Anda di halaman 1dari 11

TRANSFORMASI BEHAVIORAL REMAJA DULU DAN SEKARANG

(Studi Kasus Perubahan Perilaku Remaja di Kota Padang Akibat Syndrom Pargoy
pada Aplikasi Tik-Tok)

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Sosiologi Perilaku Menyimpang

Oleh:

ADE ROLLA ILHAM

BP: 2010812028

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 202
Pendahuluan

Perubahan yang terjadi pada remaja khususnya terlihat pada kebudayaaan,


perubahan individu sangat dipengaruhi oleh kegiatan individu pada warga dan
tergantung pilihan berasal pada individu itu berprilaku. Transformasi Behavioral
adalah perubahan perilaku yang terjadi dan mencangkup aspek sosial, budaya, dan
lainya dalam berperilaku. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja artinya
penduduk pada rentang usia 10-19 tahun, dari peraturan kesehatan RI nomor 25 tahun
2014, remaja artinya penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan berdasarkan
Badan Kependudukan Keluarga Berencana rentang usia remaja 10-24 tahun belum
menikah.

Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,


menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Masa remaja
disebut juga sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Dalam periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan
esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 1995). Remaja pada bahasa aslinya disebut adolescence,
berasal dari bahasa Latin adolescare artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa
peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang
memiliki kematangan.1

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa
ini merupakan masa perubahan atau transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.
Karena masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak – anak menuju
kedewasaan, dimana dalam masa remaja terjadi banyak perubahan pada aspek fisik,
1
Fitriatun, E., Nopita, N., & Muliyani, S. E. M. (2018). Karakter Empati Dalam Konseling Teman Sebaya Pada Masa
Remaja. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran
dan Pembelajaran, 4(1), 16-23.
psikis serta aspek sosial. Maka kenakalan remaja ditimbulkan dari perubahan yang
dialami tersebut. Meskipun begitu, fenomena kenakalan remaja adalah sesuatu yang
normal. Ketika seseorang beranjak remaja, beberapa perubahan terjadi, baik dari segi
fisik maupun mental. Beberapa perubahan psikologis yang terjadi di antaranya adalah
para remaja cenderung untuk resisten dengan segala peraturan yang membatasi
kebebasannya. Karena perubahan itulah banyak remaja melakukan hal-hal yang
dianggap nakal. Meskipun karena faktor yang sebenarnya alami, kenakalan remaja
terkadang tidak bisa ditolerir lagi oleh masyarakat. Karena itu, peran orangtua sangat
berpengaruh dalam membentuk kepribadian remaja ini.

Sedangkan menurut Kartono (2005) dalam Unayah dan Sabarisman (2015),


“Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku
yang menyimpang”2

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja merupakan sesuatu yang


normal terjadi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan–perubaan dalam aspek
fisik, psikis dan sosial sehingga remaja menjadi cenderung abai atau resisten terhadap
peraturan yang ada. Dalam fase remaja seseorang membutuhkan peran orang tua
untuk mencegah kenakalan tersebut agar tetap dalam batas yang bisa ditoleransi.
Karena kenakalan remaja dapat berubah menjadi tindakan kriminal yang dapat
membuat seseorang yang melakukannya masuk kedalam penjara jika tidak ditangani
dengan baik.

Remaja dulu dengan remaja sekarang sangat jauh berbeda dikarenakan arus
informasi yang sangat cepat, remaja dulu untuk mendapatkan sebuah informasi butuh
perjuangan dan juga pengorbanan yang lebih untuk mengetahui apa fenomena yang
terjadi namun sekarang dengan bermodalkan jari manis saja sudah bisa mendapatkan
2
Utami, A. C. N., & Raharjo, S. T. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dan Kenakalan Remaja. Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial, 4(1), 1-15.
berbagai informasi. Dalam menjalankan keseharianya untuk melakukan suatu
aktivitas perlu adanya kesepakatan yang harus jelas dengan berkomunikasi langsung
dan perlu adanya usaha yang lebih untuk mendapatkan suatu kesepakatan dalam
menjalani suatu kegiatan.

Remaja dulu menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan keluarga dan


didalam masyarakat lebih banyak melakukan kontak dan komunikasi yang
menyebabkan banyaknya pengalaman yang didapatkan oleh remaja dulu, pergaulan
yang dilakukan sangat sederhana namun banyak momen yang bisa di ceritakan,
pendidikan yang butuh upaya keras yang menghasilkan kualitas orang-orang yang
menjadi tokoh yang menginspirasi banyak orang, karena didikan yang militan masih
di terapkan pada masa kecilnya yang tidak melahirkan individual yang malas, gaya
hidup yang sangat sederhana yang masih memegang teguh nilai-nilai dn norma yang
ada dalam masyarakat.

Remaja sekarang dengan adanya teknologi malah di buat nyaman dengan


zonanya masing-masing, teknologi tidak digunakan dengan semestinya tidak
digunakan untuk mendapatkan informasi yang menunjang kualitas diri malah hanya
sebagai sarana hiburan semata seperti aplikasi yang membuat kebiasaan yang buruk
dalam kehidupan sehari hari. Dalam kehidupan sekarag ini fenomen yang terjadi
seperti syndrom pargoy di kehidupan remaja di kota padang pada saaat sekarang ini.3

Pargoy Tik-tok Aplikasi Penayangan video tentu menjadi ukuran popularitas


komunitas TikTok, sehingga mencari eksistensi dapat memotivasi banyak remaja
untuk mendapatkan penayangan video. Prioritas popularitas ini menciptakan aspek
positif dan negatif yang dapat terjadi pada remaja. Proses pembuatan konten yang
mempertimbangkan jumlah penayangan dan tanda suka saja tidak
mempertimbangkan aspek norma dan etika yang dapat menjerumuskan remaja pada

3
Nurrizka, A. F. (2016). Peran Media Sosial di Era Globalisasi pada Remaja di Surakarta (suatu
Kajian Teoritis dan Praktis terhadap Remaja dalam Perspektif Perubahan Sosial). Jurnal Analisa
Sosiologi, 5(1).
pembuatan konten-konten yang tidak berkualitas dan mengarah pada konten yang
tidak baik.4

Di antara efek negatif yang dihasilkan oleh Tik-tok adalah kebiasaan yang
dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial, meminjam istilah Ben
Agger, yaitu masyarakat kita kadang menempatkan budaya populer di atas norma-
norma ketidakwajaran, dengan dalih mengentaskan kejenuhan kerja sepanjang hari,
seeperti remaja di kota padang yang melakukan goyangan-goyangan erotis tak
senonoh yang jauh dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat kita.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat bahwa perlu dilakukan studi


empiris lebih lanjut yang meneliti tentang tranformasi beahavioral remaja dulu dan
sekarang, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Transformasi
Behavioral Remaja Dulu Dan Sekarang Terhadap Remaja Dalam Syndrom Pargoy Di
Aplikasi Tik-Tok”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah yaitu,


bagaimana “Transformasi Behavioral Remaja Dulu Dan Sekarang Studi Kasus
Perubahan Perilaku Remaja Di Kota Padang Akibat Syndrom Pargoy Pada Aplikasi
Tik-Tok ”.

Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah di atas,tujuan penelitian ini adalah untuk


mengetahui bagaimana sebernarnya Transformasi Behavioral Remaja Dulu Dan
Sekarang Studi Kasus Perubahan Perilaku Remaja Di Kota Padang Akibat Syndrom
Pargoy Pada Aplikasi Tik-Tok.

Teknik Pengumpulan Data


4
Said, M. A. G., & Batoebara, M. U. (2022). SINDROM PARGOY DI APLIKASI TIKTOK. Warta
Dharmawangsa, 16(2), 208-214.
Observasi dan wawancara mendalam, secara bahasa, pengertian observasi
adalah memperhatikan atau melihat. Bila dijabarkan, observasi adalah aktivitas yang
dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu objek tertentu dengan tujuan
memperoleh sejumlah data dan informasi terkait objek tersebut. Wawancara adalah
proses tanya jawab yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.

Temuan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa ada persoalan perubahan


perilaku remaja di kota padang akibat syndrom pargoy pada aplikasi tik-tok. Peneliti
temukan berdasarkan hasil wawancara dengan Ciara Kasman.

