah dapat
bervariasi antara spesies tumbuhan yang berbeda. Bentuk, ukuran, warna, dan tekstur

36 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

biji dan buah dapat beragam. Perbedaan ini mencerminkan adaptasi tumbuhan
terhadap lingkungan dan pola penyerbukan serta penyebaran biji yang berbeda.

Perkembangan biji dan buah merupakan tahap penting dalam perkembangbiakan


generatif pada tumbuhan berbunga. Proses ini memastikan adanya keturunan baru
melalui pembentukan embrio dalam biji dan melibatkan buah untuk melindungi biji serta
membantu dalam penyebaran biji ke lingkungan yang lebih luas.

Bagian 3: Perkembangbiakan Tanaman Berkembangbiak Biji

 Struktur bunga dan fungsi organ reproduksi pada tanaman berbiji

Tanaman berbiji, juga dikenal sebagai tumbuhan berbunga (angiospermae), memiliki


struktur bunga yang khas. Struktur bunga melibatkan beberapa organ reproduksi yang
memiliki fungsi khusus dalam perkembangbiakan generatif tumbuhan tersebut. Berikut
adalah penjelasan tentang struktur bunga dan fungsi organ reproduksi pada tanaman
berbiji:

1. Kelopak (sepal): Kelopak adalah daun yang berada di luar bunga dan umumnya
terletak di bagian dasar bunga. Kelopak berfungsi sebagai pelindung bagi bagian-
bagian dalam bunga yang masih dalam perkembangan. Selain itu, kelopak juga
dapat berperan dalam menarik penyerbuk dengan warna dan bentuk yang menarik.

2. Mahkota (petal): Mahkota adalah daun yang biasanya terletak di bagian dalam
kelopak. Mahkota memiliki berbagai macam bentuk, warna, dan tekstur yang
beragam. Fungsinya adalah menarik penyerbuk dengan keindahan visual dan aroma
yang disebarkan oleh mahkota. Mahkota juga membantu melindungi organ
reproduksi di dalamnya.

3. Benang sari (stamen): Benang sari adalah organ reproduksi jantan pada bunga.
Benang sari terdiri dari tangkai sari (filamen) yang menopang anter (anther). Anter
mengandung kantung serbuk sari (pollen sacs) yang menghasilkan serbuk sari
(pollen). Fungsi utama benang sari adalah menghasilkan serbuk sari yang berisi sel-
sel sperma yang akan digunakan untuk penyerbukan.

4. Putik (pistil): Putik adalah organ reproduksi betina pada bunga. Putik terdiri dari
tangkai putik (style) yang menopang kepala putik (stigma) di bagian ujungnya. Stigma
berfungsi sebagai penerima serbuk sari yang akan tumbuh melalui tabung sari (style)
menuju ovarium. Ovarium berisi sel-sel telur yang akan diserbuki oleh sel-sel sperma
yang terdapat dalam serbuk sari.

5. Ovarium: Ovarium adalah bagian dasar dari putik yang berisi sel-sel telur atau ovula.
Setelah terjadi pembuahan, ovarium akan berkembang menjadi buah. Ovarium juga
memiliki dinding ovarium yang menjadi bagian dari dinding buah yang terbentuk.
Dalam ovarium terdapat ruang yang disebut ruang biji yang mengandung sel telur
dan endosperma jika ada.

Fungsi organ reproduksi pada tanaman berbiji adalah sebagai berikut:

 Benang sari (stamen) menghasilkan serbuk sari (pollen) yang mengandung sel
sperma yang akan digunakan untuk penyerbukan.

37 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

 Putik (pistil) memiliki stigma yang berfungsi sebagai penerima serbuk sari. Tabung
sari (style) memungkinkan pertumbuhan serbuk sari menuju ovarium untuk mencapai
sel telur.

 Ovarium berperan sebagai tempat penyimpanan sel telur (ovula) dan nantinya
berkembang menjadi buah yang melindungi biji serta berperan dalam penyebaran
biji.

Struktur bunga dan fungsi organ reproduksi pada tanaman berbiji memungkinkan proses
perkembangbiakan generatif, termasuk penyerbukan, pembuahan, dan pembentukan biji
dan buah yang penting dalam siklus hidup tumbuhan berbunga.

 Proses perkembangbiakan pada tanaman berbiji:

o Penyerbukan dan pembuahan pada tumbuhan berbunga

Penyerbukan dan pembuahan adalah dua tahap penting dalam perkembangbiakan


generatif pada tumbuhan berbunga (angiospermae). Berikut adalah penjelasan tentang
penyerbukan dan pembuahan pada tumbuhan berbunga:

1. Penyerbukan: Penyerbukan adalah proses transfer serbuk sari dari organ reproduksi
jantan (benang sari) ke organ reproduksi betina (tangkai sari) pada bunga. Proses
penyerbukan dapat melibatkan berbagai agen penyerbuk, seperti serangga, burung,
angin, air, atau bahkan tindakan manusia. Tujuan penyerbukan adalah
memindahkan serbuk sari yang mengandung sel sperma dari bunga jantan ke bunga
betina untuk mencapai sel telur dalam ovarium.
2. Pembuahan: Setelah terjadi penyerbukan, serbuk sari yang mencapai tangkai sari
(stigma) akan tumbuh melalui tabung sari (style) menuju ovarium. Di dalam ovarium,
serbuk sari akan mencapai sel telur yang terdapat dalam ovula. Proses penyatuan
inti sel sperma dengan inti sel telur ini disebut sebagai pembuahan. Penyatuan ini
menghasilkan zigot, yang merupakan embrio awal dari tumbuhan baru. Selain itu,
terbentuklah jaringan endosperma yang akan menjadi sumber nutrisi bagi embrio
dalam perkembangannya.
3. Diferensiasi Biji dan Buah: Setelah pembuahan terjadi, ovarium berkembang menjadi
buah yang melindungi biji. Biji terbentuk dari zigot yang berkembang menjadi embrio
dan endosperma yang menyediakan cadangan nutrisi untuk pertumbuhan embrio.
Buah berfungsi untuk melindungi biji, membantu dalam penyebaran biji, dan
melibatkan berbagai perubahan dalam struktur dan komposisi. Bentuk, ukuran,
warna, dan tekstur buah bervariasi antara spesies tumbuhan dan berperan dalam
daya tarik penyerbuk dan penyebaran biji.

Penyerbukan dan pembuahan pada tumbuhan berbunga penting untuk reproduksi seksual,
menghasilkan keturunan baru dengan variasi genetik. Penyerbukan memungkinkan transfer
serbuk sari dengan sel sperma menuju sel telur, sedangkan pembuahan menghasilkan zigot
yang berkembang menjadi embrio dalam biji. Proses ini kemudian diikuti oleh
perkembangan biji dan buah yang memainkan peran penting dalam penyebaran biji,
melindungi embrio, dan memberikan nutrisi untuk pertumbuhan awal tumbuhan baru.

38 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Perkembangan biji dan buah pada tumbuhan berbunga

Perkembangan biji dan buah pada tumbuhan berbunga (angiospermae) adalah tahapan
penting dalam perkembangbiakan generatif. Setelah terjadi pembuahan, ovarium
berkembang menjadi buah yang melindungi biji, sementara zigot mengalami perkembangan
menjadi embrio dalam biji. Berikut adalah penjelasan tentang perkembangan biji dan buah
pada tumbuhan berbunga:

Perkembangan Biji:

1. Pembuahan dan Pembentukan Zigot: Setelah terjadi pembuahan, zigot terbentuk


sebagai hasil dari penyatuan inti sel sperma dengan inti sel telur. Zigot adalah embrio
awal dari tumbuhan baru.

2. Diferensiasi Jaringan: Zigot mulai mengalami pembelahan sel dan diferensiasi


menjadi jaringan-jaringan yang berbeda. Dalam proses ini, terbentuklah jaringan
embrional yang akan menjadi bagian dari tumbuhan yang akan tumbuh dari biji.

3. Pembentukan Endosperma: Pada beberapa spesies, selain embrio, juga terbentuk


endosperma. Endosperma adalah jaringan yang mengandung cadangan makanan
untuk mendukung pertumbuhan embrio. Endosperma dapat menyediakan nutrisi
bagi embrio selama perkembangan awal.

4. Perkembangan Kulit Biji: Selama perkembangan, kulit biji (perikarpium) terbentuk.


Kulit biji melindungi dan menjaga keutuhan biji dari kerusakan mekanis, dehidrasi,
dan infeksi.

Perkembangan Buah:

1. Pembesaran Ovarium: Setelah pembuahan, ovarium berkembang dan membesar


menjadi buah. Dalam proses ini, dinding ovarium mengalami perubahan dan
pembentukan dinding buah yang melibatkan perubahan dalam tekstur, warna, dan
bentuk.

2. Perkembangan Perikarpium: Perikarpium adalah bagian buah yang terdiri dari tiga
lapisan: eksokarpium (lapisan terluar), mesokarpium (lapisan tengah), dan
endokarpium (lapisan dalam). Struktur, tekstur, dan ketebalan lapisan-lapisan ini
dapat bervariasi antara berbagai jenis buah.

3. Akumulasi Cadangan Makanan: Selama perkembangan buah, biji dan endosperma


(jika ada) mungkin akan mengumpulkan lebih banyak cadangan makanan, seperti
karbohidrat, protein, lemak, atau vitamin. Cadangan ini akan mendukung
pertumbuhan biji setelah buah matang dan penyebaran biji di lingkungan baru.

4. Perkembangan Bagian Lain: Selain biji, buah juga dapat memiliki struktur lain seperti
tangkai buah, daun kelopak yang membesar, atau struktur penunjang lain yang
terbentuk selama perkembangan.

Perkembangan biji dan buah pada tumbuhan berbunga penting dalam reproduksi dan
penyebaran tumbuhan. Biji adalah struktur yang mengandung embrio dan cadangan
makanan untuk pertumbuhan awal tumbuhan baru. Buah melindungi biji, membantu dalam
penyebaran biji melalui mekanisme seperti konsumsi oleh hewan, angin, atau air, dan
memastikan bahwa biji memiliki lingkungan yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang.

39 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Bagian 4: Perkembangbiakan Tanaman Berkembangbiak Tidak Biji

 Struktur dan fungsi organ reproduksi pada tanaman tidak berbiji (pakis, lumut,
alga)

Tanaman tidak berbiji, seperti tumbuhan lumut (bryophyta) dan paku (pteridophyta),
memiliki organ reproduksi yang berbeda dengan tanaman berbiji (angiospermae). Berikut
adalah penjelasan tentang struktur dan fungsi organ reproduksi pada tanaman tidak berbiji:

1. Gametofit: Pada tanaman tidak berbiji, tahap dominan dalam siklus hidupnya adalah
gametofit, bukan sporofit seperti pada tanaman berbiji. Gametofit adalah generasi
haploid (n) yang menghasilkan gamet (sel reproduksi) jantan dan betina. Gametofit
lebih kecil dan kurang terlihat dibandingkan dengan sporofit.
2. Organ Reproduksi Jantan: Organ reproduksi jantan pada tanaman tidak berbiji
disebut anteridium. Anteridium berperan dalam menghasilkan dan melepaskan sel-
sel sperma (gamet jantan). Anteridium biasanya terletak di ujung filida (daun kecil)
pada tanaman lumut atau di bawah daun pada tanaman paku.
3. Organ Reproduksi Betina: Organ reproduksi betina pada tanaman tidak berbiji
disebut arkegonium. Arkegonium memiliki rongga yang melindungi sel telur (gamet
betina). Biasanya terdapat leher panjang yang menonjol dari arkegonium untuk
memungkinkan serbuk sari masuk ke dalamnya.
4. Penyerbukan: Pada tanaman tidak berbiji, penyerbukan terjadi melalui air atau udara.
Air membantu dalam penyerbukan pada lumut yang hidup di lingkungan yang
lembap. Sperma akan bergerak melalui air dan menuju arkegonium untuk mencapai
sel telur. Pada paku, serbuk sari yang dihasilkan oleh anteridium akan dibawa oleh
angin atau air ke arkegonium untuk penyerbukan.
5. Pembuahan: Setelah penyerbukan, terjadi pembuahan di dalam arkegonium. Sel
sperma yang mencapai sel telur akan menyatukan materi genetik dengan sel telur,
membentuk zigot. Zigot kemudian akan berkembang menjadi sporofit.
6. Sporofit: Sporofit pada tanaman tidak berbiji adalah tahap yang berkembang dari
zigot. Sporofit berfungsi untuk menghasilkan spora (sel reproduksi) melalui proses
meiosis. Spora ini akan dilepaskan ke lingkungan dan tumbuh menjadi gametofit
baru, melengkapi siklus hidup tanaman tidak berbiji.

Struktur dan fungsi organ reproduksi pada tanaman tidak berbiji berbeda dengan tanaman
berbiji. Tanaman tidak berbiji memiliki siklus hidup dengan tahap gametofit yang dominan,
organ reproduksi jantan (anteridium) dan betina (arkegonium) yang menghasilkan gamet,
penyerbukan melalui air atau udara, dan pembuahan yang mengarah pada perkembangan
sporofit.

 Proses perkembangbiakan pada tanaman tidak berbiji

Tanaman tidak berbiji, seperti tumbuhan lumut (bryophyta) dan paku (pteridophyta),
memiliki proses perkembangbiakan yang berbeda dengan tanaman berbiji (angiospermae).
Berikut adalah penjelasan tentang proses perkembangbiakan pada tanaman tidak berbiji:

1. Perkembangbiakan Seksual: Perkembangbiakan seksual pada tanaman tidak berbiji


melibatkan dua tahap utama: produksi gamet dan penyerbukan. Proses ini
melibatkan siklus hidup yang bergantian antara tahap gametofit dan sporofit.

 Gametofit: Gametofit adalah tahap dominan dalam siklus hidup tanaman tidak berbiji.
Gametofit berupa struktur berukuran kecil yang menghasilkan gamet jantan (sperma)

40 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

dan betina (sel telur). Pada lumut, gametofit berbentuk lumut yang terlihat,
sedangkan pada paku, gametofit berbentuk jaringan yang tersembunyi di bawah
tanah atau pada bagian bawah daun.

 Produksi Gamet: Gametofit menghasilkan gamet jantan (sperma) dalam anteridium


dan gamet betina (sel telur) dalam arkegonium. Gamet jantan dan betina biasanya
diproduksi pada individu yang berbeda, tetapi pada beberapa spesies, keduanya
dapat ditemukan pada individu yang sama.

 Penyerbukan: Proses penyerbukan pada tanaman tidak berbiji melibatkan transfer


sperma dari anteridium ke arkegonium. Penyerbukan dapat terjadi melalui air atau
angin, tergantung pada spesies dan lingkungan. Sperma akan bergerak melalui air
atau angin menuju arkegonium untuk mencapai sel telur.

 Pembuahan: Setelah terjadi penyerbukan, sperma akan menyatukan materi genetik


dengan sel telur dalam arkegonium, membentuk zigot. Zigot ini akan berkembang
menjadi sporofit, tahap berikutnya dalam siklus hidup tanaman tidak berbiji.

2. Perkembangbiakan Aseksual: Selain perkembangbiakan seksual, tanaman tidak


berbiji juga dapat melakukan perkembangbiakan aseksual. Beberapa bentuk
perkembangbiakan aseksual pada tanaman tidak berbiji meliputi:

 Fragmentasi: Pecahan tubuh tanaman dapat tumbuh menjadi individu baru.


Misalnya, pada lumut, jika bagian lumut yang terpisah jatuh ke tanah, dapat tumbuh
menjadi individu baru.

 Gemmae: Gemmae adalah struktur kecil yang terbentuk pada tumbuhan lumut dan
dapat tumbuh menjadi individu baru ketika mencapai kondisi lingkungan yang sesuai.

 Spora: Spora adalah sel reproduksi yang dihasilkan oleh sporofit. Spora tersebar di
lingkungan dan dapat tumbuh menjadi gametofit baru.

Proses perkembangbiakan pada tanaman tidak berbiji melibatkan baik perkembangbiakan


seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual melibatkan produksi gamet,
penyerbukan, pembuahan, dan perkembangan sporofit. Sementara itu, perkembangbiakan
aseksual melibatkan reproduksi tanpa melalui penggabungan sel-sel reproduksi, melainkan
dengan pemisahan atau produksi struktur khusus seperti fragmentasi, gemmae, atau spora.

Bagian 5: Penerapan Perkembangbiakan Tumbuhan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perkembangbiakan tumbuhan memiliki penerapan yang signifikan dalam


kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh penerapan
perkembangbiakan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Produksi Pangan: Perkembangbiakan tumbuhan sangat penting dalam


produksi pangan. Tanaman seperti padi, gandum, jagung, dan sayuran
diperbanyak melalui perkembangbiakan generatif atau vegetatif untuk
memastikan pasokan makanan yang memadai untuk manusia. Biji dan umbi
tumbuhan juga digunakan sebagai sumber makanan dan bahan pangan.

2. Kebun dan Pertanian: Dalam kegiatan kebun dan pertanian,


perkembangbiakan tumbuhan digunakan untuk memperbanyak tanaman
41 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

secara vegetatif. Metode seperti stek, okulasi, dan cangkok digunakan untuk
menghasilkan tanaman baru yang identik dengan tanaman induknya yang
memiliki karakteristik yang diinginkan. Ini memungkinkan peningkatan
produksi tanaman, pengendalian mutu genetik, dan pemeliharaan varietas
unggul.

3. Pemulihan Lingkungan: Perkembangbiakan tumbuhan juga digunakan


dalam upaya pemulihan dan rehabilitasi lingkungan. Tanaman dapat
diperbanyak melalui metode vegetatif seperti stek atau cangkok untuk
menghasilkan lebih banyak individu yang akan ditanam di daerah yang
terdegradasi atau terkena bencana alam. Tanaman ini membantu
mengembalikan keanekaragaman hayati, mencegah erosi tanah, dan
meningkatkan kualitas lingkungan.

4. Hortikultura dan Perkebunan: Industri hortikultura dan perkebunan


memanfaatkan perkembangbiakan tumbuhan dalam skala besar. Metode
seperti pemuliaan tanaman, pemangkasan, penyemaian, dan kultur jaringan
digunakan untuk menghasilkan tanaman dengan karakteristik yang unggul,
termasuk pertumbuhan yang lebih cepat, hasil yang lebih tinggi, atau sifat-
sifat khusus seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit.

5. Pemuliaan Tanaman: Pemuliaan tanaman merupakan penerapan


perkembangbiakan tumbuhan untuk menghasilkan varietas baru dengan
sifat-sifat yang diinginkan. Melalui metode seleksi alami atau seleksi buatan,
tanaman dapat diperbaiki secara genetik untuk meningkatkan pertumbuhan,
hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit, daya adaptasi, atau sifat-sifat
lain yang diinginkan. Pemuliaan tanaman berperan penting dalam
pengembangan tanaman pangan, hortikultura, dan penelitian tanaman.

