KELAS : VII D
ANGGOTA :
1. AMELIA ANASTASYA
2. DIAN MASTURA
3. RISKA DIANA SARI
4. SILFA KHOIRINA
PAKAIAN ADAT SULAWESI BARAT PAKAIAN ADAT NTT
TARIAN ADAT
TARIAN ADAT DAYAK KALIMANTAN TARIAN ADAT LEGONG BALI
BANGKULU
TARI REMONG JAWA TIMUR TARI ZAPIN TEMBUNG KALIMANTAN
BARAT
RUMAH ADAT
RUMAH KRONG BADE ACEH RUMAH BOLON SUMATRA
UTARA
BARAT
RUMAH BANGSAL KENCONO DIY RUMAH JOGLO SITUBONDO JAWA
TIMUR
UPACARA ADAT
Tabuik (Sumatera Barat)
Upacara yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi, berdasarkan
kepercayaan umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang khas dari daerah tersebut.
Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk peringatan atas kematian anak Nabi
Muhammad SAW dalam sebuah perang di zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada
Hari Asura setiap tanggal 10 Muharram tahun Hijriah. Beberapa hari sebelum
datangnya waktu penyelenggaraan upacara ini, masyarakat akan bergotong
royong untuk membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu di
arak menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40 orang.
Di belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional mengiringi,
bersamaan dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua tabuik itupun
dilarung ke laut.
Dugderan (Jawa Tengah)
Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan.
Tapi, karena hanya diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara
Dugderan ini pun jadi semacam upacara tradisional. Kata “dugderan”
sendiri berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan meriam bambu
yang memang identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan
tepat sehari sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi
hingga sore hari menjelang senja. Dalam upacara tradisional Indonesia
ini, masyarakat menggelar “warak ngendok”, atau mengarak binatang
jadi-jadian yang bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik
emas. Binatang rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu,
juga digelar pasar rakyat, atraksi drumband, pawai pakaian adat
tradisional nusantara, hingga penampailan berbagai kesenian khas Kota
Semarang, yang digelar selama sepekan sebelumnya.
Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah
umat Hindu di Bali. Untuk melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga
dari jenazah tersebut akan membuat “bade dan lembu” untuk tempat
jenazah yang akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan
model yang sangat megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya.
Kemudian, jenazah pun di arak, dan terakhir dibakar bersamaan dengan
tempat tersebut, dalam sebuah ritual khusyuk
Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi
Selatan)
Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh
masyarakat Toraja secara turun temurun. Keluarga dari orang yang
meninggal akan menggelar upacara ini sebagai tanda penghormatan
terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang terletak di
tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa
sebuah boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya
sangat mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan,
upacara Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau.
Selbelumnya, akan diawali dengan parade kerbau, mulai dari jenis
kerbau jantan, kerbau albino, hingga kerbau salepo yang memiliki
bercak-bercak hitam di punggungnya. Setelah adu kerbau, maka akan
dilanjutkan dengan prosesi pemotongan kerbau khas adat Toraja, yang
disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi tersebut, kerbau harus
langsung mati dengan sekali tebas.
Pasola (Nusa Tenggara Timur)
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang
melakukan “perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih
dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari
kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam
adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara
ini akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen
mereka pada tahun itu bisa berhasil.