Anda di halaman 1dari 18

LATAR BELAKANG

• Manfaat pemilikan (pendapatan, makanan, Lapker, rabuk, pemanfaatan


limbah, nilai sosial dan hiburan).
• Lebih dari 30% pop kambing dan 78% domba, tersebar di pulau Jawa.
• Pemeliharaan di Indonesia tampaknya tidak lebih sekedar kegemaran
apabila orang melihat faktor seperti : Tenker, penanaman modal, jumlah hasil
yang dikonsumsi dan jumlah kehidupan sosial petani kecil.
• Tujuan usaha tidak lagi sekedar usaha sampingan untuk tabungan atau
hobi, tetapi diarahkan sebagai usaha – usaha pokok yang dapat diandalkan
untuk sumber pendapatan utama bagi keluarga, bahkan lebih di upayakan
menjadi pola industri bagi Indonesia.

• Peningkatan konsumsi dan permintaan daging kambing dan domba makin


tinggi diperkotaan dan pedesaan akibat peningkatan pendapatan dan
perubahan selera.

• Manfaat sosek ( 30% petani memelihara Ruminansia kecil di Jabar)


sumbangan total pendapatan usaha tani 17,24%, bahkan merupakan pop,
tersebar di Indonesia.
SISTEM MANAJEMEN (PENGELOLAAN)
Hampir semua ternak Ruminansia kecil di Indonesia sistem
manajemen dewasa ini cara tradisional dan dipelihara oleh peternak
kecil. Sistem produksinya merupakan usaha tambahan dari produksi
tanaman pangan, memanfaatkan limbah tanaman dan limbah
pertanian lainnya.

I. PERKANDANGAN

➢ Sebelum memulai memelihara, pembuatan kandang harus


dipertimbangkan.

➢ Kandang tidak dibangun pada tempat dimana arah angin atau


pada tanah yang lebih tinggi dari lokasi.

➢ Merupakan hal yang sangat penting untuk keefisiensi reproduksi,


misalnya saat perkawinan, saat kebuntingan dan melahirkan,
menyusui dan pemeliharaan anak terutama setelah sapih.
➢ Ada beberapa jenis bentuk kandang, yaitu:
1) Di daerah sering banjir, peternak membangun sangat tinggi dipermukaan
tanah (Sumatera, Kalimantan)
2) Di daerah lain menempatkan di bawah atau di dalam rumah. Rumah peternak
dibangun 2-3 m diatas tanah dimana ternak langsung dibawahnya atau kandang
berdekatan dengan dapur menempel pada salah satu tembok rumah.
3) Jenis kandang dibangun setinggi permukaan tanah, jenis lantai dapat dibuat
dari beton kasar, tanah dan sisa pakan.
➢ Bentuk kandang panggung lebih biasa dipergunakan pada daerah tropis, curah
hujan dan temperatur tinggi. Tipe ini melindungi ternak dari basah dan
memberikan kemudahan pengumpulan kotoran dan urine = sisa pakan untuk
rabuk. Lantai biasanya terdiri dari belahan bambu/kayu, sehingga kotoran dan
urine jatuh kebawah.
➢ Umumnya dapat dibuat/dibangun sangat sederhana dari bahan lokal yang
murah mudah didapat dan ekonomis serta tahan lama.
➢ Kebanyakan kandang di daerah tropis mempunyai dinding terbuka untuk
ventilasi yang lebih baik, untuk membuang panas dan kelembaban (dari ternak dan
kotorannya).
➢ Adapun bahan yang jenis/bentuk kandang dipergunakan harus memberikan sinar
matahari yang cukup, ventilasi yang baik, drainase dan gampang dibersihkan.
1). Petak Kandang

• Biasanya peternak memelihara ternak didalam satu


kandang, hal demikian mempunyai kerugian yaitu:
Jenis ternak yang berbeda membutuhkan kualitas dan
kuantitas pakan berbeda, seperti contoh ternak yang
baru disapih, induk bunting dan saat menyusui
memerlukan pakan yang baik.

• Ternak jantan akan mengganggu ternak lain, seperti


contoh, akan terjadi betina muda dikawinkan terlalu
dini.

• Maka kandang harus disekat ( dianjurkan paling tidak


empat petak dalam satu kandang: pejantan, ternak
bunting, menyusui dan baru melahirkan).
2). Penampungan Kotoran
• Di beberapa daerah dimana peternak menanam sayuran
dan pertanian lainnya, rabuk kandang merupakan limbah
yang sangat penting didalam pemeliharaan ternak. Rabuk
kandang tersebut memperbaiki struktur tanah dan
meningkatkan produktivitas tanaman.
• Kotoran ternak kambing dan domba terdiri dari
bulatan kecil yang kering yang langsung jatuh diantara
belahan bambu lantai kandang,.

• Peternak membuat lubang di bawah kandang untuk


mengumpulkan kotoran.
• Kotoran dan sisa pakan dapat dijadikan kompos yang
bernilai tinggi untuk memperbaiki struktur tanah dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
II. PERKAWINAN
• Peternak memilih ternak betina dibanding jantan karena ternak betina
dapat beranak, sedangkan satu pejantan dapat kawin dengan sejumlah
besar betina, dapat dibiakkan setiap saat dalam satu tahun.
• Pengamatan menunjukkan bahwa ketegaran, stamina (kekuatan) dan
kemampuan pejantan dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dan
pengelolaan yang cukup. Pejantan harus diberi pakan yang baik tapi jangan
terlampau gemuk karena bila terlalu gemuk dapat mengurangi libido dan
ketangkasan dalam perkawinan.
• Pemeliharaan pada petak kandang yang kecil juga bisa mengakibatkan
penekanan nafsu birahi (libido).

• Persiapan ( beri makan khusus setiap hari selama 3 minggu menjelang


dikawinkan, tujuannya adalah: menjaga stamina tubuh, anak yang
dihasilkan meningkat (10-20%) dan gunting bersih atau cukur bulu
disekitar pantat, ekor dan alat kelamin).

• Pelaksanaan: 1) individu, 2) kelompok ( pejantan dibiarkan hidup


bersama-sama sekelompok betina dalam satu kandang atau dilapangan
rumput selama 2 bulan.
1. Umur Pada Perkawinan Pertama
• Walaupun K dan D yang diberikan pakan yang baik dapat dikawinkan pada
umur 7-8 bulan, barangkali dibawah kondisi pedesaan dimana pertumbuhan
terlambat, ternak sebaiknya jangan dikawinkan dibawah umur 1 tahun.

• Dalam kenyataan, banyak ternak tidak dikawinkan pada umur 12 bulan,


sudah tentu harus di ingat bahwa lebih awal anak didapat lebih pendek
masa pertumbuhannya, yaitu tingkat hidup ternak tidak produktif.

• Sampai saat ini belum diketahui apakah betina yang terlalu muda
mempunyai kelainan pada saat melahirkan dan apakah merupakan induk
yang kurang baik.
2. Interval Kelahiran ( Jarak Antara Kelahiran)
• Merupakan pencerminan sifat-sifat reproduksi yang banyak berpengaruh
terhadap produksi anak.

• Interval anak pada ternak jenis lokal rata-rata 200 hari, walaupun
ternak tersebut dipelihara dalam keadaan pakan yang kurang baik ( pakan
untuk maintenans). Tetapi kenyataanya, interval kelahiran ternak dipelihara
di pedesaan lebih lama. Keadaan ini hampir dapat dipastikan karena ternak
betina saat estrus tidak bertemu pejantan dan disebabkan karena
ketidaktahuan peternak atau keterbatasan waktunya.
• Panjang pendeknya interval akan mempengaruhi tingkat
produktivitas rata-rata kelompok K dan D per tahun, ini
dipengaruhi oleh faktor genetik, tersedia pejantan dan tipe
ternak.

• Contoh; kambing tipe pedaging mempunyai interval lebih pendek


dibanding ternak kambing perah dan dwiguna, hal ini dikarenakan
lamanya laktasi. Hasil penelitian menyimpulkan kambing seanen
nyata lebih lama dibanding kambing tonggenburg (
Carmenate,1977). Sitorus dan Siregar (1978), menyatakjan
faktor yang mempengaruhi interval bangsa, umur induk, tingkat
pemberian pakan, hasil suatu kebuntingan dan tersedia pejantan
serta pengetahuan peternak dalam mengawinkan ternak. Farizal
(2002) ada kecendrungan bahwa interval kelahiran anak tunggal
lebih panjang dibanding kembar, hal ini erat kaitannya dengan
pakan yang tersedia serta keterampilan peternak dalam
penyapihan. Karena pada anak dilahirkan tunggal produksi air susu
menjadi berlebih dibanding kembar. Kelebihan ini perlu penanganan
sebaik mungkin sehingga masa laktasi induk beranak tunggal akan
relatif sama dengan induk beranak kembar.
III. PEMELIHARAAN (TATALAKSANA RUTIN)
1. Saat Beranak
Kebutuhan gizi selama bunting harus diberikan pakan dengan
gizi yang baik,. Dipisahkan dari kelompok penting untuk diingat bahwa
ternak yang baru lahir harus diberikan minum Colustrum yang cukup,
karena merupakan satu-satunya sumber antibodi yang dapat melawan
beberapa penyakit, disamping sebagai sumber energi.

• Apabila anak yang baru lahir tidak menyusu dalam waktu 3 jam setelah
dilahirkan, maka hal yang sangat penting adalah mengajar menyusu
dengan memegang induk dan mengarahkan mulut anak ke arah puting
susu induknya. Bila tidak maka insting menyusu akan berhenti dan anak
akan mati.

• Anak K dan D akan mulai menjilat, makan sedikit pakan padat seperti
hijauan dan konsentrat pada saat umur 1 minggu dan keadaan tersebut
mamacu perkembangan rumen. Rumen berfungsi penuh terjadi setelah
3-4 minggu.
• Induk yang baik dapat menyuplai air susu 6-8 minggu.
2. Penyapihan

Adalah logis untuk menerima suatu sistem


pengelolaan yang mendorong ternak muda untuk
mengkonsumsi sebanyak mungkin pakan padat berkualitas
tinggi segera mungkin.
• Biasanya penyapihan dilakukan pada umur 3 bulan
• Penyapihan memberikan kesempatan bagi peternak untuk
memilih pakan yang baik untuk ternak muda.

• Keuntungan dari pengaturan penyapihan adalah: 1) Induk


tak banyak kehilangan BB, 2) Siklus beranak dapat
dipercepat, 3) makanan efisien, 4) dapat meningkatkan
produksi anak oleh induk pertahun.
3. Pemotongan Kuku dan Memandikan
Penting untuk ternak dikandangkan karena tidak cukup
terjadinya pengausan dan kuku ternak dapat tumbuh terlalu panjang,
mengakibatkan kuku pecah, luka dan infeksi.

• Keadaan ekstrim ternak merasakan ketidak nyamanan pada saat


berdiri danberjalan serta akan berbaring dan tidak dapat memakan
pakan yang cukup.

• Ternak jantan akan mengalami kesulitan dalam mengawini betina


birahi.

• Demikian juga ternak yang tidak dimandikan, bulunya akan kusam


dan dapat menyebabkan ternak tidak sehat.

• Pemandian ternak merupakan salah satu faktor yang cukup penting


untuk diperhatikan agar ternak sehat dan baik hasilnya.
• Ada 3 hal yang membedakan dalam memandikan
domba dibanding kambing, masing-masing tujuan
mempunyai cara tersendiri dalam pelaksanaannya:
1) Jika menghendaki hasil pencukuran woll bersih dan
mudah dalam pencukuran, perlu dimandikan terlebih dahulu
4 hari sebelum dicukur

2) Membrantas parasit kulit/kuku

3) Memandikan dalam air dicampur obat asuntol

4) Penyemprotan larutan obat pada bagian tubuh hingga


rata

5) Menurunkan suhu tubuh sekaligus membersihkan badan


4. Penyisihan ( Culling )
Penting untuk dapat memilih ternak dengan trampil dan
pertimbangan untuk keperluan pembibitan.
• Pemilihan berdasarkan penampilan luar disarankan untuk mengambil
sistem yang pasti sehingga tidak akan terjadi kekeliruan yang
berlebihan.
• Penilaian umum dilakukan pada seluruh bagian tubuh ternak, yang
diamati mulai kepala, punggung, keempat kaki, gigi, dan alat
reproduksi (alat kelamin).
5. Pengebirian/Kastrasi
Dilakukan jika tidak akan dijadikan pejantan, dalam program
pemuliabiakan efek kastari bila tersedia pakan yang baik, meningkatkan
kualitas daging.
• Melakukan pemotongan testes dan mematikan sel-sel jantan.
• Tujuannya untuk mempertahankan kualitas daging, untuk menghindari
jantan yang genetiknya jelek mengawinkan betina, memudahkan dalam
pemeliharaan.
• Caranya: dilakukan cara tertutup yaitu Elastrator dan tang Burdizzo, dan
cara terbuka yaitu operasi.
6. Pencukuran, Mengetahui Suhu Tubuh
Domba yang dipelihara dalam kandang tidak
mempengaruhi pertambahan BB, konsumsi air, pakan, suhu,
kecepatan, pernapasan dan denyut nadi, tapi berpengaruh pada
ternak yang dipelihara di alam bebas dan terkena sinar matahari
langsung seperti ditambak dan digembalakan.
• Dalam penelitian di SULSEL pada kambing kacang, ditemukan
bahwa ternak yang dipelihara selama musim panas (34-35 C) pada
tengah hari dilokasikan tanpa peneduh dan hanya dibatasi pagar
menunjukkan peningkatan suhu tubuh, respirasi, secara nyata pada
tengah hari dibanding dengan ternak yang diteduhkan, lebih jauh,
angka ovulasi pada ternak yang terkena sinar matahari langsung
lebih rendah dari pada yang tidak. Terdapat beberapa petunjuk
bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh rendahnya pengeluaran
hormon gonadotropin, lama estrus dan panjang siklus estrus tidak
berpengaruh.
• Perbedaan tipe kandang (perbedaan ketinggian diatas
permukaan tanah) lantai bersekat-sekat/padat,
perbedaan tipe atap, berdinding atau tanpa dinding
tidak berpengaruh pada penampilan, suhu tubuh,
kecepatan pernapasan, tetapi mungkin kondisi
lingkungan pada berbagai tipe kandang yang tidak jauh
berbeda.
• Pencukuran woll atau bulu merupakan suatu
keharusan, karena mempunyai pengaruh baik pada
pemeliharaan.
• Manfaatnya: menghilangkan sarang-sarang, kutu
penghisap darah, memperbaiki kualitas daging pada
domba potong, ,memperbaiki kualitaas spermatozoa.

• Sebaiknya dilakukan pencukuran pada musim


kemarau.
IV. PENCATATAN PRODUKSI (RECORDING)

• Merupakan tatalaksana yang penting untuk keperluan seleksi.

• Prestasi reproduksi yang dicapai oleh ternak dan catatan


khusus yang diperlukan harus dicatat seperti: jumlah anak
lahir, no bapak, induk, bobot lahir, bobot sapah, tanggal lahir
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai