Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN WINDSHIELD SURVEY, PENGKAJIAN DAN HASIL MUSYAWARAH

MASYARAKAT DESA

Wilayah Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kec. Kasihan – Bantul

Disusun Oleh
Nurdina Wahyu Hidayati S.Kep 20164030107
Baiq Laeli Fitriana S.Kep 20164030047
Deby Listyoning Pambudi S.Kep 20164030097
Tiara Indah Saputri S.Kep 20164030098
Elvira Maridha A. Bombay S.Kep 20164030091
Erik Erpan S.Kep 20164030020
Satifa Layla Hanum S.Kep 20164030135
Dea Prastika Hapsari S.Kep 20164030132
Sholehah Awali Noorhidayah S.Kep 20164030101
Seli Febriyanti S.Kep 20164030058
Agnes Widhiya Pangesti S.Kep 20164030081
Sita Tiari S.Kep 20164030130

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
WINSHIELD SURVEY

Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kec. Kasihan – Bantul

A. Hasil Winshield Survey

Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan di dusun Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan –


Bantul pada tanggal 20 Desember 2016 terdapat karakteristik yang kami observasi
diantaranya:

1. Tipe Perkampungan

Tipe perkampungan di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan – Bantul


merupakan semi usaha dimana di wilayah tersebut banyak terdapat warga yang
memiliki usaha warung makan, warung jajanan sekolah, warung klontong warung
sayur. Di wilayah RT 05 juga terdapat usaha pembuatan tempe, sedangkan di wilayah
RT 08 terdapat usaha pembuatan kerajinan tangan seperti pembuatan wayang dan
topeng, dan di wilayah RT 01 terdapat usaha pembuatan alas sepatu. Tipe perumahan
di wilayah dusun Mrisi terebut merupakan tipe perumahan biasa dimana satu rumah
dengan rumah lain saling berdekatan, kecuali perumahan di wilayah RT 01 masih
jarang karena masih banyak terdapat kebun tebu.

2. Lingkungan Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil pengamatan lingkungan tempat tinggal di wilayah Dusun


Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan – Bantul yaitu terdapat rumah tunggal dimana pada
wilayah tersebut terdapat rumah terpisah antara satu rumah dengan rumah yang lain
karena pada wilayah tersebut masih banyak lahan kosong dan kebun.

3. Umur Area Perumahan

Berdasarkan hasil pengamatan di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan –


Bantul rata – rata tempat yang mereka tinggal terlihat bangunan lama namun masih
terlihat bagus dan terawat karena tampak sudah direnovasi oleh pemiliknya.

4. Karakteristik Social-Kultural

Berdasarkan hasil pengamatan di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan


Bantul yaitu rata-rata penduduknya adalah usia produktif yaitu sekitar 20-60 itahun,
dan berdasarkan hasil pengamatan di wilayah tersebut terdapat balita sekitar 10% dari
jumlah penduduk, anak-anak sekitar 10% dari jumlah penduduk, remaja sekitar 5%
dari jumlah penduduk, sedangkan untuk penduduk yang berusia >60 tahun terdapat
sekitar 25% dari dari jumlah penduduk. Selain itu, dari hasil pengamatan di wilayah
tersebut rata-rata penduduknya memiliki ras jawa meskipun ada salah satu KK di
wilayah tersebut merupakan warga pendatang yang memiliki ras batak. Penduduk di
wilayah Mrisi, Tirtonirmolo sebagian besar berwirausaha dan bekerja sebagai buruh.
Sedangkan di wilayah tersebut taraf pendidikan penduduknya rata-rata berpendidikan
terakhir SMP/sederajat dan SMA/sederajat, dan berdasarkan hasil pengamatan di
wilayah Mrisi, Tirtonirmolo tidak ada tanda kurang harapan di wilayah tersebut.

5. Lingkungan

a. Tampakan Umum

Tampakan umum di wilayah Mrisi, Tirtonirmolo terdapat lingkungan


halaman yang masih tampak kotor dan terdapat bambu-bambu yang sudah ditebang
namun tidak dibuang yang akan menjadi sarang nyamuk. Kondisi jalan di wilayah
tesebut sudah baik namun terdapat beberapa jalan di bagian belakang terlihat
sangat kotor, karena banyak warga yang memiliki ternak sapi, sehingga beberapa
jalan dan pekarangan sangat bau dan kotor. Pekarangannya dimanfaatkan oleh
warga untuk menanam tumbuh-tumbuhan baik bunga maupun jenis tanaman
lainnya. Di dusun tersebut juga terdapat tanda-tanda seni seperti patung prajurit,
patung harimau dan prasasti dusun Mrisi yang tidak terdapat di setiap RT.

b. Bahaya Lingkungan

Polusi udara di wilayah dusun Mrisi, Tirtonirmolo cukup tercemar karena


terdapat limbah dari pabrik gula yang dialirkan ke parit sehingga membuat udara
menjadi berbau tidak sedap. Sedangkan dari hasil pengamatan, sampah sudah
terurus dengan baik oleh warga karena sudah ada petugas yang mengambil sampah
meskipun masih ada beberapa warga yang membakar sampahnya. Penerangan
jalan di wilayah tersebut cukup memadai dan warga cukup terbantu dengan adanya
beberapa lampu penerangan di setiap jalan. Tidak terdapat alat pemadam
kebakaran di wilayah tersebut, namun warga mengatakan jika mengalami
kebakaran warga akan memadamkan api dengan memanfaatkan alat rumah tangga
seperti ember air dan pasir. Lalu lintas di wilayah tersebut lancar dan tidak banyak
kendaraan yang melewati jalan wilayah tersebut kecuali jalan raya yang berada di
depan wilayah dusun Mrisi terdapat banyak kendaraan motor dan mobil yang
melewati jalan raya tersebut. Selain itu, di wilayah tersebut terdapat pos kamling di
setiap RT untuk pengamanan warga di wilayah tersebut.

c. Stressor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi di wilayah Dusun Mrisi tidak terdapat keramaian,


kegaduhan antar warga atau antar RT. Di wilayah Dusun Mrisi tergolong aman
karena pada saat ini belum ada tanda-tands terjadinya kriminal ataupun penyalah
gunaan barang-barang terlarang seperti ganja, sabu-sabu, alkohol ataupun jenis
narkoba lainnya, saat ini warga Dusun Mrisi sudah tergolong mayoritas sejahtera
karena semua warga memiliki penghasilan.

