Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

KELOMPOK 6 :
1. AHMAD ALDI PRATAMA (2330205010083)
2. ACHMAD ADITYA PRASETIO (2330205010051)
3. ACHMAD AKBAR (2330105010032)
4. ACHMAD FEBRIAN (2330205010089)
5. DANDA WICKY ANDRIANO (2330105010003)
6. NADIA PERMATA (2330205010073)
7. NIA REGINA (2330105010043)
8. DWI NOVITA SARI (2330105010005)
9. MARIA GRACIA OHANA (2330205010086)
10. TERAS DEHEN (2330205010085)
11. CHRISTIAN ALEXANDER NAHAS (2330305010118)

DOSEN PENGAMPU:
NENY FIDAYANTI., ST ., M.SI.
198301292012122005

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-
Nya, kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,kami tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak sempurna, memiliki
kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuksaran dan kritiknya yang
membangun.Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA...............................................................................i


KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................5
2.1. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.......................................................................5
BAB III PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS...............................................................................6
3.1 PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA......................................................................6
 MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA....................................................................................6
 FUNGSI IDEOLOGI BAGI NEGARA.....................................................................................6
 MAKSUD PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.................................................6
3.2 KASUS.......................................................................................................................................7
3.3 PENYEBAB................................................................................................................................8
3.4 DAMPAK....................................................................................................................................8
3.5 PENYELESAIAN MASALAH...................................................................................................9
BAB IV...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem penyelenggaraan
negara bagi seluruh warga negara Indonesia yang berdasar kepada cita-cita luhur bangsa.
pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Ideologi Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau sistem nilai dasar yang menjadi
landasan bagi negara dan seluruh bangsa Indonesia. Hal ini diakui sebagai ideologi negara resmi
Indonesia dan tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.
Filosofi Pancasila berasal dari dua kata, “panca”, yang berarti lima, dan “sila”, yang berarti
dasar atau prinsip. Oleh karena itu, Pancasila secara harfiah berarti lima dasar atau prinsip. Wakil
presiden pertama Indonesia, Bung Hatta, memperkenalkan konsep ini dalam pidatonya pada 1
Juni 1945.
Kelima sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Suatu bangsa yang bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya seharusnya tidak
terlepas dari Ideologi negaranya. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau cita-
cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa Apa arti dari Pancasila sebagai ideologi negara?
 Apa makna ideologi bagi negara?
 Apa fungsi ideologi bagi negara?
 Apa maksud dari Pancasila sebagai ideologi terbuka?

1.3 TUJUAN
 Dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
 Dapat menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
 Dapat menunjukan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian
Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai
keadilan

Keputusan bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara dikokohkan


dengan konstitusi tertulis. Konstitusi tersebut adalah ketetapan MPR No 17 tahun 1998 atau MPR
No.XVII/MPR/1998.
Ketetapan MPR tersebut menyatakan pencabutan ketetapan MPR tentang Pancasila
sebelumnya No/II/MPR/1978. Ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 berisi tentang P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau yang disebut dengan Eka Prasetya Pancakarsa dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, pengamalan P4 di
masa orde baru adalah mutlak. Bagi yang tidak mengamalkan akan mendapat sanksi hukum. P4
sangat mengikat. Khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil di masa tersebut, harus bisa menghafal isi dari
P4 sebelum secara konsisten mengamalkan. Akan tetapi, hal tersebut menjadi kurang efektif, karena
Pancasila justru menjadi semacam paksaan dari pihak yang berkuasa untuk warga negara, bukan
ideologi yang disepakati bersama. Selain itu, Pancasila juga ditetapkan sebagai dasar negara.
Dengan adanya ketetapan MPR No. 17 tahun 1998, P4 dicabut, dan Indonesia menetapkan
bahwa Pancasila sebagaimana tercantum pada pembukaan UUD negara Republik Indonesia tahun
1945 adalah dasar negara sekaligus ideologi negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
penjelasan dari ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa dasar negara yang dimaksud mengandung
makna bahwa ideologi negara adalah tujuan atau cita-cita nasional negara Indonesia.

5
BAB III

PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS

3.1 PEMBAHASAN

 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA


Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ideologi dapat
diartikan sebagai ilmu tentang pengertian dasar atau ide. Ideologi dalam kehidupan sehari-hari
dapat diartikan dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan
harus dicapai dan cita-cita tersebut juga dijadikan sebagai dasar/pandangan hidup. Makna
Pancasila sebagai Ideologi bangsa adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila pada hakikatnya merupakan gambaran bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan.
Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun Pancasila bersifat
dinamis, reformatif, dan terbuka.

 MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA


Ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide dan keyakinan yang menyeluruh dan sistematis
yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi menjadi kerangka
penyelenggaraan negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Bisa dikatakan, ideologi adalah
sistem nilai yang terdiri atas nilai dasar yang menjadi cita-cita dan nilai instrumental yang
berfungsi sebagai metode atau cara mewujudkan cita-cita tersebut.

 FUNGSI IDEOLOGI BAGI NEGARA


 Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini
sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering kali
terancam perpecahan.
 Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi gambaran cita-
cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-
cita, menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila.
 Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa. Pancasila
memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi nation and
character building berdasarkan pancasila.
 Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung
dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa
dan Negara.

6
 MAKSUD PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila dapat dianggap sebagai ideologi terbuka karena memiliki prinsip-prinsip dasar yang
sangat inklusif dan dapat diinterpretasikan secara luas oleh berbagai kelompok masyarakat,
termasuk kelompok minoritas. Pancasila juga terbuka untuk perkembangan dan perubahan dalam
menghadapi perubahan sosial dan politik

3.2 KASUS
BOM GEREJA KATEDRAL MAKASSAR

KOMPAS.com - Peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu


(28/3/2021), membuat gempar masyarakat di Indonesia. Kabar kejadian ini menyebar dengan
cepat melalui media dan media sosial. Masyarakat mengecam. Pihak kepolisian langsung
melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan fakta-fakta dari kejadian ini. Begitu pula
sikap Presiden Joko Widodo yang mengutuk keras aksi terorisme yang memprihatinkan
tersebut.
Melansir pemberitaan Kompas.com, ledakan di Gereja Katedral Makassar terjadi pada pukul
10.28 Wita. Pastor Wilhelmus Tulak dari Gereja Katedral Makassar menuturkan, ledakan terjadi
sesaat setelah ibadah misa kedua digelar. "Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang.
Kebetulan gereja punya beberapa pintu masuk dan pintu keluar, jadi tidak konsentrasi di satu pintu,"
ujar dia.
Saat itu terjadi sirkulasi jemaah misa antara mereka yang sudah selesai lalu pulang, dan
mereka yang datang untuk mengikuti jadwal misa selanjutnya. Wilhelmus menyebutkan, dua orang
pelaku pengeboman datang mendekat ke pintu masuk gereja dengan menaiki sepeda motor.
Beruntung, gerak-geriknya sudah dicurigai dan petugas keamanan gereja berhasil mencegahnya
masuk. "Tapi, sudah diamati petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di
situlah terjadi ledakan," papar Wilhelmus.
Ledakan cukup besar pun terekam kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi. Akibat kejadian
itu, dua orang yang diduga pelaku dilaporkan tewas, serta 20 orang terdiri dari warga, petugas
keamanan gereja, dan jemaat mengalami luka akibat ledakan. Mereka pun dilarikan ke rumah sakit
untuk mendapatkan penanganan. Sebagian sudah dipulangkan setelah mengalami luka ringan.
Pelaku Naik Motor dan Ledakkan Diri Keterangan polisi Kapolda Sulawesi Selatan Kapolda
Irjen Merdisyam menyebutkan, ledakan tersebut memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. Hal
itu terlihat dari dampak yang ditimbulkan, seperti kerusakan pintu gerbang gereja dan kendaraan-
kendaraan di sekitarnya, serta pecahnya kaca hotel di sekitar gereja. "Itu jenis ledakan high explosive.
Kerusakan terjadi di gereja. Hanya pintu gerbang dan beberapa kendaraan," kata Merdisyam dalam
wawancara dengan Kompas TV, Minggu (28/3/2021).
Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Sigit Listyo menyampaikan, ledakan diduga merupakan
pengeboman bunuh diri yang menggunakan jenis bom panci. "Ledakan yang terjadi, suicide bomb
dengan menggunakan jenis bom panci," kata Listyo. Listyo yang juga langsung terbang ke Makassar
pada hari kemarin memaparkan, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pihaknya, pelaku
diketahui merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka terafiliasi dengan
teroris yang melakukan bunuh diri di Jolo, Filipina, tiga tahun yang lalu. "Jadi mereka (pelaku) adalah
bagian dari pengungkapan beberapa waktu lalu, kurang lebih 20 orang kelompok JAD. Mereka bagian
dari itu. Inisial serta data-datanya sudah kita cocokkan," ujar Listyo Sigit. Polri telah mengantongi
inisial pelaku.
Sikap presiden Presiden Joko Widodo menyesalkan dan mengutuk aksi terorisme ini. Melalui
akun Instagram @jokowi, ia mengunggah pernyataannya. "Saya mengutuk keras aksi terorisme
tersebut dan saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan
membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Jokowi. Jokowi menekankan, terorisme
merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apa pun. "Semua ajaran agama

7
menolak terorisme, apa pun alasannya," ujar Jokowi. Ia meminta masyarakat turut memerangi
radikalisme dan mengimbau masyarakat tetap tenang menjalani kegiatan ibadah karena negara
menjamin keamanan mereka.

 Kasus untuk sila ke-1 adalah terjadinya kasus teror bom yang mengatas namakan suatu agama
guna melukai atau mencelakai orang lain yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang
dianut dan melakukan pembenaran atas tindakan yang mereka lakukan atas nama agama tersebut.
 Kasus untuk sila ke-2 adalah perilaku seks bebas dikalangan remaja atau biasa disebut dengan
kumpul kebo dan juga kasus pelecehan terhadap orang lain.
 Kasus untuk sila ke-3 adalah perang antar suku, tawuran antar pelajar banyaknya aliran sesat
yang muncul dan sebagainya.
 Kasus untuk sila ke-4 adalah Pengangkatan Mentri-Mentri Yang tidak sesuai dengan bidang yang
mereka tekuni, contohnya pengangkatan mentri pemuda dan olahraga yang diangkat dari bidang
telematika yang belum memiliki record kerja dalam pemahaman pemuda dan olahraga dan hanya
karena dia masuk pada jajaran partai pemenang pemilu
 Kasus untuk sila ke-5 adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme merupakan penyelewengan terhadap
sila ke 5 Pancasila.

3.3 PENYEBAB
 Penyebab dari kasus sila yang ke-1 karena ada beberapa orang atau oknum yang berpikiran
bahwa agama/kepercayaan yang mereka anut mutlak kebenarannya dan agama/kepercayaan yang
lain dianggap salah dan untuk memuluskan tujuan khusus kepentingan kelompok tertentu. dan
tidak menerima dengan adanya keberagaman agama.
 Penyebab dari kasus sila yang ke-2 karena tidak menjalankan sila ke-2 ke dalam kehidupan
sehari hari.
 Penyebab dari kasus sila yang ke-3 karena tidak adanya rasa nasionalisme dan mengutamakan
persatuan untuk menghargai agama, suku, budaya dan ras yang ada.
 Penyebab dari kasus sila yang ke-4 karena penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh
oknum.
 Penyebab dari kasus sila yang ke-5 Keresanan (Greed), kesempatan(Opportunity),
kebutuhan(Needs), dan pengungkapan (Expose)

3.4 DAMPAK
 Dampak dari kasus sila ke-1
1. Mudah di adu domba sesama manusia
2. Banyaknya orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan(ateis atau agnostik)
3. Rasis dan sara terhadap sesama manusia
 Dampak dari kasus sila ke-2
1. Tertular infeksi menular seksual
2. Terkena penyakit kanker
3. Kehamilan yang tidak diinginkan
 Dampak dari kasus sila ke-3
1. Cedera serius dan bahkan kematian
2. Dapat mengalami trauma yang cukup berat baik fisik maupun psikologi.
3. Menyebabkan banyak kerusakan fasilitas umum, yang mengakibatkan kerugian bagi
masyarakat.

8
 Dampak dari kasus sila ke-4
1. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap instansi pemerintah
2. Semakin maraknya praktik korupsi dari para oknum-oknum tidak bertanggung jawab
3. Semakin memudarnya nilai pancasila sila ke-4
 Dampak dari kasus sila ke-5
1.Terhambatnya pertumbuhan perekonomian industri kecil menengah.
2. Kesejahteraan hanya bisa dinikmati sebagian kecil dari kelompok rakyat yang telah dekat
dengan kekuasaan.
3. Orang yang berkuasa leluasa mencampur mencampur adukan antara kepentingan sendiri
dengan kepentingan rakyat

3.5 PENYELESAIAN MASALAH


 Penyelesaian dari kasus sila ke-1
Untuk menanggapi kasus ini, seorang mamusia atau warga negara harus berpikiran terbuka bahwa
tuhan itu Esa, tuhan itu satu, walaupun ada berbagai macam cara untuk menyembahnya, tapi
semua mempunyai tujuan yang sama, menyembah kepada Tuhan yang maha Esa. Saling
menghormati,menerima keberagaman agama yang ada di bangsa Indonesia dan bertoleransi antar
pemeluk agama dan tidak bersikap skeptis pada agama lain.
 Penyelesaian dari kasus sila ke-2
Pembagunan iman dan karakter yang mulai diajarkan dari pendidikan keluarga.dunia pendidikan
serta lingkungan sekitar yang menurut saya turut mempengaruhi perkembangan diri seseorang.
Menguatkan landasan imam dan ketakwaan bisa meminimalisir penyimpangan ini terjadi. Rata-
rata beberapa penyimpangan yang kita temukan dimasyarakat itu berasal dari permasalahan
keluarga. Jadi untuk untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan diatas adalah berawal dari
Pendidikan pada sebuah keluarga seperti pembangunan iman beragama,norma- norma dan etika-
etika beradab.
 Penyelesaian dari kasus sila ke-3
Upaya penyelesaian perang suku yang dilakukan adalah biasanya dengan diskusi denda adat antar
pihak keluarga, dan kehadiran pendeta yang berusaha mendamaikan perang suku yang terjadi antar
dua kelompok karena pihak pelaku tak mampu membayar denda adat. Mendorong pelajar terlibat
kedalam kegiatan positif yang dapat meningkatan pendidikan moralnya, serta mengadakan
sosialisasi tentang dampak bahayanya dari tawuran itu.
 Penyelesaian dari kasus sila ke-4
Partai pemenang pemilu tidak seharusnya hanya berpihak pada kepentingan golongan, namun juga
harus berpihak pada aspirasi rakyat yang mereka bawa.
 Penyelesaian dari kasus sila ke-5
Penegakan hukum dan adil oleh penegak hukum tanpa unsur konspirasi dan berpihak pada salah
satu golongan akan meminimalisir tindakan Korupsi. Kejujuran dan rasa keadilan yang harus
diterapkan oleh semua pemegang kekuasaan akan menciptakan keadilan pada masyarakat.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari pembahasan pada makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa, Pancasila sebagai
ideologi negara adalah Pancasila sebagai dasar sistem penyelenggaraan negara bagi seluruh warga
negara Indonesia yang berdasar kepada cita-cita luhur bangsa.
Suatu bangsa yang bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya seharusnya tidak
terlepas dari Ideologi negaranya. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau cita- cita
negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dalam penerapan Pancasila sebagai
ideologi negara ada banyak sekali penyimpangan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
Penyelesaian penyelewengan nilai Pancasila sebagai ideologi negara dapat dilakukan dengan
beberapa strategi, seperti:
 Dengan melakukan pendekatan budaya dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada
masyarakat, khususnya generasi muda, dengan cara yang efektif
 Menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat melalui tiga hal, yaitu melalui
pendekatan budaya, penghayatan nilai-nilai Pancasila, dan pembelajaran nilai-nilai Pancasila.
 Menjaga kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru yang dapat merusak nilai-nilai
Pancasila
 Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam praktik bernegara,
misalnya saat pengambilan kebijakan-kebijakan politik.
Dalam menghadapi penyelewengan nilai-nilai Pancasila, perlu diingat bahwa Pancasila
sejatinya merupakan ideologi terbuka yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat
bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun di sisi lain, perlu diwaspadai adanya ideologi
baru yang dapat merusak nilai-nilai Pancasila.
Seorang manusia atau warga negara harus berpikiran terbuka bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan itu
satu, walaupun ada berbagai macam cara untuk menyembahnya, tapi semua mempunyai tujuan yang
sama, menyembah kepada Tuhan yang maha Esa. Pentingnya saling menghormati dan menerima
keberagaman agama yang ada di bangsa Indonesia juga saling bertoleransi antar pemeluk agama serta
tidak bersikap skeptis pada agama lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga
dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam praktek bernegara.

DAFTAR PUSTAKA
-https://nasional.kompas.com/read/2022/12/02/04100091/arti-penting-ideologi-bagi-suatu-negara
-https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/12/03/01000021/fungsi-ideologi-bagi-suatu-negara
-https://blog.unnes.ac.id/aprilia/2015/11/11/makalah-pancasila-sebagai-ideologi/

10
-https://id.scribd.com/document/360293105/Studi-Kasus-Kwn-Mengenai-Pancasila-Sebagai-
Ideologi-Bangsa-Indonesia-Dan-Dasar-Negara
-https://brainly.co.id/tugas/3073927
-https://blog.unnes.ac.id/aprilia/2015/11/11/makalah-pancasila-sebagai-ideologi/
-https://amp.kompas.com/tren/read/2021/03/29/100000165/bom-gereja-katedral-makassar-kronologi-
kejadian-keterangan-polisi-dan-sikap

11

Anda mungkin juga menyukai