Anda di halaman 1dari 6

Geologi struktur

40 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Perkakas













Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Formasi batuan terlipat, salah satu subjek


studi geologi struktur

Geologi struktur adalah salah satu cabang ilmu geologi yang masuk dalam
jenis geologi dasar.[1] Kajian dalam geologi struktur meliputi gaya-gaya yang
bekerja pada batuan dan pembentukan struktur geologi melalui proses-proses
geologi dan mekanismenya.[2] Tujuan dari kajian geologi struktur adalah
memberikan pemahaman terhadap struktur geologi dan tektonika
lempeng yang berkaitan dengan deformasi batuan.[2] Analisis geologi struktur
secara khusus menggunakan analisis dinamika yang
memperhitungkan energi, gaya, tegangan dan regangan.[3] Pengumpulan data
pada geologi struktur harus sinkron dan mengandalkan intuisi dan kreativitas
agar dapat menghasilkan informasi yang lengkap. [4]

Kajian[sunting | sunting sumber]


Struktur geologi[sunting | sunting sumber]
Struktur geologi adalah hasil deformasi pada kerak yang terbentuk dalam
waktu yang berkisar antara ratusan hingga jutaan tahun yang lalu. Struktur
geologi terbagi menjadi dua jenis, yaitu struktur primer dan struktur sekunder.
Struktur primer merupakans struktur geologi yang terbentuk sebelum atau
bersamaan dengan pembentukan batuan. Sedangkan struktur sekunder
merupakan struktur geologi yang terbentuk akibat gaya tektonik. Struktur
primer terbentuk pada batuan sedimen maupun batuan beku. Pada batuan
sedimen terbentuk strukutur yang meliputi bidang perlapisan, lapisan
bersusun, lapisan silang siur dan jejak binatang. Sedangkan pada batuan
beku dihasilkan struktur geologi yang disebut kekar kolom. Kekar kolom
terbentuk akibat pendinginan rekahan-rekahan yang tegak lurus terhadap
pendinginan aliran lava dan berbentuk segi enam. Sementara itu, struktur
sekunder merupakan struktur geologi yang terbentuk setelah terbentuknya
batuan. Bentuk dari struktur sekunder meliputi lipatan, kekar dan sesar. [5]

Kekar[sunting | sunting sumber]

Kekar merupakan rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus dan


tidak menimbulkan pergeseran. Pembentukan rekahan secara umum akibat
adanya tekanan dan tarikan, tetapi tidak memiliki pergerakan yang sejajar
dengan bidang rekahan. Kekar membuat batua yang tersingkap menjadi
terpisah-pisah menjadi blok-blok. Ukuran blok ditentukan oleh tingkat
kerapatan kekar. Pada kekar umumnya terdapat dua jenis rekahan dengan
sudut kemiringan antara 45 hingga 90 derajat. Luas wilayah kekar dapat
mencapai ribuan meter persegi. Penyebabnya berkaitan dengan sesar besar
atau oleh pengangkatan kerak. Secara umum, kekar terbentuk pada batuan
yang regas. Selain dari hasil pembumbungan atau penekanan dan tarikan
dari kerak, kekar juga dapat terjadi akibat pelepasan beban
atau pemuaian batuan. Pada batuan vulkanik terbentuk kekar kolom sebagai
akibat adanya tegasan yang muncul selama pendinginan lava. Kekar kolom
ini terbentuk setelah batuan mengerut. [6]

Sesar[sunting | sunting sumber]

Definisi mengenai sesar telah diberikan secara lengkap oleh para ahli geologi
struktur. Definisi paling sederhana dan umum dari sesar adalah bidang
rekahan yang disertai dengan rekahan. Marland Pratt Billings mendefinisikan
sesar sebagai bidang rekahan yang disertai dengan pergeseran relatif dari
satu blok batuan dengan blok batuan yang lain. Pergeseran relatif ini memiliki
jarak dalam satuan milimeter hingga kilometer. Luas bidang pergeseran
berkisar dalam satu sentimeter hingga kilometer.[7]

Sesar selalu disertai dengan gempa bumi. Kejadiannya dalam waktu yang
singkat, tetapi mencakup area yang luas. Gelombang deformasi menyebar ke
segala arah akibat dari gempa bumi yang menyertai sesar. Magnitudo gempa
bumi semakin besar ketika luas wilayah yang terdampak oleh sesar dan
pergeserannya semakin luas.[7] Berdasarkan arah pergeserannya, sesar
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sesar tukik geser, sesar geser dan sesar
miring. Sesar tukik geser hanya menghasilkan pergeseran yang arahnya
vertikal. Sesar tukik geser dibagi menjadi dua jenis, yaitu sesar naik dan
sesar turun. sesar geser hanya menghasilkan pergeseran ke arah horizontal,
sedangkan sesar miring menghasilkan pergeseran ke arah vertikal dan
horizontal.[6]

Metode ilmiah[sunting | sunting sumber]


Geologi struktur dapat dipelajari menggunakan pengetahuan tiga
dimensi yang umum digunakan pada bidang arsitektur. Hal lain yang juga
diperlukan adalah peta topografi, gambar, foto dan citra satelit atau radar, dan
data geofisika. Proses penyelidikan geologi struktur diadakan
melalui pengamatan langsung pada lokasi yang telah ditetapkan.
Penyelidikan geologi struktur diadakan di singkapan-singkapan batuan yang
telah terdeformasi. Seluruh kondisi deformasi diamati. Mulai dari bentuk
batuan yang terlipat atau tersesarkan, serta bentuk dan kekuatan deformasi.
Informasi mengenai hal-hal tersebut diperoleh dengan pengukuran langsung
terhadap unsur-unsur struktur geologi. Setiap unsur struktur geologi terdiri
dari unsur mikro, meso dan makro yang saling berkaitan satu sama lain.
Penyimpulan informasi diperoleh melalui pembentukan hubungan antara
unsur struktur geologi mikro dengan unsur struktur geologi meso atau makro.
[8]

Pemetaan[sunting | sunting sumber]


Citra inframerah[sunting | sunting sumber]

Pemetaan pada geologi struktur lebih mengutamakan


citra inframerah dibandingkan citra satelit. Sinar inframerah dapat menyerap
warna. Pemakaian sinar inframerah sangat sesuai untuk bidang batuan yang
melemah akibat infiltrasi oleh air permukaan. Pemakaian sinar inframerah
juga sesuai untuk bebatuan yang membentuk badan sungai akibat terisi oleh
air permukaan. Batuan akan ditampilkan dengan warna merah karena dapat
memantulkan sinar inframerah, sedangkan air akan ditampilkan dengan
warna yang lebih gelap. Cakupan pengamatan dengan citra inframerah
berkisar antara skala 1:100.000 hingga 1:1.000.000. [9]

Dukungan keilmuan[sunting | sunting sumber]


Struktur geologi sebagai kajian dari geologi struktur dapat dikaji dengan
mudah melalui dukungan pengetahuan
mengenai stratigrafi, sedimentologi dan paleontologi. Ketiga pengetahuan
tersebut digunakan untuk menjelaskan dan menafsirkan urutan kedudukan
asal dari suatu lapisan batuan. Pengkajian geologi struktur juga memerlukan
pengetahuan tentang petrologi dan geokimia untuk menjelaskan asal usul
struktur geologi. Sedangkan aktivitas struktur geologi khususnya yang resen
dapat dijelaskan melalui pengetahuan geomorfologi. Pada struktur geologi di
bawah tanah dan di dasar laut diperlukan dukungan pengetahuan
mengenai geofisika, oseanografi dan geologi bawah tanah.[2]

Penerapan[sunting | sunting sumber]


Eksplorasi dan penambangan mineral[sunting | sunting sumber]

Geologi struktur berperan penting dalam kegiatan


penemuan, evaluasi dan pertambangan deposit mineral. Kegiatan ini dapat
menerapkan geologi striuktur pada ukuran skala apapun. Namun, teknik
dasar dari geologi struktur secara umum kurang dimanfaatkan atau diabaikan.
Kegiatan geologi struktur sangat sulit di lakukan pada area yang tidak
memiliki singkapan yang signifikan. Pada area tersebut, penyelidikan ilmiah
menggunakan metode deduktif dibandingkan dengan metode induktif. [10]

Penerapan geologi struktur dalam proses eksplorasi dan penambangan


mineral secara efektif dilakukan dengan integrasi terhadap himpunan data
dari ilmu kebumian yang tersedia. Ilmu-ilmu ini meliputi ilmu geofisika, kajian
mengenai batuan utuh dan teknik pengujian khusus pada geokimia, alterasi,
geokronologi, analisis cekungan, dan pemahaman tentang mineral. [10]
Geologi struktur
40 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Perkakas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Formasi batuan terlipat, salah satu subjek studi geologi


struktur
Geologi struktur adalah salah satu cabang ilmu geologi yang masuk dalam jenis geologi dasar.
[1] Kajian dalam geologi struktur meliputi gaya-gaya yang bekerja pada batuan dan pembentukan
struktur geologi melalui proses-proses geologi dan mekanismenya.[2] Tujuan dari kajian geologi
struktur adalah memberikan pemahaman terhadap struktur geologi dan tektonika lempeng yang
berkaitan dengan deformasi batuan.[2] Analisis geologi struktur secara khusus menggunakan analisis
dinamika yang memperhitungkan energi, gaya, tegangan dan regangan.[3] Pengumpulan data pada
geologi struktur harus sinkron dan mengandalkan intuisi dan kreativitas agar dapat menghasilkan
informasi yang lengkap.[4]
Kajian[sunting | sunting sumber]
Struktur geologi[sunting | sunting sumber]
Struktur geologi adalah hasil deformasi pada kerak yang terbentuk dalam waktu yang berkisar antara
ratusan hingga jutaan tahun yang lalu. Struktur geologi terbagi menjadi dua jenis, yaitu struktur
primer dan struktur sekunder. Struktur primer merupakans struktur geologi yang terbentuk sebelum
atau bersamaan dengan pembentukan batuan. Sedangkan struktur sekunder merupakan struktur
geologi yang terbentuk akibat gaya tektonik. Struktur primer terbentuk pada batuan sedimen maupun
batuan beku. Pada batuan sedimen terbentuk strukutur yang meliputi bidang perlapisan, lapisan
bersusun, lapisan silang siur dan jejak binatang. Sedangkan pada batuan beku dihasilkan struktur
geologi yang disebut kekar kolom. Kekar kolom terbentuk akibat pendinginan rekahan-rekahan yang
tegak lurus terhadap pendinginan aliran lava dan berbentuk segi enam. Sementara itu, struktur
sekunder merupakan struktur geologi yang terbentuk setelah terbentuknya batuan. Bentuk dari
struktur sekunder meliputi lipatan, kekar dan sesar.[5]
Kekar[sunting | sunting sumber]
Kekar merupakan rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus dan tidak menimbulkan
pergeseran. Pembentukan rekahan secara umum akibat adanya tekanan dan tarikan, tetapi tidak
memiliki pergerakan yang sejajar dengan bidang rekahan. Kekar membuat batua yang tersingkap
menjadi terpisah-pisah menjadi blok-blok. Ukuran blok ditentukan oleh tingkat kerapatan kekar. Pada
kekar umumnya terdapat dua jenis rekahan dengan sudut kemiringan antara 45 hingga 90 derajat.
Luas wilayah kekar dapat mencapai ribuan meter persegi. Penyebabnya berkaitan dengan sesar besar
atau oleh pengangkatan kerak. Secara umum, kekar terbentuk pada batuan yang regas. Selain dari
hasil pembumbungan atau penekanan dan tarikan dari kerak, kekar juga dapat terjadi akibat
pelepasan beban atau pemuaian batuan. Pada batuan vulkanik terbentuk kekar kolom sebagai akibat
adanya tegasan yang muncul selama pendinginan lava. Kekar kolom ini terbentuk setelah batuan
mengerut.[6]
Sesar[sunting | sunting sumber]
Definisi mengenai sesar telah diberikan secara lengkap oleh para ahli geologi struktur. Definisi paling
sederhana dan umum dari sesar adalah bidang rekahan yang disertai dengan rekahan. Marland Pratt
Billings mendefinisikan sesar sebagai bidang rekahan yang disertai dengan pergeseran relatif dari satu
blok batuan dengan blok batuan yang lain. Pergeseran relatif ini memiliki jarak dalam
satuan milimeter hingga kilometer. Luas bidang pergeseran berkisar dalam satu sentimeter hingga
kilometer.[7]
Sesar selalu disertai dengan gempa bumi. Kejadiannya dalam waktu yang singkat, tetapi mencakup