6. Sumber-sumber (yang ada dan tidak ada)

Di sekitar wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan Bantul ini terdapat


beberapa tempat belanja seperti warung klontong dan warunng sayur. Jarak aksesnya
bisa ditempuh dengan waktu singkat, sehingga memudahkan warga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Transportasi yang digunakan untuk mobilisasi kebanyakan
adalah kendaraan pribadi seperti motor, mobil pribadi, sedangkan untuk kendaraan
umum hampir tidak terdapat di wilayah tersebut.

Tempat rekreasi di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo Kasihan Bantul tidak ada
tempat rekreasi. Namun untuk tempat beribadah masjid terletak sangat dan berada di
tengah-tengah yaitu di RT 05. Fasillitas lain seperti pusat pelayanan kesehatan terdapat
Puskesmas Kasihan II yang dapat di jangkau dalam hitungan menit, selain itu terdapat
mading (majalah dinding) yang biasa diisi dengan koran yang masih update. Namun,
fasilitas kegawat daruratan seperti pemadam kebakaran hanya tersedia di tingkat
kabupaten, warga hanya mengandalkan ember, air, dan selang.

7. Pelayanan Kesehatan

a. Fasilitas Kesehatan

Di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo tidak terdapat fasilitas pelayanan


kesehatan, namun di sekitar wilayah tersebut terdapat Puskesmas Kasihan II yang
cukup dekat dengan Dusun Mrisi yang berjarak sekitar 2 km.

b. Sumber Pelayanan Kesehatan

Di wilayah Dusun Mrisi, Tirtonirmolo terdapat sumber pelayanan kesehatam


yang utama di daerah tersebut yaitu praktek dokter umum yang berada di RT 08,
selain itu juga terdapat tabib yang berada di RT 07.
HASIL PENGKAJIAN DAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD 1)

B. Hasil Pengkajian dan MMD 1

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan di wilayah Dusun Mrisi Desa
Tirtonirmolo Kec. Kasihan – Bantul dan hasil MMD 1 dengan stake holder Dusun Mrisi,
terdapat hasil pengkajian sebagai berikut:

1. Pengkajian Inti Komunitas

a. Riwayat

Berdasarkan hasil MMD 1 dengan stake holder Dusun Mrisi didapatkan


hasil bahwa wilayah di Dusun Mrisi sebelumnya merupakan lahan kosong, yang
kemudian dibangun rumah oleh warga. Wilayah Dusun Mrisi yang terdiri dari RT
01-12 belum ada pemekaran wilayah. Usia penduduk paling tua di wilayah ini
berdasarkanpengkajian bulan Desember 2016 adalah 93 tahun.
b. Demografi

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa mayoritas penduduk


Dusun Mrisi berusia dewasa. Rata-rata kepala keluarga di Dusun Mrisi terdapat
±40 KK disetiap RT, sedangkan RT 06,07,08 terdapat 120 KK dan berjumlah 399
jiwa. Penduduk RT 06,07,08 yang berusia >46 tahun dikategorikan lansia yaitu
berjumlah 112 jiwa atau 28,1%, usia penduduk 26-45 tahun yang dikategorikan
dewasa yaitu berjumlah 135 jiwa atau 33,8%, usia penduduk 12-25 tahun yang
dikategorikan remaja yaitu berjumlah 83 jiwa atau 20,8% usia penduduk 5-11
tahun yang dikategorikan anak yaitu berjumlah 38 jiwa atau 9,5%, sedangkan usia
penduduk <5 tahun yang dikategorikan balita berjumlah 31 jiwa atau 7,8%.
Berdasarkan jenis kelamin penduduk RT 06,07,08 yaitu penduduk perempuan
terdapat 49% atau 59 jiwa dan penduduk laki-laki terdapat 51% atau 61%.

Rata-rata pendidikan terakhir di Dusun Mrisi dari RT 01-12


berpendidikanSMA. Frekuensi pendidikan terakhir warga RT 06,07,08 Dusun
Mrisi yaitu sarjana 8,5%, diploma 1,3%, SMA/SMK 34,8%, SMP 17,3%, SD
18,5%, TK 8,3%, dan tidak/belum bersekolah 11,3% dari 399 jiwa penduduk RT
06,07,08. Sebagian besar warga Dusun Mrisi dari RT 01-12 bekerja sebagai buruh,
PNS dan sebagian kecil bekerja sebagai petani dan wiraswasta, sedangkan untuk
penduduk di RT 06,07,08 memiliki pekerjaan PNS 2,5%, swasta 15,5%,
wiraswasta 13,5%, buruh 16,5%, ibu rumah tangga 12,8%, pelajar/mahasiswa
20,8%, dan tidak/belum bekerja 18,3% dari 399 jiwa penduduk RT 06,07,08.
Tingkat penghasilan masyarakat Dusun Mrisi dari RT 01-12 yaitu sekitar 1-2jt/bln.
c. Statistik Vital

