Anda di halaman 1dari 5

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA GRINTING PADA MASA COVID-19

MELALUI KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYURAN KANGKUNG

Pendahuluan

Grinting adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes,
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Desa Grinting terletak di daerah pantai utara, meupakan
daerah yang berupa dataran rendah. Di lihat dari peta Desa Grinting terletak dan berbatasan
langsung dengan laut jawa dibagian utara. Desa ini terletak di sebelah barat ibu kota Kecamatan
Bulakamba atau 13 Km dari ibu kota Kabupaten Brebes. Aksesibilitas desa ini tergolong tinggi,
karena letak yang persis disebelah jalan pantura serta memiliki akses jalan yang cukup bagus.
Desa ini terletak di antara Desa Kluwut dan Desa Bulakamba. Secara administratif, Desa
Grinting terdiri dari 5 RW dan 56 RT. Desa ini memiliki luas 1.475.981 Hektar dengan
penduduk sebanyak 17.151 (wikipedia.org)

Mayarakat di Desa Grinting sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sawah,
petani tambak dan nelayan. Pada umumnya masyarakat Desa Grinting menggunakan lahannya
untuk menanam padi, penanaman padi secara tradisional dengan meggunakan media tanah. Hal
ini dilakukan bergantian dengan tanaman jagung untuk menghindari serangan hama terhadap
tanaman yang sedang ditanam. Oleh karena itu untuk menambah pasokan sayuran diperlukan
inovasi yang mudah untuk diberikan kepada masyarakat.

Sayur organik merupakan salah satu sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia. Ada
beberapa kandungan gizi pada sayur yang tidak terdapat pada sumber bahan makanan lain. Sayur
mengandung banyak serat yang memiliki banyak peranan dalam proses pencernaan. Serat dapat
melancarkan perncernaan serta dapat mencegah dan mengurangi resiko timbulnya beberapa
penyakit (Jahari dan Sumarno, 2001). Apalagi saat ditengah wabah pandemi ini, kita sangat
membutuhkan sayuran sebagai makanan yang memiliki gizi untuk tetap menjaga sistem imun
kita.

Budidaya kangkung darat dapat dilakukan di lahan sempit dengan memanfaatkan


penggunaan media tanam dalam polibag. (Iskandar 2018) menjelaskan bahwa budidaya
kangkung dalam polybag lebih efisien dan menguntungkan secara ekonomi. Selanjutnya dalam
budidaya dalam polibag diperlukan media tanam yang sesuai. Media tanam memiliki tiga fungsi
utama yaitu: 1) menyediakan ruang udara dan air; 2) membantu memaksimalkan pertumbuhan
akar; dan 3) secara fisik dapat menegakkan tanaman (Bilderback et al. 2005)

Apabila suatu daerah sudah menerapkan lockdown atau PSBB (Pembatasan Sosial
Bersekala Besar) kemungkinan besar akan menghambat adanya distribusi pasokan makanan atau
sayuran. Dimana kita sebagai manusia seharusnya makan 3x sehari untuk memenuhi kebutuhan
gizi seimbang dan menjaga kesehatan serta menjaga sistem kekebalan tubuh. Di masa pandemi
ini kita dituntut untuk selalu menjaga kebersihan diri serta memastikan makanan yang kita
makan memiliki gizi yang seimbang. Apalagi jika membeli bahan makanan di pasar yang
biasanya sudah dipegang oleh penjual dan pembeli lainnya. Untuk mengantisipasi hal yang tidak
di inginkan dan memastikan kebersihan pada bahan makanan seperti sayuran, akan lebih baiknya
jika melakukan budidaya sayuran sendiri. Dimana perawatan dan mutu kebersihannya sudah
dipastikan aman, karena diri sendirilah yang merawat dan memanennya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi untuk meningkatkan ketahanan
pangan keluarga di masa pandemik covid-19 dan meningkatkan pengetahuan kepada ibu-ibu
rumah tangga Desa Grinting Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes tentang sistem pertanian
dengan media tanah dan menggunakan pollybag. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana
tukar informasi sehingga mampu meningkatkan keterampilan yang akan berdampak pada
kemandirian masyarakat ditengah masa pandemi covid-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dalam hal ini adalah pelatihan budidaya sayuran kangkung
menggunakan media tanah dan polybag yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas
Negeri Semarang di Desa Grinting Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes diikuti 5 orang
peserta dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Kegiatan pelatihan ini
dilakukan selama 1 hari penuh yaitu pada tanggal 8 Agustus 2020. Dimana sebelum melakukan
pelatihan, peserta diberikan arahan dan materi terkait hal apa saja yang dibutuhkan dan apa yang
harus dilakukan oleh peserta pada saat proses pelatihan berlangsung. Hal tersebut dilakukan guna
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan budidaya sayuran secara mandiri, selain daripada
hal tersebut adalah untuk menghindari kebingungan antar peserta.

Sasaran peserta pelatihan budidaya sayur kangkung ini diutamakan adalah Ibu Rumah Tangga
yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani atau yang suaminya bekerja sebagai petani.
Dimana mayoritas dari mereka adalah petani sayur-sayuran, yang diantaranya adalah jagung,
cabai, tomat, dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, tujuan dengan melibatkan Ibu – ibu Rumah
Tangga sebagai sasaran utama pelatihan budidaya sayur kangkung ini adalah untuk
meningkatkan kreativitas bercocok tanam serta meningkatkan pengetahuan akan kebutuhan gizi
seimbang di tengah pandemic covid 19. Karena seperti yang kita ketahui bahwa kedudukan Ibu
di dalam sebuah Rumah Tangga sangat penting sekali dalam mengatur segala hal, termasuk
kaitannya dengan kebutuhan akan gizi seimbang. Apalagi selama masa pandemi ini kita dituntut
untuk selalu hidup sehat.

Selama proses pelatihan berlangsung, peserta sangat aktif mengikuti rangkaian kegiatan yang
berlangsung. Bahkan saat penyaji mulai mempraktekkan terkait apa yang harus dilakukan,
mereka dengan sangat serius memperhatikan apa yang disampaikan dan dilakukan oleh penyaji.
Terkadang mereka juga menanyakan hal – hal yang kurang dipahami dari penjelasan yang telah
penyaji sampaikan. Antusiasme yang besar juga ditunjukan oleh peserta pelatihan, hal tersebut
terlihat dari ketidak sabaran peserta pada saat penyaji mulai menginstruksi mereka untuk
melakukan sendiri sesuai dengan langkah – langkah yang telah disampaikan. Bagi para peserta
yang dominannya adalah Ibu – Ibu rumah tangga, hal ini tentu sangat bermanfaat sekali. Karena
selain untuk mengisi kegiatan selama di rumah saja, mereka juga mendapatkan pengetahuan baru
di tengah pandemic yang segala sesuatunya serba menyulitkan.

Berdasarkan pemantauan dari mahasiswa sebagai pelaku pelatihan, saat mereka diinstruksikan
untuk melakukan penanaman sendiri, mereka terlihat cukup baik dalam mempraktekkannya.
Peserta pelatihan juga menyambut dengan baik dan antusias akan adanya pelatihan budidaya
sayuran kangkung ini, selain dari prosesnya yang tidak rumit, alat dan bahan yang dibutuhkan
juga sangat mudah ditemui. Setelah dilakukan proses pelatihan, peserta mengakui bahwa
pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka serta menambah pengetahuan baru akan adanya
budidaya sayuran konsumsi di rumah sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa respon
yang mereka tulis di akhir acara kegiatan.

Hasil kegiatan mahasiswa dalam melakukan pelatihan budidaya sayuran kangkung menggunakan
media tanah dan polybag sudah cukup baik. Adapun indikator keberhasilan dari kegiatan
pemberdayaan Ibu rumah tangga Desa Grinting pada masa pandemic covid 19 melalui kegiatan
budidaya sayuran kangkung didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah 1) Minat peserta,
tanpa adanya minat dan dukungan dari peserta pelatihan, khususnya warga Desa Grinting Rt 04
Rw 02, tentu proses pelatihan budidaya ini tidak akan berlangsung, 2) Kesadaran peserta, seluruh
peserta pelatihan pada hakikatnya menyadari bahwa pelatihan ini bermanfaat bagi mereka
terutama di masa covid 19 ini yang sepatutnya kita harus memperhatikan asupan makanan yang
akan masuk ke tubuh kita agar tubuh tetap sehat da tidak mudah sakit.

Gambar 1. Respon salah satu peserta


Gambar 2. Proses pengarahan dan pemberian materi kepada peserta

Gambar 3. Proses pelatihan penanaman oleh peserta

Gambar 4. Tanaman kangkung yang sudah tumbuh


DAFTAR PUSTAKA
Bilderback, Ted E., Stuart L. Warren, James S. Owen, and Joseph P. Albano. 2005. “Healthy
Substrates Need Physicals Too!” HortTechnology 15(4): 747–51.
Iskandar, Aceng. 2018. “OPTIMALISASI SEKAM PADI BEKAS AYAM PETELUR
TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea
Reptans).” MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan
Agribisnis 1(3): 245.
Jahari, AB, Sumarno, I (2001). Epidemiologi konsumsi Serat di Indonesia. Bogor, Gizi
Indonesia.
Masdor dkk. 2019. Pelatihan Penanaman Budidaya Tanaman Holtikultural Kangkung
(Ipomea.Sp) Dan Bayam(Amaranthus.Sp) Di Kelurahan Pondok Jagung Timur. Prosiding
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ.
http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat

Anda mungkin juga menyukai