Perkembangbiakan tumbuhan memiliki berbagai penerapan dalam


kehidupan sehari-hari, mulai dari produksi pangan, kegiatan kebun dan
pertanian, pemulihan lingkungan, industri hortikultura dan perkebunan,
hingga pemuliaan tanaman. Penerapan ini memberikan manfaat ekonomi,
sosial, dan lingkungan yang signifikan bagi manusia dan planet kita.

 Manfaat dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam pertanian,


hortikultura, dan rekayasa genetika

Sistem perkembangbiakan tumbuhan memiliki manfaat dan penerapan yang luas dalam
pertanian, hortikultura, dan rekayasa genetika. Berikut adalah beberapa contoh manfaat
dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam bidang tersebut:

1. Pertanian:

 Peningkatan Produksi: Sistem perkembangbiakan tumbuhan digunakan untuk


menghasilkan varietas tanaman yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti
resistensi terhadap hama, penyakit, atau kondisi lingkungan yang ekstrem. Hal ini
membantu meningkatkan produktivitas tanaman dan keberlanjutan pertanian.

42 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

 Pemuliaan Tanaman: Melalui perkawinan silang dan seleksi, pemuliaan tanaman


dapat menghasilkan varietas unggul yang memiliki potensi hasil yang lebih tinggi,
waktu panen yang lebih singkat, atau kualitas yang lebih baik.

2. Hortikultura:

 Pemeliharaan Varietas: Sistem perkembangbiakan tumbuhan digunakan untuk


mempertahankan varietas tanaman yang memiliki karakteristik unggul, seperti warna
bunga yang menarik, aroma yang khas, atau bentuk yang unik.

 Propagasi Vegetatif: Hortikulturis menggunakan metode seperti stek, okulasi,


cangkok, atau kultur jaringan untuk memperbanyak tanaman dengan cepat dan
menghasilkan individu yang identik dengan tanaman induk yang diinginkan. Hal ini
memungkinkan perbanyakan tanaman yang sulit berkembangbiak secara generatif.

3. Rekayasa Genetika:

 Pemindahan Gen: Sistem perkembangbiakan tumbuhan digunakan dalam rekayasa


genetika untuk memindahkan gen yang mengkodekan sifat-sifat tertentu dari satu
tanaman ke tanaman lain. Misalnya, gen yang memberikan ketahanan terhadap
hama atau penyakit dapat dimasukkan ke dalam tanaman target melalui teknik
transformasi genetik.

 Peningkatan Ketahanan: Rekayasa genetika dapat meningkatkan ketahanan


tanaman terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti kekeringan, kebanjiran,
atau suhu yang tinggi. Gen yang mengatur respons tanaman terhadap stres dapat
dimasukkan untuk meningkatkan ketahanan tanaman.

 Peningkatan Kualitas: Melalui rekayasa genetika, dapat dilakukan modifikasi pada


tanaman untuk meningkatkan kualitas hasil panen, seperti kandungan nutrisi, rasa,
aroma, atau nilai gizi.

Manfaat dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam pertanian, hortikultura,


dan rekayasa genetika sangat penting dalam meningkatkan produktivitas, ketahanan,
kualitas, dan keberlanjutan produksi tanaman. Menerapkan sistem perkembangbiakan yang
efisien dan memanfaatkan teknik rekayasa genetika memungkinkan pengembangan
tanaman yang lebih baik, lebih adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan manusia dan
lingkungan.

43 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

LATIHAN

1. Apa perbedaan antara perkembangbiakan vegetatif dan perkembangbiakan


generatif pada tumbuhan?

2. Jelaskan proses penyerbukan pada tumbuhan berbunga dan bagaimana


penyerbukan mempengaruhi pembuahan.

3. Apa perbedaan struktur dan fungsi antara organ reproduksi jantan (benang sari) dan
organ reproduksi betina (putik) pada tanaman berbiji?

4. Bagaimana biji dan buah berkembang setelah terjadi pembuahan pada tanaman
berbunga? Jelaskan peran masing-masing dalam perkembangbiakan.

5. Jelaskan perbedaan struktur dan fungsi organ reproduksi pada tanaman tidak berbiji
(misalnya pada lumut atau paku) dengan tanaman berbiji.

6. Bagaimana penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam pertanian?


Berikan contoh-contohnya.

7. Apa manfaat dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam industri


hortikultura? Berikan contoh-contohnya.

8. Bagaimana rekayasa genetika memanfaatkan sistem perkembangbiakan tumbuhan?


Jelaskan manfaat dan penerapannya dalam bidang ini.

9. Apa perbedaan antara perkembangbiakan seksual dan aseksual pada tanaman?


Berikan contoh metode perkembangbiakan aseksual pada tanaman.

10. Bagaimana perkembangbiakan tumbuhan berperan dalam pemulihan lingkungan


yang terdegradasi? Berikan contoh penggunaannya.?

11. Jelaskan perbedaan antara perkembangbiakan vegetatif dan perkembangbiakan


generatif pada tumbuhan.

12. Jelaskan tahapan penyerbukan pada tumbuhan berbunga.

13. Jelaskan perbedaan struktur dan fungsi antara benang sari dan putik pada tanaman
berbiji.

14. Jelaskan perbedaan antara perkembangan biji dan buah setelah pembuahan pada
tanaman berbunga.

15. Jelaskan struktur dan fungsi organ reproduksi pada tanaman tidak berbiji.

16. Jelaskan manfaat dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam


pertanian.

17. Jelaskan manfaat dan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam


industri hortikultura.

18. Jelaskan penerapan sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam rekayasa genetika.

19. Jelaskan perbedaan antara perkembangbiakan seksual dan aseksual pada tanaman.

20. Jelaskan bagaimana perkembangbiakan tumbuhan berperan dalam pemulihan


lingkungan yang terdegradasi.
44 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

UJI KOMPETENSI

A. PILIHAN GANDA 1 SAMPAI 30


B. ESSAY 1 SAMPAI 10

a. Pilihan ganda 1 sampai 30

Soal

1. Proses transfer serbuk sari dari organ reproduksi jantan ke organ reproduksi betina
pada tumbuhan disebut:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Penyemaian
d. Pemuliaan
2. Organ reproduksi betina pada tumbuhan berbunga disebut:
a. Benang sari
b. Anteridium
c. Arkegonium
d. Ovarium
3. Proses penyatuan inti sel sperma dengan inti sel telur pada tumbuhan disebut:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Penyemaian
d. Pemuliaan
4. Apa yang menjadi hasil pembuahan pada tumbuhan berbunga?
a. Embrio
b. Serbuk sari
c. Sel telur
d. Ovulum
5. Bagian tumbuhan yang terbentuk setelah terjadi pembuahan dan melindungi biji
disebut:
a. Buah
b. Bunga
c. Serbuk sari
d. Ovarium
6. Metode perkembangbiakan tanaman dengan memindahkan cabang atau bagian
tumbuhan yang sudah matang untuk ditanam disebut:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Stek
d. Okulasi

7. Metode perkembangbiakan tanaman dengan menyambungkan dua tumbuhan yang


berbeda menjadi satu disebut:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Stek
d. Okulasi

45 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

8. Metode perkembangbiakan tanaman dengan menggabungkan dua tumbuhan


menjadi satu sehingga mereka tumbuh dan berkembang bersama disebut:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Stek
d. Cangkok

9. Perkembangbiakan tanaman melalui biji termasuk jenis perkembangbiakan:


a. Vegetatif
b. Generatif
c. Aseksual
d. Seksual
10. Tujuan dari penyerbukan pada tumbuhan adalah untuk:
a. Membentuk biji
b.Menghasilkan buah
c. Meningkatkan pertumbuhan akar
d. Meningkatkan fotosintesis
11. Tanaman tidak berbiji, seperti lumut dan paku, memiliki tahap dominan dalam siklus
hidup yang disebut:
a. Gametofit
b. Sporofit
c. Benang sari
d. Anteridium
12. Organ reproduksi jantan pada tanaman tidak berbiji disebut:
a. Benang sari
b. Anteridium
c. Arkegonium
d. Ovarium

13. Metode perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan tidak berbiji dapat dilakukan
melalui:
a. Penyerbukan
b. Pembuahan
c. Fragmentasi
d. Penyemaian
14. Proses transfer sperma pada tumbuhan tidak berbiji biasanya melibatkan:
a. Air
b. Angin
c. Serangga
d. Semua jawaban di atas
15. Organ reproduksi betina pada tanaman tidak berbiji disebut:
a. Benang sari
b. Anteridium
c. Arkegonium
d. Ovarium

46 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

16. Apa yang terbentuk setelah terjadi pembuahan pada tanaman tidak berbiji?
a. Embrio
b. Buah
c. Serbuk sari
d. Ovulum
17. Metode perkembangbiakan tanaman dengan menghasilkan struktur kecil yang dapat
tumbuh menjadi individu baru ketika mencapai kondisi lingkungan yang sesuai
disebut:
a. Stek
b. Gemmae
c. Cangkok
d. Okulasi
18. Metode perkembangbiakan tanaman dengan menghasilkan sel reproduksi yang
tersebar di lingkungan dan dapat tumbuh menjadi gametofit baru disebut:
a. Stek
b. Gemmae
c. Cangkok
d. Spora
19. Tanaman tidak berbiji memiliki siklus hidup yang ditandai oleh dominasi tahap:
a. Gametofit
b. Sporofit
c. Benang sari
d. Anteridium
20. Salah satu manfaat sistem perkembangbiakan tumbuhan dalam kehidupan sehari-
hari adalah:
a. Menyediakan bahan makanan
b. Meningkatkan keanekaragaman hayati
c. Memperbaiki kualitas udara
d. Semua jawaban di atas
21. Bagaimana penyerbukan pada tumbuhan berbeda dengan pembuahan?
a. Penyerbukan melibatkan transfer serbuk sari, sedangkan pembuahan
melibatkan penyatuan inti sel sperma dan inti sel telur.
b. Penyerbukan melibatkan penyatuan inti sel sperma dan inti sel telur,
sedangkan pembuahan melibatkan transfer serbuk sari.
c. Penyerbukan dan pembuahan adalah istilah yang sama dan mengacu pada
proses yang sama.
d. Penyerbukan dan pembuahan tidak terjadi pada tumbuhan.
22. Organ reproduksi jantan pada tanaman berbiji disebut sebagai:
a. Tangkai sari
b. Putik
c. Ovarium
d. Anteridium
23. Apa fungsi endosperma dalam biji tumbuhan berbunga?
a. Menyediakan cadangan makanan untuk embrio
b. Melindungi embrio
c. Memastikan penyerbukan yang berhasil
d. Menjaga kelembaban biji

47 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

24. Perkembangbiakan aseksual pada tanaman tidak berbiji dapat dilakukan dengan
menggunakan metode:
a. Penyerbukan
b. Stek
c. Pembuahan
d. Penyerbukan dan pembuahan
25. Apa perbedaan antara perkembangbiakan vegetatif dan perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan?
a. Perkembangbiakan vegetatif melibatkan produksi gamet, sedangkan
perkembangbiakan generatif melibatkan produksi spora.
b. Perkembangbiakan vegetatif melibatkan produksi gamet, sedangkan
perkembangbiakan generatif melibatkan produksi biji.
c. Perkembangbiakan vegetatif melibatkan reproduksi tanpa melibatkan organ
reproduksi, sedangkan perkembangbiakan generatif melibatkan organ
reproduksi.
d. Perkembangbiakan vegetatif dan generatif adalah istilah yang sama dan
mengacu pada proses yang sama.
26. Pada tanaman berbunga, organ reproduksi betina yang terletak di bagian tengah
bunga disebut:
a. Tangkai sari
b. Anteridium
c. Putik
d. Ovarium
27. Buah pada tumbuhan berfungsi untuk:
a. Melindungi biji dan membantu penyerbukan
b. Menyediakan cadangan makanan untuk embrio
c. Memastikan pembuahan yang berhasil
d. Melindungi embrio dan membantu penyebaran biji
28. Pada tanaman tidak berbiji, tahap yang dominan dalam siklus hidup adalah:
a. Gametofit
b. Sporofit
c. Embrio
d. Endosperma
29. Proses perkembangbiakan seksual pada tumbuhan melibatkan penyatuan:
a. Sel telur dan endosperma
b. Sel sperma dan serbuk sari
c. Inti sel sperma dan inti sel telur
d. Anteridium dan arkegonium
30. Bagaimana biji dan buah berkembang setelah terjadi pembuahan pada tumbuhan
berbunga?
a. Ovarium berkembang menjadi buah, sementara zigot berkembang menjadi
biji.
b. Zigot berkembang menjadi buah, sementara ovarium berkembang menjadi
biji.
c. Biji dan buah berkembang secara terpisah dan tidak ada hubungan antara
keduanya.
d. Biji dan buah tidak berkembang pada tumbuhan berbunga.

48 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

b. Essay 1 sampai 10

Soal

1. Jelaskan perbedaan utama antara perkembangbiakan vegetatif dan


perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.
2. Apa peran utama serbuk sari dalam penyerbukan pada tumbuhan berbunga?
3. Bagaimana penyerbukan berbeda dari pembuahan dalam siklus perkembangbiakan
tumbuhan berbunga?
4. Jelaskan perbedaan antara biji dan buah pada tanaman berbunga?
5. Apa yang dimaksud dengan perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan?
Berikan contoh.
6. Bagaimana perkembangbiakan vegetatif buatan, seperti stek, okulasi, dan cangkok,
berbeda dari perkembangbiakan vegetatif alami?
7. Apa yang dimaksud dengan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan?
8. Jelaskan perbedaan antara penyerbukan dan pembuahan pada tumbuhan berbunga.
9. Bagaimana struktur bunga berperan dalam menarik penyerbuk? Berikan contoh
adaptasi yang digunakan oleh beberapa tumbuhan.
10. Apa peran biji dan buah dalam penyebaran tumbuhan berbunga di alam? Berikan
contoh mekanisme penyebaran.

49 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

I. Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

A. Pengantar

Pewarisan sifat pada makhluk hidup adalah proses transfer genetik dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Pewarisan sifat ini melibatkan penurunan karakteristik atau ciri-ciri
tertentu dari induk kepada keturunannya. Genetika adalah cabang ilmu yang mempelajari
bagaimana sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diturunkan dan diwariskan melalui materi genetik,
yang terutama terkandung dalam DNA (asam deoksiribonukleat). Dalam proses pewarisan
sifat, gen-gene yang terletak pada kromosom dari induk akan dipindahkan kepada
keturunannya melalui sel telur (ovum) dan sel sperma. Setiap individu mewarisi setengah
genetik dari ibu dan setengah dari ayahnya, yang akan menentukan karakteristik fisik,
perilaku, dan sifat-sifat lainnya pada makhluk hidup. Selama proses pewarisan sifat, ada
beberapa konsep penting yang terlibat, seperti gen (unit dasar pewarisan sifat), alel (versi
alternatif dari gen), dan hukum-hukum pewarisan yang ditemukan oleh ahli genetika seperti
Gregor Mendel. Pewarisan sifat juga melibatkan konsep dominan dan resesif, di mana alel
dominan akan menunjukkan pengaruhnya jika ada dalam individu, sementara alel resesif
hanya akan terlihat jika individu tersebut mewarisi dua alel resesif.

1. Konsep dasar genetika

Konsep dasar genetika melibatkan pemahaman tentang bagaimana pewarisan sifat terjadi
dan bagaimana variasi genetik terbentuk. Berikut ini adalah beberapa konsep dasar dalam
genetika:

1. Gen

o Gen adalah unit dasar pewarisan sifat yang terletak pada DNA.

o Gen berisi instruksi untuk sintesis protein atau pengaturan aktivitas seluler.

o Setiap gen memiliki lokasi spesifik pada kromosom.

2. Alel

o Alel adalah variasi alternatif dari suatu gen yang dapat mempengaruhi
ekspresi sifat atau karakteristik tertentu.

o Contohnya, dalam gen yang mengontrol warna rambut pada manusia, alel
mungkin berbeda seperti alel untuk rambut hitam dan alel untuk rambut pirang.

50 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Genotipe dan Fenotipe

o Genotipe adalah kombinasi alel yang dimiliki oleh individu untuk suatu sifat
tertentu.

o Fenotipe adalah manifestasi fisik atau karakteristik yang dapat diamati dari
suatu genotipe.

o Misalnya, genotipe untuk warna bunga pada tanaman dapat menjadi "AA"
(homozigot dominan) atau "Aa" (heterozigot), sedangkan fenotipe yang
terlihat bisa berupa bunga merah (dominan) atau bunga putih (resesif).

4. Hukum Mendel tentang Pewarisan Sifat

o Gregor Mendel, seorang ahli genetika, menemukan tiga hukum dasar


pewarisan sifat melalui penelitiannya pada tanaman kacang polong.

o Hukum Segregasi: Setiap individu memiliki sepasang alel untuk suatu sifat,
dan saat membentuk gamet, alel-alel tersebut dipisahkan satu sama lain
secara acak.

o Hukum Pemisahan Bebas: Alel untuk sifat-sifat yang berbeda dipisahkan


secara independen satu sama lain saat proses pewarisan.

o Hukum Dominansi: Alel dominan akan mengekspresikan efeknya jika ada


dalam genotipe, sementara alel resesif hanya akan terlihat jika ada dua alel
resesif.

5. Pewarisan Sifat pada Manusia

o Manusia juga mengikuti prinsip-prinsip pewarisan sifat seperti yang ditemukan


oleh Mendel.

o Pewarisan sifat pada manusia melibatkan genotipe dan fenotipe untuk


berbagai sifat, seperti warna mata, golongan darah, dan sifat penyakit genetik.

2. Peran DNA dalam pewarisan sifat

Peran DNA (asam deoksiribonukleat) sangat penting dalam pewarisan sifat pada makhluk
hidup. DNA adalah molekul yang mengandung informasi genetik yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Berikut adalah beberapa peran utama DNA dalam pewarisan sifat:

1. Penyimpanan Informasi Genetik:

o DNA mengandung instruksi genetik yang menentukan pewarisan sifat pada


individu.

o Setiap gen dalam DNA berisi urutan nukleotida yang mengodekan protein
tertentu atau mengatur aktivitas seluler.

o Urutan nukleotida dalam DNA menentukan variasi alel yang dimiliki oleh
individu.

51 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. Replikasi dan Pewarisan:

o DNA mengalami replikasi atau duplikasi diri saat sel membelah.

o Proses replikasi memastikan bahwa setiap sel anak menerima salinan


lengkap DNA yang identik dengan sel induk.

o Dengan demikian, informasi genetik yang terkandung dalam DNA diturunkan


dari generasi ke generasi secara akurat.

3. Transkripsi dan Terjemahan Gen:

o Proses transkripsi mengubah informasi genetik yang terdapat dalam DNA


menjadi RNA (asam ribonukleat).

o RNA kemudian digunakan sebagai cetakan atau template untuk sintesis


protein dalam proses yang disebut terjemahan gen.

o Protein merupakan molekul yang memainkan peran kunci dalam berbagai


fungsi dan karakteristik makhluk hidup, sehingga penting dalam pewarisan
sifat.

4. Mutasi Genetik:

o DNA rentan terhadap perubahan atau mutasi yang dapat terjadi secara
spontan atau karena paparan faktor lingkungan.

o Mutasi genetik adalah perubahan dalam urutan nukleotida DNA yang dapat
mempengaruhi pewarisan sifat dan menyebabkan variasi dalam populasi.

o Beberapa mutasi genetik dapat menyebabkan penyakit genetik atau


menghasilkan sifat-sifat baru yang dapat diturunkan kepada keturunan.

Melalui peran DNA, pewarisan sifat dapat terjadi dengan cara memindahkan informasi
genetik dari generasi induk ke generasi keturunan. DNA menyimpan informasi genetik yang
diturunkan melalui gen, mengatur sintesis protein, dan memberikan dasar untuk variasi
genetik yang terlihat dalam individu dan populasi.

B. Gen dan Pewarisan Sifat

1. Definisi gen dan alel

1. Gen:

Gen adalah unit dasar pewarisan sifat yang terdapat dalam materi genetik (seperti DNA)
pada makhluk hidup. Gen merupakan segmen DNA yang mengandung informasi genetik
dan instruksi untuk sintesis protein atau pengaturan aktivitas seluler. Gen merupakan faktor
penentu yang mengendalikan sifat-sifat tertentu pada organisme. Setiap gen terletak pada
lokasi yang spesifik pada kromosom.

2. Alel:

Alel merujuk pada variasi alternatif dari suatu gen yang terletak pada lokus yang sama pada
kromosom. Alel merupakan bentuk-bentuk alternatif dari gen yang mengodekan
karakteristik yang berbeda atau memberikan pengaruh yang berbeda pada fenotipe suatu
individu. Misalnya, gen yang mengontrol warna mata manusia dapat memiliki alel untuk
52 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

mata cokelat dan alel untuk mata biru. Alel-alel tersebut dapat mewakili bentuk yang
dominan (yang akan diekspresikan ketika hadir dalam genotipe) atau resesif (yang hanya
akan diekspresikan jika tidak ada alel dominan dalam genotipe). Alel-alel dalam pasangan
pada gen yang sama pada kromosom diwariskan dari orangtua ke anak melalui proses
pewarisan genetik.

2. Hukum Mendel tentang pewarisan sifat

Gregor Mendel, seorang ahli botani dan pendeta Austria, melakukan serangkaian
percobaan pada tanaman kacang polong pada abad ke-19. Melalui penelitiannya, ia
menemukan tiga hukum dasar pewarisan sifat yang sekarang dikenal sebagai Hukum
Mendel. Hukum-hukum ini menjadi dasar genetika modern. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang ketiga hukum tersebut:

1. Hukum Segregasi (Hukum Pembagian): Hukum Segregasi menyatakan bahwa


sepasang alel untuk suatu sifat dipisahkan atau terpisah saat pembentukan gamet.
Artinya, alel-alel yang terdapat pada sepasang kromosom homolog dipisahkan dan
hanya satu alel yang ditransfer ke setiap sel reproduksi. Pemisahan ini terjadi secara
acak dan independen.

2. Hukum Pemisahan Bebas (Hukum Assortment Independen): Hukum Pemisahan


Bebas menyatakan bahwa alel-alel untuk sifat-sifat yang berbeda dipisahkan secara
bebas atau terpisah satu sama lain saat pembentukan gamet. Artinya, alel-alel yang
mengontrol sifat-sifat yang berbeda dapat dikombinasikan secara acak dalam
pembentukan sel kelamin. Ini berarti bahwa pewarisan sifat-sifat yang dikontrol oleh
gen yang terletak pada kromosom yang berbeda dapat terjadi secara independen.

3. Hukum Dominansi dan Resesif: Hukum Dominansi menyatakan bahwa alel dominan
akan mengekspresikan efeknya jika ada dalam genotipe individu, sedangkan alel
resesif hanya akan terlihat jika tidak ada alel dominan yang hadir. Alel dominan akan
menentukan fenotipe yang terlihat pada individu, sementara alel resesif hanya akan
muncul jika individu mewarisi dua alel resesif yang sama.

Hukum-hukum Mendel memberikan pemahaman awal tentang pewarisan sifat dan


mengidentifikasi pola-pola dasar yang terlibat. Hukum-hukum ini menggambarkan
mekanisme dasar pewarisan genetik pada organisme seksual, dan meskipun sederhana
dalam konsepnya, mereka memberikan landasan penting bagi perkembangan genetika
modern.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarisan sifat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarisan sifat pada makhluk hidup. Beberapa
faktor tersebut antara lain:

1. Genotipe Induk: Genotipe induk atau orangtua merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pewarisan sifat. Alel-alel yang dimiliki oleh induk akan diturunkan
kepada keturunannya. Kombinasi alel pada genotipe induk akan mempengaruhi jenis
alel yang mungkin diwariskan kepada keturunan.

2. Tipe Pewarisan: Ada beberapa tipe pewarisan sifat, seperti pewarisan autosom
dominan, autosom resesif, atau pewarisan terkait kelamin. Setiap tipe pewarisan
memiliki pola yang berbeda dalam mentransfer sifat-sifat genetik dari generasi ke
generasi.
53 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Lingkungan: Meskipun pewarisan sifat terkait dengan informasi genetik, lingkungan


juga dapat mempengaruhi bagaimana sifat-sifat tersebut diekspresikan. Faktor
lingkungan seperti nutrisi, suhu, kelembaban, dan paparan terhadap zat-zat kimia
tertentu dapat mempengaruhi cara gen diekspresikan dan dapat memodifikasi
fenotipe individu.

4. Mutasi Genetik: Mutasi genetik adalah perubahan dalam urutan nukleotida DNA.
Mutasi genetik dapat terjadi secara alami atau dipicu oleh faktor lingkungan seperti
radiasi atau bahan kimia. Mutasi genetik dapat mempengaruhi pewarisan sifat
dengan memperkenalkan variasi baru dalam materi genetik dan menghasilkan
perubahan dalam karakteristik individu.

5. Interaksi Gen: Interaksi antara gen-gene yang terletak pada lokus yang berbeda
dalam kromosom juga dapat mempengaruhi pewarisan sifat. Interaksi ini dapat
melibatkan efek epistasis, di mana satu gen mengontrol atau mempengaruhi ekspresi
gen lainnya.

6. Rekombinasi Genetik: Rekombinasi genetik terjadi selama pembentukan gamet


melalui meiosis. Proses ini melibatkan penukaran segmen-segmen kromosom antara
pasangan kromosom homolog. Rekombinasi genetik dapat menghasilkan variasi alel
baru pada keturunan.

Faktor-faktor di atas mempengaruhi cara sifat-sifat genetik diwariskan dan bagaimana


variasi genetik berkembang dalam populasi. Pewarisan sifat merupakan hasil kompleks dari
interaksi antara genotipe, lingkungan, dan faktor-faktor genetik lainnya.

4. Penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman dan hewan

Pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman dan hewan memainkan peran kunci dalam
menghasilkan varietas baru yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Berikut adalah
beberapa penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman dan hewan:

1. Pemuliaan Selektif: Dalam pemuliaan selektif, individu dengan sifat-sifat yang


diinginkan dipilih sebagai induk untuk menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat
yang diinginkan tersebut. Misalnya, dalam pemuliaan tanaman, tanaman dengan
hasil panen yang tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, atau sifat-sifat
kualitatif seperti warna atau rasa yang diinginkan, dipilih untuk dikawinkan dan
menghasilkan varietas baru yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan.

2. Persilangan Heterosis (Hibridisasi): Persilangan heterosis melibatkan penggabungan


dua individu dengan genotipe yang berbeda yang menghasilkan keturunan dengan
sifat-sifat yang unggul. Dalam pemuliaan tanaman, teknik ini sering digunakan untuk
menghasilkan hibrida yang memiliki hasil panen yang lebih tinggi, pertumbuhan yang
lebih cepat, atau ketahanan yang lebih baik terhadap stres lingkungan.

3. Pemuliaan Inbreeding: Pemuliaan inbreeding dilakukan dengan memilih individu


yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dan memiliki hubungan kekerabatan dekat
(misalnya, saudara atau sepupu) untuk dikawinkan. Tujuan pemuliaan inbreeding
adalah untuk memperkuat sifat-sifat yang diinginkan dan menghasilkan garis-garis
murni yang stabil dengan sifat-sifat yang diwariskan secara konsisten.

4. Rekayasa Genetika: Rekayasa genetika memanipulasi materi genetik suatu


organisme dengan cara memasukkan gen dari organisme lain. Teknik ini
54 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

memungkinkan para pemulia untuk memindahkan sifat-sifat spesifik dari satu


organisme ke organisme lain dengan lebih cepat daripada melalui pemuliaan
tradisional. Rekayasa genetika telah digunakan dalam menghasilkan tanaman yang
tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan tertentu, serta dalam
pemuliaan hewan untuk menghasilkan karakteristik yang diinginkan, seperti
pertumbuhan lebih cepat atau produksi daging yang lebih baik.

Penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman dan hewan memungkinkan manusia
untuk mengembangkan varietas tanaman yang lebih produktif, tahan terhadap hama dan
penyakit, atau memiliki sifat-sifat kualitatif yang diinginkan. Hal ini juga berkontribusi pada
peningkatan produktivitas pertanian dan keberlanjutan sistem pangan global.

C. Jenis Pewarisan Sifat pada Manusia

1. Pewarisan sifat autosom dan allosom

Pewarisan sifat autosom dan allosom merujuk pada dua tipe pewarisan sifat yang terjadi
pada kromosom manusia dan organisme seksual lainnya. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang keduanya:

1. Pewarisan Sifat Autosom: Pewarisan sifat autosom terjadi melalui kromosom


autosom. Kromosom autosom adalah kromosom yang tidak terlibat dalam penentuan
jenis kelamin. Manusia memiliki 22 pasang kromosom autosom, yang berarti terdapat
44 kromosom autosom dalam sel tubuh manusia. Pewarisan sifat autosom mengikuti
prinsip-prinsip umum genetika, seperti hukum Mendel tentang segregasi dan
pemisahan bebas. Sifat-sifat yang dikodekan oleh gen pada kromosom autosom
dapat diwariskan secara independen satu sama lain dan tidak terkait dengan jenis
kelamin individu.

2. Pewarisan Sifat Allosom (Sex-Linked): Pewarisan sifat allosom terjadi melalui


kromosom seks, yang juga dikenal sebagai allosom atau kromosom X dan Y. Pada
manusia, perempuan memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan laki-laki memiliki
satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Karena perbedaan jumlah kromosom
seks pada laki-laki dan perempuan, beberapa sifat yang dikodekan oleh gen pada
kromosom X dapat diturunkan dengan pola pewarisan khusus. Jika gen yang terletak
pada kromosom X mengalami mutasi atau memiliki alel tertentu, sifat tersebut dapat
lebih sering ditemukan pada laki-laki atau perempuan, tergantung pada mekanisme
pewarisan yang terlibat.

Pewarisan sifat allosom dapat dibagi menjadi dua kategori:

 Pewarisan Sifat Terkait X (X-Linked): Pewarisan sifat terkait X terjadi ketika gen yang
terletak pada kromosom X mengalami mutasi atau memiliki alel tertentu. Sifat-sifat
ini dapat diturunkan oleh ibu kepada anak laki-laki dan perempuan, tetapi lebih sering
terlihat pada laki-laki karena mereka hanya memiliki satu kromosom X.

 Pewarisan Sifat Terkait Y (Y-Linked): Pewarisan sifat terkait Y terjadi ketika gen yang
terletak pada kromosom Y mengalami mutasi atau memiliki alel tertentu. Pewarisan
sifat ini hanya terjadi pada laki-laki dan diturunkan dari ayah kepada anak laki-laki.

Pewarisan sifat autosom dan allosom memiliki mekanisme pewarisan yang berbeda, dan
pemahaman tentang keduanya penting dalam studi genetika manusia dan pemahaman
tentang variasi genetik dalam populasi.
55 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. Pewarisan sifat dominan dan resesif

Pewarisan sifat dominan dan resesif adalah konsep penting dalam genetika yang
menggambarkan bagaimana alel-alel pada gen dapat mempengaruhi ekspresi fenotipe
suatu individu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang pewarisan sifat dominan dan
resesif:

1. Sifat Dominan: Alel dominan adalah alel yang akan mengekspresikan efeknya jika
ada dalam genotipe individu. Dalam pasangan alel yang berbeda, alel dominan akan
menguasai atau mendominasi alel resesif dalam menentukan fenotipe individu. Alel
dominan biasanya ditandai dengan huruf kapital.

Contoh: Misalkan gen yang mengontrol warna bunga pada tanaman memiliki dua alel, alel
A untuk bunga merah (dominan) dan alel a untuk bunga putih (resesif). Jika individu memiliki
genotipe Aa, maka alel dominan A akan menghasilkan fenotipe bunga merah.

2. Sifat Resesif: Alel resesif adalah alel yang hanya akan terlihat atau diekspresikan jika
tidak ada alel dominan yang hadir dalam genotipe individu. Alel resesif biasanya
ditandai dengan huruf kecil.

Contoh: Mengacu pada contoh sebelumnya, individu dengan genotipe aa akan


menunjukkan fenotipe bunga putih, karena alel resesif a tidak di dominasi oleh alel dominan
A.

3. Homozigot dan Heterozigot:

 Homozigot dominan (AA): Individu memiliki dua salinan alel dominan yang sama dan
akan mengekspresikan fenotipe yang sesuai dengan alel dominan.

 Homozigot resesif (aa): Individu memiliki dua salinan alel resesif yang sama dan akan
mengekspresikan fenotipe yang sesuai dengan alel resesif.

 Heterozigot (Aa): Individu memiliki satu salinan alel dominan dan satu salinan alel
resesif. Alel dominan akan mengekspresikan fenotipe dominan, sedangkan alel
resesif tidak akan terlihat pada fenotipe individu heterozigot.

Pewarisan sifat dominan dan resesif mengikuti prinsip-prinsip dasar genetika, seperti hukum
Mendel tentang segregasi dan pemisahan bebas. Kombinasi alel dominan dan resesif
dalam genotipe individu mempengaruhi ekspresi fenotipe dan variasi sifat dalam populasi.

3. Penyakit genetik pada manusia dan penanganannya

Penyakit genetik pada manusia terjadi ketika ada perubahan atau mutasi dalam gen-gen
yang mengontrol fungsi normal tubuh. Penyakit genetik dapat diwariskan dari orangtua atau
terjadi secara acak karena mutasi yang terjadi selama perkembangan embrio atau sel-sel
tubuh.

Berikut adalah beberapa contoh penyakit genetik pada manusia dan beberapa pendekatan
penanganannya:

1. Fibrosis kistik:

o Fibrosis kistik adalah penyakit genetik yang mempengaruhi fungsi kelenjar


penghasil lendir dan menyebabkan pengentalan lendir di berbagai organ
tubuh.
56 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Penanganan meliputi pengobatan simptomatik untuk mengendalikan gejala


dan pencegahan infeksi, seperti fisioterapi pernapasan, antibiotik, dan terapi
enzim pengurai lendir.

2. Hemofilia:

o Hemofilia adalah penyakit genetik yang menyebabkan gangguan pada


pembekuan darah karena kurangnya faktor pembekuan yang dibutuhkan.

o Penanganan meliputi pemberian faktor pembekuan darah yang hilang melalui


injeksi, terapi penggantian faktor pembekuan, dan pengelolaan perdarahan
yang efektif.

3. Talasemia:

o Talasemia adalah kelompok penyakit genetik yang mempengaruhi produksi


hemoglobin, protein yang membawa oksigen dalam darah.

o Penanganan melibatkan transfusi darah teratur, pengelolaan defisiensi zat


besi, dan terapi kelainan sel darah seperti transplantasi sumsum tulang atau
terapi gen.

4. Sindrom Down:

o Sindrom Down adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh keberadaan


kromosom tambahan (trisomi) pada pasangan kromosom 21.

o Penanganan melibatkan perawatan kesehatan yang holistik, pendidikan


khusus, dan dukungan terapi fisik, terapi wicara, serta dukungan psikososial.

5. Distrofi otot Duchenne:

o Distrofi otot Duchenne adalah penyakit genetik yang menyebabkan


degenerasi otot progresif dan kelemahan otot.

o Penanganan melibatkan perawatan simptomatik, terapi fisik, terapi obat-


obatan, dan manajemen pernapasan.

6. Hemoglobinopati:

o Hemoglobinopati adalah kelompok penyakit genetik yang melibatkan kelainan


dalam struktur atau produksi hemoglobin, seperti anemia sel sabit.

o Penanganan melibatkan manajemen gejala seperti transfusi darah,


pengobatan simptomatik, dan terapi yang bertujuan meminimalkan gejala dan
komplikasi.

Penting untuk dicatat bahwa penanganan penyakit genetik dapat bervariasi tergantung
pada jenis penyakit, keparahan, dan kondisi spesifik setiap individu. Dalam banyak kasus,
perawatan dan dukungan medis yang komprehensif diberikan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan mengelola gejala yang terkait dengan penyakit genetik tersebut. Konsultasikan
dengan profesional medis untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat.

57 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

D. Mutasi Genetik

1. Definisi mutasi genetic

Mutasi genetik adalah perubahan dalam urutan nukleotida DNA, yang merupakan materi
genetik yang mengandung instruksi-instruksi untuk sintesis protein dan pengaturan aktivitas
seluler dalam makhluk hidup. Mutasi genetik dapat terjadi secara alami atau dapat dipicu
oleh faktor lingkungan seperti radiasi, bahan kimia, atau kesalahan dalam proses replikasi
DNA.

Mutasi genetik dapat terjadi dalam berbagai tingkat, mulai dari perubahan tunggal pada satu
pasangan basa (nukleotida) DNA hingga perubahan besar dalam struktur atau jumlah
kromosom. Mutasi genetik dapat mempengaruhi ekspresi gen atau menghasilkan variasi
alel baru.

