KEL.11 Keseimbangan Asam Basa Dan Elektrolit
KEL.11 Keseimbangan Asam Basa Dan Elektrolit
Disusun oleh:
Kelompok 11
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini ,akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang materi Keseimbangan Asam Basa dan
Elektrolit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………
BAB II
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………………..
3.1.Kesimpulan ………………………………………………………………………..
3.2.Saran ………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
suatu gangguan pada tubuh seseorang terjadi karena suatu penyakit tanpa
pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam makalah ini kelompok kami
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Teori asam basa pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh
Svante August Arrhenius. Menurut Arrhenius,asam adalah senyawa yang jika
dilarutkan dalam air melepaskan ion H+sedangkan basa adalah senyawa yang
jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH-. Setelahnya terdapat teori atau
definisi asam basa menurut Bronsted dan Lowry pada tahun 1923. Definisi
mengenai asam dan basa yang mereka kemukakan tersebut lebih umum.
Menurutnya, asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke
zat lain atau disebut sebagai donor proton, sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima ion H+ dari zat lain atau disebut sebagai akseptor proton. Di
tahun yang sama, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron
yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut Lewis, asam adalah
akseptor pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elektron .Suatu
asam bisa melepaskan proton apabila ada basa yang dapat menerima proton
yang dilepaska . Oleh karena itu , reaksi asam basa adalah suatu reaksi
pelepasan dan penerimaan proton.
B.Kesimbangan Elektrolit
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan(ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut
kation (Na , K , Ca , Mg) dan ion bermuatan negatif disebut anion ( Cl dan
HCO3). Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas . Dalam
proses metabolisne tubuh, hampir sebagian besar memerlukan dan dipengaruhi
oleh elektrolit .Elektrolit adalah molekul terionisasi dalam darah, jaringan dan sel-
sel tubuh secara konstan dan komposisi elektrolit di dalamnya tetap stabil.
Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan
( Yaswir dan Ferawati , 2012 ). Untuk mempertahankan keadaan fisiologis yang
stabil rasio anion dengan kation serta konsentrasinya di setiap kompartemen
harus seimbang dan relative menetap Adanya perubahan konsentrasi elektrolit
dan atau rasio anion dan kation akan menimbulkan perubahan aktivitas sel yang
dapat membahayakan kehidupan ( Kusnanto , 2016 ) .Beberapa masalah klinis
muncul akibat kelainan di dalamnya. Untuk bertahan hidup, kita harus menjaga
volume dan komposisi cairan tubuh, baik ekstraseluler (CES) maupun
intraseluler (CIS).
a. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik akut terjadi gangguan eliminasi CO₂ secara akut dan
umumnya disertai dengan hipoksemia sehingga terjadi stimulasi ventilasi
yang untuk meningkatkan eliminasi CO₂ dan meningkatkan O₂. Adapun
gangguan keseimbangan asam - basa yang menunjukkan fase akut atau
serius, ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas nilai normal .
Apabila kondisi ini terus berlanjut , terjadi reaksi penyesuaian yang
bersifat fisiologik dan pada kondisi ini disebut fase kompensasi . Jika
kondisi penyebab tidak diatasi , maka mekanisme kompensasi tidak
mampu mengatasi perubahan yang terjadi , hal ini disebut fase tidak
terkompensasi.
Asidosis dan alkalosis juga dapat mengalami gangguan pada ginjal.. Kondisi
tersebut terjadi bila ginjal tidak bisa membuang kelebihan asam atau basa dari
dalam tubuh. Sehingga asam dan basa tidak seimbang. Asidosis dan alkalosis
yang ini disebut asidosis metabolik dan alkalosis metabolik.
a. Asidosisi metabolik
Asidosis metabolik ditandai dengan penurunan kadar ion HCO₂ - yang diikuti
penurunan tekanan parsial CO₂ di dalam arteri . Kompensasi umumnya terdiri
atas kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal , ion hidrogen berinteraksi
dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO₂ yang dieliminasi di paru ,
sementara itu ginjal mengupayakan ekskresi/ mengeluarkan ion hidrogen ke urin
dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstrasel . Penyebab
asidosis metabolik dapat dibagi dalam tiga kelompok , yaitu : (a.) Pembentukan
asam yang berlebihan yakni asam non volatil dan asam organik di dalam tubuh .
(b.) Berkurangnya kadar ion HCO di dalam tubuh. (c.) Adanya retensi ion
hidrogen di dalam tubuh.
b. Alkalosis Metabolik
1. Natrium
a) Hiponatremia
Hiponatremia terjadi apabila konsentrasi serum sodium < 135 mEq / L [ <
135 mmol / L ]. Gejala utamanya bersifat neurologis, yaitu
Hiponatremia Ringan : mual , malaise , gaya berjalan atau gangguan
kognitif
Hiponatremia Sedang : sakit kepala , lesu , gelisah , disorientasi
Hiponatremia Berat : kejang , koma , henti napas hemiasi batang otak ,
kematian
Gejala lain tergantung pada etiologi : membran mukosa kering ,
takikardia , hipotensi , penurunan atau peningkatan produksi urin
b) Hipernatremia
Hipernatremia terjadi apabila konsentrasi serum sodium > 145 mEq / L [ >
145 mmol / L ] ) Biasanya gangguan ini mengalami gejala dan tanda tanda
seperti :
Hipernatremia Ringan : lesu , lemah , bingung , gelisah
Hipernatremia Sedang : berkedut
Hipernatremia Berat : kejang , koma , kematian biasanya membutuhkan
peningkatan akut dalam serum natrium hingga 160 mEq / L ( mmol / L )
Natrium serum 180 mEq / L ( mmol / L ) dikaitkan dengan mortalitas yang
tinggi
Gejala lain ( bergantung pada etiologi hipematremia ) : posturalhipotensi ,
takikardia membran mukosa kering , turgor kulit berkurang , penurunan
atau peningkatan produksi urin . Sebab tanda dan gejala sulit dideteksi
pada pasien disfungsi neurologis
Upaya Pencegahan : 1. Tentukan tanda klinis, 2. Pantau Input dan Output
cairan, 3. Pantau hasil lab, 4. Berikan infus jika perlu, 5. Tingkatkan konsumsi air,
dan 6. Kurangi konsumsi garam.
2. Kalium
a.) Hypokalemia
Hypokalemia terjadi akibat kekurangan bahkan kehilangan kalium.
Biasanya ditandai dengan gejala diare dan muntah. Upauya penanganan
gangguan elektolit ini daintanya : 1.) Pantau denyut jantung, 2.) Berikan
kalium oral bersama makanan, 3.) Berikan infus kalium jika perlu, 4.)
Konsmsi makanan tinggi kalium
b.) Hyperkalemia
Hyperkalemia terjadi akibat penurunan eksstraksi kalium dan intake kalium
yang tinggi. Upaya penanganan yang fdapat dilakukan seperti :1.) Pantau
cardiac status dan ECG, 2.) Berikan deurestik, 3.) Hindari konsumsi
suplemen kaya akan kalium, 3.) Pantau serum kalium dengan baik
3. Kalsium
a.) Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena pengangkatan Kelenjar Paratiroid
Hipoparatiroid dan kekurangan konsumsi vitamin D
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan seperti : 1 . Pantau penafasan
dan cardiac status, 2. Berikan kalsium oral atau parenteral, 3. Jika perlu
makan makanan tinggi kalsium, 4. Olahraga rutin, 5. Terapi Estrogen untuk
pasien post – menopause
b.) Hiperkalsemia
Hiperkalsemia terjadi karena tidak seimbangnya kalsium yang pada
normalnya8,6 – 10,3 mg/dL. Upaya penanganannya seprti ; meningkatkan
aktivitas, meningkatkan konsumsi air, hindari makanan tinggi kalsium, serta
makan makanan asam dan berserat.
4. Magnesium
5. Fosfat
6. Klorida
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran