Nama Mahasiswa : Carmelia Dian Shafinaz Tanggal: 09/08/2023
Nama Pasien : Tn. D Diagnosa Medis : TB Paru
1. Pengkajian primer : ( pengkajian airway, breathing, circulation, disintergrity)
a. Airway : terdapat suara nafas tambahan (gurgling) b. Breathing : pola nafas dispneu, frekuensi nafas 28x/menit, saturasi oksigen 96%. Menggunakan alat bantu nafas. c. Circulation : tekanan darah 120/75, nadi 88 x/menit, suhu 37°C, akral teraba hangat, CRT >2 detik d. Disability : Tingkat kesadaran composmentis. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukan : ( dilakukan untuk mengatasi kondisi yang didapat Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah utama pada pola nafas tidak efektif yaitu dengan melakukan intervensi pemberian terapi nebulizer. Nebulizer merupakan terapi pengobatan dengan cara pemberian obat-obatan dengan cara dihirup (Tanto, 2019). Terapi nebulizer bertujuan untuk membebaskan jalan nafas (karena efek obat bronchodilator), melembabkan saluran pernafasan, dan mengencerkan secret (karena efek obat mukolitik dan ekspektoran) akibat penumpukan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terapi nebulizer diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (paru), oleh sebab itu dosis yang diberikan rendah. Pengiriman obat melalui nebulizer sangat cepat, sehingga lebih cepat pula aksinya. (Winariani, 2020). 3. Evaluasi hasil tindakan ( didapat setelah tindakan untuk mengatasi masalah primer ) S : pasien mengatakan sesak nafas berkurang dan rasa ingin batuk berkurang O : pola nafas teratur, frekuensi 20x/menit, suara nafas vesikuler A : masalah teratasi P : anjurkan klien untuk nafas dalam, batuk efektif dan minum air putih hangat. 4. Diagnosa keperawatan ( diagnosa kep. Untuk tindakan diatas PES dan rasional diagnosa) Pola nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas d.d dispnea 5. Pengkajian sekunder : ( meliputi pengkajian riwayat kep. Dan head to toe ) Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sesak nafas dan nyeri pada dada saat a. Kepala : simetris, rambut sedikit beruban, bersih tidak ada ketombe, tidak ada jejas b. Mata : kemampuan penglihatan baik, konjungtiva anemis, respon pupil terhadap cahaya baik, sklera tidak ikterik c. Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang kanul O2 4 liter/menit d. Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu dengar, tidak ada serumen, tidak ada infeksi e. Mulut dan tenggorokan : tidak ada gangguan bicara, gigi berwarna kuning, bisa menelan dan mengunyah, tidak ada benjolan di leher f. Dada (paru-paru) : simetris, pergerakan dinding dada normal, tidak ada nyeri tekan, suara perkusi sonor, auskultasi vesikuler terdengar semua lapang dada g. Abdomen : simetris, bising usus normal, tidak ada massa dan nyeri tekan, perkusi tympani h. Ekstremitas (atas) : kuku bersih, tidak ada edema, terpasang infus disebelah kiri. (bawah) : kuku bersih, tidak ada edema 6. Pemeriksaan penunjang ( meliputi : laboratorium, RO, CT. Scan ) Radiologi, EKG, GDS, laboratorium (leukosit, eritrosit, hemoglobin) 7. Diagnosa kep.( 2 diagnosa kep.utama untuk data yang didapat dari pengkajian sekunder) - Gangguan aman nyaman b.d nyeri pada dada - Intoleransi aktivitas b.d sesak nafas 8. Prinsip-prinsip tindakan :( tindakan mandiri, dan kolaborasi ) Nebulizer merupakan Tindakan keperawatan dengan prinsip bersih. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer seperti menyiapkan alat dan bahan, posisikan klien fowler/duduk, anjurkan klien untuk menghirup uap melalui masker, dan cek ttv seperti nadi, suara nafas, respirasi, dan saturasi oksigen setelah melakukan Tindakan. a. Pra interaksi Persiapan pasien - Cek program terapi R : memastikan kembali Tindakan yang diberikan dengan program pengobatan pasien. - Mencuci tangan R : mencegah penularan mikroorganisme - Persiapan alat: mesin kompresor, masker nebul, selang penghubung, tanki obat,, handscon R : dapat mempermudah dalam melakukan tindakan b. Tahap orientasi - Berikan salam, sapa, memperkenalkan diri R : mencegah terjadinya salah pasien - Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan, dan kontrak waktu untuk melakukan Tindakan R : mengetahui tinakan yan akan dilakukan - Meminta persetujuan tindakan R : mengetahui kesiapa pasien c. Tahap kerja - Menjaga privasi R : agar klien merasa dihargai - Membaca basmallah R : agar Tindakan berjalan lancar - Atur posisi pasien senyaman mungkin R : agar pasien rileks - Masukkan obat ke cangkir nebulizer dan pastikan dosis sesuai anjuran R : memberikan efek terapi obat pada pasien - Pasang selang penghubung mesin kompresor dan cangkir nebulizer - Pasangkan masker ke mulut pasien (mouth piece) R : pemberian nebulizer - Hubungkan mesin nebulizer dengan sumber listrik R : untuk menyalakan alat nebul - Instruksikan pasien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer R : uap yang keluar adalah bentuk obat yang harus dihirup klien - Matikan alat nebulizer setelah obat habis R : Tindakan dihentikan d. Tahap terminasi - Evaluasi respon pasien R : mengetahui perkembangan pasien secara langsung - Kontrak Tindakan selanjutnya R : agar pasien mengetahui Tindakan yg akan dilakukan selanjutnya - Membereskan alat R : menjaga kebersihan tempat tidur klien - Mencuci tangan R : mencegah penyebaran mikroorganisme - Mencatat hasil pada buku catatan R : mencatat Tindakan yang dilakukan untuk menentukan intervensi selanjutnya. 9. Monitor pasien : ( monitor / pengkajian berkelanjutan yang dilakukan dan hasil yang didapat ) Pasien mengatakan sesak nafas berkurang karena sudah dilakukan terapi nebulizer. Pasien terlihat dapat mengatur pola nafasnya dengan baik yg ditandai dengan hasil saturasi O2 yang stabil. 10. Evaluasi diri: Dalam mempersiapkan alat sampai melakukan Tindakan, akan lebih baik cuci tangan terlebih dahulu. Membersihkan alat nebul seperti masker dengan menggunakan kapas alcohol, dan membuang sisa obat dan membersihkan wadah nebulizer dengan sabun dan air hangat .