Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326139534

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR YANG BERKELANJUTAN DI KOTA SORONG

Preprint · February 2018


DOI: 10.31227/osf.io/s4f2v

CITATION READS

1 17,941

1 author:

Hendrik Pristianto
Universitas Muhammadiyah Sorong
49 PUBLICATIONS 29 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kualitas Air View project

Skripsi View project

All content following this page was uploaded by Hendrik Pristianto on 09 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 1979-7450
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR YANG BERKELANJUTAN
DI KOTA SORONG

Hendrik Pristianto
Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Keairan Universitas Hasanuddin Makassar
Fakultas Teknik Universitas Al-Amin Muhammadiyah Sorong

Abstrak
Pengelolaan Sumber Daya Air di Kota Sorong harus mengacu pada UU no 7 tahun 2004 dan
PP No 42 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air dimana prinsip keberlanjutan dalam
pengelolaan menjadi faktor yang penting. Selain itu, juga perlu dikaji penerapannya di Kota
Sorong adalah program IWRM, pengembangan Agrogokonservasi, River Restoration, Water
Harvesting Management in Upland, pengkajian Retrding Bazin, Pengkajian mitigasi Bencana
dengan Analisis Spasial Banjir dan Karakteristik Fisiografi, Wastewater dan Water Treatment
Technology. Untuk lingkup Kota Sorong, masih sangat terbatas data-data dan hasil penelitian
yang berkaitan dengan kondisi sumber daya air, misalnya beberapa sungai yang ada di Kota
Sorong. Padahal masalah klasik di Kota Sorong berkaitan dengan sumber daya air adalah
banjir tahunan yang disertai dengan krisis air bersih. Disatu sisi kelebihan air sampai meluap,
disaat yang sama kekurangan air. Dari sisi kualitas air, batu sungai Remu yang ada data
penelitiannya, itupun hanya pada daerah tengah sampai hilir.
Kata Kunci : Sumber Daya Air , Berkelanjutan

I. PENDAHULUAN 2. kerusakan hutan / vegetasi pelindung


cathment area dari sumber-sumber air
1.1 Latar Belakang
sungai-sungai yang ada di Kota Sorong,
Air adalah salah satu dari sekian banyak
khususnya Sungai Remu,,
sumber daya alam yang penting untuk
3. peningkatan aktifitas pembukan dan
kehidupan dan pembangunan. Peningkatan
pemakaian lahan pertanian yang
populasi dan pembangunan menyebabkan
menyebabkan perubahan fungsi daerah
peningkatan kebutuhan terhadap sumber
tangkapan air sungai-sungai yang ada di
daya air. Sumber daya air terbagi menjadi :
Kota Sorong, khususnya Sungai Remu,
air permukaan (danau, situ, dam / reservoir,
sungai) , air tanah dan presipitasi / hujan.
1.3 Lingkup Pembahasan
Kota Sorong sebagai daerah yang sedang
Ruang lingkup yang akan dibahas dalam
membangun, juga menempatkan
makalah ini adalah :
pengembangan potensi sumber daya airnya
1. Apa dasar hukum upaya pengelolaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan air
sumber daya air (SDA) yang
bersih, mencegah intrusi air laut yang dapat
berkelanjutan di Indonesia untuk
mencemari kualitas air tanah, dan
diterapkan dalam pengelolaan SDA di
pengedalian volume banjir. Sebuah fakta
Kota Sorong.
yang bertolak belakang jika di daerah yang
2. Bagaimana konsep Konservasi Sumber
curah hujannya termasuk kategori tinggi,
Daya Air (SDA) di Indonesia untuk
volume air tawar terbuang dengan cepat ke
diterapkan dalam konservasi SDA di
laut bersamaan dengan kejadian limpasan air
Kota Sorong.
banjir, tetapi pada saat yang bersamaan Kota
3. Bagaimana Kondisi Sumber Daya Air di
Sorong mengalami krisis air tawar/air bersih.
Indonesia untuk dipakai sebagai
pembanding kondisi (SDA) di Kota
1.2 Permasalahan Yang Dihadapi
Sorong
Penurunan kualitas dan kuantitas sumber
4. Bagaimana upaya-upaya pengelolaan
daya air di Kota Sorong disebabkan oleh
SDA di Indonesia Yang Berkelanjutan
beberapa faktor, antara lain :
untuk dijadikan acuan dalam pemilihan
1. Polusi / pencemaran / pengendapan
model pengelolaan SDA di Kota Sorong.
terhadap sungai-sungai yang ada di Kota
Sorong, khususnya Sungai Remu ,

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 25


ISSN 1979-7450

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan 2.2. Konservasi Sumber Daya Air
Maksud dan tujuan penulisan makalah Konsep Konservasi Sumber Daya Air di
ini adalah : Indonesia :
1. Untuk mencari model pengelolaan a. Dimaksudkan untuk menjaga
sumber daya air yang sesuai untuk keberlanjutan eksistensi daya dukung
diterapkan di Kota Sorong dengan kapasitas, kapasitas tampungan, dan
memakai konsep sustainable fungsi sumber daya air
(Berkelanjutan) b. Menimbulkan aktivitas restorasi dan
2. Membuat rekomendasi kepada instansi kontinuitas sumber daya air , preservasi
terkait tentang model pengelolaan air, sebagaimana manajemen kualitas air
sumber daya air yang sesuai untuk dan pengendalian pencemaran air, yang
diterapkan di Kota Sorong. mengikuti desain pengelolaan sumber
daya air dari masing-masing sungai .
II. PEMBAHASAN c. Kriteria dari konservasi sumber daya air
menjadi referensi dalam spatial
2.1. Dasar Hukum Upaya Pengelolaan
planning.
Sumber Daya Air Yang
Untuk penerapan konsep konservasi
Berkelanjutan
sumber daya air di Kota Sorong, yang
Dasar hukum dari upaya ini adalah : paling urgent saat ini adalah :
a. Bahwa prinsip keberlajutan merupakan  Menjaga keberlanjutan eksistensi
salah satu prinsip dari upaya daerah tangkapan air (DTA) beberapa
Pengelolaan Sumberdaya Air, yang sungai yang mengalir di Kota Sorong.
lainnya adalah kepentingan publik, Ini penting karena terjadi potensi
kesatuan, keserasian, keadilan, otonomi, degradasi DTA sungai-sungai tersebut
transparan dan akuntable. akibat kegiatan illegal loging,
b. Diawali dengan UU no 11/1974 yang pembukaan lahan, dan galian pasir
konsentrasinya pada bidang Irigasi, gunung. Hal ini nantinya diprediksi akan
kemudian diperbaharui dengan UU no menyebabkan tingkat erosi yang tidak
7/2004 yang konsentrasinya sudah pada terkendali di bagian hulu, dan
Sumber Daya Air pendangkalan sungai di daerah
c. Yang terbaru adalah PP no 42 tahun pemukiman akibat deposit sedimen dari
2008, dimana “Pengelolaan Sumber hulu dan permasalahan sampah.
Daya Air Yang Berkelanjutan” secara
substantif tersirat pada pasal 2 dan pasal 2.3. Kondisi Sumber Daya Air
66 ,
Dengan mengacu pada undang-undang A. Di Indonesia
atau peraturan pemerintah tersebut, 1. Potensi Aliran Permukaan
Pemerintah Kota Sorong seharusnya (Sungai)
membuat peraturan daerah (PERDA) a. Potensi aliran permukaan di
khusus yang mengatur tentang Pengelolaan Indonesia adalah 1.789 x 109
Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan. m3/tahun, dengan rincian 1.401 x 109
Dalam prosesnya PERDA tersebut harus : m3/tahun , 557 x 109 m3/tahun, dan
1. Dilakukan uji publik sebelum ditetapkan jawa 118 x 109 m3/tahun
oleh PIHAK LEGISLATIF, hal ini untuk b. Distribusi aliran permukaan terdapat
mencari masukkan yang komperehensif pada 5.886 unit sungai dan 33 juta
dari seluruh stakeholder SDA yang ada hectare danau, dam dan lahan basah
di Kota Sorong 2. Kerusakan sungai
2. Perlu disosialisasikan sebelum Perda Sekitar 64 dari 470 watershed di
tersebut diterapkan Indonesia dalam kondisi kritis, tersebar
dimana 12 area di Sumatera, 26 area di
Jawa, 10 area di Kalimantan, 10 area di
Sulawesi, 4 area di Bali, NTB, dan NTT,
4 area di Maluku dan 2 area di Papua.

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 26


ISSN 1979-7450

3. Pencemaran sungai
a. Kualitas air sungai di Indonesia
sebagian besar telah dicemari oleh
limbah domestik baik limbah
industri maupun pertanian.
b. Hasil monitoring yang dilakukan di Alternatif Bendungan
30 provinsi pada tahun 2004, dengan
sampel yang diambil 2 kali pertahun,
mengindikasikan bahwa parameter Daerah yang diproteksi
dari banjir tahunan
DO,BOD,COD, fecal coli dan
jumlah coliform maksimumnya
berada di atas standar kelas 1 Gambar 1. Ilustrasi potensi Sungai Remu
menurut PP no 82 / 2001.
4. Air Tanah 2. Pencemaran Sungai
a. Monitoring terhadap 48 sumur di Penelitian terhadap tingkat pencemaran
Jakarta yang dilakukan pada tahun sungai diKota Sorong baru dilakukan
2004, mengindikasikan bahwa terhadap Sungai Remu. Akan tetapi
sebagian besar tercemar bakteri secara visual pencemaran kualitas air
coliform dan fecal coli sungai-sungai di Kota Sorong disebabkan
b. Konsentrasi zat besi dan Mangan oleh limbah rumah tangga, industri rumah
makin meningkat dimana pada tangga, sampah dan kekeruhan akibat
beberapa sumur konsentrasi zat sedimentasi dari hulu sungai.
besinya di atas standar
c. Hanya 400 dari 4000 industri di
Jakarta yang mempunyai waster
water treatment plant.

B. Di Kota Sorong
1. Potensi Aliran Permukaan (Sungai)
Potensi aliran permukaan di Kota Sorong
terdapat pada beberapa sungai, seperti
Sungai Remu, Klagison, Klasaman,
Rufei, Boswezen, Klablim, dan pada
beberapa sungai kecil, rawa bakau dan Gambar 2. Sampah di Sungai Boswezen
lahan basah. Dari beberapa sungai
tersebut, Sungai Remu menjadi objek Adapun hasil penelitian terhadap
yang paling dicermati karena selain kualitas air pada 4 titik di Sungai Remu
berpotensi sebagai sumber air bersih, adalah bahwa besarnya konsentrasi
masih bisa dioptimalkan untuk (Malawat, 2009) :
kepentingan yang lebih besar apabila a. DHL pada titik 1 = 135,80 mg/l,
dibangun bendung/dam di hulu sungainya sedangkan titik 2, 3, dan 4 memiliki
, misalkan untuk pengendalian banjir dan nilai over ranger (or) atau nilai diatas
pembangkit listrik skala mikrohidro. 19,900 µs.
b. TDS pada titik 1 = 7,558 mg/l, titik 2 =
16,312 mg/l, titik 3 = 25,045 mg/l, titik
4 = 27,200 mg/l.
c. TSS pada titik 1 = 38,2 mg/l, titik 2 =
41, 5 mg/l, titik 3 = 50,3 mg/l, titik 4 =
55,8 mg/l.

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 27


ISSN 1979-7450

d. pH pada titik 1 = 6,89 mg/l, titik 2 = 2.4. Upaya-Upaya Pengelolaan Sumber


7,18 mg/l, titik 3 = 7,18 mg/l, titik 4 = Daya Air Yang Berkelanjutan
7,18 mg/l.
1. INTEGRATED WATER RESOURCES
e. DO pada titik 1 = 6,10 mg/l, titik 2 =
MANAGEMENT (IWRM)
6,21 mg/l, titik 3 = 6,30 mg/l, titik 4 =
a. Maksud “integrated”, bahwa kriteria
7,48 mg/l.
umumnya adalah efisiensi ekonomi,
f. BOD pada titik 1= 12 , titik 2 = 12 ,
fairness, dan sustainable on
titik 3 = 12 , titik 4 = 12 mg/l.
environment and ecology.
g. COD pada titik 1 = 100 mg/l , titik 2 =
b. Kerusakan DAS  misalnya dapat
110 mg/l, titik 3 = 125 mg/l, titik 4 =
dengan melakukan pendekaan
145 mg/l.
memakai hydrological Model
h. Sulfat pada titik 1 = 10 mg/l, titik 2 =
Application AGNPS 2002
12, titik 3 = 12, titik 4 = 12 mg/l.
(Agricultural Non-Point Source
i. Klorida pada titik 1 =100 mg/l, titik 2 =
Pollution Model)
112,8 mg/l, titik 3 = 138,9 mg/l, titik 4
= 289,2 mg/l.
2. Pengembangan Agrogeokonservasi
j. Seng pada titik 1 = 0,170 mg/l, titik 2 =
a. Luas lahan kritis di Indonesia terus
0,201 mg/l, titik 3 = 0,208 mg/l, titik 4
meningkat dari 11 juta ha pada
= 0,267 mg/l.
tahun 1984 menjadi 46 juta ha pada
k. Besi pada titik 1 = 0,083 mg/l, titik 2 =
tahun 2002. Reboisasi dan
0,100 mg/l, titik 3 = 0,103 mg/l, titik 4
rehabilitasi lahan kritis tersebut
= 0,136 mg/l.
sudah dilakukan sejak tahun 1970
l. Mangan pada titik 1 = tt, titik 2 = tt,
b. Perlu konservasi dengan
titik 3 = tt, titik 4 = tt.
mempertimbangkan aspek
m. Tembaga pada titik 1 = 0,021 mg/l, titik
ekosistem bentang lahan dan
2 = 0,029, titik 3 = 0,035, titik 4 =
ekonomi masyarakat
0,042 mg/l
c. Mengembangkan sistem pertanian
n. Minyak dan Lemak pada titik 1 = 15,32
konservasi dengan
; titik 2 = 27,13; titik 3 = 30,04; titik 4
memperhitungkan kontrol geologi
= 35,41 mg/l.
sebagai control keseimbangan alam.
d. Memanfaatan informasi geologi
dalam penentuan kesesuaian lahan
untuk optimasi budidaya pertanian.
e. Merehabilitasi lahan-lahan kritis
dengan pertimbangan aspek
geologis (longsor, erosi) diluar
sistem pertanian.
f. Untuk memastikan luas lahan kritis
di Kota Sorong perlu diadakan
penelitian secara khusus dengan
bekerjasama bersama pihak-pihak
Gambar 3. Lokasi Titik Pengambilan
terkait. Ini dalam kaitannya untuk
Sampel Air Sungai Remu (Malawat, 2009)
upaya pengelolaan, konservasi,
Hasil laboratorium tersebut cukup optimasi budidaya pertanian, dan
besar bila dibandingkan dengan mutu merehabilitasi lahan kritis tersebut.
baku yang di tetapkan dalam peraturan
pemerintah No. 82 Tahun 2001, 3. Pengkajian Pemulihan Sungai (river
terutama di daerah hilir Sungai Remu restoration)
yang memiliki konsentrasi yang cukup a. Sebagian besar sungai di Indonesia
besar sehingga dari kualitas air Sungai saat ini kondisinya rusak
Remu masuk dalam kualitas air kelas b. Paradigma lama dalam
4 (air untuk mengairi petanaman). pembangunan sungai :

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 28


ISSN 1979-7450

 “Bagaimana mengatuskan air tinggal dan meresap ke dalam tanah


permukaan secepatnya ke secara perlahan.
laut”. d. Konsepnya mirip dengan Waduk
 Menekankan upaya konstruksi Resapan, namun dalam skala kecil,
(sudetan, pelurusan, tanggul) sederhana dan lebih murah
c. Watak sungai menjadi berubah dan e. Manfaatnya sebagai sumber air
menyebabkan banjir, kekeringan dan (pertanian, domestik), mengurangi
sedimentasi. banjir, mengurangi erosi tanah ,
d. Paradigma baru : “Bagaimana menambah air tanah.
menahan air sungai selama
mungkindi kawasan hulu DAS, Kondisi di Kota Sorong :
meresapkan dan mengalirkan a. Curah hujan lebih tinggi dari pulau
secara perlahan” Jawa, dari data BMG Bandara DEO
e. Konsep ini telah diterapkan di Kota Sorong, curah hujan di Kota
banyak negara (Malaysia, USA, Sorong untuk periode 2007-2008,
Jepang, Thailand, Jerman dll) maksimal = 1028 mm dengan rata-
f. Teknologi yang diperlukan adalah : rata 369 mm/bulan.
penanganan kawasan sempadan b. Curah hujan merata sepanjang
sungai, konservasi tanah & air, eco- tahun, dengan banyaknya hari hujan
engineering. adalah 12-27 hari per bulan.
Penerapan river restoration pada c. Intensitas hujan untuk kala ulang 2
sungai-sungai di Kota Sorong perlu tahun adalah sekitar 9,4 mm/menit,
segera diambil langkah-langkah nyata yang dapat diartikan sebagai curah
mulai sekarang, alasanya : hujan dengan derajat hujan sangat
a. Tingkat kekritisan sungai-sungai di deras (Sosrodarsono dan
Kota Sorong belum separah di Pulau Takeda,2003)
Jawa khususnya. d. Dengan potensi secara hidrologis
b. Sungai di kota Sorong relatif tidak tersebut, konsep pemanenan air di
terlalu panjang, sehingga hal ini DAS bagian hulu untuk sungai-
diharapkan lebih memudahkan sungai di Kota Sorong adalah suatu
dalam penangananya. hal yang sangat LAYAK.
c. Kota Sorong akan semakin e. Hal tersebut didukung suatu fakta
berkembang dan tidak menutup bahwa kejadian banjir tahunan di
kemungkinan adanya pembangunan sepanjang sungai-sungai di Kota
pemukiman dan industri sepanjang Sorong terjadai pada saat bersamaan
bantaran sungai di Kota Sorong juga terjadi krisis air bersih. Suatu
akan semakin meningkat. Sehingga hal yang perlu mendapatkan
apabila proteksi dan restorasinya perhatian dari pihak-pihak terkait.
tidak dimulai dari saat ini, maka f. Dengan nilai manfaat bisa sebagai
akan semakin sulit penanganannya. sumber air domestik, pertanian,
menambah kuantitas air tanah ,
4. Pengkajian Pemanenan Air di DAS maka diharapkan Kota Sorong bisa
hulu (Water Harvesting Management mengatasi masalah krisis air bersih,
in Upland) karena AIR adalah hak dasar hidup
Contoh : bagi manusia secara pribadi maupun
a. Curah hujan di Jawa tinggi, namun sosial.
selalu kekeringan g. Dan masih ada nilai manfaat banjir
b. Meningkatnya koefisien limpasan pengendalian banjir, maka
menyebabkan infiltrasi hujan diharapkan dengan konsep ini, dapat
mengecil sehingga cadangan air meminimalisir bencana banjir bagi
tanah berkurang masyarakat Kota Sorong.
c. Air hujan perlu ditahan/ditampung
pada lahan untuk memaksa air

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 29


ISSN 1979-7450

5. Pengkajian Retarding Bazin perencanaan dan mengurangi


a. Kawasan terbangun menyebabkan dampak korban bencana
meningkatnya koefisien limpasan
sehingga limpasan besar dan 8. Wastewater Treatment Technology
infiltrasi kecil Tabel 1. Matrik ”Recent Wastewater
b. Banyak fasilitas publik yang dapat Treatment Technology”
dimanfaatkan sebagai retarding area
guna mengurangi limpasan
permukaan dan mengalirkan air ke
dalam tanah
c. Retarding Area adalah :
 Kawasan publik yang dapat
digunakan sebagai retarding
area :1) tempat parkir; 2)
lapangan; 3) taman; 4) jalan; 5)
failitas umum lainnya
 Pemrakarsa : pemerintah,
swasta, masyarakat
 Manfaatnya adalah untuk
mengurangi banjir dan 9. Water Treatment Technology
menambah suplai air tanah Tabel 2. Matrik ”Recent Water
Treatment Technology”
6. Pengkajian Mitigasi Bencana
Banjir Dan Kekeringan Dengan
Analisis Spasial Banjir
a. Teknologi : Mikrozoning
bencana (hazard mapping),
analisis risiko, GIS, early
warning system, analisis spasial,
manajemen sumberdaya air
b. Output : Peta zonasi, informasi
mudah, cepat dan akurat
c. Manfaatnya adalah membantu
instansi terkait dalam
pengambilan kebijakan, prioritas
penanganan bencana , dan
mengurangi dampak korban
bencana

7. Pengkajian Mitigasi Bencana


Longsor Dan Erosi Berdasarkan
Karakteristik Fisiografi
a. Teknologi : Mikrozoning,
aplikasi GIS, aplikasi remote
sensing, early warning system
b. Output : Peta zonasi skala
kecil-detail, analisis risiko,
kesiapsiagaan,
c. Manfaatnya adalah membantu
instansi terkait dalam
pengambilan kebijakan dan

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 30


ISSN 1979-7450

III. PENUTUP http://www.science.org.au/events/indone


sia/kardono.pdf. Didownload pada
3.1. Kesimpulan
tanggal 16 Agustus 2008.
Pengelolaan Sumber Daya Air Yang
2. Lembaran Negara,2008. PP No 42
Berkelanjutan di Kota Sorong khususnya dan
Tahun 2008 tentang Sumber Daya Air.
di Indonesia umumnya dilaksanakan :
http://www.legalitas.org/pp42-2008.pdf.
1. sesuai dengan amanat UU No 7 / 2004
Didownload pada tanggal 05 Nopember
dan PP no 42 / 2008 tentang Sumber
2008.
Daya Air
3. Malawat, Qadry (2009), Dampak
2. harus mengacu pada program IWRM,
Aktivitas Masyarakat Kota Sorong
pengembangan AGRO KONSERVASI,
Terhadap Tingkat Pencemaran Air
River Restoration, Water Harvesting
Sungai Remu. Tugas Akhir Jurusan
Management in Upland, pengkajian
Teknik Sipil Universitas Al-Amin
Retrding Bazin, Pengkajian mitigasi
Muhammadiyah Sorong.
Bencana dengan Analisis Spasial Banjir
dan Karakteristik Fisiografi, Wastewater
dan Water Treatment Technology.

3.2. Saran
1. Dari berbagai program Pengelolaan SDA
Berkelanjutan yang ada di atas, perlu
diperluas penerapannya di Kota Sorong,
karena kebanyakan sampel yang diambil
masih di Pulau Jawa. Akan tetapi hal
tersebut bisa dijadikan percontohan bagi
Pengelolaan SDA Berkelanjutan di Kota
Sorong.
2. Diperlukan penelitian/kajian tentang :
a. Luas lahan kritis dan upaya
penangananya.
b. Upaya-upaya penerapan river
restoration
c. Lokasi yang tepat untuk pemanenan
air di DAS bagian hulu pada
masing-masing DAS yang ada di
Kota Sorong.
d. Lokasi-lokasi yang tepat untuk
retarding Area
e. Untuk keperluan pemenuhan air
bersih, PDAM harus mempunyai
instalasi water treatment technology
yang memadai.
f. Untuk pembangunan kawasan
industri, harus dipersyaratkan harus
memiliki instalasi wastewater
treatment technology yang memadai

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Kardono,2004. Water Resources
Management in Indonesia, Condition
and Its Environmental Technology.

JURNAL “MEDIAN”, Volume II Nomor 1 , Februari 2010 31

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai