Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BATUAN METAMORF

SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH:

Wisanggeni Yudha Satria


(30/X GPB)
NIS: 14335

SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN


2013
Kata Pengantar
Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
ilmu-Nya kepada kita. Dan tidak lupa pula rasa syukur atas terselesaikannya “Laporan
Praktikum Batuan Metamorf” berikut ini. Dalam pembuatan laporan ini tentunya tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan syukur dan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan,
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan,
3. Bapak Ir. Mawardi selaku guru pembimbing,
4. Ibu Himawati Widyastuti selaku guru pembimbing,
5. Bapak Agung Widyatmoko selaku Ketua Program Keahlian Geologi
Pertambangan,
Dan,
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.

Penyusun selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dan semoga dapat
menjadi referensi bagi para pembaca.

Yogyakarta, 12 Desember 2012

Wisanggeni Y.S
PENDAHULUAN
II.6 Batuan Metamorf

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang terkubur sangat
dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut
akan melebur menjadi magma. Namun, saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma,
apa yang terjadi pada batuan tersebut? Batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada
batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau Temperatur (T)
dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas
atas dasar derajat metamorfosanya, yaitu:

 Batuan metamorfosa derajat rendah;


 Batuan metamorfosa derjat menengah, dan
 Batuan metamorf derajat tinggi.

II.6.1 Diagenesa Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis terjadi hanya di dalam Bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan,
susunan mineral batuan, atau keduanya. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya, batuan
tersebut tidak melebur. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa fluida – terutama
air – memiliki peranan penting dalam proses metamorfosis.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK BATUAN


METAMORF

1. Komposisi Mineral Batuan Asal


2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis
3. Pengaruh Gaya Tektonik
4. Pengaruh Fluida
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

Klasifikasi batuan metamorf erdasarkan :

1. tekstur
2. struktur
3. komposisi mineral

Secara umum komposisi batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu ;

- berfoliasi
- tak berfoliasi

Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi. Foliasi adalah
struktur planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh pengaruh tekanan diferensial saat
proses metamorfosis.

JENIS-JENIS METAMORFISME

Metamorfisme Kontak/Termal

Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan confining (tekanan
yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda) juga berpengaruh, namun tidak
signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah permukaan Bumi. Metemorfisme kontak
terjadi pada batuan intrusi jika ada magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya
menghasilkan efek yang dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut
aureole) tidak terlalu luas, hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan
yang pengaruhnya tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan,
batuan metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi.

Metamorfisme Regional/Dinamotermal

Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis ini
merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan. Biasanya pada dasar pegunungan
yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan terfoliasi, menandakan
tingginya tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini
bervariasi, tergantung oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral
indeks dapat menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya:
schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya
sodium, terbentuk pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung
hornblende, plagioklas feldspar, dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.
Metamorfosis regional

Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama. Meliputi daerah yang luas, biasa
dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan pegunungan ‘zona tunjam’

PENGENALAN BATUAN METAMORF

1. Sifat kristal atau hablur


2. Adanya mineral-mineral khas metamorf
3. terdapat struktur foliasi pada kebanyakan batuan metamorf.

Penamaan Batuan Metamorf

Penamaan batuan metamorf didasarkan atas tekstur, struktur dan komposisi mineral yang
menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan metamorf terdiri dari: Bentuk butir
granoblatik (terdiri dari mineral-mineral granular), lepidoblastik (terdiri dari mineral-mineral
pipih), dan nematoblastik (terdiri dari mineral-mineral orthorombik), sedangkan teksturnya
ada foliasi, dan non foliasi.

Tekstur foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi dari
mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose (struktur batuan
metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral pipih dan mineral granular /
nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf yang memperlihatkan hubungan dari
orientasi mineral pipih dan mineral nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak
menerus), hornfelsic (struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi).

Derajat Metamorfosa

Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan atas temperatur
(T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P.

Tabel dibawah ini adalah nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat metamorfosa,
serta batuan asal.
Struktur Batuan Metamorf

Struktur batuan ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. Struktur Foliasi

Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran mineral-mineral
penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity

b. Struktur Non Foliasi

Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral
penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

- Struktur Hornfelsik
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
- Struktur Pilonitik
- Struktur Augen
- Struktur Granulosa
- Struktur Liniasi
II.6.1 Batuan Metamorf Foliasi

Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut tipe foliasinya. Makin jelas foliasinya, makin tinggi
derajat metamorfosisnya (menandakan makin tingginya tekanan/temperatur).

Derajat Struktur Nama Batuan Mineral Karakter Khas


metamorfosis Penciri
Makin rendah Slaty Slate/Batusabak Lempung, silika Butiran sangat halus. Kilap
melembar earthy. Mudah membelah
menjadi lembaran tipis datar.

Slaty – Phyllite Mika Butiran halus. Kilap sutra.


Schistose Membelah mengikuti
permukaan bergelombang.

Schistose Schist Biotit, amfibol Berkomposisi mineral


muskovit melembar dan memanjang
dengan susunan mendatar.
Variasi mineral yang luas.

Gneissic Gneiss Feldspar, Mineral gelap dan terang


kuarsa, amfibol, terpisah dan membentuk
biotit perlapisan atau lenses.
Perlapisan mungkin berlipat.
Lapisan gelap: biotit,
hornblende; lapisan terang:
felspar, kuarsa
II.6.1.1 Diagenesa Batuan Metamorf Foliasi

Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral penyusun batuan
metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan batuan sediment, sama sekalai tidak ada
hubungan dengan sifat perlapisan batuan sediment.

Berdasarkan kenampakan

Batuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2 yaitu ;

1. kristaloblastik
2. palimset / sisa / relic

 Kristaloblastik
bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian kita lihat fabriknya.
Berdasarkan sifat butir / kristal dan hubungannya dengan yang lain dibagi :

a. homoblastik : terdiri atasa satuan tekstur saja


b. heteroblastik: terdiri lebih dari satu tekstur. Misal : lepidoblastik dan granoblastik

Jenis Tekstur :

- lepidoblastik: sebagian mineralnya berbentuk pipih


- nematoblastik : sebagian mineralnya berbentuk prismatic
- graniblastik : sebagian mineralnya granular / equidimensional
- porfiroblastik :seperti batuan porfiritik dalam batuan beku.

Bentuk tekstur :

- ididoblastik : bila bagian besar minerlnya berbentuk euhedral


- hipidioblastik : sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral
- xenoblastik : sebagian mineralnya berbentuk anhedral

 Palimset/ Sisa
Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan BLASTO untuk
penamaannya.

- Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik


- Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik
- Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubaha menjadi pebble.
- Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir
- Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.
Kesimpulan
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada
batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau Temperatur (T) dan
Tekanan (P) secara bersamaan dan juga memiliki tekstur yang baru atau pun memiliki bekas tekstur
dari batuan asalnya.

Saran
Sebaiknya jumlah dan jenis peraga batuan metamorf di laboraturium ditambah lagi.
Daftar Pustaka
Ir. Mawardi. 2006. Buku Batuan Untuk SMK. Yogyakarta : SMK N 2 Depok

www.wikipedia.com

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai