Anda di halaman 1dari 36

Fakultas Hukum

Universitas Gajah Mada

Hukum Kesehatan
dan Masyarakat
dr. Mahesa Paranadipa M, M.H
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Kasus dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry


Simanjuntak, & dr Hendy Siagian tahun 2010.
Dinyatakan BEBAS oleh MA tahun 2014 4
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Kasus Dr.Heryani Parewasi,Sp.OG, dituntut pidana pada


Desember 2017, divonis BEBAS pada 25 Juni 2018
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

De nisi
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang
berhubungan langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan
penerapanya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum
pidana. (HJJ Leenen, 1981

Hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai kumpulan


pengaturan yang berkaitan dengan pemberian perawatan dan juga
penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana dan hukum
administrasi. (Van der Mijn, 1984

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang


berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan
kesehatan dan penerapannya (PERHUKI, 1987

Ketiga de nisi di atas menitikberatkan pada pemeliharaan


kesehatan (zorg voor de gezondheid)
fi
fi
)

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

De nisi

Hukum kesehatan hukum kesehatan bertumpu pada hak


atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak dasar social (the
right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar
individual yang terdiri dari hak atas informasi (the right to
information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the
right of self determination). (Hermien Hadiati Koeswadji ,
1998

Hukum kesehatan ditautkan dengan hak untuk sehat dengan


menyatakan bahwa hak atas pemeliharaan kesehatan
mencakup berbagai aspek yang mere eksikan pemberian
perlindungan dan pemberian fasilitas dalam pelaksanaannya.
(Roscam Abing)
fi
)

fl
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

De nisi

Hukum kesehatan adalah cabang ilmu hukum yang


mempelajari tentang hubungan antara hukum dan seluruh
aspek kesehatan yang mencakup pengaturan, upaya
kesehatan, dan pertanggung jawab produk dalam rangka
menjaga keseimbangan hak dan kewajiban publik dengan
hak-hak perorangan dengan memperhatikan asas-asas
hukum publik dan hukum privat

(Hasil Kongres V MHKI tahun 2021)


fi
.

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

De nisi

Sofwan Dahlan membedakan de nsi antara Hukum


kesehatan dan Hukum Kedokteran.

Hukum kedokteran diartikan sebagai bagian dari hukum


kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan
dengan amalan perobatan (law regulating the practice of
medicine

Hukum keperawatan diartikan sebagai bagian dari hukum


kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan
dengan amalan keperawatan (law regulating the practice of
nursing)
fi
)

fi

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Menurut Leenan, latar belakang perlunya pengembangan


Hukum kesehatan sebagai spesialisasi ilmu hukum antara
lain
1. adanya kemajuan ilmu dan teknologi di bidang
kedokteran yang semakin memperlihatkan adanya bentuk
intervensi sehingga dapat mempengaruhi integritas
manusi
2. berubahnya dunia kedokteran menjadi semakin birokratis
sehingga mengakibatkan hubungan personal semakin
menuru
3. semakin diterimanya gagasan mengenai hak asasi
manusia (termasuk hak menentukan nasib sendiri)
sebagai landasan bagi kebijakan hukum dan sosial
(1929 - 2002)
:

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Tonggak Sejarah Hukum Kesehatan

Kasus Malpraktik
Dr. Setyaningrum, seorang dokter Puskesmas di Kecamatan
Dr.Setyaningrum Wedarijaksa Pati, Jawa Tengah yang semula diputus bersalah
Pati - Jawa Tengah
oleh Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, karena dituduh
melakukan tindak pidana akibat kelalaiannya menyebabkan
Tahun 1979
meninggalnya seorang pasien, akhirnya dibebaskan oleh
Putusan Pengadilan Mahkamah Agung dalam Putusan Mahkamah Agung No. 600/
Negeri Pati No.
8/1980/Pid.B/Pn.Pati
K/Pid/1983 tertanggal 27 Juni 1984. Putusan itu, telah
membuka sejarah baru dalam Hukum Kesehatan, khususnya
Putusan Pengadilan
Tinggi Semarang No.
dalam bidang Hukum Kedokteran di Indonesia dan sejak saat
203/1981 No. 8/1980/ itu mulai timbul kesadaran pemahaman akan hukum
Pid.B/PT. Semarang
kedokteran di Indonesia
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Perkembangan Hukum Kesehatan di Indonesia

Hukum kesehatan merupakan bidang hukum baru. Dimulai


pada waktu World Congress on Medical Law di Belgia pada
tahun 1967. Selanjutnya terbentuklah the World Association
for Medical Law (WAML). Di Indonesia, perkembangannya
dimulai dari terbentuknya Kelompok Studi untuk Hukum
Kedokteran FK UI/RSCM pada tahun 1982. Lalu pada tahun
1983 terbentuk Perhimpunan Hukum Kedokteran Indonesia
(PERHUKI) yang kemudian tahun 1987 berubah menjadi
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada
tahun 2008 berdiri Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia
(MHKI). Saat ini, hukum kesehatan telah menjadi pilihan
studi S2 di beberapa fakultas hukum di Indonesia.
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Ruang Lingkup Hukum Kesehatan


Ruang lingkup hukum kesehatan tergantung pengertian yuridis tentang
“sehat” di dalam Undang-Undang Kesehatan (Sofwan Dahlan)

1. Pelayanan kesehatan (kedokteran/kedokteran gigi,


keperawatan, kebidanan, dll
2. Kesehatan tradisiona
3. Kesehatan masyarakat dan lingkunga
4. Kesehatan jiwa, kerja, olahraga, dan matr
5. Keamanan makanan dan minuma
6. Keamanan sediaan farmasi dan alat kesehata
7. Keamanan zat adikti
8. Pembiayaan kesehata
9. Informasi kesehata
10. Penegakkan hukum
n

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Kelompok Bidang Kajian Hukum Kesehatan

1. Hukum Kedokteran (medical law


2. Hukum Keperawatan (nurse law
3. Hukum Kefarmasian (pharmacy law
4. Hukum Rumah Sakit (hospital law
5. Hukum Kesehatan Masyarakat (public health law
6. Hukum Kesehatan Lingkungan (environmental law)

(Kompendium Hukum Kesehatan, Badan Pembinaan Hukum


Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2011)
)

Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada
Kajian peraturan perundang-undangan :
1. UUD Negara RI tahun 1945
2. Undang-Undang (UU No.1 tahun 1970 tentang
Studi Hukum Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; UU No.4
tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
sebagai revisi dari UU No.23 tahun 1992; UU
No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
Hukum Administrasi Negara UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional; UU No.44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit; UU No.24 tahun 2011 tentang
Hukum Perdata Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; UU
No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan;
Hukum Pidana UU No.6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan; UU No.4 tahun 2019 tentang
Kebidanan)
3. Peraturan Pemerintah
4. Keputusan Presiden
5. Peraturan / Keputusan Menteri, termasuk yang
dikeluarkan oleh struktur dibawah Menteri
6. Peraturan / Keputusan Lembaga lain di
pemerintahan
7. Peraturan Daerah, termasuk Keputusan
pejabat daerah
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

Studi Hukum Kesehatan

Negara yang menganut sistem anglo sakson tidak menjadikan peraturan perundangan-
undangan sebagai sendi utama, sistemnnya mengacu kepada yurisprudensi atau sering
disebut case law system karena berkembang dari kasus-kasus konkrit. Sedangkan negara
dengan sistem kontinental menjadikan peraturan perundang-undangan sebagai sendi
utamanya. Namun saat ini perbedaan antara kedua sistem ini makin menipis.

Peraturan perundan-undangan memiliki permasalahan:


- Tidak leksibel, tidak mudah menyesuaikan peraturan perundang-undangan dengan
perkembangan masyarakat. Pembentukannya membutuhkan waktu dan tata cara tertentu.
- Tidak pernah lengkap untuk memenuhi segala peristiwa hukum atau tuntutan hukum, hal
ini menimbulkan kekosongan hukum atau “rechtsvacuum”.
f
ASAS-ASAS HUKUM
1. presumptio iures de iure : menganggap semua orang tahu hukum.
Hampir sama dengan asas Ignorantia legis excusat neminem
(ketidaktahuan akan undang-undang bukan alasan bagi pemaaf)
2. non-retroactive : melarang keberlakuan surut suatu undang-
undang
3. lex posterior derogat legi priori : aturan hukum yang lebih baru
mengesampingkan atau meniadakan aturan hukum yang lama.
4. lex superior derogat legi inferior : asas penafsiran hukum yang
menyatakan bahwa hukum yang tinggi (lex superior)
mengesampingkan hukum yang rendah (lex inferior)
5. lex specialis derogat legi generali : asas penafsiran hukum yang
menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis)
mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis)
ASAS-ASAS HUKUM DI DALAM KESEHATAN
1. Sa science et sa conscience artinya bahwa kepandaian seorang
ahli kesehatan tidak boleh bertentangan dengan hati nurani dan
kemanusiaannya.
2. Agroti Salus Lex Suprema yaitu keselamatan pasien adalah
hukum yang tertinggi.
3. Deminimis noncurat lex yaitu hukum tidak mencampuri hal-hal
yang sepele.
4. Res ispa liquitur yaitu faktanya telah berbicara.
Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada

MASYARAKAT HUKUM KESEHATAN INDONESIA


(MHKI)
Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia didirikan pada 9 November 2008 di Aula RS
Fatmawati Jakarta oleh 21 orang pemerhati Hukum Kesehatan yakni
a.Memajukan ilmu Hukum Kesehatan
di Indonesia;
b.Memberikan solusi terbaik
kepada pemerintah dan atau
lembaga lain dalam
permasalahan hukum kesehatan
di Indonesia;
c.Mendorong peningkatan minat,
apresiasi, kemampuan, dan
keterampilan sumber daya manusia
Indonesia terhadap Hukum Kesehatan
melalui pendidikan formal;
d.Terwujudnya perilaku dan
lingkungan hidup sehat di dalam
masyarakat.
(Anggaran Dasar MHKI Tahun 2018)
Hubungan Antar
Lembaga
PERAN UTAMA
MHKI
EDUCATOR

ADVOCATOR

SOCIAL RESPONSE
EDUKASI MEDIA MAINSTREAM
EDUKASI MENGGUNAKAN FLYER
DI SOCIAL MEDIA
EDUKASI MELALUI SEMINAR ONLINE
EDUKASI SOCIAL MEDIA

@dpp_mhki

@dpp_mhki
34
“Solus populi suprema lex esto”

Terima Kasih

35
Penugasan
M sing-m sing m h sisw membu t tulis n mengen i isu-isu hukum keseh t n
berd s rk n ru ng lingkup hukum keseh t n, deng n penjel s n singk tny .
Dibu t d l m 5-10 h l m n, font Time New Rom n, sp si 1,5.
Dikirim ke em il : m h3s _md@y hoo.com
HP : 085240713171
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

Anda mungkin juga menyukai