Machine Translated by Google

Kemajuan dalam Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 115

17th International Symposium on Management (INSYMA 2020)

Kemampuan Dinamis untuk UKM: Siap Berubah dan Layanan Cloud

Peran Menuju Bisnis Digital

C. Suhendi & M. Nugroho

Sultan Agung Islamic University, Semarang, Indonesia
HB Yahya & ASM Zahari MARA
University of Technology, Selangor, Malaysia

ABSTRAK: Perusahaan akan memiliki kapabilitas yang dinamis jika layanan cloud dan kesiapan untuk berubah sangat
baik. Perusahaan akan memiliki kapabilitas dinamis yang tinggi jika memiliki kesiapan untuk menerima perubahan di era
digital (readiness to change). Studi ini bertujuan untuk mengkaji peran layanan cloud dan kesiapan untuk berubah terhadap
kapabilitas dinamis bagi UKM. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Data penelitian diperoleh melalui survei
terhadap 250 UKM di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan cloud dan kesiapan untuk berubah bagi
UKM berperan dalam kapabilitas Dinamis pada bisnis digital.
Kata kunci: Kapabilitas dinamis, layanan cloud, bisnis digital.

1. PERKENALAN Infrastruktur masih kurang untuk mendukung digitalisasi.

Era digital adalah era yang menggairahkan bagi teknologi
dan bisnis. Di era ini, semua sektor usaha berubah dari
manual menjadi digitalisasi dalam operasionalnya, tak
terkecuali Usaha Kecil Menengah (UKM).
Digitalisasi diperlukan untuk bertahan dan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Tantangan terbesar yang
dihadapi UKM adalah bagaimana meningkatkan
aksesibilitas UKM untuk go digital dan meningkatkan
kapabilitas UKM agar produknya dapat bersaing dengan
produk luar negeri.
Di Indonesia, beberapa pelaku UKM sudah menerapkan
bisnis digital untuk menjual produknya. Beberapa pemain
memiliki startup, website, atau aplikasi sendiri. Sementara
itu, sebagian dari mereka mengandalkan media sosial, baik
Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, maupun LinkedIn.
Beberapa pelaku UKM di Indonesia memiliki keterampilan
di bidang teknologi; Sayangnya, mereka menggunakan
komputer hanya sebagai alat bisnis, bukan sebagai media
komunikasi atau pemasaran. Penerapan bisnis digital di
Indonesia ditunjukkan oleh The glob al innovation Index
2017, dimana Indonesia menduduki peringkat 87 dari 127
negara dalam inovasi digital. Inovasi digital di sini meliputi
periklanan dan komunikasi digital oleh para pelaku UKM.
Hanya 22% penduduk yang memiliki akses internet, dan
sebagian besar berada di Jakarta. Hal ini menyebabkan
adanya gap dalam bisnis digital yang diadopsi oleh UKM.
Persentase penggunaan website dalam bisnis digital hanya
1,3%, sedangkan 98,7% menggunakan non-website
didominasi oleh WhatsApp. Perlu lebih banyak upaya dan
investasi di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
untuk mendukung UKM sehingga dapat meningkatkan
ekonomi digital Indonesia. (APEC, 2018). Dengan
menggunakan jaringan internet, UKM dapat menyebarkan
kegiatan pemasaran mereka ke pasar internasional. UKM
diharapkan memiliki kemampuan yang dinamis dalam
menghadapi turbulensi lingkungan bisnis saat ini.
Kemampuan dinamis mewakili pendekatan yang cocok
untuk mempelajari efek sistem informasi atau kemampuan
spesifiknya pada organisasi (Ri alti et al., 2019; Contractor
et al. 2016). Pemanfaatan sistem mampu menganalisis big
data dan dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai
masalah yang berkaitan dengan data (Wamba & Mishra,
2017). Sistem analitik dan big data dapat digunakan sebagai
alat dalam mencapai keunggulan kompetitif selama
turbulensi lingkungan (Akter et al., 2016).
Saat ini, kemauan untuk menghadapi perubahan
organisasi diperlukan untuk menerapkan perubahan secara efektif

Hak Cipta © 2020 Para Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Tekan SARL.
Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0 (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/). 129
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 115
program yang dapat dilakukan melalui investigasi kesiapan
individu untuk berubah (Vakola, 2014). Konsep kesiapan untuk
berubah menarik karena reaksi karyawan terhadap perubahan
memainkan peran penting dalam setiap perubahan organisasi
(Oreg et al. 2011; Bartunek et al. 2006). Selain itu, faktor
kesiapan adalah salah satu faktor paling kritis yang terlibat
dalam dukungan karyawan awal untuk inisiatif perubahan
(Armenakis et al.
1993; Holt dkk. 2007).
Selama proses perubahan, perusahaan harus menggunakan
cloud untuk kebutuhan komputasi dan layanan cloud berbasis
blockchain; ini adalah salah satu teknologi paling transformatif
di era saat ini (Prasad et al., 2018).
Layanan cloud biasanya gratis; murah dan memiliki banyak
fungsi sehingga cocok untuk pendidikan dan bisnis (Wang et
al., 2017). Layanan cloud banyak menarik perhatian para
pendidik dan pengusaha karena layanan ini dapat memfasilitasi
kolaborasi yang lebih baik sehingga layanan cloud dapat
meningkatkan kinerja. Dalam sistem bisnis yang semakin
kompleks, diperlukan strategi transformasi karyawan. Mereka
dipersiapkan untuk peran, fungsi, dan keterampilan baru mereka
(Gibson et al., 2015).
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan mengkaji
pentingnya layanan cloud dan kesiapan untuk berubah menuju
kapabilitas dinamis bagi UKM.
1.1. Kapabilitas Dinamis
Kapabilitas dinamis didefinisikan sebagai kemampuan
organisasi untuk menyesuaikan lingkungannya yang berubah
dengan mengkonfigurasi ulang proses dan sumber daya
internal dan eksternal dengan kompetensi yang ada (Eisenhardt
& Martin, 2000; Gaur et al., 2014). Penggunaan teori
kapabilitas dinamis akan memungkinkan seorang peneliti
membongkar big data untuk dianalisis dan disebarluaskan ke
semua orang di organisasi (Rialti et al., 2019).
Kemampuan dinamis adalah agen evaluasi dan perubahan.
Ini memungkinkan perusahaan untuk menilai perubahan apa
yang diperlukan untuk sumber daya mereka dan tetap
kompetitif, terutama untuk lingkungan pasar yang terus
berubah (Wilden et al., 2013). Ketiadaan kapabilitas dinamis
dapat dilihat sebagai ancaman bagi perusahaan untuk
mempertahankan kinerjanya, terutama di lingkungan yang baru
dan terus berubah (Gnizy et al., 2014). Kemampuan dinamis
ditandai dengan pola perilaku perusahaan jangka panjang
untuk memfasilitasi adaptasi (Zollo & Winter, 2002). Namun
demikian, hal tersebut tidak secara langsung mempengaruhi
kinerja perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kapabilitas
dinamis adalah kemampuan suatu organisasi untuk beradaptasi
secara memadai dan tepat waktu dengan lingkungannya.
Organisasi mampu mengubah sumber daya dan tetap
kompetitif dengan menyebarkan pengetahuan kepada semua
orang
dalam organisasi dalam pola jangka panjang yang terus-
menerus. Gnizy et al. (2014) menyatakan bahwa kemampuan
dinamis dapat diukur dengan adaptasi program pemasaran
dan integrasi lokal. Sedangkan Oliva dkk. (2018) mengukur
kemampuan dinamis dengan integrasi keahlian individu dalam
organisasi, budaya, orientasi dan kepemimpinan, dan strategi
perusahaan.
Dimensi lainnya adalah pasar, teknologi, dan regulasi (Park et
al., 2018). Sedangkan sensing, seizing, transforming diukur
oleh Tallott & Hilliard (2016).
Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi
peluang yang muncul dan sumber keunggulan kompetitif baru
dilakukan oleh Kumar et al. (2018). Sedangkan, Schilke et al.
(2018) mengukur kemampuan penginderaan, pembelajaran,
integrasi, dan koordinasi. Peneliti lain Hernández-Linares et
al. (2018), mengukurnya dengan koordinasi yang kuat dan
respon kompetitif terhadap rival (Rehman & Saeed, 2018).
