Clinical Pathway
Clinical Pathway
Pengertian (Definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
(ICD: 10: 042)
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban tanpa diikuti adanya persalinan 6 jam kemudian.
2.
1. Keluhan pasien adanya cairan ketuban / air kawah di jalan lahir
Keluhan tanda-tanda infeksi seperti demam, air ketuban yang warnanya keruh dan berbau
3. Keluhan adanya tanda-tanda persalinan, antara lain adanya
kontraksi dan adanya lender darah
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis
-Leopold I -Leopold II
- DJJ dengan doppler
- Evaluasi kontraksi uterus
-Leopold III
- Tanda-tanda bundle ring
-Leopold IV
3. PemeriksaanGinekologi yaitu
Inspekulo :
Memeriksa adanya cairan ketuban di vagina, Nitrazin test. Vaginal Toucher:
Memeriksa adanya cairan ketuban di vagina, menilai tanda- tanda persalinan dan mengevaluasi kemajuan persalinan, yaitu
menilai pembukaan dan pendataran serviks, penurunan kepala, kulit ketuban, air ketuban dan adanya
sarung lendir darah, Nitrazin test
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan keadaan umum dan status generalis
3. Pemeriksaan status obstetri
4. Pemeriksaan status ginekologi
5. Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
1. Inpartu
2. Belum inpartu
Berikan antibiotik inj. Ampicilin 2 hari dilanjutkan dengan pemberian Amoxicilin 3x500mg selama 5 hari
- Inj MgSO4 4 gr/ 6 jam diberikan i.m pada usia kehamilan 24-36 minggu
-Jika usia kehamilan <37 minggu, dirawat seaterm mungkin selama air ketuban masih keluar. Dapat dipulangkan bila sudah tidak keluar atau ada
pertimbangan medis tertentu.
-
Jika usia kehamilan 24-34 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi, beri inj deksametason 5 mg/12 jam selama 2 hari, observasi tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan seaterm mungkin
-Jika usia kehamilan <37 minggu, sudah in partu (pembukaan cervik 4 cm) tidak ada tanda infeksi lanjutkan persalinan.
-Jika usia kehamilan <37 minggu, ada infeksi beri antibiotik dan terminasi kehamilan
Aktif
Dalam persalinan
Belum dalam
Ø≥ 4 cm
persalinan
Infeksi
Non infeksi
Infeksi
Non infeksi
Stimulasi
Infeksi
Stimulasi
Lanjut
Persalinan
Terminasi
kehamilan
Konservatif
KPD 37minggu
Dalam persalinan
Belum dalam
persalinan
Non infeksi
Infeksi
Non infeksi
Lanjut
Persalinan
SC
Induksi
Persalinan
Administratif
Penegakan
Diagnosa
11.Edukasi
12.Prognosis
17.Hal-hal Khusus
18. Kepustakaan
Pengelolaan
Medis Awal
Pengelolaan
Medis Lanjut
1. Adanya resiko infeksi baik pada ibu maupun bayinya.
2. Adanya resiko induksi persalinan seperti adanya perdarahan
3. Risiko prematuritas pada bayi, sindrom gagal nafas neonatorum Ad Vitam dubia ad bonam / malam
Ad Sanationam: dubia ad bonam / malam
Ad Fungsionam: dubia ad bonam / malam
2. Luaran Perinatal
I
Bila ditemukan hal-hal khusus terkait pelayanan dan tindakan medik akan dilakukan pemeriksaan dan tindakan lain
berbasis bukti ilmiah atas pertimbangan medis.
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis -
3. Pemeriksaan
Fisik
4. Kriteria
Diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi -
Persalinan yang berlangsung antara umur kehamilan 20-36 minggu dari hari pertama haid
terakhir (HPMT) atau antara hari ke 140 dan 259 dengan berat janin kurang dari 2500 gram
1. Partus fisiologis
2. Partus palsu (kontraksi Braxton-Hicks)
1. Pemeriksaan darah
2. Cardiotocography
3. Ultrasonography
1. Konservatif
per os
i.v/mnt
Isoxuprine
60-200μg
4-8x1 Omg
Salbutamol
20-50μg
2-4x 4mg
Terbutalin
10-20μg
3x 5mg
Hexoprenaline 0,075-0,3μg
8x 0,5mg
Kortikosteroid untuk memacu pematangan paru janin intra uteri: Betametason 12-16 mg(3-4amp) im/hari ->2 hari
Dexametason 6 mg/im,4 dosis /6 jam tidak dianjurkan untuk ulangan pemberian o/k efek samping thd ibu (hipertensi) dan anak gangguan
perkembangan syaraf)
Antibiotik untuk mencegah infeksi perinatal (ibu dan bayi): Ampisilin sulbactam parenteral 2x1,5gr/hari -> 2 hari dilanjutkan oral 3x375mg/hari -> 5
hari
2. Aktif
Terdapat Gawat Janin
Terdapat Ketuban Pecah Dini yang sudah sangat terinfeksi Lakukan manejemen Kehamilan Preterm dengan
Ketuban Pecah Dini
Pastikan diagnosa ketuban sudah pecah: inspikulo→ tampak air ketuban di forniks posteior, nitrazin test, periksa
adanya lanugo & verniks dgn mikroskop, indigo carmine test
Lesitin/
Tentukan usia hamil dan maturasi paru janin HPMT, USG letak, TBJ, tanda2 oligohidramnion. Maturasi spingomyelin rasio (L/S ≥ 2)
Spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG)
MERAH
KUNING
HIJAU
BIRU
(LEVEL 1) (LEVEL 2)
(LEVEL 3)
(LEVEL 4)
Administratif
Penegakan
Diagnosa
Pengelolaan
Medis Awal
Pengelolaan
Medis Lanjut
11. Edukasi
1. Tingkat maturasi organ
√
ฟ
12. Prognosis
13. Tingkat Evidens 14. Tingkat
Rekomendasi
15. Penelaah Kritis
Bila ditemukan hal-hal khusus terkait pelayanan dan tindakan medik akan
18. Kepustakaan
dilakukan pemeriksaan dan tindakan lain berbasis bukti ilmiah atas pertimbangan medis.
1. Cunningham. Et all. 2014. Williams Obstetrics. 24 edition. The
McGraw-Hill Companies. Inc
2. Winkjosastro, H,2010. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
1.
2.
Pengertian (Definisi ) Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
KISTA OVARII (OVARIAN CYST)
(ICD 10 = N83.2)
Tumor jinak Kistik yang berasal dari ovarium
1. Timbul benjolan dalam waktu relatif lama 2. Kadang-kadang disertai gangguan haid, gangguan
BAK/BAB
6. Kista paraovarian
7. Endometrioma
8. Kista Stein Levental
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Penurunan berat
badan
Asites
Ca 125> 35
6. Risk of Malignancy index
Risk
RMI
Wom
Risk C
en
Cancel
(%)
Low
<25
40
Mode
25-
30
20
rate
250
high
>25
30
75
0
=
Menopausal status
Presence of ascites
Bilateral lesions
7.
Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
3. Tumor uterus
4.
Kehamilan
1. Pemeriksaan darah rutin, kimia klinik golongan
darah
2. Tes kehamilan
3. Ultrasonografi
4. Histopatologi hasil operasi
5. Tumor marker
Bila Ukuran kista <5 cm
9. Kompetensi
10. Kompetensi PPDS
ovarium yang sehat
2. Ooforektomi atau salphingoooforektomi unilateral
jika sudah tidak ada jaringan ovarium yang sehat 3. Histerektomi totalis atau
salphingoooforektomi bilateral jika ditemukan pada usia > 50 thn atau sudah menopause. Pada
usia muda uterus dapat ditinggalkan dengan rencana substitusi hormone 4. Pada
ovarium tersangka ganas, dalam informed consent harus dijelaskan kemungkinan akan
dilakukan histerektomi pada pasien yang muda 5. Jika ganas - konsul ke divisi
onkologi untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
Divisi Gynekologi
MERAH
KUNING
HIJAU
BIRU
(LEVEL 1) (LEVEL 2)
(LEVEL 3) (LEVEL 4)
Administratif
Asisten
Operasi/tindakan
Operator
Operasi/tindakan
11. Edukasi
12. Prognosis
13. Tingkat Evidens
14. | Tingkat Rekomendasi 15. Penelaah Kritis
16. Indikator Medis
17. Kepustakaan
Pendamping
Operasi/tindakan