Berdasarkan hasil dari forum diskusi dengan stake holder Dusun Mrisi pada
MMD 1 bahwa angka prevalensi masalah kesehatan dalam 2 tahun terakhir yang
paling tinggi yaitu penyakit Demam Berdarah (DBD). Angka kejadian DBD di
wilayah Dusun Mrisi yaitu terdapat 14 warga, sedangkan masalah kesehatan
lainnya yaitu seperti Diabetes Mellitus, hipertensi, stroke, dan asam urat paling
banyak terjadi pada lansia. Mayoritas balita dan anak di wilayah tersebut memiliki
masalah penyakit flu dan demam, serta karies gigi pada balita, sedangkan masalah
kesehatan untuk usia remaja yang paling banyak terjadi yaitu merokok. Sedangkan
persentase masalah kesehatan di wilayah RT 06,07,08 adalah sekitar 16,3%
memiliki masalah kesehatan/riwayat sakit. Angka kematian di wilayah Dusun
Mrisi cukup rendah dalam 2 tahun terakhir.

d. Nilai dan Kepercayaan

Mayoritas budaya di Dusun Mrisi adalah suku Jawa dan memiliki latar
belakang budaya yang baik sehingga masyarakat memiliki kepercayaan tentang
suatu penyakit mereka sudah langsung ke klinik atau puskesmas terdekat untuk
berobat. Jika tidak sakit parah mereka hanya membeli obat di apotek atau
menggunakan bahan-bahan tradisional. Terdapat bagunan tempat ibadah berupa
masjid, yang terdapat di wilayah RT 01,05 dan 10. Mayoritas agama penduduk
wilayah Dusun Mrisi yaitu beragama Islam sebanyak 99% dan katolik 1 %.

2. Pengkajian Sub Sistem

a. Lingkungan Fisik

1) Inspeksi

Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa terdapat beberapa Peta rawan


masalah di Dusun Mrisi diantranya RT 01 karena masih banyak pencahayaan
yang kurang sehingga beresiko terjadinya resiko jatuh. RT 06 dekat dengan
sanitasi limbah pabrikkarena di sanitasi itu nyamuk berkembang biak dengan
jumlah yang banyak. RT 09 masih banyak pohon bambu dan sampah
berserakan sehingga PHBS masih kurang baik. sedangkan RT 02 sampai RT 12
tidak terdapat peta rawan wilayah. Pasar terdekat di wilayah Dusun Mrisi
adalah pasar Niten, sedangkan untuk tempat rekreasi tidak terdapat di wilayah
tersebut.

2) Tanda Vital

Kondisi iklim/cuaca di dusun Mrisi saat ini adalah musim pancaroba.


Pada saat musim hujan, sering terjadi genangan air. Karena di pinggir jalan
terdapat selokan dan biasanya terdapat banyak nyamuk. Selain itu, kondisi
lingkungan di Dusun Misih masih terlihat sampah-sampah yang tidak dikelola
dengan baik di beberapa sekitar rumah warga. Sedangkan untuk kondisi rumah
di Dusun Mrisi ini mayoritas memiliki rumah permanen yang terbuat dari
tembok. Sebagian rumah warga memiliki halaman yang luas. Selain itu kondisi
jalanan di wilayah Dusun Mrisi sudah terlihat baik, jalanan di wilayah tersebut
sudah terbuat dari cor dan aspal.

3) System Review

Semua warga saling mendukung dan sangat rukun adanya toleransi dan
adanya dukungan dari ketua RT untuk menanamkan hidup sehat saling
menghargai sehingga dapat dirasakan di lingkungan dan terdapat kondisi
rumah warga sebagian besar bersih. Terdapat tempat ibadah berupa masjid
yang biasanya ramai digunakan oleh warga pada setiap waktu sholat tiba.
Masjid tersebut berada di daerah RT 01,05 dan 10.

b. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan yang terdapat di Dusun Mrisi adalah Posyandu Lansia dan Balita
yang dilakukan 1 bulan sekali. Posyandu balita diadakan setiap tanggal 11,
sedangkan untuk posyandu lansia diadakan setiap tanggal 20 dan masyarakat
memberikan iuran sebanyak Rp.2.000 perorang. Penyuluhan dilakukan oleh tenaga
kesehatan dari Puskesmas Kasihan II. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
berupa pengecekan tekanan darah, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta
adanya pemeriksaan lanjutan jika lansia ada mengalami keluhan. Kurangnya
informasi dan sosialisasi tentang BPJS di masyarakat Dusun Mrisi. Selain itu,
Puskesmas Kasihan II sudah mulai merencanakan untuk membentuk Posbindu
(Pos Pembinaan Terpadu) yang akan dilakukan di Dusun Mrisi.

c. Ekonomi

Mayoritas penduduk bekerja sebagai Buruh, Swasta, Wiraswasta dan PNS


dengan pendapatan perbulan rata-rata ± 1,2 juta/perbulan. Menu makanan yang
disediakan perhari biasanya berupa nasi, tempe, sayur dan terkadang makan ayam
dan ikan serta menyediakan buah-buhan. Alokasi dana yang disediakan perhari
sekitar Rp. 20.000.

d. Keamanan dan Transportasi

1) Keamanan

Di wilayah Dusun Mrisi sudah terdapatpos kamling di setiap RT namun


setiap malam warga tidak rutin dalam melakukan ronda. Sedangkan di
wilayahRT 12 yang merupakan komplek perumahan terdapat posjaga untuk
satpam selama 24 jam dimana ketika ada tamu yang datang wajib lapor ke
satpam dan ketika siang hari maupun malam portal selalu ditutup sehingga
warga hanya lewat dijalur umum.

Di wilayah dusun Mrisi sudah terdapat sanitasi berupa sungai, namun air
di sungai tersebut sudah tercemar dengan limbah pabrik sehingga menimbulkan
bau yang menyengat dan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar sanitasi.
Kualitas air di beberapa rumah baik namun di sebagian rumah yang jaraknya
dekat dengan pabrik dan dilalui oleh pembuangan limbah pabrik mengalami
pencemaran air sehingga menjadi keruh dan kadang berwarna kemerahan dan
berbau. Sebagian warga di wilayah tersebut menggunakan pompa air dan
sebagian warga menggunakan air PAM untukmendapatkan kualitas air yang
baik. Sanitasi kurang baik karena warga Dusun Mrisi jarang mengadakan
gotongroyong untuk membersihkan lingkungan. Hampir semua warga memiliki
WC, rata-rata jarak antara penampung tinja dan sumber air yaitu ±10 m.
Keamanan jajanan di wilayah tersebut masih cukup aman karena beberapa
warung di wilayah tersebut layak dan bersih.

2) Transportasi

Mayoritas transportasi yang digunakan masyarakat di wilayah Dusun


Mrisi adalah sepeda motor. Namunsebagian warga masih adayang
menggunakan sepeda, dan sudah menggunakan mobil untuk alat transportasi.
Jarang ditemukan penduduk yang mengalami keterbatasan transportasi.
Kondisi jalan di Dusun Mrisi sudah bagus, berupa aspal dan cor semen
walaupun sebagian jalan ada yang berlubang.

e. Politik dan Pemerintahan

Masyarakat Dusun Mrisi bekerjasama dengan Puskesmas Kasihan II dalam


peningkatan kesehatan warganya. Ketika terjadi wabah DBDdi wilayah tersebut
warga melaporkan kepada ketua RT, kemudian ketua RT langsung menindaklanjuti
dengan cara melakukan Voging (Penyemprotan) nyamuk dan melaporkan ke
puskesmas sekitar kemudian diberikan penyuluhan Setiap bulannya minimal 1x
ada penyuluhan dari puskesmas Kasihan II. Pemerintah setempat setiap bulannya
juga mengadakan pertemuan para kader untuk evaluasi kesehatan dan pemerintah
juga mengadakan perlombaan antar desa tentang kesehatan. Kegiatan yang telah
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan yaitu sosialisasi
tentang membersihkan bak mandi, penampungan air melalui rapat mingguan dan
bulanan. Menurut ketua RT dan warga, pemerintah sering membuat acara seperti
lowongan pamong desa, hari jadi dll. Pemeriksaan oleh Jumantik dilakukan setiap
dua bulan sekali, namun beberapa bulan ini kegiatan pemeriksaan terkait PHBS
tidak berjalan dengan waktu yang telah ditentukan. Asuransi kesehatan yang sering
digunakan oleh warga Dusun Mrisi yaitu BPJS, ASKES, dan JAMKESDA.

f. Komunikasi

Mayoritas media komunikasi yang dimiliki keluarga adalah handphone,


televisi, radio. Namun ada beberapa yang tidak memiliki handphone. Komunikasi
di masyarakat juga sangat banyak kegiatannya, antara lain: arisan, pengajian,
perlombaan, pengerjaan bisnis, ibu PKK. Pada hari-hari besar/spesial terdapat
lomba atau perayaan oleh ibu-ibu PKK seperti lomba membuat hantaran, lomba
masak untuk bapak-bapak, jalan santai, rekreasi. Konsultasi dengan tenaga
kesehatan masih terbilang minim, karena pelayanan kesehatan hanya datang 1
bulan sekali, dan hanya pemeriksaan tidak dengan konsultasi. Untuk warga di
RT.08 sering melakukan rapat rutin. Bapak-bapak mengadakan rapat setiap tanggal
1 dan bu-ibu mengadakan rapat setiap tanggal 8. Tidak ada tenaga kesehatan yang
bisa dimanfaatkan untuk konsultasi tentang masalah kesehatan.

g. Pendidikan

Masih terdapat warga yang buta huruf terutama pada lansia, namun mereka
dilatih dalam pembacaan Iqra’.Fasilitas pendidikan yang terdapat di wilayah Dusun
Mrisi yaitu terdapat TK Tunas Mekar, SD Muhammadiyah Mrisi, dan SMA
Muhammadiyah Mrisi. Selain itu, Sebagian besar RT terdapat papan informasi,
dimana disediakan koran untuk informasi umum, namun sebagian papan informasi
juga tidak disediakan informasi.

h. Rekreasi

Warga Dusun Mrisi berekreasi antara lain: rekreasi ke tempat-tempat wisata,


perlombaan, jalan sehat, senam bersama,bermain bola, tenis meja, dan lain-lain
secara bersama-sama di tempat yang sudah disediakan.Jenis makanan yang
dikonsumsi warga Dusun Mrisi ini sama seperti kebanyakan masyarkat lainnya
yaitu sayur, ikan, daging, dan nasi. Warga tersebut jarang membeli makan diluar
rumah. Rata-rata masyarakat masak sendiri dirumah masih-masing setiap harinya.
Dokumentasi MMD 1

Persiapan MMD

Pelaksanaan dan Pemberian Materi MMD 1

Focus Group Discussion (FGD)

