Anda di halaman 1dari 3

lhamdulillah Banten kini sudah berusia 18 Tahun.

Jika di analogikan sebagai manusia ia sudah


tumbuh menjadi remaja, usia yang sudah mulai 'beger', mulai suka bersolek tetapi ingin tampil beda
dari yang lain, mulai suka coba-coba sesuatu yang dianggapnya "modern" walau keluar dari akar
budaya. Sementara dari sudut pandang agama Islam, usia ini sudah aqil balig. Sudah terkena hukum
wajib taat aturan. Dalam konteks menjaga agar pembangunan Banten sesuai dengan tujuannya,
kehadiran buku ini sungguh sangat penting. Setidaknya menjadi rambu-rambu bagi siapapun yang
menjadi pemimpin dan Pimpinan pemerintahan di Provinsi Banten agar dalam melaksanakan
amanahnya memimpin Banten dengan baik dan benar, selalu amanah, visioner tetapi tidak
tercerabut dari nilai-nilai agama, akar budaya, dan komitmen meningkatkan mutu hidup,
kesejahteraan dan akhlak masyarakat Banten." HER. Taufik, Ph.D-Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) Cabang Banten

Download Free PDFView PDF

Ikatan Dosen RI (IDRI) Provinsi Banten MENULIS BANTEN DALAM PERSPEKTIF DOSEN

2018 •Achmad Rozi

Dosen, dengan segala atribut yang melekat dalam dirinya, dalam konteks membangun masyarakat
dan peradaban manusia tidak pernah bisa dilepaskan interaksinya dengan lingkungan sosial dimana
ia tinggal. Kehadiran Dosen, dimanapun ia berada selalu menjadi indikator terbangunnya tatanan
civil society, dimana penegas indikator tersebut selalu termanifestasi dalam trilogi pengabdiannya,
yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Wujud kongkrit
dari trilogi pengabdian dosen itulah yang kemudian menjadi ruh dasar bagi eksistensi dosen sampai
kapanpun. Maka sangatlah wajar ada sebuah anekdot yang mengatakan, “jika dosen belum pernah
melakukan penelitian atau menerbitkan tulisannya misalnya, bisa saja disebut sebagai dosen abal-
abal.” Dalam konteks pengembangan karir dosen, menulis artikel, paper, dan sejenisnya merupakan
menu wajib yang harus dijalankan oleh seorang dosen. Tidak ada alasan untuk tidak menulis artikel
atau paper, semua menjadi prasyarat yang harus dan wajib dilakukan oleh dosen ketika ia
menginginkan karirnya meningkat. Dan sebagai bentuk apresiasi terhadap semua itu, pemerintah
melalui Kemenristek Dikti telah begitu banyak memberikan fasilitas dan penghargaan kepada para
dosen untuk mengaktualisasikan gagasan dan pemikirannya melalui banyak media yang tersedia.
Buku adalah salah satu media yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengakomodasi gagasan
dan pemikiran dosen. Sejarah mencatat bahwa, para ulama, ilmuan dan pemikir selalu
mendomentasikan gagasan dan pemikirannya melalui buku. Dan karena buku merekalah kita sampai
hari ini masih bisa menikmati aneka ragam pemikiran dan gagasan cerdas mereka. Dengan segala
keterbatasan dan suasana yang tidak “nyaman”, para ulama dan pemikir mampu membuat sebuah
karya yang tidak lekang oleh waktu. Ratusan judul buku, kitab dan manuskrip yang dihasilkan oleh
para ulama atau ilmuan tersebut, adalah contoh nyata dedikasi dan komitmen dalam merawat
peradaban manusia. Konteks hari ini, dosen dituntut dapat mengikuti jejak para ulama, ilmuan dan
pemikir masa lalu dengan menuliskan gagasan dan pemikirannya melalui sebuah artikel. Bukan soal
layak atau tidak layak artikel tersebut ditulis dan diterbitkan, tapi soal merawat semangat menulis
itulah yang harus dijadikan motivasi bagi dosen dalam menulis. Soal layak dan tidak layak, menjadi
kapasitas pembaca yang menilai dan memberikan saran perbaikan, bukan kapasitas penulisnya.
Menulis harus menjadi karakter seorang dosen, menulis arus menjadi habits bagi seorang dosen.
Karena dengan menulis itulah eksistensi dan transformasi keilmuan akan terus terawat.

Download Free PDFView PDF

Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Banten


ANTOLOGI MENULIS BANTEN DALAM PERSPEKTIF DOSEN

2018 •Achmad Rozi, yudi juniardi

"Setiap hari Banten dikeruk, direguk oleh kita tanpa peduli batas-batas antara kewajaran dan
keserakahan. Kita hanya mengambil, tidak memberi. Bencana disegala lini mendera Banten. Buku ini
mestinya menjadi sumbangan pemikiran dari kaum akademisi bagi keberlangsungan Banten di masa
depan. Saatnya Banten Bangkit dengan otak, bukan otot."

Download Free PDFView PDF

Proceeding Seminar Nasional Budaya Literasi | 1 PROCEEDING Seminar Nasional Budaya Literasi
Moderator

Yanuardi Syukur

Download Free PDFView PDF

Eko Handoyo Pendidikan Karakter Book Fi org

Walid Hafidzuzikri

Download Free PDFView PDF

BUDAYA AKADEMIK ANASTASIA NI MADE NATALINA, NI KOMANG APRI DARMA ANGGRENI, NI


KADEK INDAH SARI

apri ocha

Pengertian Budaya Akademik Cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang
bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan
objektifitas. Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat
akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Kehidupan dan kegiatan akademik
diharapkan selalu berkembang, bergerak maju bersama dinamika perubahan dan pembaharuan
sesuai tuntutan zaman. Perubahan dan pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik
menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan
dan mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka yang
menggenggam idealisme dan gagasan tentang kemajuan. Perubahan dan pembaharuan ini hanya
dapat terjadi apabila digerakkan dan didukung oleh pihak-pihak yang saling terkait, memiliki
komitmen dan rasa tanggung-jawab yang tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan budaya
akademik. Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh setiap orang
yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan perkara
yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di
kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut. Pemilikan budaya
akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan akademisi perguruaan tinggi, yakni dosen dan
mahasiswa. Derajat akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik
pada tingkat guru besar (profesor). Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai
prestasi akademik yang setinggi-tingginya. Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat
menghasilkan prestasi akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu
referensi aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dsb. Dengan melakukan aktivitas seperti
itu diharapkan dapat dikembangkan budaya mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat
menjadi kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di
perguruaan tinggi. Oleh karena itu, tanpa melakukan kegiatan-kegiatan akademik, mustahil seorang
akademisi akan memperoleh nilai-nilai normative akademik. Bisa saja ia mampu berbicara tentang
norma dan nilai-nilai akademik tersebut didepan forum namun tanpa proses belajar dan latihan,
norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud dalam praktik kehidupan sehari-hari. Bahkan
sebaliknya, ia tidak segan-segan melakukan pelanggaran dalam wilayah tertentu, baik disadari
ataupun tidak. Kiranya, dengan mudah disadari bahwa perguruan tinggi berperan dalam
mewujudkan upaya dan pencapaian budaya akademik tersebut. Perguruan tinggi merupakan wadah
pembinaan intelektualitas dan moralitas yang mendasari kemampuan penguasaan IPTEK dan budaya
dalam pengertian luas disamping dirinya sendirilah yang berperan untuk perubahan tersebut. Berarti
budaya akademik : 1. Mahasiswa yang terlibat dalam berbagai bidang studi dan keahlian (disiplin
ilmu). 2. Bernaung dibawah Institusi Educative (Perguruan Tinggi) yaitu:

Download Free PDFView PDF

The Dynamic of Islamic Education in South East Asia

The Dynamic of Islamic Education in South East Asia

2019 •Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA

Puji dan syukur atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya yang tiada terhingga,
sehingga Seminar Internasional Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan dapat berlangsung sesuai dengan rencana yang telah dibentuk beberapa
waktu lalu. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan ke pangkuan Baginda Rasulullah SAW,
sebagai panutan dan tauladan umat, semoga kita dan keluarga termasuk golongan umat beliau yang
selalu taat dan konsisten mengikuti ajarannya dan selalu berharap mendapatkan syafa’atnya di hari
akhirat kelak.

Download Free PDFView PDF

Membaca Islam Aceh - Agama, Kearifan Lokal dan Negosiasi Identitas (buku full text)

LPPM IAIN Langsa, Muhammad Ansor

Download Free PDFView PDF

MENYELAMATKAN MASA DEPAN GENERASI EMAS BANGSA (CATATAN KRITIS DAN SHARING
PENGALAMAN GURU INDONESIA

Mr Husamah, S.Pd., M.Pd.

Insya Allah buku berjudul “Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa: ini akan menjadi
oase baru, memperkaya wawasan, dan khasanah pemikiran kita terkait isu kependudukan,
pendidikan, dan khususnya remaja sebagai generasi penerus bangsa. Nilai plus-nya adalah bahwa
para penulis yang berkontribusi dalam buku ini adalah para pelaku pendidikan dan para guru yang
setiap hari berinteraksi dengan remaja. Maka menjadi wajar bila tulisannya pun kebanyakan adalah
fakta, kondisi riil, dan pengalaman sehari-hari. Kita seakan-akan ikut merasakan bagaimana kondisi
yang begitu miris di ruang-ruang kelas, dan kenyataan pahit remaja di s

Anda mungkin juga menyukai