Anda di halaman 1dari 5

Kisah Pertemuan Kanjeng Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Masih ingat dengan nama perempuan yang dijuluki dengan sebutan Ratu Quraisy?
Perempuan pertama yang bersaksi atas Kerosulan Nabi Muhammad Saw, menemani Nabi
Muhammad Saw pada saat menerima wahyu, orang pertama yang menemaninya sholat,
orang pertama yang menemani dalam suka dan duka, perempuan yang merelakan seluruh
hartanya untuk perjuangan demi tegaknya agama Islam, perempuan pertama yang melahirkan
anak-anak dari Nabi Muhammad Saw.

Ia adalah Siti Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kitab bin
Murra bin Ka’ab bin Ghalib bin Fihr. Dari pihak ayahnya, silsilah dirinya bertemu dengan
silsilah Rosulullah Saw, yakni Qushay. Bundanya ialah Fathimah binti Zaidah bin al-Aslam
bin Rawahah bin Hajar bin Abdu bin Mias bin Amir bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr. Silsilah
dari pihak dan ibunya berasal dari keturunan Quraisy yang sangat terkenal dan terhormat.

Pada perempuan satu ini, langit dan bumi bersaksi atas kesucian Khadijah. Ia adalah “bunga”
langit dan bumi.Khadijah memulai karirnya semenjak ditinggal oleh Khuwailid, ayahnya,
dimana sebelumnya sekitar 575 M ditinggal oleh ibunya. Kemudian, tidak lama dari itu, Abu
Hallah juga meninggal. Akhirnya ia hidup sendiri dan memulai bisnisnya.Memulai karir
sebagai niagawan, Khadijah sukses membawa dirinya menjadi perempuan dengan sebutan
pebisnis yang membuat ia dihormati dan dilirik oleh kalangan pembesar quraisy.

Alkisah pada suatu malam. Khadijah bermimpi tentang sebuah matahari besar turun dari
langit dan berhenti tepat di atas rumahnya. Cahaya atahari begitu terang, sinarnya begitu
indah dan menentramkan hati. Baru kali ini, ia terpikat dengan kejadian itu. Akhirnya, ia
mengadukan mimpinya kepada Waraqah, sepupunya. Dalam sebuah riwayat, Waraqah adalah
orang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam pengetahuannya tentang agama.
Penguasaan literatur tentang kitab Injil menjadi salah satu kunci utama akan sikapnya yang
bijak. Buru-buru Khadijah mengadukan mimpinya kepada Waraqah yang dikenalnya sebagai
orang kepercayaannya.

1
Jawaban Waraqah begitu mengagetkan Khadijah. “ bergembiralah wahai sepupuku.
Seandainya Allah benar-benar menjadikan mimpimu kenyataan, maka cahaya kenabian akan
masuk ke rumahmu. Dan darinya akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir” ucap Waraqah.

Mendengar jawaban tersebut, Khadijah merasa bahagia, sekaligus terharu dan penasaran.
Iapun selalu tergiyang-ngiyang dengan jawaban tersebut. Setiap hari, ia selalu berfikir dan
berharap dipertemukan dengan seseorang yang dimaksud Waraqah. Khadijah selalu berharap
bahwa apa yang diucapkan oleh Waraqah menjadi nyata,

Seiring berjalannya waktu, karir perniagaan Khadijah semakin meningkat, bisnisnya semakin
melonjak tajam, namanya dikenal di seluruh pelosok Arab sebagai perempuan yang mandiri
dan sukses. Ditengah kesuksesan bisnis yang dijalani, Khadijah benar-benar membutuhkan
seorang yang bisa membantu bisnisnya dan bisa mengelola seluruh keperluan yang
dibutuhkan.

Disisi lain, karir perniagaan Abu Thalib, paman Rosulullah semakin merosot. Bisnis yang
dijalaninya hanya berjalan stagnan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berjualan
dan berfikir untuk fokus mengurus anak-anaknya. Akan tetapi, lagi-lagi kebutuhan sehari-hari
harus terus terpenuhi demi keberlangsungan hidup.

Singkat cerita, Abu Thalib mendengar bahwa Khadijah sedang mencari karyawan untuk
membantu bisnisnya. Akhirnya, berdasarkan hasil diskusi denganMuhammad, Abu Thalib
menemui Khadijah dengan mendaftarkan Muhammadikut bergabung membantu Khadijah.
Berkenaan dengan upah, Abu Thalib meminta agar upah yang diberikan tidak kurang dari 4
ekor. Mendengar hal itu, Khadijah berkata “ kalau permintaan buat orang yang jauh dan tidak
kusuka akan dikabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan akusuka,”.

Sebenarnya, Pada saat yang sama, Khadijah sudah mendengar tentang sosok Muhammad
yang dikenal namanya sebagai orang yang tekun, jujur, pandai dan amanah. Tidak sulit bagi
Khadijah untuk menerima dia sebagai karyawan.

Abu thalib pulang dengan kabar gembira dari Khadijah dengan menyampaikannya kepada
Muhammad. Rezeki yang begitu melimpah bagi dirinya dan keluarga atas keputusan
Khadijah. Disinilah awal mula Khadijah dekat dengan Muhammad Saw.

2
Pertemuan pertama Khadijah dengan Muhammad sangat berkesan. Sikapnya yang lembut,
perkataannya yang cakap, serta keputusannya yang tidak setengah-tengah membuat Khadijah
mantap dan percaya 100% kepada Muhammad dalam menjalankan bisnisnya. Seluruh
fasilitas diberikannya kepada Muhammad

Akhirnya, berangkatkah Muhammad bersama sejumlah kafilah ke Syam diantar Abu Thalib.
Muhammad ditemani oleh Maysarah, budak Khadijah.Sebelum itu, Maysarah dipesan oleh
Khadijah untuk tidak menegur bahkan memarahi Muhammad. Ia hanya diperintahkan untuk
melihat Muhammad bekerja. Di perjalanan, banyak hal yang ditemui oleh Maysarah dan akan
menjadi cerita menarik untuk tuannya. Segala keistimewaan nampaknya begitu terlihat jelas
dari sosok Muhammad. Bisa kita lihat bahwa Maysarah menjadi mata-mata cinta antara
Khadijah dengan Muhammad.

Di tengah perjalanan dengan panas begitu menyengat, seluruh rombongan merasa kepanasan,
haus dan semacamnya. Namun, hal itu tidak terjadi kepada Muhammad. Ia tetap merasa
nyaman tanpa lelah, awan menyelimuti dirinya sehingga ia merasakan kesejukan terus
menerus. Maysarah bersama kafilah yang lain merasa terheran-heran dengan kejadian
tersebut. Akhirnya, sampailah pada sebuah tempat dimana mereka berhenti.

Ketika melakukan transaksi dagang. Muhammad menunjukkan kejujuran kepada para


pembeli dengan kecakapan yang luar biasa membuat mereka terkesan dan puas terhadap apa
yang dilakukan oleh Muhammad. Mulanya Maysarah merasa kaget dengan sikap Mhammad
yang terlalu jujur terhadap para pembeli, sebab hal tersebut akan sedikit keuntungan yang
diperlohe. Akan tetapi, diluar dugaan, dagangan tersebut laku dan mendapat keuntungan yang
begitu besar.

Kisah Pertemuan Kanjeng Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah (2)


Maysarah kagum dengan cara yang dilakukan oleh Muhammad. Disinilah terlihat tentang
etika bisnis, kecakapan yang ditunjukkan oleh Muhammad kepada klien serta tutur kata yang
sopan menjadi modal utama dalam berbisnia. Maysarah merasa bahwa Muhammad adalah
orang yang sengat istimewa dan begitu mahir dalam dunia bisnis hingga memperoleh
keuntungan yang sangat besar. Padahal, Muhammad sebelumna tidak pernah belajar tentang
teori, semuanya dilakukan atas dasar ketekunan hati yang dimiliki oleh Muhammad Saw.

3
Setelah semua selesai, sore harinya mereka pulang dengan kabar gembira, keuntungan yang
besar. Serta kabar bahagia lainnya menyelimuti Khadijah ketika melihat Muhammad datang.
Seluruh pandangannya tertuju kepada Muhammad, laki-laki yang memiliki sikap beda
dibandingkan dengan yang lain. Sikap dan ketekunannya membuat Khadijah kembali
memikirkan perkataan Waraqah tentang laki-laki yang akan diutus menjadi Nabi.

Di kejauhan, Khadijah terus memikirkan Muhammad yang begitu istimewa. Setidak-


tidaknya, Muhammad bagi Khadijah memiliki keistimewaan luar biasa. Mulai dari sikap,
ketekukan, kejujuran, serta bisnis yang dilakukan buka semata-mata untuk mengejar harta.
Pengetahuan yang begitu luas tentang ilmu dagang, belum lagi dengan kejadian-kejadian
istimewa diluar dugaan membuat Khadijah semakin gundah.

Melihat sikap Khadijah yang belakangan ini berbeda sejak kehadiran Muhammad, Nufaisah,
ada yang menyebutnya Nafisah, sahabat karib Khadijah melihat cinta yang terpendam dalam
diri Khadijah kepada Muhammad. Cinta seorang perempuan kaya, cantik dan dermawan yang
selalu menolak lamaran para pembesar quraisy jatuh cinta kepada seorang pemuda yang biasa
namun pengetahuan agamanya begitu luar biasa.

Tidak tahan melihat sikap Khadijah, akhirnya ia datang menemui Muhammad dengan
maksud hati melamar Muhammad untuk Khadijah.

“wahai Muhammad, apakah diusiamu saat ini, engkau tidak ada rencana untuk menikah”
Tanya Nafisah.

“aku pemuda miskin, mana mungkin ada perempuan yang mau menikah denganku”, jawab
Muhammad dengan nada rendah.

Nafisah terus memancing pembicraan dengan Muhammad dengan berbagai macanm


pertanyaan, hingga akhirnya ia secara terus berkata, “bagaimana jika ada perempuan kaya,
cantik dan rela menikah denganmu, ia tidak memperoslakan harta yang kamu miliki. Apakah
enkau sudi menikah dengan menikah dengannya,”.

“siapa perempuan itu,” Tanya Muhammad.

4
“ Khadijah binti Khuwailid,” jawab Nafisah.

Muhammad cemas dengan jawaban yang diberikah oleh Nafisah, ia berfikir bagaimana bisa
sosok Khadijah yang penuh dengan kesempurnaan mau kepada pemuda yang miskin
sepertinya. Kabar tersebut menjadi kabar bahagia oleh Abu Thalib.

Sementara rasa cinta terus membuncah dalam diri Khadijah kepada Muhammad, para paman
Muhammad tidak setuju ketika mendapat kabar bahwa Muhammad ingin menikah dengan
Khadijah, sebab hal itu merupakan aib. Khadijah dengan segala kesempurnaan tidak akan
menerima Muhammad yang miskin.

Tak ingin larut dengan masalah tersebut, shafiyah binti Abdul Muthalib menemui Khadijah.
Melihatnya sebagai sosok perempuan hebat ia menanyakan keseriusannya dengan
keponakannya, Muhammad. Lama berbincang dengan Khadijah, Shafiyah semakin yakin
dengan cinta Khadijah kepada Muhammad, bahwa benar benar Khadijah tidak pernah melihat
harta dan apapun. Kecintaan terhadap Muhammad semata-mata atas sikap yang diperlihatkan
oleh keponakannya itu begitu berbeda dengan laki-laki lain.

Sebelum mengakhiri pertemuan dengan Khadijah, Shafiyah diberi sebuah baju terbaik oleh
Khadijah kemudian berkata, “Demi Allah, tolonglah aku sehingga dapat menjadi istri
Muhammad”. Shafiyah menunjukkan kesanggupan atas permintaan Khadijah.

Setelah sekian fase terjadi, akhirnya berlangsunglah lamaran Khadijah dengan Muhammad.
Melalui perjalanan yang panjang dengan berbagai penolakan dari paman Muhammad,
lamaran itu tetap berlangsung. Mengenai mas kawain, Muhammad Ghazali mengatakan
bahwa pihak Muhammad menyerahkan 20 unta muda. Untuk emas, dalam nukilan Mahmud
al-Mishri, mas kawin Muhammad ialah sebanyak 12,5 uqiyah.
Begitulah perjalanan panjang Khadijah dengan Muhammad hingga menikah. Kisah tersebut
menjadi awal mulai dari perjalanan keduanya menapaki perjalanan perjuangan dakwah
Rosulullah dalam menyebarkan agama Islam. Khadijah menjadi saksi akan kerosulan Nabi
Muhammad Saw sesaat menerima wahyu. Sosoknya tidak tergantikan dalam hati Rosulullah
serta menjadi pukulan berat ketika ditinggal oleh Khadijah.

Anda mungkin juga menyukai