“Penggunaan aplikasi tik-tok dalam kehidupan sehari-hari karna apk tik-tok


merupakan media sosial yang sangat populer dikalangan remaja pada saat
ini,aplikasi tik-tok selain mudah dalam penggunaanya juga menyediakan
berbagai infomasi,dan sarana eksistensi diri dengan membuat video yang di
dukung dengan tutorial di dalam apk tersebut,dan lebih praktis dari apk seperti
instragram”

Seperti yang di utarkan oleh informan di atas dapat dilihat bahwasanya


penggunaan apk tik-tok yang sudah populer dari kalangan remaja sehingga secara
tidak sadar penggunaan apk tik-tok sudah menjadi sesuatu yang lumrah di jumpai di
kalangan remaja sebagai media informasi yang juga dapat membrending diri karena
penggunaan apk tik-tok sudah di download dan juga digunakan oleh banyak orang di
dalam masyarakat.

Selanjutnya peneliti juga juga melanjutkan wawancara dengan saudari Ciara


Kasman terkait mengapa membuat video pargoy pada tik-tok tersebut,berdasarkan
hasil wawancara dengan saudari Ciara Kasman

“Fitur-fitur yang di sediakan oleh tik-tok maupun video yang di sediakan


posisi yang paling puncak adalah video pargoy di tik-tok, banyak penggunaan
tiktok yang mengapresiasi melalui komentar dan di tandakan dengan tanda
suka pada konten yang di tonton. Tik-tok di jadikan sebagai tempat untuk
membrending diri yang pas dengan hobi yang saya miliki, bakat saya dalam
dunia tari bisa di salurkan melalui tiktok”

Seperti yang di jelakan oleh informan di atas dapat dilihat bahwasanya pada
video pargoy merupakan video yang paling banyak dinikmati oleh orang orang yang
menggunakan tik-tok, hal ini di tandai dengan jumlah penonton dan tanda suka yang
di berikan oleh pengguna apk tik-tok.

Selanjutnya peneliti juga juga melanjutkan wawancara dengan saudari Ciara


kasman bagimana pandangan terkait sindrom pargoy yang memperlihatkan tubuh
sexi pada apk tik-tok,peneliti menemukan berdasarkan hasil wawancara.

“Tampilan video dengan menggunakan pakaian sexi menurut saya itu


tergantung kepada bagaimana cara pandang seseorang, yang saya tahu
bahwasanya menggunakan pakaian yang menurut saya menampakan aurat
atau bertampilan sexi bukan suatu permasalahan, karna hobi saya tari tidak
selamanya menggunakan pakaian yang menutup aurat ada juga yang memang
di gunakan sebagai pakaian yang di anggap kenyamanan masing masing, dan
goyangan pargoy yang cocok untuk membrending diri adalah pakaian seperti
itu yang diminati”

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan, diketahui bahwa remaja


pada masa sekarang ini menganggap bahwa kebiasaan untuk berperilaku berpakaian
minim dan sexi adalah sebuah trend yang menjadi patron untuk bersosialisasi di
lingkungan. Hal ini sangat berbeda dengan perilaku remaja pada masa dulu yang
menganggap pakaian minim adalah sebuah perilaku yang memalukan dan bukan
untuk diperlihatkan kepada halayak ramai, terlebih lagi di media dan menjadi
konsumsi publik di aplikasi tik-tok.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan saudara Yoga terkait
bagaimana pandangan beliau terhadap kasus perubahan perilaku remaja di kota
padang akibat syndrom pargoy pada aplikasi tik-tok. Peneliti temukan berdasarkan
hasil wawancara dengan Yoga.

“Pembuatan video yaitu dalam bentuk pargoy di tik-tok awalnya adalah


mengikuti arus perubahan yang terjadi karena awalnya adalah untuk
mencoba-coba video. Video yang viral yang tersebar seperti Tik-tok yaitu
dalam bentuk konten pargoy Di dalam penggunaan aplikasi Tik-tok
Tersedianya berbagai macam alat yang berfungsi untuk meningkatkan
kreativitas dalam pembentukan video seperti mengikuti musik-musik lalu
bergoyang sesuai dengan musik yang telah disediakan dan biasanya di
dalam pembuatan video pun sudah ada contoh-contoh yang memudahkan
kita untuk membuat atau mengikuti gerakan-gerakan yang telah disediakan
oleh aplikasi tiktok dalam bentuk urutan urutan yang dilakukan oleh
konten-konten kreator sebelumnya dalam penggunaan aplikasi Tik-tok
dalam kehidupan sehari-hari selain hanya untuk melihat apa saja konten-
konten yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari saya juga
mengisi kegabutan seperti membuat membuat tarian pargoy yang mana
sangat digemari dalam kalangan masyarakat dibuktikan dengan banyaknya
view atau penonton yang menyukai dan juga mengomentari dengan baik
karena selain untuk kesehatan dan juga menyalurkan bakat tetap juga
merupakan alat untuk mendapatkan edukasi yang sangat bermanfaat”