B. HASIL
1. Gambaran masyarakat RT 6, 7, 8
a. RT 6
Klien stroke 1 tetapi sudah sembuh, jiwa tidak ada, DM 1, hipertensi 2, dan tidak
ada DBD. Balita ada yang panas dan batuk tiba-tiba tidak bisa jalan, masalah remaja
rokok dan reproduksi.Dalam satu tahun terakhir tidak terdapat kematian ibu, tidak
ada angka kematian bayi, tidak ada anak maupun balita yang mengalami gizi buruk,
tidak ada yang mengalami DBD dalam satu tahun terakhir.Papan informasi sudah
tidak berfungsi seperti dulu dikarenakan masyarakat lebih mudah memperoleh
informasi dari TV yang terdapat di rumah masing-masing. Jumlah masyarakat yang
terdapat di Dusun Mrisi RT 06 yaitu 225 jiwa, laki-laki sebanyak 119 jiwa dan
perempuan sebanyak 106 jiwa. Dua tahu terakhir sudah dilakukan fogging pada
tahun 2016 pada bulan April dan September.
b. RT 7
Ibu hamil tidak ada yang mengalami masalah, tidak ada warga yang stroke, DM,
hipertensi, dan DBD.Ada klien jiwa 1 dan balita flu batuk, remaja merokok. Dalam
satu tahun terakhir tidak terdapat kematian ibu, tidak ada angka kematian bayi, tidak
ada anak maupun balita yang mengalami gizi buruk, terdapat 1 anak yang
mengalami DBD dalam satu tahun terakhir. Papan informasi sudah tidak berfungsi
seperti dulu dikarenakan masyarakat lebih mudah memperoleh informasi dari TV
yang terdapat di rumah masing-masing. Jumlah masyarakat yang terdapat di Dusun
Mrisi RT 07 yaitu 214 jiwa, laki-laki sebanyak 105 jiwa dan perempuan sebanyak
109 jiwa. Dua tahu terakhir sudah dilakukan fogging pada tahun 2016 pada bulan
April dan September.
c. RT 8
Ibu hamil tidak ada masalah, stroke 1, jiwa 1, DM 3, hipertensi 4, DBD 4, balita flu
dan batuk.Warga minta penjelasan mengenai jetik.masalah keehatan ibu minta
penjelasan tentang penyakit.Dalam satu tahun terakhir tidak terdapat kematian ibu,
tidak ada angka kematian bayi, tidak ada anak maupun balita yang mengalami gizi
buruk, tidak ada yang mengalami DBD dalam satu tahun terakhir.Papan informasi
sudah tidak berfungsi seperti dulu dikarenakan masyarakat lebih mudah memperoleh
informasi dari TV yang terdapat di rumah masing-masing. Jumlah masyarakat yang
terdapat di Dusun Mrisi RT 08 yaitu 168 jiwa, laki-laki sebanyak 82 jiwa dan
perempuan sebanyak 86 jiwa. Dua tahu terakhir sudah dilakukan fogging pada tahun
2016 pada bulan April dan September.
2. Jumlah total KK
a. RT 6: Jumlah KK pada RT 06 yaitu ± 68
b. RT 7: Jumlah KK pada RT 07 yaitu± 62
c. RT 8:Jumlah KK pada RT 08 yaitu ± 55
3. Demografi usia
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Balita 31 7.8 7.8 7.8
Anak 38 9.5 9.5 17.3
Remaja 83 20.8 20.8 38.1
Dewasa 135 33.8 33.8 71.9
Lansia 112 28.1 28.1 100.0
Total 399 100.0 100.0

4. Angka bebas jentik dan data kader jumantik

RT PHBS Jentik nyamuk Kader jumantik


I II III Positif
6 0 6 34 5 Sumarni
7 2 9 29 8 Sabar Suprihatin
8 0 1 39 2 Suyatinah
Total 15 ABJ= 105/120*100%=87,5%
(tidak bebas jentik)
Kader jumantik=kadar balita
Persentase PHBS dan jentik nyamuk

PHBS Jentik nyamuk


I II III Positif Negatif
0,83% 11,67% 87,5% 15KK atau 12,5% 105KK atau 87,5%
jumantik
positif
13%

negatif
88%

PHBS
kriteria I
1% kriteria II
12%

kriteria III
88%

5. Hasil Angket

Usia No. Indikator Pengetahuan Urutan Perilaku Urutan Total


masalah masalah (prioritas)
Baik Buruk Baik Buruk

Balita 1. Kesehatan 53% 47% 4 44% 56% 4 8 (4)


gigi

Anak 2. Cuci tangan 74% 26% 7 56% 44% 6 13 (8)

Remaja 3. Merokok 93% 7% 8 44% 56% 3 11 (5)

Dewasa 4. DBD 60% 40% 5 75% 25% 7 12 (7)


5. Gaya hidup 38% 62% 1 38% 62% 2 3 (1)

Lansia 6. Hipertensi 67% 33% 6 25% 75% 1 7 (2)

7 DM 50% 50% 2 50% 50% 5 7 (3)

8 Stroke 50% 50% 3 99% 1% 8 11 (6)

6. Persentase masalah prioritas


1) Gaya hidup
2) Hipertensi
3) DM
4) Kesehatan gigi
5) Merokok

7. Kuesioner prioritas gaya hidup


No Pertanyaan Jumlah
total
2 Apakah pola makan yang sehat adalah makan utama saja 3 kali 41
dalam sehari?
9 Apakah anda berolahraga 3-4 kali setiap minggu? 48
4 Apakah 2 kali dalam seminggu adalah intensitas olahraga yang 51
ideal?
3 Apakah makanan yang terdiri dari karbohidrat dan protein saja 92
merupakan makanan yang seimbang?
5 Apakah 5 jam waktu yang baik untuk tidur pada orang dewasa? 89
10 Apakah anda tidur selama 8 jam perhari? 108
8 Apakah anda menghindari jajanan sembarangan? 114
1 Apakah anda mengetahui bagaimana gaya hidup yang sehat? 127
7 Apakah anda makan makanan seimbang yang terdiri dari 139
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral?
6 Apakah anda makan 3 kali sehari? 156

n=183

Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas


Kategori Data Pernyataan Kesimpulan
Inti Komunitas DO : Gaya hidup tidak sehat pada
 Hasil dari pembagian populasi dewasa di RT 6,7,8 Ds
angket komunitas Mrisi
menunjukkan sebanyak
62% penduduk dewasa
memiliki pengetahuan
dan sikap yang kurang
baik terkait gaya hidup.
 74% warga tidak pernah
olah raga.
Kesenjangan data :
Pengetahuan dan sikap terkait gaya hidup pada populasi dewasa di
RT 06, 07, 08 dusun Mrisi 2016 yang termasuk dalam kategori baik
hanya mencapai 38 %
Lingkungan fisik DO : Kondisi lingkungan warga yang
 RT 06 dekat dengan aliran kurang mendukung kesehatan
limbah pabrik yang
menimbulkan polusi air dan
udara
 Data pengamatan jentik-
jentik di tiap rumah,
menunjukkan dari 120 KK
terdapat 12,5% atau 15 KK
postif jentik-jentik.
 Adanya jentik nyamuk di
genangan air (bak, kaleng)
 Letak kandang hewan dekat
rumah
 Kurangnya tempat sampah
lingkungan yang kotor
 Polusi limbah dari pabrik
Kesenjangan data :
Lingkungan RT 06, 07, 08 dusun Mrisi terdapat polusi air dan
udara.

