Anda di halaman 1dari 12

SOSIOLOGI

HUKUM
Dosen : Bustamin, S. Sos., M. AP
Hello!

ZIKRA FADHILA FITRI


1930201081
AS.4.C
2

Kesadaran Hukum dan
Kepatuhan Hukum

3
1 Kesadaran Hukum
Let’s start with the first set of slides
Instructions for use

Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran yang ada pada setiap diri manusia
tentang apa yang dimaksud dengan hukum, membedakan mana yang hukum dan mana
yang tidak serta mana yang pantas atau tidak pantas untuk dilakukan. Kesadaran
hukum merupakan konsepsi abstrak yang ada pada diri manusia, mengenai keserasian,
keteraturan dan ketenteraman.

5
Ada empat indikator kesadaran hukum
menurut
Soerjono Soekanto, yaitu :
Pengetahuan Hukum Pemahaman Hukum

Sikap Hukum Pola Perilaku Hukum

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu :

Faktor hukum itu sendiri

Faktor penegak hukum

Faktor sarana/fasilitas

Faktor masyarakat

Faktor kebudayaan

7
2 Kepatuhan Hukum
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti tunduk, taat dan turut. Jadi
kepatuhan hukum dapat diartikan sebagai keadaan seseorang warga
masyarakat yang tunduk dan patuh pada aturan atau hukum yang berlaku.
Kepatuhan hukum yang dimaksudkan disini adalah kepatuhan terhadap
hukum tertulis.
Kepatuhan hukum diartikan sebagai tampilan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hukum yang
dipatuhi berarti hukum itu memiliki efektivitas.

9
H.C. Kelman membedakan ada tiga faktor yang
menyebabkan masyarakat mematuhi hukum, yaitu

Compliance Identification Internalization


Kepatuhan yang Kepatuhan terjadi agar Kepatuhan seseorang
dilakukan karena adanya keanggotaan kelompok terhadap kaidah-kaidah
harapan akan imbalan menjaga hubungan baik hukum yang berlaku
dan usaha untuk diantara mereka serta disebabkan karena
menghindarkan diri dari dengan sekelompok adanya imbalan yang
hukuman. orang yang diberi diharapkan.
wewenang untuk
menetapkan kaidah
hukum tersebut.
10
Pada umumnya dalam sosiologi hukum, teori tentang
kepatuhan hukum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

• Max Weber betitik tolak pada asumsi bahwa


penguasa mempunyai sarana untuk memaksa agar
Teori Paksaan warga masyrakat untuk patuh terhadap hukum,
(Dwang Theory) serta dapat memberikan sanksi kepada orang yang
melanggar aturan.

• Ehrlich menekankan bahwa pelaksanaan hukum


harus berdasarkan kesepakatan masyarakat dalam
Teori Konsensus merumuskan aturan. Perkembangan hukum tidak
(Consensus Theory) hanya terletak pada penguasa tetapi juga terletak
pada keikutsertaan masyarakat sebagai bagian dari
konsensus hukum.

11
Thanks!

12

Anda mungkin juga menyukai