Anda di halaman 1dari 14

Analisis Life History

Dayat
Universitas Negeri Yogyakarta
2018
The Nature of Life History Method(1)
Definisi:
1. Kerangka penelitian teoretis dan metodologis (Kouritzin, 2009 ),
2. Teori dan pendekatan untuk meneliti perilaku manusia (Ward, 2003).
3. LH adalah kisah hidup atau sejarah lisan dengan dimensi tambahan (Casey, 1993 dalam Shacklock & Thorp, 2005).
4. Sejenis wawancara ilmu sosial (Delamont, 1992 dikutip di Kouritzin, 2009 ).
5. Topik atau teknik yang digunakan dalam memperoleh sampel linguistik (Kouritzin, 2009 ).
6. Pendekatan pedagogis yang menggambarkan pengalaman hidup (Butler & Bentley, 1992 dikutip di Kouritzin, 2009).
7. Jenis variabel terukur spesifik, misalnya, tahun pendidikan, socioeconomics tatus, tempat lahir, lama tinggal di Kanada (Kouritzin,
2009 ).
8. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah untuk meneliti perilaku manusia
The Nature of Life History Method (2)
Cara menarasikan hidup seseorang dg mencoba untuk menangkap kisah hidupnya (life story)
sebagai tujuan dan tema utamanya. LH yang menarik berasal dari orang-orang yang kelompok sosial,
interaksi, atau gaya hidupnya telah menjadi topik utama penelitian (Yin, 2011: 310).
Metode penelitian individu atau penelitian narasi yang lebih dari sekadar kisah hidup atau
pengalaman, tetapi dalam konteks yang lebih luas (Kouritzin, 2009 dan Murray, 2009, Pinnegar &
Hamilton, 2009, Carey, 2009). Untuk melakukan penelitian ini sangat diperlukan pengetahuan tentang
konteks sosial, budaya, dan bahkan historis dimana mereka berada (Heigham, 2009). Nama lain dari
penelitian ini oral autobiographies, biographies, memoirs, journals, dream analyses, diaries, personal
documents, case histories, oral accounts, testimonies, personal histories, individual documentaries,
confessions, third-party reports (Kouritzin, 2009: 4).
Data Collection and Sources of Data(1)
Karena penelitian LH terfokus pada pemahaman dan pengumpulan peristiwa
individu, triangulasi sangat penting peranannya utk memperoleh data yang akurat
dan valid dan terhindar dari subjektivitas, maka peneliti perlu mengumpulkan data
sbb:
Data Collection and Sources of Data(2)
Kouritzin (2009: 4)

• Laporan/catatan lisan dari kehidupan partisipan yang dinarasikan oleh partisipan itu sendiri.
• data wawancara digunakan untuk menyempurnakan dan membantu dalam memahami sejarah lisan (oral
history).
• Pengumpulan dokumen apa saja (misalnya, buku harian, surat, catatan sekolah, dokumen hukum, kliping
berita) yang menguatkan atau bertentangan dengan kehidupan para narrator.
• Wawancara pihak ketiga dengan orang lain untuk memberikan informasi tambahan atau interpretasi alternatif.
• Referensi dan perbandingan dengan penelitian dan contoh lain.
• Analisis dan perbandingan di berbagai sumber.
The Goal
Adapun tujuan LH adalah untuk:
• mencari cari pemahaman dan makna yang lebih dalam dari para peserta (Carey, 2009, Faraday and
Plummer, 1979; Goodson, 1980; Bertaux, 1981 dalam Ward, 2003).
• mencari dan menggali kehidupan pribadi mengenai bagaimana seseorang hidup melalui fase, karier,
siklus, tahapan; dan dengan waktu di luar kehidupan - tentang bagaimana "momen historis" memainkan
perannya dalam bentuk kehidupan apa pun (Plummer, 2001 dalam Carey, 2009).
• mengeksplorasi 'apa yang terjadi' pada 'saksi mata' terjadi disamping itu berupaya untuk menemukan
pengalaman batin individu (inner experience), [dan] bagaimana mereka menafsirkan, memahami, dan
mendefinisikan dunia di sekitar mereka'
Another Use of Life History
LH yang dapat digunakan sebagai studi kasus untuk menghasilkan wawasan dan
pemahaman ke dalam fenomena tertentu (Alaszewski, 2006, Yin, 2011).
Doing Life History Work
Dalam melakukan penelitian ini, paling tidak ada 5 pertanyaan yang harus dijawab
oleh seorang peneliti:
1. What is the purpose of this study?
2. Who controls the research process?
3. What methods of data collection fit the study?
4. How will you represent the life history?
5. How will we judge the validity or ‘goodness’ of the study?
What is the purpose of this study?
Ini berkenaan dengan: 1) apakah tujuan dari pertanyaan peneliti untuk melaporkan
perubahan sosial, 2) sebuah wahana/sarana untuk memahami diri sendiri, 3)
membangunan teori, 4) menciptakan Kritik sosial, sehingga jawaban peneliti akan
menentukan serta mempengaruhi strategi dan metode yang akan terapkan. Hal
inilah yang membedakan antara penyelidikan LH dan bentuk-bentuk penyelidikan
narasi lainnya. Sederhananya, tujuan penelitian sebagai 'berkontribusi pada tubuh
pengetahuan'. Utk itu Peter Reason (1996) dalam Shacklock & Thorp, 2005)
menekankan: di mana, dan dengan siapa, akankah pengetahuan yang saya
hasilkan berdampak?
Who controls the research process?
Sebelum melakukan penelitian ini, paling tidak seorang peneliti mempertingkan
tentang: 1) Apakah sumber dana mengontrol mengontrol desain penelitian, or 2)
Komite tesis peneliti atau tim pengawas, or 3) apakah peneliti sendiri, dan 4) Siapa
yang menentukan pertanyaan penelitian. Hal ini akan membantu peneliti dengan
baik untuk memunculkan masalah ini dan memberi tahu partisipan tentang segala
tensi/tekanan.
What methods of data collection fit the study?
Penelitian LH sering juga disebut ‘dialogue event' - apakah peneliti memiliki
keterampilan untuk masuk ke dalam hubungan timbal balik dengan partisipan dalam
menggali informasi? Utk itu, peneliti tidak cukup hanya menyiapkan protokol dan
penjadwalan wawancara, krn dialog dan bercerita berkembang seiring dg
berjalannya waktu, krn pelaksanaan penelitian ini tidak bisa langsung menyesuaikan
jadwal yang ditentukan. Oleh karena itu, disarankan agar peneliti membaca riwayat
hidup dan menelusuri para peneliti LH sebagai refleksi.
How will you represent the life history?
Dalam hal ini Laurel Richardson (1994) dalam Shacklock & Thorp (2005)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif 'harus dapat dibaca' dan penelitian LH yang
baik menuntut penulisan yang baik; nah pertanyaannya: Can you engage the
readers? Pikirkan tentang whose voices will be heard and represented in the text.
How will we judge the validity or ‘goodness’ of the
study?
Yg terakhir, seorang peneliti harus memikirkan kriteria untuk menilai validitas /
kepercayaan / kualitas dari penyelidikan narasi. Siapa yang akan menetapkan
kriteria ini dan membuat penilaian tentang nilai pertanyaan penelitian - komunitas
cendekiawan peneliti, rekan peserta peneliti, atau peneliti sendiri?
Works Cited
Alaszewski, A. (2006). Using Diaries for Social Research. London: SAGE Publications Ltd.
Carey, M. (2009). The social work dissertation: using small-scale qualitative methodology. New York: Open University Press.
Kouritzin, S. G. (2000). Bringing Life to Research: Life History Research and ESL. TESL Canada Journal, XVII (2).
Murray, G. (2009). Narrative Inquiry. In J. Heigham, & R. A. Croker, Qualitative Research in Applied Linguistics: A Practical Introduction (pp. 45-
65). New York: Palgrave Macmillan.
Pinnegar, S., & Hamilton, M. L. (2009). Self-study of Practice as a Genre of Qualitative Research: Theory, Methodology, and Practice. London:
Springer.
Shacklock, G., & Thorp, L. (2005). Life History and Narrative Approaches. In B. Somekh, & C. Lewin, Research Methods in the Social Sciences
(pp. 156-163). London: SAGE Publications Ltd.
Ward, B. (2003). Reflecting on the value and use of the edited topical life history: A research approach. In T. O’Donoghue , & K. Punch,
Qualitative Educational Research in Action (pp. 26-41). London: RoutledgeFalmer.
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from start to finish. New York: The Guilford Press.

Anda mungkin juga menyukai