Lingkungan fisik DO : Kondisi lingkungan yang kotor


 Tampakan umum di wilayah
Mrisi, Tirtonirmolo terdapat
lingkungan halaman yang
masih tampak kotor dan
terdapat bambu-bambu yang
sudah ditebang namun tidak
dibuang yang akan menjadi
sarang nyamuk.
 Kondisi jalan di wilayah
tesebut sudah baik namun
terdapat beberapa jalan di
bagian belakang terlihat
sangat kotor, karena banyak
warga yang memiliki ternak
sapi, sehingga beberapa
jalan dan pekarangan sangat
bau dan kotor.
Kesenjangan data :
Lingkungan RT 06, 07, 08 dusun Mrisi terlihat masih kotor.

Statistic vital DO: Rendahnya sikap orang tua


 Jumlah balita yaitu 31 orang dalam memperhatikan kesehatan
 Rendahnya sikap orang tua gigi anak
terhadap memperhatikan
kesehatan gigi anak yaitu
56%
Kesenjangan data: Terdapat 44% sikap orang tua yang baik dalam
memperhatikan kesehatan gigi anak.
DO: Peningkatan kesadaran mencuci
 Jumlah anak yaitu 38 tangan pada anak
orang
 Kesadaran orang tua
dalam menerapkan
kebiasaan cuci tangan
sebanyak 56%

Kesenjangan data: Pengetahuan orang tua tentang cuci tangan


sebanyak 74 % sedangkan sikap tentang cuci tangan hanya 56%
DO: Rendahnya sikap remaja dalam
 Jumlah remaja yaitu 83 menyadari bahaya merokok
orang
 Pengetahuan merokok
remaja yang baik
sebanyak 93 %

Kesenjangan data: Pengetahuan merokok yag baik sebanyak 93 %


sedangkan sikap yang baik hanya 44 %
DO: Peningkatan kesadaran
 Pengetahuan baik penanganan DBD
tentang DBD sebanyak
60%
Kesenjangan data:
DO: Rendahnya pengetahuan dan
 Pengetahuan dan sikap sikap tentang gaya hidup
yang buruk tentang gaya
hidup sebanyak 62%
Kesenjangan data: Pengetahuan dan sikap tentang gaya hidup baik
hanya 38%
DO: Rendahnya sikap lansia terhadap
 Jumlah lansia sebanyak hipertensi
112 orang
 Pengetahuan baik
tentang hipertensi
sebanyak 67%
Kesenjangan data: Pengetahuan baik tentang hipertensi sebanyak
67% sedangkan sikap baik tentang hipertensi hanya 25%
DO: Peningkatan kesadaran
 Jumlah lansia sebanyak pencegahan DM pada lansia
112 orang
 Pengetahuan dan sikap
baik tentang DM
sebanyak 50%
Kesenjangan data: Pengetahuan dan sikap baik tentang DM
sebanyak 50%.
DO: Peningkatan pengetahuan
 Jumlah lansia sebanyak terhadap stroke
112 orang
 Pengetahuan baik
tentang stroke sebanyak
50% dan sikap baik
sebanyak 99%
Kesenjangan data: Pengetahuan yang buruk 50% sedangkan sikap
buruk tentang stroke sebanyak 1%.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Masalah Etiologi Tanda & Gejala


Aktual/potensial Berhubungan dengan Dimanifestasikan oleh
Kurangnya pengetahuan dan  Kurangnya informasi DO :
perilaku terkait gaya hidup tentang kesehatan  Hasil dari pembagian
sehat  Kurangnya kesadaran angket komunitas
masyarakat menunjukkan
pengetahuan gaya
hidup buruk sebanyak
62%

DS :
 Warga mengatakan
belum
mengaplikasikan gaya
hidup sehat
Resiko meningkatnya demam  Kondisi lingkungan DO :
berdarah di dusun Mrisi RT warga yang kotor  RT 06 dekat dengan
06,07,08  Kurangnya kesadaran sanitasi limbah
masyarakat untuk pabrikkarena di
menjaga kesehatan sanitasi itu nyamuk
berkembang biak
dengan jumlah yang
banyak
 RT 06, 07, 08 dekat
dengan sawah
 Adanya jentik
nyamuk di genangan
air

DS :
 Warga mengatakan
kader jumantik tidak
pernah melakukan
pemeriksaan jumantik
dalam 1 tahun
terakhir
Resiko terjadinya angka  Lingkungan yang DO :
kesakitan di RT 06, 07, 08 kurang bersih dan  Letak kandang hewan dekat
Dusun Mrisi sehat rumah
 PHBS yang rendah  Kurangnya tempat sampah
 Kurangnya informasi lingkungan yang kotor
tentang kesehatan  Pencemaran limbah dari
 Kurangnya kesadaran pabrik
masyarakat DS :
-
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tota Prioritas
No Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K
l

1. Kurangnya pengetahuan dan sikap gaya hidup tidak sehat b/d


kurangnya informasi tentang kesehatan,kurangnya kesadaran
masyarakat d/d hasil dari pembagian angket komunitas 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 37 1
menunjukkan pengetahuan gaya hidup buruk sebanyak 62%,
warga mengatakan belum mengaplikasikan gaya hidup sehat

2. Resiko meningkatnya demam berdarah di dusun Mrisi RT


06,07,08 b/d kondisi lingkungan warga yang kotor, kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan d/d RT 06 dekat
dengan sanitasi limbah pabrik karena di sanitasi itu nyamuk
3 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 36 2
berkembang biak dengan jumlah yang banyak, RT 06, 07, 08
dekat dengan sawah, adanya jentik nyamuk di genangan
air,warga mengatakan kader jumantik tidak pernah melakukan
pemeriksaan jumantik dalam 1 tahun terakhir
3. Resiko terjadinya angka kesakitan di RT 06, 07, 08 Dusun Mrisi 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 34 3

b/d lingkungan yang kurang bersih dan sehat, PHBS yang


rendah, kurangnya informasi tentang kesehatan dan kurangnya
kesadaran masyarakat d/d letak kandang hewan dekat
rumah,kurangnya tempat sampah, pencemaran limbah dari pabrik
BAB III ( Perencanaan Keperawatan Komunitas)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
DX Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Intervensi Rencana Evaluasi
NO Sumber Tempat PJ
Keperawatan Kegiatan Kriteria Standar
1. Kurangnya Setelah Setelah dilakukan 1. Memberikan 1. Memberikan Pengetahu Mahasiswa Balai Mahasis
pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan Pendidikan pendkes an gaya berkerja pedukuhan wa
dan gaya tindakan komunitas sebanyak kesehatan tentang hidup sama Dusun Profesi
hidup tidak keperawatan 3x pertemuan 2. Kerjasama manajemen sehat bisa masyarakat Mrisi PSIK
sehat b/d komunitas diharapkan dengan nutrisi meningkat RT 06, 07, UMY
kurangnya sebanyak 3x pengetahuan dan gaya masyarakat dan 2. Memberikan menjadi 08 dusun
informasi pertemuan hidup sehat di warga puskesmas pendkes 60 % Mrisi
tentang diharapkan mrisi RT 06, 07 dan 3. Pemberdayaan tentang
kesehatan,kur pengetahuan dan 08 dapat meningkat masyarakat aktivitas fisik
angnya gaya hidup sehat meiputi : 3. Penkes pola
kesadaran di warga mrisi 1. Mengetahui istirahat tdr
masyarakat RT 06, 07 dan manajemen nutrisi 4. Inisiasi
d/d hasil dari 08 dapat yang baik pembentukan
pembagian meningkat 2. Mengetahui posbindu
angket aktivitas fisik yang PTM
komunitas sehat 5. Pelatihan
menunjukkan kader
pengetahuan posbndu
gaya hidup PTM
buruk 6. Kerjasama
sebanyak dgn
62%, warga puskesmas
mengatakan dan dinas
belum kesehatan
mengaplikasi dalam
kan gaya pembentukan
hidup sehat dan
pelkasanaan
posbindu
PTM
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Rencana
No Masalah Tujuan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ
Kegiatan
1. Kurangnya Setelah dilakukan tindakan Pencegahan primer: Warga RT Pedukuhan Mahasiswa Mahasiswa
pengetahuan gaya hidup keperawatan komunitas A. Memberikan pendkes 06,07,08 Mrisi profesi PSIK
dan sikap tidak sehat sebanyak 3x pertemuan tentang manajemen Dusun UMY
b/d kurangnya diharapkan pengetahuan dan nutrisi Mrisi
informasi tentang gaya hidup sehat di warga mrisi B. Memberikan pendkes
kesehatan,kurangnya RT 06, 07 dan 08 dapat tentang aktivitas fisik
kesadaran masyarakat meningkat C. Penkes pola istirahat
d/d hasil dari tdr
pembagian angket D. Memberikan pendkes
komunitas tentang PHBS.
menunjukkan E. Inisiasi pembentukan
pengetahuan gaya hidup posbindu PTM
buruk sebanyak 62%, F. Pelatihan kader
warga mengatakan posbndu PTM
belum mengaplikasikan G. Kerjasama dgn
gaya hidup sehat puskesmas dan dinas
kesehatan dalam
pembentukan dan
pelkasanaan posbindu
PTM
H. Home visit (melalui
asuhan keperawatan
keluarga)
Pencegahan sekunder
A. Skrining faktor risiko
PTM
Pencegahan tersier:
A. Kerjasama dengan
puskes dalam
penatalaksanaan
penyakit yang berkaitn
dgn gaya hidup
B. Rujukan kasus
Hasil diskusi dengan masyarakat:

Masyarakat menyetujui akan diberikan pendidikan kesehatan dan diinisiasi posbindu


IMPLEMENTASI

Kegiatan yang sudah dilakukan :

1. Kegiatan: PKK RW (07 Januari 2017)

Tempat: Ibu maryati

Waktu:16.00- 17.30

Sasaran: Ibu-ibu PKK

Evaluasi:

S: Warga mengatakan memahami materi mengenai aktivitas fisik yang baik


sesuai usia yang diberikan.

O: Masyarakat mampu menyebutkan kembali jenis-jenis aktivitas fisik yg


baik, mempraktekkan senam peregangan. Warga terlihat antusias selama
kegiatan

A: Masalah kurang pengetahuan terkait aktifitas fisik teratasi

P: Koodinasi dengan kader dan ibu PKK untuk melnjutkan senam yg sudah
disarankan

2. Kegiatan: arisan RT 06 (08 Januari 2017)

Tempat: Pak Eko ketua takmir

Waktu:19.00-21.30

Sasaran: Ibu-ibu arisan

Evaluasi:

S: Warga mengatakan memahami mengenai PPOK dan cara batuk efektif

O: Masyarakat mampu menyebutkan kembali tentang PPOK mempraktekkan


batuk efektif

A: Masalah kurang pengetahuan terkait PPOK dan Batuk efektif teratasi

P: Koodinasi dengan kader melanjutkan cara batuk efektif yg sudah


disarankan
3. Kegiatan: Arisan ibu-ibu RT 08 (08 Januari 2017)

Tempat: Ibu N

Waktu:19.30-21.30

Sasaran: Ibu-ibu arisan RT 08

Evaluasi:

S: Warga mengatakan memahami mengenai pola Nutrisi dan waktu jam


makan yang baik

O: Masyarakat mampu menyebutkan kembali pola Nutrisi dan waktu jam


makan yang baik

A: Masalah kurang pengetahuan terkait pola nutrisi yang baik dan waktu jam
makan yang baik teratasi sebagian

P: Koodinasi dengan kader terkait pola makan yang baik dan waktu jam
makan yang baik
4. Kegiatan: Arisan ibu-ibu RT 09 (10 Januari 2017)

Tempat: Ibu RT 09

Waktu:15.30-17.30

Sasaran: ibu-ibu arisan RT 09

Evaluasi:

S: Warga mengatakan memahami mengenai hipertensi dan senam peregangan

O: Masyarakat mampu menyebutkan kembali pengertian hipertensi serta


penyebabnya dan aktif mengikuti senam

A: Masalah kurang pengetahuan terkait hipertensi belum teratasi

P: Koodinasi dengan kader terkait hipertensi


5. Kegiatan: Posyandu Balita (11 Januari 2017)

Tempat: Pak Dukuh

Waktu:08.00-11.30

Sasaran: balita dan ibunya

Evaluasi:

S: Ibu menyatakan memahami mengenai cara perawatan gigi dan cara


membersihkannya

O: Ibu mampu mempraktekan bagamana cara perawatan dan membersihkan


gigi balita.

A: Masalah kurang pengetahuan terkait perawatan dan membersihkan gigi


balita.

P: Koordinasi dengan kader terkait perawatan dan membersihkan gigi balita.


6. Kegiatan: Posyandu Lansia (20 Januari 2017)

Tempat: Pak Dukuh

Waktu:08.30-11.00

Sasaran: Lansia

Evaluasi:

S: Warga menyatakan memahami mengenai hipertensi

O:Masyarakat mampu menyebutkan kembali definisi hipertensi dan


penyebabnya

A: Masalah kurang pengetahuan terkait hipertensi

P: Koodinasi dengan kader terkait hipertensi

7. Kegiatan: POSBINDU (Pemaparan awal Posbindu dan simulasi = 14 Januari 2017)

Tempat: Pak Dukuh

Waktu:08.30-11.00

Sasaran: Seluruh Ketua RT, Kader Posyandu Lansia, Kader Posyandu Balita, Kader
Posbindu

Evaluasi:

S: -

O: Telah terbentuk Posbindu PTM Teratai Dusun Mrisi, Telah terbentuk kader
11 orang

A: Masalah kurang pengetahuan tidak teratasi

P: Pemberian materi umum posbindu PTM, beberapa PTM, dan praktik 5 meja
posbindu
8. Posbindu : pelatihan kader posbindu = 15 januari 2017

Kegiatan: POSBINDU

Tempat: pak Dukuh

Waktu:08.30-11.00

Sasaran: Kader Posbindu

Evaluasi:

S: Kader memahami contoh PTM

O: Telah diajarkan materi umum posbindu PTM, beberapa PTM, dan praktik 5 meja
posbindu

A: Masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian

P: Peresmian Posbindu PTM Tratai


9. Screeaning UKS : screening kesehatan anak kelas 4 SD dan pelatihan kader
dokter kecil tentang pencegahan dan penanganan cedera = 16 januari 2017

Kegiatan: Screening UKS

Tempat: SD Muhammadiyah Mrisi

Waktu:10.00-11.30

Sasaran: Siswa/siswi kelas 4 SD Muhammadiyah Mrisi

Evaluasi:

S: Kader mengatakan memahami materi tentang pencegahan dan penanganan


cedera bermain

O: Sebanyak 13 siswa/i kelas 4 melakukan screeningHasil screening


siswa/siswi mayoritas normal, terdapat 2 anak obesitas, dan 6 anak caries (gigi
berlubang) Terbentuk kader dokter kecil sebanyak 6 orang

A: Masalah kesehatan pada anak sekolah belum teratasi

P: Koordinasi pihak sekolah dan Puskesmas terkait masalah yang ditemukan

10. Pelatihan Kader Dokter Kecil

Kegiatan: Pelatihan Kader Dokter Kecil

Tempat: SD Muhammadiyah Mrisi

Waktu: 10.00-11.00

Sasaran: 6 siswa/i kader dokter kecil

Evaluasi:

S: Kader menyatakan memahani materi pencegahan cedera bermain, Kader


menyatakn memahami cara penanganan luka sederhana jik terjadi cedera
bermain
O: 6 siswa/i mampu mempresentasikan kembali cara penyampaian materi
pencegahan cedera di lingkungan bermain,6 siswa/i mampu mempresentasikan
kembali cara penanganan luka sederhana jika terjadi cedera bermain

A: Masalah kurang pengetahuan tentang cedera bermain teratasi sebagian

P: Koodinasi pihak sekolah guna evaluasi

Sebelum dilakukan tindakan


Setelah dilakukan tindakan

Pengetahuan Perilaku

Kurang baik Kurang baik


32% 47% Baik
53%

Baik
68%

Menurut Depkes (2006) tingkatan kemandirian keluarga :

1. Keluarga mandiri tingkat I

2. Keluarga mandiri tingkat II

3. Keluarga mandiri tingkat III

4. Keluarga mandiri tingkat IV

Distribusi tingkat kemandirian keluarga kelolaan individu

No Keluarga Sebelum Berkunjung Sesudah Berkunjung


1. Tn T 2 3
2. Tn S 2 3
3. Tn S 1 2
4 Tn W 2 3
5. Tn E 1 2
6 Tn A 2 3
7. Ny S 2 3
8. Tn M 2 3
9. Tn. D 1 3
10.
11.
12.

Anda mungkin juga menyukai