Anda di halaman 1dari 2

Farmakologi adalah Istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Farmakos yang memiliki

arti obat dan Logos yang artinya ilmu.[1] Jadi secara harfiah, farmakologi dapat ditafsirkan
sebagai suatu ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologis. Terutama
tentang obat yang berkaitan dengan respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, pengaruh
sifat fisika-kimiawinya terhadap tubuh, kegunaan obat bagi kesembuhan dan nasib yang dialami
obat dalam tubuh.[2] Artinya farmakologi ini akan menelaah efek-efek dari senyawa kimia pada
jaringan hidup makhluk hidup.[3]
Dalam farmakologi sistem hidup itu harus dipengaruhi obat, sehingga memunculkan prinsip
dasar agar molekul obat harus bisa mempengaruhi secara kimia pada satu atau lebih isi sel agar
dapat menghasilkan respon farmakologik. Molekul-molekul obat harus mendekati molekul-
molekul yang membentuk sel dalam jumlah yang cukup untuk menutup rapat sehingga fungsi
molekul sel menjadi berubah.[4] Obat-Obat pada zaman dahulu dibuat dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan mineral. Catatan pemakaian obat telah dilakukan sejak 2700 tahun
sebelum masehi di Timur tengah dan Tiongkok. Obat-Obat yang sering dipakai pada waktu itu
adalah emetik untuk memicu muntah. Pada tahun 1550 sebelum masehi,
orang Mesir menuliskan pengamatan empiris ke dalam terapi obat pada Ebers Medical Papyrus.
Mereka menyarankan minyak kastroli sebagai laktasif dan candu untuk nyeri. Mereka juga
menyarankan pemakaian roti berjamur untuk luka dan memar (3500 tahun sebelum Alexander
Flemming menemukan penisilin) Dokter Romawi dan penulis Galen (131 201 sesudah masehil
dianggap sebagai orang-orang yang berpengaruh dalam kedokteran dan farmasi selama ratusan
tahun. Mereka memulai pemakaian resep secara umum dan menggunakan beberapa campuran
untuk mengobati penyakit tertentu.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Farmakologi periode kuno[sunting | sunting sumber]
Farmakologi periode kuno dimulai sebelum tahun 1700, ditandai dengan adanya observasi
empirik yang dilakukan manusia terhadap penggunaan obat. Sejarah ini tercatat dalam Materia
Medika yang disusun oleh Dioscorides (Pedanius). Sebelum masa ini, catatan mengenai
penggunaan obat-obatan juga ditemukan pada zaman Cina dan Mesir kuno. Beberapa ahli
Farmakologi kuno antara lain sebagai berikut.

 Claudius Galen (129-200 sesudah masehi atau sebelum masehi)


 Theophrastus von Hohenheim (1493-1541 SM)
 Johann Jakob Wepfer (1620-1695 SM).[1]
Farmakologi periode modern[sunting | sunting sumber]
Farmakologi modern dimulai abad 18 sampai dengan 19. Periode ini ditandai
dengan penelitian tentang perkembangan obat, serta tempat dan cara kerja obat pada tingkat
organ maupun jaringan. Tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah farmakologi modern adalah
sebagai berikut.

 Rudolf Buchheim (1820-1879), merupakan pendiri fakultas farmasi pertama di dunia.


Fakultas tersebut didirikan di Universitas Dorpat, Tartu, Estonia.
 Oswald Schmeideberg (1838-1921), salah satu dari penulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
 Bernhard Naunyn (1839-1925) bersama Oswald menulis jurnal farmakologi pertama di dunia
 John J. Abel (1857-1938), bapak farmasi Amerika Serikat, pendiri The Journal of
Pharmacology and Experimental Therapeutics, yang sampai sekarang selalu menjadi acuan
di dunia farmakologi.[5]

Cabang Ilmu[sunting | sunting sumber]


 Ilmu Farmakokinetik, adalah ilmu yang mempelajari tentang absorpsi,
distribusi, metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi obat (ADME). Secara singkat
artinya pengaruh tubuh terhadap obat.
 Ilmu Farmakoterapi, ilmu yang mempelajari penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit.
 Ilmu Farmakodinamik, adalah ilmu yang mempelajari efek obat terhadap fungsi
berbagai organ, cara kerja obat dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia serta struktur
dan fungsi organ.
 llmu Toksikologi, adalah ilmu yang mempelajari keracunan dan zat-zat yang menyebabkan
keracunan.[6]

Rujukan[sunting | sunting sumber]


1. ^ Lompat ke:a b Putri, Nina Hertiwi (06 September 2020). "Pengertian Farmakologi dan Ruang
Lingkup Keilmuannya". SehatQ. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses
tanggal 2020-11-30.
2. ^ Nuryati (Oktober 2017). Farmakologi: Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (PDF).
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hlm. 1–2. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 2020-11-23. Diakses tanggal 2020-11-30.
3. ^ Lompat ke:a b L. Kee, Heyce dan Evelyn R. Hayes (1993). Farmakologi (Pendekatan Proses
Keperawatan). Jakarta: EGC. hlm. 134. ISBN 978-979-448-324-4. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2020-11-30.
4. ^ Anief, Moh (2018-07-11). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: UGM PRESS.
hlm. 6. ISBN 978-979-420-343-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses
tanggal 2020-11-30.
5. ^ Noviani, Nita dan Vitri Nurilawati (Oktober 2017). Farmakologi (Bahan Ajar Keperawatan
Gigi) (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hlm. 4–6. Diarsipkan
dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-23. Diakses tanggal 2020-11-30.
6. ^ Tim Admin (2019-03-13). "Farmakologi (Dasar-dasar dan Prinsip
Umum)". BioFar.ID. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-20. Diakses tanggal 2020-11-30.

Anda mungkin juga menyukai