Ada beberapa jenis mutasi genetik yang umum, termasuk:

1. Substitusi: Mutasi substitusi terjadi ketika satu nukleotida digantikan oleh nukleotida
lain dalam urutan DNA. Jenis mutasi substitusi yang umum termasuk mutasi titik,
seperti mutasi missense (perubahan satu asam amino dalam protein), mutasi
nonsense (perubahan menjadi kodon stop prematur), dan mutasi silent (tidak
mengubah asam amino).

2. Delesi dan Insersi: Mutasi delesi terjadi ketika satu atau beberapa nukleotida dihapus
dari urutan DNA, sedangkan mutasi insersi terjadi ketika satu atau beberapa
nukleotida ditambahkan ke dalam urutan DNA. Ini dapat menggeser bingkai
pembacaan yang benar dalam sintesis protein dan menghasilkan perubahan drastis
pada fungsi protein.

3. Duplikasi: Mutasi duplikasi terjadi ketika sebagian atau seluruh segmen DNA
terduplikasi, menghasilkan salinan tambahan gen atau fragmen gen. Duplikasi dapat
menyebabkan variasi genetik dan perubahan dalam ekspresi gen.

4. Inversi: Mutasi inversi terjadi ketika segmen DNA dipotong dan diputar sebelum
digabungkan kembali dalam urutan yang terbalik. Ini dapat mempengaruhi ekspresi
gen dan fungsi protein yang terlibat.

5. Translokasi: Mutasi translokasi terjadi ketika segmen DNA pindah dari satu
kromosom ke kromosom lain. Ini dapat mempengaruhi pengaturan gen dalam
kromosom dan dapat berkontribusi pada gangguan genetik tertentu.

Mutasi genetik dapat memiliki efek yang beragam. Beberapa mutasi tidak memiliki efek yang
signifikan, sementara yang lain dapat menyebabkan penyakit genetik atau menghasilkan
variasi dalam sifat-sifat individu atau populasi. Dalam beberapa kasus, mutasi genetik dapat
menghasilkan keuntungan evolusioner dengan menghasilkan sifat yang menguntungkan
dalam lingkungan tertentu.

58 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. Jenis-jenis mutasi genetic

Ada beberapa jenis mutasi genetik yang dapat terjadi, tergantung pada jenis perubahan
yang terjadi dalam urutan nukleotida DNA. Berikut ini adalah beberapa jenis mutasi genetik
yang umum:

1. Mutasi Substitusi:

o Mutasi Missense: Salah satu nukleotida diganti dengan nukleotida lain,


mengubah satu asam amino dalam protein yang dihasilkan.

o Mutasi Nonsense: Salah satu nukleotida diganti dengan nukleotida stop


prematur, menghasilkan kodon stop yang tidak seharusnya dan
mempersingkat protein yang dihasilkan.

o Mutasi Silent: Substitusi nukleotida tidak mengubah asam amino dalam


protein yang dihasilkan.

2. Mutasi Delesi dan Insersi:

o Mutasi Delesi: Satu atau beberapa nukleotida dihapus dari urutan DNA.

o Mutasi Insersi: Satu atau beberapa nukleotida ditambahkan ke dalam urutan


DNA.

3. Mutasi Duplikasi:

o Duplikasi: Segmen DNA tertentu terduplikasi, menghasilkan salinan tambahan


gen atau fragmen gen.

4. Mutasi Inversi:

o Inversi: Segmen DNA dipotong dan digabungkan kembali dalam urutan yang
terbalik.

5. Mutasi Translokasi:

o Translokasi: Segmen DNA pindah dari satu kromosom ke kromosom lain.

6. Mutasi Framshift:

o Mutasi Insertion atau Deletion (Indel): Penambahan atau penghapusan


nukleotida dalam jumlah yang tidak kelipatan tiga, menggeser bingkai
pembacaan genetik dan menghasilkan perubahan drastis pada sintesis
protein.

7. Mutasi Gen atau Kromosom:

o Mutasi Gen: Perubahan dalam gen tunggal, seperti perubahan urutan


nukleotida atau struktur genetik.

o Mutasi Kromosom: Perubahan dalam struktur atau jumlah kromosom, seperti


delesi, duplikasi, inversi, atau translokasi.

8. Mutasi Germline dan Mutasi Somatik:

59 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

o Mutasi Germline: Mutasi yang terjadi pada sel-sel reproduktif (sperma atau sel
telur) dan dapat diturunkan kepada keturunan.

o Mutasi Somatik: Mutasi yang terjadi pada sel tubuh non-reproduktif dan tidak
dapat diturunkan kepada keturunan.

Mutasi genetik dapat memiliki berbagai efek, mulai dari tidak memiliki efek yang signifikan,
hingga menyebabkan penyakit genetik atau menghasilkan variasi dalam sifat-sifat individu
atau populasi. Efek mutasi tergantung pada jenis mutasi, lokasi dalam gen atau kromosom,
dan dampaknya terhadap fungsi protein atau pengaturan genetik.

3. Dampak mutasi genetik pada makhluk hidup

Dampak mutasi genetik pada makhluk hidup dapat bervariasi tergantung pada jenis mutasi,
lokasi mutasi, dan dampaknya terhadap fungsi gen atau protein. Berikut adalah beberapa
dampak yang mungkin terjadi akibat mutasi genetik:

1. Perubahan Fenotipe: Mutasi genetik dapat menghasilkan perubahan pada fenotipe,


yaitu sifat-sifat yang dapat dilihat atau diamati pada organisme. Perubahan ini dapat
termasuk perubahan dalam warna, bentuk, ukuran, atau struktur organisme.

2. Penyakit Genetik: Mutasi genetik dapat menyebabkan penyakit genetik yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan fungsi organisme. Contoh penyakit genetik termasuk
fibrosis kistik, talasemia, dystrofi otot, dan sebagainya. Mutasi yang mengganggu
fungsi protein atau pengaturan genetik yang penting dapat menyebabkan penyakit
ini.

3. Keuntungan Evolusioner: Beberapa mutasi genetik dapat memberikan keuntungan


evolusioner bagi organisme. Misalnya, mutasi yang menghasilkan resistensi
terhadap penyakit atau kondisi lingkungan tertentu dapat memberikan keunggulan
dalam kelangsungan hidup dan reproduksi.

4. Kerentanan terhadap Penyakit: Sebaliknya, mutasi genetik juga dapat meningkatkan


kerentanan terhadap penyakit atau kondisi tertentu. Mutasi yang mengganggu sistem
pertahanan tubuh atau fungsi organisme yang penting dapat membuat individu lebih
rentan terhadap infeksi atau penyakit lainnya.

5. Ketidakmampuan Bertahan Hidup: Beberapa mutasi genetik dapat mengganggu


fungsi vital dan menyebabkan individu tidak dapat bertahan hidup. Misalnya, mutasi
yang mengganggu perkembangan organ vital atau fungsi vital tertentu dapat
menyebabkan kematian embrio atau bayi yang baru lahir.

6. Variasi Genetik dalam Populasi: Mutasi genetik merupakan sumber utama variasi
genetik dalam populasi. Variasi genetik ini penting dalam evolusi karena memberikan
bahan mentah untuk seleksi alam dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah.

Penting untuk dicatat bahwa dampak mutasi genetik tidak selalu negatif. Beberapa mutasi
dapat memberikan keuntungan selektif dan menyebabkan perubahan positif pada
organisme. Namun, mutasi yang mengganggu fungsi vital atau menghasilkan perubahan
yang merugikan cenderung dieliminasi oleh seleksi alam.

60 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

LATIHAN

SOAL

1. Pewarisan sifat pada makhluk hidup terjadi melalui:


a. Rekombinasi genetik
b. Mutasi genetik
c. Pembelahan sel
d. Pewarisan lingkungan
2. Gen adalah:
a. Bagian terkecil dari kromosom
b. Molekul yang menyimpan informasi genetik
c. Pewaris sifat dalam makhluk hidup
d. Perubahan dalam urutan nukleotida DNA
3. Pewarisan sifat pada manusia dapat mengikuti tipe pewarisan:
a. Autosom dominan, autosom resesif, dan pewarisan terkait kelamin
b. Autosom dominan, autosom resesif, dan pewarisan lingkungan
c. Pewarisan dominan, pewarisan resesif, dan pewarisan ganda
d. Pewarisan resesif, pewarisan dominan, dan pewarisan terkait kelamin
4. Mutasi genetik adalah:
a. Pewarisan sifat yang terjadi pada makhluk hidup
b. Perubahan dalam urutan nukleotida DNA
c. Efek lingkungan pada ekspresi gen
d. Proses rekombinasi genetik
5. Pewarisan sifat pada manusia yang terjadi melalui kromosom X disebut:
a. Pewarisan autosom dominan
b. Pewarisan allosom dominan
c. Pewarisan allosom resesif
d. Pewarisan terkait kelamin
6. Jenis mutasi yang menggantikan satu nukleotida dengan nukleotida lain dalam
urutan DNA disebut:
a. Mutasi inversi
b. Mutasi substitusi
c. Mutasi delesi
d. Mutasi insersi
7. Dampak mutasi genetik yang dapat terjadi pada makhluk hidup meliputi:
a. Perubahan fenotipe, penyakit genetik, dan keuntungan evolusioner
b. Hanya perubahan fenotipe
c. Hanya penyakit genetik
d. Hanya keuntungan evolusioner
8. Pewarisan sifat dominan terjadi ketika:
a. Alel dominan mengalami mutasi
b. Alel dominan menguasai alel resesif dalam menentukan fenotipe
c. Alel dominan mengalami inversi
d. Alel dominan mengalami substitusi

61 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

9. Jenis pewarisan sifat yang terjadi pada kromosom seks manusia adalah:
a. Pewarisan autosom dominan
b. Pewarisan autosom resesif
c. Pewarisan allosom dominan
d. Pewarisan allosom resesif
10. Pewarisan sifat resesif terjadi ketika:
a. Alel resesif mengalami mutasi
b. Alel resesif menguasai alel dominan dalam menentukan fenotipe
c. Alel resesif mengalami inversi
d. Alel resesif mengalami substitusi
11. Sifat-sifat yang diwariskan dari orangtua ke anak melalui gen disebut sebagai?
a. Genotipe
b. Fenotipe
c. Pewarisan Genetik
d. Mutasi Genetik
12. Pada manusia, jenis pewarisan sifat yang ditentukan oleh pasangan alel pada
kromosom seks disebut sebagai?
a. Pewarisan Autosom Dominan
b. Pewarisan Autosom Resesif
c. Pewarisan Terkait Kelamin
d. Pewarisan Terkait Genotipe
13. Pada manusia, pewarisan sifat jenis darah ABO mengikuti pola pewarisan sifat?
a. Autosom Dominan
b. Autosom Resesif
c. Terkait Kelamin
d. Poligenik
14. Apa yang terjadi pada fenotipe individu ketika ada alel dominan dan alel resesif dalam
genotipe individu?
a. Alel dominan akan menguasai alel resesif dalam menentukan fenotipe.
b. Alel resesif akan menguasai alel dominan dalam menentukan fenotipe.
c. Alel dominan dan alel resesif akan berinteraksi secara seimbang dalam
menentukan fenotipe.
d. Fenotipe tidak akan dipengaruhi oleh kombinasi alel dominan dan alel resesif.
15. Perubahan dalam urutan nukleotida DNA yang menghasilkan perubahan pada
struktur atau fungsi protein disebut sebagai?
a. Genotipe
b. Fenotipe
c. Mutasi Genetik
d. Pewarisan Genetik

62 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

ESSAY

Soal

1. Jelaskan konsep dasar gen dan bagaimana gen berperan dalam pewarisan sifat
pada manusia.

2. Apa perbedaan antara pewarisan sifat dominan dan resesif? Berikan contoh untuk
masing-masing jenis pewarisan sifat.

3. Jelaskan tipe pewarisan sifat terkait X pada manusia dan bagaimana pola pewarisan
sifat ini terjadi.

4. Apa yang dimaksud dengan mutasi genetik? Jelaskan dampak mutasi genetik pada
makhluk hidup.

5. Jelaskan perbedaan antara mutasi gen somatik dan mutasi gen germinal.

6. Apa yang dimaksud dengan mutasi kromosom dan sebutkan dua jenis mutasi
kromosom yang umum.

7. Jelaskan penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman.

8. Apa peran DNA dalam pewarisan sifat pada makhluk hidup?

9. Jelaskan jenis pewarisan sifat manusia yang melibatkan alel dominan dan alel
resesif.

10. Apa perbedaan antara pewarisan sifat pada manusia dengan pewarisan sifat pada
organisme lain?

63 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

II. Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari

A. Pengantar

1. Definisi listrik statis

Listrik statis adalah kondisi ketika muatan listrik terakumulasi pada suatu benda atau
permukaan secara tidak seimbang. Ini terjadi ketika ada perbedaan dalam jumlah elektron
yang dipindahkan antara dua objek atau benda. Ketika benda memiliki muatan listrik yang
tidak seimbang, itu dapat menyebabkan efek listrik seperti tarikan atau tolakan antara
benda-benda tersebut. Listrik statis terjadi karena interaksi antara muatan listrik pada atom
atau molekul di permukaan benda. Atom terdiri dari proton yang bermuatan positif, neutron
yang tidak bermuatan, dan elektron yang bermuatan negatif. Ketika benda bergesekan atau
berinteraksi satu sama lain, elektron dapat dipindahkan dari satu benda ke benda lain,
menghasilkan perbedaan muatan antara keduanya. Muatan listrik yang terakumulasi pada
permukaan benda dapat menciptakan gaya tarik atau tolakan. Misalnya, jika dua benda
memiliki muatan listrik yang sejenis (positif-positif atau negatif-negatif), mereka akan saling
tolak-menolak karena muatan yang sama jenisnya. Sebaliknya, jika dua benda memiliki
muatan yang berlawanan (positif-negatif), mereka akan saling tarik-menarik karena muatan
yang berbeda jenisnya. Listrik statis dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat
menggosok benda-benda tertentu seperti balon pada rambut atau kain wol pada benda lain,
yang menyebabkan muatan listrik terakumulasi. Fenomena ini juga dapat menyebabkan
kipas rambut menempel pada dinding, lampu neon yang menyala saat disentuh, atau kentut
listrik (ledakan kecil listrik) saat menyentuh benda tertentu.

Penting untuk diingat bahwa listrik statis hanya terjadi ketika muatan listrik tidak seimbang
pada benda atau permukaan, dan muatan tersebut dapat berpindah atau saling berinteraksi
dengan benda atau permukaan lainnya.

2. Perbedaan antara listrik statis dan arus listrik

Perbedaan antara listrik statis dan arus listrik terletak pada aliran muatan listrik dan apakah
aliran tersebut terjadi secara terus-menerus atau tidak. Berikut adalah perbedaan antara
keduanya:

Listrik Statis:

1. Aliran Muatan: Pada listrik statis, muatan listrik terakumulasi pada suatu benda atau
permukaan secara tidak seimbang. Namun, muatan listrik tersebut tidak mengalir
melalui suatu rangkaian atau konduktor.

2. Tidak Ada Aliran Terus-Menerus: Muatan listrik yang terakumulasi pada benda atau
permukaan dalam keadaan statis tidak mengalir secara terus-menerus. Muatan tetap
berada di tempatnya sampai ada interaksi atau pemisahan dengan benda lain.

3. Tegangan Statis: Tidak ada tegangan atau beda potensial yang terjadi dalam listrik
statis karena tidak ada aliran muatan listrik. Tegangan atau beda potensial hanya
ada saat muatan listrik mengalir melalui rangkaian tertutup.

64 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

4. Interaksi Muatan: Listrik statis dapat menyebabkan interaksi antara muatan yang
serupa atau berbeda pada benda atau permukaan yang terpengaruh. Muatan yang
sama jenisnya akan tolak-menolak, sedangkan muatan yang berbeda jenisnya akan
saling tarik-menarik.

Arus Listrik:

1. Aliran Muatan: Pada arus listrik, muatan listrik mengalir melalui rangkaian atau
konduktor dalam suatu jalur tertentu. Elektron adalah partikel yang paling umum yang
membawa muatan negatif dalam arus listrik.

2. Aliran Terus-Menerus: Arus listrik melibatkan aliran terus-menerus dari muatan listrik
melalui kawat atau konduktor dalam rangkaian tertutup. Arus listrik bergerak dari
daerah dengan potensial listrik tinggi ke daerah dengan potensial listrik rendah.

3. Tegangan Listrik: Arus listrik dihasilkan oleh perbedaan potensial atau tegangan
listrik antara dua titik dalam rangkaian. Tegangan menyebabkan muatan listrik
bergerak dan aliran arus terjadi.

4. Daya Listrik: Arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian menghasilkan daya
listrik, yang merupakan energi yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh muatan listrik
dalam satuan waktu.

Perbedaan antara listrik statis dan arus listrik terletak pada apakah ada aliran terus-menerus
dari muatan listrik melalui suatu rangkaian atau tidak. Listrik statis melibatkan muatan yang
terakumulasi secara tidak seimbang tanpa adanya aliran muatan yang berkelanjutan,
sedangkan arus listrik melibatkan aliran terus-menerus dari muatan listrik melalui suatu
rangkaian tertutup.

B. Pembentukan Listrik Statis

1. Proses pembentukan listrik statis

Pembentukan listrik statis melibatkan beberapa proses yang dapat menyebabkan muatan
listrik terakumulasi pada suatu benda atau permukaan. Berikut adalah beberapa proses
utama dalam pembentukan listrik statis:

1. Goresan atau Gesekan: Proses ini terjadi ketika dua benda bergerak satu sama lain
atau bersentuhan dengan gesekan antara permukaan mereka. Selama proses
gesekan, ada transfer elektron antara permukaan benda, menyebabkan satu benda
kehilangan elektron dan yang lainnya mendapatkan elektron. Hal ini menyebabkan
muatan listrik yang tidak seimbang dan pembentukan listrik statis.

2. Pemisahan atau Pemindahan Elektron: Ketika dua benda yang semula memiliki
muatan netral berdekatan, muatan listrik dapat dipisahkan atau dipindahkan dari satu
benda ke benda lainnya. Misalnya, ketika sebuah benda yang bermuatan netral
mendekati benda bermuatan, muatan listrik akan terpolarisasi dan dapat terjadi
pemindahan elektron antara keduanya.

3. Induksi Elektrostatik: Proses ini terjadi ketika suatu benda bermuatan didekatkan ke
benda yang netral. Muatan listrik pada benda bermuatan akan mempengaruhi
distribusi muatan pada benda netral, menyebabkan muatan listrik terakumulasi di
permukaan benda netral.

65 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

4. Kontak dengan Bahan Muatan: Ketika suatu benda bermuatan menyentuh atau
berdekatan dengan bahan yang mudah mengalami pemindahan elektron, seperti
logam atau konduktor, muatan listrik dari benda bermuatan dapat ditransfer ke bahan
tersebut.

Setelah terjadi akumulasi muatan listrik, benda atau permukaan tersebut menjadi
bermuatan statis. Muatan listrik ini tetap berada pada benda atau permukaan sampai ada
interaksi atau pemisahan dengan benda lain yang dapat menyebabkan muatan listrik
berpindah atau menyamakan kembali dengan netral.

Penting untuk diingat bahwa proses pembentukan listrik statis melibatkan perpindahan atau
redistribusi elektron pada benda atau permukaan. Perbedaan muatan listrik menyebabkan
interaksi elektrostatis antara benda atau permukaan yang terpengaruh.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan listrik statis

Pembentukan listrik statis dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memengaruhi
akumulasi muatan listrik pada suatu benda atau permukaan. Berikut adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi pembentukan listrik statis:

1. Material atau Sifat Benda: Sifat bahan atau material dari benda yang terlibat dalam
proses dapat mempengaruhi pembentukan listrik statis. Beberapa material, seperti
kaca atau plastik, cenderung mengakumulasi muatan listrik lebih baik daripada
material lainnya. Material yang memiliki kecenderungan tinggi untuk memperoleh
atau melepaskan elektron akan menyebabkan pembentukan listrik statis yang lebih
signifikan.

2. Kelembaban: Tingkat kelembaban di lingkungan dapat mempengaruhi pembentukan


listrik statis. Kelembaban yang tinggi dapat membantu konduktivitas dan
menghilangkan muatan listrik yang terakumulasi lebih cepat. Sebaliknya,
kelembaban yang rendah dapat meningkatkan potensi terjadinya listrik statis karena
rendahnya konduktivitas udara yang menghambat hilangnya muatan listrik.

3. Luas Permukaan: Luas permukaan yang bersentuhan atau berinteraksi dapat


mempengaruhi pembentukan listrik statis. Semakin besar luas permukaan yang
terlibat dalam gesekan atau interaksi, semakin besar kemungkinan muatan listrik
terakumulasi.

4. Suhu: Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan listrik statis. Pada suhu yang
lebih tinggi, elektron dapat memiliki energi kinetik yang lebih besar, sehingga lebih
mudah untuk melakukan perpindahan elektron antar permukaan benda. Namun,
suhu yang sangat rendah juga dapat mempengaruhi pembentukan listrik statis
karena konduktivitas material dapat berubah.

5. Gerakan dan Gesekan: Gerakan atau gesekan antara dua benda atau permukaan
dapat memicu pembentukan listrik statis. Ketika dua benda bersentuhan dan
digerakkan satu sama lain, gesekan antara permukaan dapat menyebabkan
perpindahan elektron dan akumulasi muatan listrik yang tidak seimbang.

6. Lingkungan Elektrostatik: Lingkungan elektrostatik di sekitar benda juga dapat


mempengaruhi pembentukan listrik statis. Misalnya, jika ada medan listrik yang kuat
di sekitar benda atau permukaan, hal itu dapat mempengaruhi pemindahan atau
akumulasi muatan listrik pada benda tersebut.
66 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Faktor-faktor ini dapat berinteraksi secara kompleks dan memengaruhi sejauh mana
muatan listrik terakumulasi dan bertahan pada benda atau permukaan. Penting untuk
memahami faktor-faktor ini dalam konteks pembentukan listrik statis dan bagaimana mereka
dapat mempengaruhi interaksi elektrostatis.

3. Contoh-contoh pembentukan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari

Berikut adalah beberapa contoh pembentukan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menggosok Balon di Rambut: Saat menggosok balon di rambut, balon dan rambut
saling bersentuhan dan bergerak satu sama lain. Gesekan antara balon dan rambut
mengakibatkan pemindahan elektron, sehingga balon menjadi bermuatan listrik
negatif dan rambut menjadi bermuatan positif. Akibatnya, balon dapat menempel
pada rambut yang terpengaruh oleh medan listrik statis.

2. Mengeluarkan Pakaian dari Mesin Pengering: Ketika Anda mengeluarkan pakaian


dari mesin pengering, pakaian seringkali terkumpul muatan listrik statis. Hal ini terjadi
karena gesekan antara pakaian dengan mesin pengering atau antara pakaian itu
sendiri. Muatan listrik yang terakumulasi pada pakaian menyebabkan pakaian
menempel pada tubuh atau benda lain ketika dikenakan.

3. Sentuhan Kain Wol atau Plastik: Kain wol atau bahan plastik cenderung memperoleh
muatan listrik statis dengan mudah. Misalnya, saat Anda menyentuh permukaan kain
wol atau bahan plastik tertentu, seperti karpet atau jok mobil, gesekan antara tangan
dan permukaan tersebut dapat menghasilkan akumulasi muatan listrik statis. Hal ini
bisa menyebabkan sensasi kejutan kecil saat menyentuh benda lain atau orang lain.

4. Sentuhan Benda Logam setelah Menggosok Kaki di Lantai: Setelah berjalan atau
menggosok kaki di lantai yang kering, terutama di lantai yang terbuat dari bahan
seperti karpet atau vinil, muatan listrik statis dapat terakumulasi pada tubuh. Ketika
Anda menyentuh benda logam, seperti gagang pintu atau keran air, muatan listrik
statis yang terakumulasi di tubuh dapat menyebabkan kejutan listrik ringan.

5. Menggosok Benda-Benda Plastik atau Kaca: Saat Anda menggosok benda-benda


seperti pena plastik atau benda kaca dengan kain kering, gesekan antara benda-
benda tersebut dapat menyebabkan pemindahan elektron dan akumulasi muatan
listrik statis. Muatan listrik yang terakumulasi dapat menyebabkan benda-benda
tersebut menarik benda kecil, seperti potongan kertas atau serpihan plastik.

6. Menggunakan Kipas Angin Plastik: Ketika Anda menggunakan kipas angin yang
terbuat dari plastik, muatan listrik statis dapat terakumulasi pada permukaan kipas.
Akibatnya, benda-benda kecil seperti serpihan kertas atau debu dapat tertarik pada
permukaan kipas.

7. Menggunakan Sarung Tangan Karet: Saat menggunakan sarung tangan karet,


gesekan antara sarung tangan dan benda lainnya dapat menyebabkan muatan listrik
statis terakumulasi pada permukaan sarung tangan. Ini dapat menyebabkan benda-
benda kecil, seperti helai rambut atau serpihan plastik, tertarik atau menempel pada
sarung tangan.

8. Menggunakan Kain Pembersih Elektrostatik: Kain pembersih elektrostatik, seperti


Swiffer, dirancang untuk menarik debu dan kotoran dengan bantuan muatan listrik
statis. Kain tersebut memiliki permukaan yang dapat menghasilkan gesekan dan
67 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

akumulasi muatan listrik statis, sehingga dapat menarik partikel kecil pada
permukaannya.

Inilah beberapa contoh pembentukan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena
ini menggambarkan bagaimana gesekan atau interaksi antara benda dapat menghasilkan
muatan listrik statis yang dapat mempengaruhi interaksi elektrostatis dengan benda-benda
lainnya.

C. Dampak Listrik Statis pada Kehidupan Sehari-hari

1. Bahaya listrik statis dalam industri dan rumah tangga

Listrik statis dapat menyebabkan beberapa bahaya potensial dalam industri dan rumah
tangga. Berikut ini adalah beberapa bahaya yang terkait dengan listrik statis:

1. Kebakaran: Listrik statis dapat memicu percikan listrik yang dapat menyebabkan
kebakaran jika terjadi di dekat bahan yang mudah terbakar atau bahan berbahaya.
Misalnya, dalam industri kimia atau minyak dan gas, kehadiran listrik statis dapat
menyebabkan percikan yang memicu reaksi kimia berbahaya dan kebakaran.

2. Ledakan: Lingkungan dengan atmosfer yang mudah terbakar, seperti ruang yang
mengandung gas, uap, atau debu mudah terbakar, rentan terhadap ledakan yang
disebabkan oleh listrik statis. Ketika muatan listrik statis mencapai batas yang cukup
tinggi, mereka dapat menyebabkan percikan atau busur listrik yang memicu ledakan.

3. Kecelakaan Kerja: Dalam industri, listrik statis dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Misalnya, ketika seseorang bekerja dengan bahan yang mudah terbakar atau bahan
berbahaya, jika ada muatan listrik statis pada tubuh atau peralatan kerja, dapat terjadi
percikan yang menyebabkan kebakaran atau bahaya lainnya.

4. Kerusakan pada Perangkat Elektronik: Muatan listrik statis dapat merusak perangkat
elektronik yang sensitif. Ketika muatan statis mentransfer ke perangkat seperti
komputer, telepon, atau peralatan elektronik lainnya, dapat menyebabkan kerusakan
pada komponen elektronik yang sensitif, seperti mikroprosesor atau sirkuit
terintegrasi.

5. Kejutan Listrik: Listrik statis dapat menyebabkan kejutan listrik yang tidak
menyenangkan. Misalnya, saat Anda menyentuh permukaan benda yang bermuatan
statis, Anda dapat merasakan sensasi kejutan atau tegangan listrik ringan yang dapat
mengganggu kenyamanan dan kesehatan.

6. Gangguan pada Alat Pengukur: Dalam industri atau laboratorium, listrik statis dapat
mengganggu akurasi dan keandalan alat pengukur elektronik. Muatan listrik statis
yang terakumulasi pada peralatan pengukur atau sensor dapat menyebabkan
pembacaan yang tidak akurat atau mengganggu operasi normal alat.

7. Kerusakan pada Materi dan Produk: Listrik statis juga dapat menyebabkan
kerusakan pada bahan atau produk tertentu. Misalnya, pada industri manufaktur,
listrik statis dapat mengakumulasi muatan pada benda seperti film plastik, kertas,
atau bahan serbuk halus, yang dapat menyebabkan kerusakan, deformasi, atau
perubahan sifat bahan.

Penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk mengurangi


risiko bahaya yang terkait dengan listrik statis, terutama di lingkungan industri yang rentan
68 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

terhadap potensi ledakan atau kebakaran. Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung
yang tepat, penghilangan muatan statis, penggunaan sistem grounding yang baik, dan
pemahaman tentang pengelolaan risiko listrik statis dapat membantu mengurangi bahaya
yang terkait dengannya.

2. Perlindungan terhadap listrik statis

Untuk melindungi diri dan mengurangi risiko bahaya yang terkait dengan listrik statis, berikut
adalah beberapa langkah perlindungan yang dapat diambil:

1. Menggunakan Grounding yang Tepat: Pastikan sistem grounding yang tepat di


tempat. Hal ini melibatkan menghubungkan peralatan dan sistem listrik dengan
sistem grounding yang baik untuk mengalirkan muatan listrik yang tidak diinginkan
ke bumi. Grounding yang baik dapat membantu mencegah akumulasi muatan statis
pada peralatan atau benda-benda lain.

2. Menggunakan Peralatan dan Pakaian Antistatik: Dalam beberapa lingkungan kerja,


penggunaan peralatan dan pakaian antistatik dapat membantu menghilangkan atau
menghindari muatan statis. Peralatan antistatik termasuk alas tangan atau gelang
grounding, dan pakaian antistatik terbuat dari bahan yang mengalirkan muatan listrik
dengan baik.

3. Menghilangkan Kebutuhan akan Muatan Statis: Upaya harus dilakukan untuk


menghindari atau mengurangi situasi yang memicu akumulasi muatan statis. Ini
dapat melibatkan penggunaan produk atau peralatan yang dirancang untuk
menghilangkan muatan statis, seperti kain pembersih elektrostatik atau pelumasan
yang mengurangi gesekan.

4. Menjaga Kelembaban yang Tepat: Memastikan tingkat kelembaban yang memadai


di dalam ruangan dapat membantu mengurangi risiko listrik statis. Kelembaban yang
lebih tinggi dapat membantu meningkatkan konduktivitas udara dan membantu
dalam menghilangkan muatan statis.

5. Pemisahan dan Isolasi Bahan Mudah Terbakar: Jika ada bahan mudah terbakar di
sekitar, mereka harus dipisahkan dan diisolasi dari sumber muatan statis. Ini dapat
membantu mengurangi risiko kebakaran atau ledakan yang disebabkan oleh
percikan listrik.

6. Pelatihan Keselamatan: Memberikan pelatihan keselamatan yang tepat kepada


karyawan dan individu yang bekerja di lingkungan yang berisiko terhadap listrik statis
sangat penting. Pelatihan ini harus mencakup pengetahuan tentang bahaya listrik
statis, langkah-langkah pencegahan yang harus diambil, dan tindakan yang harus
diambil dalam situasi darurat.

7. Pemeliharaan yang Tepat: Melakukan pemeliharaan rutin pada peralatan listrik dan
sistem grounding untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik.
Memeriksa kabel dan konektor untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat
menyebabkan akumulasi muatan statis yang tidak terkendali.

Penting untuk mengadopsi langkah-langkah perlindungan yang sesuai terhadap listrik statis
sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan khusus. Setiap situasi harus dievaluasi dengan
cermat untuk mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mencegah bahaya yang terkait dengan listrik statis.
69 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Manfaat listrik statis dalam aplikasi teknologi

Listrik statis memiliki beberapa manfaat dalam aplikasi teknologi. Meskipun listrik statis
dapat menyebabkan bahaya jika tidak dikendalikan dengan baik, namun dalam beberapa
konteks teknologi, listrik statis dapat dimanfaatkan dengan sengaja untuk tujuan tertentu.
Berikut adalah beberapa manfaat listrik statis dalam aplikasi teknologi:

1. Pengisian Elektrostatik: Listrik statis dapat digunakan untuk mengisi atau mengisi
ulang perangkat elektronik yang membutuhkan muatan listrik statis, seperti
fotokopier dan printer. Pengisian elektrostatik ini membantu dalam transfer toner atau
tinta ke permukaan kertas.

2. Penyemprotan Elektrostatik: Dalam industri dan pertanian, penyemprotan


elektrostatik digunakan untuk aplikasi seperti pewarnaan dan pemercikan pestisida
atau pupuk. Dalam proses ini, partikel-partikel cairan atau bubuk bermuatan listrik
diberikan muatan listrik statis sebelum disemprotkan, sehingga mereka tertarik ke
permukaan yang dituju dengan lebih efisien dan merata.

3. Presisi Pemindahan Material: Listrik statis dapat digunakan dalam pemindahan atau
pemegangan material yang halus dan ringan, seperti lembaran kertas atau film
plastik. Dengan menggunakan gaya elektrostatik, material tersebut dapat dengan
hati-hati dipindahkan atau ditempatkan pada posisi yang diinginkan tanpa merusak
atau meringankan material.

4. Sistem Penangkapan Debu: Listrik statis dapat digunakan dalam sistem


penangkapan debu, di mana muatan listrik statis digunakan untuk menarik partikel
debu ke permukaan yang dilapisi dengan muatan berlawanan. Sistem penangkapan
debu ini membantu membersihkan udara dari partikel-partikel kecil dan menjaga
kualitas udara di lingkungan kerja.

5. Aplikasi Fotografi dan Pencetakan: Dalam bidang fotografi dan pencetakan, listrik
statis dapat digunakan untuk menghilangkan debu atau partikel yang tidak diinginkan
dari permukaan film atau kertas. Alat pembersih elektrostatik digunakan untuk
menarik debu dan partikel kecil lainnya dengan bantuan muatan listrik statis.

6. Pembersihan Elektronik: Muatan listrik statis dapat digunakan untuk membersihkan


permukaan elektronik yang sensitif, seperti motherboard atau papan sirkuit cetak.
Pembersihan elektrostatik ini membantu menghilangkan partikel-partikel kecil yang
dapat mengganggu kinerja perangkat elektronik.

7. Aplikasi Pertanian dan Hortikultura: Dalam pertanian dan hortikultura, listrik statis
dapat digunakan untuk menarik dan menghilangkan serangga berbahaya dari
tanaman. Dengan memberikan muatan listrik statis pada perangkat atau permukaan
tertentu, serangga dapat tertarik dan terjebak, membantu dalam pengendalian hama
tanaman.

Pemanfaatan listrik statis ini menunjukkan bahwa dalam konteks yang tepat, listrik statis
dapat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan berbagai proses teknologi. Penting
untuk memahami risiko yang terkait dengan listrik statis dan menerapkan langkah-langkah
pengendalian yang diperlukan untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif.

70 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

D. Penerapan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Printer dan fotokopi

Printer dan mesin fotokopi menggunakan listrik statis dalam beberapa aspek operasional
mereka. Berikut adalah beberapa cara di mana listrik statis digunakan dalam printer dan
fotokopi:

1. Pengisian Elektrostatik Toner: Dalam printer laser dan mesin fotokopi, toner
digunakan untuk mentransfer gambar atau teks ke media cetak, seperti kertas. Toner
adalah serbuk yang bermuatan listrik, dan proses pengisian elektrostatik digunakan
untuk mentransfer toner dari drum ke permukaan kertas. Permukaan drum diberi
muatan listrik dengan menggunakan suhu dan tekanan yang tepat sehingga toner
menempel pada drum sesuai dengan pola gambar atau teks yang akan dicetak.
Kemudian, toner ditransfer dari drum ke kertas dengan bantuan medan listrik yang
dihasilkan oleh drum yang bermuatan.

2. Pengisian Elektrostatik Kertas: Dalam beberapa mesin fotokopi, proses pengisian


elektrostatik juga digunakan untuk mempersiapkan kertas sebelum mencetak.
Sebuah muatan listrik kecil diberikan ke kertas untuk membuatnya lebih responsif
terhadap proses transfer toner. Hal ini membantu toner melekat pada kertas dengan
lebih baik dan menghasilkan kualitas cetakan yang lebih baik.

3. Penanganan Kertas: Dalam mesin fotokopi, proses penanganan kertas seperti


mengumpan atau menarik kertas menggunakan listrik statis. Muatan listrik statis
dihasilkan pada gulungan kertas atau bidang penarik, yang membantu dalam
menarik atau memegang kertas dengan kuat dan mencegah slip saat proses
pencetakan atau fotokopi.

4. Pembersihan Elektrostatik: Printer dan mesin fotokopi sering dilengkapi dengan


mekanisme pembersihan elektrostatik untuk menghilangkan debu dan partikel lain
yang dapat mengganggu kualitas cetakan. Meja kertas, drum, dan bagian-bagian
lainnya yang bermuatan listrik digunakan untuk menarik dan menghapus partikel-
partikel tersebut dari permukaan yang relevan.