Seperti yang di utarakan oleh informan diatas peneliti menemukan


bahwasanya perubahan yang terjadi yang sangat signifikan terhadap remaja
tersebut adalah ketika lupa dengan waktu dan juga kesibukan yang sangat
dilakukan di media Maya yang mana sangat berdampak terhadap perkembangan
yang terjadi dalam diri remaja tersebut dalam pembuatan kontennya pun karena
hanya ada hasrat coba-coba sehingga rasa yang ditimbulkan pun cenderung tidak
dipikirkan Apa dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh penggunaan aplikasi
Tik-tok khususnya dalam bentuk konten dalam hal Pargoy. Hal ini berbeda dengan
dengan remaja pada masa dulu yang memang mengisi kegabutan dengan bermain
main dengan tujuan meningkatkan solidaritas antar pertemanan dan malu jika
tidak mengetahui suatu informasi atau tanggap terhadap fenomena yang ada pada
suatu daerah tertentu.

Analisis Teori

Penelitian ini yang digunakan adalah paradigma perilaku sosial. Paradigma ini
dikemukakan oleh B.F Skinner. Menurut Skinner obyek studi sosiologi yang konkrit-
realistis itu adalah perilaku manusia yang nampak serta kemungkinan perulangannya
(behavior of man and contingenencies of reinforcement) (Ritzer,2013: 70). Menurut
paradigma perilaku sosial, pokok persoalan sosiologi adalah tingkah laku individu
yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan
akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan
terhadap tingkah laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku dengan
perubahan denganperubahan yang terjadi dalam lingkungan aktor.

Perilaku menyimpang (deviant behavior) yaitu suatu tindakan yang


bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu system tata sosial
masyarakat. Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat, secara sadar atau
tidak sadar yang bertentangan

Remaja dulu menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan keluarga dan


didalam masyarakat lebih banyak melakukan kontak dan komunikasi yang
menyebabkan banyaknya pengalaman yang didapatkan oleh remaja dulu,pergaulan
yang dilakukan sangat lah sederhana namun banyak momen yang bisa di ceritakan,
pendidikan yang butuh upaya keras yang menghasilkan kualitas orang orang yang
menjadi aktor yang menginspirasi banyak orang dewasanya, karena didikan yang
militan masih di terapkan pada masa kecilnya yang tidak melahirkan individual yang
malas, gaya hidup yang sangat sederhana yang masih memegang teguh nilai-nilai dn
norma yang ada dalam masyarakat.

Remaja sekarang dengan dimudahkanya dengan adanya teknologi malah di


buat nyaman dengan zonanya masing masing,teknologi tidak digunakan dengan
semestinya tidak digunakan untuk mendapatkan informasi yang menunjang kualitas
diri malah hanya sebagai sarana hiburan semata seperti aplikasi yang membuat
kebiasaan yang buruk dalam kehidupan sehari hari. Dalam kehidupan sekarag ini
fenomen yang terjadi seperti syndrom pargoy di kehidupan remaja pada saaat

Dokumentasi

informan1

Informan2
Daftar Pustaka

Fitriatun, E., Nopita, N., & Muliyani, S. E. M. (2018). Karakter Empati Dalam
Konseling Teman Sebaya Pada Masa Remaja. Jurnal Kependidikan: Jurnal
Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran
dan Pembelajaran, 4(1), 16-23.
Utami, A. C. N., & Raharjo, S. T. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dan Kenakalan
Remaja. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 4(1), 1-15.

Nurrizka, A. F. (2016). Peran Media Sosial di Era Globalisasi pada Remaja di


Surakarta (suatu Kajian Teoritis dan Praktis terhadap Remaja dalam
Perspektif Perubahan Sosial). Jurnal Analisa Sosiologi, 5(1).

Said, M. A. G., & Batoebara, M. U. (2022). SINDROM PARGOY DI APLIKASI


TIKTOK. Warta Dharmawangsa, 16(2), 208-214.

Kominfo, P. (2020). “[Disinformasi] Video Remaja Mengalami TikTok Syndrome”.


diakses 11 April 2023, melalui

Anda mungkin juga menyukai