1.2. Layanan Awan
Layanan cloud adalah model untuk menyediakan akses
jaringan di mana-mana, memadai, dan sesuai permintaan
(misalnya, server, jaringan, penyimpanan, aplikasi, dan
layanan) dengan upaya minimal dan interaksi penyedia
layanan (Qadri & Quadri, 2018). Layanan cloud adalah
terobosan teknologi yang menarik dan menarik yang telah
menunjukkan bagaimana kami bekerja, berkolaborasi, dan
berbagi pengetahuan (Mohamed & Pillutla, 2014).
Semua itu tersedia melalui Internet, seperti layanan dokumen
(misalnya dokumen Google) atau layanan hosting file seperti
Dropbox (Wang et al. 2017), penyimpanan cloud, data besar,
mesin pembelajaran, dan komputasi kognitif (Prasad et al.
.2018).
Selain itu, layanan cloud dibangun dari sekumpulan komputer
yang saling terhubung dan tervirtualisasi, sehingga dapat
memberikan sekumpulan layanan yang ditentukan melalui
Service Level Agreement (SLA). Layanan Cloud dapat memberi
pelanggan komputasi berbasis permintaan dan sumber daya
penyimpanan dari pusat data jarak jauh sebagai utilitas (Modi
& Garg, 2019). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
layanan cloud adalah sekumpulan layanan yang menyediakan
akses jaringan di mana saja, memadai, dan sesuai permintaan
terhadap sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi dan
tersedia melalui teknologi berbasis Internet sehingga dapat
menyediakan layanan komputasi dari suatu pusat data jarak
jauh sebagai utilitas.
Qadri & Quadri (2018) menyatakan bahwa pengaruh
layanan cloud dapat diukur dengan menggunakan dimensi On-
Demand Self-Service, Internet Accessibility, Pooled Resources,
Elastic Capacity, dan US age-Based Billing sedangkan
Mohamed & Pillutla (2014) ) menyatakan bahwa dimensi
layanan cloud adalah
130
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 115
Sistem, lapisan protokol semantik, dan sub-lapisan mesin
Virtual. Selain itu, dimensi lain dari layanan cloud menurut
beberapa studi antara lain: memfasilitasi kondisi, self-
efficacy komputer, kolaborasi online, keterlibatan pengguna,
kolaborasi industri, ekosistem yang dinamis, standarisasi
teknologi blockchain, kejelasan peraturan, efisiensi biaya,
efisiensi energi, penanganan bloat blockchain, insentif
penambang, penyelarasan kasus bisnis untuk memblokir
kemampuan rantai, pengembangan rantai samping,
ketersediaan kumpulan bakat rantai blok, kesiapan
kepemimpinan untuk teknologi berbasis konsensus
terdesentralisasi, investasi dan kematangan teknologi,
kepercayaan pada jaringan blockchain, integrasi dengan
layanan cloud lainnya, Plat kontrak pintar yang kuat dan
matang membentuk keamanan blockchain dan kontrol
pengguna , pada data (privasi), ketersediaan, throughput,
waktu dan biaya respons, jaminan kualitas, dan faksi
kepuasan pengguna yang ditingkatkan (Modi & Garg,
2019; Prasad et al. 2018; Wang et al.2017).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang et
al., (2017), terungkap bahwa sikap mereka terhadap
penggunaannya sangat menentukan niat untuk menggunakan kepemimpinan dan visi; (2) komitmen dan sumber daya
layanan cloud. Sikap terhadap penggunaan dipengaruhi
oleh persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang
dirasakan. Kemudahan penggunaan yang dirasakan
dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi, sedangkan
pengaruh sosial mempengaruhi manfaat yang dirasakan.
Lebih lanjut, Qadri & Quadri (2018) menyimpulkan bahwa
layanan cloud sangat ideal untuk sistem e government
karena memberikan penghematan biaya yang memadai
dan ketersediaan yang tinggi dengan kemudahan
pengoperasian, memiliki keamanan yang diperlukan untuk
menjaga kerahasiaan informasi seperti detail pengguna,
nilai, dan seterusnya, yang pada akhirnya meningkatkan
kapabilitas dinamis suatu organisasi (Modi & Garg, 2019;
Mohamed & Pillutla, 2014; Prasad et al., 2018). Dengan
demikian,
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, hipotesis diajukan
sebagai berikut: H1: Semakin tinggi level layanan cloud
organisasi, semakin tinggi kapabilitas dinamis dalam organisasi
1.3. Kesiapan untuk Berubah
Armenakis dkk. (1993) mendefinisikan "kesiapan" sebagai
keyakinan, sikap, dan niat individu mengenai sejauh mana
perubahan diperlukan dan kapasitas organisasi untuk
berhasil berubah. Oleh karena itu, kepemimpinan yang
bertanggung jawab atas perubahan memberikan instruksi
untuk menyusun pesan perubahan yang membahas lima
komponen kesiapan: perbedaan, efikasi, kesesuaian,
dukungan utama, dan valensi pribadi (Hemme et al., 2018).
Selanjutnya, Hemme et al. (2018) menyatakan bahwa
organisasi dalam menerapkan dan mengelola perubahan
harus siap jika tidak mau
usaha mereka gagal. Kesiapan individu untuk berubah
merupakan faktor penentu keberhasilan karena organisasi
hanya berubah dan bertindak melalui anggotanya, bahkan
sebagian besar aktivitas kolektif yang terjadi dalam
organisasi merupakan hasil dari penggabungan aktivitas
atau anggota organisasi (Vakola, 2014). ).
Di tingkat organisasi, kesiapan untuk berubah mengacu
pada komitmen bersama anggota organisasi untuk
mengimplementasikan perubahan dan keyakinan bersama
dalam kemampuan kolektif mereka untuk melakukannya
(Budhiraja, 2019). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesiapan
untuk berubah merupakan keyakinan, sikap, dan niat
individu dalam melaksanakan dan mengelola perubahan
yang ada. Ini mengacu pada komitmen kolektif anggota
organisasi sebagai faktor penentu keberhasilan berdasarkan
keyakinan bersama dalam kemampuan kolektif untuk
beradaptasi dengan perubahan. Dimensi untuk mengukur
kesiapan terhadap perubahan yang pengaruhnya terhadap
kapabilitas dinamis meliputi kepemimpinan, budaya
organisasi, komunikasi, pelatihan, pengukuran, dan sistem
penghargaan (Al Balushi et al. 2014). Antony (2014)
mengidentifikasi lima faktor kesiapan utama, yaitu: (1)
manajemen; (3) strategi perusahaan; (4) fokus pelanggan;
dan (5) memilih orang yang tepat. Peneliti lain, Ulusan et
al. (2018) mengukur kesiapan untuk berubah menggunakan
dimensi: Komitmen manajer untuk berubah karena
implementasi baru; Komitmen karyawan untuk berubah
karena implementasi baru; Komunikasi informasi; Manfaat /
hasil yang jelas (finansial) dari metode kualitas; Definisi
yang jelas tentang persyaratan pelanggan; dan Pengetahuan
dan pelatihan dalam metode kualitas. Selain itu, Vakola
(2014) mengukur pengaruh kesiapan untuk berubah
dengan menggunakan dimensi Core self-evaluations,
perceived impact of change, Trust in management,
Communication climate, dan Job satisfaction. Sementara
itu, Budhiraja (2019) menyatakan bahwa penentu kesiapan
untuk berubah terdiri dari keterlibatan manajemen puncak,
infrastruktur organisasi, atribut karyawan, sikap karyawan,
keterlibatan aktif karyawan, pengembangan keahlian,
interaksi
tersebut.
sosial yang ditingkatkan, dan mensistematisasikan
perubahan. . Penelitian yang dilakukan oleh Chenevert et
al., (2019) menyimpulkan bahwa kesiapan untuk berubah
berhubungan dengan turnover yang lebih tinggi dan intensi
turn over aktual, artinya semakin kurang kesiapan individu
dalam merespon perubahan akan menyebabkan tingkat
absensi dan turnover yang lebih tinggi. Sedangkan menurut
Hemme et al. (2018), kesiapan untuk berubah mempengaruhi
keterlibatan dan kemampuan dinamis organisasi (Ulusan
et al., 2018; Vakola, 2014). Maka, hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
131
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 115
H2 : Semakin tinggi tingkat kesiapan individu untuk
berubah, maka semakin tinggi kapabilitas dinamis
dalam organisasi.
2 METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatori dan
deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
non ran dom sampling dengan metode purposive sampling.
Sebanyak 250 UKM di Indonesia, khususnya di Jawa
Tengah terlibat dalam penelitian ini. Responden adalah
pemilik/pemimpin/pengelola UKM. Kriteria lain yang
digunakan adalah UKM harus memiliki tenaga kerja
minimal 10 orang dan menggunakan teknologi informasi
dalam kegiatan rantai pasoknya, misalnya dalam
pengadaan bahan baku, proses produksi, dan pengiriman
produk ke konsumen. Kuesioner dibagikan kepada
responden, dan daftar pertanyaan disusun berdasarkan
skala pengukuran Likert 1 sampai 5.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Kemampuan dinamis secara operasional
didefinisikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk
beradaptasi secara memadai dan tepat waktu terhadap
lingkungannya. Sedangkan variabel yang diukur adalah
kemampuan Sensing, kemampuan adaptif, kemampuan
belajar, kemampuan berjejaring, kemampuan inovatif,
kemampuan mengintegrasikan, dan kemampuan
koordinasi (Gnizy et al., 2014). Layanan Cloud secara
operasional didefinisikan sebagai serangkaian layanan
yang menyediakan akses jaringan di mana saja, memadai,
dan sesuai permintaan untuk sumber daya komputasi.
Sedangkan variabel yang diukur adalah aksesibilitas
internet, kemanjuran komputer, efisiensi biaya dan energi,
jaminan kualitas, dan peningkatan kepuasan pengguna
(Modi & Garg, 2019; Mohamed & Pillutla, 2014; Prasad
et al., 2018; Qadri & Quadri, 2018; Wang et al.,2017).
Kesiapan untuk berubah secara operasional didefinisikan
sebagai keyakinan, sikap, dan niat individu dalam
menerapkan dan mengelola perubahan yang ada.
Sedangkan variabel yang diukur adalah budaya
organisasi, infrastruktur organisasi, komitmen dan sumber
daya manajemen, dan iklim komunikasi (Al- Balushi et al.,
2014; Antony, 2014; Budhiraja, 2019; Uluskan et al.,
2018; Vakola, 2014). .
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Regresi Berganda dan dapat ditunjukkan pada
persamaan berikut: Dynamic Capability = ÿ + ÿ1Cloud +
ÿ2 Readiness + ÿ
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian masing-masing hipotesis penelitian
dapat dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil Regresi
Variabel Beta Masalah. Sig.
Awan 0,329 sebuah 0.000
Jasa
Kesiapan untuk 0,949 0.000
Perubahan
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa layanan cloud
berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti hipotesis
pertama dalam penelitian ini diterima. Dengan kata lain,
hipotesis bahwa Layanan Cloud mempengaruhi kapabilitas
dinamis terbukti. Hasil hipotesis di atas menunjukkan
bahwa layanan cloud berpengaruh kuat terhadap
kapabilitas dinamis pada UKM. Ketersediaan jaringan,
penyimpanan yang aman, dan kemudahan pengoperasian
komputer akan meningkatkan kemampuan Dinamis.
Selanjutnya juga menunjukkan bahwa Readiness to
Changes berpengaruh positif signifikan terhadap Dynamic
capability. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua
dalam penelitian ini diterima. Artinya “kesiapan”, “sikap”,
dan “niat” individu dan organisasi untuk berubah
merupakan cerminan dari kemampuan dinamis yang
tinggi.
4. KESIMPULAN
Layanan Cloud dan Kesiapan untuk Berubah untuk UKM
berperan dalam kemampuan Dinamis dalam bisnis digital.
Di era digital, UKM harus meningkatkan kapabilitas
dinamisnya. Kapabilitas dinamis hanya dapat dicapai
dengan mempersiapkan setiap perubahan di lingkungan
pasar. Selain itu, UKM harus bisa memanfaatkan
teknologi terbaru yang ada, seperti layanan cloud.
REFERENSI
Akter, S., Wamba, SF, Gunasekaran, A., Dubey, R. & Childe, SJ 2016.
Bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan menggunakan
kemampuan analitik data besar dan penyelarasan strategi bisnis?.
International Journal of Production Economics 182(1) 113-131.
Al-Balushi, S., Sohal, AS, Singh, PJ, Al Hajri, A., Al Farsi, YM & Al Abri,
R. 2014. Faktor kesiapan untuk penerapan lean dalam pengaturan
perawatan kesehatan–tinjauan literatur.
Jurnal Organisasi dan Manajemen Kesehatan 28(2): 135-153.
Antony, J. (2014). Faktor kesiapan untuk perjalanan Lean Six Sigma di
sektor pendidikan tinggi. Jurnal Internasional Produktivitas dan
Manajemen Kinerja 63(2): 257-264.
132
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 115
Armenakis, AA, Harris, SG & Mossholder, KW 1993.
Menciptakan kesiapan untuk perubahan organisasi. Hubungan Hu
man 46(6): 681-702.
Bartunek, JM, Rousseau, DM, Rudolph, JW & De Palma, JA 2006. Di
pihak penerima: pengertian, emosi, dan penilaian terhadap
perubahan organisasi yang diprakarsai oleh orang lain. Jurnal Ilmu
Perilaku Terapan 42(2) 182- 206.
Budhiraja, S. 2019. Kesiapan organisasi untuk perubahan: perhatian
utama untuk usaha kecil dan menengah (UKM) India.
Pengembangan dan Pembelajaran dalam Organisasi. https://
doi.org/10.1108/DLO-09-2018-0118 Chênevert,
D., Kilroy, S. & Bosak, J. 2019. Peran kesiapan perubahan dan
dukungan rekan kerja dalam hubungan stresor peran dan perilaku
penarikan di antara karyawan perawatan kesehatan. Jurnal
Manajemen Perubahan Organisasi. https://doi.org/10.1108/
JOCM-06-2018-0148 Kontraktor, F., Yang, Y. & Gaur,
AS 2016. Perusahaan-spesifik dalam aset berwujud dan profitabilitas
anak perusahaan: peran moderat jarak, strategi kepemilikan dan
pengalaman anak perusahaan. Jurnal Bisnis Dunia 51(6): 950-964.
Eisenhardt, KM & Martin, JA 2000. Kemampuan dinamis: apakah itu?
Jurnal Manajemen Strategis: 1105-1121.
Gaur, AS & Kumar, M. 2018. Pendekatan sistematis untuk melakukan
studi tinjauan: penilaian analisis konten dalam 25 tahun penelitian
IB. Jurnal Bisnis Dunia 53(2): 280-289.
Gibson, CJ, Abrams, KJ & Crook, GF 2015. Transformasi Tenaga
Kerja Manajemen Informasi Kesehatan: Peran Baru, Keterampilan
Baru, dan Pengalaman di Kanada. Perspektif dalam Manajemen
Informasi Kesehatan 1–8.
Gnizy, I., Baker, WE & Grinstein, A. 2014. Budaya pembelajaran
proaktif: Kemampuan dinamis dan faktor kunci keberhasilan UKM
memasuki pasar luar negeri. Tinjauan Pemasaran Internasional,
31(5): 477–505. https://doi.org/10.1108/IMR-10- 2013-0246
Hemme, F., Bowers, MT & Todd, JS 2018. Ubah pembacaan sebagai
lintasan fluida: studi kasus ganda longitudinal. Jurnal Manajemen
Perubahan Organisasi 31(5): 1153–1175. https://doi.org/10.1108/
JOCM-07-2017- 0284
Hernández-Linares, R., Kellermanns, FW & López- Fernán dez, MC
2018. Dynamic Capabilities and SME Performance: The Moderating
Effect of Market Orientation. Jurnal Manajemen Usaha Kecil 00: 1–
26. https://doi.org/10.1111/jsbm.12474
Holt, DT, Armenakis, AA, Field, HS & Harris, SG
2007. Kesiapan untuk perubahan organisasi. Jurnal Ilmu Perilaku
Terapan 43(2) 232-255.
Kumar, V., Gaur, A., Zhan, W. & Luo, Y. 2018. Evolusi bersama
perusahaan multinasional dan pesaing lokal di pasar negara berkembang. https://doi.org/10.1108/ EL-02-2016-0046 Wilden, R., Gudergan,
Tinjauan Bisnis Internasional, 25 Agustus (dalam pers).
Modi, KJ & Garg, S. 2019. Pendekatan berbasis QoS untuk perjodohan,
pemilihan, dan komposisi layanan cloud menggunakan Semantic
Web. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi 21(1): 63–89. https://
doi.org/10.1108/JSIT-01-2017-0006 Mohamed, MA & Pillutla, S.
2014. Komputasi awan: platform kerja sama
hijau untuk masyarakat pengetahuan.
VINE 44(3): 357–374. https://doi.org/10.1108/VINE-07-
2013-0038
Oliva , F. , Couto , MHG , Santos , RF & Bresciani , S. 2018 .
Integrasi antara manajemen pengetahuan dan kapabilitas dinamis
dalam organisasi yang gesit. Keputusan Manajemen. https://doi.org/
10.1108/MD-06-2018-0670
Oreg, S., Vakola, M. & Armenakis, A. 2011. Ubah reaksi penerima
terhadap perubahan organisasi: tinjauan studi kuantitatif selama
enam puluh tahun. Jurnal Ilmu Perilaku Terapan 47(4) 461-524.
Park, HY, Misra, K., Reddy, S., Jaber, K., Park, HY, Misra, K. & Jaber,
K. 2018. Pendorong dan kinerja inovasi perusahaan keluarga:
pendekatan kapabilitas dinamis. Jurnal Manajemen Bisnis Keluarga.
https://doi.org/10.1108/JFBM-11-2017-0039 Prasad, S., Shankar,
R., Gupta, R. & Roy, S. 2018. Pemodelan TISM
dari faktor penentu keberhasilan layanan cloud berbasis blockchain.
Journal of Advances in Management Research 15(4): 434–456.
https://doi.org/10.1108/JAMR-03- 2018-0027
Qadri, MN & Quadri, SMK 2018. Pemetaan cloud computing pada
sistem e-governance universitas. Jurnal Internasional Komputasi
Cerdas dan Pemetaan Sibernetika 11(1): 141–162. https://
doi.org/10.1108/IJICC-11-20160048 Rehman, KU & Saeed, Z.
2018. Dampak Kemampuan Dinamis terhadap Kinerja Perusahaan:
Peran Pemoderasi Kompetensi Organisasi. Sukkur IBA Jurnal
Manajemen dan 2(2):20.
Business,
hhttps://doi.org/10.30537/sijmb.v2i2.92
Rialti, R., Marzi, G., Ciappei, C. & Busso, D. 2019. Big data dan
kapabilitas dinamis: analisis bibliometrik dan sistem tematik
kemampuan tinjauan pustaka. Keputusan Manajemen. https://
doi.org/10.1108/MD-07-2018-0821 Schilke, O., Hu,
S. & Helfat, CE 2018. Bagaimana, kapabilitas dinamis? Tinjauan
analitik konten tentang keadaan pengetahuan saat ini dan
rekomendasi untuk penelitian di masa depan.
Sejarah Akademi Manajemen 12(1): 390-439.
Tallott, M., & Hilliard, R. 2016. Mengembangkan kemampuan dinamis
untuk pembelajaran dan internasionalisasi: Studi kasus diversifikasi
dalam UKM. Jurnal Manajemen Baltik 11(3): 328–347.
Uluskan, M., McCreery, JK & Rothenberg, L. 2018. Dampak praktik
manajemen mutu terhadap kesiapan perubahan akibat penerapan
mutu baru. Jurnal Internasional Sigma
Bersandar Enam 9(3): 351–373.
https://doi.org/10.1108/IJLSS-05-2017-0049
Vakola, M. 2014. Apa untungnya bagi saya? Kesiapan individu untuk
berubah dan dampak yang dirasakan dari perubahan organisasi.
Jurnal Kepemimpinan dan Organisasi 35(3): 195–209. https://
doi.org/10.1108/LODJ-05-2012-0064 Wamba, SF & Mishra,
D. 2017. Integrasi data besar dengan proses bisnis: tinjauan literatur.
Jurnal Manajemen Proses Bisnis 23(3): 477-492.
Wang, CS, Jeng, YL & Huang, YM 2017. Apa yang memengaruhi guru
untuk terus menggunakan layanan cloud? Peran memfasilitasi
kondisi dan pengaruh sosial. Perpustakaan Elektronik 35(3).
SP, Nielsen, BB & Lings, I. 2013.
Kemampuan dan Kinerja Dinamis: Strategi, Struktur, dan
Lingkungan. Long Range Planning 46(1– 2): 72–96 Zollo, M. &
Winter, S. 2002. Pembelajaran yang disengaja dan evolusi kapabilitas
dinamis. Ilmu Organisasi 13(3):
339-351
133