KELOMPOK 6 :
1. AHMAD ALDI PRATAMA (2330205010083)
2. ACHMAD ADITYA PRASETIO (2330205010051)
3. ACHMAD AKBAR (2330105010032)
4. ACHMAD FEBRIAN (2330205010089)
5. DANDA WICKY ANDRIANO (2330105010003)
6. NADIA PERMATA (2330205010073)
7. NIA REGINA (2330105010043)
8. DWI NOVITA SARI (2330105010005)
9. MARIA GRACIA OHANA (2330205010086)
10. TERAS DEHEN (2330205010085)
11. CHRISTIAN ALEXANDER NAHAS (2330305010118)
DOSEN PENGAMPU:
NENY FIDAYANTI., ST ., M.SI.
198301292012122005
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-
Nya, kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,kami tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak sempurna, memiliki
kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuksaran dan kritiknya yang
membangun.Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem penyelenggaraan
negara bagi seluruh warga negara Indonesia yang berdasar kepada cita-cita luhur bangsa.
pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Ideologi Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau sistem nilai dasar yang menjadi
landasan bagi negara dan seluruh bangsa Indonesia. Hal ini diakui sebagai ideologi negara resmi
Indonesia dan tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.
Filosofi Pancasila berasal dari dua kata, “panca”, yang berarti lima, dan “sila”, yang berarti
dasar atau prinsip. Oleh karena itu, Pancasila secara harfiah berarti lima dasar atau prinsip. Wakil
presiden pertama Indonesia, Bung Hatta, memperkenalkan konsep ini dalam pidatonya pada 1
Juni 1945.
Kelima sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Suatu bangsa yang bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya seharusnya tidak
terlepas dari Ideologi negaranya. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau cita-
cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju.
1.3 TUJUAN
Dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
Dapat menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
Dapat menunjukan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian
Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai
keadilan
5
BAB III
3.1 PEMBAHASAN
6
MAKSUD PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila dapat dianggap sebagai ideologi terbuka karena memiliki prinsip-prinsip dasar yang
sangat inklusif dan dapat diinterpretasikan secara luas oleh berbagai kelompok masyarakat,
termasuk kelompok minoritas. Pancasila juga terbuka untuk perkembangan dan perubahan dalam
menghadapi perubahan sosial dan politik
3.2 KASUS
BOM GEREJA KATEDRAL MAKASSAR
7
menolak terorisme, apa pun alasannya," ujar Jokowi. Ia meminta masyarakat turut memerangi
radikalisme dan mengimbau masyarakat tetap tenang menjalani kegiatan ibadah karena negara
menjamin keamanan mereka.
Kasus untuk sila ke-1 adalah terjadinya kasus teror bom yang mengatas namakan suatu agama
guna melukai atau mencelakai orang lain yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang
dianut dan melakukan pembenaran atas tindakan yang mereka lakukan atas nama agama tersebut.
Kasus untuk sila ke-2 adalah perilaku seks bebas dikalangan remaja atau biasa disebut dengan
kumpul kebo dan juga kasus pelecehan terhadap orang lain.
Kasus untuk sila ke-3 adalah perang antar suku, tawuran antar pelajar banyaknya aliran sesat
yang muncul dan sebagainya.
Kasus untuk sila ke-4 adalah Pengangkatan Mentri-Mentri Yang tidak sesuai dengan bidang yang
mereka tekuni, contohnya pengangkatan mentri pemuda dan olahraga yang diangkat dari bidang
telematika yang belum memiliki record kerja dalam pemahaman pemuda dan olahraga dan hanya
karena dia masuk pada jajaran partai pemenang pemilu
Kasus untuk sila ke-5 adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme merupakan penyelewengan terhadap
sila ke 5 Pancasila.
3.3 PENYEBAB
Penyebab dari kasus sila yang ke-1 karena ada beberapa orang atau oknum yang berpikiran
bahwa agama/kepercayaan yang mereka anut mutlak kebenarannya dan agama/kepercayaan yang
lain dianggap salah dan untuk memuluskan tujuan khusus kepentingan kelompok tertentu. dan
tidak menerima dengan adanya keberagaman agama.
Penyebab dari kasus sila yang ke-2 karena tidak menjalankan sila ke-2 ke dalam kehidupan
sehari hari.
Penyebab dari kasus sila yang ke-3 karena tidak adanya rasa nasionalisme dan mengutamakan
persatuan untuk menghargai agama, suku, budaya dan ras yang ada.
Penyebab dari kasus sila yang ke-4 karena penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh
oknum.
Penyebab dari kasus sila yang ke-5 Keresanan (Greed), kesempatan(Opportunity),
kebutuhan(Needs), dan pengungkapan (Expose)
3.4 DAMPAK
Dampak dari kasus sila ke-1
1. Mudah di adu domba sesama manusia
2. Banyaknya orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan(ateis atau agnostik)
3. Rasis dan sara terhadap sesama manusia
Dampak dari kasus sila ke-2
1. Tertular infeksi menular seksual
2. Terkena penyakit kanker
3. Kehamilan yang tidak diinginkan
Dampak dari kasus sila ke-3
1. Cedera serius dan bahkan kematian
2. Dapat mengalami trauma yang cukup berat baik fisik maupun psikologi.
3. Menyebabkan banyak kerusakan fasilitas umum, yang mengakibatkan kerugian bagi
masyarakat.
8
Dampak dari kasus sila ke-4
1. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap instansi pemerintah
2. Semakin maraknya praktik korupsi dari para oknum-oknum tidak bertanggung jawab
3. Semakin memudarnya nilai pancasila sila ke-4
Dampak dari kasus sila ke-5
1.Terhambatnya pertumbuhan perekonomian industri kecil menengah.
2. Kesejahteraan hanya bisa dinikmati sebagian kecil dari kelompok rakyat yang telah dekat
dengan kekuasaan.
3. Orang yang berkuasa leluasa mencampur mencampur adukan antara kepentingan sendiri
dengan kepentingan rakyat
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari pembahasan pada makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa, Pancasila sebagai
ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem penyelenggaraan negara bagi seluruh warga
negara Indonesia yang berdasar kepada cita-cita luhur bangsa.
Suatu bangsa yang bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya seharusnya tidak
terlepas dari Ideologi negaranya. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau cita- cita
negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dalam penerapan Pancasila sebagai
ideologi negara ada banyak sekali penyimpangan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
Penyelesaian penyelewengan nilai Pancasila sebagai ideologi negara dapat dilakukan dengan
beberapa strategi, seperti:
Dengan melakukan pendekatan budaya dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada
masyarakat, khususnya generasi muda, dengan cara yang efektif
Menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat melalui tiga hal, yaitu melalui
pendekatan budaya, penghayatan nilai-nilai Pancasila, dan pembelajaran nilai-nilai Pancasila.
Menjaga kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru yang dapat merusak nilai-nilai
Pancasila
Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam praktik bernegara,
misalnya saat pengambilan kebijakan-kebijakan politik.
Dalam menghadapi penyelewengan nilai-nilai Pancasila, perlu diingat bahwa Pancasila
sejatinya merupakan ideologi terbuka yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat
bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun di sisi lain, perlu diwaspadai adanya ideologi
baru yang dapat merusak nilai-nilai Pancasila.
Seorang manusia atau warga negara harus berpikiran terbuka bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan itu
satu, walaupun ada berbagai macam cara untuk menyembahnya, tapi semua mempunyai tujuan yang
sama, menyembah kepada Tuhan yang maha Esa. Pentingnya saling menghormati dan menerima
keberagaman agama yang ada di bangsa Indonesia juga saling bertoleransi antar pemeluk agama serta
tidak bersikap skeptis pada agama lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga
dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam praktek bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
-https://nasional.kompas.com/read/2022/12/02/04100091/arti-penting-ideologi-bagi-suatu-negara
-https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/12/03/01000021/fungsi-ideologi-bagi-suatu-negara
-https://blog.unnes.ac.id/aprilia/2015/11/11/makalah-pancasila-sebagai-ideologi/
10
-https://id.scribd.com/document/360293105/Studi-Kasus-Kwn-Mengenai-Pancasila-Sebagai-
Ideologi-Bangsa-Indonesia-Dan-Dasar-Negara
-https://brainly.co.id/tugas/3073927
-https://blog.unnes.ac.id/aprilia/2015/11/11/makalah-pancasila-sebagai-ideologi/
-https://amp.kompas.com/tren/read/2021/03/29/100000165/bom-gereja-katedral-makassar-kronologi-
kejadian-keterangan-polisi-dan-sikap
11