Pemanfaatan listrik statis dalam printer dan mesin fotokopi membantu dalam transfer toner
yang tepat, memastikan hasil cetakan yang akurat, dan mencegah masalah seperti slip
kertas atau kontaminasi partikel. Namun, penting untuk memastikan perawatan dan
penggunaan yang tepat untuk menghindari bahaya listrik statis yang tidak diinginkan dan
mempertahankan kinerja yang baik dari peralatan tersebut.

71 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. Penjepit rambut listrik statis

Penjepit rambut listrik statis adalah alat kecantikan yang digunakan untuk menata atau
menahan rambut dalam gaya tertentu. Mereka biasanya terbuat dari bahan yang
menghasilkan muatan listrik statis ketika bersentuhan dengan rambut. Alat ini dapat
membantu mengontrol rambut dan membuatnya tetap dalam posisi yang diinginkan. Ketika
rambut atau kulit kepala bersentuhan dengan penjepit rambut yang bermuatan listrik statis,
muatan listrik tersebut mempengaruhi rambut dan membantu menjaga rambut tetap di
tempatnya.

Penggunaan penjepit rambut listrik statis dapat memberikan beberapa manfaat, seperti:

1. Menjaga Gaya Rambut: Penjepit rambut listrik statis membantu menjaga gaya
rambut yang diinginkan. Muatan listrik statis pada penjepit rambut mempengaruhi
rambut, membuatnya tetap dalam posisi tertentu, dan mencegah rambut berantakan
atau lepas.

2. Tahan Lama: Dengan bantuan muatan listrik statis, penjepit rambut dapat membantu
gaya rambut tetap tahan lama. Muatan listrik membantu mempertahankan bentuk
rambut dan mengurangi kemungkinan rambut kembali ke posisi semula.

3. Penahan Rambut yang Kuat: Penjepit rambut listrik statis biasanya memiliki
pegangan yang kuat pada rambut, sehingga mencegah rambut melorot atau
berantakan. Mereka dapat membantu membuat gaya rambut lebih rapi dan teratur.

4. Kepraktisan: Penjepit rambut listrik statis mudah digunakan dan cocok untuk
berbagai gaya rambut. Mereka tersedia dalam berbagai bentuk, ukuran, dan gaya,
yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan
preferensi mereka.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan penjepit rambut listrik statis juga dapat
menyebabkan beberapa masalah, terutama jika tidak digunakan dengan hati-hati. Misalnya,
jika terlalu banyak muatan listrik statis digunakan pada rambut, hal itu dapat menyebabkan
rambut menjadi kusut atau kering. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan penjepit
rambut listrik statis dengan bijaksana dan mengikuti petunjuk penggunaan yang disediakan
oleh produsen.

72 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Penyamakan warna cat mobil

Penyamakan warna cat mobil adalah proses untuk mengembalikan atau menyamakan
warna cat mobil yang rusak atau terkelupas. Saat mobil mengalami goresan, kerusakan cat,
atau jika perlu mengganti bagian tertentu yang memiliki warna yang tidak sesuai dengan
bagian lainnya, penyamakan warna cat diperlukan untuk menciptakan keseragaman
tampilan.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses penyamakan warna cat mobil:

1. Pembersihan: Bersihkan permukaan yang akan disamakan dengan hati-hati.


Pastikan tidak ada kotoran, debu, minyak, atau kontaminan lainnya pada permukaan
cat. Gunakan pembersih mobil yang sesuai dan lap bersih untuk membersihkan area
yang akan diwarnai.

2. Pemilihan Warna: Tentukan warna yang sesuai dengan cat asli mobil Anda. Ini dapat
dilakukan dengan mengacu pada kode warna mobil atau menggunakan sampel cat
yang serupa dengan cat asli. Anda dapat menghubungi produsen mobil atau bengkel
cat profesional untuk mendapatkan saran yang lebih baik dalam pemilihan warna
yang akurat.

3. Persiapan Cat: Campur cat dengan benar sesuai petunjuk produsen. Pastikan untuk
menggunakan cat yang tepat dan berkualitas yang sesuai dengan merek dan jenis
cat mobil yang Anda gunakan.

4. Aplikasi Cat: Gunakan teknik aplikasi yang tepat untuk menyamakan warna cat. Anda
dapat menggunakan kuas, sprayer, atau alat aplikasi cat lainnya, tergantung pada
preferensi dan kondisi permukaan yang akan dicat. Pastikan untuk melapisi area
yang perlu disamakan dengan warna cat yang merata dan tipis.

5. Pengeringan dan Finishing: Biarkan cat kering sesuai dengan petunjuk produsen.
Setelah kering, periksa apakah warna sudah sama dengan cat asli atau tidak. Jika
perlu, lakukan pengamplasan halus dan pengaplikasian cat tambahan hingga warna
menjadi seragam.

6. Pelapisan Pelindung: Setelah warna sudah sama dengan cat asli, lakukan pelapisan
pelindung dengan menggunakan lapisan clear coat atau pelapisan pelindung lainnya
untuk melindungi warna cat baru dan memberikan kilau yang sejalan dengan cat asli.

Penting untuk diingat bahwa penyamakan warna cat mobil merupakan proses yang rumit
dan memerlukan keahlian yang tepat. Jika Anda tidak yakin atau tidak memiliki pengalaman
yang cukup, disarankan untuk mendapatkan bantuan dari bengkel cat profesional yang
dapat menangani penyamakan warna dengan baik dan memberikan hasil yang
memuaskan.

73 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

III. Latihan

Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahaya listrik statis dan sebutkan dua contoh
bahaya listrik statis dalam kehidupan sehari-hari.
2. Jelaskan mengapa listrik statis dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat
elektronik, dan berikan contoh perangkat elektronik yang rentan terhadap bahaya
tersebut.
3. Jelaskan potensi bahaya ledakan atau kebakaran yang dapat disebabkan oleh listrik
statis dan berikan contoh situasi di mana bahaya tersebut mungkin terjadi.
4. Jelaskan mengapa grounding penting dalam mengurangi bahaya listrik statis, dan
bagaimana grounding dapat dilakukan untuk melindungi dari bahaya tersebut.
5. Jelaskan bagaimana listrik statis dapat menyebabkan gangguan pada peralatan
elektronik dalam lingkungan industri, dan berikan contoh gangguan yang mungkin
terjadi.
6. Jelaskan mengapa penting untuk menjaga kelembaban yang tepat di lingkungan
untuk mengurangi risiko bahaya listrik statis, dan bagaimana kelembaban yang
rendah dapat meningkatkan risiko tersebut.
7. Jelaskan mengapa rambut sering menjadi bermuatan statis, dan bagaimana efeknya
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Jelaskan bagaimana bahaya listrik statis dapat mempengaruhi kinerja sistem
elektronik kompleks di lingkungan industri.
9. Jelaskan mengapa penting untuk menggunakan alas kaki anti-statis dalam
lingkungan di mana bahaya listrik statis mungkin terjadi, dan bagaimana alas kaki
tersebut dapat melindungi kita.
10. Jelaskan mengapa penggunaan bahan yang mudah terbakar harus dihindari di dekat
muatan statis, dan berikan contoh bahan yang mudah terbakar yang harus
diwaspadai.
11. Mengapa perangkat elektronik sensitif rentan terhadap kerusakan akibat listrik statis?
Jelaskan mengapa muatan statis dapat merusak sirkuit elektronik internal.
12. Apa bahaya yang mungkin terjadi jika listrik statis menyebabkan ledakan atau
kebakaran? Berikan contoh situasi di mana ledakan atau kebakaran dapat terjadi
akibat listrik statis.
13. Bagaimana listrik statis dapat mengganggu kinerja sistem elektronik kompleks?
Jelaskan dampak listrik statis pada peralatan dan sirkuit elektronik.
14. Apa saja risiko luka listrik yang dapat timbul akibat muatan listrik statis yang tinggi
pada tubuh manusia? Jelaskan potensi kerusakan yang mungkin terjadi pada
jaringan tubuh.
15. Bagaimana muatan statis pada rambut atau pakaian dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan gangguan sehari-hari? Jelaskan fenomena seperti rambut
berantakan atau pakaian menempel.

74 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

IV. Uji kompetensi

a. Pilihan ganda

b. Essay

a. Pilihan ganda

Soal

1. Pewarisan sifat pada makhluk hidup melibatkan transfer materi genetik melalui apa?

a. RNA
b. DNA
c. Protein
d. Lipid

2. Unit dasar pewarisan sifat disebut apa?

a. Gen
b. Alel
c. Kromosom
d. DNA

3. Alel adalah bentuk alternatif dari apa?

a. Gen
b. Kromosom
c. DNA
d. Protein

4. Alel yang dominan akan muncul jika individu memiliki berapa salinan alel tersebut?

a. Nol salinan
b. Satu salinan
c. Dua salinan
d. Tiga salinan

5. Pewarisan sifat yang melibatkan kombinasi alel dominan dan resesif disebut?

a. Pewarisan dominan
b. Pewarisan resesif
c. Pewarisan semi-dominan
d. Pewarisan korelasi

6. Pewarisan sifat melalui kromosom non-seks disebut?

a. Pewarisan autosom
b. Pewarisan allosom
c. Pewarisan seksual
d. Pewarisan gonosom

75 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

7. Pewarisan sifat melalui kromosom seks disebut?

a. Pewarisan autosom
b. Pewarisan allosom
c. Pewarisan seksual
d. Pewarisan gonosom

8. Pada manusia, kromosom X ditemukan pada laki-laki atau perempuan?

a. Laki-laki
b. Perempuan
c. Keduanya
d. Tidak ada

9. Pewarisan sifat pada manusia melibatkan interaksi antara faktor apa?

a. Genetik dan lingkungan


b. Gen dan protein
c. Alel dan RNA
d. Alel dan lingkungan

10. Bagaimana pewarisan sifat yang kompleks dapat dipengaruhi?

a. Interaksi banyak gen dan faktor lingkungan


b. Jumlah alel yang terlibat
c. Panjang kromosom
d. Ukuran sel

11. Dampak listrik statis yang umum terjadi adalah?

a. Kejutan statis
b. Kekurangan vitamin
c. Gangguan hormonal
d. Kekurangan energi

12. Listrik statis dapat merusak peralatan elektronik sensitif. Apa yang dapat
menyebabkan kerusakan tersebut?

a. Pemindahan muatan listrik


b. Kenaikan suhu
c. Penurunan kelembaban
d. Efek radiasi

13. Muatan statis yang terakumulasi pada pakaian dapat menyebabkan masalah apa?

a. Pakaian menempel pada tubuh


b. Pakaian kusut
c. Pakaian menjadi terlalu longgar
d. Pakaian menjadi berat

76 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

14. Listrik statis dapat menyebabkan bahaya apa dalam industri minyak dan gas?

a. Kebakaran
b. Polusi udara
c. Gangguan sinyal komunikasi
d. Kerusakan tanah

15. Apa dampak negatif listrik statis pada perangkat medis sensitif?

a. Gangguan sinyal GPS


b. Kegagalan sistem komputer
c. Gangguan pada fungsi perangkat medis
d. Penurunan kualitas jaringan telepon

16. produksi elektronik?

a. Mengurangi efisiensi energi


b. Mengganggu saluran komunikasi
c. Menarik partikel debu
d. Merusak komponen elektronik

17. Bagaimana listrik statis dapat membantu dalam pengendalian debu di industri?

a. Menghasilkan energi listrik


b. Mempercepat proses produksi
c. Menarik partikel debu ke permukaan
d. Meningkatkan kualitas udara

18. Perlindungan ESD digunakan untuk melindungi apa?

a. Bahan kimia berbahaya


b. Perangkat elektronik sensitif
c. Kualitas udara
d. Kehidupan hewan

19. Pengukuran muatan listrik statis pada suatu objek menggunakan apa?

a. Voltmeter
b. Termometer
c. Amperemeter
d. Barometer

20. Pelapisan elektrostatik digunakan dalam industri apa?

a. Industri farmasi
b. Industri penerbangan
c. Industri makanan dan minuman
d. Industri otomotif

77 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

21. Gen adalah unit dasar pewarisan sifat yang terletak pada molekul apa?

a. RNA
b. DNA
c. Protein
d. Gula nukleotida

22. Apa istilah untuk bentuk alternatif dari suatu gen?

a. Alel
b. Homozigot
c. Heterozigot
d. Kromosom

23. Jika individu memiliki dua alel yang sama untuk suatu sifat, ia disebut sebagai apa?

a. Homozigot
b. Heterozigot
c. Dominan
d. Resesif

24. Pewarisan sifat dominan terjadi jika individu memiliki setidaknya satu alel apa?

a. Dominan
b. Resesif
c. Homozigot
d. Heterozigot

25. Listrik statis adalah muatan listrik yang:

a. Terus bergerak
b. Tidak bergerak
c. Positif
d. Negatif

26. Muatan listrik statis yang berlawanan akan saling ________.

a. Menolak
b. Menarik
c. Membentuk ikatan kovalen
d. Membentuk ikatan ionik

27. Apa hukum yang menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik sebanding
dengan jumlah muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
mereka?

a. Hukum Coulomb
b. Hukum Newton
c. Hukum Ohm
d. Hukum Kepler

78 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

28. Proses pemindahan muatan listrik dari satu objek ke objek lain tanpa kontak
langsung disebut apa?

a. Induksi listrik
b. Konduksi listrik
c. Elektrifikasi listrik
d. Penyaluran listrik

29. Apa yang terjadi ketika muatan listrik terakumulasi pada tubuh manusia dan
menyebabkan sensasi kejutan saat menyentuh benda lain?

a. Listrik statis
b. Arus listrik
c. Muatan listrik
d. gaya listrik

30. Bagaimana listrik statis dapat digunakan dalam industri cat dan finishing?

a. Untuk melindungi perangkat elektronik sensitif


b. Untuk menghindari kejutan listrik
c. Untuk menghasilkan muatan negatif pada permukaan yang akan dilapisi
d. Untuk mencegah ledakan dan kebakaran

b. Essay

Soal

1. Jelaskan mekanisme pewarisan sifat pada manusia melalui reproduksi seksual!


menghasilkan kombinasi genetik baru yang diturunkan kepada keturunan.

2. Apa perbedaan antara pewarisan sifat dominan dan resesif?

3. Apa yang dimaksud dengan pewarisan autosom pada manusia?

4. Bagaimana interaksi genetik dan lingkungan mempengaruhi pewarisan sifat pada


manusia?

5. Apa dampak listrik statis dalam kehidupan sehari-hari?.

6. Bagaimana listrik statis dapat merusak peralatan elektronik sensitif?

7. Apa contoh dampak listrik statis pada pakaian dan rambut?

8. Mengapa listrik statis dapat menyebabkan bahaya kebakaran?

9. Apa yang dimaksud dengan grounding dalam perlindungan terhadap listrik statis?

10. Bagaimana listrik statis dapat mempengaruhi kualitas udara?

79 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

BAB 4

LISTRIK DINAMIS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

80 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Pada bab sebelumnya kamu telah mempelajari konsep lompatan elektron pada
benda (listrik statis). Pada bab ini kamu akan belajar tentang aliran elektron pada suatu
konduktor yang disebut sebagai listrik dinamis dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari. Listrik dinamis memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan kita.
Malam tidak terasa gelap dan mencekam lagi karena penemuan lampu listrik oleh Thomas
Alfa Edison. Teknologi kelistrikan dapat berkembang pesat berkat temuan Oersted dan
Faraday. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk bersyukur dan bijaksana dalam
memanfaatkan teknologi kelistrikan yang kita nikmati sekarang. Bagaimana caranya? Salah
satunya dengan memahami listrik dan mengupayakan berbagai penghematan energi listrik.
Hal ini perlu kita lakukan agar terhindar dari bahaya penggunaan listrik.

A. KONSEP LISTRIK DINAMIS

Secara umum, aliran arus listrik bersumber dari pembangkit listrik. Pernahkah kamu berpikir
bagaimana membuat atau menemukan sumber arus listrik? Ternyata, selain dihasilkan oleh
pembangkit listrik seperti generator, arus listrik juga dapat dihasilkan oleh baterai, aki (accu),
dan buah-buahan terutama buah-buahan yang mengandung asam, misalnya jeruk.
Mengapa jeruk dapat menjadi sumber arus listrik? Bagaimana dengan buah-buahan atau
tumbuhan lainnya? Agar mengetahui jawabannya, pelajari materi berikut dengan penuh
semangat!

1. ARUS LISTRIK

Perhatikan lampu listrik di rumahmu atau di ruang kelasmu! Ketika kamu


menyalakan lampu, tentunya kamu akan menekan sakelar yang terpasang di dinding. Jika
satu sakelar ditekan, maka lampu akan menyala, tetapi mungkin lampu di ruangan lain tidak
ikut menyala, atau ketika kamu menekan sakelar ternyata lampu-lampu di beberapa
ruangan akan menyala bersamaan. Mengapa dapat terjadi demikian? Pernahkah kamu
memikirkannya? Jika kamu pernah memikirkan dan mencoba mencari alasannya, maka
kamu termasuk peserta didik yang kritis. Sekarang, lakukan kegiatan berikut untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.

81 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Arus listrik mengalir karena pada ujung-ujung rangkaian ada beda potensial listrik
yang diberikan oleh baterai sebagai sumber tegangan seperti yang telah dijelaskan pada
percobaan baterai buah. Ujung kawat penghantar yang memiliki banyak elektron (terhubung
dengan kutub negatif baterai) dapat dikatakan memiliki potensial listrik yang rendah,
sedangkan ujung kawat penghantar lainnya yang memiliki sedikit elektron (terhubung
dengan kutub positif baterai) dapat dikatakan memiliki potensial listrik yang tinggi. Arus listrik
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan arah aliran elektron dari kutub
negatif ke kutub positif.

Pada rangkaian listrik tertutup, besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat
ditentukan dengan menghitung besar muatan listrik yang mengalir pada rangkaian setiap
detiknya. Hal ini karena besar arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup
sebanding dengan besarnya muatan listrik yang mengalir pada setiap detik, atau secara
matematis besar arus listrik ditulis sebagai berikut.

dengan:

I = arus listrik (ampere)

q = muatan listrik (coulomb)

t = waktu (sekon)

82 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Latihan

1. Sebuah rangkaian listrik memiliki tegangan sebesar 12 volt dan resistansi 4 ohm.

Berapa besar arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut?

2. Jelaskan bagaimana hukum Ohm bekerja dalam suatu rangkaian listrik?

3. Apa fungsi dari amperemeter dalam pengukuran arus listrik? Bagaimana cara

menghubungkan amperemeter dalam suatu rangkaian?

4. Seorang siswa mengukur arus listrik dalam suatu rangkaian dan mendapatkan hasil

0,5 A. Jika resistansi dalam rangkaian tersebut adalah 10 ohm, berapa tegangan

listrik dalam rangkaian tersebut?

5. Seorang siswa mengukur tegangan suatu baterai dengan menggunakan voltmeter

dan menemukan hasilnya adalah 9V. Jika baterai tersebut terhubung dalam sebuah

rangkaian dengan resistansi 6 ohm, berapakah besar arus listrik yang mengalir dalam

rangkaian tersebut?

83 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. HANTARAN LISTRIK

Sering kita mendengar bahwa listrik dapat mengalir pada kabel. Apa yang mengalir
dan bahan apa yang dapat mengalirkan listrik? Pernyataan bahwa listrik mengalir
sebenarnya berkaitan dengan muatan yang berpindah, sebab perpindahan elektron pada
bahan akan menghasilkan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arah perpindahan
elektron tersebut. Bahan-bahan apakah yang dapat menghantarkan listrik dengan baik dan
yang tidak dapat menghantarkan listrik? Agar mengetahui jawabannya, ”Ayo, Kita Lakukan”
kegiatan berikut!

Siswa Mengidentifikasi Jenis Bahan Isolator dan Konduktor

DFFdfffffffffffzffffffffffffffffffffffffzzzzzf]

84 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Sering kita melihat orang menggunakan kabel untuk menghantarkan listrik dari
suatu ujung kabel ke ujung lainnya. Mengapa menggunakan kabel? Kabel biasanya terdiri
atas bahan tembaga atau perak di bagian dalamnya dan dilapisi bahan plastik atau karet di
bagian luarnya. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan dengan kemampuan bahan untuk
menghantarkan listrik. Setiap bahan memiliki daya hantar listrik yang berbeda-beda.
Tembaga dan perak merupakan bahan yang paling baik untuk menghantarkan listrik,
sedangkan plastik dan karet merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Apakah kamu sudah memahami mengapa logam perak atau tembaga pada kabel dilapisi
plastik atau karet? Jika masih belum mengerti, pelajari materi berikut dengan teliti dan
penuh semangat!

a. Konduktor Listrik

Mengapa kabel digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke
peralatan elektronik? Agar arus listrik dapat disalurkan dengan baik, maka dibutuhkan
bahan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan baik pula. Pada bahan ini, elektron
dapat mengalir dengan mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menghantarkan
listrik disebut dengan konduktor listrik. Contoh dari konduktor listrik adalah tembaga, perak,
dan emas. Meskipun perak dan emas merupakan konduktor yang sangat baik, tetapi karena
harganya yang sangat mahal, kabel rumah tangga biasanya menggunakan bahan dari
tembaga.

Kabel Listrik dari Tembaga dengan Pelapis Plastik

b. Isolator Listrik

Mengapa kabel listrik perlu dilapisi dengan plastik atau karet? Pemberian
plastik atau karet sebagai pelapis kabel bertujuan agar kabel lebih aman digunakan.
Sifat plastik dan karet tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga kedua bahan
tersebut masuk ke dalam kelompok bahan isolator. Bahan isolator ini adalah bahan
yang sangat buruk untuk menghantarkan listrik karena di dalam bahan ini elektron
sulit mengalir.

85 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

c. Semikonduktor Listrik

Bahan semikonduktor listrik adalah bahan-bahan yang jika berada pada suhu
rendah bersifat sebagai isolator, sementara pada suhu tinggi bersifat sebagai konduktor.
Contoh bahan semikonduktor listrik adalah karbon, silikon, dan germanium. Pada bidang
elektronika, bahan semikonduktor digu-nakan untuk membuat transistor yang kemudian
dirangkai menjadi integrated circuit (IC).

Beberapa Jenis Semikonduktor:

Resistor, Diode, Transistor, dan IC

Petir dapat menimbulkan korban karena membawa energi yang sangat besar. Petir
cenderung akan menyambar benda-benda yang tinggi seperti pohon, tiang bendera, dan
bangunan-bangunan yang tinggi. Oleh sebab itu, pada konstruksi bangunan-bangunan
tersebut selalu diberi penangkal petir yang dipasang di atap. Untuk menghindari terkena
petir, sebaiknya kamu tidak bermain-main di luar saat hujan yang disertai petir. Tahukah
kamu bagaimana sistem kerja penangkal petir?

Penangkal petir dibuat runcing dari bahan konduktor (logam) dipasang di atas sebuah
bangunan atau gedung yang dihubungkan dengan kabel sampai ke tanah, kemudian kabel
tersebut ditanam di dalam tanah dengan tujuan agar arus petir yang sangat besar dapat
segera dinetralkan ke dalam tanah (grounding). Masih ingatkah kamu bagaimana sifat
konduktor? Coba jelaskan alasan penggunaan bahan konduktor untuk membuat penangkal
petir!

Penangkal petir

86 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Tahukah kamu? Setiap bahan memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan
listrik. Kemampuan tersebut tergantung pada nilai hambatan jenis suatu benda atau bahan.
Semakin kecil hambatan jenis suatu bahan, semakin baik kemampuan bahan tersebut untuk
menghantarkan listrik. Tabel 5.2 menyajikan beberapa nilai hambatan jenis bahan

Besar hambatan setiap jenis kawat yang panjangnya satu satuan panjang per satu satuan
luas penampang disebut hambatan jenis (ρ). Besar hambatan jenis berbeda-beda untuk
setiap jenis kawat (lihat Tabel 5.2), sehingga dapat dituliskan:

dengan:

R = hambatan kawat (Ω)

ρ = hambatan jenis kawat (Ωm)

L = panjang kawat (m)

A = luas penampang kawat (m2)

87 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

3. Rangkaian Listrik

Tahukah kamu mengapa ada sebuah sakelar yang dapat digunakan untuk
menyalakan beberapa lampu sekaligus, tetapi ada juga sebuah sakelar yang hanya dapat
digunakan untuk menyalakan sebuah lampu saja? Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?
Menyala atau tidaknya lampu listrik tergantung pada rangkaian listrik. Agar dapat menjawab
permasalahan tersebut, lakukan kegiatan berikut dengan hati-hati!

Buatlah Rangkaian Lampu secara Seri dan Paralel

Apa yang kamu perlukan?

1. 6 utas kabel dengan penjepit buaya


2. 1 buah baterai
3. 2 buah lampu bohlam kecil

Apa yang harus kamu lakukan?

1. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan satu baterai sehingga dua lampu menyala
terang! Gambarkan rangkaian yang kamu peroleh! Jika salah satu lampu dilepas,
bagaimana dengan keadaan lampu yang lain? Disebut apakah rangkaian yang kamu
peroleh tersebut?
2. Buatlah rangkaian listrik dengan susunan satu baterai sehingga dua lampu menyala
redup! Gambarkan rangkaian yang kamu peroleh! Jika salah satu lampu dilepas,
bagaimana dengan keadaan lampu yang lain? Disebut apakah rangkaian yang kamu
peroleh tersebut?

Apa yang dapat kamu simpulkan?

1. Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kamu lakukan, apa yang dapat kamu
simpulkan?

Berdasarkan Aktivitas apa yang kamu simpulkan tentang rangkaian seri dan
paralel? Jika dilihat dari gambar rangkaiannya, seharusnya kamu sudah dapat menentukan
mana yang rangkaian seri dan rangkaian paralel, baik untuk lampu maupun baterai.
Pada rangkaian listrik yang tidak memiliki percabangan kabel, rangkaian tersebut disebut
rangkaian seri. Ketiadaan percabangan kabel pada rangkaian listrik seri mengakibatkan
aliran listrik akan terputus jika salah satu ujung kabel terputus, sehingga arus tidak ada yang
mengalir di dalam rangkaian dan seluruh lampu akan mati. Pada rangkaian listrik yang
memiliki percabangan kabel, rangkaian tersebut disebut rangkaian paralel. Jika salah satu
ujung kabel terputus, maka arus listrik akan tetap mengalir pada kabel lainnya yang masih
terhubung dan beberapa lampu lainnya akan tetap menyala.
Sekarang, perhatikan lampu-lampu yang dipasang di rumahmu. Dapatkah kamu
menentukan rangkaian apakah yang digunakan? Sekarang kamu sudah dapat menjelaskan
mengapa jika kita menekan satu sakelar di salah satu kamar, maka lampu-lampu yang ada
di kamar lainnya tidak ikut terpengaruh.

88 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Siswa harus Mengetahui Hubungan Antara Kuat Arus, Hambatan, dan Tegangan
Listrik pada Suatu Rangkaian Listrik (Hukum Ohm)

Apa yang kamu perlukan?

1. 4 buah baterai besar 1,5 volt dan dudukan baterai


2. 4 buah resistor dengan besar hambatan bervariasi
3. 1 buah amperemeter
4. 5 buah penjepit buaya

Apa yang kamu lakukan?

A. Menyelidiki hubungan besar arus listrik terhadap variasi besar hambatan pada
resistor
1. Letakkan sebuah baterai pada dudukan baterai!
2. Buatlah rangkaian seri untuk baterai, resistor, dan amperemeter dengan
menggunakan penjepit buaya seperti pada

Rangkaian Percobaan Hubungan Antara Kuat Arus,

Hambatan, dan Tegangan Listrik pada Suatu Rangkaian Listrik

3. Catat besar hambatan resistor dan besar kuat arus listrik yang mengalir pada
rangkaian dengan melihat hasil pengukuran amperemeter pada Tabel 5.5!
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk variasi resisto

Data Pengamatan Besar Hambatan


dan Kuat Arus Listrik terhadap Tegangan

89 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

B. Menyelidiki hubungan besar arus listrik terhadap variasi besar tegangan listrik
1. Susun rangkaian listrik tertutup seperti pada petunjuk kerja A langkah nomor 1 dan
2!
2. Catat besar tegangan baterai dan besar kuat arus listrik yang mengalir pada
rangkaian dan masukkan hasil pengukuran amperemeter pada !
3. Tambahkan sebuah baterai pada dudukan baterai (2 baterai disusun secara seri),
kemudian catat kembali besar tegangan baterai dan besar kuat arus listrik yang
mengalir pada rangkaian dan masukkan hasil pengukuran amperemeter pada!
4. Tambahkan sebuah baterai pada dudukan baterai (3 baterai disusun secara seri),
kemudian catat kembali besar tegangan baterai dan besar kuat arus listrik yang
mengalir pada rangkaian dan masukkan hasil pengukuran amperemeter pada!
5. Tambahkan sebuah baterai pada dudukan baterai (4 baterai disusun secara seri),
kemudian catat kembali besar tegangan baterai dan besar kuat arus listrik yang
mengalir pada rangkaian dan masukkan hasil pengukuran amperemeter pada

Data Pengamatan Hambatan terhadap Tegangan dan Kuat Arus

Apa yang kamu analisis?

1. Berdasarkan data pada Tabel 5.5, buatlah grafik hubungan antara kuat arus
dengan besar hambatan listrik! Besar hambatan listrik pada sumbu x dan besar
arus listrik pada sumbu y.
2. Berdasarkan data pada Tabel 5.6, buatlah grafik hubungan antara kuat arus
dengan besar tegangan listrik! Besar tegangan listrik pada sumbu x dan besar arus
listrik pada sumbu y.
3. Selain besar hambatan, berdasarkan percobaan A faktor apakah yang
memengaruhi besar arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian? Bagaimana
caranya agar arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut dapat diperbesar?
4. Selain banyaknya jumlah baterai yang digunakan, berdasarkan percobaan B faktor
apakah yang memengaruhi besar arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian? Bagaimana caranya agar arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
tersebut dapat diperbesar?

90 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

4. Karakteristik Rangkaian Listrik

a. Hukum Kirchhoff

Mobil yang masuk dari jalur utama akan berpisah di persimpangan jalan dan menuju tujuan
masing-masing. Jumlah mobil yang masuk dan yang keluar jalur akan tetap sama, hal ini juga berlaku
pada listrik. Menurut hukum Kirchhoff, besar arus listrik yang masuk ke dalam titik cabang kawat
penghantar nilainya sama dengan besar arus listrik yang keluar dari titik cabang kawat penghantar
tersebut.

1. Arus Kendaraan di Bundaran HI, Jakarta

2. Arus Listrik yang Masuk dan Keluar dari Percabangan

91 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

b. Rangkaian Hambatan Listrik

Pada suatu rangkaian listrik, hambatan listrik juga dapat dipasang secara seri dan
paralel seperti pada lampu dan baterai (Ingat hasil percobaan pada Aktivitas 5.5 dan 5.6).
Pola pemasangan hambatan listrik ini ternyata juga memengaruhi besar arus listrik yang
mengalir pada suatu rangkaian listrik. Tahukah kamu mengapa? Perhatikan penjelasan
berikut!
1) Rangkaian Hambatan Listrik Seri
Pada rangkaian seri kuat arusnya bernilai sama tetapi tegangannya berbeda-beda,
sehingga:

Rangkaian Seri Hambatan Listrik

2) Rangkaian Hambatan Listrik Paralel

Pada rangkaian paralel, tegangan listrik bernilai sama tetapi besar kuat arusnya berbeda,
sehingga:

Rangkaian Paralel Hambatan Listrik

92 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

c. Rangkaian GGL dan Hukum Ohm pada Rangkaian Tertutup

Baterai baru yang belum dipakai umumnya memiliki Gaya Gerak Listrik (GGL) =
1,5 V. Artinya sebelum dirangkaikan untuk menghasilkan arus listrik, di antara kutub-kutub
baterai ada tegangan sebesar 1,5 V. Jika baterai dihubungkan dengan suatu rangkaian
sehingga ada arus yang mengalir, maka tegangan di antara kutub-kutub baterai disebut
tegangan jepit. Perbedaan besar GGL dan tegangan jepit baterai terjadi karena adanya
hambatan dalam pada baterai. Coba kamu ingat kembali hasil percobaan pada Aktivitas
5.7. Menurut hukum Ohm, besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian tertutup adalah:

Latihan

Soal Rangkaian hambatan seri dan pararel

93 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

5. Sumber Arus Listrik

Listrik adalah energi, sehingga sesuai dengan hukum kekekalan energi, untuk
menghasilkan energi listrik perlu adanya alat yang dapat mengubah energi lain menjadi
energi listrik. Secara umum, sumber arus listrik terdiri atas dua jenis, yaitu sumber arus
searah (Direct Current = DC) dan sumber arus bolak-balik (Alternating Current = AC). Agar
lebih memahami, perhatikan Tabel 5.7!
Elemen volta, baterai, dan akumulator adalah sumber arus DC yang dihasilkan dari reaksi
kimia, sehingga disebut juga sebagai elektrokimia. Berdasarkan dapat atau tidaknya diisi
ulang, sumber arus listrik dibedakan menjadi elemen primer dan elemen sekunder. Elemen
primer adalah sebutan bagi sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang ketika energinya
habis, contohnya seperti baterai kering dan elemen volta. Elemen sekunder adalah sebutan
bagi sumber arus listrik yang dapat diisi ulang ketika energinya habis, contohnya seperti
akumulator dan baterai Lithium-ion (Li-ion) yang digunakan pada telepon genggam atau
kamera.

Jenis Sumber Arus Listrik

6. Sumber-Sumber Energi Listrik

Tahukah kamu, bagaimana cara membangkitkan energi listrik yang biasa kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari? Apa hanya dari minyak bumi dan batubara saja?
Mengingat keterbatasan energi tambang, kini listrik tidak hanya dihasilkan dari minyak bumi
atau batu bara, tetapi juga dari energi matahari, angin, air, dan bioenergi. Sumber-sumber
energi tersebut merupakan energi alternatif karena ketersediaannya di alam yang dianggap
sangat melimpah atau tidak akan pernah habis jika digunakan. Agar mengetahui berbagai
sumber energi alternatif tersebut, bacalah uraian berikut dengan saksama.

a. Energi Matahari

Energi matahari merupakan sumber energi terbesar dan paling melimpah. Melalui
penggunaan panel surya, energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik. Energi yang
diperoleh saat matahari bersinar terang akan disimpan dalam baterai agar dapat digunakan
saat cuaca mendung atau bahkan malam hari. Pada saat cuaca mendung, energi listrik
yang diperoleh tidak dapat dihasilkan secara maksimal.

Panel sel surya

94 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Penggunaan energi surya di Indonesia diterapkan dalam dua macam teknologi, yaitu
teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Suhu yang tinggi dari energi
surya termal digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian, dan
memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk menghasilkan listrik yang
nantinya dapat digunakan untuk menyalakan lampu, memutar pompa air, menyalakan
televisi, dan sebagai energi alat telekomunikasi.

b. Energi Angin (Kincir Angin)

Angin adalah salah satu contoh sumber energi alternatif yang dapat digunakan untuk
membangkitkan energi listrik. Energi gerak, yang dihasilkan oleh gerakan angin terhadap
kincir, diubah oleh generator menjadi energi listrik. Berbeda dengan batu bara, gas, dan
minyak bumi, kincir angin tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan, sehingga kincir angin
dipercaya ramah lingkungan.

Oleh sebab itu, pada tahun 1930, pemerintah Amerika mulai menggunakan kincir angin
sebagai sumber energi listrik utamanya. Di daerah California, saat ini sudah ada 13.000
kincir angin yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga 1,5 – 4 juta kWh
setiap tahunnya, ini berarti setiap kincir angin digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik
150 hingga 400 rumah. Namun, ketika tidak ada angin yang berhembus, maka tidak akan
ada energi listrik yang dihasilkan, sehingga masih diperlukan sejumlah batubara, gas, atau
minyak bumi untuk memenuhi energi listrik pada saat tersebut.

Tidak kalah dengan California, Indonesia telah membangun beberapa unit kincir angin di
Yogyakarta dengan kapasitas masing-masing 80 KW dan menargetkan pembuatan
Pembangkit Listrik Tenaga Baru (PLTB) yang mampu menghasilkan 250 MW pada tahun
2025.

Sumber Energi Angin

95 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

c. Energi Air (Hydropower)

Air yang mengalir dari hulu ke hilir, khususnya pada sungai-sungai yang deras, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk membangkitkan energi listrik. Arus air
sungai tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang terhubung pada generator
sehingga energi listrik dapat dihasilkan.

Banyaknya sungai dan danau air tawar membuat Indonesia membangun banyak
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di seluruh wilayahnya. Potensi tenaga air di seluruh
Indonesia diperkirakan sebesar 75.684 MW, tetapi yang sudah dimanfaatkan masih 100
MW dengan jumlah pembangkit sekitar 800 buah. Salah satu contoh PLTA yaitu PLTA
Karangkates yang ada di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

PLTA Karangkates yang Memanfaatkan Aliran Sungai Brantas

d. Bioenergi

Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari biomassa. Biomassa merupakan bahan
organik yang berasal dari makhluk hidup, baik dari tumbuhan maupun hewan. Limbah dari
budidaya pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, maupun perikanan juga dapat
digunakan sebagai sumber bioenergi.

Energi yang diperoleh dari biomassa ini dapat diubah menjadi energi listrik dengan cara
mengolah biomassa menjadi bahan bakar nabati, misalnya etanol atau biodisel. Bahan
bakar nabati ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar generator atau diesel
untuk menghasilkan listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

96 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

97 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

7. Transmisi Energi Listrik

Tahukah kamu bagaimana energi listrik dapat disalurkan ke rumah-rumah dengan


efektif dan efisien? Perhatikan Gambar 5.22!

Transmisi listrik jarak jauh dilakukan dengan menaikkan tegangan listrik. Jika tegangan
listrik untuk transmisi jarak jauh rendah, maka arus listriknya akan menjadi besar sehingga
diperlukan kabel listrik yang besar dan banyak energi yang terbuang menjadi kalor saat
listrik disalurkan dari PLN ke rumah-rumah. Namun, dengan tegangan yang tinggi, arus
listrik akan menjadi kecil sehingga kabel listrik yang dibutuhkan kecil dan tidak terlalu
banyak energi yang terbuang.

Agar tegangan listrik dari PLN dapat dinaikkan, maka diperlukan transformator step up. PLN
memproduksi listrik dengan tegangan sebesar 10.000 volt, sehingga perlu dinaikkan
menjadi sekitar 150.000 volt. Transmisi energi listrik dengan tegangan sebesar ini dilakukan
dengan menaikkan kabel pada gardu-gardu listrik yang tinggi agar aman bagi penduduk.
Pada transmisi berikutnya digunakan transformator step down untuk menurunkan tegangan
hingga menjadi 220 volt sehingga dapat langsung didistribusikan ke penduduk.

B. Penggunaan Energi Listrik, Upaya Penghematan, dan Pencegahan Bahaya


Penggunaannya

1. Penggunaan Energi Listrik di Lingkungan Sekitar


Mengapa malam hari selalu identik dengan kegelapan? Bagian bumi akan
mengalami malam apabila posisinya membelakangi matahari sehingga tidak memperoleh
cahaya matahari secara langsung. Bagian bumi yang mengalami malam hari hanya akan
memperoleh cahaya dari bulan dan bintang. Lemahnya penerangan dari bulan dan bintang
mengakibatkan malam menjadi gelap. Sejak ditemukan bola lampu oleh Thomas Alva
Edison, malam menjadi waktu yang dinanti-nantikan umat manusia. Salah satunya karena
keindahan lampu-lampu yang sekaligus menjadi hiasan malam hari.

98 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Lampu sebagai Penerang pada Malam Hari

Selain lampu, energi listrik juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan berbagai alat
hasil teknologi untuk menunjang kehidupan manusia. Coba sebutkan peralatan apa saja
yang ada di rumahmu yang memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energi utamanya?
Tahukah kamu seberapa besar energi listrik yang digunakan setiap bulan di rumahmu?
Bagaimana cara menghitung biaya listrik setiap bulan?

Total biaya listrik setiap bulan yang dibayarkan kepada PLN dihitung sesuai
penggunaan energi listrik di rumah. Melalui kWh meter yang biasa dipasang di rumah,
petugas PLN setiap bulan mendatangi dan mencatat besar energi listrik yang telah
digunakan. Energi yang telah digunakan tersebut dikalikan dengan tarif dasar listrik yang
telah ditentukan. Perhitungan biaya listrik dilakukan dengan mengalikan energi listrik yang
terpakai dengan tarif dasar listrik per kWh. Misalnya sebuah lampu dengan daya 10 watt
dinyalakan dalam waktu 8 jam/hari selama 30 hari. Karena lampu 10 watt artinya dalam 1
detik menggunakan energi listrik sebesar 10 joule, maka energi total yang digunakan lampu
selama 30 hari adalah W = P × t = 10 × 8 × 30 = 2400 Wh = 2,4 kWh. Jika tarif dasar
listriknya Rp385,00, maka biaya yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp924,00.

Soal

1. Buatlah perhitungan biaya pemakaian listrik di rumahmu masing-masing! Gunakan


rekening pemakaian listrik untuk 1 bulan. Bandingkan hasil perhitunganmu dengan
pembayaran yang dilakukan orangtuamu. Kemukakan pendapatmu dalam bentuk
narasi. Lalu, coba kamu pikirkan cara untuk mencocokkan perhitungan biaya
pemakaian listrik yang menggunakan sistem pulsa (prabayar)?

99 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

2. Upaya Penghematan Energi Listrik

Mengapa kita perlu menghemat energi listrik? Bukankah energi listrik tidak pernah
habis meskipun telah digunakan dari kita kecil hingga sekarang? Sebelum memahami lebih
lanjut tentang upaya penghematan energi listrik, lakukan kegiatan diskusi berikut ini.
Ternyata tidak hanya menghemat biaya listrik yang terus-menerus naik, upaya
penghematan energi listrik juga dilakukan karena besarnya emisi karbon yang dihasilkan.
Besarnya emisi karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan batu
bara adalah penyumbang terbesar terjadinya global warming. Salah satu upaya untuk
menghemat energi listrik adalah dengan menggunakan energi listrik seperlunya atau
mengganti peralatan listrik dengan peralan berdaya lebih kecil. Coba perhatikan
penggunaan lampu sorot yang dipasang pada kendaraan terbaru, bandingkan dengan
kendaraan lama, adakah perbedaannya? Lampu sorot pada mobil-mobil baru dan lampu
penerangan di rumah cenderung memanfaatkan lampu LED (Light Emitting Diode) daripada
lampu bohlam seperti pada kendaraan lama. Penggunaan LED dengan daya yang lebih
kecil tersebut diharapkan dapat menghemat kebutuhan energi listrik. Selain penggunaan
LED, apa saja upaya yang dilakukan manusia untuk menghemat energi listrik? Coba
identifikasi upaya-upaya tersebut bersama teman-temanmu.

3. Pencegahan Bahaya Penggunaan Listrik

Pernahkah kamu tersengat listrik (terkena setrum listrik)? Pada saat tersengat
listrik, mungkin hanya sensasi kejut yang kamu rasakan. Namun peristiwa terparah pada
tahun 1997, sebanyak 490 orang meninggal akibat tersengat listrik. Sejak saat itu berbagai
tindak pencegahan dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat kelalaian
manusia dalam menggunakan listrik. Berikut disajikan beberapa prosedur ”Aman
Menggunakan Listrik”.

a. Mencabut kabel dari stop kontak bila tidak menggunakan peralatan listrik.
b. Menghindari air dan kondisi tangan yang basah saat ingin menyambung atau
melepas sambungan kabel dengan stop kontak.
c. Tidak memegang lubang stop kontak atau sambungan kabel yang terbuka.
d. Selalu memperhatikan peringatan penggunaan listrik yang ada pada peralatan listrik.
e. Memasang sekering dengan benar untuk menghindari kebakaran dengan cara
memutus arus pendek yang terjadi di rumah secara otomatis.

100 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Latihan

Referensi :

1. https://www.pembelajaranmu.com/2018/10/penggunaan-penghematan-dan-
pencegahan.html

101 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Ujian kompetensi

a. Pilihan ganda 1 sampai 30


b. Essay 1 sampai 10

Soal

1. Pernyataan yang benar tentang arus listrik adalah…


a. Arus listrik adalah aliran electron
b. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah
c. Arus listrik mengalir dari rendah ke potensial tinggi
d. Arus listrik mengalir karena beda potensialnya sama

2. Jumlah muatan listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar persatuan waktu
disebut…
a. Kuat arus listrik
b. Hambatan listrik
c. Ampermeter
d. Tegangan listrik

3. Muatan listrik sebesar 30 coulomb mengalir melalui kawat penghantar selama


setengah menit. Kuat arus yang mengalir sebesar…A
a. 60
b. 30
c. 1
d. ½

4. Kumpulan benda berikut termasuk benda yang dapat menghantarkan arus listrik
adalah…
a. Plastik, air, besi
b. Plastik, Besi, tembaga
c. Air, besi, karet
d. Air, besi , tembaga

5. Benda-benda termasuk isolator adalah…


a. Mika dan aluminium
b. Mika dan kaca
c. Tembaga dan seng
d. Tembaga dan porselin

6. Jika salah satu lampu dalam suta rangkaian putus atau padam, seluruh lampu dalam
rangkaian tersebut ikut padam. Hal ini berarti lampu-lampu tersebut dirangkai
secara…
a. Paralel
b. Seri
c. Seri dan pararel
d. Campuran

102 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

7. Beberapa baterai yang disusun secara seri akan menghasilkan…


a. Tegangan lebih kecil
b. Hambatan lebih kecil
c. Tegangan lebih besar
d. Arus listrik lebih kecil

8. Perhatikan tabel dibawah ini:

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kuat arus listrik…

a. Berbanding terbalik dengan hambatan


b. Sebanding dengan hambatan
c. Sebanding dengan tegangan
d. Berbanding terbalik dengan tegangan

9. Sebuah speaker 8 ohm dipasang pada tegangan 12 volt. Arus yang mengalir pada
speaker adalah…
a. 96 A
b. 15 A
c. 1,5 A
d. 0, 67 A

10. Sebuah kawat penghantar memiliki hambatan 12 ohm. Kawat tersebut dapat dilewati
arus sebesar 2 A. Besarnya tegangan yang melewati kawat sebesar…
a. 0,167 V
b. 6 V
c. 12 V
d. 24 V

11. Faktor-faktor yang mempengaruhi resistansi suatu hambatan adalah…


a. Suhu dan massa jenis
b. Suhu dan luas penampang
c. Massa jenis dan panjang
d. Panjang dan luas penampang

12. Alat listrik berikut yang dipasang secara seri Ketika diguankan adalah…
a. Ampermeter
b. Volmeter
c. Multimeter
d. kWh-meter

103 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

13. Sebuah rangkaian listrik dengan 2 hambatan, masing-masing 4 ohm dan 5,5 ohm
ohm dirangkai secara seri dihubungkan dengan beda potensial 12 Volt dan hmabtan
dalam 0, 5 ohm, maka besarnya arus listrik yang mengalir melalui rangakaian
adalah…
a. 12 A
b. 10 A
c. 1,2 A
d. 1,1 A

14. Perhatikan rangkaian penghambat berikut!

Hambatan pengganti rangkaian tersebut adalah ….

a. 5Ω
b. 10 Ω
c. 20 Ω
d. 55 Ω

15. Sebuah lampu pijar bertuliskan 10 W/220 V dinyalakan selama 6 jam. Energi yang
digunakan lampu pijar selama 6 jam adalah…
a. 60 Wh
b. 1.320 Wh
c. 2.200 Wh
d. 13.200 Wh

16. Jika diketahui kuat arus sebuah sumber arus listrik adalah 5 A, muatan yang mengalir
selama 1 menit, adalah ...
a. 600 C
b. 300 C
c. 200 C
d. 60 C

17. Tiga buah resistor masing-masing besarnya 3 ohm, 4 ohm, dan 6 ohm dihubungkan
paralel, lalu kedua ujungnya dihubungkan ke sebuah baterai yang gglnya 8 volt dan
hambatan dalamnya 2/3 ohm. Tegangan jepit rangkaian adalah ...
a. 2,67 volt
b. 5,33 volt
c. 7,61 volt
d. 52,00 volt

104 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

18. Muatan sebesar 360 C mengalir dalam dua menit dalam suatu rangkaian. Kuat arus
rangkaian listrik tersebut adalah ...
a. 1 Ampere
b. 2 Ampere
c. 3 Ampere
d. 4 Ampere
19. Satu keluarga menggunakan daya listrik 1200 watt selama 400 jam. Jika harga listrik
1 kWh = Rp500,- maka berapa biaya yang harus dikeluarkan keluarga tersebut ?
a. Rp240.000
b. Rp480.000
c. Rp520.000
d. Rp540.000
20. Sebuah lampu listrik tertulis 100 W / 220 V, agar lampu menyala dengan daya 25
watt, maka lampu itu harus dihubungkan dengan sumber tegangan listrik ...
a. 100 volt
b. 140 volt
c. 110 volt
d. 125 volt
21. Untuk memperbesar hambatan suatu penghantar dapat dilakukan dengan cara ...
a. memperbesar beda potensial
b. memperbesar arusnya
c. memperbesar luas penampang
d. memperpanjang kawat
22. Muatan listrik sebesar 600 C mengalir selama 1 menit pada suatu penghantar.
Besarnya arus yang mengalir adalah …
a. 10 A
b. 20 A
c. 25 A
d. 30 A
23. Pemanas air dengan spesifikasi 200 watt digunakan untuk memasak air bersuhu
30°C sebanyak 0,5 kg. Jika kalor jenis air adalah 4200 J/kg°C. Tentukan berapa lama
waktu yang diperlukan hingga air mencapai suhu 100°C!
a. 60 menit
b. 52 menit
c. 25 menit
d. 12,25 menit
24. Sebuah penanak nasi digunakan pada tegangan 220 volt dan hambatan pada alat
tersebut adalah 20 Ω. Kuat arus listrik yang harus dialirkan pada penghantar agar
penanak nasi tersebut dapat berfungsi adalah ...
a. 15 A
b. 11 A
c. 9 A
d. 6 A
25. Sebuah kawat tembaga dialiri arus 4 ampere selama 10 menit. Muatan listrik yang
mengalir pada kawat tersebut adalah ...
a. 1.500 C
b. 1.200 C
c. 2.400 C
d. 2.200 C

105 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

26. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!

Kuat arus pada amperemeter adalah ….


a. 1,6 A
b. 2.0 A
c. 4,0 A
d. 10,0 A
27. Sebuah seterika listrik dipasang pada tegangan 125 volt dan kuat arus 2 ampere.
Energi yang diperlukan selama 30 menit sebesar ….
a. 85 joule
b. 500 joule
c. 7.500 joule
d. 450.000 joule
28. Di dalam sebuah rumah terdapat 5 lampu masing-masing 20 watt menyala selama
10 jam perhari, sebuah TV 60 watt menyala 8 jam per hari, dan sebuah seterika 250
watt digunakan 4 jam per hari. Besar energi listrik yang digunakan selama satu bulan
(30 hari) adalah ….
a. 5,04 kWh
b. 7,44 kWh
c. 50,4 kWh
d. 74,4 kWh
29. Pada sebuah sumber listrik mengalir energi sebesar 4.200 Joule, digunakan untuk
memindahkan muatan 70 Coulomb. Beda potensial perpindahan muatan tersebut
sebesar ….
a. 30 V
b. 50 V
c. 60 V
d. 65 V
30. Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik pada sebuah resistor,
diperoleh data bahwa arus listrik yang mengalir sebesar 2 A. Jumlah muatan listrik
yang mengalir pada resistor tersebut dalam waktu 1/2 menit sebesar ….

a. 60 A
b. 70 A
c. 80 A
d. 90 A

106 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

b. Essay

Soal

1. Dalam waktu dua menit arus listrik sebesar 2 A mengalir sepanjang kawat
penghantar. Tentukan:

a. muatan yang berpindah


b. jumlah electron

2. Muatan sebesar 360 C mengalir dalam dua menit dalam suatu rangkaian. Tentukan
Kuat arus rangkaian listrik tersebut!
3. Konversikan satuan berikut:

a. 5 μ C = ........C
b. 100 mC = .........C
c. 5000 nC = .........C

4. Konversikan satuan berikut :

a. 5 kΩ = ....... Ω
b. 0,3 kΩ = .....Ω
c. 5 MΩ = .........Ω

5. Sebuah kawat penghantar memiliki panjang L dan luas penampang A dan memiliki
hambatan sebesar 120 Ω. Jika kawat dengan bahan yang sama memiliki panjang 2
L dan luas penampang 3 A, tentukan hambatan kawat kedua ini!

6. Sebuah kawat penghantar dengan panjang 10 meter memiliki hambatan sebesar 100
Ω Jika kawat dipotong menjadi 2 bagian yang sama panjang, tentukan hambatan
yang dimiliki oleh masing-masing potongan kawat!
7. Ubah satuan berikut:
a. 300 mA = .........A
b. 12 mA = ..........A

8. Diberikan sebuah rangkaian listrik arus searah terdiri dari tiga buah lampu, dua buah
saklar dan sebuah sumber arus listrik. Manakah lampu-lampu yang menyala jika:

9. Bagaimana cara menghitung daya listrik dalam suatu rangkaian? Jelaskan rumus
dan unit pengukurannya.

10. Jelaskan prinsip kerja dari saklar listrik dan berikan contoh penggunaannya dalam
instalasi listrik rumah tangga.

107 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com
Penyusun:
Muhammad Amar, S.Pd

Daftar pustaka

1. Wasis.Sugeng Yuli Irianto. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 3 untuk SMP dan MTs
Kelas IX.jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasiona PT.
Sekawan Cipta Karya,2009.
2. Dewi Ganawati.Sudarmana.Wiwik Radyuni. Pembelajaran ILMU
PENGETAHUAN ALAM Untuk SMP dan MTs Terpadu dan
KontekstualIX.jakarta: Departemn PendidikanNasional dari Penerbit PT. Karya
Mandiri Nusantara,2008.
3. Diana Puspita.Iip Rohima. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs kelas
IX.jakarta: Departemen Pendidikan Nasionaldari Penerbit PT. Leuser Cita
Pusaka,2009.
4. Sukis Wariyono.Yani Muharomah. MARI BELAJAR ILMU ALAM SEKITAR 3
Untuk SMP/MTs Kelas IX.jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
5. Siti Zubaidah, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian A.
Pangestuti, Dyne R. Puspitasari, Hamim T. Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia
L. Kurniawati, Fatia Rosyida, dan Mar’atus Sholihah.ilmu pengetahuan alam
smp/mts kelas IX semester 1.jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.2018.
6. https://www.kocostar.id/topik-belajar/listrik-dinamis-rumus-jenis-dan-
manfaatnya/
7. https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/461590-1670585616.pdf
8. https://wirahadie.com/reproduksi-pada-tumbuhan/
9. Nur Kuswanti A. D. Duran Corebima Rahardjo. Muhammad Amin Sifak Indana.
Mohamad Nur Wasis. Arif Hidayat. Rinie Pratiwi P. Budi Jatmiko Muslimin.
Ibrahim Eko Hariadi. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi
4.jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
10. Saeful Karim. Ida Kaniawati .Yuli Nurul Fauziah. Wahyu Sopandi. Belajar IPA
Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas IX Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah.jakarta: Pusa Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.

108 | P a g e
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Komplek Slipi
Jl. Anggrek nelly Murni blok B/C Kemanggisan – Palmerah
Jakarta-Barat. Telepon : (021) 22121933 Fax : (021) 5493058 .Web : http//www.smpm26jkt.sch.id Email: smpm26jakarta@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai