Anda di halaman 1dari 8

JO 1 (1) (2015)

Jurnal Olahraga

http://jurnalolahraga.stkippasundan.ac.id/index.php/jurnalolahraga

Kontribusi Status Gizi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga


dan Kesehatan (Penjasorkes) di Madrasah Tsanawiyah
(Mts) Negeri Durian Tarung

Edwarsyah
STKIP Pasundan, Indonesia
Info Artikel Abstrak
____________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi status gizi terhadap
Diterima Januari 2015
hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Disetujui Maret 2015
(penjasorkes) bagi siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Dipublikasikan April 2015
Negeri Durian Tarung. Metode penelitian yang digunakan untuk
____________________ mengungkap permasalahan ini adalah metode korelasional. Sampel
Keywords:
Status Gizi, Hasil Belajar penelitian ini semua siswa kelas VII (tujuh) Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Negeri Durian Tarung yang berjumlah 36 orang. Instrumen
status gizi diperoleh dengan menggunakan timbangan berat badan
dan microtoa, dan data hasil belajar diperoleh dari nilai rapor
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.Teknik analisis menggunakan
korelasi product moment dan rumus kontribusi (r² x 100%) dengan
taraf signifikan α 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan kontribusi
diperoleh hubungan antara status gizi terhadap hasil belajar
penajsorkes siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri
Durian Tarung sebesar 20,34%. Kesimpulannya, terdapat kontribusi
yang signifikan diberikan oleh status gizi terhadap hasil belajar
Penjasorkes bagi siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian
Tarung yaitu sebesar 20,34%. Sedangkan sisanya dapat dipengaruhi
oleh faktor lain-lainnya.

Abstract
____________________________________________________________
This study aims to look at the contribution of nutritional status to the
learning outcomes of physical and health physical education
(Penjasorkes) for students in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri
Durian Tarung. The research method used to uncover this problem
is the correlational method. The sample of this study were all
students of class VII (seven) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri
Durian Tarung, totaling 36 people. Nutritional status instruments
were obtained using weight scales and microtoa, and learning
outcome data were obtained from report cards in semester 1 of the
2012/2013 academic year. Analysis techniques used product
8
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

moment correlation and contribution formulas (r² x 100%) with a


significance level of α 0.05 . Based on the results of calculation of
the contribution obtained by the relationship between nutritional
status of student learning outcomes of students at Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Durian Tarung by 20.34%. In conclusion,
there is a significant contribution given by the nutritional status of
the Penjasorkes learning outcomes for students of the Madrasah
Tsanawiyah Negeri Durian Tarung that is equal to 20.34%. While
the rest can be influenced by other factors..
© 2015 Edwarsyah
Under the license CC BY-SA 4.0

Alamat korespondensi: ISSN 2442-9661 (cetak)
E-mail:

PENDAHULUAN Kota Padang masih tertinggal sekali mutu


Pembangunan di bidang pendidikan atau kualitas mata pelajaran pendidikan
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan jasmani olahraga dan kesehatan
bangsa dan meningkatkan kualitas manusia (penjasorkes). dibandingkan MTs Negeri dan
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, Swasta atau setingkat SMP-SMP Negeri
adil dan makmur.Untuk mencapai tujuan lainnya yang ada di Kota Padang. Hal ini
tersebut, semua pihak yang berkaiatan dengan terbukti dari tingkat kemampuan yang
pendidikan, dalam menyelenggarakan dan dimiliki siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
melaksanakan pendidikan harus berdasarkan (MTs) Negeri Durian Tarung dalam belajar
kepada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 penjasorkes dan guru yang memegang mata
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk pelajaran penjasorkes masih belum sesuai
mencapai semua yang dituangkan dalam dengan aturan yang ditetapkan (belum
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang profesional). Menurut Harmaningsih (2008)
Sistem Pendidikan Nasional itu sangat menjelaskan bahwa:
diperlukan dan dibutuhkan sekali individu
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
yang sehat , bugar jasmani dan rohaninya.
faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
Salah satu cara yang dapat ditepuh adalah sendiri atau faktor internal yakni faktor
psikologis dan faktor fisiologis. Dan
malalui kegiatan belajar mengajar pendidikan
faktor yang datang dari luar diri siswa
jasmani olahraga dan kesehatan atau faktor eksternal (lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
(penjasorkes).
tempat tinggal). Faktor psikologis seperti
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri : (1) intelegensi, (2) bakat, (3) minat, (4)
motivasi dan (5) kematangan. Dan faktor
Durian Tarung sebagai salah satu sekolah
fisiologi seperti kesehatan fisik.
pendidikan agama formal atau setingkat
dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

9
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

Gangguan kesehatan fisik yang terjadi pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam
pada diri seseorang adalah akibat dari kondisi anak harus mendapatkan masukan
keadaan status gizi yang dimiliki oleh orang gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup
tersebut. Kerena status gizi secara langsung dan baik. Status gizi anak sebagai cerminan
akan memberi pengaruh terhadap kecukupan gizi, merupakan salah satu tolak
perkembangan otak, prilaku, kemampuan ukur yang penting untuk menilai keadaan
kerja, kreativitas, produktivitas, dan daya pertumbuhan dan status kesehatannya. Dari
tahan terhadap penyakit. uraian di atas, disebutkan bahwa status gizi
Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu faktor yang
(MTs) Negeri Durian Tarung sebagai aset menyebabkan rendahnya hasil belajar
SDM dan generasi penerus bangsa perlu penjasorkes. Namun apakah benar rendahnya
diperhatikan. Karena pada usia 12 -15 tahun hasil belajar penjasorkes siswa-siswi
ini adalah usia dalam masa pertumbuhan. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Durian
Maka harus berhati-hati dalam meemberikan Tarung disebabkan oleh keadaan status gizi
pembelajaran. Dilihat dari keadaan fisiknya, saja, atau adakah faktor lainnya yang
siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) menyebabkan permasalahan ini terjadi. Beck
Negeri Durian Tarung memiliki keadaan fisik (2000:1) menjelaskan bahwa, „Status gizi
yang bervariasi. Ada yang kurus,badannya adalah ukuran keberhasilan
kecil-kecil, gemuk, bahkan ada yang obesitas. dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
Akan tetapi ada juga yang mimiliki keadaan diindikasikan oleh berat badan dan tinggi
fisik yang normal. badan anak‟. Status gizi juga didefinisikan
Keadaan seperti ini terjadi dapat sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
dipengaruhi oleh kecukupan gizi yang keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
dimiliki oleh siswa-siswi tersebut. nutrien. Menurut Ibnu Fajar dkk (2002),
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah „Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
satu faktor terpenting dalam pengembangan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.
kualitas SDM. Suhardjo (2003) menyatakan Contohnya gondok endemik merupakan
bahwa, “Kecukupan gizi sangat keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan
mempengaruhi terhadap kecerdasan dan pengeluaran yodium dalam tubuh‟.
produktivitas kerja manusia. Banyak aspek Jadi berdasarkan uraian diatas dapat
yang berpengaruh terhadap status gizi antara disimpulkan bahwa status gizi adalah suatu
lain aspek pola pangan, sosial budaya dan keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
pengaruh konsumsi pangan“. keseimbangan antara asupan zat gizi dengan
Kelompok usia sekolah termasuk kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat
golongan penduduk berada pada masa dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat
10
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar jasmani diatur dengan cara yang seksama
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. untuk meningkatkan pertumbuhan dan
Makanan sehari-hari yang dipilih perkembangan seluruh ranah baik itu jasmani,
dengan baik akan memberikan semua zat gizi psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Tujuh materi ruang lingkup atau
Sebaliknya, bila makanan yang dipilih tidak standar kompetensi mata pelajaran
baik, maka tubuh akan mengalami penjasorkes adalah sebagai berikut :
kekurangan zat gizi esensial. Zat gizi esensial 1. Mempraktikan berbagai teknik dasar
adalah zat gizi yang harus didatangkan dari permainan dan olahraga serta nilai-nilai
makanan. Bila dikelompokan, ada tiga fungsi yang terkandung di dalamnya.
zat gizi dalam tubuh, yaitu : Memberi Energi, 2. Mempraktikan latihan kebugaran
Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan jasmani, serta nilai-nilai yang
Tubuh dan Mengatur Proses Tubuh. Ada terkandung di dalamnya.
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi 3. Mempraktikan teknik dasar senam
status gizi seseorang, yakni faktor internal lantai ,serta nilai-nilai yang terkandung
dan faktor eksternal. di dalamnya.
Hasil belajar adalah kemampuan yang 4. Mempraktikan teknik dasar senam
dimiliki siswa setelah ia menerima irama tanpa alat,serta nilai-nilai yang
pengalaman belajarnya. Hasil belajar terkandung di dalamnya.
mempunyai peranan penting dalam proses 5. Mempraktikan teknik dasar renang gaya
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil dada dan nilai-nilai yang terkandung
belajar dapat memberikan informasi kepada didalamnya
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya 6. Mempraktikan cara-cara perkemahan
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui dan dasar-dasar penyelamatan di
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi lingkungan sekolah serta nilai-nilai yang
tersebut guru dapat menyusun dan membina terkandung di dalamnya (Pendidikan
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik Luar Sekolah).
untuk keseluruhan kelas maupun individu. 7. Menerapkan budaya hidup sehat.
Penjas orkes adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang METODE
didesain untuk meningkatkan kebugaran Berdasarkan pemahaman peniliti dari

jasmani, mengembangkan keterampilan objek yang akan diteliti pada penelitian ini,

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup maka penelitian ini dilakukan dengan

sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan menggunakan jenis penelitian korelasional.

emosi. Lingkungan belajar pendidikan Populasi dari penelitian ini adalah siswa-

11
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri X (status gizi) terhadap variabel Y (hasil
Durian Tarung kelas VII (tujuh.). Teknik belajar penjasorkes) dapat ditentukan dengan
penarikan sampel yang digunakan dalam rumus Koefisien Determinan yang rumusnya
penelitian ini adalah “Proporsional Stratified adalah sebagai berikut :
Random Sampling”. Sehingga sampel dalam KP = r2 x 100%
penelitian ini berjumlah sebanyak 36 orang. Keterangan:
Pengukuran status gizi yang dipergunakan KP = Nilai Koefisien Determinan
dalam penelitian ini adalah pengukuran status r = Nilai koefisien korelasi
gizi sesuai dengan ketentuan Depkes RI tahun HASIL DAN PEMBAHASAN
2004 yang dikutip dari Joko Pekik (2007:83). Berdasarkan analisis data yang telah

Sedangkan data dari hasil belajar dilakukan terhadap status gizi dan hasil

dikumpulkan dengan menggunakan teknik belajar pendidikan jasmani, olahraga dan

dokumentasi berupa nilai hasil belajar kesehatan (Penjasorkes) pada siswa-siswi

penjasorkes siswa-siswi yang terdapat dalam Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian Tarung

rapor semester satu tahun pelajaran terdapat kontribusi yang signifikan, untuk

2012/2013. lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan

Berdasarkan tujuan penelitian maka di bawah ini:

analisis data yang dilakukan adalah teknik 1. Status Gizi siswa-siswi Madrasah

analisis korelasi sederhana dan dilanjutkan Tsanawiyah Negeri Durian Tarung

dengan koefisien diterminasi dengan formula Berdasarkan hasil perhitungan status

sebagai berikut: gizi siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah


Negeri Durian Tarung dapat dikelompokan
rxy = N (∑ XY) – (∑ X) (∑ Y)
2 dalam 3 kategori yaitu kategori pertama
{ N.∑ X2 – (∑ X)2 }.{ N.∑ Y2 – (∑ Y) }
diperoleh 27 orang atau 75% dari jumlah
keseluruhan siswa-siswi memiliki status gizi
Keterangan :
“baik” (>90%), kategori kedua diperoleh 8
R = Nilai koefisien korelasi antara variabel X
orang atau 22,22% dari jumlah keseluruhan
(status gizi) dengan variabel Y (hasil belajar
siswa-siswi memiliki status gizi “kurang”
penjasorkes)
(81% - 90%), dan kategori ketiga diperoleh 1
X = Skor nilai variabel X (status gizi)
orang atau 2,78% % dari jumlah keseluruhan
Y = Skor nilai variabel Y (hasil belajar
siswa-siswi memiliki status gizi “buruk” (≤
penjasorkes)
81%).
N = Jumlah sampel atau responden yang
Secara keseluruhan status gizi siswa-
digunakan (Riduwan,2004:98).
siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian
Selanjutnya untuk menyatkan besar atau
Tarung masuk dalam kategori normal dengan
kecilnya sumbangan atau kontribusi variabel
12
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

hasil perhitungan yaitu sebanyak 27 orang sebanyak 2 siswa-siswi atau (5,56%) yang
siswa dengan persentase 75,00% dari 36 memperoleh nilai 78, tidak ada siswa-siswi
orang siswa. Jadi berdasarkan perolehan atau 0,00% yang memperoleh nilai 79,
persentase terbesar dapat disimpulkan bahwa sebanyak 2 siswa-siswi atau (5,56%) yang
siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri memperoleh nilai 80, sebanyak 3 siswa-siswi
Durian Tarung mempunyai mempunyai rata- atau (8,33%) yang memperoleh nilai 81,
rata status gizi yang baik. sebanyak 6 siswa-siswi atau (16,67%) yang
Status gizi pada dasarnya merupakan memperoleh nilai 82, sebanyak 4 siswa-siswi
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam atau (11,11%) yang memperoleh nilai 83,
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari tidak ada siswa-siswi atau 0,00% yang
nutriture dalam bentuk variabel tertentu atau memperoleh nilai 84, sebanyak 6 siswa-siswi
tanda-tanda atau penampilan fisik yang atau (16,67%) yang memperoleh nilai 85.
diakibatkan karena adanya keseimbangan Sebanyak 2 siswa-siswi atau (5,56%)
antara pemasukan gizi disatu pihak serta yang memperoleh nilai 86, sebanyak 2 siswa-
pengeluaran oleh organisme dilain pihak siswi atau (5,56%) yang memperoleh nilai 87,
yang terlihat melalui variabel-variabel sebanyak 3 siswa-siswi atau (8,33%) yang
tertentu yaitu suatu indikator status gizi. memperoleh nilai 88, tidak ada siswa-siswi
(Habict dalam Waspadji dan Suyono, 003: atau 0,00% yang memperoleh nilai 89,dan
88) memberikan contoh yaitu, „Gondok sebanyak 6 siswa-siswi atau (16,67%) yang
endemik merupakan keadaan tidak memperoleh nilai 90. Nilai rata-rata (mean)
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran siswa-siswi adalah 84,53. Nilai tengah
yodium dalam tubuh‟. (median) adalah 85,00, Nilai yang sering
Peran orang tua untuk mengarahkan muncul (modus) adalah 90,00. Standar
anak mengkonsumsi makanan sehari-hari deviasai 3,57 serta nilai minimum 78,00 dan
dengan gizi seimbang memang sangat nilai maksimum 90,00.Jadi Jadi berdasarkan
penting. Kebiasaan dan pola makan yang perolehan persentase terbesar dapat
tidak mendukung terciptanya gizi baik perlu disimpulkan bahwa siswa-siswi Madrasah
mendapat perhatian, karena kesehatan anak Tsanawiyah Negeri Durian Tarung
masa kini adalah cermin kesehatan masa mempunyai hasil belajar dengan nilai 82 atau
depan. termasuk kedalam kategori yang baik.
2. Hasil Belajar Penjasorkes siswa-siswi Hasil belajar menurut Woodworth
Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian (1978:57) adalah „Produk atau keluaran yang
Tarung dicapai setelah melakukan kegiatan belajar
Berdasarkan hasil perhitungan sebagai upaya untuk mendapat sesuatu
frekuensi data dapat diketahui bahwa kepandaian‟. Hasil belajar dapat diukur
13
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

dengan nilai yang dicapai melalui berbagai hasil belajar pendidikan jasmani, olahraga
bentuk tes. Hasil belajar merupakan hasil dari dan kesehatan (Penjasorkes) pada siswa-siswi
proses pendidikan yang dipandang sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian Tarung,
investasi modal berupa sumber daya manusia. sedangkan sisanya diterangkan oleh variabel
Upaya untuk membangun sumber daya lain.
manusia yang berdaya saing tinggi melalui Status gizi merupakan hal yang
peningkatan hasil belajar bukanlah suatu mendasar bagi kehidupan semua orang.
pekerjaan yang ringan. Rendahnya mutu pada Karena status gizi dapat mencerminkan
jenjang pendidikan dasar teramat penting bagaimana keadaan kesehatan yang dimiliki
untuk segera diatasi. oleh siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
3. Kontribusi Status Gizi Terhadap Hasil Negeri Durian Tarung. Seperti yang telah
Belajar Penjasorkes Bagi siswa-siswi digambarkan pada kerangka konseptual, jika
Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian status gizi siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
Tarung Negeri Durian Tarung itu baik maka akan
Hasil analisis menunjukkan bahwa memberikan sumbangan atau kontribusi yang
status gizi (X) memiliki hubungan yang baik pula terhadap hasil belajar penjas
signifikan serta memberikan kotribusi orkesnya. Demikian sebaliknya jika status
terhadap hasil belajar pendidikan jasmani, gizi siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) pada Negeri Durian Tarung itu buruk maka akan
siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri memberikan sumbangan atau kontribusi yang
Durian Tarung. Berdasarkan kekuatan buruk pula terhadap hasil belajar
hubungan kedua variabel, maka nilai penjasorkesnya. Kesehatan seseorang
persamaan regresi dapat digambarkan sebagai tercermin melalui status gizinya, seseorang
berikut Ŷ= 7,48 + 0,09X, dengan thitung = 2,94 yang mempunyai status gizi baik akan
dan ttabel = 1,69 dengan α = 0,05 dan dk = n – terbebas dari semua rasa sakit. Sebaliknya
2, di peroleh nilai ttabel = 1,69, yaitu dari 1 – seseorang yang mempunyai status gizi buruk
α atau 0,95 sebagai dk pembilang dan n - 2 maka kesehatannyapun akan terganggu, yang
(34) sebagai penyebut. Dengan demikian dapat mengakibatkan seluruh aktivitasnya
hipotesis kerja yang diajukan (Ha) dapat terhambat.
diterima. Berdasarkan uraian tersebut di atas
Selanjutnya diperoleh nilai determinasi terkandung unsur bahwa, penerapan pola
(r) sebesar 0,451. Artinya bahwa komponen konsumsi makanan yang seimbang pada
status gizi sebagai independent variabel dapat suatu keluarga akan berpengaruh pada status
menerangkan variabilitas (kontribusi) sebesar gizi. Pencapaian status gizi yang baik akan
20,34% terhadap dependent variabel yaitu berdampak pada aktivitas psikis dan fisik
14
Edwarsyah / Jurnal Olahraga 1 (1) (2015)

untuk dapat melakukan suatu kegiatan Depkes RI. (2000). Status Gizi. Jurnal Ilmu
Gizi (on line) (http://www.pengertian
belajar. Sehingga dengan status gizi yang
status gizi.com). diakses tanggal 10
baik dapat memberikan hasil belajar sesuai September 2012).
dengan yang diharapkan.
Depdikbud. (1993). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud.
KESIMPULAN
Fajar, Ibnu, dk. (2002). Konsep Status Gizi.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jurnal Ilmu Gizi (on line)
analisa data dapat disimpulkan bahwa (1) (http://www.pengertian status gizi.com).
diakses tanggal 10 September 2012)
Berdasarkan hasil penelitian siswa-siswi
Harmaningsih. (2008). Faktor-Faktor
Madrasah Tsanawiyah Negeri Durian
yangMempengaruhi Hasil Belajar.
Tarung memiliki status gizi yang normal. Surakarta: SMA Negeri 1 Surakarta.
(2) Berdasarkan hasil penelitian siswa- Irianto, Joko Pekik. (2006). Panduan Gizi
siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Durian Tarung juga rata-rata memiliki
Krisno, B Agus. (2004). Dasar-dasar Ilmu
hasil belajar penjasorkes yang baik. (3) Gizi. Malang: UMMPRESS
Terdapat kontribusi yang berarti atau
Moehji. (2003).Status gizi Remaja. Jakarta:
signifikan yang diberikan oleh status gizi EGC.
terhadap hasil belajar Penjasorkes bagi Riduwan. (2004). Belajar mudah Penelitian
siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Durian Tarung yaitu sebesar 20,34%.
Sedangkan sisanya dapat dipengaruhi oleh Soetjiningsih. (1998). Bayi, Anak dan remaja,
Gizi, dan Nutrisi. Jurnal Ilmu Gizi (on
faktor lain-lainnya. line) (http://www.pengertian status
gizi.com. diakses tanggal 10 September
2012)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1989). Prosedur Supariasa, I Nyoman,dkk. (2000). Penilaian
Penelitian. Jakarta: Bhineka Cipta. Status Gizi. Jakarta: RGC.
Ambarwati, Fitri Respati. (2011). Gizi dan __________.(2003). Undang-Undang
Kesehatan Reproduksi. Surabaya : Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Cakrawala Ilmu. 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta : CV.Eko Jaya.
Almatsir. Sunita. (2001).Status GiziJurnal
Ilmu Gizi (on line) __________.(2006). Panduan
(http://www.pengertian status gizi.com). Pengembangan Sialbus Mata Pelajaran
diakses tanggal 10 September 2012). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan, Jakarta :
_______. 1994. Pengantar Ilmu Melatih. Depdikanas,Derektorat Jenderal
Padang: FPOK IKIP. Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
15

Anda mungkin juga menyukai