12 Marbun Stabilo
12 Marbun Stabilo
Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Email : erna.marbun@ukrida.ac.id
Abstrak
Polip nasi adalah lesi mukosa hidung atau sinus paranasal yang dapat terjadi karena respons terhadap
inflamasi atau stimulus infeksi. Sekalipun etiologi pasti belum jelas, polip nasi dapat terjadi bersama
astma, alergi, intoleransi aspirin, fungal rhinosinusitis, kista fibrosis, dan dyskinesia siliaris. Gejala
utama adalah sumbatan hidung dan sekret hidung. Dengan adanya endoskopi, diagnosis dan
penatalaksanaan polip nasi dapat dilakukan dengan lebih baik. Penataksanaan pertama adalah dengan
obat. Operasi dilakukan bila tidak ada respons dengan obat. Operasi Fungsional Endoskopik Sinus
(Functional Endoscopic Sinus Surgery/FESS) sekarang merupakan tindakan yang umum dilakukan
dengan hasil yang baik. Kekerapan terjadinya rekurensi polip nasi masih tinggi terutama pada pasien
dengan asma, tetapi terjadinya rekurensi polip nasi masih sukar untuk dipahami.
Pendahuluan
Polip nasi adalah lesi jinak yang berasal meskipun diagnosis mudah ditegakkan, tetapi
dari mukosa rongga hidung atau sinus karena etiopatogenesisnya yang masih belum
paranasal. Polip nasi terlihat sebagai massa jelas, hasil pengobatan tidak memuaskan dan
yang halus, lonjong, semi tanslusen, yang rekurensi yang tinggi, menyebabkan kasus ini
lebih banyak ditemukan di meatus medius dan merupakan tantangan bagi dokter spesialis
sinus etmoid.1 Polip nasi adalah penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok (THT).
yang sangat tak menyenangkan yang dapat Manifestasi klinis dengan berbagai macam
mengganggu kualitas hidup penderitanya, etiologi seperti non alergi esosinofilik rhinitis,
asma, intoleransi aspirin, kistik fibrosis, dilakukan operasi, pasien yang memberi
Kartegener Syndrome, Young and Churg – respons terhadap pengobatan dengan obat
Strauss2, mekanisme keadaan patologik tidak diperlukan operasi.8
sampai terjadinya polip nasi masih belum
jelas. Terlihat massa tunggal atau multipel Prevalensi
dalam rongga hidung. Walaupun etiologi pasti Menurut beberapa pengarang, prevalensi
belum jelas, patogenesis telah berkembang pada populasi umum bervariasi antara 0,5 –
luas pada akhir-akhir ini, sehingga membuka 4%.2 Pada populasi umum, prevalensi polip
perspektif pilihan untuk pengobatan. nasi sekitar 4 %. Pada penelitian, didapatkan
Pengobatan polip hidung masih dalam prevalensi lebih tinggi, 40%. Polip nasi
perdebatan. Operasi atau obat atau keduanya ditemukan pada usia dewasa dan biasanya usia
direkomendasikan sebagai pengobatan diatas duapuluh tahun. Umumnya tidak
pilihan. Pengobatan polip nasi meliputi obat, ditemukan pada anak – anak di bawah usia
terutama topikal dan sistemik steroid. Banyak sepuluh tahun, bila terdapat pada usia anak-
kepustakaan telah menyatakan efektivitas anak maka kistik fibrosis dan imunodefisiensi
penggunaan steroid.3,4 Tujuan pengobatan harus disingkirkan. Pasien dengan kistik
adalah untuk mengecilkan ukuran polip, atau fibrosis memunyai prevalensi antara 6 – 48 %
kalau mungkin membuangnya, sehingga gejala ditemukan polip nasi.1 Perbandingan laki -
hilang terutama sumbatan hidung, hiposmia, laki dan perempuan adalah 2 : 1. Lebih dari
anosmia dan mengurangi frekuensi infeksi sepertiga kasus polip nasi memunyai asma,
serta memerbaiki gejala yang menyertai di sementara polip nasi ditemukan pada 7%
saluran nafas bawah, di samping itu juga pasien asmatik. Penelitian lain mengatakan
mencegah komplikasi seperti mukokel dan bahwa prevalensi polip nasi lebih tinggi pada
gejala pada mata. Steroid juga diindikasikan pasien asma dari pada yang nonasma dan
untuk persiapan operasi. Operasi dilakukan 16,5% pasien asma lebih dari empat puluh
bila pengobatan klinis dengan obat gagal. tahun ditemukan polip nasi.1 Kebanyakan
Beberapa tipe polip nasi dianjurkan untuk polip nasi letaknya bilateral dalam kedua
membuat staging untuk mengevaluasi evolusi hidung. Pada penelitiannya, Jahromy dan Pour
penyakit ini, untuk staging perlu dilakukan menemukan polip nasi pada laki laki sebanyak
endoskopi. Kepustakaan menyebutkan 60.3% dengan usia rata rata 39,5 tahun.9
beberapa cara untuk melakukan staging, tetapi
belum ada konsensus yang universal.5,6 Gejala Klinik
Operasi fungsional endoskopik sinus telah Umumnya gejala klinik polip nasi adalah
membuka wawasan baru dalam obstruksi hidung yang menetap, hidung yang
penatalaksanaan sinusitis kronik dan polip berair terus menerus, penciuman berkurang,
nasi. Sekarang metode ini sudah umum sakit kepala, post nasal drip bersin, epistaksis,
dilakukan. Kemajuan teknik dengan mendengkur, tetapi dapat tanpa gejala.9
ditemukannya endoskop fiberoptic yang kecil Keluhan anosmia dan hiposmia menyusul
dan computerized scanning sehingga daerah berkurangnya rasa juga ditemukan. Polip nasi
sinus paranasal lebih jelas dan akurat terlihat, dapat menutup ostia dari sinus sehingga
dimana sebelumnya hal ini tidak mungkin. menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi
Messerklinger merupakan pionir FESS pada pada sinus.
tahun 1978, Messerklinger pertama kali Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior
menganjurkan pemikiran mengenai operasi didapatkan massa tunggal atau multipel
osteomeatal kompleks,1 sedangkan istilah keabuan, paling sering berasal dari meatus
FESS diciptakan oleh Kennedy.7 Stamberger medius dan prolaps ke kavum nasi. Polip nasi
dengan endoskop menemukan polip nasi tampak licin, semitranslusen. Massa ini
hampir seluruhnya berasal dari sinus etmoid.8 terdiri atas jaringan ikat jarang, pembengkakan
Pada dekade terahir, banyak penelitian sel inflamasi dan beberapa kapiler dan
melaporkan hasil yang baik setelah operasi kelenjar. Ditutupi oleh beberapa macam tipe
daerah osteomeatal kompleks pada polip nasi. epitel, paling banyak adalah epitel respirasi
Bagaimanapun, menurut “Position pseduostratified dengan sel goblet dan silia.
statement on nasal polyps” pengobatan Paling sering ditemukan bilateral, bila
dengan obat harus dilakukan terlebih dahulu unilateral dibutuhkan pemeriksaan histologik
setidaknya dalam satu bulan sebelum untuk menyingkirkan malignansi dan keadaan
patologik lain seperti inverted papilloma, polip proinflamasi sitokin dari sel epitel sebagai
nasi ini tidak sensitif dan jarang berdarah. hasil kontak antara dua mukosa di tempat yang
Karakteristik polip nasi adalah epitel sempit ini. Turbulensi udara dan perbedaan
kolumnar bersilia, penebalan membran basal, tekanan mungkin dapat juga memengaruhi
stroma edem, tidak ada pembuluh darah, terjadinya hal tersebut. Faktor penting lain
infiltrasi sel plasma dan eosinophil ditemukan yang bervariasi seperti jamur, pembentukan
dalam 85% polip nasi, dengan sel neutrophil biofilm, inflamasi kronik, dan predisposisi
tetap predominan. genetik.10
Cystic fibrosis merupakan salah satu
Patogenesis penyakit yang banyak ditemukan, yang
merupakan autosomal recessive pada populasi
Etiologi polip nasi masih belum diketahui Caucasian. Penyakit ini morbiditas dan
dengan pasti. Beberapa teori mengatakan polip mortalitasnya tinggi karena infeksi
nasi merupakan akibat kondisi inflamasi endobronchial yang kronik dan obstruksi
kronik hidung dan sinus paranasal, dengan pulmoner, malabsorbsi intestinal yang
karakteristik adanya edema stroma dan variasi disebabkan oleh insufisiensi pankreas. Hampir
sel infitrat. Sementara berbagai aspek telah 70 – 100% terbentuk rhinosinusitis dan polip
didokumentasikan untuk menunjang teori ini, nasi pada 40 % kasus.10
penyebab awalnya tetap tidak diketahui dan Banyak pengarang mengatakan bahwa
mungkin berbeda dalam banyak kasus. saluran pernapasan atas dan bawah merupakan
Secara historis polip nasi diduga memunyai sambungan dari jaringan dimana epitel
predisposisi adanya alergi, oleh karena kolumner bersilia. Selanjutnya, konsep satu
ditemukannya gejala sekret hidung yang cair, aliran udara, satu penyakit sudah berkembang
edema mukosa, dan banyaknya eosinofil di seluruh dunia. Asma dan polip nasi
dalam sekret hidung, tetapi penelitian memunyai karakter yang sama yaitu infiltrasi
epidemiologi memerlihatkan sedikit kejadian eosinofil predominan, hiperplasia sel goblet
untuk menunjang hubungan polip nasi dan Th2- sel imun respons. Terdapat beberapa
ditemukan hanya 1-2 % pasien dengan positif perbedaan penting antara mukosa saluran
skin prick test. Ditambahkan, penelitian pernapasan atas dan bawah, disrupsi epitel
memerlihatkan polip nasi tidak ditemukan mukosa hidung, membran basal menebal, dan
pada individu yang atopik, penelitian elastase sel positif, lebih sedikit di mukosa
menunjukkan bahwa total dan Ig E spesifik hidung dibandingkan di mukosa paru.
dan tipe histologik polip nasi alergik tidak
berhubungan dengan skin prick test yang Evaluasi
positif, tetapi berkorelasi dengan jumlah
eosinofil. Jadi memungkinkan bahwa Evaluasi dimulai dengan riwayat penyakit.
mekanisme alergi lokal di dalam absennya Keluhan paling banyak adalah sumbatan
gejala umum dapat memunyai peranan dalam hidung, hipoksia, hiperkapnia, mendengkur,
patogenesis polip nasi, di sekitar polip nasi gangguan tidur, dan meningkatnya risiko
ditemukan peningkatan histamin dan Ig E, sel hipertensi. Polip dapat menyumbat aliran
mast dan eosinofil didapatkan di dalam polip, udara ke celah olfaktori sehingga terjadi
sehingga inflamasi diduga sebagai faktor kehilangan penciuman. Keluhan sinus dapat
utama pembentukan polip. terjadi. Pemeriksaan telinga hidung tenggorok
Beberapa mekanisme memerkirakan secara menyeluruh dilakukan dengan fokus
terbentuknya polip nasi, termasuk alergi, pada hidung. Pemeriksaan dengan rhinoskopi
infeksi, ketidakseimbangan otonom, kelainan anterior dan posterior. Polip nasi tidak umum
transpor ion transepitel, kelainan ditemukan pada anak–anak, dan bila
mukopolisakrid, enzim, obstruksi, dan ruptur ditemukan harus dievaluasi dengan cepat
epitel. adanya kistik fibrosis. Polip nasi unilateral
Polip nasi tumbuh dari mukosa hidung, dapat diduga sebagai papiloma inverted atau
dapat berasal dari setiap bagian mukosa tumor pada orang dewasa, sedangkan pada
hidung dan sinus paranasal, bentuknya licin, anak-anak, dermoid kista, ensephalocel, dan
semitranslusen, pucat. Berasal dari membran glioma. Pemeriksaan rongga mulut dilihat
mukosa dari osteomeatal kompleks, bagian belakang palatum mole, adanya
kemungkinan karena terbentuknya
antrokoanal polip, sedangkan postnasal drip
mengindikasikan adanya infeksi.
Endoskopi Endoskopi
Pemeriksaan Radiologi