Anda di halaman 1dari 16

Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit

Disusun oleh:

Kelompok 11

1.Elvia Gusti (G1D122130)

2.Al Fajri (G1D122129)

3. Annisa Dianty (G1D122207)

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini ,akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang materi Keseimbangan Asam Basa dan
Elektrolit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jambi, 29 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………

1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………………

1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………………………….

1.3.Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….

1.4.Manfaat Penulisan ………………………………………………………………..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………………

2.1.Konsep Keseimbangan Asam Bsa dan Elektrolit ………………………………

2.2.Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit ………………………….

2.3.Upaya mengatasi gangguan Asam Basa dan Elektrolit ……………………….

BAB III

PENUTUP ……………………………………………………………………………………..

3.1.Kesimpulan ………………………………………………………………………..

3.2.Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sering kali kita mendengar kata asam basa,kegunaan dan fungsinya,akan


tetapi kita masih kurang mengetahui apa dampak yang ditimbulkan bila

keseimbangan ini terganggu dan kebanyakan orang hanya dapat menyimpulkan

suatu gangguan pada tubuh seseorang terjadi karena suatu penyakit tanpa

mengetahui secara rinci bagaimana penyakit itu terjadi dan proses-proses

pembentukan suatu penyakit tersebut. Maka, dalam makalah ini kelompok kami

akan membahas tentang ketidakseimbangan asam basa, yaitu meliputi asidosis

respiratorik, asidosis metabolik, alkolisis respiratorik dan alkolisis metabolic

Sedangkan Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia yang dapat


mempengaruhi metabolisme. Elektrolit darah pada setiap zat yang mengandung ion
bebas yang membuat subtansi elektrolit konduktif. Elektrolit merupakan ion yang
berada didalam cairan tubuh yang berupa kation misalnya : Na+, K+, Ca2+, Mg2+ ,
anion misalnya : Cl-, HCO3-, HPO-2, SO4-2, dan berupa laktat. Dalam keadaan
normal,nilai kadar anion dan kation seimbang, sehingga serum bersifat netral.
Cairanektrasel kation utama Na+ dan anion utama Cl- dan HCO3- sedangkan pada
cairanintrasel kation utama K+ (Siregar P, 2010).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang makalah tentang Keseimbangan Asam Basa dan


Elektrolit di atas dapat dirumuskan beberapa masalah berikut ini:
1.Apa itu konsep keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit?

2.Apa saja gangguan dan upaya mengatasi gangguan keseimbangan Asam


Basa dan Elektrolit?

1.3.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui konsep keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit

2.Untuk mengetahui apa saja gangguan dan cara mengatasi gangguan


keseimbangan Elektrolit

1.4.Manfaat Penulisan

Karena pembahasan mengenai Ketidakseimbangan Asam Basa sangat luas.


Maka kami hanya membatasi pada Konsep Keseimbangan Asam Basa danElektrolit ,

Gangguandan upaya mengatasi gangguan keseimbangan Elektrolit


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit

A.Keseimbangan Asam Basa

Teori asam basa pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh
Svante August Arrhenius. Menurut Arrhenius,asam adalah senyawa yang jika
dilarutkan dalam air melepaskan ion H+sedangkan basa adalah senyawa yang
jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH-. Setelahnya terdapat teori atau
definisi asam basa menurut Bronsted dan Lowry pada tahun 1923. Definisi
mengenai asam dan basa yang mereka kemukakan tersebut lebih umum.
Menurutnya, asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke
zat lain atau disebut sebagai donor proton, sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima ion H+ dari zat lain atau disebut sebagai akseptor proton. Di
tahun yang sama, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron
yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut Lewis, asam adalah
akseptor pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elektron .Suatu
asam bisa melepaskan proton apabila ada basa yang dapat menerima proton
yang dilepaska . Oleh karena itu , reaksi asam basa adalah suatu reaksi
pelepasan dan penerimaan proton.

Keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi


ion H+ bebas di dalam cairan tubuh yang dapat diketahui dari reaksi reversible
yang ada . Keseimbangan Asam Basa adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi ion H+ yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang
dikeluarkan oleh sel . Sehingga dapat dikatakan keseimbangan asam - basa
adalah keseimbangan ion H+ .

B.Kesimbangan Elektrolit
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan(ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut
kation (Na , K , Ca , Mg) dan ion bermuatan negatif disebut anion ( Cl dan
HCO3). Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas . Dalam
proses metabolisne tubuh, hampir sebagian besar memerlukan dan dipengaruhi
oleh elektrolit .Elektrolit adalah molekul terionisasi dalam darah, jaringan dan sel-
sel tubuh secara konstan dan komposisi elektrolit di dalamnya tetap stabil.
Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan
( Yaswir dan Ferawati , 2012 ). Untuk mempertahankan keadaan fisiologis yang
stabil rasio anion dengan kation serta konsentrasinya di setiap kompartemen
harus seimbang dan relative menetap Adanya perubahan konsentrasi elektrolit
dan atau rasio anion dan kation akan menimbulkan perubahan aktivitas sel yang
dapat membahayakan kehidupan ( Kusnanto , 2016 ) .Beberapa masalah klinis
muncul akibat kelainan di dalamnya. Untuk bertahan hidup, kita harus menjaga
volume dan komposisi cairan tubuh, baik ekstraseluler (CES) maupun
intraseluler (CIS).

2.2.Gangguan dan Upaya mengatasi gangguan Keseimbangan Asam Basa dan


Elektrolit

A.Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Tubuh menggunakan mekanisme yang beragam dalam mengatur


keseimbangan asam basa dalam darah. Apabila kadar asam dan basa dalam
darah tidak seimbang, hal ini dapat mengganggu kerja berbagai organ tubuh.
Gangguan keseimbangan asam - basa terjadi karena beberapa faktor yang
memengaruhi proses pengaturan keseimbangan seperti sistem bufer(sistem
penyangga), sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem kardiovaskular
ataupun gangguan fungsi susunan saraf pusat . Klasifikasi yang digunakan
umumnya menggambarkan masalah dan kelainan yang terjadi , diantaranya ;
1.Gangguan keseimbangan asam - basa respiratorik
Gangguan ini karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO₂ di
jaringan perifer dengan ekskresinya di paru ; biasanya ditandai oleh
peningkatan atau penurunan konsentrasi CO₂.Saat Manusia bernapas
dengan menghirup oksigen (O2) dan membuang karbondioksida (CO2).
CO2 adalah zat yang bersifat asam sehingga jumlah CO2 yang keluar
akan memengaruhi keseimbangan pH darah, baik asidosis maupun
alkalosis.

(1.) Asidosis respiratorik

a. Asidosis respiratorik

Asidosis repiratik terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang


mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan
PaCO2 (hiperkapnia). Ada beberapa faktor yang mengakibatkan Asidosis
Respiratorik (a.) Inhibisi pusat pernapasan, (b.) Penyakit neuromuskular,
(c.) Obstruksi jalan napas (d) Kelainan restriktif.(e). Mechanical under
ventilation, dan (f.)Overfeeding

b. Asidosis Respiratorik Akut

Asidosis respiratorik akut terjadi gangguan eliminasi CO₂ secara akut dan
umumnya disertai dengan hipoksemia sehingga terjadi stimulasi ventilasi
yang untuk meningkatkan eliminasi CO₂ dan meningkatkan O₂. Adapun
gangguan keseimbangan asam - basa yang menunjukkan fase akut atau
serius, ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas nilai normal .
Apabila kondisi ini terus berlanjut , terjadi reaksi penyesuaian yang
bersifat fisiologik dan pada kondisi ini disebut fase kompensasi . Jika
kondisi penyebab tidak diatasi , maka mekanisme kompensasi tidak
mampu mengatasi perubahan yang terjadi , hal ini disebut fase tidak
terkompensasi.

c. Asidosis Respiratorik Kronik


Asidosis respiratorik kronik terjadi sebab berbagai keadaan antara lain
PPOK , sleep apnea , obesitas , kelainan dinding dada dan lain
sebagainya . Saat mengalami gagal napas kronik terjadi retensi CO₂
secara kronik dan hipoksemia kronik . Tubuh telah beradaptasi pada
keadaan ini sehingga dorongan untuk bernapas bukan lagi disebabkan
oleh peningkatan CO , akut namun oleh hipoksemia kronik . Oleh karena
itu tindakan koreksi gagal napas akut pada penderita gagal napas kronik
perlu berhati - hati karena dapat menyebabkan hilangnya dorongan untuk
bernapas .

(2.) Alkalosis respiratorik

Alkalosis respiratorik dapat mengakibatkan kenaikan pH sebab terjadi


peningkatan alveolar dan penurunan hipokapnia. Beberapa faktor dapat
menimbulkan alkalosis respiratorik, seperti : (a.) Rangsang hipoksemia,
(b.) Stimulasi pusat pernapasan di medula,(c.)Mechanical over ventilation,
(d.) Sepsis,(e.)Pengaruh obat : salisilat, hormon progesteron.

(3.1.2.) Gangguan keseimbangan asam - basa metabolik

Asidosis dan alkalosis juga dapat mengalami gangguan pada ginjal.. Kondisi
tersebut terjadi bila ginjal tidak bisa membuang kelebihan asam atau basa dari
dalam tubuh. Sehingga asam dan basa tidak seimbang. Asidosis dan alkalosis
yang ini disebut asidosis metabolik dan alkalosis metabolik.

a. Asidosisi metabolik

Asidosis metabolik ditandai dengan penurunan kadar ion HCO₂ - yang diikuti
penurunan tekanan parsial CO₂ di dalam arteri . Kompensasi umumnya terdiri
atas kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal , ion hidrogen berinteraksi
dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO₂ yang dieliminasi di paru ,
sementara itu ginjal mengupayakan ekskresi/ mengeluarkan ion hidrogen ke urin
dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke cairan ekstrasel . Penyebab
asidosis metabolik dapat dibagi dalam tiga kelompok , yaitu : (a.) Pembentukan
asam yang berlebihan yakni asam non volatil dan asam organik di dalam tubuh .
(b.) Berkurangnya kadar ion HCO di dalam tubuh. (c.) Adanya retensi ion
hidrogen di dalam tubuh.

Berdasarkan kompensasi ini , asidosis metabolik dapat dibagi menjadi tiga


kelompok yaitu :

a.) Asidosis metabolik sederhana ( simple atau compensated metabolic acidosis


) ; penurunan kadar ion HCO , - sebesar 1 mEq / L diikuti penurunan pCO₂
sebesar 1,2 mmHg. b.)Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis
respiratorik dapat juga disebut uncompensated metabolic acidosis ; penurunan
kadar ion HCO sebesar 1 mEq / L diikuti penurunan pCO₂ kurang dari 1,2 mmHg
( pCO2 dapat sedikit lebih rendah atau sama atau lebih tinggi dari normal ).
c.)Gabungan asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik atau dapat disebut
sebagai partly compensated metabolic acidosis ; penurunan kadar ion HCO ,
sebesar 1 mEq / L diikuti penurunan PCO₂ sebesar lebih dari 1,2 mmHg ( pH
dapat sedikit lebih rendah atau sama atau lebih.)

b. Alkalosis Metabolik

Alkalosis metabolik merupakan suatu proses terjadinya peningkatan primer


bikarbonat dalam arteri yang mengakibatkan rasio PCO , dan kadar HCO dalam
arteri berubah . Untuk memperbaiki rasio ini paru paru menurunkan ventilasi
( hipoventilasi ) sehingga PCO meningkat dalam arteri dan meningkatnya
konsentrasi HCO dalam urin .Penyebab alkalosis metabolik, antara lain : (a)
erbuangnya ion H+ melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya
( shift ) ion H+ masuk ke dalam sel .(b)erbuangnya cairan bebas - bikarbonat dari
dalam tubuh ( contraction alkalosis ) .(c) Pemberian bikarbonat berlebihan .

B. Gangguan Keseimbangan Elektrolit


Gangguan keseimbangan elekrolit pada :

1. Natrium
a) Hiponatremia
Hiponatremia terjadi apabila konsentrasi serum sodium < 135 mEq / L [ <
135 mmol / L ]. Gejala utamanya bersifat neurologis, yaitu
 Hiponatremia Ringan : mual , malaise , gaya berjalan atau gangguan
kognitif
 Hiponatremia Sedang : sakit kepala , lesu , gelisah , disorientasi
 Hiponatremia Berat : kejang , koma , henti napas hemiasi batang otak ,
kematian
 Gejala lain tergantung pada etiologi : membran mukosa kering ,
takikardia , hipotensi , penurunan atau peningkatan produksi urin

Upaya Pencegahan : 1. Tentukan tanda klinis, 2. Pantau Input dan Output


cairan, 3. Pantau hasil lab, 4. Berikan infus jika perlu, 5. Batasi konsumsi air, 6.
Tingkatkan konsumsi garam

b) Hipernatremia
Hipernatremia terjadi apabila konsentrasi serum sodium > 145 mEq / L [ >
145 mmol / L ] ) Biasanya gangguan ini mengalami gejala dan tanda tanda
seperti :
 Hipernatremia Ringan : lesu , lemah , bingung , gelisah
 Hipernatremia Sedang : berkedut
 Hipernatremia Berat : kejang , koma , kematian biasanya membutuhkan
peningkatan akut dalam serum natrium hingga 160 mEq / L ( mmol / L )
Natrium serum 180 mEq / L ( mmol / L ) dikaitkan dengan mortalitas yang
tinggi
 Gejala lain ( bergantung pada etiologi hipematremia ) : posturalhipotensi ,
takikardia membran mukosa kering , turgor kulit berkurang , penurunan
atau peningkatan produksi urin . Sebab tanda dan gejala sulit dideteksi
pada pasien disfungsi neurologis
Upaya Pencegahan : 1. Tentukan tanda klinis, 2. Pantau Input dan Output
cairan, 3. Pantau hasil lab, 4. Berikan infus jika perlu, 5. Tingkatkan konsumsi air,
dan 6. Kurangi konsumsi garam.

2. Kalium
a.) Hypokalemia
Hypokalemia terjadi akibat kekurangan bahkan kehilangan kalium.
Biasanya ditandai dengan gejala diare dan muntah. Upauya penanganan
gangguan elektolit ini daintanya : 1.) Pantau denyut jantung, 2.) Berikan
kalium oral bersama makanan, 3.) Berikan infus kalium jika perlu, 4.)
Konsmsi makanan tinggi kalium
b.) Hyperkalemia
Hyperkalemia terjadi akibat penurunan eksstraksi kalium dan intake kalium
yang tinggi. Upaya penanganan yang fdapat dilakukan seperti :1.) Pantau
cardiac status dan ECG, 2.) Berikan deurestik, 3.) Hindari konsumsi
suplemen kaya akan kalium, 3.) Pantau serum kalium dengan baik
3. Kalsium
a.) Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena pengangkatan Kelenjar Paratiroid
Hipoparatiroid dan kekurangan konsumsi vitamin D
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan seperti : 1 . Pantau penafasan
dan cardiac status, 2. Berikan kalsium oral atau parenteral, 3. Jika perlu
makan makanan tinggi kalsium, 4. Olahraga rutin, 5. Terapi Estrogen untuk
pasien post – menopause
b.) Hiperkalsemia
Hiperkalsemia terjadi karena tidak seimbangnya kalsium yang pada
normalnya8,6 – 10,3 mg/dL. Upaya penanganannya seprti ; meningkatkan
aktivitas, meningkatkan konsumsi air, hindari makanan tinggi kalsium, serta
makan makanan asam dan berserat.
4. Magnesium

5. Fosfat
6. Klorida

BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan

3.2.Saran

Dengan terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yg


bersifat membangun, bagi pembaca supaya mampu mengetahui dan
mempelajari Keseimbangan Asam Bsa dan Elektrolit ,karena dari sana kita dapat
mempelajari kosep,gangguan dan upaya mengatasi gangguan keseimbangan
Asam Bsa dan Elektrolit
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai