TINJAUAN PUSTAKA
dengan usaha untuk mencari dasar sahnya suatu peraturan hukum sebagai akibat
dari berbagai masalah yang timbul dalam rangka penerapan suatu ketentuan
hukum (hukum tertulis). Kemudian hal ini berkembang menjadi suatu problema
tentang apakah yang menjadi dasar sahnya hukum itu berupa “komando” dari
hukum yang tidak ditaati oleh masyarakat. Jadi, masalahnya sudah menyangkut
efektivitas atau tidaknya suatu peraturan hukum. (Heri Tahir, 2010 : 115)
tentang hukum dan ketaatan pada hukum. (Heri Tahir, 2010 : 114)
judgement), emosi (emotion) yang mengacu kepada tiga elemen sikap yang
8
9
Kesadaran hukum disini, masyarakat tidak hanya patuh dan taat karena
terdapat aturan yang berlaku, dan tidak hanya diperintahkan dan atau diawasi
karena merasa sebagai paksaan, melainkan kesadaran yang dinamis dan penuh
hanya untuk mengerti dan menaati ketentuan dan peraturan yang ada, akan tetapi
menaati etik dan moral sesuai dengan adat dan kebiasaan yang ada dan hidup.
maka ketaatan akan kesadaran tersebut masih terpendam. Hal ini disebabkan
manusia dan masyarakat tidak atau belum menyadari sepenuhnya jiwa dan
semangat yang tercermin dalam pandangan hidup yang meliputi hidup dan
paksaan, walaupun ada pengekangan dari luar diri manusia dan masyarakat sendiri
dikaitkan dengan tingkah laku masyarakat, karena yang menjadi titik tolak
dihubungkan dengan perilaku masyarakat demi tujuan masyarakat itu sendiri, hal
perundangan dalam kaitannya dengan moral dan etik sesuai dengan adat dan
kebiasaan.
kesadaran hukum sangat rendah, maka derajat kepatuhan terhadap hukum juga
dinilainya dari segi tujuan dan tugasnya. Penilaian semacam ini ada pada setiap
11
warga masyarakat, oleh karena itu manusia pada umumnya mempunyai hasrat
dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin juga tidak timbul. Jadi
kesadaran hukum merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri
manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada.
”Kesadaran hukum ada dua yaitu Kesadaran hukum positif (identik dengan
“ketaatan hukum”) dan kesadaran hukum negatif (identik dengan
“ketidaktaatan hukum”). Kesadaran hukum terbentuk dalam tindakan dan
karenanya merupakan persoalan praktik untuk dikaji secara empiris.
Dengan kata lain kesadaran hukum adalah persoalan “hukum sebagai
pelaku” dan bukan “hukum sebagai aturan, norma, atau asas”. (Achmad
Ali, 2009 : 300)
terdapat di dalam diri manusia, tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang
orang.
mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf kesadaran hukumnya lebih
rendah dari mereka yang memahaminya, dan seterusnya. Hal itulah yang disebut
legal consciousness atau knowledge and opinion about law. (Zainuddin Ali, 2005
: 66)
hukum. Ada konsep yang menyamakan keduanya, dan ada pula yang
sebagai dua hal yang tak terpisahkan, bagai satu koin dengan dua sisi mata uang.
Hal ini senada dengan pandangan Laica Marzuki yang menulis bahwa kesadaran
hukum seseorang atau kelompok orang dalam mematuhi hukum tidak lain dari
legal ethic) yang mendasari kaidah-kaidah hukum. (Heri Tahir, 2010 : 114)
c. Perasaan perlu dan butuh akan jasa-jasa hukum, dan karena itu sedia
menghormatinya
d. Perasaan khawatir dan takut melanggar hukum, karena jika dilanggar
maka sanksi-sanksinya dapat dipaksakan
e. Orientasi, perhatian, kesanggupan, kemauan baik, sikap dan kesediaan
serta keberanian mentaati hukum dalam hak maupun kewajibannya,
karena kebenaran, keadilan dan kepastian hukum itu adalah
kepentingan umum.
hukum seseorang akan semakin tinggi pula ketaatan atau kepatuhannya terhadap
akan semakin rendah pula ketaatan dan kepatuhannya terhadap hukum. Kesadaran
hukum ini berpangkal pada adanya suatu pengetahuan tentang hukum dan nilai-
nilai hukum yang mengetur hidup dan kehidupannya. Dari pengetahuan inilah
dimaksud dan timbulnya sikap penghayatan terhadap hukum tersebut. Bila mana
ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum akan terwujud. Kalau kondisi yang
demikian sudah tercipta berarti kesadaran hukum telah terbina di dalam suatu
dan dihargai. apabila seseorang sudah memiliki kesadaran akan hukum, maka
a. Pengetahuan hukum
diterbitkan menurut prosedur yang sah dan resmi, maka secara yuridis peraturan
dimaksud, dijawab oleh masyarakat itu dengan benar sehingga kita dapat
pengetahuan hukum.
b. Pemahaman hukum
Apabila pengetahuan hukum saja yang dimiliki oleh masyarakat, hal itu
dimaksud, dijawab oleh masyarakat itu dengan benar sehingga kita dapat
c. Penaatan hukum
5) Kepentingannya terjamin.
Suatu norma hukum akan dihargai oleh warga masyarakat apabila ia telah
dalam dirinya. Hukuim tidak hanya berkaitan dengan segi lahiriah dari manusia,
dan penyuluhan hukum yang teratur atas dasar perencanaan yang mantap.
16
hukum-hukum tertentu.
hukum. Tujuan utama dari penerangan dan penyuluhan hukum adalah agar warga
yang sedang dihadapi pada suatu saat. Penyuluhan hukum harus berisikan hak dan
ditaati.
dalam beberapa parameter, antara lain ditinjau dari segi bentuk pelanggaran, segi
pelanggaran HAM, tindak anarkis dan terorisme, KKN dan penyalahgunaan hak
Pelaksanaan hukum sekarang ini dapat dikatakan tidak ada ketegasan sikap
parameter adalah banyaknya kasus yang tertunda dan bahkan tidak surut, laporan-
berpihak pada mereka yang secara financial mampu memberikan nilai lebih dan
jaminan. Terbukti sekarang dengan adanya auditisasi pada setiap departemen dan
c. Tinjauan Jurnalistik
setiap hari dapat dibaca di media cetak dan elektronik, ataupun diakses melalui
internet. Memang harus kita akui bahwa jurnalistik terkadang mengusung sensasi
dalam pemberitaan, karena sensasi menarik perhatian pembaca dan berita tentang
d. Tinjauan Hukum
Ditinjau dari segi hukum, maka dengan makin banyak pemberitaan tentang
hukum masyarakat sekarang ini menurun, yang mau tidak mau mengakibatkan
disebabkan karena orang tidak melihat atau menyadari bahwa hukum melindungi
masyarakat dewasa ini, yang menjadi tujuan kita hakikatnya bukanlah semata-
dasarnya dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan (action)
masyarakat.
a. Tindakan (action)
tindakan drastik, yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih
ini bersifat isidentil dan kejutan dan bukan merupakan tindakan yang tepat untuk
b. Pendidikan (education)
hukum masyarakat usaha pembinaan yang efektif dan efesien ialah dengan
pendidikan.
1) Pendidikan formal
tinggi).
20
a) Tingkat TK
kanak ialah bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau orang
Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan
sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga untuk
(pekan kesadaran hukum, pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi
21
peraturan-peraturan.
tinggi.
beberapa cara, antara lain : penyuluhan hukum, kampanye, dan pameran. Berikut
penjelasannya :
a) Penyuluhan Hukum
mematuhi/mentaatinya.
22
bacaan, terutama ceritera bergambar atau strip yang bersifat heroik akan
Buku pengangan yang berisi tentang hak dan kewajiban warga negara
b) Kampanye
23
c) Pameran
kesadaran hukum yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang besar.
pemimpin-pemimpin.
mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi syarat, yaitu berlaku secara
yuridis, berlaku secara sosiologis, dan berlaku secara filosofis. Oleh karena itu,
yaitu (1) kaidah hukum/peraturan itu sendiri; (2) petugas/penegak hukum; (3)
sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum; (4) kesadaran
masyarakat. Hal itu akan diuraikan secara berurutan sebagai berikut. (Zainuddin
a. Kaidah hukum
mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal itu diungkapkan sebagai berikut.
kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk atas dasar yang telah
ditetapkan.
walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat (teori kekuasaan) atau kaidah
3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis, yaitu sesuai dengan cita hukum sebagai
Kalau dikaji secara mendalam, agar hukum itu berfungsi maka setiap
kaidah hukum harus memenuhi ketiga macam unsur diatas, sebab: (1) bila kaidah
hukum hanya berlaku secara yuridis, ada kemungkinan kaidah itu merupakan
kaidah mati; (2) kalau hanya berlaku secara sosiologis dalam arti teori kekuasaan,
maka kaidah itu menjadi aturan pemaksa; (3) apabila hanya berlaku secara
b. Penegak hukum
ruang lingkup yang sangat luas, sebab menyangkut petugas pada strata atas,
masarakat.
pada wewenangnya?
Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka akan ada
c. Sarana/Fasilitas
tertentu. Ruang lingkup sarana dimaksud, terutama sarana fisik yang berfungsi
sebagai faktor pendukung. Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah
26
kemacetan.
d. Warga masyarakat
lalu lintas adalah tinggi maka peraturan lalu lintas dimaksud, pasti akan berfungsi,
yaitu mengatur waktu penyebrangan pada persimpangan jalan. Oleh karena itu,
bila rambu-rambu lalu lintas warna kuning menyala, para pengemudi diharapkan
dikemudikan makin dipercepat lajunya atau tancap gas, besar kemungkinan akan
terjadi tabrakan.
itu sendiri.
sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan,
Soekanto, 1993 : 3)
perangkat atau peraturan hukum dan menghormati hak-hak dasar manusia. Hal ini
terjadinya kejahatan.
mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada
menerapkan hukum;
diterapkan; dan
e. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada
atas saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari
penegakan hukum, serta merupakan tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum.
4. Pelaksanaan hukum
eksplisit. Di dalam kaidah atau peraturan hukum itulah terkandung tindakan yang
harus dilaksanakan., yang tidak lain berupa penegakan hukum itu. Hukum
dikatakan bahwa hukum tidak bisa lagi disebut sebagai hukum, apabila tidak
pernah dilaksanakan.
Hukum tidak bisa terlaksana dengan sendirinya, artinya hukum tidak mampu
29
untuk mewujudkan sendiri janji serta kehendak yang tercantum dalam peraturan
melakukan tindak pidana. Dalam rangka pelaksanaan hukum itu tidak hanya
suatu proses.
para pejabat atau pelaksana hukum, dalam kantor para pengusaha, dan juga dalam
hubungan yang dilaksanakan oleh dan di antara para anggota masyarakat sendiri
secara luas dan telah sah. Maka dengan sendirinya peraturan itu akan tersebar dan
cepat diketahui oleh masyarakat. Masyarakat yang melanggar belum tentu mereka
kesadaran hukum dan peraturan yang berlaku dalam hukum itu sendiri. Jika
menemui hal ini, maka dapat dipastikan negara harus menempuh jalur untuk
negara.
dalam hukum dan kegunaannya dalam norma hukum. Artinya, ada beberapa
Namun, hal ini belum cukup untuk membuat masyarakat mengakui ketentuan
hukum lebih berpotensi untuk mematuhi hukum. Dan juga biasanya mereka lebih
sejauh manakah suatu tindakan maupun perbuatan dari masyarakat yang dilarang
oleh hukum. Selain itu, juga dengan reaksi masyarakat yang berdasarkan pada
sistem nilai yang berlaku di masyarakat tersebut. Bisa jadi sangat dimungkinkan
masyarakat dapat menentang dan juga dapat mematuhi ketentuan hukum yang
berlaku. Hal itu sesuai dengan kepentingan masyarakat yang sudah terjamin
pemenuhannya.
terhadap ketentuan hukum. Prinsip utama dari tugas hukum itu sendiri adalah
31
itu terlahir dari berdasarkan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat itu
sendiri. Biasanya hal itu akan merujuk pada anggapan tentang apa yang mereka
masyarakat akan bergantung pada ketentuan dalam hukum itu sendiri. Namun
juga ada anggapan bahwa kepatuhan hukum justru disebabkan dengan adanya
takut terhadap hukuman ataupun sanksi yang akan didapatkan ketika melanggar
hukum.
ditinjau dari 3 (tiga) proses dasar. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan
1982 : 230)
1. Compliance
harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman
yang mungkin dijatuhkan. Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu
keyakinan pada tujuan kaidah hukum yang bersangkutan, dan lebih didasarkan
hukum akan ada apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaidah-
2. Identification
karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar keanggaotaan kelompok tetap terjaga
serta ada hubungan baik dengan mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan
kaidah-kaidah hukum tersebut. Daya tarik untuk patuh adalah keuntungan yang
3. Internalization
kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Pusat kekuatan proses ini adalah kepercayaan
maupun pengawasannya.
membedakannya yaitu dalam kepatuhan hukum ada rasa takut dan sanksi, sebab ia
telah dilakukan secara ilmiah, nilai-nilai yang terdapat dalam manusia tentang
undangan yang biasa disebut derajat kepatuhan secara sederhana dapat dikatakan,
33
Jalan telah ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei 2009
yang kemudian disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009. Undang-
dilihat dari jumlah clausul yang diaturnya, yakni yang tadinya 16 bab dan 74
pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin
sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian,
bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
34
a. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
bangsa;
Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:
Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Mencermati lebih dalam dari semangat yang telah disebutkan di atas, maka
kita harus lebih dalam lagi melihat isi dari Pasal-Pasal yang ada di UU Nomor 22
Tahun 2009. Dari sini kita akan tahu apakah semangat tersebut seirama dengan isi
penegakannya.
dan pelosok daratan dengan mobilitas tinggi dan mampu memadukan sarana
transportasi lain. Menyadari peranan transportasi maka lalu lintas ditata dalam
jasa trnasportasi yang serasi dengan tingkat kebutuhan lalu lintas yang tertib,
selamat, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar, dan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat. Pengembangan lalu lintas yang ditata dalam satu kesatuan sistem
berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan
lingkungan, koordinasi antara wewenang pusat dan daerah serta unsur instansi
sektor, dan antar unsur terkait serta terciptanya keamanan dan ketertiban
masyarakat dalam penyelesaian lalu lintas dan angkutan jalan, serta sekaligus
dalam rangka mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan terpadu.
36
sebagai gerak kendaraan dan/atau orang di ruang lalu lintas jalan adalah prasarana
yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara
berlalu lintas di jalan di atur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu
lintas, prioritas menggunakan jalan, laju lalu lintas, jalur lalu lintas dan
balik) manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
Dengan demikian, lalu lintas adalah merupakan gerak lintas manusia dan
atau barang yang menggunakan barang atau ruang didarat, baik dengan alat gerak
kegiatan kendaraan dengan menggunakan jalan raya sebagai jalur lintas umum
sehari-hari. Lalu lintas identik dengan jalur kendaraan bermotor yang ramai
menjadi jalur kebutuhan masyarakat umum. Oleh karena itu lalu lintas identik
pula dengan penerapan tata tertib bermotor dalam menggunakan jalan raya.
37
2009)
kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang
fisik dan psikologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar
perlambatan, dimensi dan muatan ruang lalu lintas yan secukupnya untuk bisa
untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu
c. Dalam berlalu lintas ada beberapa tata tertib yang harus dipatuhi oleh
telah ada
Pelanggaran adalah suatu tindakan yang tida sesuai dengan aturan yang ada, baik
lalu lintas adalah pengabaian terhadap taat tertib lalu lintas yang dilakukan oleh
pengguna kendaraan roda dua atau lebih yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas
bagi pengguna lainnya baik kehilangan nyawa maupun luka-luka. Dalam konteks
ini pelanggaran lalu lintas adalah suatu tindakan baik sengaja ataupun tida sengaja
melakukan perbuatan untuk tida mematuhi aturan-aturan lalu lintas yang berlaku.
Pada umumnya pelanggaran lalu lintas merupakan awal terjadinya kecelakaan lalu
lintas.
Sanksi atau hukuman bagi para pengguna jalan yang melanggar peraturan
lalu lintas sangat beragam, yaitu tergantung dari tingkat pelanggaran yang
dilakukan. Sanksi yang paling ringan yaitu peringatan atau teguran agar pemakai
jalan lebih disiplin, kemudian sanksi tilang dan denda dikenakan bagi pemakai
mengemudi diantaranya Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK).
lain, hal ini banyak faktor penyebabnya diantaranya pengendara dalam keadaan
4) Pengendara melanggar lampu lalu lintas, hal ini sering kita lihat di perempatan
atau pertigaan yang terdapat lampu rambu lalu lintas, kebanyakan para
5) Tida membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan tidak membawa
lintas dan angkutan jalan. Adapun beberapa pengertian dari istilah tersebut
sebagai berikut :
1) Lalu lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta
pengelolaannya,
2) Lalu lintas adalah gera kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan,
4) Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal dan
perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu
lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan
5) Kendaraan adalah suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas kendaraan
diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah, dan/atau air, serta diatas
9) Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang,
10) Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang berbentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong, serta lambing yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas,
41
11) Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan
isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu
13) Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
14) Pengguna jalan adalah orang yang menggunakan jalan untuk berlalu lintas,
15) Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan
16) Keamanan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terbebasnya
17) Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan dimana
terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
18) Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas
yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajibannya setiap
pengguna jalan,
42
19) Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas
dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan kemacetan dijalan,
20) Sistem informasi dan komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan adalah
1) Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung
2) Lalu lintas dan angkutan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus
4) Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992 tentan Lalu Lintas dan
Angkuta Jalan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan lingkungan
43
strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini
perlu membentuk Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang baru.
tidak boleh dilakukan (dilarang untuk dilakukan) oleh setiap warga negara di
Indonesia di sertai dengan sanksi yang tegas bagi setiap pelanggar aturan pidana
tersebut serta tata cara yang harus dilalui bagi para pihak yang berkompeten
dalam penegakkannya.
Pasal 310 (1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang
229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Setiap
229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). (3) Setiap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
rupiah).
nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). (2)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229
ayat (4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak
Ketentuan pidana yang berlaku tentunya akan menjadi sarana kontrol bagi
setiap pengguna lalu lintas dalam berkendara, seperti yang dikemukakan Chazawi
Sudah menjadi hal yang mutlak segala bentuk pidana lalu lintas jalan
menjadi salah satu hal yang harus ditegakkan oleh aparat penegak hukum agar
menjaga perilaku tertib, keteraturan dan rasa aman, sebagaimana pula penjelasan
masyarakat, tertib dan teratur, maka segala aktivitas masyarakat menjadi tentram
lintas dan angkutan jalan, maka perlu dikemukakan secara terperinci mengenai
beberapa peraturan pokok lalu lintas dan angkutan jalan yang harus diketahui dan
yang:
1) Bagian dari jalan yang boleh dipergunakan oleh mereka yang berjalan kaki.
b) Tanda-tanda/isyarat-isyarat penyeberangan.
c) Cara-cara menyeberang jalan bila lalu lintas datang dari dua jurusan atau
umum:
2) Kelengkapan kendaraan.
3) Kecepatan maksimum.
9) Tanggungjawab pengemudi.
lalu lintas yang sering mereka gunakan dalam berlalu lintas di jalan sebagaimana
rendah berdasarkan Indeks 2,42 berada pada kategori “kurang baik” (ii) faktor
kesadaran akan fungsi hukum tersebut. (iii) srategi yang telah dilakukan petugas
premitif, preventif, dan depresif yang maksimal, selain itu untuk memaksimalkan
kepatuhan hukum berlalu lintas pengguna pemula jalan raya di kabupaten Bone
berdasarkan indeks ”2,41” berada pada kategori “kurang baik” atau “C”. (2)
hukum berlalu lintas jalan dan kurangnya kesadaran hukum berlalu lintas jalan.
(3) Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan hukum berlalu
G. Kerangka Konsep
undangan yang dibuat untuk dijadikan pedoman bagi setiap pengguna lalu lintas
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan serta peraturan pemerintah RI No.
Kesadaran Hukum
Gambar 2.1: Kerangka konsep Kesadaran Hukum Berlalu Lintas Peserta Didik