area yang luas. Gelombang deformasi menyebar ke segala arah akibat dari gempa bumi yang
menyertai sesar. Magnitudo gempa bumi semakin besar ketika luas wilayah yang terdampak oleh
sesar dan pergeserannya semakin luas.[7] Berdasarkan arah pergeserannya, sesar dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu sesar tukik geser, sesar geser dan sesar miring. Sesar tukik geser hanya menghasilkan
pergeseran yang arahnya vertikal. Sesar tukik geser dibagi menjadi dua jenis, yaitu sesar naik dan
sesar turun. sesar geser hanya menghasilkan pergeseran ke arah horizontal, sedangkan sesar miring
menghasilkan pergeseran ke arah vertikal dan horizontal.[6]
Metode ilmiah[sunting | sunting sumber]
Geologi struktur dapat dipelajari menggunakan pengetahuan tiga dimensi yang umum digunakan
pada bidang arsitektur. Hal lain yang juga diperlukan adalah peta topografi, gambar, foto dan citra
satelit atau radar, dan data geofisika. Proses penyelidikan geologi struktur diadakan
melalui pengamatan langsung pada lokasi yang telah ditetapkan. Penyelidikan geologi struktur
diadakan di singkapan-singkapan batuan yang telah terdeformasi. Seluruh kondisi deformasi diamati.
Mulai dari bentuk batuan yang terlipat atau tersesarkan, serta bentuk dan kekuatan deformasi.
Informasi mengenai hal-hal tersebut diperoleh dengan pengukuran langsung terhadap unsur-unsur
struktur geologi. Setiap unsur struktur geologi terdiri dari unsur mikro, meso dan makro yang saling
berkaitan satu sama lain. Penyimpulan informasi diperoleh melalui pembentukan hubungan antara
unsur struktur geologi mikro dengan unsur struktur geologi meso atau makro.[8]
Pemetaan[sunting | sunting sumber]
Citra inframerah[sunting | sunting sumber]
Pemetaan pada geologi struktur lebih mengutamakan citra inframerah dibandingkan citra satelit.
Sinar inframerah dapat menyerap warna. Pemakaian sinar inframerah sangat sesuai untuk bidang
batuan yang melemah akibat infiltrasi oleh air permukaan. Pemakaian sinar inframerah juga sesuai
untuk bebatuan yang membentuk badan sungai akibat terisi oleh air permukaan. Batuan akan
ditampilkan dengan warna merah karena dapat memantulkan sinar inframerah, sedangkan air akan
ditampilkan dengan warna yang lebih gelap. Cakupan pengamatan dengan citra inframerah berkisar
antara skala 1:100.000 hingga 1:1.000.000.[9]
Dukungan keilmuan[sunting | sunting sumber]
Struktur geologi sebagai kajian dari geologi struktur dapat dikaji dengan mudah melalui dukungan
pengetahuan mengenai stratigrafi, sedimentologi dan paleontologi. Ketiga pengetahuan tersebut
digunakan untuk menjelaskan dan menafsirkan urutan kedudukan asal dari suatu lapisan batuan.
Pengkajian geologi struktur juga memerlukan pengetahuan tentang petrologi dan geokimia untuk
menjelaskan asal usul struktur geologi. Sedangkan aktivitas struktur geologi khususnya yang resen
dapat dijelaskan melalui pengetahuan geomorfologi. Pada struktur geologi di bawah tanah dan di
dasar laut diperlukan dukungan pengetahuan mengenai geofisika, oseanografi dan geologi bawah
tanah.[2]
Penerapan[sunting | sunting sumber]
Eksplorasi dan penambangan mineral[sunting | sunting sumber]
Geologi struktur berperan penting dalam kegiatan
penemuan, evaluasi dan pertambangan deposit mineral. Kegiatan ini dapat menerapkan geologi
striuktur pada ukuran skala apapun. Namun, teknik dasar dari geologi struktur secara umum kurang
dimanfaatkan atau diabaikan. Kegiatan geologi struktur sangat sulit di lakukan pada area yang tidak
memiliki singkapan yang signifikan. Pada area tersebut, penyelidikan ilmiah menggunakan metode
deduktif dibandingkan dengan metode induktif.[10]
Penerapan geologi struktur dalam proses eksplorasi dan penambangan mineral secara efektif
dilakukan dengan integrasi terhadap himpunan data dari ilmu kebumian yang tersedia. Ilmu-ilmu ini
meliputi ilmu geofisika, kajian mengenai batuan utuh dan teknik pengujian khusus pada geokimia,
alterasi, geokronologi, analisis cekungan, dan pemahaman tentang mineral.[10]

Anda mungkin juga menyukai