Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang

Restorasi Meiji merupakan peristiwa pembaruan secara besar-besaran yang menyebabkan perubahan
pada struktur politik dan sosial negara Jepang.

Tokoh Restorasi Meiji adalah Kaisar Jepang Matsuhito atau lebih dikenal sebagai Kaisar Meiji.

Restorasi Meiji yang berlangsung antara 1866-1869 dilatarbelakangi oleh kondisi Jepang saat itu, yang
mengalami krisis ekonomi dan politik akibat kebijakan Keshogunan Tokugawa.

Oleh karena itu, salah satu tujuan Restorasi Meiji adalah melawan Keshogunan Tokugawa dan
mengembalikan kekuasaan Jepang pada kaisar.

Sejak restorasi ini terjadi, Jepang yang semula menutup diri dari pengaruh asing, berubah menjadi
terbuka terhadap segala bentuk kehadiran asing.

Bahkan Restorasi Meiji menjadi titik balik, di mana Jepang segera tumbuh dan berkembang menjadi
negara yang maju dan kuat.

Sejak saat itu pula, Jepang berhasil mengikuti jejak Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, dan
Rusia, sebagai negara imperialis.

Keisimpulan

Pada masa Restorasi Meiji, Kaisar Meiji mereformasi Jepang secara mendasar dan menekankan pada
pembaruan kehidupan melalui pembangunan industri serta teknologi.

Restorasi Meiji menjadi sejarah besar yang pengaruhnya abadi bagi bangsa Jepang.

Hanya dalam waktu sekitar tiga dekade, Jepang yang awalnya negara terisolasi, terbelakang, dan
tradisional, menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara-negara Barat.

Jepang berhasil membuktikan diri kepada dunia sebagai bangsa yang memiliki kompetensi ilmu
pengetahuan dan teknologi maju yang dapat disejajarkan dengan negara-negara maju. Selain itu, Jepang
tumbuh menjadi salah satu negara dengan militer terkuat dan termodern pada awal abad ke-20.

Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan restorasi Meiji?


2. Apa pengaruh Amerika terhadap penyerangan Jepang ke Indonesia?
3. Apa pengaruh Amerika terhadap terjadinya Restorasi Meiji?
4. Kapan restorasi Meiji terjadi?
5. Apa penyebab restorasi Meiji?
6. Apa dampak dari Restorasi Meiji?
7. Siapa tokoh yang berpengaruh di restorasi Meiji?
8. Kapan Jepang menyerang ke Indonesia?
9. Kenapa Jepang menyerang Indonesia?

Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang restorasi Meiji


2. Untuk mengetahui Amerika terhadap penyerangan Jepang ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Amerika terhadap terjadinya Restorasi Meiji.
4. Untuk mengetahui kapan restorasi Meiji terjadi.
5. Untuk mengetahui penyebab restorasi Meiji.
6. Untuk mengetahui dampak dari Restorasi Meiji.
7. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berpengaruh di restorasi Meiji.
8. Untuk mengetahui Kapan Jepang menyerang ke Indonesia.
9. Untuk mengetahui alasan Jepang menyerang Indonesia.

Daftar Pustaka
Bibliography
NIngsih, W. L. (2023, Januari 29). Apa Tujuan Restorasi Meiji? Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/21/140000279/apa-tujuan-restorasi-meiji-?page=all

Ningsih, W. L. (2023, Januari 29). Restorasi Meiji: Tokoh, Penyebab, dan Dampak. Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/29/150000079/restorasi-meiji-tokoh-penyebab-dan-
dampak?page=all

Sari, Y. N. (2020). PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP MODERNISASI DI NEGARA. Pendidikan Sejarah,FKIP-
Universitas Riau, 1-9.

Winarti, R. (2023, Januari 28). Pembukaan Politik Sakoku Jepang Pada Abad ke-19. Retrieved from
narasisejarah.id: https://narasisejarah.id/pembukaan-politik-sakoku-jepang-pada-abad-ke-19/
A. Pembukaan Politik Sakoku

Jepang telah mengalami keterasingan dari segala informasi dunia. Namun disisi lain negara
asing terutama bangsa Barat sedang terkontaminasi dengan ideologi Kapitalisme yang sedang
menjamur. Hal itu membuat bangsa barat mulai mengibarkan sayapnya dengan mau tidak mau harus
mencari daerah pemasok modal, maka dari itu bangsa barat mulai mencoba datang ke Jepang dan
merentangkan tangannya ke sana untuk melakukan hubungan kerjasama. Bangsa barat yang mulai
mencoba pertama kali menjejaki Jepang adalah Rusia pada tahun 1792 sebelum itu Rusia sudah
meluaskan wilayahnya hingga ke Siberia. Orang yang pertama diutus untuk ke Nemuro di Hokkaido
adalah Adam Laxmann ia diutus untuk memulangkan awak kapal Jepang yang kandas di Perairan Rusia,
selain itu juga Rusia membuat dan mengajukan nota resmi yang memohon dibukanya hubungan antara
Rusia dan Jepang.

Dengan pembuatan nota perjanjian resmi tersebut Bakufu memberitahu utusan tentang
kebijakan tentang isolasi diri, ia akan membahas tentang apa yang dilakukan oleh Rusia dengan
melakukan rapat mengenai itu di Nagasaki, dan meminta Rusia agar kembali ke negaranya terlebih
dahulu. Setelah Rusia kembali ke negaranya, ia menyuruh utusannya untuk pergi ke Nagasaki untuk
memenuhi permintaan Jepang, namun lagi-lagi perwakilannya itu diusir oleh Jepang. Hal tersebut
membuat Rusia marah dan melakukan kekerasan dengan kekuatan militernya untuk menyerang Jepang
bagian utara. Bakufu pun bergerak dengan melakukan pengawasan langsung Hokkaido dan membuat
pertahanan disana. Setelah Rusia gagal dalam melakukan perjanjian kemudian datang Amerika
(Commodore Biddle) dengan tujuan membuka hubungan perdagangan dengan Jepang pada 1846,
hasilnya juga gagal. Karena hal tersebut Amerika tidak berhenti untuk tetap menaklukan Jepang pada 8
juli 1853, (Commodore Perry) seorang Squadron Hindia Timur dari Amerika kembali mencoba
melakukan perjanjian dengan Jepang dengan membawa kapal perang di Teluk Edo.

Perry membawakan surat dari presiden Amerika Millard Fillmore, suratnya tersebut berisikan
pernyataan bahwa Amerika ingin membuka hubungan baik dengan Jepang dan meminta perlakuan
yang baik bagi awak kapal yang karam di laut Jepang, diberikan dan dibebaskan dalam pengisian batu
bara dan perbekalan di pelabuhan-pelabuhan Jepang kemudian intinya adalah izin untuk bisa
melakukan hubungan perdagangan dengan Jepang.

Tidak berhenti di sepucuk perjanjian dari presiden Amerika, Perry secara khusus memberikan
surat juga kepada Jepang yang isinya apabila Jepang tidak menyetujui permintaan Amerika, maka pada
musim semi berikutnya Amerika akan datang dan akan membawa kekuatan yang lebih besar dan kuat.
Akhirnya surat tersebut diterima oleh Bakufu dan ia meminta untuk diberikan pertimbangan untuk
menanggapi balasan surat tersebut kepada daimyo. Namun hasil dari tanggapan para daimyo malah
membuat perselisihan paham antar mereka, ada yang mengizinkan Amerika untuk berhubungan
dengan Jepang, dan ada yang menuntut supaya diusir dari Jepang atau menolaknya. Sebenarnya ada
alasan khusus mengapa Amerika menginginkan Jepang untuk bisa berhubungan dengannya, karena
pada saat Amerika meluaskan wilayahnya yang mencangkup California dan Meksiko. Saat berhasil
mendapatkan California Amerika mendapatkan pantai yang luas wilayahnya hingga perairan Pasifik.
Lalu pada saat itu Shanghai menjadi tempat terpenting dalam perluasan perdagangan Amerika dan
Amerika berencana untuk membuka jalur pelayaran baru dari San Francisco di California ke Shanghai.
Ada laporan juga yang masuk dari Belanda bahwa Jepang memiliki pulau-pulau kecil yang ada endapan
batu bara yang menurut Amerika itu sangat menguntungkan baginya dan membuat Amerika bersikeras
memaksa Jepang.

Tidak lama berselang Rusia kembali ke Jepang dengan membawa 4 pasukan Angkatan laut yang
dipimpin oleh Laksamana Putyatin yang singgah di Nagasaki, mereka memiliki tujuan yang sama
dengan Amerika tentang hubungan perdagangan. Rusia memaksa Jepang agar membuka pelabuhannya
sebagai tempat persinggahan dan perdagangan. Namun tetap saja Bakufu tidak memberikan jawaban
mengenai permintaan Rusia. Pasukan Amerika kembali datang ke Jepang pada Februari 1854, dengan
dipimpin Perry dan delapan kapal beserta pasukannya ia menaggih jawaban dari Jepang. Sebelum itu
setengah tahun setelah Perry datang untuk pertama kalinya para kaum Edo khususnya bagi penentu
kebijakan telah berdiskusi dengan para kamu Feodal di Jepang. Akhirnya dalam keadaan yang tidak
jelas itu membuat Abe Masahiro, salah satu anggota dewan senior Tokugawa (rôjû), memutuskan
untuk menerima sebagian besar apa yang diinginkan oleh Amerika, apabila upaya yang lain tidak bisa
dilakukan. Karena Amerika akan mempersiapkan kekuatan yang akan menghancurkan Jepang.
Kebijakan yang sangat tidak populis, namun tidak bisa dihindari. Semuanya menganggap bahwa ini
adalah sebuah keputusan yang besar dan sangat bersejarah bagi 2,5 abad dalam kepemimpinan Bakufu
Tokugawa. Peristiwa ini juga membuka pintu diskusi dan kritik terhadap seluruh kebijakan bakufu
walaupun berdampak pula dengan turunnya prestise dan wewenang Tokugawa. Namun tetap saja
pendapat Abe mendapatkan penolakan dari daimyo karena terlalu ambigu dan mereka tidak mau
Jepang dimasukin negara Asing lagi setelah Portugis.

Namun para penguasa feodal setuju dengan Abe dimana Jepang harus mulai membuka
hubungan perdagangan dengan bangsa Asing lalu keuntungannya digunakan untuk memperkuat
pertahanannya. Sementara ada yang menolak bahwa tidak boleh membuat kesepakatan apapun da
menolak bangsa Amerika. Kondisi yang lebih tersebut akhirnya membuat Abe turun tangan dan
membuat perjanjian dengan Amerika dan membuat Perundingan di Yokohama, dibawah meriam kapal
Amerika, namun Perry menunjukan sikap yang tidak bisa menerima pendapatan dari Jepang.

Kondisi yang tidak jelas itu akhirnya memaksa Abe untuk menerima sebagian besar usul Perry.
Kemudian pada 31 Maret 1854, bertemu perjanjian dan ditandatangani oleh kedua belah pihak yang
dinamakan dengan perjanjian Persahabatan Jepang-Amerika Serikat (Nichibei Washin Jôyaku). Berikut
alasan mengapa perjanjian tersebut dibuat :

1. Pemerintahan Bakufu tetap mempertahankan politik isolasi, karena takut dengan dibukanya
jalur perdagangan itu akan memunculkan imperialisme oleh bangsa asing.
2. Pada tahun 1842, Tiongkok telah dibuka untuk bangsa asing oleh Inggris, (Perang Candu)
membuat Tiongkok habis terbagi menjadi daerah-daerah kecil, kecuali Jepang yang belum
disinggung-singgungkan.
3. Amerika membutuhkan tempat beristirahat dalam perjalanan dari pantai barat Amerika dan
Tiongkok. Kebetulan Jepang tempat yang paling dekat untuk bersinggah dan memiliki
potensi perdagangan (teh dan sutera) yang menguntungkan.
4. Kepulauan Jepang adalah tempat loncatan ke Tiongkok yang baik.

Adapun isi perjanjian persahabatan antara Jepang-Amerika Serikat yaitu :

1. Terciptanya perdamaian yang nyata dan menyeluruh, serta perjanjian yang benar terjadi
antara sahabat yaitu Amerika dengan kekaisaran Jepang.
2. Pelabuhan Shimoda dan Hokadate dijamin oleh Jepang sebagai tempat yang bisa dimasuki
oleh kapal-kapal Amerika.
3. Apabila ada awak kapal atau kapal dari Amerika ada yang karam atau kecelakaan maka awal
kapal ke Shimoda dan Hokadate akan menolong Amerika.
4. Konsul Jendral dibuka di Shimoda.

Setelah dibuat perjanjian tersebut, negara Barat lainnya seperti Inggris, Rusia dan Belanda
membuat perjanjian perdagangan yang sama dengan Amerika. Hal tersebut membuat Jepang terbuka
untuk bangsa asing, dan pada akhirnya politik isolasinya Jepang sudah gugur yang telah berlangsung
dua abad. Dalam suatu perjanjian itu Jepang merasa bahwa ada dua pelabuhan yang dianggap tidak
penting namun terisolasi, akhirnya dibuka yaitu Shimoda yang terletak di ujung Semenanjung Izu yang
bergunung-gunung dan pelabuhan Hokodate yang ada di Hokkaido. Mereka juga menyepakati
penempatan konsulat Amerika di Shimoda dan berjanji memperlakukan awak kapalnya karam dengan
baik. Tidak ada perjanjian menyangkut hak dan pasal perdagangan.

Dengan bergerak cepat Amerika menempatkan Jendralnya yang bernama Townsend Harris,
seorang mantan pengusaha, ia tiba di Shimoda pada 1856. Harris memiliki suatu peran yang sangat
penting untuk menekan bakufu agar membuka perdagangan dengan Amerika. Dalam suatu krisis untuk
pertama kalinya shogun meminta pertimbangan seorang kaisar untuk kembali merundingkan
permintaan Amerika. Namun, Ii Naosuke, Abe Masahiro, dan Tokugawa Yoshinobu (Keiki), yang
merupakan para pembela bakufu agar menyetujui permintaan Amerika dan terbentuklah perjanjian
perdagangan antara Jepang dan Amerika yang dikenal dengan (Nichibei Shûkô Tsûshô Jôyaku), yang
isinya:

1. Pajak akan dibayar kepada pemerintahan Jepang dari barang yang di ekspor oleh Jepang
sesuai dengan tarif yang telah disepakati bersama.
2. Jika tawaran diterima oleh pemilik, maka harga penjualan dimiliki oleh Jepang tanpa
potongan.
3. Barang untuk kebutuhan kapal Amerika boleh dibongkar dan ditumpuk dalam gudang dan
tidak wajib membayar pajak.
4. Akan tetapi jika barang dijual kepada Jepang maka penjual harus membayar pajak kepada
Jepang.
5. Pemasukan candu dilarang, kapal Amerika hendak berdagang candu lebih dari 3 kali
beratnya, maka kelebihannya menjadi hak milik Jepang atau dimusnahkan.
Selain itu, perjanjian ini juga berisi:

1. Orang Amerika jika bersalah maka harus diadili di pengadilan konsulat Amerika, dan
mendapatkan hukuman sesuai hukum Amerika.
2. Orang Jepang Bersalah maka harus diadili oleh penjabat Jepang dan dihukum dengan
hukum Jepang.
3. Pengadilan Amerika terbuka untuk orang Jepang yang mempunyai hutang dan
memungkinkan dapat ganti terhadap tuntutan mereka.
4. Pengadilan Jepang terbuka untuk orang Amerika yang mempunyai hutang dan
memungkinkan dapat ganti terhadap tuntutan orang Jepang.
5. Amerika dan Jepang tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk pembayaran yang dilakukan
oleh warganya masing-masing.

Setelah perjanjian tersebut dirundingkan dan ditandatangani 29 Juli 1858, Jepang harus
membuka 4 pelabuhan lain selain Hakodate untuk jalur perdagangan yaitu Kanagawa, Nagasaki,
Niigata dan Hyogo.

Nampaknya perjanjian yang dibuat dengan Amerika membuat negara barat yang lain ingin
mengikuti jejaknya dalam berhubungan dengan Jepang. Duta Besar khusus Inggris mempelajari
perjanjian yang dibuat oleh Amerika kepada Jepang lalu mencontohnya, dia adalah Lord Elgin. Ia
membuat perjanjian yang hampir sama dengan Amerika dengan menambahkan pasal yang
menyangkut perlakuan sama antar negara yang berdagang di sana. Elgine menyelesaikan perjanjian itu
pada tanggal 26 Agustus 1858, tidak lama lagi perjanjian semacam itu dibuat oleh negara lainnya
seperti perancis, Rusia dan Belanda.

Sayangnya hal ini membuat Jepang termakan dengan kekacauan internasional, dan itu semua
lebih banyak disebabkan oleh negara Asing. Hal ini terjadi karena bangsa Barat menganggap dirinya
yang paling berkuasa dan paling hebat daripada negara-negara di Timur, tak terkecuali Jepang. Lama
kelamaan hal ini membuat bangsa Barat mendominasi dan membuat ketidakadilan dengan perjanjian
yang telah disepakatinya. Bangsa Barat sudah tidak lagi peduli dengan biaya pajak ataupun hukum yang
berlaku, bahkan mereka bisa dengan mudahnya menikmati hak ekstrateritorial yang bukan milik
mereka.

B. Dampak Pembukaan Politik Sakoku

Perjanjian Shimoda (1854) Sebuah perjanjian yang dibuat oleh Amerika dan Jepang sebagai
bentuk perjanjian persahabatan untuk pembukaan pelabuhan Jepang sebagai persinggahan Amerika
dari pantai barat menuju Tiongkok. Perjanjian ini juga menjadi simbolik untuk perjanjian perdagangan
bebas yang pada akhirnya membuka politik isolasi di Jepang dan membuat bangsa Asing banyak yang
ikut untuk membuat perjanjian denagn Jepang agar bisa berhubungan. Inti isi dari perjanjian ini adalah
dibukanya pelabuhan Shimoda dan Hokodate yang bebas dilalui oleh bangsa-bangsa yang sudah
memiliki perjanjian dengan Jepang. Karena Jepang menganggap bahwa dua pelabuhan ini tidak penting
dan tidak berpengaruh juga terhadap negara Jepang.
Pada tahun 1858 Jepang kembali membuka pelabuhan-pelabuhan lainnya untuk memperluas
wilayahnya agar bisa dilewati sebagai jalur perdagangan bebas. Pelabuhannya diantaranya adalah
Yokohama, Nagasaki, Kobe, Tokyo, dan Osaka, dan Nigata. Dampak dari Pembukaan Jepang bagi
Bangsa Asing diantaranya:

1. Meluapnya Perasaan Anti Shogun

Hal ini terjadi karena para masyarakat kecewa terhadap keputusan para shogun yang
dianggap terlalu mudah takluk dengan ancaman yang diberikan oleh bangsa Asing. Dan semua
menganggap bahwa mereka telah menjual tanah airnya sendiri kepada bangsa Asing dengan
menandatangani perjanjian antara Jepang dengan bangsa Eropa yang lainnya.

2. Gerakan Pro-kaisar (Tenno)semakin kuat

Para masyarakat mendukung penuh Komei Tenno sebagai orang yang kuat untuk menolak
dan tidak menandatangani perjanjian dengan bangsa Asing yang pada akhirnya membuka politik
Isolasi yang sudah dua abad lebih dialkukan. Sehingga semua memaksa shogun untuk turun dan
menyerahkan kekuasaan negara kepada Kaisar. Intinya masyarakat sudah tidak lagi percaya
dengan para shogun yang dianggap sangat lemah.

3. Terjadinya Restorasi Meiji (pengembalian kekuasaan Tenno kepada Meiji Tenno).

Pada 8 November 1867 M, para shogun menyerahkan kekuasaan kepada para kaisar
karena aspirasi dari rakyatnya dan itu juga merupakan usaha keras dari kaisar Koumei. Tetapi
kaisar Koumei telah meninggal dunia delapan bulan sebelum Shogun terakhir meletakkan
jabatannya pada 3 Februari 1867 M. Akhirnya jabatan kaisar digantikan kepada Kaisar Mutsuhito
yang saat itu masih berusia 14 tahun, masa pemerintahannya dikenal sebagai nama Kaisar Meiji
(Meiji Tenno). Pada 25 Januari 1868-30 Juli 1912 kaisar Meiji sudah resmi diberikan kekuasaan
sepenuhnya untuk memegang pemerintahan di Jepang saat itu. Pengalihan kekuasaan kepada
kaisar Meiji inilah yang pada akhirnya menimbulkan perubahan yang sangat signifikan bagi Jepang
yang dikenal dengan Restorasi Meiji yang disebut sebagai masa pemulihan Jepang untuk kembali
dalam kebangkitan.

Bangsa Jepang juga pada akhirnya memikirkan cara untuk modernisasi dengan cara mencari
bagaimana mengejar ketertinggalan yang sangat jauh dari arus yang sudah berkembang saat itu.
Berbagai cara yang dilakukan :

1. Bidang Pemerintahan

Jepang mencoba memperbarui tatanan pemerintahannya karena ingin benar-benar


berubah. Jepang membuat pemerintahan diatur secara barat dengan menggunakan sistem
Monarki Parlementer, dimana seluruh kekuasaan berada ditangan pemimpin atau kaisar. 11
Februari 1890 Jepang mengesahkan UUD yang dilakukan oleh kaisar. Ada pemerintahan yang
dihapuskan yaitu daimyo.

2. Angkatan Perang
Jepang menjadikan angkatan perang menjadi dua bagian yang dipegang oleh keluarga
Chosu dan keluarga Satsuma yang akan meniru angkatan perang milik barat caranya. Keluarga
Chosu memegang angkatan perang dengan meniru sistem yang ada di Jerman. Sedangkan
keluarga Satsuma dan meniru sistem angkatan laut milik Inggris. Para mentri juga akan
bertanggung jawab langsung kepada kaisar yang pada akhirnya akan tercipta Gunbatsu
(Pemerintahan diktator militer).

3. Bidang Industri

Jepang ingin mensetarakan industrinya sama dengan Eropa agar bisa mengejar
ketertinggalan yang sudah sangat lama sekali, oleh karena itu semua tenaga yang memiliki
keahlian dan potensial akan dikirim untuk belajar teknologi industri di Eropa. Disisi lain juga Jepang
berhasil mendatangkan mesin-mesin dari negara inggris dengan menjual hasil alamnya yaitu teh
dan kain sutera yang memiliki nilai jual sangat tinggi.

4. Bidang Pendidikan

Jepang sangat mengutamakan tentang pengetahuan agar bisa sejajar dengan bangsa barat
sehingga ia memberikan wajib belajar bagi anak-anak yang ada di Jepang dengan sekolah wajib
selama 6 tahun dengan tanpa perbedaan. Selain itu Jepang memiliki terobosan untuk mengirim
pelajar yang sangat berpotensi untuk sekolah dan menyerap ilmu diluar negeri khususnya di Eropa
untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan tekhonologi, agar bisa diterapkan di negaranya
sendiri.

C. Restorasi Meiji
1. Penyebab Restorasi Meiji

Jepang merupakan negara dengan bentuk pemerintahan kekaisaran, sehingga secara


teoretis pemegang kekuasaan tertinggi adalah kaisar. Namun dalam praktiknya, sejak abad ke-12,
yang memiliki peran dan kekuatan besar dalam menjalankan pemerintahan adalah panglima
militer atau shogun. Sementara kaisar memiliki peran terbatas dalam aktivitas sosial politik,
bahkan hanya menjadi semacam simbol.

Selama shogun berkuasa, tidak jarang terjadi peperangan dan pemberontakan yang
berupaya memulihkan peran kaisar. Konflik semakin memanas saat Keshogunan Tokugawa mulai
berkuasa pada 1633.

Pasalnya, dinasti ini menjalankan kebijakan baru yang dikenal dengan nama "sakoku", di
mana orang Jepang tidak boleh pergi ke luar negeri, begitu pula sebaliknya. Upaya menutup diri
juga dilakukan dengan melarang peredaran buku-buku berbahasa asing.
Alasan utama penerapan kebijakan sakuku adalah, Tokugawa khawatir Jepang akan
mendapatkan pengaruh buruk dan dikuasai oleh pihak asing. Kebijakan ini terbukti mematikan
ekonomi Jepang.
Memasuki abad ke-18, timbul kemerosotan ekonomi akibat bencana alam dan korupsi.
Untuk menyiasati kondisi itu, pemerintahan Tokugawa lantas menaikkan pajak kepada
petani, yang kemudian menyulut penolakan serta kerusuhan di berbagai daerah.
Dari pihak asing, muncul tekanan agar Jepang kembali membuka diri dan menormalkan
hubungan perdagangan dengan negara-negara Barat.
Jepang baru bersedia membuka hubungan ketika armada militer Amerika Serikat yang
dipimpin oleh Komodor Matthew Perry berlabuh di negaranya pada 1853.
Namun, masuknya kembali bangsa-bangsa asing ke Jepang membuat Tokugawa
kehilangan wibawanya dan dianggap mengingkari janji oleh rakyatnya.
Dikombinasikan dengan faktor-faktor internal, yakni krisis ekonomi dan pemerintahan
Tokugawa yang goyah, tuntutan agar kekuasaan pemerintahan dikembalikan ke tangan kaisar
terus bergaung.

Alhasil, kelompok anti-shogun pun bermunculan di Jepang, utamanya di Satsuma dan


Choshu.

2. Perang Boshin

Dalam perkembangannya, kelompok anti-shogun di Satsuma dan Choshu mulai menjalin


kontak dengan Inggris dan Amerika agar mau membantu memodernisasi pasukan mereka.

Upaya modernisasi militer yang dilakukan kelompok anti-shogun mulai membuahkan hasil
pada 1866.

Keberuntungan kembali berpihak kepada mereka saat Kaisar Komei meninggal dan
digantikan oleh putranya, Matsuhito, yang nantinya dikenal sebagai Kaisar Meiji.

Menyadari kekuatannya semakin rapuh dan tekanan terus berdatangan, Tokugawa


akhirnya setuju untuk mundur dari posisinya sebagai shogun pada November 1867.

Kendati demikian, mereka masih memiliki pengaruh kuat dalam aktivitas pemerintahan
Jepang.

Hal inilah yang berakibat pada pecahnya Perang Boshin antara pasukan Tokugawa
melawan pasukan pro-kekaisaran.

Perang Boshin menjadi titik awal dari gerakan Restorasi Meiji dan kemajuan Jepang. Pada
1868, pasukan kekaisaran berhasil menguasai tiga dari empat pulau utama di Jepang, yakni
Kyushu, Shikoku, dan Honshu.

Dalam perang ini, perlawanan pasukan dan pendukung Tokugawa akhirnya dapat
dihentikan pada Mei 1869.

3. Tokoh Restorasi Meiji

Restorasi Meiji diprakarsai oleh Kaisar Jepang Matsuhito atau Kaisar Meiji dan berlangsung
antara tahun 1866-1869.

Pada periode ini, Jepang memasuki era baru, yang dimulai dengan penghapusan politik
isolasi oleh Kaisar Meiji.
Kaisar Meiji mereformasi Jepang secara mendasar dan menekankan pada pembaharuan
kehidupan manusia melalui pembangunan industri serta teknologi.

Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Jepang dari negara-negara Barat sekaligus
menaikkan posisinya di mata internasional.

Salah satu kebijakan Restorasi Meiji adalah mengirimkan para pemuda untuk belajar ke
luar negeri.

Mereka dikirim ke Amerika dan Eropa untuk mempelajari bidang teknologi yang dapat
diterapkan di negaranya.

Di saat yang sama, Jepang juga mengundang para pakar dan ahli dari luar negeri untuk
mengajar di negaranya.

Hasilnya, dalam waktu relatif singkat, Jepang tumbuh menjadi sebuah negara industri yang
maju.

Selain Kaisar Meiji, berikut ini beberapa tokoh penting selama Restorasi Meiji.

a. Saigo Takamori (pemimpin Satsuma)


b. Kido Takayoshi (pemimpin Choshu)
c. Sakamoto Ryoma (pencetus aliansi Satsuma dan Choshu)
d. Fukuzawa Yukichi (modernisasi pendidikan)
4. Dampak Restorasi Meiji
Restorasi bukan hanya mengenai pengembalian kekuasaan kepada Kaisar, tapi sebagai titik
tolak perkembangan Negara Jepang menuju Negara yang maju dan modern dalam berbagai
bidang, antara lain:
a. Dalam Bidang pemerintahan.

Setelah terjadinya Restorasi Meiji, sistem pemerintahan Negara Jepang bergeser dari
Negara Feodal menjadi Negara Monarki. Pimpinan Negara pun telah dikembalikan kepada
Kaisar. Jepang pun berusaha untuk menyusun UUD dan sistem ketatanegaraan. Sejak tahun
1882, beberapa orang Jepang memulai survey UUD Negara Barat dan akhirnya memilih
konstitusi Negara German sebagai contoh UUD Jepang yang baru. Pada tanggal 25 Februari
1889 diumumkan dan diberlakukan pada tahun 1890. UUD Jepang yang baru bersifat
Monarkis dan Kaisar memegang kekuasaan tertinggi (Kaisar dianggap sebagai dewa tertinggi).

Meskipun belum sempurna, namun UUD 1889 adalah UUD modern kedua di Asia
setelah UUD Ottoman Empire (Turki) pada tahun 1876. Jepang akhirnya berkembang menjadi
Negara yang maju dan diperhitungkan hingga akhirnya ikut terseret dalam Perang Dunia II dan
akhirnya mengalami kekalahan.

Kekalahan ini membawa dampak luka yang sangat besar bagi rakyat. Ada yang
menganggap ikutnya Jepang dalam perang ini karena Konstitusi Jepang yang kurang baik yang
tidak bisa membatasi kekuasaan eksekutif hingga akhirnya terjadi perubahan UUD dan
konstitusi di Negara Jepang. Pada tanggal 3 November 1946 diumumkan konstitusi baru dan
berlaku pada tanggal 3 Mei 1947. UUD ini dikenal dengan UUD 1947.

UUD ini sangat berbeda dengan UUD 1889. Dalam UUD 1947 diberlakukan pembatasan
kekuasaan Kaisar, Kaisar sebagai symbol rakyat, membatalkan kekuatan militer dan penolakan
perang serta kedaulatan rakyat.

Jika UUD 1889 mengikuti konstitusi German maka UUD 1947 lebih banyak mencontoh
Negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat menguasai Jepang setelah
Perang Dunia II sebagai pemenang pihak yang menang pada Perang Dunia II.

Namun,ada pihak yang menganggap bahwa UUD 1947 yang berlaku hingga saat ini
bukan milik warga Jepang, tapi paksaan dari luar (Amerika Serikat). Namun dikarenakan UUD
Jepang termasuk UUD Rigid, maka prosedur perubahan UUD jauh lebih susah daripada UUD
biasa. Sampai saat ini, perubahan UUD adalah salah satu isu krusial yang membagi kanan dan
kiri aliran politik.

b. Pendidikan

Selama pemerintahan Tokugawa pendidikan di sekolah hanya melanjutkan


pendidikan dan keterampilan yang didapatkan seorang anak didalam keluarganya. Sekolah
hanya sebagai pelengkap. Setelah Restorasi Meiji, bidang pendidikan merupakan yang
mendapatkan perhatian khusus. Pendidikan mulai melakukan modernisasi dan banyak meniru
sistem Barat.

Jepang banyak mengirimkan pelajar-pelajar untuk melakukan pendidikan di Negara-


negara Eropa salah satunya adalah Fukuza Yukichi yang akhirnya menjadi bapak pendidikan
Jepang.

Pada tahun 1886 pemerintahkan wajib beajar di sekolah dasar selama tiga atau
empat tahun. Kemudian perauran itu diubah pada tahun 1900 pendidikan wajib diberika
cuma-cuma dan pada tahun 1908 menjadi enam tahun. Setelah Perang Dunia II masa wajib
belajar menjadi Sembilan tahun hingga kini, mencakup sekolah dasar dan sekolah lanjutan
pertama.

c. Militer.
Selama masa feodal dan Tokugawa, militer dipegang dan dikendalikan oleh Golongan
Samurai secara turun temurun. Namun setelah masa Restorsi Meiji, Jepang membangun
militer dengan bantuan Negaranegara Barat. Jepang bekerjasama dengan Negara Inggris
dalam mengembangkan Angkatan Laut.
Pemerintah juga segera mangambil alih fasilitas pembuatan senjata dan
penggunaannya untuk industri perang. Pada tahun 1873 pemerintah memberlakukan wajib
militer untuk menggantikan pola lama yang didasarkan pada kelas bagi dinas militer. Wajib
militer ini diberlakukan untuk semua laki-laki berumur 20 tahun keatas.
Disamping itu Jepang juga mengirimkan seorang utusan bernama Yamagata Aritomo
ke Perancis dan Prusia (Jerman) untuk mempelajari organisasi militer modern model Barat.

Sekembalinya ke Jepang Yamagata Aritomo membentuk tentara yang terdiri atas para
Samurai dan rakyat umum. Pada tahun 1878 Yamagata mengorganisasikan Staf Angkatan
perang Jepang menurut model Perusia (Jerman) dan pada tahun 1883 sebuah akademi Militer
dibangun, sehingga para perwira muda Jepang tidak perlu dikirim untuk belajar ke luar negeri.
Rencana pembangunan Angkatan Laut dimulai dengan pembuatan badan-badan kapal oleh
Jepang sendiri.

Pembinaan pertahanan nasional Jepang didasarkan atas dua unsur, angkatan


Pertahanan diri dan system keamanan kolektif dengan Amerika Serikat.

d. Ekonomi

Sebagian besar masyarakat selama masa feodal Jepang hidup dengan mengandalkan
usaha keluarga yang dijalankan secara turun temurun. Karena itu kehidupan ekonomi tidak
berkembang dengan baik. Namun setelah Restorasi Meiji, ekonomi Jepang mengalami
perkembangan yang pesat. Seiring dengan kedatangan bangsa Barat dan perkembangan ilmu
pengetahuan Jepang menjadi salah satu negara yang maju.

Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah negara dengan masyarakat agrikultur dan
hanya meneruskan usaha keluarga secara turun temurun. Namun pasca Restorasi Meiji,
Jepang menjadi sangat unggul dalam bidang manufaktur.

Sarana untuk memajukan kehidupan ekonomi pun mulai dikembangkan. Jepang


membangun jalan raya dan jalur kereta api. Jepang juga mendirikan bank-bank untuk
mempermudah transaksi ekonomi. Pemerintah juga membangun berbagai industri, setelah
industri tersebut dapat berjalan dengan baik kemudian secara bertahap akan dijual kepada
pihak swasta dengan harga yang murah.

Meskipun kesulitan karena kurangnya modal dan kurangnya pengalaman, Jepang


hanya melakukan peminzaman modal kepada Inggris. Jepang tidak ingin modal asing
menguasai perekonomian di Negara mereka.

e. Budaya

Walaupun zaman Meiji merupakan titik balik dalam perkembangan politik, ekonomi
dan pendidikan Jepang, namun dalam bidang kebudayaan hampir tidak memperlihatkan
perubahan-perubahan besar. Pakaian Kimono, upacara minum teh, seni merangkai bunga dan
pembuatan taman pemandangan alam, yang berpangkal pada kebiasaan dan adat istiadat
Jepang yang telah berlaku sejak ratusan tahun yang lalu merupakan sendi-sendi kebudayaan
Jepang.

Orang Jepang amat memperhatikan perkembangan seni, baik sebagai penonton


maupun pelaku. Sejak perang telah terjalin pertukaran seni internasioal dengan giat. Banyak
lukisan Jepang dan karya-karya seni lain nya dipamerkan diluar negeri.
Beberapa kebudayaan Jepang yang tetap dilestarikan hingga saat ini:
1. Festival Hinamatsuri
Hinamatsuri adalah festival yang dirayakan oleh para gadis dan anak perempuan.
Mereka akan menggunakan kimono terbaik yang mereka miliki dan bersilaturahmi ke
rumah teman dan tetangga. Pada festival ini biasanya dipajang sejumlah boneka atau
Hina Ningyo di setiap rumah, sehingga festival ini juga disebut Festival Boneka. Pada
awalnya, Hinamatsuri dirayakan setiap hari ke-3 bulan 3 menurut Kalender
Lunisolar/Kalender Suryacandra (kalender yang menggunakan fase bulan sebagai acuan
utama, namun juga menambahkan pergantian musim dalam perhitungan tahunnya),
setelah terjadinya Restorasi Meiji, dan Jepang mulai menggunakan Kalender Masehi,
perayaan Hinamatsuri berubah menjadi tanggal 3 maret.
2. Teater
Tiga bentuk penting drama klasik Jepang adalah Noh, Bunraku (drama Jepang)
dan Kabuki. Namun diantaka ketiga drama ini yang paling popular adalah Kabuki. Kabuki
adalah bentuk drama Jepang yang berasal dari Noh (lebih banyak menggunakan
nyanyian dan tarian) dan Bunraku serta mencakup seni-seni teater lainnya. Drama ini
berkembang pada penghujung abad ke-17. Awalnya kabuki dipertunjukkan oleh
rombongan wanita. Namun setelah Restorasi Kabuki ini hanya dimainkan oleh para pria
saja dengan menggunakan riasan yang mencolok, cerita kabuki yang awalnya bersifat
Feodal pun mulai ditinggalkan dan berubah menjadi cerita yang lebih moderen. Seni
drama ini juga memperoleh reputasi Internasional dan sejak tahun 1955 telah diadakan
sebelas perjalanan pertunjukan ke luar negeri. (Jepang Dewasa Ini, Tanpa angka tahun:
142)
3. Pakaian
Pakaian Barat mulai menyebar setelah Restorasi Meiji. Pakaian Barat mulai
dipakai oleh para pegawai pemerintahan dan pada acara-acara resmi, namun baru
beberapa lama kemudian pakaian tersebut menjadi popular di kalangan rakyat biasa.
Selama masa-masa sulit, masa perang antara tahun 1930 dan 1945, pakaian Barat yang
lebih sederhana menggantikan kimono yang dinilai tidak praktis. Pada masa pendudukan
Amerika Serikat pasca perang, periode dimana terjadi Westernisasi besar-besaran,
banyak orang beralih dari pakaian masa perang ke pakaian Barat. Mulai sekitar tahun
1960, pakaian Barat menjadi pilihan yang lebih disukai oleh mayoritas masyarakat
Jepang, kimono umumnya hanya disimpan untuk acara-acara special dan telah
dimodifikasi dalam bentuk yang lebih sederhana.
4. Agama
Kebebasan agama dijamin bagi setipa orang berdasarkan konstitusi 1946. Pada
permulaan abad ke 19 suatu gerakan Shinto patriotic mulai menanamkan pengaruhnya.
Setelah Restorasi Meiji dalam tahun 1868 dan khususnya selama perang dunia ke II,
Shinto dianggap sebagai agama Negara dan amat ditunjang oleh para penguasa. Namun
berdasarkan konstitusi, agama Shinto tidak lagi menerima bantuan resmi atau hak-hak
istimewa, walaupun masih memainkan peranan penting seremonial dan simbolis dalam
banyak aspek kehidupan Jepang.
D. Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Latar Belakang
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri
Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat,
bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin
menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo
minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk
keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi
perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi
besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal
pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400
pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada
Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa
kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan,
yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan
yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank
serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi
Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari
pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta
merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180
pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya
luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl
Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di
Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah
untuk menguasai sumbersumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang
Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
b. Pendaratan Jepang di Indonesia

Pasukan Jepang sejak awal berusaha menguasai Indonesia sejak pecah perang Pasifik.
Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah
lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnya.
Pada 10 Januari 1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur
kemudian disusul dengan penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin.

Daerah-daerah pertambangan minyak di Kalimantan dengan mudah dikuasai Jepang.


Tentara Jepang bergerak ke Suamtera, menduduki Palembang pada 14 Februari 1942. Sehingga
makin mudah merebut Pulau Jawa.

Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) untuk mewujudkan Imperium
Asia Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi Jepang, Sekutu membentuk ABDACOM (American,
British, Dutch, Australian Command) dengan markas di Lembang, Bandung.

Sementara itu Letjend Hein Ter Poorten diangkat sebagai Panglima Tentara Hindia Belanda
(KNIL). Namun dalam waktu relatif singkat tentara Jepang dapat menguasai hampir seluruh
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

c. Pendudukan Jepang di Indonesia


Markas besar Kemaharajaan Jepang membentuk tentara umum selatan, yang meliputi:
 Tentara ke-14 dipimpin Letjend Honma Masaharu dengan wilayah operasi di Philipina.
 Tentara ke-15 dipimpin Letjend Iida Shojiro dengan wilayah operasi di Thailand dan
Burma.
 Tentara ke-16 dipimpin Letjend Imamura Hitoshi dengan wilayah operasi di Indonesia
(Hindia Belanda).
 Tentara ke-25 dipimpin Letjend Yamashita Tomoyuki dengan wilayah operasi di Malaya
(Malaysia).

Selain itu, terdapat beberapa divisi dalam struktur pasukan tersebut. Pada 1 Maret 1942,
tentara ke-16 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin Letjend Hitoshi Imamura telah mendarat di
Pulau Jawa di tiga tempat, yaitu:

 Di teluk Banten, Jawa Barat


 Di Eretan Wetan, Jawa Barat
 Di Kragan, Rembang, Jawa Barat

Tentara Jepang dengan mudah merebut kota-kota penting di Jawa seperti Batavia,
Bandung dan lain-lain. Pada 8 Maret 1942, Letjend Hein Ter Poorten selaku Panglima Angkatan
Perang Hindia Belanda dan atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia menyerah tanpa
syarat kepada pasukan Jepang.

Perundingan penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Dalam Perundingan Kalijati, dari Jepang diwakili Gubernur Jenderal Imamura, sedangkan
dari pihak Belanda diwakili Gubernur Jenderal Tjarda dan Jenderal Ter Poorten. Pada 8 Maret 1942
dimulai zaman pendudukan Jepang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai