Anda di halaman 1dari 7

Nama lengkap: Yayat supriyatna

Usia: 59 tahun
Pekerjaan/status: anggota ksb
No hp: 081221533474

“Di Desa Dayeuhkolot dibentuk kesatuan penanganan bencana, KSB. KSB itu singkatan dari
Kampung Siaga Bencana.”
“Kami pada saat itu di-training bagaimana cara mengevakuasi, penanganan-penanganan lebih ke
medis tentang masyarakat
“Seiring dengan waktu terus terbentuk juga di kita itu (___) jadi bentukan Kabupaten Bandung,
inilah gedungnya.”
“Gedung ini dari PMI Bandung sebagai shelter, tempat pengungsian banjir di wilayah
Dayeuhkolot khusus untuk di dusun 1.”

Q : “Berarti di setiap dusun ada shelter?”


“Ngga, shelter cuma ada satu. Pada saat itu wilayah yang genangannya cukup dalam adalah
wilayah barat, wilayah timur ngga begitu. Sehingga dibangunnya disini. Nah, ini para
pengungsinya antara warga rw 04, rw 14, sama rw 05. Sisanya berpencar, ada yang bertahan di
rumah, ada juga yang dipinggir jalan, disesuaikan dengan situasinya, ada yang di polsek. Nah,
shelter ini kebetulan warga rw 04, rw 14, sama rw 05 yang lebih banyak mempergunakan
sebagai sarana pengungsian.”

“Itu dua lembaga organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebencanaan. Kalau PMI
kan lebih ke umum, medis. Kalau kita di KSB, evakuasinya, terus lebih ke teknis di lapangannya,
teknik evakuasi, teknik cara mendirikan tenda, itu yang sering kita lakukan sampai terakhir di
2021 karena saat itu genangan masih cukup besar.”

“Alhamdulillah untuk saat ini di wilayah kami itu supply air (banjir) dari citarum sudah tidak ada
karena sudah dibikinkan dua kolam retensi di cipalasari 1 dengan cipalasari 2. Tapi, masih ada
genangan. Supply sih dari sungai cipalasari, kiriman dari kota sekarang itu. Dari Kota Bandung.
Kalau Bandung Raya, Curah hujan besar seperti minggu-minggu ini, akhirnya di kita pun terjadi
genangan. Tetapi, genangan sekarang tidak lama, paling 1 hari 2 hari. Karena ada mesin ya, 2
kolam retensi itu langsung membuang ke sungai citarum.”

“Pengungsian tetap ada, sampai seperti saat ini masih ada warga kami yang di atas, ini belum
bisa kembali karena mereka masih was-was juga ya, sekarang kan curah hujan kadang-kadang
disini ngga hujan, di kota hujan. Warga desa Dayeuhkolot pada saat situasi genangan cukup
besar, semua berpencar. Dan pada akhirnya kami harus menginterventarisasi berapa orang di
koramil, berapa orang di kecamatan, berapa orang di kantor polsek, berapa orang di pom bensin,
berapa orang di desa. Ya walaupun dalam pemberian konsumsi kita tetap bekerjasama dengan
pihak PMI pihak BPBD karena dari mereka pun seperti saat ini tadi bisa dilihat ya ada kendaraan
support dari BPBD untuk para korban yang tergenang.”

“Dari tahun 2000-2021 terakhir lah, ada perubahan signifikan setelah pemerintah melakukan dua
pembangunan kolam, ada floodway yang di cirengit itu memotong alur anak sungai yang masuk
ke citarum itu terbagi dua, terus terbangun kolam retensi yang besar, kolam andir yang kemarin
diresmikan oleh pak Jokowi itu juga berpengaruh.”

“Cuman, kami masih tetap berharap ya namanya masyarakat ada kerinduan kenyamanan ketika
wilayahnya dalam situasi yang walaupun curah hujan sedemikian besar kita tetap sangat
berharap kenyamanan ya. Kalau curah hujan tinggi itu kita was was, jam berapa ini air datang.
Kalau dari Bandung, dua jam ke depan. Dari majalaya pangalengan kita prediksi 4 jam nyampe
ke kita. Tapi sekarang wilayah bantaran udah tertutup. Wilayah timur masih ada sih supply dari
citarum walaupun terprotect oleh pintu air. Tapi ya namanya rembesan ya, tetep masuk.
Makanya wilayah timur blok rw 09, 10, 11, 12, 8 sebagaian itu ada genangan supplynya dari
cikapundung sama citarum. Kalau kita dari citarum sudah ngga ada, cuma dari kota.”

Q : Training oleh KMB kerjasama sama siapa?


“Sementara kita masih dibawah PEMDA. Jadi, pemda melakukan suatu kegiatan mitigasi
bencana kita masih dibawah itu. Paling kemarin dari astra juga ada tentang mitigasi bencana dan
pasca bencana trauma healing untuk anak-anak. Sehingga setelah terjadi bencana anak-anak
masih riang. Karena mereka juga mungkin tidak tersalurkan ke para orangtua walaupun terdapat
sukacita main banjir tapi kan sekolah mereka libur. Sehingga dapat tertinggal materi.”

“Kami sangat berharap rekan-rekan akademisi bisa mensupport pemerintah bahwa wilayah kami
ini dunia pendidikan dasar harus diperhatikan, karena kasihan masyarakat. Di sisi lain, kita
berharap indeks prestasi masyarakat meningkat, tapi lingkungan tidak mendukung karena masih
sering terjadi genangan sehingga sekolah harus diliburkan. Anak-anak otomatis terhambat
pendidikannya.”

Q : apakah terdapat kriteria khusus untuk mengikuti kegiatan mitigasi bencana oleh
pemda?
“Masih di tingkat para penggiat lingkungan. Dalam warning, masyarakat dayeuhkolot sudah
natural karena melalui informasi cuaca masyarakat sudah dapat mempersiapkan diri menghadapi
banjir yang akan datang beberapa jam kemudian. Pernah ditawarkan early warning alarm oleh
ITB namun siapa yang akan merawatnya. Setelah beberapa pertimbangan sistem warning tidak
memakai alat elektronik melainkan masih manual.”

“Kami juga sedikit was-was saat ini karena ada beberapa track tanggul yang kritis yang memang
harus ada perbaikan dari pihak balai pemerintah. Jangan menjadikan itu sebuah bom waktu buat
kami ketika mdpl sungai citarum sudah melebihi kapasitas. Takutlah kita, kayak majalaya
malam-malam tanggulnya jebol lagi. Pada tahun 2020 sempat kejadian kita kelebihan debit air
sungai citarum. Dokumen masih saya simpan, karena sering menjadi topik pembicaraan saat
bertemu orang balai, kenapa kita masih berhadapan dengan pemerintah itu penanganan tanggul,
karena masih ada bocor rembesan di tanggul itu, kalau membesar kan jadi parah lagi. Kita terus
berkoordinasi dengan mereka, menginformasikan semua yang kita temukan di lapangan terhadap
mereka, supaya mengantisipasi tanggap daruratnya.”

Q : untuk prabencana dari ksb sendiri ada tindakan apa biasannya?


“Paling kita di musim penghujan menyiapkan perahu, karena di tiap rw pernah dikasih dan
merupakan sarana yang sangat efektif untuk mobilisasi evakuasi gang-gang sempit.”

“Banyak cerita suka duka selama evakuasi di tahun 2019-2021. Pernah saya mengevakuasi
sendiri jam 1 malam pada tahun 2020 lalu perahu terbalik, korban tidak bisa berenang.”

Q : Apakah Edukasi Mitigasi ke Warga Dilakukan Secara Terus-Menerus?


“Paling pada saat terjadi genangan kecil memberikan edukasi untuk jangan sampai berdiam,
karena masyarakat tuh ketika kita suruh evakuasi, malah pilih bertahan di rumah. Akhirnya air
naik mereka ngga bisa keluar, ngumpetlah di atap.”

Q : Anggota KSB terdiri dari siapa saja dan ada berapa?


“Dari tiap rw ada perwakilan, ada yang 2 orang ada yang 3 orang. Dalam pembentukan itu ada
sekitar 70 orang anggota KSB seiring dengan waktu dan aktivitas mulai berkurang. Tapi,
kegiatan mitigasi bencana dan penanganan tetap dijalankan. Karena, di KSB ini lintas generasi,
semua yang memiliki kepedulian terhadap kebencanaan tergabung.”

Part Ericka
Q: dengan perbedaan generasi tersebut apakah ada hambatan atau kendala?
“Kendala ada ya,karena lintas generasi kalau kita berfikir itu tindakan analisis nya itu kan kalau
kita bergerak begini dampak resikonya bagaimana, kalau anak muda kan cenderung mau cepat
dampak resikonya kurang terpikirkan oleh generasi anak anak itu, mereka karena suka cita
seneng main perahu dan main air kalau kita sebagai orang tua kan berpikir ‘ini kita bawa nyawa’
jadi kita memikirkan teknisnya, kalau kita masuk ke gang sempit bagaimana, teknik evakuasinya
harus bagaimana, menggunakan sarung kalau sarung di air kan mengembang ya, jadi kita
diajarkan di KSB seperti itu cara evakuasi apa dan bagaimana, sarung di gelembungkan korban
masuk ke dalam sehingga bisa ada udara untuk bernafas di dalam sarung”

Q:kalau anggota KSB sendiri lebih banyak anggota remaja atau dewasa ?
“Karena pada saat itu kita berpikir kita itu melawan takdir bencana kita harus bener bener
mempunyai persona yang minimal bisa berenang, walaupun kita anak anak bantaran citarum
tidak semuanya bisa berenang, ada kasus semuanya menimpa saya. Saya menolong org BPBD
tapi tidak bisa berenang, saya uang menolong. Sumir ya, rekruitmen itu tidak berdasarkan
kemauan saja, semua itu berdasarkan skill karena kita mempertaruhkan nyawa orang lain. Kalo
sama diri sendiri mah di nomor duakan, tahun 2021 itu lucu ceritanya. Kita mengevakuasi semua
warga, rumah kita tinggalin. Pas kita pulang eh malah dimarahin istri. Tipi kita terendem, kulkas
terendam. Tapi karena sudah panggilan hati, pas pulang dimarahin istri, rumah saya dipinggir
jalan di belakang gor angin, jadi di rumah saya lebih parah pada tahun 2020, tapi alhamdulillah
kita diberi kesehatan diberi umur panjang walaupun sekarang karena aktivitas personal jadi
anggota KSB ini sudah sibuk satu-satu tapi eksistensinya masih ada alhamdulillah dalam
penanganan bencana bencana tidak terlalu sulit untuk kesigapan masih ada”

Q: kalau bukan musim penghujan, misal musim biasa aja hujannya normal. Apa masih
menimbulkan genangan air?
“ pasca pembangunan kolam retensi sendiri, kalau hujan yang normatif selama kolam masih kuat
menampung dan dibuang ke citarum kita masih aman cuma genangan pas curah hujan turun mah
dianggap aman saja, kalau hujan reda air juga surut. Banyak perubahan dibanding tahun 2021
kita sudah siap tahun 2021 itu masih perencanaan 2022 hampir setengah tahun sudah
pembangunan siap dan ready, langsung di tes sama alam dengan banjir. Akhirnya mereka dna
kita pun memberikan masukan kepada pemerintah untuk evaluasi terkait bocoran dan
dibenarkan, kita memaklumi pembangunan tidak akan sempurna dalam sekali pembangunan, tapi
kita juga menginginkan kenyamanan ditakutkan adanya hal hal kecil yang menjadi bom waktu,
karena kami di wilayah terendam kami berada di cekungan, lingkungan di protek seakan akan
kita aman tapi ada kekhawatiran ketika luapan sungai besar, namanya citarum. Makanya setiap
ada kebocoran kita koordinasikan supaya pemerintah pun cepat ada penanganan, tanggap
bencananya ada lah dari pemerintah. Tidak hanya logistik, saat kita memberikan input pun
mudah mudahan menjadi bahan untuk pembangunan tahap berikutnya, itu di wilayah kami”

Q: saya kemarin sempet ke RW 4 di bulan november, itu masih curah hujan. Tadi mau
kesana juga masih ada genangan.
“Genangan di rw 4 itu dari Cipalasari, untuk teteh-teteh dan aa aa yang terbiasa air bersih
mungkin tidak terbiasa untuk merasa nyaman, karena air datang dari lingkungan pabrik yah.
Kalau kita mungkin sudah terbiasa walaupun masih merasakan. Namanya air dari kota kotor yah,
berbeda dengan air di citarum lebih banyak volume dari air gunungnya berbeda dengan
cipalasari yah sudah melalui pabrik melalui apa banyak sekali. Ya kita memiliki kekhawatiran
lah banyak keluhan dari masyarakat juga, lumpurnya. Tapi mudah mudahan pembangunan atau
cipal 3, pemerintah orang balai sedang membangun kolam juga aluran dari cipalasari sedimen
nya diangkat dengan kolam juga untuk menampung air cipalasari agar dicegah untuk datang ke
wilayah dayeuhkolot, dibuang dulu, sedang dibangun di desa citeureup alurnya alur cipalasari
mudah mudahan itu efektif dan bisa menampung air luapan dari cipalasari agar luapan yang
datang kepada kami itu di level paling tertinggi baru jatuh ke kita”
Q: Kalau dari pemerintah sendiri sudah ada survei belum pak terkait apa kira-kira yang
dibutuhkan dari masyarakat dayeuhkolot, pernah ada survei kah dari pemerintah tentang
apa yang seharusnya pemerintah lakukan selain dari kolan retensi tersebut?
“Penanganan, supply air kan dari citarum ya untuk membahas kewenangan kan semua berada
dari pihak balai ya, pihak balai sendiri wilayah sungai citarum karena itu instansi yang terkait di
bidang penanganan alur sungai citarum. Jauh jauh hari ada dari pihak pemerintah karena kitanya
pun baik secara pribadi atau komunitas kita koordinasi kepada pihak balai kita rencanakan
bagaimana terkait penanganan terhadap dayeuhkolot sempet mereka juga memohon bantuan
informasi. Titik mana yang terendah dan terluas yang sekiranya bisa dibangunkan kolam, mereka
melibatkan kita karena kita kan orang wilayah yang tau persis bagaimana wilayahnya. Kita
memberikan informasi kepada mereka tapi tetap yang memberikan kebijakan ya hasil dari
plotingan mereka. Rapat mereka, akhirnya yang sebetulnya kami mungkin tidak sesuai
perencanaan pemerintah mungkin ya, walaupun demikian kita tetap berterima kasih kepada
pemerintah karena pemerintah sudah meminimalisir genangan wilayah kami dengan dibentuknya
dua kolam itu dan menutup supply air citarum yang masuk ke lingkungan. Namun untuk
evaluasinya karena sungai citarum ini kita sedang diskusikan dengan masyarakat kita keliling
RW terkait bagaimana kalau disini dibangun kolam retensi, karena pemerintah sendiri sekarang
sedang melakukan pembangunan. Kalau toh nantinya pembangunan ini kurang efektif ya kita
tinggal mengevaluasi kembali ke pemerintah untuk di kaji ulang lagi seberapa besar debit banjir
yang akan datang ke kita.

Q: Disini kan banyak pabrik ya pak, apa dari pabrik ada pelatihan misal kaya CSR gitu di
bidang kebencanaan?
“Di bidang kebencanaan? Belum belum ada. Mudah mudahan ada, tolong semua perusahaan
yang ada di wilayah kabupaten bandung untuk mengadakan pelatihan mitigasi bencana. Jangan
kalah sama ASTRA dong ya perusahaan lokalnya malah ga ada. Kita dari ASTRA, ada dua
perusahaan besar yang mungkin lokasinya bukan di kabupaten bandung. Tapi mungkin karena
konsumen ASTRA di Kabupaten Bandung besar mereka datang ada 2 hari, ada santunan,
mitigasi bencana, ada membersihkan saluran itu dari astra. Dan inipun sangat berterimakasih jika
dari tim akademisi bisa membantu untuk mencolek dari penentu kebijakan tolong dong ini, para
pengusaha dari kabupaten bandung untuk mengakomodasikan CSR nya untuk mitigasi bencana.
Karena kita wilayah bencana, Majalaya sudah menjadi sorotan, bencana terus. Kemarin longsor,
penyadap jebol lagi. Bagus teh nanti saya mau bicara kepada bapak-bapak dewan boleh gak
untuk CSR nya pada perusahaan di Kabupaten Bandung dikerahkan untuk mitigasi bencana,
jangan kalah sama ASTRA”
“Saya titip satu saja, kalian kan akademisi. Ini kan wilayah genangan, terlebih-lebih supply kami
dari Cipalasari yah dalam tanda kutip melewati beberapa perusahaan, dan perusahaan tersebut
memproduksi limbah air genangannya kan ke kami pasti ada dampak. Beberapa kali saya
memohon pada akademisi farmasi untuk bisa tidak melakukan tes uji kandungan air bawah tanah
di kami ini layak gak untuk diminum, dengan situasi seperti ini kalau tidak layak yaudah PDAM
harus masuk. Memang PDAM masuk, namun dengan wilayah kami seperti ini kan setiap curah
hujan tinggi air bawah tanah menyerap limbah. Kandungan air nya kan berbagai logam kimia
nya, walaupun kita secara alami tanah pun tetap memiliki kisi kisi untuk memfilter, namun
bagaimana satu tahun hingga sepuluh tahun kemudian sementara air kita konsumsi terus, saya
beberapa kali mengadakan tes air tersebut ke beberapa akademisi karena wilayah kami kiriman
pabrik berisi limbah”

Q : Berarti instalasi tidak berjalan sebagaimana mestinya ya pak?


“Berjalan, cuma luber.”

Q: intensitasnya terlalu banyak?


“Mungkin, atau salurannya ada sedimen juga sehingga menuju IPA airnya ga lancar. Dulu ada
bak kontrol di sebelah metro itu dikelola IPAL itu bak pembuangan limbah sekarang terendam,
air nya ke kami airnya kita minum, dipakai berenang, nyuci. Saya sempat mengadu layak atau
tidak air bawah tanah kami untuk kami konsumsi apakah berdampak di tubuh kami”

“Satu lagi masukan dari saya semoga tersampaikan, dayeuhkolot ini ibukota penyangga.
Pertemuan antara Kabupaten Bandung dengan Kota Bandung dengan Provinsi Jawa Barat. Saya
memohon terhadap pemerintah karena perhatian org media. Saya blak blakan, di Dayeuhkolot itu
drainase di pinggir jalan itu saya berbicara itu Drainase di Dayeuhkolot tidak berujung dan tidak
berpangkal, pangkalnya dimana ujungnya dimana. Akhirnya kasus di depan pos giro, itu jadi
perebutan kewenangan, kewenangan orang provinsi lah kabupaten lah, drainase kita itu terputus
tidak ada yang nyambung. seperti di jalan belokan kemiringan jadi terputus karena jalannya juga
miring.
Kalau drainase disini okelah, kalau hujan turun. Makanya ini tolong dibetulkan. Silahkan jalan-
jalan di wilayah pak Adang, itu kemarin banjir jadi rebutan urusan provinsi itu urusan kabupaten.
Terus kapan mau diperbaiki, maaf ya saya terus terang pembangunan di dayeuhkolot itu
jangankan eskalasi besar, untuk eskalasi kecil aja seperti itu, jembatan citarum aja seperti itu,
kapan mau dibangun sekarang udah potong sekarang jadi penyangga. Itu yang besar,
pembangunan yang kecil kaya gorong-gorong aja lempar batu, yang orang Provinsi yang orang
kabupaten. Apa saya harus bikin viral lagi apa ga malu itu kabupaten bandung kalau saya ekspos
di media? Kasian pak Kades. Tapi ketika kita berbicara dengan mereka, duduk bersama dengan
mereka mah oke, tapi penentu kebijakannya gimana? Setahun rapatnya. Setahun baru beres
ngurusin urusan drainase 300 meter, apalagi jembatan. Yang 300 meter aja harus setahun, kasian
Pak Kades jadi sorotan terus jadi sorotan terus di ekspos di media. Tapi anggarannya tersimpan
disana. Gitu a teh semoga terbantu baik bencana maupun lingkungan semoga bisa dibantu, kita
dari 2017 sudah dinobatkan sebagai wilayah kategori terkumuh. RW 4,5 dan 14
pembangunannya terus tersendat. SK nya kan harus dilakukan ya, mudah mudahan di tahun 2024
ada berita bahwa kita akan dilakukan perubahan dan pembangunan, semua wilayah Bojong Asih
3 RW akan dibangun, karena anggarannya fantastis kemarin sudah muncul sekitar 9 miliar untuk
membangun dan yang dipercaya untuk membangun saya, karena saya punya lembaga dalam
artian lingkungan. Beberapa pendampingan dari fasilitator untuk pembangunan dan keuangannya
sebagai pendampingan. Semoga 2024 bisa, sudah 5 tahun kami menunggu. Itupun menggunakan
APBN bukan APBD semoga terlaksana.”

Q: kalau dari KSB sendiri ketuanya siapa?


Pak Ayi Sobi, yang ada di kesra. Kesejahteraan rakyat, dia ketuanya.

Q: kalau pendirinya KSB?


Itu ploting, itu program dari kementrian dari Provinsi Jawa Barat. 1 bulan pendampingan
mitigasi bencana, dibentuklah KSB di tahun 2015 karena pada saat itu ada support kapital juga
dari pemerintah setelah itu kami mandiri dalam penanganan.

PERMASALAHAN UTAMA DARI TRANSKRIP BAPAK YAYAT :


- Drainase yang tidak selesai pembangunannya dan terputus.
- Air yang dikonsumsi apakah layak pakai dikarenakan adanya buangan limbah
pabrik
- Pembangunan yang terlalu lama terkait dengan kolam penampungan
- Kurangnya CSR dari perusahaan dan pabrik sekitar untuk penyuluhan mitigasi
bencana.
- Pembangunan kolam retensi yang dinyatakan kurang karena masih terus terjadi
banjir
- Banyak masyarakat yang tidak paham terkait mitigasi bencana
- Masyarakat masih minim pengetahuan dan mengutamakan menyelamatkan harta
benda dibanding nyawa
- Masyarakat kurang memiliki skill berenang

Anda mungkin juga menyukai