Anda di halaman 1dari 7

Statement of Authorship

“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan
menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama Anggota : Muhammad Zaid Alkahfi (2221031002)


Alifia Tiara Putri (2221031003)
Zulmia Oktaviani (2221031015)
Adilah Sabrina Mutiah (2221031048)
Mata Ajaran : Analisis Laporan Keuangan dan Perpajakan
Judul Makalah/Tugas : Does Public Ownership of Equity Improve Earning Quality?

Tanggal : 29 September 2022

Dosen : Dr. Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak.


Review Jurnal

1. Title/Author:
Judul Penelitian : Does Public Ownership of Equity Improve Earning Quality?
Disusun Oleh ; Dan Givoly, Carla K. Hayn, dan Sharon P. Katz

2. Masalah Utama dalam Penelitian :


Kualitas informasi akuntansi dipengaruhi faktor salah satunya adalah permintaan
informasi yang digunakan untuk tujuan kontraktual dan insentif serta peluang
manajemen dalam mengelola angka yang dilaporkan yang memiliki kemungkinan akan
dipengaruhi oleh apakah ekuitas perusahaan dimiliki secara pribadi atau diperdagangkan
secara publik.

Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menguji kualitas pendapatan diferensial ekuitas
swasta dan perusahaan ekuitas publik untuk menjelaskan bagaimana kepemilikan
public ekuitas mempengaruhi kualitas pendapatan perusahaan.

3. Mengapa Penelitian Penting Dilakukan :


Pada penelitian terdahulu terdapat hasil yang bertentangan dari dua penelitian mengenai
diferensial kualitas laba perusahaan publik versus swasta dan tingkat konservatisme
pelaporan untuk menilai kualitas laba. Sehingga hasil pada penelitian ini digunakan
untuk menyelesaikan penyebab dari hasil yang bertentangan dari penelitian di masa lalu.

Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mengenai


bagaimana dan sejauh mana insentif manajemen dan permintaan investor atas kualitas
laba memiliki dampak terhadap pelaporan keuangan.

4. Theoritical underpinnings (Teori utama yang digunakan)


Teori utama yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah teori pecking order. Teori
pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih suka pendanaan internal
dibandingkan pendanaan eksternal, utang yang aman dibandingkan utang yang berisiko
serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers, 1984).
5. Major hypotheses (Hipotesis utama)
Penelitian tersebut memiliki 2 hipotesis utama, yaitu:
1) Hipotesis "demand" menyatakan bahwa laba perusahaan ekuitas publik memiliki
kualitas yang lebih tinggi daripada laba perusahaan ekuitas swasta karena
permintaan yang lebih kuat oleh pemegang saham dan kreditur untuk pelaporan
berkualitas. Sebaliknya,
2) Hipotesis ''opportunistic behavior'' menyatakan bahwa perusahaan ekuitas publik,
karena manajer mereka memiliki insentif yang lebih besar untuk mengelola laba,
memiliki kualitas laba yang lebih rendah daripada perusahaan ekuitas swasta.

6. Research method: (Empirical/archival, experimental, analytical)


Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode empiris. Metode
empiris adalah metode penelitian yang dilakukan dengan cara yang intensif dan
sistematis dalam rangka menggali kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat (data-data empiris). Dalam penelitian tersebut, bukti empiris menunjukkan
bahwa perusahaan dengan peringkat kredit yang lebih tinggi cenderung meminjam dari
sumber publik, perusahaan dengan peringkat menengah meminjam dari bank, dan
perusahaan dengan kualitas kredit terendah meminjam dari pemberi pinjaman swasta
(Cantillo dan Wright 2000; Denis dan Mihov 2003; Bharath et al. 2008). Temuan ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menerbitkan utang publik cenderung lebih kuat
secara finansial daripada perusahaan yang tidak memiliki utang publik, sebuah
ekspektasi dikonfirmasi dalam sampel.

7. Dependent and independent variables (or moderator variables, control variables)


Pada penelitian ini memiliki beberapa model pengujian diantaranya:

OI : Laba operasional setelah depresiasi (Dependen)


CF : Komponen arus kas operasi dari pendapatan (Independen)
ACCR : Komponen akrual pendapatan (Independen)
TCA : Total akrual saat ini (Dependen)
CFO : Arus kas dari operasi (Independen)
REV : Perubahan pendapatan dari t1 – t (Independen)
APD : Saldo aset tetap pada tahun t (Independen)

NI : Perubahan pendapatan dari tahun fiskal t1 – t (Dependen)


DNI : Variabel indikator yang diset sama dengan 1 jika NI pada tahun sebelumnya
(-), jika 0 maka sebaliknya. (Independen)

ACC : Total akrual dalam tahun t (Dependen)


DCFO : Variabel indikator yang diset sama dengan 1 jika CFO (-), jika 0 maka
sebaliknya. (Independen)
CFO : Kas dari operasi dalam tahun t (Independen)

8. Statistical Analysis
Hipotesis pertama atau hipotesis “demand” berpengaruh negatif dan signifikan, sehingga
hipotesis dapat didukung.
Dua hasil utama terlihat dari hasil yang disajikan pada Tabel 6. Pertama, konsisten
dengan penelitian sebelumnya, pelaporan keuangan secara umum bersifat konservatif.
Peningkatan laba secara signifikan lebih persisten daripada penurunan laba untuk kedua
kelompok perusahaan. Keduanya baik perusahaan ekuitas publik (a3) dan perusahaan
ekuitas swasta (a3+a7) berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap
pengukuran laba (dimana (a3) -0,537 untuk kedua pengukuran laba dan (a3+a7) -0,181
dan -0,286 untuk masing-masing pengukuran laba). Kedua, tingkat konservatisme
perusahaan ekuitas publik lebih besar dibandingkan dengan perusahaan ekuitas swasta.
Koefisien (a7) menunjukkan ada persistensi yang berlebihan terhadap penurunan laba
atas peningkatan laba (overstates) perusahaan ekuitas publik yang berperngaruh positif
(0,357 dan 0,251 untuk masing-masing pengukuran laba) dan signifikan secara statistik.

Kepemilikan ekuitas atas perusahaan publik menghadapkan manajemen pada permintaan


(demand) investor terhadap kualitas pelaporan. Permintaan (demand) ini, yang
diinginkan oleh investor dalam bentuk peraturan dan lingkungan hukum di mana
perusahaan ekuitas publik beroperasi, dapat menyebabkan kualitas pelaporan yang lebih
tinggi (hipotesis “demand”).

Berdasarkan hasil analisis, hipotesis kedua atau hipotesis “opportunistic behavior” dapat
didukung. Pada hasil kedua regresi di Panel A dan B dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
koefisien incremental arus kas (q4) berpengaruh positif dan signifikan. Sementara
koefisien incremental akrual (q5) berpengaruh positif untuk kedua regresi, namun
signifikan hanya di Panel A. Hasil ini menunjukkan kualitas laba perusahaan ekuitas
swasta (dalam hal persistensi laba) setara atau sama dengan lebih baik daripada
perusahaan ekuitas publik. Hal ini konsisten dengan hipotesis “opportunistic behavior”,
dimana pelaporan keuangan oleh perusahaan ekuitas publik (karena pasar modal dan
insentif kompensasi manajerial) lebih rentan terhadap intervensi manajemen.

Hipotesis kedua juga didukung dari hasil Tabel 5 yang menyajikan besarnya akrual tak
terduga (distandarisasi total aset) in the regions just above the zero threshold (seperti
yang ditunjukkan pada baris terakhir setiap panel). Nilai rata-rata dan median dari akrual
tak terduga perusahaan ekuitas publik lebih positif daripada perusahaan ekuitas swasta.
Hasil pada Tabel 5 konsisten dengan manajemen laba yang lebih menonjol untuk
perusahaan ekuitas publik, sejalan dengan hipotesis “opportunistic behavior”.
Hipotesis kedua juga didukung dari hasil estimasi regresi yang disajikan pada Tabel 3
untuk full sample dan 23 industri yang memiliki sufficient number (at least 20) dari
perusahaan ekuitas publik dan ekuitas swasta dalam melakukan analisis. Tabel 3
menyajikan nilai rata-rata dari error estimasi, nilai median (not reported) tidak berbeda
signifiakan dengan nilai rata-rata. Tabel 3 mengindikasikan perusahaan ekuitas publik
secara signifikan lebih besar variabilitas akrual serta variabilitas akrual relatifnya
(dimana rasio standar deviasi residual lebih tinggi dari Regresi (2) terhadap total current
acruals) daripada perusahaan ekuitas swasta yang beroperasi di industri yang sama.
Berdasarkan hasil Tabel 3, dapat disimpulkan estimasi akrual perusahaan ekuitas publik
memiliki kualitas yang lebih rendah daripada perusahaan ekuitas swasta. Ini konsisten
dengan temuan peneliti sebelumnya terkait persistensi akrual (persistence of accruals),
dan memberikan dukungan lebih lanjut untuk hipotesis “opportunistic behavior”.

9. Temuan dan Implikasi untuk Praktik dan Penelitian


Penelitian ini menghasilkan tiga penemuan, yang pertama insentif manajemen dan
permintaan oleh investor untuk kualitas laba merupakan faktor penting yang membentuk
pelaporan keuangan perusahaan. Kepemilikan publik atas ekuitas perusahaan
menghadapkan manajemen pada permintaan investor untuk kualitas pelaporan.
Permintaan ini, yang diungkapkan oleh investor dalam bentuk peraturan dan lingkungan
hukum di mana perusahaan ekuitas publik beroperasi, dapat menyebabkan kualitas
pelaporan yang lebih tinggi.
Yang kedua berdasarka hasil yang didapat, penelitian ini mendukung gagasan bahwa
manajemen perusahaan yang ekuitasnya diperdagangkan secara publik memiliki insentif
yang lebih kuat untuk mengelola pendapatan, sehingga mengurangi keandalan dan
kegunaan laporan keuangan.
Lalu yang ketiga penelitian ini menemukan bahwa perusahaan ekuitas publik memiliki
laporan yang lebih konservatif daripada perusahaan swasta, meskipun hasil ini tidak
selalu menyiratkan kualitas pelaporan yang lebih tinggi untuk kelompok perusahaan
sebelumnya.

10. Keterbatasan
Meskipun penelitian ini menggunakan metodologi terkini untuk mengukur berbagai
proksi untuk kualitas laba, tetapi proksi tersebut masih memiliki potensi kesalahan dalam
pengukuran. Dan peneliti tidak menyadari adanya bias sistematis yang disebabkan oleh
kesalahan pengukuran ini dalam analisis komparatif dalam penelitian ini tentang
pengaruh jenis kepemilikan terhadap kualitas laba.

11. Saran untuk Penelitian Selanjutnya


Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur atau proksi lain yang tentunya sudah
lazim dipergunakan dan bersifat objektif untuk melakukan pengukuran terhadap variabel
yang akan menguji pengaruh jenis kepemilikan terhadap kualitas laba agar dapat
meminimalisir adanya risiko bias sistematis yang mengakibatkan kesalahan dalam
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai