Anda di halaman 1dari 2

Kenapa menggunakan Karena dalam penelitian ini akan mengkaji kekaburan hukum terkait

normatif dan empiris? dengan kewenangan dari pejabat mana yang seharusnya
bertanggungjawab untuk menerbitkan sertifikat konsen roya,
sehingga disini akan menguraikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan di indonesia yang sekiranya dapat dijadikan landasan
untuk memberikan kewenangan hak konsen roya tersebut kepada
lembaga yang memiliki hak dan tanggungjawab sesuai dengan
hukum yang berlaku. Untuk penelitian hukum empirisnya untuk
mengkaji terkait dengan bagaimana sebenarnya peran notaris atas
pembuatan sertifikat konsnen roya .
Kenapa pake dua teori - Teori kepastian hukum: Tanpa kepastian hukum, orang akan
tersebut? bingung tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
menurut hukum. Kepastian hukum dapat diwujudkan melalui
undang-undang yang jelas, sehingga aturan-aturan tersebut
dapat diterapkan dengan mudah. Oleh karena itu, dalam tesis
ini, teori kepastian hukum memiliki peranan penting karena
akan membantu menganalisis kekuatan hukum Akta Konsen
Roya yang digunakan sebagai pengganti sertifikat hak
tanggungan. Dengan menggunakan teori kepastian hukum,
penulis dapat memahami lebih baik mekanisme dan ketentuan
hukum yang terkait dengan Akta Konsen Roya yang dibuat
oleh notaris. Selain itu, teori ini juga akan membantu melihat
implikasi dan konsekuensi hukum dari penggunaan Akta
Konsen Roya. Dengan begitu, penggunaan teori kepastian
hukum dalam tesis ini akan memberikan dasar yang kuat
untuk menganalisis kekuatan hukum Akta Konsen Roya
dalam konteks yang relevan dan terkait.
- Teori kewenangan: Dalam penelitian ini, penggunaan teori
kewenangan akan membantu penulis untuk menganalisis
secara komprehensif dasar kewenangan notaris dalam
membuat Akta Konsen Roya sebagai pengganti sertifikat hak
tanggungan. Hal ini sering terjadi pada beberapa notaris di
Kabupaten Lombok Barat. Dengan mempertimbangkan
berbagai aspek teori kewenangan, penulis dapat dengan teliti
mengidentifikasi ruang lingkup kewenangan notaris, batasan-
batasan yang ada, serta tindakan hukum yang harus dilakukan
oleh notaris agar Akta Konsen Roya memiliki kekuatan
hukum yang kuat.
Teori kepastian hukum Teori kepastian hukum adalah suatu konsep dalam hukum yang
menekankan pentingnya adanya kejelasan, stabilitas, dan
prediktabilitas dalam sistem hukum suatu negara. Prinsip ini
menyatakan bahwa hukum harus dapat diakses, dipahami, dan
diterapkan dengan konsisten oleh seluruh warga negara dan lembaga-
lembaga hukum. Dalam teori kepastian hukum, setiap aturan hukum
harus ditulis dengan jelas dan tidak bertentangan, sehingga setiap
orang dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya dan apa yang
melanggar hukum. Kepastian hukum menciptakan lingkungan yang
dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada masyarakat,
pelaku bisnis, dan investor untuk beraktivitas tanpa takut akan
perubahan yang tiba-tiba dalam hukum. Teori kepastian hukum juga
menekankan pentingnya konsistensi dalam penerapan hukum oleh
lembaga-lembaga penegak hukum. Keputusan yang dikeluarkan
haruslah konsisten dengan peraturan hukum yang berlaku, sehingga
menciptakan keadilan dan keamanan bagi semua pihak yang terlibat..
Secara keseluruhan, teori kepastian hukum menjadi landasan penting
dalam menjaga ketertiban hukum dan memberikan perlindungan bagi
hak-hak individu dan kepentingan bisnis dalam suatu masyarakat
hukum yang berfungsi dengan baik.
Teori kewenangan Setiap perbuatan pemerintah harus didasarkan pada kewenangan
yang sah. Tanpa kewenangan yang sah, seorang pejabat atau badan
tata Negara tidak bisa melakukan perbuatan pemerintah. Ada tiga
kategori kewenangan berdasarkan sumbernya:
1. Kewenangan Atributif: Kewenangan ini berasal dari pembagian
kekuasaan dalam peraturan hukum. Pelaksanaan kewenangan
atributif dilakukan oleh pejabat atau badan yang tertulis dalam
peraturan dasarnya. Tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap
kewenangan atributif ada pada pejabat atau badan tersebut sesuai
peraturan dasar.
2. Kewenangan Delegatif: Kewenangan ini berasal dari pelimpahan
suatu organ pemerintahan kepada organ lain berdasarkan peraturan
hukum. Dalam kewenangan delegatif, tanggung jawab dan tanggung
gugat beralih kepada organ yang menerima kewenangan tersebut
(delegataris).
3. Kewenangan Mandat: Kewenangan ini berasal dari proses
pelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih tinggi kepada pejabat
atau badan yang lebih rendah. Kewenangan mandat terjadi dalam
hubungan atasan dan bawahan secara rutin, kecuali dilarang secara
tegas.
Kenapa yang - Pada praktiknya disemua kasus ditemukan bahwasanya
diwawancarai notaris notaris yang membuat akta konsen roya, sehingga akan
dan juga para pihak yang ditanya kenapa notaris dapat membuat akta tersebut dan apa
pernah membuat akta dasar hukum mereka dapat melakukannya padahal dalam uu
konsen roya? tidak ada yang memberikan kewenangan tersebut kepada
mereka.
- Para pihak yang dalam hal ini adalah bank dan debitur
diwawancara untuk mengetahui mengapa mereka membuat
akta konsen roya tersebut dinotaris.

Anda mungkin juga menyukai